• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penelitian

Cekungan Salawati adalah salah satu cekungan minyak dan gas bumi Indonesia yang produktif karena sebelumnya telah dilakukan banyak eksplorasi di sana. Berdasarkan laporan dari Pertamina dan Trend (1989), lebih dari 500 sumur eksplorasi dan pengembangan telah dibor di cekungan tersebut. Eksplorasi hidrokarbon di Cekungan Salawati telah dimulai sebelum Perang Dunia ke-2 oleh NNGPM, sebuah konsorsium antara SHELL, STANVAC dan Far Pacific Investment Company. Sebanyak 25 sumur eksplorasi dibor dan hasilnya adalah penemuan komersial di Lapangan Klamono (1936) yang berada bagian utara Cekungan Salawati. Lapangan ini telah memproduksi minyak kategori low gravity dari batugamping Miosen pada kedalaman 130 meter (425 ft).

Pada tahun 1970, Petromer Trend menandatangani production sharing contract (PSC) dengan Pertamina. Dengan menggunakan teknik dan peralatan geologi dan geofisika modern, eksplorasi difokuskan untuk menemukan build-up karbonat. Eksplorasi ini menghasilkan penemuan di Lapangan Kasim pada tahun 1972. Eksplorasi lanjutan menggunakan data seismik digital beberapa tahun berikutnya menghasilkan penemuan-penemuan baru yakni di Lapangan Jaya, Walio dan Kasim Utara pada tahun 1973, Lapangan Kasim Barat pada tahun 1974, Lapangan Cendrawasih pada tahun 1976, Lapangan Arar pada tahun 1977 dan Lapangan Moi pada tahun 1979. Selain Petromer Trend, PSC eksplorasi Phillips juga menghasilkan penemuan dari batugamping Miosen yang sama di Pulau Salawati.

Formasi Klasafet berumur Miosen yang tersusun atas serpih laut (marine shale) dianggap sebagai batuan sumber utama yang menghasilkan minyak dan gas di Cekungan Salawati. Namun demikian analisis geokimia lanjutan mengindikasikan bahwa minyak dan gas yang dihasilkan di Cekungan Salawati kemungkinan berasal tidak hanya dari satu sumber saja. Sumur Augite-01 di lapangan penelitian telah memproduksi gas selama 19 tahun. Hingga tahun 2002, sumur ini menjadi salah satu sumur penting dalam mensuplai gas yang digunakan untuk kepentingan konsumsi berbagai instalasi, injeksi gas dan penjualan, terutama kepada PLN untuk kebutuhan pembangkit listriknya (Djumhana dkk, 2002). Kematangan batuan sumber di daerah penelitian dianggap sudah memasuki gas window dan penelitian ini hendak mendeliniasi zona kematangan batuan sumber lapangan penelitian, karena hal ini belum dilakukan sebelumnya. Dari

(2)

sisi kelanjutan eksplorasi, pemodelan pematangan batuan sumber di lapangan penelitian akan mendatangkan pengaruh positif yang besar.

I.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada tesis ini adalah untuk:

1. Mengetahui faktor-faktor yang menentukan pematangan kandungan organik pembentuk hidrokarbon dalam batuan sumber Formasi Klasaman dan Klasafet. 2. Meneliti karakteristik batuan sumber Formasi Klasaman dan Klasafet dan

kedalaman serta durasi penguburan kedua formasi selama berada dalam cekungan dan kaitannya dengan hidrokarbon yang terbentuk dari kedua formasi batuan sumber tersebut.

3. Meneliti penyebab terhambatnya pembentukan kerogen menjadi hidrokarbon di daerah penelitian, yang dugaan awalnya terekspresikan pada rekaman seismiknya yang menunjukkan adanya indikasi peristiwa inversi cekungan.

I.3. Batasan Penelitian

Di bawah ini adalah batasan-batasan yang diterapkan dalam penelitian ini :

1. Pemetaan horizon-horizon formasi terutama formasi batuan sumber di daerah penelitian diteliti dengan melakukan interpretasi bawah permukaan menggunakan data seismik 3D. Proses analisis dilakukan dengan menggunakan laptop karena keterbatasan ketersediaan workstation perusahaan. Laptop memiliki kekuatan pemrosesan terbatas, oleh karena itu data penelitian seismik 3D diturunkan resolusinya (menggunakan piranti lunak Landmark Geographix) agar selanjutnya bisa diinterpretasi.

