DI SMA NEGERI 9 MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi salah satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH IKA SUSANTI
105191107916
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
DI SMA NEGERI 9 MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi salah satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH IKA SUSANTI
105191107916
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
vii
IKA SUSANTI 105 101 107 916. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Penggunaan Metode Mengajar di SMA Negeri 9 Makassar. Di bimbing oleh Rusli Malli, dan Alamsyah,
Tujuan penelitian ini yaitu Untuk (1) untuk Mengetahui strategi Guru dalam penggunaan Metode mengajar, (2) untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode mengajar, (3) untuk Mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi Guru Pendidikan Agama Islam dalam penggunaan Metode mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri Makassar
Jenis penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dokumentasi. Sedangkan tehnik analisis datanya menggunakan metode induktif. Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 9 Makassar, yang berlangsung Juli-Agustus
Berdasarkan hasil penelitian penulis menyatakan bahwa Strategi guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 9 Makassar dalam Penggunaan metode mengajar sudah baik karena mereka mampu menciptakan ruangan kelas yang aktif saat proses belajar mengajar. Aktif yang dimaksud disini yaitu keaktifan belajar dalam proses pembelajaran. Misalnya mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain. Adapun penggunan metode yaitu metode Jigsaw dan Discovery learning Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru Pendidikan Agama Islam dan Peserta didik.
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Tak ada kata yang pantas diucapkan kecuali rasa puji syukur kehadirat Allah SWT, atas ridho serta rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian proses penelitian skripsi sekaligus menyelesaikan studi pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam.
Shalawat serta salam, semoga rahmat tetap tercurahkan atas Nabi Allah, junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Dimana Allah mengutusnya dan memeliharanya sebagai Nabi yang terbaik, sekaligus suri tauladan atas semua hamba Allah yang beriman.
Setelah melalui proses yang panjang dengan penuh suka dan duka yang menyertai arah perjalanan penulis dalam menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Makassar. Menjadikan penulis semakin sadar akan kelemahan-kelemahan serta kekurangan yang ada pada diri penulis, semoga kelemahan-kelemahan serta kekurangan tersebut menjadi pedoman berharga agar lebih mawas diri, serta dewasa dalam menyikapi segala fenomena yang terjadi dimasa-masa yang akan datang guna meraih cita-cita agar bernegara menuju keridohan Allah SWT.
Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada kesuksesan tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah, akhirnya sampai titik akhir penyelesaian skripsi. Namun, semua tak lepas dari uluran tangan berbagai pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan, serta bantuan moril dan materi.
Secara khusus penulis menghaturkan terimah kasih yang setulus-tulusnya dan seikhlas-ikhlasnya kepada Ayahanda Abd Kadir dan Ibunda Sudarmi, yang tak pernah kenal lelah atau pun mengeluh, dengan mengorbankan begitu banyak apa yang ada pada mereka baik materi maupun spritual terutama pengorbanan cucuran keringat dan air mata, semoga Allah SWT memberikan petunjuk kepadanya sebagaimana orang-orang terdahulu yang diberi petunjuk.
Tak lupa penulis sampaikan ucapan terimah kasih yang setingi-tingginya kepada
1. Prof. Dr. H.Ambo Asse, M.Ag. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si. selaku ketua Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. Rusli Malli, M.Ag. Dan Alamsyah, S.Pd.I., M.H., Selaku pembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Para Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar yang merupakan sumur dan lahan ilmu pengetahuan bagi penulis, yang telah banyak memberikan pengetahuan dan pengalaman tak terhingga selama aktif mengikuti perkuliahan, hingga penulisan skripsi ini selesai.
6. Seluruh staf Fakultas Agama Islam, yang telah banyak memberikan kesempatan dan kemudahan selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.
7. Drs. Andi Supardin, M.Pd. Selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Makassar yang telah memberi kesempatan untuk saya meneliti di sekolah tersebut dan
membantu serta memberikan kemudahan dalam proses penilitian saya hingga akhir
8. Dra. Hj. Maryam Ahmad, Dra. Hj. Nurzahira Said, Dra. Mardati, dan Muhlis, S.Pd.I,. selaku Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 9 Makassar yang telah memberikan kesempatan serta ikut membantu dan memberikan kemudahan selama saya meneliti di Sekolah tersebut.
9. Seluruh Staf SMA Negeri 9 Makassar, yang telah banyak membantu saya dalam proses penilitian di sekolah..
Semoga Allah SWT., memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT. penulis serahkan segalanya muda-mudahan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi kita semua. Aamiin Ya Robbal Alamiin.
Makassar,12Muharram 1442 H 31, Agustus, 2020 M Penulis IKA SUSANTI
HALAMAN JUDUL ... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ... iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH ... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... ... ix DAFTAR TABEL……… ... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………...…...1 B. Rumusan Masalah ... …..5 C. Tujuan Penilitian ... …..5 D. Manfaat Penilitian ……….5
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Strategi Guru ... …...7
1. Pengertian Strategi Pembelajaran ... …...7
2. Pemgertian Guru ………...9
3. Macam-macam Strategi Pembelajaran ………10
B. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ……….... 14
1. Pengertian Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ………14
2. Landasan Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam …….…..16
3. Macam-macam Metode Mengajar Pendidikan Agama Islam ……….18
4. Pelaksanaan Metode Mengajar Pendidikan Agama Islam …………..22
C. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... ….28
D. Dasar Hukum Pendidikan Islam... ….29
E. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... ….31
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... ….35
D. Deskripsi Fokus Penelitian ... ….35
E. Sumber Data ... ….35
F. Instrumen Penelitian ... ….36
G. Teknik Pengumpulan Data ... ….37
H. Teknik Analisis Data ... ….38
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil Sekolah……….40
1. Visi misi Sekolah……….40
2. Tujuan ……….41
3. Profil sekolah ………..41
4. Identitas kepala UPT SMA Negeri 9 Makassar………..42
5. Wakil kepala sekolah………...43
6. Keaadaan Guru ………43
7. Keadaan Peserta didik ……….47
8. Sarana Dan Prasarana Sekolah………...48
B. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Penggunan Metode Mengajar ………. 50
C. Penggunaan metode mengajar Guru Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 9 Makassar ……….52
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Guru Pendidikan Agama Islam dalam penggunaan metode mengajar di SMA Negeri 9 Makassar ………58
BAB V A. Kesimpulan ………...59
B. Saran ……….60
DAFTAR PUSTAKA ... ….61 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……… LAMPIRAN ……….
