i
Merupakan suatu kebanggan bagi Tim Penyusun atas selesainya Laporan Akhir Kajian
Length Of Stay (LOS) di Kota Yogyakarta tahun 2020. Adapun maksud dan tujuan dari
penyusunan kajian ini adalah mengetahui lama tinggal kunjungan wisatawan di kota Yogyakarta
baik wisatawan nusantara dan mancanegara. Data tersebut nantinya menjadi dasar
langkah-langkah kebijakan yang akan diambil oleh Dinas pariwisata Kota Yogyakarta maupun
dinas-dinas yang terkait lainnya.
Kami ucapkan terimakasih kepada Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, dan semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan laporan Length Of Stay (LOS) lama tinggal wisatawan
Kota Yogyakarta tahun 2020. Tim penyusun menyadari bahwa penyusunan kajian ini masih jauh
dari harapan, untuk itu tanggapan, saran maupun kritik yang bersifat membangun sangat kami
harapkan guna perbaikan dan penyempurnaan penyusunan kajian ini di masa yang akan
datang.
Demikian laporan ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dalam penyusunan laporan kunjungan wisatawan di kota Yogyakarta tahun
2020.
Desember 2020
ii
DAFTAR TABEL ... iii
Daftar gambar... iv
PENDAHULUAN... 1
1.1.
Latar Belakang ... 1
1.2.
Tujuan dan Sasaran ... 4
1.2.1.
Tujuan... 4
1.2.2.
Sasaran ... 4
1.3.
Lingkup Kegiatan ... 5
1.4.
Landasan Hukum ... 5
1.5.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ... 6
1.6.
Sistematika Pembahasan ... 7
KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL ... 9
2.1.
Tinjauan Dasar Hukum dan Kebijakan ... 9
2.2.
Wisatawan dan Produk Wisata ... 19
2.3.
Lama Tinggal Wisatawan (Length of Stay) ... 22
2.4.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Lama Tinggal Wisatawan (Length of
Stay) ... 23
METODE PENELITIAN ... 31
KAJIAN LENGTH OF STAY (LOS) ... 31
3.1.
Populasi ... 31
3.2.
Teknik Pengambilan Sampel ... 31
3.3.
Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.4.
Teknik Pengukuran Lama Tinggal Wisatawan (Length of Stay) ... 52
3.5.
Pengolahan Data ... 54
ANALISIS LENGTH OF STAY (LOS) WISATAWAN KOTA YOGYAKARTA ... 56
4.1.
Lama Tinggal Wisatawan ... 56
4.2.
Lama Tinggal Wisatawan Kota Yogyakarta 2020 ... 63
BAB V ... 71
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 71
5.1
Kesimpulan ... 71
5.2
Rekomendasi ... 72
iii
Tabel 1.1 Data Jumlah Kunjungan Wisatawan Kota Yogyakarta Tahun 2015-2019………..1
Tabel 1.2 Realisasi Kunjungan dan Lama Tinggal Wisatawan Sesuai RPJMD Kota Yogyakarta……….4
Tabel 2.1 Target Sasaran Kunjungan dan Lama Tinggal Wisatawan……….19
Tabel 3.1 Daftar Hotel Bintang Kota Yogyakarta……….34
Tabel 3.2 Daftar Hotel non Bintang Kota Yogyakarta………40
Tabel 3.3 Kuesioner Untuk Wisatawan yang Berkunjung ke Kota Yogyakarta……….50
Tabel 4.1. Lama Tinggal Wisatawan Kota Yogyakarta Pada Januari–Desember 2020………...55
Tabel 4.2 Rata-Rata Lama Tinggal Wisatawan Kota Yogyakarta Pada Januari–Desember 2020………..62
iv Gambar 4.1 Lama Tinggal Wisatawan di Kota Yogyakarta Tahun 2020………..58 Gambar 4.2 Rata-Rata Lama Tinggal Wisatawan di Hotel Bintang dari Januari–Desember 2020………59 Gambar 4.3 Rata-Rata Lama Tinggal Nusantara di Hotel Bintang dari Januari–Desember 2020………...59 Gambar 4.4 Rata-Rata Lama Tinggal Mancanegara di Hotel Bintang dari Januari–Desember 2020…...60 Gambar 4.5 Rata-Rata Lama Tinggal Wisatawan di Hotel Non Bintang dari Januari–Desember …..………60 Gambar 4.6 Rata-Rata Lama Tinggal Nusantara di Hotel Non Bintang dari Januari–Desember 2020….61 Gambar 4.7 Rata-rata Lama Tinggal Mancanegara di Hotel Non Bintang januari-Desember 2020………...61 Gambar 4.8 Perbandingan Lama Tinggal Wisatawan Mancenegara di Hotel Bintang 2019-2020………....63 Gambar 4.9 Perbandingan Lama Tinggal Wisatawan Nusantara di Hotel Bintang 2019-2020……….64 Gambar 4.10 Perbandingan Lama TInggal Wisatawan Mancanegara di Hotel Bintang 2019-2020………..65 Gambar 4.10 Perbandingan Lama TInggal Wisatawan Nusantara di Hotel Bintang 2019-2020………65
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pariwisata merupakan sektor yang sangat potensial untuk dikembangkan. Selain sebagai penghasil devisa, pariwisata telah berkontribusi untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup luas sehingga kesejahteraan masyarakat juga meningkat. Untuk itu, banyak daerah yang mengandalkan sektor pariwisata sebagai alat dalam pembangunan ekonomi, termasuk juga Kota Yogyakarta.
Disamping sebagai Kota Perjuangan dan Kota Budaya, Kota Yogyakarta dikenal sebagai daerah tujuan terkemuka. Bangunan-bangunan cagar budaya dan bersejarah masih terawat dengan baik. Begitu juga dengan potensi wisata perbelanjaan di sepanjang Jalan Maliboro. Bahkan sampai saat ini, masyarakat Kota Yogyakarta masih memegang teguh tatanan kehidupan masyarakat Jawa, yang tercermin di dalam kegiatan adat-istiadat, bahasa, sosial kemasyarakatan, hingga keseniannya. Hal ini tentu juga memperkuat citra Kota Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata yang ‘istimewa’. Keistimewaan tersebut diharapkan makin memperkuat kualitas destinasi, industri, maupun kelembagaan kepariwisata di Kota Yogyakarta.
BAB I - PENDAHULUAN 2 Selain itu, adanya event tahunan yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta baik yang berskala nasional maupun internasional telah terbukti meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Yogyakarta. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan pun diakui memberikan pengaruh yang cukup baik terhadap perputaran ekonomi belanja wisatawan (baik perdagangan maupun jasa), seperti akomodasi hotel dan homestay, restauran dan rumah makan, souvenir, jasa pemandu dan transportasi, layanan spa, dan lainnya.
Berdasarkan data statistik kunjungan wisatawan Kota Yogyakarta tahun 2017– 2019, diketahui bahwa setiap tahun jumlah pengunjung mengalami peningkatan. Pada tahun 2019, tercatat sebanyak 4.378.609 wisatawan. Sementara pada tahun 2018 jumlah pengunjung mencapai 4.752.351, yang terdiri dari 219.332 wisatawan mancanegara dan 4.533.029 wisatawan nusantara dan jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2017 sebanyak 3.894.771 wisatawan. Detail jumlah kunjungan wisatawan selama tiga tahun terakhir terlihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1.1.
Data Jumlah Kunjungan Wisatawan Kota Yogyakarta Tahun 2017-2019
Tahun Mancanegara Nusantara Jumlah Total
2017 433.114 3.461.597 3.894.771 2018 219.332 4.533.029 4.752.351 2019 498.866 3.879.743 4.378.609
Sumber: BPS Kota Yogyakarta Dalam Angka 2020
Jumlah kunjungan wisatawan di atas merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan kepariwisataan di Kota Yogyakarta. Dari angka di atas, posisi Kota Yogyakarta sebagai destinasi wisata dapat dikatakan sudah cukup mapan, mampu menggerakkan perekonomian masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
BAB I - PENDAHULUAN 3 Namun, upaya untuk menjaga dan meningkatkan kunjungan wisatawan harus terus dilakukan, salah satunya adalah dengan mengetahui lama tingga wisatawan. Wisatawan yang tinggal dan berkunjung ke Kota Yogyakarta dalam waktu yang cukup lama memiliki indikasi puas terhadap kualitas daya tarik wisata dan tentu berpotensi untuk berkunjung lagi di lain kesempatan (repeaters).
