• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 OBYEK PENELITIAN. tersebut siarannya ditujukan untuk kepentingan negara. Sejak berdirinya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 OBYEK PENELITIAN. tersebut siarannya ditujukan untuk kepentingan negara. Sejak berdirinya"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

26 BAB 3

OBYEK PENELITIAN

3.1 Struktur Organisasi Perusahaan 3.1.1 Sejarah LPP TVRI

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran yang menyandang nama negara mengandung arti bahwa dengan nama tersebut siarannya ditujukan untuk kepentingan negara. Sejak berdirinya tanggal 24 Agustus 1962, TVRI mengemban tugas sebagai televisi yang mengangkat citra bangsa melalui penyelenggaraan penyiaran peristiwa yang berskala internasional, mendorong kemajuan kehidupan masyarakat serta sebagai perekat sosial.

Tanggal 23 Oktober 1961, Presiden Soekarno yang ada pada saat itu masih menjabat sebagai Presiden sedang berada di Wina, mengirimkan teleks kepada Menpen Maladi untuk segera menyiapkan proyek televisi hanya dalam waktu persiapan 10 bulan dengan jadwal sebagai berikut :

1. Membangun studio di eks AKPEN di Senayan (TVRI sekarang ) 2. Membangun dua pemancar yang masing-masing berkekuatan 100

watt dan 10 kw dengan tower 80 meter.

3. Mempersiapkan software (program dan tenaga)

Pembangunan tower selesai pada tanggal 20 Agustus 1962 . Pada tanggal 17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan , yang pada waktu itu sedang ada acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia XVII dari halaman Istana Merdeka Jakarta, dengan pemancar cadangan yang berkekuatan 100 watt.

(2)

Pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung Upacara Persiapan Asian Games IV dari Stadion Utama Bung Karno dengan status Seksi Televisi. Setelah Asian Games IV selesai , Kepres No. 318/1962 tentang TVRI diintegrasikan ke dalam Yayasan Gelora Bung Karno disusul dengan Kepres No. 17/1963 pada tanggal 27 Februari 1963 tentang penggunaan TVRI Yayasan Gelora Bung Karno.

Siaran pertama TVRI mendapat sambutan yang positif dari semua pihak. Sehingga pada tanggal 20 Oktober 1963, dikeluarkan Kepres No. 215/1963 tentang pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI. Kini, TVRI Pusat Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 19 jam , mulai pukul 05.00 WIB sampai 24.45 WIB dengan substansi acara bersifat informatif, edukatif, dan entertainment.

Pada tahun 1964 mulai dirintis pembangunan Stasiun Penyiaran Daerah dimulai dengan TVRI Stasiun Yogyakarta, yang secara berturut- turut diikuti dengan Stasiun Medan, Surabaya, Ujung Pandang, Manado, Denpasar, dan Balikpapan (bantuan Pertamina). Tahun 1977, dibentuklah Stasiun Produksi Keliling atau SPK yang berfungsi sebagai perwakilan atau koresponden TVRI di daerah, yang terdiri dari : Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 27 stasiun Daerah dan 1 Stasiun Pusat dengan didukung oleh 376 satuan transmisi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

(3)

Ke 27 TVRI Stasiun Daerah tersebut adalah: 1. TVRI Stasiun DKI Jakarta

2. TVRI Stasiun Nangroe Aceh Darussalam 3. TVRI Stasiun Sumatera Utara

4. TVRI Stasiun Sumatera Selatan 5. TVRI Stasiun Jawa Barat dan Banten 6. TVRI Stasiun Jawa Tengah

7. TVRI Stasiun Jogyakarta 8. TVRI Stasiun Jawa Timur 9. TVRI Stasiun Bali

10. TVRI Stasiun Sulawesi Selatan 11. TVRI Stasiun Kalimantan Timur 12. TVRI Stasiun Sumatera Barat 13. TVRI Stasiun Jambi