xi
Tabel 1 Data Jumlah Guru di SMA Negeri 9 Makassar………..43
Tabel 2 Data Pembagian Guru di SMA Negeri 9 Makassar ………..43
Tabel 3 Data Guru di SMA Negeri 9 Makassar brdasarkan mata pelajaran ……….46
Tabel 4 Data Keadaan Pegawai Tata Usaha di SMA Negeri 9 Makassar …………47
Tabel 5 Keadaan Peserta didik di SMA Negeri 9 Makassar ……….47
Tabel 6 Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Negeri 9 Makassar ………47
Tabel 7 Pengembangan Diri Mata Pelajaran di SMA Negeri 9 Makassar ………….48
Tabel 8 Ruang Belajar, Laboratorium, dan Perpustakaan di SMA Negeri 9 Makassar……….48
Tabel 9 Ruang Kepala Sekolah, Wakasek, Guru, BK, dan TU di SMA Negeri 9 Makassar ………49
1
PENDAHULUAN A. Latar belakang
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa.
Dalam undang-undang Guru dan Dosen no. 14 thn. 2005 Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.1
Strategi guru merupakan pendekatan umum mengajar yang berlaku dalam berbagai bidang materi dan digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan pembelajaran.2
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang sistematis dan berurutan. Oleh sebab itu, kegiatan pembelajaran perlu direncanakan fdengan baik. Beberapa kompetensi yang harus dikuasai guru pada khususnya adalah merencanakan dan mendesain pembelajaran. Seorang guru perlu memiliki kompetensi merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
1Kepmendiknas, undang-undang Guru dan Dosen RI N0.14 Th.2005 (Sinar Grafika 2015) hlm.3
2 Paul Eggan Dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran, (Jakarta:PT Indeks Permata PuriMedia:2002), hlm 6
Adapun kompetensi guru diantaranya dutuntut untuk banyak berkreasi dalam hal menentukan strategi, metode, media, dan alat evaluasi dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan yang baik kepada siswa untuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, dan saran untuk mengekspresikan diri siswa.
Untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan, baik dalam arti efek intruksional (tujuan belajar yang dirumuskan secara eksplisit dalam proses belajar mengajar), maupun dalam arti mengiring (hasil ikutan yang didapat dalam proses belajar, misalnya kemampuan berpikir kritis, kreatif, sikap terbuka setelah siswa mengikuti diskusi kelompok kecil dalam proses belajarnya).
Dalam melaksanakan atau menerapkan strategi belajar mengajar ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan oleh guru yaitu tahap mengajar, menggunakan model atau pendekatan mengajar dan penggunaan prinsip mengajar. Keberhasilan dalam suatu pengajaran sangat dipengaruhi oleh adanya aktivitas belajar siswa. Salah satu cara menimbulkan aktivitas belajar siswa dengan merubah kegiatan kegiatan belajar yang monoton.
Guru yang berkualitas adalah guru yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru, dan juga orang yang terdidik dan terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman yang ahli dibidangnya. Guru yang terdidik dan terlatih
bukan hanya memiliki pendidkan formal tetapi juga harus menguasai berbagai strategi dan tehnik dalam pembelajaran.3
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandiran sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Karakteristik dari pada peserta didik menjadi salah satu penentu dalam mempertimbangkan dan menerapkan metode serta media pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik peserta didik. Dengan demikian komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat untuk mewujudkan kualitas pembelajaran.
Dalam melaksanakan atau menerapkan strategi belajar mengajar, ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan oleh guru yaitu tahap mengajar, menggunakan model atau pendekatan mengajar dan penggunaan prinsip mengajar4. Keberhasilan dalam suatu pengajaran sangat dipengaruhi oleh adanya aktivitas belajar siswa. Salah satu cara menimbulkan aktivitas belajar siswa dengan merubah kegiatan-kegiatan belajar monoton. Di samping itu, motivasi merupakan sala satu faktor utama dalam menentukan keberhasilan peserta didik.
Pendidikan Agama Islam sangat berperan dalam pembentukan mental spiritual anak peserta didik. Pendidikan Agama Islam masih banyak memiliki kekurangan atau kelemahan dan belum menunjukkan hasil belajar yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
3Sudarwan Danim, Inovasi Pendidkan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kependidikan, (Bandung, CV Pustaka setia,2002), hlm.22
4
Namun, Pendidikan Agama Islam di sekolah yang sedang berlangsung belum semuanya memenuhi apa yang diharapkan, maka diperlukan sebuah Strategi seorang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas atau pun diluar kelas.
Berdasarkan alasan di atas, maka sangatlah penting bagi para pendidik untuk memahami materi pelajaran, karakteristik peserta didik dan metodologi pembelajaran dalam proses pembelajaran terutama berkaitan dengan pemilihan metode pembelajaran. Dengan demikian proses pembelajaran akan variatif, inovatif, dan konstruksi dalam merekonstruksi wawasan pengetahuan dan implementasi sehingga dapat meningkatkan aktifitas dan kreatifitas peserta didik.
Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 9 Makassar, peneliti memperhatikan guru di saat proses pembelajaran berlangsung. Disini peneliti melihat guru Pendidikan Agama Islam menggunakan Strategi yang baik sehingga proses pembelajaran berlangsung secara efektif. Contohnya menggunakan strategi dan metode yang baru misalnya Metode Jigsaw dan Discovery Learning. Hal ini dapat membantu peserta didik lebih berperan aktif dalam kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
Terkait dengan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mempelajari secara mendalam bagaimana di sekolah tersebut khususnya guru Pendidikan Agama Islam dalam penggunaan atau strategi apa yang diterapkan. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti termotivasi untuk mengkaji lebih dalam tentang “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Penggunaan Metode Mengajar di SMA Negeri 9 Makassar
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang maka penulis menarik beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana Stategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam penggunaan metode mengajar di SMA Negeri 9 Makassar?