Sementara itu, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2017-2022, adapun capaian sasaran Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta untuk mendukung pencapaian sasaran pertumbuhan ekonomi adalah melalui peningkatan jumlah kunjungan dan lama tinggal (length of stay) wisatawan. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, terlihat kinerja pemerintah daerah menunjukkan hasil yang positif.
Pada tahun 2019, target wisatawan Kota Yogyakarta sesuai dengan RPJMD tahun 2017-2022 sebesar 3.307.500 orang. Namun, pada akhirnya mampu terealisasi sebanyak 4.378.609 orang atau sebesar 126,08%. Jika membandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, kinerja pemerintah daerah pun memperlihatkan hasil yang sangat memuaskan. Dari tabel di bawah ini, dapat terlihat adanya peningkatan lama tinggal wisatawan di tahun 2019, di mana target lama tinggal wisatawan adalah 2,04 hari dan dapat terealisasi dengan lama 2,08 hari.
BAB I - PENDAHULUAN 4 Tabel 1.2.
Realisasi Kunjungan dan Lama Tinggal Wisatawan Sesuai RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022 Tahun Target Kunjungan (orang) Realisasi Kunjungan (orang) Target lama tinggal (hari) Realisasi lama tinggal (hari) 2017 3.000.000 3.894.711 2 2,29 2018 3.150.000 4.103.240 2,02 2,01 2019 3.307.500 4.278.609 2,04 2,08 (Sumber: Data diolah dari RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022 dan Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah Dinas Pariwisata Tahun Anggaran 2019)
Untuk mengukur lama tinggal wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta, akan dilaksanakan survei dan kajian terhadap LOS (Length of Stay). Kegiatan survei ini mengambil variable tujuan berwisata, pilihan akomodasi penginapan, faktor pertimbangan dalam memilih akomodasi wisata, serta penilaian terhadap kualitas daya tarik wisata yang dipilih.
1.2.
Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dan sasaran kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1.2.1. Tujuan
a) Melakukan identifikasi atraksi dan daya tarik wisata untuk meningkatkan
lama tinggal sesuai dengan segmen pasar wisatawan;
b) Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi lama tinggal wisatawan
nusantara dan wisatawan mancanegara di Kota Yogyakarta;
1.2.2. Sasaran
Dihasilkannya rekomendasi yang dapat meningkatkan lama tinggal wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara di Kota Yogyakarta.
BAB I - PENDAHULUAN 5
1.3.
Lingkup Kegiatan
Kegiatan ini melingkupi:
a) Mengidentifikasi data lama tinggal wisatawan nusantara dan wisatawan
mancanegara di Kota Yogyakarta;
b) Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi lama tinggal wisatawan
nusantara dan wisatawan mancanegara di Kota Yogyakarta; dan
c) Penyusunan laporan yang di dalamnya berisi rekomendasi yang dapat
meningkatkan lama tinggal wisatawan nusantara dan wisatawan
mancanegara di Kota Yogyakarta.
1.4.
Landasan Hukum
Adapaun landasan hukum yang digunakan dalam proses penelitian maupun penyusunan laporan kegiatan ini adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
b. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah
Istimewa Yogyakarta;
c. Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua atas
Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
d. Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Nasional Tahun 2010-2025;
e. Peraturan Pemerintah RI Nomor 40 tahun 2017 tentang Koordinasi
Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Kepariwisataan;
BAB I - PENDAHULUAN 6
f. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2019
Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012
– 2025
g. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 3 Tahun 2015 Tentang Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kota Yogyakarta Tahun
2015-2025.
h. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 11 Tahun 2017 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022.
1.5.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan penyusunan Kajian Length of Stay Wisatawan Kota Yogyakarta Tahun 2020 selama 2 (dua) bulan atau 60 (enam puluh) hari kalender.
Adapun format pelaporan akan dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Laporan pendahulan
Dalam laporan ini memuat pemahaman terhadap KAK, rencana kerja,
kajian teori dan konseptual, serta metode pelaksanaan. Dalam laporan ini
memuat profil wilayah kajian, profil kepariwisataan, konsep perhitungan
lama tinggal (Length of Stay) wisatawan di Kota Yogyakarta serta analisis
dan rumusan awal perhitungan lama tinggal.
BAB I - PENDAHULUAN 7
Dalam laporan ini memuat profil wilayah, profil kepariwisataan, konsep
perhitungan lama tinggal (Length of Stay) wisatawan di Kota Yogyakarta
yang dilengkapi dengan hasil Focus Group Discussion maupun seminar.
1.6.
Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan laporan Kajian Length of Stay Wisatawan Kota Yogyakarta Tahun 2020, di antaranya adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang penyusunan Kajian Lama Tinggal Wisatawan Kota Yogyakarta Tahun 2020, tujuan dan sasaran, lingkup kegiatan, landasan hukum, jadwal pelaksanaan kegiatan, pelaporan, dan sistematika pembahasan laporan kegiatan.
Bab II Kajian Teori dan Konseptual
Bab ini memuat tentang dasar hukum dan kebijakan Length of Stay Kota Yogyakarta, lama tinggal wisatawan (Length of Stay), faktor-faktor yang memengaruhi lama tinggal wisatawan (Length of Stay), dan teknik mengukur lama tinggal wisatawan (Length of Stay).
Bab III Metodologi
Pada membahas metodologi dan konsep pendekatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan, yang meliputi lokasi, alat penelitian, langkah-langkah, teknik pengumpulan data, maupun teknik pengolah data.
Bab IV Analisis Length of Stay (LOS) Wisatawan di Kota Yogyakarta
Bab ini membahas kajian dan analisis lama tinggal wisatawan di Kota Yogyakarta pada tahun 2020.
BAB I - PENDAHULUAN 8
Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi
Bab akhir ini membahas benang merah yang berisikan kesimpulan maupun rekomendasi terhadap kajian Length of Stay Wisatawan Kota Yogyakarta pada tahun 2020.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL
2.1.
Tinjauan Dasar Hukum dan Kebijakan
2.1.1 Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Dalam pasal 4 UU RI Nomor 10 Tahun 2009 disebutkan bahwa kepariwisataan bertujuan untuk; 1) meningkatkan pertumbuhan ekonomi, 2) meningkatkan kesejahteraan masyarakat, 3) menghapus kemiskinan, 4) mengatasi pengangguran, 5) melestarikan alam, lingkungan, dan sumberdaya, 6) memajukan kebudayaan, 7) mengangkat citra bangsa, 8) memupuk rasa cinta tanah air, 9) memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, dan 10) mempererat persabatan antarbangsa.
Sementara itu, terdapat beberapa asas yang perlu diperhatikan dalam menyelenggarakan kepariwisataan: 1) manfaat, 2) kekeluargaan, 3) adil dan merata, 4) keseimbangan, 5) kemandirian, 6) kelestarian, 7) partisipatif, 8) berkelanjutan, 9) demokratis, 10) kesetaraan, dan 11) kesatuan.
Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas yang kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya.
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 10 Dalam Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan beberapa istilah yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata antara lain:
1) Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut
yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati
objek dan daya tarik wisata.
2) Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata
3) Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha – usaha
yang terkait di bidang tersebut.
4) Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata.
5) Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik
wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang
tersebut.
6) Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran
wisata.
7) Daerah tujuan wisata atau destinasi pariwisata adalah kawasan geografis
yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya
terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata,
aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi
terwujudnya kepariwisataan.
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 11
2.1.2 Rencana
Induk
Pembangunan
Kepariwisataan
Nasional
(RIPPARNAS)
Sesuai yang tercantum di dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2011 mengenai Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional tahun 2010-2025, adapun Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki posisi yang strategis dalam kepariwisataan nasional karena masuk ke dalam 50 Destinasi Pariwisata Nasional (DPN). Dalam hal ini, disebutkan pula bahwa sasaran pembangunan kepariwisataan nasional di antaranya adalah 1) peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, 2) peningkatan jumlah pergerakan wisatawan nusantara, 3) peningkatan jumlah penerimaan devisa dari wisawatan, 4) jumlah pengeluaran wisatawan nusantara, dan 5) produk domestik bruto di bidang kepariwisataan.
2.1.3 Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2019
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
2012 – 2025
RIPPARDA DIY akan menjadi pondasi dan dasar yang sangat penting bagi
pengembangan dan pengelolaan sumber daya pariwisata budaya yang tersebar di
seluruh daerah. RIPPARDA DIY diperlukan sebagai acuan operasional
pembangunan pariwisata bagi pelaku pariwisata dan pelaku ekonomi, sosial dan
budaya di daerah, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan
pembangunan Kepariwisataan Daerah.