14. TVRI Stasiun Riau dan Kepulauan Riau 15. TVRI Stasiun Kalimantan Barat

16. TVRI Stasiun Kalimantan Selatan 17. TVRI Stasiun Kalimantan Tengah 18. TVRI Stasiun Papua

19. TVRI Stasiun Bengkulu 20. TVRI Stasiun Lampung

21. TVRI Stasiun Maluku dan Maluku Utara 22. TVRI Stasiun Nusa Tenggara Timur 23. TVRI Stasiun Nusa Tenggara Barat

(4)

24. TVRI Stasiun Gorontalo 25. TVRI Stasiun Sulawesi Utara 26. TVRI Stasiun Sulawesi Tengah 27. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara

Kegairahan TVRI dalam meningkatkan mutu siaran kembali pada tanggal 1 Maret 1963, dengan lahirnya siaran iklan untuk pertama kali dan ditetapkannya Yayasan Televisi Republik Indonesia sebagai Badan Hukum TVRI melalui keputusan Presiden No. 75/166, Yayasan TVRI dintegrasikan kedalam Direktorat Jendral Radio Televisi dan Film.

Status hukum TVRI kembali mengambang sebagimana pada era 1962 sampai tahun 1963 , mengenai kejelasan akan status hukum TVRI. Tanggal 7 Juni 2000, status hukum TVRI kembali terwujud dengan diterbitkan peraturan Pemerintah RI No.36 tahun 2000 tentang pendirian perusahaan Jawatan TVRI yang dalam menyelenggarakan kegiatan peniarannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip Televisi Publik , yaitu Independen, netral, dan mandiri dengan standart kualitas yang tinggi.

Tepat pada bulan April 2002 , dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2002 , yaitu perubahan kembali status TVRI menjadi Perseroan Terbatas (PT) dibawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan kantor Menteri Negara BUMN. Sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-44 (24 Agustus 2006) , TVRI resmi menjadi Lembaga Penyiaran Publik.

(5)

Dinamika kehidupan TVRI adalah dinamika perjuangan bangsa dalam proses belajar berdemokrasi. Pada tanggal 24 Agustus 1962 dalam era Demokrasi Terpimpin, TVRI berbentuk Yayasan yang didirikan untuk menyiarkan pembukaan Asian Games yang ke IV di Jakarta.

Memasuki era Demokrasi Pancasila pada tahun 1974, TVRI telah berubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan dengan status sebagai Direktorat yang bertanggungjawab Direktur Jenderal Radio, Televisi, dan Film.

Dalam era Reformasi terbitlah Peraturan Pemerintah RI Nomor 36 Tahun 2000 yang menetapkan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan di bawah pembinaan Departemen Keuangan . Kemudian melalui Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2002 TVRI berubah statusnya menjadi PT. TVRI (Persero) di bawah pembinaan Kantor Menteri Negara BUMN. Selanjutnya, melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh Negara.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(6)

3.1.2 Status TVRI di Era Orde Baru

Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan, yang diberi status Girektorat, langsung bertanggung jawab pada Direktur Jendral Radio, TV, dan Film Departemen Penerangan Republik Indonesia.

Sebagai alat komunikasi pemerintah, tugas TVRI adalah untuk menyampaikan policy Pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang bersamaan menciptakan two-way traffic dari rakyat untuk pemerintah selama tidak mendiskreditkan usaha-usaha pemerintah.

Pada garis besarnya tujuan policy Pemerintah dan program-programnya adalah untuk membangun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan masyarakat yang aman adil, tertib, dan sejahtera, dimana setiap warga Negara Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah dan mental spiritual.

Semua kebijakansanaan Pemerintah beserta programnya harus dapat diterjemahkan melalui siaran-siaran dari studio-studio TVRI yang berkedudukan di Ibukota maupun daerah dengan cepat, tepat dan baik.

Semua pelaksanaan TVRI baik di Ibukota maupun di Daerah harus meletakan tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi suatu well-integrated mass media Pemerintah.

Tahun 1975, dikeluarkan SK Menpen No.55 Bahansiaran/KEP/Menpen/1975, TVRI memiliki status ganda yaitu selain sebagai Yayasan Televisi RI juga sebagai Direktorat Televisi, sedang manajemen yang diterapkan yaitu manajemen perkantoran / birokrasi.