2. Bagaimana penggunaan metode mengajar oleh Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 9 Makassar?
3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi guru Pendidikan Agama Islam dalam penggunaan metode mengajar di SMA NEGERI 9 Makassar? C. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan Penelitian ini adalah :
1. Untuk Mengetahui Bagaimana strategi Guru dalam penggunaan Metode mengajar di SMA Negeri 9 Makassar
2. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode mengajar guru Pendidikan Agama di SMA Negeri 9 Makassar
3. Untuk Mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi Guru Pendidikan Agama Islam dalam penggunaan Metode mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri Makassar
D. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah
1. Secara teoritis bahwa hasil penelitian yang dilakukan di harapkan memberikan sumbangan pada pemikiran terhadap ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Strategi Guru dalam mengembankang metode .
a. Memperluas pengetahuan tentang teori-teori pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
b. Memperkaya hasanah dunia pustaka khususnya dalam bidang pendidikan. c. Menjadi acuan teoretis bagi penelitian-penelitian yang sejenis.
2. Secara praktis hasil peneltian ini di harapkan sebagai solusi peningkatan strategi guru dalam menerapkan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam
7
KAJIAN TEORITIS A. Strategi Guru
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Seorang yang berperang dalam mengatur strategi, untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun kualitasnya. Setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia akan menyusun tindakan yang harus dilakukan, baik tentang siasat peperangan yang harus dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu yang tepat untuk melakukan suatu serangan. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu memperhitungkan berbagai faktor, baik dari dalam maupun dari luar.5
Dari ilustrasi tersebut dapat disimpulkan, bahwa strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular education goal. Jadi, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
5
Haidir dan Salim, Strategi Pembelajaran:suatu Pendekatan Bagaiman Kegiatan Siswa
Istilah strategi banyak kita jumpai di masyarakat, arti strategi adalah cara untuk dapat memperoleh sesuatu tujuan atau memenangkan suatu pertandingan dengan memerhatikan faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh team atau perseorangan yang bersangkutan. Istilah strategi biasanya diapakai di militer, olahraga ataupun bentuk permainan lainnya. Istilah strategi bila digunakan di bidang pembelajaran berarti cara atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan agar tujuan pembelajaran itu bisa berhasil, di mana keberhasilan itu melibatkan peran guru maupun peserta didik.6
Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikn sebagai pola pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.7
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan atau rangkaian kegiatan yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran.
6 Ali Mudlofir dan Evi Fatimatur Rusydiyah,, Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke
Praktik, (Jakarta: Rajawali Pers,2016) hal. 61.
7
Syaiful Bahri Djaramah dan Aswan Zain, (2013), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, hal. 5.
2. Pengertian Guru
Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di mushola, di rumah dan sebagainya.8
Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, guru harus betul-betul membawa siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai. Guru harus berpandangan luas dan kriteria bagi seorang guru ialah harus memiliki kewibawaan. Guru yang memiliki kewibawaan berarti memiliki kesungguhan, yaitu suatu kekuatan yang dapat memberikan kesan dan pengaruh terhadap apa yang dilakukan.
Setiap orang yang melaksanakan tugas guru harus mempunyai kepribadian yang sesuai dengan ajaran islam, guru agama lebih dituntut lagi untuk mempunyai kepribadian guru. Penampilannya dalam mengajar harus menyakinkan dan tingkalakunya akan ditiru dan diteladani. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, ia juga mau dan rela serta memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya, terutama masalah yang langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar.9
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat dimengerti bahwa strategi guru adalah segala cara dan daya yang dipakai oleh guru dalam proses pembelajaran.
8 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Eduktif,(Jakarta:Rineka Cipta,2005),hlm.31
9 Zakiyah drajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam,(Jakarta:Bumi Aksara,2001),hlm.98
Oleh karena betapa pentingnya pendidikan strategi bagi seorang guru dalam proses pembelajaran untuk memperoleh tujuan tersebut.
3. Macam-macam Strategi Pembelajaran
Adapun macam-macam strategi pembelajaran yaitu sebagai berikut:10 a. Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan. Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik, dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur. Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini adalah metode ceramah, metode demonstrasi dan metode sosiodrama. b. Inquiry
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu masalah yang dinyatakan. Strategi ini menggunakan beberapa metode yaitu: metode diskusi, metode pemberian tugas, metode eksperimen dan metode Tanya jawab.
10
c. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Strategi Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, yaitu: metode problem solving, dan metode diskusi.11
d. Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan. Dari pengertian di atas terdapat beberapa hal yang terkandung di dalam strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir.
Pertama, strategi pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangana kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai
11
sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal.
Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari dan berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari hari.
Ketiga, sasaran akhir strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak
e. Strategi pembelajaran kontekstual CTL
Model Pembelajaran Kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.Model pembelajaran Kontekstual ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atu ketrampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari permasalahan kepermasalahan lainya.
f. Strategi pembelajaran afektif
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value), yang sulit diukur, oleh sebab itu menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa.
Dalam batas tertentu memang afektif dapat muncul dalam kejadian behavioral, akan tetapi penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Apabila menilai perubahan sikap sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah kita tidak bisa menyimpulkan bahwa sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan berbahasa atau sopan santun yang bersangkutan, sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan keluarga.
Strategi pembelajaran afektif pada umumnya menghadapkan siswa pada situasi yang mengandung konflik atau situasi yang problematis. Melalui situasi ini diharapkan siswa dapat mengambil keputusan berdasarkan nilai yang dianggapnya baik. 12
B. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Metode Pembelajaran Pendikakan Agama Islam
Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur . pengertian lain adalah teknik
12
hhtps://www.google.cpm/search?safe=strict&client=skripsi+tentang+strategi+guru+pa i+dalam+penggunaan+metode+mengajar
penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa dikelas baik secara individu maupun kelompok. 13
Metode, dalam bahasa Arab, dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan, maka strategi tersebut haruslah diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka pengembangan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik.