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 12
RIPPARDA DIY secara konkrit akan memberikan visi, misi, arah dan
rencana yang jelas bagi pengembangan kawasan-kawasan wisata baik yang sudah
layah disebut unggulan maupun yang potensial di seluruh daerah. RIPPARDA DIY
ini sekaligus akan memberikan panduan atau arahan bagi pemangku kepentingan
terkait baik di tingkat pusat maupun daerah, baik pemerintah/sektor 12ublic,
swasta maupun masyarakat dalam pengembangan dan pengelolaan destinasi
pariwisata secara terarah, tepat sasaran dan keberlanjutan.
Keseluruhan substansi yang dicakup dalam penyusunan RIPPARDA DIY
tersebut selanjutnya akan menjadi kunci atau roadmap yang sangat penting
dalam membangun dan membangkitkan keunggulan banding dan keunggulan
saing pariwisata daerah dalam peta pariwisata nasional dan internasional di abad
21 ini dan khususnya dalam meningkatkan kontribusi sektor pariwisata sebagai
sektor andalan dalam pendapatan asli daerah dan menggantikan kontribusi
sektor lain di masa mendatang.
Pada Pasal 1 Ayat (1) dalam Peraturan Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2019 tentang RIPPARDA Provinsi DIY Tahun
2012-2025 menyebutkan bahwa adanya beberapa tambahan lembaran dari Peraturan
Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang
RIPPARDA Provinsi DIY Tahun 2012-2025 pada Pasal 3, yaitu:
1)
Pembangunan kepariwisataan daerah dilaksanakan berdasarkan pada
RIPPARDA Provinsi.
2)
Selanjutnya visi, misi, tujuan dan sasaran yaitu:
a. Visi
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 13
Visi pembangunan kepariwisataan daerah yakni terwujudnya Daerah
Istimewa Yogyakarta sebagai destinasi pariwisata berbasis budaya
terkemuka berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan dan
menyejahterakan masyarakat.
b. Misi
Misi pembangunan kepariwisataan daerah sebagai berikut:
(a) Mewujudkan Kepariwisataan berbasis budaya yang kreatif dan
inovatif;
(b) Menumbuhkembangkan atraksi wisata malam hari;
(c) Mengembangkan Daya Tarik Wisata berbasis budaya yang berkelas
dunia;
(d) Mengoptimalkan Daya Tarik Wisata Daerah kawasan selatan
sebagai kawasan pariwisata yang berorientasi pada nilai strategis
Samudera Hindia;
(e) Meningkatkan daya saing Pariwisata pada tingkat nasional maupun
global sehingga mampu meningkatkan jumlah kunjungan, lama
tinggal dan pembelanjaan wisatawan; dan
(f) Mengembangkan kepariwisataan yang aman, nyaman, menarik,
mudah dicapai dan berwawasan lingkungan.
c. Tujuan
Tujuan pembangunan kepariwisataan daerah meliputi:
(a) Mewujudkan pembangunan pariwisata sebagai sektor unggulan
dan prioritas pembangunan daerah;
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 14
(b) Mewujudkan kawasan Daerah bagian selatan sebagai kawasan
baru pariwisata yang berorientasi pada nilai strategis Samudera
Hindia;
(c) Meningkatkan kualitas dan kuantitas daya tarik wisata yang
mampu mendorong peningkatan jumlah kunjungan, lama tinggal
dan pembelanjaan wisatawan;
(d) Meningkatkan produk domestik bruto, devisa Daerah, produk
domestik regional bruto, pendapatan asli Daerah dan pendapatan
masyarakat, dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan;
(e) Mewujudkan media pemasaran yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan citra kawasan pariwisata daerah dan apresiasi
terhadapnya sehingga mampu menarik kunjungan dan kunjungan
ulang wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara;
(f) Mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan
perekonomian Daerah melalui peningkatan investasi di bidang
Pariwisata, kerja sama antar usaha Pariwisata, memperluas
lapangan kerja, dan melaksanakan upaya untuk mendukung
pelestarian lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat;
(g) Mengembangkan Lembaga Kepariwisataan dan sistem tata kelola
yang mampu menyinergikan pembangunan industri Pariwisata,
Kawasan
Pariwisata,
dan
pemasaran
Pariwisata
secara
professional, efektif dan efisien; dan
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 15
(h) Menjadikan kepariwisataan Daerah sebagai destinasi yang
terintegrasi secara spasial dalam 5 (lima) Kabupaten/Kota dan
temporal antara siang hari dan malam hari.
d. Sasaran
Sasaran pembangunan kepariwisataan daerah meliputi:
(a) Terciptanya berbagai inovasi jenis Daya Tarik Wisata yang mampu
menjadikan Daerah sebagai destinasi pariwisata Indonesia berkelas
dunia dan mewujudkan kawasan Daerah bagian selatan sebagai
kawasan pariwisata yang berorientasi pada nilai strategis Samudra
Hindia;
(b) Tersedianya fasilitas pendukung kepariwisataan yang handal dalam
usaha meningkatkan kualitas paket wisata yang variative, yang
dikelola secara sinergis dan teringrasi antara Pemerintah Daerah
dan/atau oleh pelaku Wisata sehingga mampu meningkatnya
kunjungan Wisatawan nusantara maupun mancanegara;
(c) Mewujudkan Pariwisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif
sebagai sektor unggulan dan prioritas pembangunan Daerah dalam
rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas Daya Tarik Wisata
yang aman dan nyaman yang mampu mendorong peningkatan
jumlah kunjungan, lama tinggal dan pembelanjaan wisatawan.
(d) Meningkatnya produk domestik regional bruto, pendapatan
Daerah, dan pendapatan masyarakat, dengan tetap memelihara
kelestarian lingkungan sekaligus menciptakan citra baru yang
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 16
mampu memposisikan Daerah sebagai destinasi yang inovatif dan
kreatif dengan dukungan diversifikasi tema produk yang beragam;
(e) Terwujudnya media pemasaran yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan citra Daerah sebagai Destinasi Pariwisata sehingga
mampu mendorong terwujudnya industri Pariwisata yang mampu
menggerakkan perekonomian Daerah melalui peningkatan
investasi di bidang Pariwisata, kerjasama antar usaha Pariwisata,
perluasan, lapangan kerja dan upaya untuk mendukung pelestarian
lingkungan dan pemberdayaaan masyarakat;
(f) Terwujudnya lembaga Kepariwisataan dan sistem tata kelola yang
mampu menyinergikan pembangunan industri Pariwisata, Kawasan
Pariwisata, dan pemasaran Pariwisata secara profional, efektif dan
efisien;
(g) Terciptanya sumber daya manusia Pariwisata yang handal dan
professional serta mewujudkan masyarakat masyarakat sadar
Wisata untuk mendukung tercapainya Sapta Pesona;
(h) Terwujudnya Pariwisata sebagai sektor unggulan dan prioritas
pembangunan Daerah sebagai destinasi yang terintegrasi secara
spasial dan temporal.
e. Arah Kebijakan
Arah kebijakan RIPPARDA DIY tertulis pada lampiran ketiga pada
peraturan ini. Dari banyaknya arah kebijakan yang terdapat pada
lampiran tersebut, maka fokus arah kebijakan RIPPARDA DIY
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 17
disesuaikan dengan kegiatan penyusunan kajian yakni tentang arah
kebijakan pada lama tinggal wisatawan.
2.1.4 Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2015 Tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kota Yogyakarta
2015 – 2025
Pada Pasal 10 dijelaskan bahwa Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Destinasi Pariwisata meliputi: a. pembangunan pariwisata berbasis wilayah; b. pembangunan daya tarik wisata; c. pembangunan fasilitas umum pariwisata; d. pembangunan aksesibilitas dan/atau transportasi; e. pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan; dan f. pengembangan investasi di bidang pariwisata. Strategi tersebut tentunya sebagai sarana untuk meningkatkan jumlah kunjungan serta lama tinggal wisatawan di Kota Yogyakarta. Selain itu, pariwisata Kota Yogyakarta juga mengembangkan Kampung wisata sebagai daya tarik wisata. Pada pasal 19 dijelaskan bahwa pembangunan kampung wisata dilaksanakan melalui perintisan kampung wisata, pengembangan potensi yang menjadi ciri khas kampung wisata dan peningkatan kualitas dan daya saing produk wisata. Dengan semakin meningkatkan standar produk, pengelolaan dan pelayanan di kampung wisata tentunya juga menjadi salah satu meningkatkatnya lama tinggal wisatawan.