2. Kemampuan formasi batuan sumber daerah penelitian dalam pembentukkan hidrokarbon diteliti dengan pembuatan kurva burial history, interpretasi hasil analisis reflektansi vitrinite (vitrinite reflectance), visual kerogen dan rock-eval pyrolysis. Analisis mandiri oleh penyusun tidak memungkinkan untuk dilakukan sehingga data yang dianalisis merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan akhir sumur perusahaan.

I.4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian (Gambar I.1) secara geografis berada di Propinsi Papua Barat dan secara geologi berada di Cekungan Salawati yang terletak di bagian baratlaut dari daerah Kepala Burung, Pulau Papua dan berada di wilayah konsesi perusahaan PetroChina International (Bermuda).

(3)

Gambar I.1.: Lokasi penelitian (kotak merah) di sebelah timurlaut Pulau Salawati. Nama

sumur-sumur penelitian telah diubah dan posisi sumur diambil dari Pertamina dan Trend (1986).

I.5. Penelitian Terdahulu di Cekungan Salawati

Cekungan Salawati, Kepala Burung, Papua Barat masih merupakan daerah eksplorasi yang menarik, yang ditunjukkan oleh banyaknya studi geokimia hidrokarbon regional dan struktur geologi regional lanjutan di daerah tersebut, di samping penelitian-penelitian mendetil dengan tema beragama lainnya. Di bawah ini adalah penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan di Cekungan Salawati, yang diurutkan berdasarkan kronologisnya:

1. Satyana dkk (1999) menunjukkan bahwa foredeep kitchen area di Cekungan Salawati terhubung dengan bagian up-dip cekungan tersebut melalui beberapa bentukan structural noses regional. Sesar dan structural noses mengontrol jalur migrasi hidrokarbon di Cekungan Salawati.

2. Isnaini (1999) menemukan hidrokarbon pada play type Intra-Kais pada sumur Matoa-20 dan Amuk-1 dan hasil penelitiannya memberikan peluang bagi kegiatan eksplorasi untuk mencari persebaran model Intra-Kais di daerah sekitarnya. 3. Satyana (2003) merevisi interpretasinya dan menyimpulkan bahwa batuan

karbonat Formasi Kais di Cekungan Salawati berkembang secara berkelanjutan pada area shelf sejak Miosen Awal – Tengah. Fasies karbonat Kais tipe basinal yang merupakan source rock proven lokal diinterpretasi ulang sebagai fasies karbonat Kais tipe lagoonal. Kais reef yang ada di kompleks lapangan Kasim yang sebelumnya diinterpretasi sebagai pinnacle reefs yang tumbuh pada bagian slope pada daerah shelf bagian selatan, diinterpretasi ulang sebagai lagoonal reefs

(4)

yang tumbuh di bagian belakang carbonate barriers Walio. Batuan karbonat shelf yang diendapkan di sebelah selatan dan baratdaya daerah penelitian diinterpetasi ulang sebagai fasies karbonat basinal. Semua perubahan interpretasi ini dilakukan berdasarkan perkembangan penelitian yang menemukan bahwa terjadi inversi (basin polarity inversal) selama pengendapan Formasi Kais di Cekungan Salawati. 4. Roestamadji dan Djumhana (2005) dalam tulisannya mendiskusikan bahwa pada daerah mature di atas bisa dilakukan optimalisasi eksplorasi lanjutan dengan menggunakan data seismik 2D lama, pemahaman geologi lokal dan penggunaan data stacking velocities yang diterapkan pada daerah penelitian yang berada di Cekungan Salawati (yang juga termasuk mature area).

5. Rufaida dkk (2005) dalam tulisannya melaporkan keberhasilan dan juga kegagalan penerapan metode inversi seismik yang dilakukan pada lapangan Kasim Barat, Cekungan Salawati, yang hampir habis minyaknya.