Metode secara harfiah adalah cara dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Dalam dunia psikologi, metode berarti prosedur sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa digunakan untuk menyelidiki fenomena (gejala-gejala) kejiwaan seperti metode eksperimen, dan sebagainya.14
Metode pengajaran agama Islam ialah suatu cara menyampaikan bahan Pelajaran agama Islam.Jika di kaitkan dengan kata“Khusus”,maka ia berarti suatu cara khusus yang telah dipersiapkan dan dipertimbangkan untuk ditempuh dalam pengajaran keimanan, ibadah, akhlak dan berbagai mata pelajaran agama Islam lainnya.
Para ahli mendefenisikan bahwa metode adalah:
1) Hasan Langgulung mendefenisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
13 Abu Ahmadi, & Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:Pustaka Setia,2005), hlm. 52
14
2) Abd. Rahman Ghunaimah mendefenisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran
3) Al-Abrassy mendefinisikan pula bahwa metode adalah, jalan yang kita ikuti untuk memberikan pengertian kepada peserta didik tentang segala macam metode dalam berbagai pelajaran.15
Syarat-syarat yang harus diperhatikan seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut :
a) Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motivasi, minat atau gairah belajar siswa;
b) Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, seperti melakukan inovasi dan eksporasi;
c) Metode yang digunaka harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya;
d) Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa;
e) Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi;
f) Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari16
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
15 Ramayulis Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:Kalam Mulia,2014) Hlm 3 16
setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang telah dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan.
Dari pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh seorang guru agama dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan pendidikan pendidikan Islam
2. Landasan metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam a. Al-Quran
Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang menjadi sumber segala hukum dan menjadi pedoman pokok dalam kehidupan, termasuk membahas tentang pembelajaran. Dalam al-Quran banyak sekali ayat yang berhubungan dengan pembelajaran dan metode pembelajaran, di antaranya QS an-Nahl/16: 125:
                         Terjemahnya:
Seruhlah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan Hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang Lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. 17
17 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2015), cet. 1, h. 383.
Berdasarkan dari ayat di atas penulis dapat menari kesimpulan bahwa ada tiga metode pembelajaran,yaitu hikmah (kebijaksanaan), mau‟idah hasanah (nasihat yang baik), dan mujadalah (dialog dan debat).
b. Hadits
Demikian juga dalam hadis nabi, terkandung beragam metode pembelajaran yang dicontohkan oleh nabi Muhammad saw. salah satunya adalah hadis nabi dalam
ِِتَبْحُّصلا؟ ِِنْسُحِب ِ ِساَّنل ُِّقَحا َِأ ِْنَم َِِّاللَ ُِل ٌُْس َراَي ِ لُجَر َِلاَق َِلاَق وْنَع َُِّاللَ َِي ِضَر َِةَرْيَرُى ِْيِبَا ِْنَع
َِك ٌُْبَأ َِّمُث َِكُّم ُِأ َِّمُث َِكُّمُأ َِّمُث َِكُّم ُِأ َِلاَق Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a Berkata : Seorang laki-laki bertanya kepada Rasul.saw. Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak saya hormati? Beliau menjawab : “Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian ayahmu. (HR.Bukhari no 5971 & Muslim no 2548)18
Dari penjelasan hadist diatas, Rasulullah SAW menggunakan metode tanya jawab sebagai starategi pembelajarannya. Beliau sering menjawab pertanyaan dari sahabatnya ataupun sebaliknya. Metode tanya jawab ini sendiri ialah metode pembelajaran yang memungkinkan adanya komunikasi langsung antara pendidik dan peserta didik.sehingga komunikasi ini terlihat adanya timbal balik antara guru dengan siswa. Tujuan terpenting dari metode tanya jawab ini adalah para guru atau pendidik dapat mengetahui sejauhmana para murid dapat mengerti dan mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.
3. Macam-macam Metode Pembelajaran pendidikan Agama Islam
18
Adapun Macam-macam Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Penulis hanya Memilih Beberapa Metode diantaranya:
a. Metode Ceramah
Metode Ceramah Ialah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa pada umumnya mengikuti secara pasif. Dalam hal ini guru biasanya memberikan uraian mengenai topic (pokok bahasan) tertentu ditempat tertentu dengan alokasi waktu tertentu. Namun demikian, dari kenyataan sehari-hari ditemukan beberapa kelemahan metode ceramah tersebut. Kelemahan-kelemahan itu anatara lain :
1. Interaksi cenderung bersifat teacher centered (berpusat pada pendidik) 2. Pendidik kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauhmana peserta didik
telah menguasai bahan ceramah.
3. Pada peserta didik dapat terbentuk konsep-konsep yang lain dari apa yang dimaksudkan pendidik.
4. Sering sukar ditangkap maksudnya, bila ceramah berisi istilah-istilah yang tidak/kurang dimengerti peserta didik sehingga mengarah kepada verbalisme.
5. Cenderung membosankan dan perhatian peserta didik berkurang, karena pendidik kurang memperhatikan factor-faktor psikologis peserta didik, sehingga bahan yang dijelaskan menjadi kabur hati mereka19
19
Adapun keuntungan yang dapat diperoleh dengan mempergunakan metode ceramah
a) Suasana kelas berjalan dengan tenang karena peserta didik melakukan aktifitas yang sama, sehingga pendidik dapat mengawasi peserta didik sekaligus.
b) Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu yang singkat peserta didik dapat menerima pelajaran sekaligus. c) Pelajaran bias dilaksanakn dengan cepat, karena dalam waktu yang sedikit
dapat diuraikan bahan yang banyak
d) Pleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan waktu terbatas dapat dibicarakan pokok-pokok permasalahannya saja, sedangkan bila materi sedikit sedangkan waktu masih panjang, dapat dijelakaskan lebih mendetail.
b. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab ialah suatu cara mengajar dimana seorang pendidik mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca sambil memperhatikan proses berpikir diantara peserta didik. 20Metode Tanya jawab sebagaimana metode yang lain juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya antara lain:
1) Dapat memperoleh sambutan baik dalam kelas
20 Nana Sudjana. 2000. Dasar-Dasar Proses belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Al Gesindo.
2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan hal-hal yang tidak atau belum jelas.
3) Mengetahui perbedaan pendapat antara guru dan peserta didik, antara peserta didik dan peserta didik lainnya.