2.1.5 RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah)
Kota Yogyakarta Tahun 2017–2022
Dalam RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2017–2022 disebutkan bahwa adapun visi pembangunan adalah “Meneguhkan Kota Yogyakarta sebagai Kota Nyaman Huni dan Pusat Pelayanan Jasa yang Berdaya Saing Kuat untuk Keberdayaan Masyarakat dengan
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 18 Berpijak pada Nilai Keistimewaan”. Sedangkan misi pembangunan di antaranya adalah sebagai berikut:
a)
Meningkatkan kesejahteraan dan keberdayaan masyarakat
b)
Memperkuat ekonomi kerakyatan dan daya saing Kota Yogyakarta
c)
Memperkuat moral, etika, dan buda masyarakata Kota Yogyakarta
d)
Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, sosial, dan budaya
e)
Memperkuat tata kota dan kelestarian lingkungan
f)
Membangunan sarana dan prasarana publik dan permukiman
g)
Meningkatkan tata kelola pemerintah yang baik dan bersih
Selanjutnya, dalam pelaksanaan RPJMD diperlukan adanya perumusan kebijakan umum, program pembangunan daerah, serta target dan sasaran yang ditujukan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintah daerah dengan rumusan indikator sasaran yang menjadi acuan penyusunan program pembangunan jangka menengah daerah berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan.
Melalui target dan sasaran inilah, selanjutnya akan diperoleh strategi melalui program-program yang saling terkait dan rasional dalam mendukung pencapaian indikator dan target sasaran yang ditetapkan. Kemudian, perumusan program pembangunan daerah merupakan tahap sangat penting dalam perumusan RPJMD karena hasil dari perumusan program pembangunan daerah menghasilkan rencana pembangunan yang konkrit dalam bentuk program prioritas.
Adapun target dan sasaran program pembangunanan daerah pada RPJMD Kota Yogyakarta yang telah disesuaikan dengan kegiatan penyusunan kajian lama tinggal wisatawan adalah sebagai berikut:
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 19 Tabel 2.1.
Target Sasaran Kunjungan dan Lama Tinggal Wisatawan
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Persentase peningkatan
5,00% 5,00% 5,00% 5,00% 5,00% 5,00%
Length of Stay (LoS) 2 hari 2,02 hari 2,04 hari 2,06 hari 2,08 hari 2,1 hari (Sumber: RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022)
2.2. Wisatawan dan Produk Wisata
2.2.1 Definisi WisatawanSebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, adapun yang dimaksud wisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sedangkan yang dimaksud dengan wisawatan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata atau orang yang bepergian ke suatu tempat dengan tujuan untuk berwisata, melihat daerah lain, menikmati sesuatu, mempelajari sesuatu, menambah ilmu pengetahuan dan juga menambah pengalaman atau melepas penat, serta bersenang-senang (UU RI Nomor 10 Tahun 2009). Dalam hal ini, wisatawan juga sering disebut dengan turis (tourist).
Jenis wisatawan pun terbagi menjadi dua, yaitu wisatawan nusantara dan mancanegara. Soekadijo (2000), menyebut wisatawan nusantara sebagai seseorang yang melakukan perjalanan di wilayah territorial suatu negara, yang dalam hal ini adalah Indonesia, dengan lama perjalanan kurang dari 6 (enam) bulan dan bukan bertujuan
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 20 untuk memperoleh penghasilan di tempat yang dikunjungi serta bukan perjalanan rutin (sekolah atau pekerjaan), dengan mengunjungi daya tarik wisata komersil, atau menginap di akomodasi komersil dan/atau jarak perjalanan lebih besar atau sama dengan 100 km (pergi pulang).
Sedangkan UWTO (United Nation World Tourism Organization) menyebutkan definisi wisatawan mancanegara sebagai setiap orang yang melakukan perjalanan ke suatu negara di luar negara tempat tinggalnya, kurang dari satu tahun, didorong oleh suatu tujuan utama (bisnis, berlibur, atau tujuan pribadi lainnya), selain untuk bekerja dengan penduduk negara yang dikunjungi.
2.2.2 Definisi Produk Wisata
Kotler, et al (1999) memberikan definisi tentang produk wisata adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar orang tertarik tertarik perhatiannya dan ingin menikmati untuk memenuhi kebutuhan akan suasana yang berbeda. Dalam hal ini, produk terbagi dalam 4 (empat) level, yaitu produk inti (the core product), fasilitas (facilitatingproduct), penunjang (the supporting product) dan produk tambahan (augmented product). Dengan begitu, produk wisata adalah komoditas yang dapat dijual dan menjadi komponen penting dalam industri pariwisata yang kemudian dikenal dengan istilah triple A, yaitu atraksi, amenitas, dan aksesibilitas.
Atraksi, adalah segala sesuatu di dalam daya tarik wisata, baik bergerak maupun tidak bergerak yang memiliki daya tarik untuk dinikmati dan layak ditawarkan ke pasar wisata, baik kepada wisatawan nusantara maupun mancanegara. Daya tarik wisata beserta segala atraksi yang ditawarkan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan untuk berkunjung ke suatu tempat. Untuk itu, keaslian dari daya tarik dan atraksi yang ditawarkan harus tetap dipertahankan dan dilestarikan sehingga hanya di tempat
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 21 tersebut wisatawan dapat melihat dan menikmati daya tarik dan atraksi tersebut. Selain keaslian yang tetap dipertahankan, juga perlu adanya variasi dari daya tarik dan atraksi yang ditawarkan agar tidak terkesan monoton.
Hal ini semakin jelas bahwa pasar wisata menuntut atraksi yang beragam dan unik menjadi daya tarik yang penting. Kecenderungan ini tidak hanya terjadi di level internasional tetapi juga di tingkat nasional bahkan berbagai daerah di Indonesia. Di sinilah peran pengembangan diversifikasi produk di bidang pariwisata. Keberhasilan dalam pengembangan produk akan memberikan konsekuensi positif pada meningkatnya kunjungan dan lama tinggal wisatawan sehingga pemasukan ke pengusaha pariwisata dan masyarakat setempat juga akan semakin besar. Telah banyak kajian yang menunjukkan bahwa hanya daerah tujuan wisata yang mampu mengantisipasi dan beradaptasi dengan tuntutan pasar yang riil yang akan dapat mencapai keberhasilan dan keberlanjutan pariwisata itu sendiri.
Amenitas, adalah fasilitas yang menunjang kegiatan wisata seperti rumah makan, hotel, bank, money charger, sarana komunikasi, papan informasi, dan lainnya. Bahkan, seringkali diperlukan jasa asuransi khususnya bagi tipe atraksi wisata yang memiliki risiko kecelakaan tinggi. Keberadaan dan kelengkapan berbagai jenis fasilitas menjadi prasyarat mutlak bagi peningkatan kunjungan wisatawan pada suatu daya tarik wisata.
Sebagaimana yang disebutkan di dalam KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) 2015, adapun yang dimaksud dengan usaha hotel adalah usaha penyediaan akomodasi secara harian berupa kamar-kamar di dalam 1 (satu) atau lebih bangunan, termasuk losmen, penginapan, pesanggrahan, yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan/atau fasilitas lainnya.
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 22 Menurut data yang dihimpun melalui Badan Pusat Statistik DIY (2020) mengenai laporan Direktori Hotel dan Akomodasi Lain DIY, adapun jumlah akomodasi penginapan yang tersebar di Kota Yogyakarta adalah 102 untuk hotel berbintang dan 623 (hotel non bintang), termasuk di dalamnya adalah hotel melati, pondok wisata/homestay, vila, dan akomodasi lainnya.
Aksesibilitas, adalah sarana prasarana penunjang pergerakan wisatawan menuju destinasi (daya tarik) wisata. Dukungan sarana dan prasarana yang layak, aman dan nyaman akan dapat meningkatkan aksesibilitas menuju daya tarik wisata. Dalam hal ini, apabila pasar wisata adalah wisatawan mancanegara dan nusantara, maka dukungan sarana/moda transportasi udara menjadi hal yang penting untuk disediakan karena sebagian besar wisatawan tersebut terlebih dahulu menggunakan sarana transportasi udara menuju wilayah tujuan wisata.
2.3.
Lama Tinggal Wisatawan (Length of Stay)
Lama tinggal wisatawan merupakan jumlah malam atau hari yang dihabiskan oleh seorang wisatawan mancanegara di luar negara tempat tinggalnya (Wijaya, 2010; dalam Suastika dan Yasa, 2017)
Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mengartikan bahwa rata-rata lama tamu menginap adalah banyaknya malam tempat tidur yang dipakai dibagi dengan banyaknya tamu yang menginap di akomodasi tersebut. Suryamin, (2013:6) juga menyebutkan bahwa rata-rata lama tamu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tamu asing dan tamu dalam negeri.