6. Wahyudin (2005) melakukan analisis petrografi lanjutan dari 290 sayatan tipis dari 19 sumur terpilih. Proses ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas reservoar dan fasies-fasies pengendapannya, terutama pada bagian reservoar yang mengalami dolomitisasi.

7. Satyana (2009) beranggapan bahwa Cekungan Salawati masih memiliki potensi penerapan petroleum system baru.

8. Satyana dan Herawati (2011) meneliti sesar Sorong yang menyebabkan terjadinya deformasi secara berkelanjutan pada Cekungan Salawati. Salah satu akibatnya, Pulau Salawati yang semula menyatu dengan daratan Kepala Burung menjadi terpisah.

9. Sapiie dkk (2012) melakukan rekonstruksi palinspatik menggunakan data seismik 2D dan 3D dari beberapa lokasi yang menandakan terjadinya beberapa translasi dan rotasi dalam proses geologi yang terjadi di Cekungan Salawati.

10. Riadini dan Sapiie (2013) menghasilkan interpretasi baru yang kemudian dikombinasikan dengan rekonstruksi palinspatik menghasilkan pemahaman bahwa fase rotasi dan translasi yang berkaitan dengan mekanisme Sorong Fault Zone memegang andil dalam pembentukkan Cekungan Salawati.

I.6. Keaslian Penelitian

Data penelitian yang ada pada daerah penelitian penyusun hingga saat ini beredar dalam format laporan internal perusahaan dan belum pernah diterbitkan sebagai karya akhir maupun publikasi sebelumnya. Analisis kualitas, kuantitas, dimensi dan kematangan batuan sumber sebelumnya banyak dilakukan di Cekungan Salawati bagian selatan, sementara untuk lapangan penelitian yang berada di Cekungan Salawati bagian utara, daerah tersebut masih menyimpan peluang untuk penelitian mendalam lanjutan.

(5)

Kualitas, kuantitas, dimensi dan kematangan batuan sumber lapangan penelitian berusaha dijelaskan secara lebih mendalam lewat tesis penyusun.

I.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini terdiri atas 6 bab, yakni:

1. Bab I Pendahuluan menjelaskan obyek, latar belakang, tujuan, batasan, lokasi dan keaslian penelitian. Dalam bab ini digambarkan secara umum permasalahan dan tujuan penelitian yang hendak dicapai.

2. Bab II Studi Pustaka terdiri atas 2 topik yakni geologi regional dan dasar teori. Pada bab ini dideskripsikan kondisi geologi daerah penelitian secara umum dan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penelitian.

3. Bab III Hipotesis dan Metodologi Penelitian berisi hipotesis-hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari tujuan penelitian yang hendak dicapai dan penjelasan tentang metode penelitian yang dipakai, meliputi data yang dipakai, alat yang digunakan dan cara serta alur penelitian.

4. Bab IV Interpretasi Bawah Permukaan Lapangan Historia berisi pembahasan tentang kenampakan seismik dari litologi-litologi yang ada di daerah penelitian, terutama batuan sumbernya dan dimensi batuan sumber tersebut.

5. Bab V Batuan Sumber Lapangan Historia berisi pembahasan tentang batuan sumber, terutama aspek karakteristik batuan sumbernya dan proses pematangannya yang erat berkaitan dengan sejarah penguburan batuan sumber tersebut.

6. Bab VI Kesimpulan dan Saran berisi kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan dan rekomendasi untuk penelitian lanjutan terutama di daerah penelitian.

Gambar

Gambar I.1.: Lokasi penelitian (kotak merah) di sebelah timurlaut Pulau Salawati. Nama sumur-sumur penelitian telah diubah dan posisi sumur diambil dari Pertamina dan Trend (1986).

Referensi

Dokumen terkait

[r]

In terms of faculty driven by different motivations be- fore and after receiving tenure, our results indicate that, for pretenured faculty, research productivity is dominated by

bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta – pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik

Untuk mengevaluasi kinerja suatu simpang bersinyal dapat dilakukan dengan memperhitungkan kapasitas (C) pada tiap pendekatan dengan seperti persamaan 1, arus

FAKTJ'-TAS PtrTERNAI'{N UNIVERSITAS

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka akan dilakukan penelitian yang berjudul “Upaya meningkatkan minat dan hasil belajar matematika dengan model