Kekurangan metode tanya jawab:
a) Dapat menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan
b) Apabila terjadi perbedaan pendapat, maka akan menimbulkan banyak waktu untuk menyelesaikannya.
c. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran di mana peserta didik dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.21
Berhasil tidaknya diskusi tergantung pada faktor: 1) Kepandaian dan kelincahan pimpinan diskusi
2) Jelas tidaknya masalah dan tujuan yang dirumuskan 3) Partisipasi dari setiap anggota.
Dalam pelaksanaan metode diskusi terdapat beberapa keuntungan dan Keuntungannya antara lain:
a) Suasana kelas akan hidup
b) Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu seperti toleransi, demokrasi, kritis berfikir, sistematis dan sebagainya.
21
c) Kesimpulan hasil diskusi sudah dipahami peserta didik, karena peserta didik mengikuti proses berfikir sebelum sampai kepada kesimpulan.
Kekurangan-kekurangan metode diskusi:
a) Kemungkinan ada peserta didik yang tidak turut aktif
b) Sulit mendengar atau meramalkan arah penyelesaian diskusi c) Kadangkala peserta didik sulit mengatur cara-cara berfikir ilmiah d. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang disajikan.22 Tujuan pokok penggunaan metode ini dalam proses pembelajaran adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu.
e. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tugas yang diberikan dapat dilaksanakan oleh peserta didik di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan maupun di rumah atau di tempat lain yang memungkinkan peserta didik dapat menyelesaikan tugas tersebut.
Ada beberapa syarat dalam penerapan metode pemberian tugas antara lain: a) Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang telah mereka
pelajari.
22 Puput Fathurahman dan M. Sobry sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Rafika Aditama.
b) Guru harus dapat mengukur dan memperkirakan bahwa tugas yang diberikan kepada murid akan dapat dilaksanakannya.
c) Guru harus menanamkan kepada peserta didik bahwa tugas yang diberikan kepada mereka akan dikerjakan atas kesadaran sendiri yang timbul dari hati sanubarinya.
4. Pelaksanaan Metode Pembelajaran Penidikan Agama Islam
Memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang menarik. Ketepatan penerapan metode mengajar tersebut sangat tergantung kepada tujuan, isi, proses belajar mengajar. Ditinjau dari segi penerapannya, metode-metode ada yang tepat digunakan untuk siswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat untuk siswa dalam jumlah yang kecil. Ada juga yang tepat digunakan dalam kelas atau diluar kelas. Dibawah ini akan diuraikan secara singkat beberapa metode mengajar beserta penerapannya
a. Metode Ceramah
Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Ceramah 1. Persiapan
Tujuan Persiapan ini Ialah:
a) Menjelaskan kepada peserta didik tentang tujuan pelajaran dan masalah atau pokok-pokok masalah, apakah yang dibahas dalam pelajaran itu.
b) Membangkitkan bahan apresiasi pada peserta didik untuk membantu peserta didik memahami pelajaran yang akan disajikan.
2. Penyajian
Pada tarap ini disajikan bahan yang berkenan dengan pokok-pokok masalah. Perbandingan abstraksi. Pada langkah ini bahan yang disampaikan/disajikan
tadi dianalisi dan disbanding-bandingkan untuk melihat inter relasi dan menemukan akibat-akibatnya
3. Generalisasi
Pada saat ini unsur yang sama dan yang berlainan dihimpun untuk mendapatkan kesimpulan-kesimpulan mengenai pokok-pokok masalah ceramah.23
4. Aplikasi Penggunaan b. Metode Tanya Jawab
Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Tanya Jawab:
1. Tujuan pelajaran harus dirumuskan terlebih dahulu dengan sejelas-jelasnya. 2. Pendidik harus menyelidiki apakah metode tanya jawab satu-satunya metode
yang paling tepat dipakaikan.
3. Pendidik harus meneliti untuk apa metode ini dipakaikan, apakah:
a. Dipakaikan untuk menghubungkan pelajaran lama dengan pelajaran baru. b. Untuk mendorong peserta didik supaya mempergunakan pengetahuan
untuk pemecahan suatu masalah. c. Untuk menyimpilkan suatu uraian
d. Untuk mengingatkan kembali terhadap apa yang dihafalkan peserta didik. e. Untuk menuntun pemikirannya.
f. Untuk memutuskan perhatiannya.
4. Kemudian pendidik harus meneliti pula apakah :
a. Corak pertanyaan itu mengandung banyak permasalahan atau tidak.
23
b. Terbatasnya jawaban atau tidak.
c. Hanya dijawab dengan ya atau tidak atau ada untuk mendorong peserta didik berpikir untuk menjawabnya.
5. Pendidik memilih mana diantara jawaban-jawaban yang banyak itu dapat diterima.
6. Pendidik harus mengajarkan cara-cara pembuktian jawaban dengan, mengemukakan suatu fakta yang dikutip dari buku, majalah, harian dan lain sebagainya.24
c. Metode Diskusi
Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Diskusi 1. Syarat-syarat Pertanyaan diskusi sebagai berikut:
a. Harus mengandung nilai diskusi, jangan hanya satu jawaban. b. Harus merangsang adanya pemungutan suara
c. Harus mengandung kemungkinan jawaban lebih dari saru.
d. Harus membutuhkan pertimbangan, perbandingan dari kenyataan. e. Harus menarik perhatian sesuai dengan taraf umur.
Contoh:
1) Pertanyaan yang mengandung Nilai diskusi:
a. Mengapa Tuhan Memerintahkan Manusia untuk membayar zakat? b. Kenapa Kiblat dijadikan Ka‟bah dalam Shalat?
c. Kenapa Nabi Muhammad Hijrah Ke Madinah? 2) Pertanyaan yang tidak mengandung nilai diskusi:
24
a. Sebutkan Defenisi Zakat!
b. Kemana Seorang Muslim Menghadap dalam shalat? c. Kemana Nabi Muhammad Hijrah?
2. Dengan Pimpinan Pendidik, para peserta didik membentuk kelompok diskusi, memilih pemimpin diskusi (ketua, sekretaris/pencatat, pelopor dan sebagainya, bila perlu mengatur tempat duduk, ruangan, sarana dan prasarana dan sebagainya. Pimpinan diskusi sebaiknya berada ditangan peserta didik yang :
a. Lebih memahami/menguasai yang didiskusikan. b. Berwibawa dan disenangi oleh teman-temannnya. c. Berbahasa dengan baik dan lancer bicaranya. d. Dapat bertindak tegas, adil dan demokrasi.