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 23
a. Rata-rata lama tamu asing menginap adalah banyaknya malam tempat
tidur yang dipakai oleh tamu asing dibagi dengan banyaknya tamu asing
yang menginap.
b. Rata-rata lama tamu dalam negeri menginap adalah banyaknya malam
tempat tidur yang dipakai oleh tamu dalam negeri dibagi dengan
banyaknya tamu dalam negeri yang menginap.
2.4.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Lama Tinggal Wisatawan (Length of
Stay)
Suwena (2010:83), menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi lama tinggal wisatawan ke dalam unsur pokok pada suatu daya tarik atau kawasan destinasi pariwisata, bahwa unsur pokok yang menjadi pertimbangan wisatawan dalam menentukan tempat kunjungan dan lama tinggal yaitu daya tarik wisata, prasarana wisata, sarana wisata, tata laksana/infrastruktur, dan masyarakat/lingkungan. Meskipun demikian, untuk memperkuat faktor tersebut maka diperlukan adanya faktor karakteristik wisatawan.
Sementara menurut Pitana dan Gayatri (2005:73), adapun faktor yang mempengaruhi keputusan dalam melakukan suatu perjalanan wisata atau singgah ialah karakteristik wisatawan. Berikut penjelasan masing-masing faktor yang mempengaruhi lama tinggal wisatawan dari dua penulis tersebut:
a.
Daya Tarik Wisata
Seorang calon wisatawan akan mempertimbangkan jenis dan daya tarik wisata yang ada dalam suatu negara apakah sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya serta apakah objek tersebut sudah pernah dikunjungi dan perlu untuk dikunjungi lagi.
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 24 Seseorang wisatawan tertarik dengan daya tarik wisata alam misalnya, tidak akan begitu tertarik untuk mengunjungi museum dan bangunan cagar budaya. Suatu kawasan yang pantainya indah dan ombaknya tidak membahayakan, akan menarik dan membuat seorang wisatawan yang memiliki hobi berselancar untuk berkunjung dan tinggal lebih lama di kawasan tersebut.
Dalam faktor daya tarik wisata ini berhubungan dengan komponen-komponen yang diperlukan untuk meningkatkan dan/atau mengembangan suatu daerah wisata (Cooper dalam Suwena, 2010:88), antara lain:
1) Attraction atau atraksi
2) Amenitas atau fasilitas
3) Acces atau aksesibilitas
4) Ancillary Service atau layanan tambahan
Ditambahkan pula tipe dan daya tarik wisata serta aktifiitasnya yang dibagi ke dalam 3 (tiga) kategori utama yaitu (Inskeep, 1991:76):
1) Natural Attractions
Termasuk dalam daya tarik wisata ini adalah segala sesuatu yang
sudah terdapat secara alamiah dalam suatu kawasan misalnya iklim,
pemandangan dan bentang lahan, pantai dan kawasan perairan, flora
dan fauna, gua, sungai, lembah, sumber air panas, mata air, taman,
serta kawasan konservasi. Aktifitas yang bisa dilakukan dalam daya
tarik wisata ini misalnya adalah berjemur, menikmati kesejukan udara
dan keindahan pemandangan, menyusuri gua, mandi air hangat
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 25
bermineral alam untuk terapi kesehatan, serta pengamatan
keanekaragaman flora dan fauna.
2) Culture Attractions
Daya tarik budaya merupakan daya tarik wisata yang merupakan hasil
karya dan berupa hasil dari proses kebudayaan setempat. Daya tarik
tersebut misalnya adalah: gedung bersejarah, monumen, situs
arkeologi, kesenian dan kerajinan, aktifitas kehidupan dan
perekonomian yang khas (memetik teh, membajak sawah,
menggunakan gajah dalam kegiatan perkebunan), museum, termasuk
juga kegiatan kegiatan yang diselenggarakan secara rutin seperti
festival budaya dan karnaval. Sikap penduduk dan masyarakat lokal
yang ramah, hangat, sopan, dan antusias dalam menyambut
kedatangan wisatawan juga merupakan daya tarik budaya. Aktifitas
yang bisa dilakukan misalnya adalah melakukan pengamatan dan
kajian arsitekur suatu bangunan cagar budaya, belajar kesenian, serta
melakukan interaksi dan merasakan kehidupan langsung ala
masyarakat lokal.
3) Special Types of Attractions
Merupakan daya tarik yang sengaja diciptakan dengan tujuan menarik
kunjungan wisatawan di suatu kawasan. Contoh daya tarik ini
misalnya adalah taman hiburan bertema, sirkus, pasar malam, pusat
perbelanjaan, pusat perjudian, toko bebas pajak, lapangan golf, dan
arena olah raga.
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 26
b.
Prasarana Wisata
Prasarana wisata adalah semua fasilitas utama atau dasar yang memungkinkan sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang dalam memberikan pelayanan kepada para wisatawan. Prasarana utama yang menjadi penilaian dan pertimbangan oleh calon wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata biasanya terkait dengan transportasi dan aksesbilitas yang meliputi jalan raya, jembatan, terminal bus, rel kereta api, stasiun, bandar udara (airport), dan pelabuhan laut (sea port/harbour). Prasarana lain yang juga menjadi pertimbangan adalah tentang sistem perbankan dan kebijakan moneter suatu negara atau kawasan, sistem telekomunikasi (telepon, pos, telegraf, faksimili, telex, email), fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, ambulan, unit gawat darurat, serta fasilitas keamanan dan hiburan.
Faktor lain yang terdapat pada area destination dan memiliki pengaruh signifikan dalam penentuan tujuan wisata dan lama wisatawan tinggal adalah kondisi sosial, kestabilan politik, kepastian hukum, kondisi ekonomi, kesehatan, serta tingkat kriminalitas dan keamanan suatu kawasan destinasi wisata. Wisatawan mancanegara biasanya akan sensitif dengan isu-isu tersebut apalagi jika menyangkut dengan keamanan dan keselamatan sehingga pemerintah di negara maju khususnya, sering mengeluarkan
travel warning dan travel advisory kepada warga negaranya (Sudarwono, 2013:23).
c.
Sarana Wisata
Sarana wisata yang menunjang secara langsung kegiatan wisata adalah sarana pokok yang memenuhi kebutuhan wisatawan selama berada di suatu daerah tujuan wisata. Sarana atau fasilitas ini meliputi penginapan, restoran, bar, café, pusat kerajinan, transportasi lokal, serta travel agent.
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 27 Faktor ini pun berkaitan pula dengan perkiraan biaya yang dilakukan oleh wisatawan, karena mereka secara langsung ingin merasakan saran dan fasilitas yang tersedia di daerah tempat wisata tersebut. Seorang calon wisatawan akan membuat perhitungan dan perkiraan biaya tiket perjalanan dari negara asalnya, membandingkan biaya penginapan, biaya daya tarik wisata dan retribusi, tingkat kemahalan daerah tujuan, serta biaya hidup selama berada di suatu destinasi wisata untuk selanjutnya ditimbang untung ruginya jika mengunjungi destinasi wisata lainnya (Inskeep, 1991:91). Selain itu, perkiraan biaya inipun ada hubungannya dengan kegiatan konsumtif wisatawan. Berbagai macam kebutuhan wisatawan selama perjalanan wisatanya akan menimbulkan gejala konsumtif untuk produk-produk yang ada di daerah tujuan wisata tersebut (Austriana dalam Syafura, 2018:10).
d.
Tata Laksana/Infrastruktur
Sistem pengelolaan dan prosedur kerja maupun pelayanan dalam suatu fasilitas dan daya tarik wisata merupakan kegiatan yang bisa dinilai dan dirasakan oleh wisatawan. Hal ini, terlihat misalnya apakah tersedia cukup peralatan pemadam kebakaran, tersedia rute dan jalur evakuasi darurat, serta tersedianya papan informasi yang jelas dan mudah dimengerti oleh pengunjung. Tata laksana dan pengelolaan juga meliputi aspek keuangan yang berkaitan dengan bukti transaksi tiket masuk daya tarik wisata atau retribusi, rincian biaya dalam suatu transaksi dan transparansi terhadap biaya yang telah dibayarkan oleh wisatawan. Peraturan dan informasi yang jelas terkait dengan jadwal operasional, harga dan fasilitas serta hak maupun kewajiban pengunjung dan pengelola harus disampaikan dan bisa dengan mudah dibaca dan dimengerti. Tenaga kerja terlatih dalam suatu sarana dan prasarana wisata, yang dengan senang hati
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 28 melayani dan senantiasa berorientasi kepada kepuasan/kebutuhan pengunjung merupakan wujud dari tata kelola organisasi yang baik.
e.
