HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum membahas pengumpulan data, terlebih dahulu akan dibahas mengenai proses produksi yang terdapat di PT. ITU Aircon Co. untuk mengetahui alur proses, mesin-mesin yang digunakan dan produk yang dihasilkan.
PT. ITU Aircon Co. memproduksi Air Handling Unit dengan berbagai tipe untuk berbagai macam ukuran ruangan. Air Handling Unit yang dihasilkan digunakan sebagai pendingin ruangan yang digunakkan untuk gedung-gedung. Bahan-bahan yang digunakan adalah aluminium, black steel, galvanic steel dan copper tube.
Air Handling Unit yang dihasilkan di PT. ITU Aircon Co. memiliki berbagai tipe menurut ukuran dan kemampuan Air Handling Unit tersebut di antara lain adalah CS 156, CS 217 dan CS 270 (pada pembahasan ini digunakan tipe yang paling sering diproduksi, yaitu CS 270).
Dalam pembuatan Air Handling Unit CS 270 ini, terdapat 8 proses utama yang dilakukan, yaitu:
1. Fin Press
Pada proses ini, aluminium foil dipotong sesuai ukuran yang dibutuhkan. 2. Hairpin
Pada proses ini, copper tube dipotong atau dipotong dan ditekuk sesuai ukuran yang dibutuhkan.
3. Cutting
Pada proses ini, galvanic stell dipotong sesuai ukuran yang dibutuhkan. 4. Pelubangan otomatis
Proses ini dilakukan pada 2 jenis mesin sesuai ukuran yang dibutuhkan. Untuk ukuran yang lebih kecil, digunakan CNC trumpf, sedangkan untuk ukuran yang lebih besar, digunakan CNC armada. Pada proses ini dibuat lubang-lubang baut pada galvanic steel.
5. Flexpander
Pada proses ini, copper tube yang telah digabungkan dengan aluminium yang telah digabungkan pada proses assembly fin coil agar perpindahan panas dan dingin yang terjadi pada fincoil dapat terjadi secara maksimal.
6. Brazing
Proses brazing atau pengelasan, digunakan untuk menggabungkan fincoil dan black steel.
7. Bending
Pada proses ini, galvanic stell yang telah dilubangi kemudian ditekuk agar dapat dihubungkan satu sama lain dengan media perekatnya adalah baut.
8. Bor manual
Pada proses ini, black steel dibor unutk menciptakan lubang yang nantinya akan dilas dengan copper tube yang telah dipotong-potong sebelum digabungkan dengan fincoil.
Untuk penjelasan mengenai proses produksi pada PT.ITU Aircon Co. dapat dilihat pada Operation Process Chart di bawah ini:
4.1 Hasil Pengumpulan Data
Pengumpulan data difokuskan pada Produksi Air Handling Unit tipe CS 270 yang paling sering diproduksi di PT ITU Aircon Co.
Hasil pengumpulan data yang telah dilakukan selama berada di PT ITU Aircon Co. akan dibahas lebih lanjut pada sub bab berikut. Adapun data-data tersebut adalah:
4.1.1 Data Kapasitas Mesin, Layout dan Data Produksi
Seperti telah disebutkan di atas bahwa terdapat 8 proses utama pada proses produksi, data-data kapasitas mesin dan data produksi akan dilampirkan di bawah ini:
Tabel 4.1 Kapasitas M esin
No Nama Mesin Jm l Mesin % scrap tiap operasi Kapasitas Mesin/jam
1 Fin Press 2 1 240.00 2 HairPin 1 1 180 dan 45 3 Cutting 1 5 102.86 4 CNC Arm ada 1 5 30.51 5 CNC Trum pf 1 5 16.36 6 Bending 2 2 20.00 7 Mesin Bor 1 6 11.25
8 Assem bly Fin Coil 1 1 2.77
9 Flexpander 1 2 2.40
10 Brazing 1 1 2.40
11 Kolam Periksa 1 0 3.00
12 Assem by Floor 2 1 2.00
Sumber: data internal PT ITU Aircon Co.
Dari hasil perhitungan from to chart yang didapat dari PT ITU Aircon Co., didapat bahwa jumlah from to chart adalah:
Tabel 4.2 FTC awal PT ITU Aircon Co.
Sumber: data internal PT ITU Aircon Co. FTC Hasil 1,2 1 1,3 1 1,4 1 1,6 1 2,9 1 3,9 1 4,5 1 9,10 1 5,7 1 6,7 1 10,11 1 7,11 1 11,12 1 12,13 1 13,14 1 Total 15
4.2 Pengumpulan Data 4.2.1 Routing sheet
Dari data yang didapatkan di atas, dapat dibuat routing sheet. Tujuan dari pembuatan routing sheet ini adalah untuk menentukan jumlah mesin teoritis yang dibutuhkan pada setiap proses produksinya.