Tugas pimpinan diskusi antara lain adalah: a. Pengatur dan pengarah acara diskusi b. Pengatur “Lalu lintas” Pembicaraan.
c. Penengah dan penyimpul dari berbagai pendapat
3. Para Peserta Didik Berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing sedangkan pendidik berkeliling dari kelompok yang saru ke kekelompok yang lain (kalau kelompok diskusi lebih dari satu kelompok, menjaga ketertiban serta memberikan dorongan dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota kelompok berpartisipasiaktif dan agar diskusi berjalan dengan lancer.
5. Selanjutnya para peserta didik mencatat hasil diskusi tersebut.25 d. Metode Demonstrasi
Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Demonstrasi:26 a. Tahap Persiapan
1. Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan: Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
2. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. 3. Lakukan uji coba demonstrasi.
b. Tahap Pembukaan 1) Langkah Pembukaan
Sebelum Metode Demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya:
a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
b. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
2). Langkah Pelaksanaan
a. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang
25 Ibid, h. 467
26
ngandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.
b. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
c. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
c) Langkah mengakhiri demonstrasi.
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses de-monstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya. e. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)
Langkah-langkah pelaksanaan Metode pemberian Tugas (Retasi) 1. Pemberian Tugas dan Penjelasan
a. Tujuan yang harus dicapai mestilah dirumuskan terlebih dahulu secara jelas
b. Terangkan denga jelas tugas-tugas yang akan dikerjakan peserta didik c. Selidiki apakah metode resitasi satu-satunya terbaik untuk bahan yang
akan diajarkan. 2. Pelaksanaan Tugas
b. Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing c. Hargailah setiap tugas yang dikerjakan murid. d. Berikan dorongan bagi siswa kurang bergairah. C. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Kata pendidikan dalam bahasa Arab adalah tarbiyah, dengan kata kerja rabba, sedangkan pendidikan Islam dalam bahasa Arab adalah Tarbiyatul islamiyah.Kata kerja rabba sudah digunakan pada zaman Rasulullah Saw
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran islam, dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunanantar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.27
Dari pengertian tersebut dapat ditentukan dapat ditentukan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu:
1. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
2. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan.
3. Guru Pendidikan Agama Islam yang melakukan bimbingan, pengajaran dan latihan secara sendiri terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.
27 Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2014)Hlm.191-192
4. Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman ajaran agama Islam dari peserta didik, disamping untuk membentuk keshalehan atau kualitas pribadi juga sekaligus untuk membentuk keshalehan social.28
Berangkat dari paparan yang dikemukakan di atas, dipahami bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah upaya membelajarkan pesert didik secara sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, dan bertakwa serta berahlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam berdasarkan sumber utamanya, yaitu kitab suci al-Quran dan hadis, melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran, latihan serta penggunaan pengalaman untuk mencapai hasil yang diinginkan berdasarkan kondisi pembelajaran yang ada.
D. Dasar Hukum Pendidikan Agama Islam
Selain itu, dasar Pendidikan Agama Islam sudah jelas dan tegas yaitu Al-Quran dan hadis. Maka isi al-Al-Quran dan hadis menjadi pedoman pelaksanaan pembelajaran pendidikan Agama Islam ditambah dengan dasar-dasar yuridis yang berlaku di Indonesia
1. Al-Quran
Dasar Pembelajaran Agama Islam bersumber dari ajaran agama islam yang tertera dalam Al-Quran. Menurut ajaran islam, bahwa melaksanakan pendidikan agama islam adalah merupakan perintah dari Tuhan dan merupakan ibadah
28Akmal hawi, kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:PT RajaGrafindo
kepada-Nya. Oleh karena itu pembelajaran pendidikan agama islam sebagai usaha membentuk manusia, harus mempunyai landasan ke mana semua perumusan tujuan pendidikan agama islam itu dihubungkan, karena dalam hal ini berlandaskan pada Al-Qur‟an. Sebagaimana dalam QS. Al-alaq, 96 : 1-5.
                         Terjemahnya :
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Mulia 4. Yang mengajar (manusia) dengan pena.
5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.29
Dari uraian ayat di atas penulis menyimpulkan bahwa ayat tersebut merupakan ayat pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW, yang diantaranya berbicara tentang perintah kepada semua manusia untuk selalu menelaah, membaca, belajar, dan observasi ilmiah tentang penciptaan manusia sendiri. Ayat ini mengandung perintah membaca, perintah untuk mengadakan pembelajaran karena membaca dan menulis merupakan wahana pelestari dan pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan membaca maka orang bias mengenal semuanya, termasuk mengenal dirinya sendiri.
2. Al-Hadits
Dasar pembelajaran Agama Islam Juga bersumber dari hadits Rasulullah. Dalam hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits Rasulullah SAW,
29
sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari hadits Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda:
ًَِْأِِوِناَد ٌَِّيُيُِها ٌََبَأَفِ،ِةَرْطِفْلاِىَلَعُِدَل ٌُْيٍِد ٌُْل ٌَْمُِّلُك ِ
ِِوِنا َرّ ِصَنُيِ ًَْأِِوِناَسِّجَمُي Artinya :
Rasulullah Saw, bersabda Setiap Anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi.30
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa setiap orang tua/pendidik mempunyai tanggung jawab besar di dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik.
E. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan agama Islam bukanlah semata-mata untuk memenuhi kebutuhan intelektual saja, melainkan segi penghayatan juga pengamalan serta pengaplikasiannya dalam kehidupan dan sekaligus menjadi pegangan hidup. Kemudian secara umum pendidikan agama Islam bertujuan untuk membentuk pribadi manusia menjadi pribadi yang mencerminkan ajaran-ajaran. Islam dan bertakwakepada Allah, atau “hakikat tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya insan kamil31
Tujuan pendidikan agama Islam pada hakikatnya sama dan sesuai dengan tujuan diturunkan agama Islam, yaitu untuk membentuk manusia yang muttaqin
30 Abdullah Nashih „Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam , (Solo:Insan kamil:2012), hlm115 31 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2014) hal 19
yang rentangnya berdimensi infinitum (tidak terbatas menurut jangkauan manusia), baik secara lincar maupun secara algoritmik (berurutan secara logis) berada dalam garis mukmin-Muslim-muhsin dengan perangkat komponen, variabel, dan parameternya masing-masing yang secara kualitatif bersifat kompetitif.