(7)

3.1.3 Visi dan Misi LPP TVRI Visi

Sebagai media elektronik TVRI mempunyai Visi yaitu “Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat kesatuan nasional”

Misi

1. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.

2. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama.

3. Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.

4. Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan negara Indonesia di dunia Internasional.

3.1.4 Slogan LPP TVRI

LPP TVRI pada awalnya memiliki slogan yang sudah sangat dikenal luas masyarakat, yakni “Menjalin Persatuan dan Kesatuan”. Slogan ini merupakan upaya merekatkan seluruh elemen masyarakat dari Sabang sampai Merauke yang menyatukan seluruh suku bangsa di tanah air. Pada tahun 2000 slogan LPP TVRI pun berubah menjadi ”Semakin Dekat di Hati”.

(8)

3.1.5 Nilai Dasar LPP TVRI

Nilai – nilai dasar yang menjadi pedoman bagi LLP TVRI: 1. Pengawal kepentingan publik.

2. Independen, tidak bergantung pada dan tidak dipengaruhi oleh pihak lain.

3. Netral, tidak memihak kepada kepentingan salah satu pihak yang berbeda pendapat.

4. Tidak komersial, tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi lebih mengutamakan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

3.1.6 Logo LPP TVRI

Gambar 3.1 Logo LPP TVRI

Arti simbolis dari bentuk logo ini menggambarkan “layanan publik yang informatif, komunikatif, elegan dan dinamis” dalam upaya mewujudkan visi dan misi TVRI sebagai TV Publik yaitu media yang memiliki fungsi kontrol dan perekat sosial untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.

Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan berakhir pada huruf I dari huruf TVRI membentuk huruf “P” yang mengandung 5 (lima) makna. Layanan informasi dan komunikasi menyeluruh, yaitu :

(9)

1. P sebagai huruf awal dari kata PUBLIK yang berarti “memberikan layanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.”

2. P sebagai huruf awal dari kata PERUBAHAN yang berarti “membawa perubahan ke arah yang lebih sempurna.”

3. P sebagai huruf awal dari kata PERINTIS yang berarti “merupakan perintis atau cikal bakal pertelevisian Indonesia.”

4. P sebagai huruf awal dari kata PEMERSATU yang berarti “merupakan lembaga penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di Bumi Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau.” 5. P sebagai huruf awal dari kata PILIHAN yang berarti “menjadi pilihan

alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan masyarakat.”

Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melambangkan komet yang bergerak cepat dan terarah serta bermakna gerakan perubahan yang cepat dan terencana menuju televisi publik yang lebih sempurna. Bentuk tipografi TVRI memberi makna elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan perkembangan jaman serta tuntutan masyarakat. Warna biru mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif, informatif dan komunikatif. Perubahan warna jingga ke warna merah melambangkan sinar atau cahaya yang membawa pencerahan untuk ikut bersama mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna : Semangat dan dinamika perubahan menuju ke arah yang lebih sempurna.

(10)

3.1.7 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3.2 Dewan Pengawas LPP TVRI Periode 2011-2016

Kiri ke Kanan :

Indrawadi Tamin, Elprisdat, Immas Sunarya, Bambang Soeprijanto, Akhmad Sofyan

(11)

3.1.8 Dewan Direksi LPP TVRI Periode 2012-2017

Gambar 3.3 Dewan Direksi LPP TVRI Periode 2012-2017

Kiri ke Kanan :

Direktur Program dan Berita : Irwan Hendarmin, S.Kom. Direktur Umum : Drs. Tribowo Kriswinarso

Direktur Pengembangan & Usaha : Erwin Aryanantha, S.,SE.,MM. Direktur Utama : DR. Farhat Syukri, SE.,M.Si.

Direktur Teknik : Ir. Erina HC. Tobing M.Sc. Direktur Keuangan : Drs. Eddy Machmudi E

(12)

3.1.9 Struktur Organisasi LPP TVRI

(13)

3.1.10 Strukur Organisasi Direktorat Umum

(14)

3.2 Format Siaran LPP TVRI

3.2.1 Pemrograman

1. Pemrograman baik untuk siaran lokal, regional, nasional, maupun untuk siaran internasional wajib melibatkan perguruan tinggi, para ahli, organisasi-organisasi kemasyarakatan, dan kelompok masyarakat lainnya yang dinilai memiliki kompetensi dengan industri penyiaran. 2. Pemrograman wajib memperhatikan aspek-aspek keuntungan sosial,

budaya dan kepublikan termasuk aspek finansial dari setiap program acara siaran.