Beberapa perincian mengenai perhitungan pada routing sheet akan dijabarkan di bawah ini:
1. Jumlah disiapkan didapatkan dari hasil perhitungan sebagai berikut:
scrap diharapkan jumlah disiapkan Jumlah % 1− =
2. Jumlah mesin teoritis didapatkan dari hasil perhitungan di bawah ini:
sin sin sin me Kapasitas me as reliabilit disiapkan jumlah teoritis me Jumlah × =
Berikut adalah contoh perhitungan pada mesin Fin press: Diketahui: Jam kerja per hari = 7
% scrap = 5%
Reliabilitas mesin = 95% • Kapasitas mesin/hari = 240 X 7 = 1680 • Jumlah yang diharapkan = 2174
• 01 . 0 1 2174 − = disiapkan Jumlah =2196 • 1680 95 . 0 2196 sin × = teoritis me Jumlah = 1.45 mesin
4.2.2 Multi Product Proccess Chart
4.2.3 Dari perhitungan Multi Product Proccess Chart diketahui kebutuhan
mesin secara keseluruhan. Hasil dari Multi Product Proccess Chart tersebut dilampirkan pada data tabel kebutuhan jumlah mesin.
Multi Product Proccess Chart dan tabel kebutuhan jumlah mesin tersebut dilampirkan di bawah ini beserta contoh perhitungan pembulatannya: Contoh perhitungan pembulatan pada tabel kebutuhan jumlah mes in pada mesin Fin Press:
Diketahui: Jumlah mesin teoritis = 1.45
Angka di belakang koma dibagi dengan angka di depan koma. Apabila hasil yang didapatkan <0.1 maka dilakukan pembulatan ke bawah dan apabila hasil yang didapatkan ≥0.1, maka angka dibulatkan ke atas.
Pada mesin Fin Press, angka jumlah kebutuhan mesin adalah 1.45. maka
perhitungan pembulatan adalah 0.45 1
45 . 0
= karena hasilnya >0.1, maka
pembulatan dilakukan ke atas. M aka angka jumlah mesin yang dibutuhkan adalah 2.
4.2.4 Material Handling Planning Sheet
Material Handling Planning Sheet digunakan untuk menghitung kebutuhan material handling untuk perpindahan material antar fasilitas berikut ini adalah contoh perhitungan dan tabel Material Handling Planning Sheet.
Tabel 4.5 Material Handling Planning Sheet (usulan)
Adapun contoh perhitungan Material Handling Planning Sheet (M HPS) adalah sebagai berikut :
• Total Weight = Unit prepared x Weight Unit = 1x 500 = 500Kg
• Cost/Equipment = xdetikperpindahan
(
permeter)
xdistance 8 x 3600 UMR = 17.5 8 3600 750000 x x = 3645.833 • Frequency/hour = Capacity Weight Total= 500 / 1200 = 0.42 (dibulatkan ke atas) menjadi 1 • Cost = Cost/Equipment x Frequency/hour x 2
= 3645.833 x 1 x 2 =7291.67
4.2.5 From To Chart
Perhitungan From to Chart digunakan untuk menentukan hubungan antara setiap fasilitas, berapa aktivitas yang dilakukan antara fasilitas yang satu dan yang lainnya. Berikut adalah tabel hasil perhitungan From to Chart.
No Nama Mesin St o ra g e Fi n Pr e ss Ha ir P in C u ttin g CN C A rm a d a C N C T rum pf B e ndi ng Me si n B o r A ss e mb ly F in C o il F le xpa nde r B razi n g K o la m P e ri k sa A ss e m by F loor W a re hous e T o ta l s Storage 1 2 1 1 1 6 1 Fin Press 1 1 2 HairPin 1 1 2 3 Cutting 1 1 4 CNC Armada 1 1 5 CNC Trum pf 1 1 6 Bending 1 1 2 7 Mesin Bor 1 1 8 Assem b ly Fin Coil 1 1 9 Flexpan der 1 1 10 Brazing 1 1 11 Kolam Periksa 1 1 12 Assem b y Floor 1 1 13 Wareho use 0 Total 0 1 2 1 1 1 2 1 3 2 3 1 1 1 20
Dari total hasil perhitungan From To Chart usulan, didapat bahwa jumlah yang didapat adalah 20.
4.2.6 Activity Relationship Chart
Actvity relationship chart dapat disebut sebagai bentuk lain dari From To Chart atau merupakan terjemahan dari From To Chart dari bentuk grafik ke bentuk diagram. Berikut adalah diagram tersebut:
Gambar 4.5 Activity Relationship Chart PT ITU Aircon Co.