Tujuan pendidikan Islam dapat dipecah menjadi tujuan-tujuan berikut ini: 1. Membentuk manusia Muslim yang dapat melaksanakan ibadah mahdah. 2. Membentuk manusia Muslim yang dapat melaksanakan ibadah mahdah, Juga
dapat melaksanakan ibadah muamalah dalam kedudukannya sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan tertentu.
3. Membentuk warga Negara yang bertanggung jawab kepada masyarakat dan bangsanya dan tanggung jawab kepada Allah, penciptanya.
4. Membentuk dan mengembangkan tenaga profesional yang siap dan terampil atau tenaga setengah terampil untuk memungkinkan memasuki teknostruktur masyarakat.
5. Mengembangkan tenaga ahli di bidang ilmu (agama dan ilmu-ilmu Islami lainnya).
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk menghasilkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama islam yaitu
a) Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam.
b) Dimensi pemahaman atau penalaran serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama islam.
c) Dimensi pengalaman, dalam arti bagaimana ajaran islam telah diimani, dipahami dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan dalam menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam pribadi sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta mengaktualisasikan dan mereleasasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 32
Berdasarkan paparan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran pendidikan agama islam adalah untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
32
34
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penilitian ini adalah penelitian survey (lapangan ) yakni penelitian turun langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh data yang konkrit yang ada hubungannya dengan judul penelitian.
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriktif kualitatif. Dimana peneliti terjun langsung kelokasi penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan. Dengan penelitian ini peneliti akan mendapatkan data secara langsung dan mendeskripsikan obyek yang diteliti.
“Menurut Wina Sanjaya dalam bukunya menyatakan bahwa deskriktif kualitatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas social dan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang menjadi subjek penelitian sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat dan model dari fenomena tersebut.34 Dari penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa yang ingin di gambarkan dalam penelitian ini yaitu tentang Inovasi Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan Metode Mengajar di SMA Negeri 9 Makassar
B. Lokasi dan objek Penelitan
Adapun Lokasi Penelitian ini adalah di SMA Negeri 9 Makassar. Dengan pertimbangan bahwa di sekolah ini memiliki inovasi yang baik sehinnga membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah SMA Negeri 9
34
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Bandung: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 47
Makassar. Sedangkan objek penelitian yaitu Guru Pendidikan Agama Islam sebagai responden dalam penelitian ini.
C. Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi fokus penilitian ini yaitu: 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam
2. Penggunaan Metode Mengajar D. Deskripsi Fokus Penelitian
Adapun Deskripsi Fokus Penilitian yaitu: 1. Strategi Guru Agama Islam
Strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam pengegunaan metode mengajar merupakan suatu kompetensi keterampilan yang dimiliki oleh seorang guru dan dikembangkan dalam proses pembelajaran.
2. Penggunaan metode mengajar
Penggunaan adalah proses,cara atau perbuatan menggunakan sesuatu. Sedangkan Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran yang hendak dicapai. Maka penggunaan metode mengajar adalah suatu proses dengan cara yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar sehingga tujan pembelajaran dapat berjalan dengan baik E. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah suatu subjek darimana data dapat diperoleh.35
35 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 225
Untuk memperoleh sehubungan dengan masalah yang penulis akan teliti, maka sumber data yang memberikan informasi diantaranya yaitu :
1. Data Primer
Sumber primer adalah sumber data yang diperoleh dari sumber data utama yang didapatkan langsung daria apa yang diteliti. Adapun data primer dalam penelitian ini. Anatara lain :
a. Kepala sekolah sebagai sumber informasi untuk mengetahui strategi guru dalam sekolah tersebut.
b. Guru Pendidkan Agama Islam peneliti menjadikan guru sebagai subjek penelitian karena guru juga merupakan pelaksanaan dalam melakukan pengajaran khusunya guru Pendidikan Agama Islam
2. Data Sekunder
Adapun Data Sekunder menurut Sugiono adalah sebagai berikut:
”Data Sekunder menurut Sugiono adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya peneliti harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen data itu diperoleh dengan menggunakan literature yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan yang berhubungan dengan penelitian.36 Berdasarkan pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data dari beberapa dokumen.
F. Instrumen Penelitian
Untuk memudahkan peneliti dalam pengumpulan data, maka penulis menggunakan beberapa alat pengumpulan data yang terdiri dari :
36
1. Pedoman Observasi yaitu Alat bantu berupa catatan dengan cara mengadakan pengamatan secara tepat terhadap objek yang diteliti.
2. Pedoman wawancara adalah alat bantu yang digunakan untuk mendapatkan informasi langsung antara peneliti dengan obyek peneliti (Responden). 3. Catatan Dokumentasi Merupakan alat yang digunakan untuk mendapatkan
data yang dapat dijadikan sebagai pelengkap data yang dibutuhkan. G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk Memenuhi keperluan pengumpulan data, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan atau terjun langsung ke lapangan. Observasi atau pengamatan ini memusatkan perhatian peneliti terhadap suatu obyek dengan menggunakan panca indra. Menurut Sutrisno Hadi, observasi adalah mengadakan penelitian sekaligus pengamatan terhadap masalah-masalah yang ada kaitannya dengan karya Ilmiah.
Peneliti Menggunakan teknik ini karena terdapat sejumlah data dan informasi yang hanya dapat di ketahui dengan pengamatan langsung ke lokasi penelitian tersebut.