3. Pemrograman wajib memperhatikan faktor-faktor kompetisi televisi dan/atau teknologi informasi yang meliputi isi siaran, waktu tayang, struktur acara (program structure), kemasan acara (program mantage), promosi acara (program promotion), kualitas video dan audio acara (program audio-video quality) serta kecanggihan dan perkembangan teknologi (program technology).

3.2.2 Bahasa Siaran

1. Bahasa pengantar utama dalam penyelenggaraan siaran lokal, regional, dan nasional TVRI adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2. Bahasa daerah dapat digunakan sebagai pendukung dalam penyelenggaraan siaran lokal TVRI untuk mata-mata acara tertentu

(15)

sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat di masing-masing daerah.

3. Bahasa asing meliputi bahasa Inggris, Perancis, Spanyol, Jerman, Jepang, dan bahasa Rusia merupakan bahasa pengantar utama dalam penyelenggaraan siaran internasional TVRI sesuai dengan kebutuhan dan khalayak sasaran.

3.2.3 Hak Asasi Manusia

1. Siaran TVRI menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. 2. Siaran TVRI menghormati dan menjunjung tinggi martabat manusia

baik sebagai individu maupun kelompok.

3. Siaran TVRI menghormati dan menjunjung tinggi kehidupan pribadi dan kelompok dengan tidak menyiarkan hal-hal yang merugikan nama baik atau perasaan susila seseorang atau kelompok, kecuali atas tuntutan pendidikan/ilmu pengetahuan dan kepentingan umum.

4. Siaran TVRI menghormati dan menjunjung tinggi perlindungan terhadap anak-anak, remaja, dan perempuan.

5. Siaran TVRI menolak segala bentuk diskriminasi budaya, gender, agama, kepercayaan, dan keyakinan serta segala bentuk perbedaan suku/ras dan strata sosial.

6. Siaran TVRI melalui beragama program acaranya diarahkan ikut mendorong gerakan memajukan Hak Asasi Manusia.

(16)

3.2.4 Hukum dan Politik

1. Siaran TVRI menghormati dan mendasarkan kepada hukum dan perundang-undangan yang berlaku.

2. Siaran TVRI Harus dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. 3. Siaran TVRI tidak memihak kepada individu, kelompok, atau

golongan tertentu yang menyimpang dari norma. 4. Siaran TVRI harus netral dan independen.

5. Siaran TVRI bermuara kepada upaya pemantapan integrasi bangsa dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

6. Siaran TVRI yang menyangkut kegiatan politik wajib memberikan proporsi yang seimbang kepada setiap elemen atau komponen masyarakat sesuai dengan ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.

7. Siaran TVRI yang menyangkut kegiatan Pemilihan Umum, Pemilihan Presiden/wakil Presiden, Pemilihan Kepala Daerah dan Kepala Desa wajib dilakukan secara berimbang, netral santun, dan tidak memihak dengan menyediakan waktu yang dan durasi secara proposional. 8. Sesuai dengan ketentuan hukum dan perundang-undangan yang

berlaku, yaitu: UU No.32 tahun 2002 Tentang Penyiaran serta peraturan perundang-undangan terkait lainnya.

(17)

3.2.5 Pendidikan, Agama, dan Kebudayaan

1. Siaran TVRI memperhatikan keseimbangan antara tontonan dan tuntunan.

2. Siaran TVRI mengutamakan unsur pendidikan yang mencerdaskan, memberdayakan, dan membangun semangat, kreatifitas, dan inovasi masyarakat.

3. Siaran TVRI menghormati dan menjunjung tinggi keberagaman seni dan budaya daerah dalam rangka mementapkan budaya nasional. 4. Siaran TVRI menghormati dan menjunjung tinggi keberagaman

agama dan kepercayaan serta menghargai kebebasan individu menjalankan ajaran agama dan kepercayaan masing-masing.