Masyarakat Lingkungan
Masyarakat yang tinggal dalam suatu kawasan destinasi wisata merupakan penentu kualitas pengalaman seorang wisatawan. Masyarakat dalam hal ini terdiri dari tenaga kerja yang secara langsung berinteraksi dan melayani wisatawan yang biasanya didominasi oleh warga lokal, serta masyarakat umum yang tinggal dan menetap di sekitar kawasan destinasi wisata. Sikap, nilai, perilaku, dan tanggapan mereka apakah mendukung atau menolak kehadiran wisatawan menjadi penentu apakah suatu daerah tujuan wisata layak dan menarik untuk dikunjungi. Sikap aparat pemerintahan dan pelaku usaha pariwisata juga merupakan faktor yang bisa mempengaruhi minat kunjungan dan lama tinggal wisatawan di suatu daerah tujuan wisata.
f.
Karakteristik Wisatawan
Menurut Pitana dan Gayatri (2005:73), faktor lain yang mempengaruhi keputusan dalam melakukan suatu perjalanan wisata atau singgah ialah karakteristik wisatawan. Karakteristik wisatawan meliputi karakteristik sosial, ekonomi dan perilaku. Karakteristik sosial berkaitan dengan umur dan pendidikan, karakteristik ekonomi berkaitan dengan pendapatan dan pengalaman sebelumnya, dan karakteristik perilaku berkaitan dengan motivasi dan sikap (Ramla dkk, 2015:8). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa karakteristik wisatawan (sosial, ekonomi dan perilaku) berpengaruh terhadap keputusan dalam melakukan suatu perjalanan wisata ataupun persinggahan (Ramla dkk, 2015:15).
Dalam dunia pariwisata, calon wisatawan memiliki motivasi tentang alasan ataupun dorongan melakukan perjalanan wisata dan bahkan singgah ke daerah tujuan wisata tersebut. Hal ini berkaitan dengan sistem pariwisata berdasarkan perjalanan
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 29 seorang wisatawan. Menurut Leiper dalam Cooper, et al (1995; dalam Ismayanti, 2011:11) wisatawan bergerak dalam tiga daerah geografi, yaitu Daerah Asal Wisatawan (DAW) atau Traveller Generating Region (TGR), Daerah Tujuan Wisata (DTW) atau Tourist
Destination Region (TDR) dan Daerah Transit (DT) atau Transit Route. Gambar 2.1
Sistem Pariwisata Berdasarkan Perjalanan Seorang Wisatawan
Sumber: Leiper (1995; dalam Ismayanti, 2011:25)
Adapun penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut:
1) Traveller Generating Region (TGR)
Traveller Generating Region (TGR) atau Daerah Asal Wisatawan (DAW)
menggambarkan sumber pasar wisata, dalam arti daerah ini
memberikan dorongan untuk merangsang dan memotivasi perjalanan
wisata. Di daerah ini pula wisatawan akan melakukan segala persiapan
perjalanan hingga keberangkatan ke daerah tujuan wisata.
BAB II -KAJIAN TEORI DAN KONSEPTUAL 30
2) Tourist Destination Region (TDR)
Tourist Destination Region (TDR) atau Daerah Tujuan Wisata (DTW)
merupakan daerah yang menjadi incaran para wisatawan untuk
melakukan wisata, karena memiliki daya tarik untuk dikunjungi,
sekaligus menjadi energi dari keseluruhan sistem pariwisata. DTW
harus mampu memenuhi kebutuhan pasar wisata dan juga
menciptakan permintaan bagi DAW. Pada umumnya DTW
menawarkan beragam keunikan baik yang bersifat alam maupun
budaya sehingga menarik wisatawan untuk mengunjunginya.
3) Transit Route (TR)
Transit Route atau Daerah Transit (DT) merupakan daerah
persinggahan antara DAW dan DTW ketika para wisatawan hanya
melakukan perjalanan singkat untuk mencapai daerah tujuan,
sekaligus merupakan daerah perantara ketika wisatawan meniggalkan
daearah asal ke daerah tujuan wisata.
BAB III
METODE PENELITIAN
KAJIAN LENGTH OF STAY (LOS)
3.1.
Populasi
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah melalui survei dengan populasi berasal dari wisatawan yang menginap di hotel, berkunjung ke daya tarik wisata unggulan dan museum. Populasi atau universe adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda, yang dijadikan objek penelitian dan dalam hal ini adalah wisatawan. Sedangkan sampel adalah sebagian daripada populasi. Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Kalau yang ingin diukur adalah kunjungan wisatawan maka yang dijadikan sampel hanya yang berkunjung ke salah satu daya tarik wisata, maka sampel tersebut tidak valid. Sampel yang valid ditentukan dengan pertimbangan akurasi atau ketepatan, yaitu tingkat ketidak adaan “bias” (kekeliruan) dalam sampel dan yang kedua adalah presisi.
3.2.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan adalah dengan Stratified
Random Sampling yang merupakan suatu metode pengambilan sampel yang ditarik
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN 32 yang disebut strata, dan kemudian memilih sebuah sampel secara SRS (simpel random
sampling) dari tiap-tiap strata. Tujuan menggunakan teknik ini adalah untuk
memudahkan dalam sisi administratif, meningkatkan presisi dan tentunya akan memperolah estimasi yang terpisah antar strata. Jika diterapkan dalam kegiatan ini strata dibagi menjadi wisatawan yang menginap di hotel, berkunjung ke daya tarik wisata unggulan, dan wisatawan yang berkunjung ke museum.
a) Wisatawan yang Menginap di Hotel
Di Kota Yogyakarta saat ini ada sebanyak 580 hotel yang terdiri dari 90 hotel bintang dan 490 hotel non bintang. Sampel yang digunakan untuk hotel bintang adalah semua hotel bintang (mulai bintang 1 sampai dengan hotel bintang 5) di wilayah kota Yogyakarta. Sedangkan, hotel non bintang dibagi menjadi 13 bagian sesuai dengan jumlah kecamatan yang terdapat di Kota Yogyakarta. Secara sistematis terpapar pada gambar berikut ini:
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN 33 Gambar 3.1
Pembagian Sampel Hotel
Berdasarkan gambar di atas, ditetapkan jumlah sampel pada masing-masing strata. Dari total 266 hotel yang ada di wilayah Kota Yogyakarta sebagai samPel sebanyak 82 hotel merupakan hotel bintang, sedangkan 184 hotel lainnya merupakan sampel dari hotel non bintang. Adapun data diambil dari hotel berbintang dan non bintang di Kota Yogyakarta meliputi:
1)
Data Hotel Bintang
Sampel hotel berbintang berasal dari semua hotel bintang mulai dari
bintang 1 (satu) sampai dengan bintang 5 (lima) di wilayah Kota
Yogyakarta dengan daftar sebagai berikut:
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN 34 Tabel 3.1.