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu benyuk komunikasi verbal, bermacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi dan komunikasi tersebut yang dilakukan secara berhadapan.37
Wawancara adalah salah satu bentuk atau alat instrument yang sering digunakan dalam penelitian atau dalam pengumpulan data, yang tujuannya untuk memperoleh keterangan secara langsung dari responden. Oleh sebab itu, jika teknik ini digunakan dalam penelitian maka perlu diketahui terlebih dahulu sasaran, maksud dan masalah yang dibutuhkan oleh peneliti, sebab dalam suatu wawancara dapat diperoleh keterangan yang berkaitan dan ada kalanya tidak sesuai dengan di maksud peneliti.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen biasa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.38
Dokumentasi yaitu, peninggalan tertulis dalam berbagai kegiatan atau kejadian yang dari segi waktu relative, belum terlalu lama. Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan hal-hal atau yang berupa catatan, transkripsi, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda dan sebagainya. Melalui teknik dokumentasi ini peneliti mengumpulkan data-data yang yang diperlukan yang ada ditempat atau lokasi peneliti.
37 S. Nasution, Metode Researc, (Jakarta: Bumi KAsara, 2000), h. 113
38 Sugiyono, Metode PenelitianPendidikan(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 139
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu berupa wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan serta dokumen resmi dan sebagainya.
Dalam pengelolaan Analisis data ini, dipergunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan berdasarkan pada hal-hal yang bersifat khusus dan hasil analisa tersebut dapat dipakai sebagai kesimpulan yang bersifat umum.(Induktif) dan metode penulisan atau penjelasan dengan bertolak dari pengetahuan bersifat Umum.
40
HASIL PENILITIAN
A. PROFIL SEKOLAH SMA NEGERI 9 MAKASSAR 1. VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH a. Visi :
Unggul dalam Prestasi, Santun dalam Prilaku, Teguh dalam IMTAQ, Berbudaya dan Ramah Lingkungan.
b. Misi :
1. Meningkatkan Pembinaan Pengalaman Nilai-Nilai Keimanan dan Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Meningkatkan Pembinaan Nilai-Nilai Patriotisme dan Kebangsaan Menuju Tercapainya Revolusi Pendidikan.
3. Melaksanakan “PAKEM” Dalam Kegiatan Pembelajaran Yang Terintegrasi Adiwiyata
4. Mengembangkan Sarana dan Prasarana yang mendukung dapat terselenggaranya kegiatan pembelajaran yang berhasil guna dan berdaya guna
5. Menumbuh Kembangkan kesadaran Warga sekolah akan pentingnya kelestarian alam.1
6. Melaksanakan Pembinaan terhadap Nilai-Nilai Budaya ramah lingkungan2
1
7. Menciptakan Lingkungan Sekolah yang bersih, sehat, asri dan nyaman3. 8. Membantu mengenali potensi diri setiap peserta didik untuk
dikembangkan secara maksimal
9. Memiliki kemampuan baca tulis Al- Quran c. Tujuan:
1. Memiliki Tingkat Keberhasilan Yang tinggi untuk masuk PTN dan PTS. 2. Memiliki Keimanan dan Ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 3. Memiliki grup seni dan team olahraga yang tangguh sehingga dapat
menjuarai setiap lomba tingkat wilayah kota Makassar
4. Memiliki Kemampuan berbahasa inggris yang baik dan lancar dan memanfaatkan internet sebagai sumber belajar dan informasi
5. Memiliki Kemampuan dalam memecahkan masalah.
6. Memilikin budi pekerti luhur, sopan, santun, dan tata krama yang baik. 7. Memilki disiplin tinggi dan melaksanakan tata tertib sekolah yang baik
dan kenyamanan
8. Memiliki rasa tanggung jawab akan kebersihan, keindahan, kesehatan, dan kenyamana lingkungan sekolah.
9. Memiliki Rasa klepedulian sosial yang tinggih.
d. Profil Sekolah Identitas Sekolah
a) Nama Sekolah : SMA NEGERI 9 MAKASSAR b) Alamat Sekolah :
2 Sumber data: TU SMA Negeri 9 Makassar 2020
3
Jalan : Karunrung Raya No. 37 Kelurahan : Karunrung
Kecamatan : Rappocini
Kota : Makassar
Provinsi : Sulawesi Selatan
Kode Pos : 90222 Telepon : (0411) 882109 E-mail : [email protected] c) NPSN : 40311896 d) NSS : 30119600001 e) Nomor Rekening : 0468192745
Nama Bank : BNI Cabang Makassar
Kantor Pusat : Jl. Jendral Sudirman Makassar Nama Pemegang : SMA Negeri 9 Makassar 1) Kepala UPT Sekolah : Drs. Andi Supardin, M.Pd. 2) Bendahara Sekolah : Hj. Ridwana Hasbi, S.Sos. f) Akreditasi : A
e. Identitas Kepala UPT SMA Negeri 9 Makassar
1. Nama Lengkap : Drs. Andi Supardin, M.Pd. 2. Pendidikan Terakhir : Magister Pendidikan 3. Jurusan Ijazah : Pendidikan Fisika 4. No. HP : 0821875503994
4
f. Wakil Kepala Sekolah
No. Nama Bidang Tugas Ket
1. 2. 3. 4. 5.
Dra. Hj. Aliah Sriwahyuni Dr. H. Islahuddin, M.Pd. Drs. Muhammad Ahyar, M.Pd. Atmam Amir, S.Pd., M.Pd. Heru Sutanto, S.Pd., M.Pd. Kurikulum SDM Humas Kesiswaan
Sarana dan Prasarana
g. Keadaan Guru Tabel I: Jumlah Guru
Ijazah Terakhir Status Kepegawaian Jumlah Guru Tetap Guru Tidak Tetap
S3 S2 S1 1 13 32 0 1 11 1 14 435 Jumlah 46 12 586
Tabel II : Pembagian Guru alam Kegiatan Mengajar
No Nama/NIP Pendidikan Gol Mengajar Mapel
1. Drs Supardin, M.Pd S2 Fisika IV/b Fisika 2. Drs. Anis Nur, M.Pd S2 Fisika IV/c Fisika 3. Drs. H. Kasimuddin S1 Fisika IV/c Fisika 4. Drs. Hj. Pamansari K,M.M S1 Fisika
S2 Manajemen
IV/c Fisika Lintas Minat
5. Dra. Hj. Idaramatasia IV/c Fisika
Kewirausahaan 6. Dra. Hj. Maryam Ahmad S1 P. Agm. Islam IV/b Pend. Agama Islam 7. Dra. Hj. Nurzahira Said S1 P. Agm. Islam VI/b Pend. Agama Islam
5 Sumber Data:TU SMA Negeri 9 Makassar 6