5. Siaran TVRI menghindari materi-materi acara yang mengandung unsur pertentangan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA, judi, bersifat klenik dan mistik yang bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan, agama, dan budaya.

3.2.6 Gender

1. Siaran TVRI menghargai hak dan perlindungan atas perempuan sesuai dengan konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa, ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.

2. Siaran TVRI memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada perempuan untuk ikut berperan dalam beragam siaran sebagai upaya meningkatkan kualitas dan memberdayakan dirinya.

(18)

3.2.7 Siaran Berita

1. Siaran Berita menegutamakan kemurnian fakta, kebenaran, keakuratan, kenetralan, keseimbangan, kecepatan, kecermatan, dan relevansi.

2. Siaran Berita menghindari pertentangan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).

3. Siaran Berita menghormati hak jawab individu atau kelompok dengan menyiarkan ralat pada kesempatan pertama dan prioritas pertama.

3.2.8 Muatan Siaran

1. Isi siaran TVRI berorientasi pada pendidikan, kebudayaan, dan kebangsaan.

2. TVRI mendukung nilai-nilai publik, struktur sosial masyarakat demokratis, serta hak asasi manusia.

3. TVRI berperan sebagai kekuatan dalam menctraan keunggulan dan kekayaan negara dan bangsa Indonesia.

4. TVRI berperan sebagai referensi bagi publik dalam mengantisipasi perubahan yang sangat cepat serta menjadi faktor perekat sosial dan individu, kelompok, dan masyarakat.

5. TVRI berperan sebagai forum untuk diskusi publik atau sarana menyampaikan berbagai pandangan seluas-luasnya serta mendorong pelaksanaan dekat publik dalam rangka mewujudkan demokrasi.

(19)

6. TVRI mendukung terwujudnya masyarakat informasi, sebagai agen pemersatu pluralisme berbagai lapisan dan kelompok masyarakat dalam pembentukan opini publik.

7. TVRI berperan sebagai saluran olah raga nasional dan internasional yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.

8. TVRI mampu melayani kepentingan dan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat serta menyediakan waktu tayang yang dapat menampung kepentingan kelompok terabaikan.

3.3 Profil Umum Program Acara TVRI Sport

Gambar 3.6 Logo TVRI Sport

“TVRI Sport” di LPP TVRI sudah ada sejak tahun 1998, jam penayangan pada pukul 20.00-20.30 WIB. Di tahun 2000 “TVRI Sport” berubah nama menjadi Monitor Olahraga, jam penayangannya pada pukul 05.30-06.00 WIB. Seiring berjalannya waktu Monitor Olahraga pada tahun 2006/2007 pindah jam penayangannya ke jam 09.00-09.30 WIB. Dengan kembali berubah nama menjadi “TVRI Sport” dan waktu penayangannya pada pukul 05.30-06.00 WIB. Isi acara program ‘TVRI Sport” ini ada informasi berita

(20)

mancanegara di ambil dari reuters dan juga di ambil dari livecross daerah-daerah di Indonesia. Durasi program acara “TVRI Sport” ini adalah 30 menit.

3.3.1 Format dan Target Audiens Program “TVRI SPORT” Format Program ‘TVRI Sport”:

1. Jenis : Berita (news) 2. Sifat : Informasi 3. Setting : Indoor (studio) 4. Durasi : 30 menit

5. Jam tayang : Senin – Minggu, pukul 05.30 – 06.00 WIB Target audiens dari program “TVRI Sport” adalah semua rakyat Indonesia khususnya bagi masyarakat yang mencintai olahraga agar dapat memberikan informasi secara aktual, cepat, tepat dan akurat.