Daftar Hotel Bintang Kota Yogyakarta
NO. N A M A ALAMAT KET
1 Abadi
Jl. Pasar Kembang 49 Yk
Bintang 3 Telp. (0274) 564743
2 Agung Mas
Jl. Hos. Cokroaminoto No. 108
Bintang 3 Telp. (0274) 619576 3 Adhisthana Jl. Prawirotaman II No. 613 Bintang 3 Telp. (0274) 413888 4 Arjuna Jl. P. Mangkubumi 44 Yk Bintang 2 Telp. (0274) 513063 5 Amalia GT. I Malioboro, Jl. Sosrowijayan No. 108 Bintang 2 Telp. (0274) 5305810
6 Asana Grove Hotel
Jl. Ganesha 2 No. 53
Bintang 2 Telp. (0274) 554333
7 Ayaartta
Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 123 Yk
Bintang 3 Telp. (0274) 2801888
8 Batik Yogyakarta II
Taman Yuwono, Sosromenduran,
Bintang 2 Telp. (0274) 561828
9 Bintang Fajar
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 87
Bintang 2 Telp. (0274) 417630 10 Burza Hotel Jl. Jogokaryan No. 61-63 Yk Bintang 3 Telp (0274) 4580130 11 Cantya Jl. Sisingamangaraja No. 21 A Yk Bintang 3 Telp (0274) 376993 12 Cavinton
Jl. Letjen Suprapto No. 1
Bintang 4 Telp (0274) 6429988
13 Citradream
Jl. AM. Sangaji No. 28 Yk
Bintang 3 Telp. (0274) 6429123
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN 35
NO. N A M A ALAMAT KET
14 Cordela
Jl. Bhayangkara No. 35 Ngampil
Bintang 3 Telp. (0274) 5304222
15 De Laxston Yogyakarta
Jl. Urip Sumoharjo No. 139 A
Bintang 3 Telp. (0274) 552552
16 D’Senopati Malioboro
Jl. Panembahan Senopati No.40
Bintang 3 Telp. (0274) 5011456 17 Dafam Fortuna Malioboro Jl. Dagen No. 60 Yk Bintang 3 Telp. (0274) 6429888 18 Eclipse Jl. Prawirotaman 35 Yk Bintang 3 Telp (0274) 380976 19 Edelweiss Jl. Gejayan No. 17 Yk Bintang 3 Telp (0274) 587111 20 Fave Jl. Kusumanegara No. 91 Yk Bintang 2 Telp (0274) 560111 21 Fave Hotel Malioboro
Jl. I Dewa Nyoman Oka No. 30
Bintang 3 Telp. (0274) 2923777
22 Forizz
Jl. HOS Cokroaminoto No. 60
Bintang 3 Telp. (0274) 5012777
23 Gaia Cosmo
Jl. Ipda Tut Harsono No.16 Yk
Bintang 3 Telp. (0274) 5307777 24 Gallery Prawirotaman Jl. Prawirotaman II No. 839 B Yk Bintang 4 Telp. ( 0274) 4580008 25 Gowongan Inn
Jl. Gowongan Kidul No. 50 Yk
Bintang 3 Telp (0274) 541999 26 Grage Jogja Jl. Sosrowijayan 242 Yk Bintang 2 Telp. (0274) 560125, 584751 27 Grage Ramayana Jl. Sosrowijayan 33 Yk Bintang 2 Telp. (0274) 5131018
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN 36
NO. N A M A ALAMAT KET
28 Grand Aston
Jl. Urip Sumoharjo No. 37 Yk
Bintang 5 Telp (0274) 566999 29 Grand Inna Malioboro Jl. Malioboro No. 60 Yk Bintang 4 Telp. (0274) 566353 30 Grand Palace Jogja Jl. Mangkuyudan 32 Yk Bintang 3 Telp (0274) 372388 31 Grand Rosela Jl. Prawirotaman No. 28 Yk Bintang 2 Telp. (0274) 419191 32 Grand Zuri Malioboro Jl. P. Mangkubumi Bintang 3 Telp (0274) 6429288 33 Greenhost Jl. Prawirotaman Mo.629 Yk Bintang 3 Telp (0274) 389777 34 Griya Jogja Jl. Pakuningratan No.3 Yk Bintang 1 Telp. (0274) 553355 35 Griya Yunika
Jl. Kapten Piere Tendean, Gang
Gatotkaca No.10 Bintang 2
Telp. (0274) 418123
36 H.Boutique
Jl. Prof. Herman Yohanes No.1
Bintang 3 Telp. (0274) 6429742 37 Harper Jl. P. Mangkubumi No.52 Yk Bintang 4 Tlp. (0274) 2920008 38 Horaios Malioboro
Jl. Gowongan Kidul No. 57
Bintang 3 Telp. (0274) 557070
39 Horison Ultima Riss
Jl. Gowongan Kidul No. 33-49 Yk
Bintang 4 Telp (0274) 551166
40 Horison
Jl. Urip Sumoharjo No. 137
Bintang 3 Telp. (0274) 4669999
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN 37
NO. N A M A ALAMAT KET
Telp. (0274) 516974 42 Ibis Styles Jl. Dagen RT/RW 51/14, Sosromenduran GT Yk Bintang 3 Telp (0274) 588889 43 Indah Palace Jl. Sisingamangaraja 74 Yk Bintang 3 Telp (0274) 383738 44 Indies Heritage
Jl. Prawirotaman Mg III No.3
Bintang 3 Telp. (0274) 2870999
45 Jambuluwuk
Jl. Gajah Mada No. 67 Yk
Bintang 5 Telp. (0274) 585655 46 Jentra Dagen Jl. Dagen No. 85 Yk Bintang 2 Telp. (0274) 580789 47 KJ Hotel Jl. Parangtritis No. 120 Yk Bintang 4 Telp. (0274) 2872777 48 Malioboro Inn Jl. Sosrowijayan No. 23-27 Yk Bintang 3 Telp. (0274) 561705 49 Matahari Jl. Parangtritis 123 Yk Bintang 2 Telp/Fax. (0274) 372020 50 Melia Purosani Jl. Mayor Suryotomo 31 Yk Bintang 5 Telp. (0274) 589521 51 Alana Malioboro
Jl. Mayjen Sutoyo No. 52 Yk
Bintang 3 Telp (0274) 458011
52 Neo Malioboro
Jl. Pasar Kembang No. 21 Yk
Bintang 3 Telp (0274) 511999 53 New Saphir Jl. Laksda Adisucipto 38 Yk Bintang 4 Telp. (0274) 566222 54 Novotel
Jl. Jendral Sudirman No.89
Bintang 4 Telp. (0274) 580930
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN 38
NO. N A M A ALAMAT KET
55 Nueve Jl. Mataram No. 9 Yk Bintang 2 Telp. (0274) 6429694 56 Omah Pari Jl. Nakulo No. 34 Yk Bintang 2 Telp. (0274) 377615 57 Orlen
Jl.C.Simanjutak No. 2 YAP
Bintang 1 Telp. (0274) 580476
58 Prima In
Jl. Gandekan Lor No. 47 Yk
Bintang 3 Telp. (0274) 4469777 59 Pandanaran Jl. Prawirotaman No. 38 Bintang 3 Telp. (0274) 4580077 60 Pesona Malioboro Jl. Gadean No. 3 Yk Bintang 3 Telp. (0274) 2871551 61 Pesona Tugu Jl. Diponegoro No. 99 Bintang 3 Telp. (0274) 2922939 62 Pop Sangaji Jl. AM Sangaji Kav 18 Bintang 2 Telp. (0274) 4469399 63 POP Timoho
Jl. IPDA Tut Harsono No. 11
Bintang 2 Telp. (0274) 2924646
64 POP Inn Malioboro
Jl. Gadekan No. 92
Bintang 2 Telp. (0274) 446977
65 Pyrenees
Jl. Sosrowijayan No.1 Yk Bintang 2
Telp (0274) 543299 66 Rosalia Indah Jl. Veteran No. 180 A Yk Bintang 2 Telp. (0274) 38007 67 Emersia Malioboro
Jl. Gowongan Kidul No.34
Bintang 3 Telp. (0274) 588118
68 Santika Premier
Jl. Jendral Sudirman No. 19
Bintang 4 Telp. (0274) 563036
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN 39
NO. N A M A ALAMAT KET
69 Sky
Jl. Hayam Wuruk No. 51 YK
Bintang 1 Telp. (0274) 544879
70 Swissbell
Jl. Jendral Sudirman No. 69
Bintang 4 Telp. (0274) 2921888
71 Tara
Jl. Raya Magelang No.129
Bintang 4 Telp. (0274) 2801818
72 Tentrem
Jl. A.M Sangaji No. 72 Yk
Bintang 5 Telp (0274) 6415555 73 The 101 Hotel Jl. Mangkubumi No. 103 Yk Bintang 4 Telp (0274) 2920101 74 The Phoenix Jl. Jend. Sudirman 9-11 Yk Bintang 5 Telp. (0274) 566617, 589792 75 Tickle
Jl. Urip Sumoharjo No. 64
Bintang 2 Telp. (0274) 560393
76 Tjokro Style
Jl. Mentri Supeno No. 48
Bintang 3 Telp. (0274) 386200 77 Top Malioboro Jl. Hos Cokroaminoto 145 Yk Bintang 3 Telp. (0274) 5305755 78 Whiz Jl. Dagen No. 8 Yk Bintang 2 telp (0274) 583328
79 OGH Doni Yogya Plaza
Jl. Tribrata 1 A Yk
Bintang 2 Telp. (0274) 580833
80 Zest
Jl. Gajah Mada No. 28 YK
Bintang 2 Telp (0274) 6429119
81 Laxston
Jl. Magelang No. 31, Bumijo
Bintang 2 Telp. (0274) 556600
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN 40 Adapun data hotel non bintang yang tersebar di Kota Yogyakarta tergambar pada tabel berikut:
Tabel 3.2.
Daftar Hotel Non Bintang Kota Yogyakarta
NO KECAMATAN NAMA ALAMAT
1
Danurejan
Akur Jl. Mataram 8 Yk (0274)
582054
2 Djambu Indah Jl. Mas Suharto 16 Yk
(0274) 563985
3 Family Pules Jl. Mataram No. 88 (0274)
516868
4 Familia Residence Jl. Bausasran No. 41
(0274) 562638
5 Guest House Giri Arta Jl. Tegalpanggung No. 42 082137053704
6 Museum Batik Jl. Dr. Sutomo No. 13 A Yk
(0274) 541766
7 Pantes Sosrokusuman DN I/142
Yk (0274) 512289
8 Puspo Nugroho Sosrokusuman DN I/187
Yk (0274)n566446
9 Suryaputri Jl. Tukangan No. 29 Yk
(0274) 516038
10 Bakti Jl. Hayamwuruk No. 13 Yk
(0274) 512432 11
Gondokusuman
Galuh Anindita Jl. Condrokiranan 10 Yk (0274) 589426
12 Bali Omah Jl. Melati Kulon No. 18
0812264944085
13 Sagan Jl. Kartini No. 4 Yk (0274)
549963
14 Sala 3 Jl. Prof DR H Yohanes
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN 41
NO KECAMATAN NAMA ALAMAT
15 Indraloka Nusantara Jl. Cik Di Tiro No. 18
(0274) 544428
16 Delta Jl. Timoho No. 3 Yk
(0274)554477
17 Graha Kinasih Kota
Baru
Jl. Ungaran No. 1 Kotabaru (0274) 513370
18 Griya Nalendra Kepuh GK III No. 1074 Yk
(0274) 517702
19 Duta Wisata II Jl. Laksda Adisucipto 8 Yk
(0274) 587364
20 Sekar Ayu Jl. Abu Bakar Ali 8 Yk
(021) 29707600
21 Le Krasak Jl. Krasak No. 9, Kota Baru
(0274) 517745
22 Tri Brata Jl. Tribrata No. 2B Yk
(0274) 589147
23 Mitra JL. KHA Dahlan 9 Yk(0274)
412302 24
Gondomanan
Pusaka Jl. Ketandan GM I/43 Yk
(0274) 544659
25 Ceria Jl. Ibu Ruswo 57 Yk (0274)
37391
26 Limaran Jl. Suryotomo 1 Yk
27 Sinar Baru Jl. Ketandan Kulon 2 A Yk
28 Citra Kita Jl. Poncowinatan No. 79-81
(0274) 58361 29
Jetis
Griya Monginsidi Jl. W. Monginsidi No.7 (0274) 585565
30 Griya Sentana Jl. Gowongan Lor 65/67 Yk
(0274) 516559
31 Hotel Rene Jl. P. Mangkubumi No. 59
(0274) 563324
32 Kumbokamo Utomo Jl. P. Mangkubumi No. 60
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN 42
NO KECAMATAN NAMA ALAMAT
33 Poncowinatan Jl. Poncowinatan 3 Yk
(0274) 561570
34 Utara Jl. Magelang No. 25 (0274)
513879
35 Dieng Permai Jl. Bumijo 20 Yk
36 Pakuning Jl. Pakuingratan No. 01 Yk
(0274) 561176
37 Timur Jl. Rejowinangun No. 142
Yk (0274) 376954 38
Kotagede
Agung Rahayu Jl. Gedong Kuning, Pelem Pemulong (0274) 7436060
39 Kayla Hotel Jl. Gedong kuning 118 Yk
(0274) 371335
40 Lokawisata Jl. Retno Dumilah No. 38
Yk
41 Kota Gede Heritage Jl. Tegalgendu No. 20
(021) 29707600
42 Yogya Graha Jl. Rejowinangun No. 1
(0274) 377979
43 Wisma Martha Jl. Rejowinangun No. 15
Yk (0274) 2840304
44 Graha Surya Jl. Suryodiningratan No. 29
(0274) 37193 45
Mantrijeron
Griya Putri Dewi Jl. Suripto MJ III/508 08123118366
46 Homestay Ndalem MJ Jl. Surami MJ III/853 (0274)
382121
47 Mamagyo Inn Jl. Suryodiningratan No. 42
085946604108
48 Pose Inn Jl. Mayjend Sutoyo No. 62
(0274) 371975
49 Pramesthi Jl. Mangkuyudan No. 44
(0274) 450606
50 Puri Ganesha Jl. Mangkuyudan 51 Yk
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN 43
NO KECAMATAN NAMA ALAMAT
51 Rama Shinta Jl. Patangpuluhan No.23
081334616661
52 Rengganis Hotel Ngadinegarn MJ III/133 Yk
(0274) 373833
53 Ruba Graha Jl. Mangkuyudan 1 Yk
(0274) 373531
54 Tamansari Jl. Letjend. S. Parman No.
17 (0274) 372033
55 Tasik Jogja Jl. Bantul No. 47 Yk (0274)
377626
56 The Cube Jl. Parangtritis No. 16 Yk
57 Winotosastro Garden
A
Jl. Sartono MG III/825 (0274) 387110
58 Wisma Ananda Ngadinegaran MJ III/ 72 Yk
(0274) 378323
59 Wisma Nugroho Mantrijeron MJ III/813 Yk
60 Chandra Kirana Jl. Parangtritis 108 Yk
61 Harmony Inn Jl. Parangtritis (0274)
387135
62 Indrakila Jl. Tirtodipuran 30 Yk
(0274) 372429
63 Laksmita Jl. Bantul No. 60 B (0274)
385053
64 Kartini 2 Jl. Parangtritis 16 Yk
65 Seno Jl. Jogokaryan 26 Yk
(0274) 373445
66 Edu Jl. Letjen. Suprapto No. 17
Yk (0274) 543295 67
Ngampilan
Ancora Jl. Letjen Suprapto (0274)
548852
68 Indah Jl. Jogonegaran 11 Yk
(0274) 514020
69 Wachid Jl. K.H. Wachid Hasyim
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN 44
NO KECAMATAN NAMA ALAMAT
70 Citra Indah Jl. Letjend Suprapto III A
Yk (0274) 565555
71 Casa Raffles Purwodiningratan NG I/915
(0274) 514256
72 Mawar Asri Jl. H. Agus Salim 41 Yk
(0274) 514256
73 Novatel Jl. Wachid Hasyim No. 61
Yk
74 Shafira Jl. Letjend. Suprapto
08990963338
75 Wisma Hidayah Jl. H. Agus Salim No 21 Yk
(0274) 375630
76 Aji Guest House Jl. Jagalan, No. 58 Yk
77
Pakualaman
Musafira Jl. Surokarsan 15
081313252550
78 Omahqu Jl. Bausasran No. 34
(0274) 556678
79 Puri Tumenggung Jl. Masjid 7 Yk (0622)
74510849
80 Rajadani Jl. Jagalan Beji 6 Yk
81 Panorama Jl. Sultan Agung 95 Yk
(0274) 587485
82 Adya Nalendra Jl. Tri Margo Kulon No. 94
(0274) 554606 83 Tegalrejo Bener Jl. Bener Yk 081215601482 84 Maerakatja Jl. W. Mongoinsidi 22 B (021) 29707600
85 Calegesco Jl. H.O.S. cokroaminoto
158 Yk (0274) 564858
86 Ekon Jl. H.O.S Cokroaminoto
(0274) 5304850
87 Caniga Jl. Guno Mrico No. 9 Yk
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN 45
NO KECAMATAN NAMA ALAMAT
88 Jogja Inn Jl. Veteran No. 175 A Yk
(0274) 414186 89
Umbulharjo
Retno Mudo Jl. Veteran 200 Yk (0274) 376077
90 Satya Graha Jl. Veteran 147 Yk
081393373080
91 Surya Citra Jogja Jl. Veteran No. 143 Yk
(0274) 386198
92 Agung Kencana Jl. Mentri Sumpeno 55 Yk
(0274) 377825
93 Al Attar Jl. Veteran 143
081392707458
94 Al Barokah Jl. Balirejo No. 27 (0274)
542722
95 Cinka Garini Jl. Nitikan 30 Yk (0274)
450616
96 Citra Jl. DR. Supomo 14 Yk
97 Dewa Ruci I Jl. Veteran 169 (0274)
377376
98 Dewa Ruci II Jl. Imogiri Timur 158 Yk
(0274) 410104
99 Edotel Kenari Jl. Kenari No. 4 (0622)
74558436
100 Edotel Umbulharjo Jl. Sidikan 60 UH Yk (0274)
381432
101 Fevytra Jl.Prof DR Supomo No.
1060 (0274) 381619
102 Graha Somaya Jl. Menteri Supeno 28 B C
Yk (0274) 377555
103 Heryon Jl. Menteri Supeno 28 D Yk
(0274) 380924
104 Kayu Manis Jl. Gambiran 52 Yk
105 Kilisuci Jl. Gambiran 55 Yk