3.4 Pendekatan Penilitian

Pada dasarnya penelitian ini merupakan kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui dengan metode yang sistematis dan terarah. Untuk dapat mengetahui bagaimana proses program “TVRI Sport” di LPP TVRI secara metode dan terarah, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. (Moleong,2005:3)

Penelitian dengan pendekatan kualitatif merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan jalan menggambarkan keadaan pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang nampak sekarang. Peneliti kualitatif tidak

(21)

menggunakan model-model matematik, statistik, atau komputer. Secara fundamental , penelitian kualitatif bertujuan menganalisa sesuatu bentuk situasi, konten dan aksi sosial dibandingkan membuatnya menjadi subjek yang matematis atau bentuk formal lainnya. (Lindlof and Taylor,2002:18) Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan didunakan dalam penelitian kemudian diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi.

3.4.1 Jenis Penilitian

Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian di mana peneliti berusaha menggambarkan keadaan/kondisi yang sebenarnya dan data yang diperoleh berasal dari fakta-fakta yang tampak sebagaimana keadaan sebenarnya.

Karakteristik penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Pada penulisan laporan demikian, penulis dalam menganalisa data yang sangat kaya tersebutdan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. (Moleong,2005:11)

3.4.2 Jenis dan Sumber Data

Pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang

(22)

tidak langsung meberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. (Sugiyono,2008:62) Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Data Primer

Penelitian yang memperoleh data secara langsung dari nara sumber langsung (tidak melalui perantara), yaitu dengan cara melakukan wawancara dan jawaban terbuka sesuai dengan argumentasi dari narasumber di LPP TVRI

Data Sekunder

Data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung (melalui media perantara). Pada umumnya data sekunder berupa catatan atau laporan historis yang telah tersususn dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan data yang tidak dipublikasikan oleh LPP TVRI. Data sekunder yang digunakan adalah data internal yang merupakan dokumen operasional yang dikumpulkan, dicatat, dan disimpan oleh LPP TVRI.

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian dari proses penyajian data yang berkaitan dengan sumber dan cara untuk memperoleh data penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah:

(23)

1. Metode Observasi

Metode observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung dan pencatatan terhadap obyek yang diteliti untuk memperoleh informasi.

2. Metode Wawancara

Metode wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung terhadap pihak-pihak yang terkait atau terhadap objek penelitian. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan berbagai informasi menyangkut masalah yang diajukan dalam penelitian. Key informat dan informant dalam penelitian ini adalah:

a. Produser (key informant) b. Produser pelaksana (informant) c. Editor (informant)

3. Metode Kepustakaan

Metode kepustakaan merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan obyek penelitian sebagai bahan referensi dalam mendapatkan informasi yang akan dibutuhkan.

3.4.4 Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data

(24)

kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono,2008:89)

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. (Moleong,2005:247)

Karena tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan suatu deskripsi, maka analisis dilakukan dengan jalan menghubungkan data dilapangan dengan teori yang ada. Setelah dianalisis, data tersebut diinterpretasikan dengan paparan berbentuk narasi (cerita) yang didukung oleh teori kepustakaan.

3.5 Keabsahan Penelitian

Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mendukung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan data, yaitu: (Bryman 2008:376)

A. Kredibilitas, yaitu apakan proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan

(25)

konsep validitas internal dari non-kualitatif. Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik observasi secara terus-menerus dan sungguh-sungguh , sehingga peneliti semakin mendalami fenomena social yang diteliti seperti apa adanya. Peneliti juga melakukan transkrip dari wawancara, kemudian coding, open coding, axial coding, serta selective coding, sehingga bisa dianalisis dengan akurat.

B. Tranferabilitas, yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain. konsep validitas itu menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam pupulasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh pada sample yang secara representatif mewakili populasi itu. Dalam penelitian ini kualitas transferbility menyajikan data deskriptif lebih lengkap, misalnya melalui latar belakang informan, jawaban dari pertanyaan wawancara, peran informan dalam perusahaan, dan lain-lain.

C. Dependability, yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan. Pada penelitian ini dapat dikatakan dependability atau ketergantungan pada pebelitian ini dilakukan secara cermat dan berhati-hati menggunakan data yang dipercaya. Serta secara konsisten mendapatkan data dari wawancara langsung ataupun observasi langsung dari lapangan. Kemudian peneliti ini ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode penelitian yang tepat. D. Konfirmabilitas, yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya

(26)

dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan memperlihatkan hasil penelitian pada informan yang kemudian dikonfirmasi oleh informan agar hasil dapat lebih objektif.

Untuk memenuhi standar konfirmabilitas, peneliti mendapatkan pernyataan dari informan tentang keabsahan laporan penelitian ini.

3.6 Permasalahan Yang Ada

Permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini adalah proses produksi suatu program berita di LPP TVRI yaitu, program “TVRI Sport”. Dimana dalam proses produksi program “TVRI Sport” tersebut terdapat hal yang menarik untuk diteliti yaitu, proses produksi program berita yang menayangkan acara olahraga dari daerah, nasional, dan Internasional. karena isi dari berita tersebut mengambil seluruh cabang olaharaga yang akan dibahas dan disiarkan. Dalam proses pra produksi, yang meliputi tahap perencanaan dilakukan TVRI Jakarta, sedangkan pada tahap produksi kebanyakan dilakukan oleh stasiun televisi daerah. Pada proses terakhir yaitu proses pasca produksi, dimana dilakukan penyuntingan materi berita yang telah dikirim oleh stasiun daerah melalui sistem livecross dan wire dari luar negeri yaitu reuters.

Dalam hal ini, peneliti menemukan kesulitan pada saat menganalisa proses produksi karena proses produksinya tidak menentu apa yang akan ditayangkan pada setiap episodenya. Selain itu, keterbatasan waktu dalam melakukan pengumpulan data karena sebagian besar nara sumber disibukkan dengan pekerjaannya. Namun hal ini bisa saja terjadi dalam setiap penelitian untuk pemula yang memiliki kelemahan dan keterbatasan sehingga dapat membuat penelitian ini tidak sebagaimana yang diinginkan.

(27)

3.7 Alternatif Pemecahan Masalah

Alternatif pemecahan masalah yang diambil oleh peneliti sesuai dengan beberapa kesulitan yang ditemukan dalam menganalisa proses produksi ‘TVRI Sport” antara lain adalah dengan melihat isi dan makna yang terkandung dalam setiap episode penayangan program “TVRI Sport”. Dimana program tersebut materinya diambil dari reuters dan livecross daerah. Dalam penentuan pemilihan key informant atau nara sumber, peneliti memilih sebagian nara sumber yang berpengaruh besar dalam proses produksi serta berpengaruh dalam menentukan pilihan atau isi berita yang berkualitas dalam program “TVRI Sport”.

Gambar

Gambar 3.1 Logo LPP TVRI
Gambar 3.2 Dewan Pengawas LPP TVRI Periode 2011-2016
Gambar 3.3 Dewan Direksi LPP TVRI Periode 2012-2017
Gambar 3.4 Struktur Oraganisasi Direktorat Program dan Berita
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tidak terpenuhinya nilai OEE di perusahaan tersebut karena nilai dari Quality Rate pada pperusahaan tersebut yang sangat rendah yaitu sebesar 50,1%sehingga perlu dilakukan

Kemudian pada dimensi koordinasi belum ada pembagian tugas dan kewenangan yang jelas dan tertulis, selanjutnya dimensi publikasi dan kampanye edukatif dimana kampanye edukatif

Untuk mengetahui sektor apa saja yang memiliki potensi sebagai sektor unggulan dan memiliki keunggulan kompetitif atau daya saing dan spesialisasi dengan menggunakan alat

Hubungan antara grafik sensitivitas yang dihasilkan dari eksperimen dan hukum Beer-Lambert ini memungkinkan nanopartikel perak termodifikasi asam asetat 0,1% ini

Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Sementara itu siswa lebih berminat melaksanakan pembelajaran IPA secara kontekstual dan terpadu dengan metode eksperimen/praktek.Guru kurang siap melaksanakan

Peneliti memilih lokasi ini karena pengembangan perumahan dan perubahan sosial ekonomi pada warga pinggiran Kota Bandung, Kecamatan Gedebage sedang dalam proses masa

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam resital 34 bahwa penyelidikan perpanjangan Safeguard berfokus pada keadaan apakah pengenaan BMTP masih diperlukan