4.2.7 Graph Based Construction Method
Berikut ini adalah contoh iterasi yang dilakukan untuk menyelesaikan metode grafik ini:
Tabel 4.6 Iterasi sembilan Graph Method iterasi 9 8 10 6 7 5 4 9 2 1 3 Total 11 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 faces total 8,10,3 3
Selain itu, di bawah ini terdapat contoh penggambaran hasil dari iterasi kesembilan di atas.
1 2
Di bawah ini adalah hasil iterasi terakhir dari perhitungan dengan metode grafik beserta gambar akhir dari penempatan fasilitas-fasilitas pada lantai produksi.
Tabel 4.7 Iterasi dua belas Graph Method iterasi 12 13 12 11 8 10 6 7 5 4 9 2 1 3 Total 14 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 faces total 13,12,11 1
Data perhitungan iterasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1
Dari hasil pembahasan di atas, didapatkan layout usulan sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan. Hasil tersebut adalah:
4.3 Analisa Hasil Perhitungan
4.3.1 Analisa From To Chart dengan From To Chart metode Graph
Analisa mengenai perhitungan ini didasarkan kepada kebutuhan pabrik pada produk Air Handling Unit CS 270. Perhitungan sebelumnya dengan total keseluruhan keterkaitan antar mesin yang menghasilkan angka 15. total kurang baik dikarenakan hubungan antar mesin-mesin buruk. Untuk itu adanya perubahan pada sektor produksi pada produk Air Handling Unit CS 270. Untuk melakukan perubahan pada susunan mesin di lantai produksi, dibutuhkan perhitungan yang tepat untuk melakukan perhitungan keterkaitan antar mesin-mesin.
M elalui pengamatan yang dilakukan maka didapat keterkaitan antar mesin, yang selanjutnya digunakan untuk mencari jumlah aliran material pada mesin-mesin yang berkaitan. Setelah didapat jumlahnya lalu dilakukan penyesuaian pada layout yang telah ada. Setelah dilakukan perhitungan dengan metode graph didapatkan total From To Chart sebesar 20. maka perbandingan From To Chart yang lama dan yang baru lebih baik yang baru. Dikarenakan keterkaitan antar mesin menjadi lebih beraturan dan berurutan.
4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama
Peletakan mesin pada tata letak lama berdasarkan pada produk-produk awal yang dibuat oleh PT ITU Aircon Co. karena itu, untuk produk dengan ukuran besar seperti Air Handling Unit CS 270, terjadi biaya lebih
pada perpindahan material, dan dapat terjadi delay yang disebabkan perpindahan material yang memakan waktu lebih lama.
Selain itu, seiring dengan bertambahnya saingan dalam produksi peralatan tata udara, permintaan pasar berkurang drastis sehingga pabrik tidak dapat lagi memproduksi secara mass produk sehingga lini produksi terpaksa harus diubah.
4.3.3 Analisa Tata Letak Baru Dengan Perhitungan Metode Graph
Peletakan mesin pada tata letak yang baru merupakan hasil analisa dari proses produksi yang terjadi saat ini dengan kapasitas produksi yang disesuaikan dengan rata-rata junlah pemesanan pada produk yang paling sering dipesan yaitu Air Handling Unit CS 270. Berdasarkan pertimbangan dan analisa yang dilakukan, dengan dengan menggunakan metode graph ini, didapat hasil bahwa tata letak yang baru dengan hasil perhitungan keterkaitan antar mesin adalah 20, ternyata memang lebih baik bila dibandingkan dengan tata letak yang lama dengan jumlah keterkaitan antar mesin yaitu 15. M etode ini berhubungan dengan jumlah keterkaitan antar mesin dan tingkat kepentingan dari tiap-tiap proses dan alasan pendeskripsian alasan dari tiap-tiap permesinan. Peletakan mesin-mesin tetap pada bangunan yang sama, hanya saja lebih terstruktur sehingga proses yang dilakukan bisa lebih efektif dan efisien.
4.3.4 Analisa Perbedaan Tata Letak Baru Dengan Tata Letak Lama
Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa tata letak baru ini diterapkan untuk memenuhi kebutuhan pabrik akan produk dengan ukuran yang cukup besar dan jumlah pemesanan terbanyak yang dipesan oleh pelanggan PT ITU Aircon Co. Tata letak baru ini diharapkan dapat memberikan keuntungan baik dari segi waktu, jarak dan biaya. Beberapa kelebihan yang terdapat pada tata letak yang baru ini jika dibandingkan dengan tata letak yang baru adalah bahwa pada tata letak yang baru, peletakan mesin-mesinnya lebih teratur dan terstruktur sehingga dapat mengurangi biaya, waktu, dan jarak. Dengan menggunakan graph method ini beberapa pengeluaran dapat diminimasi, seperti penggunaan material handling dan peletakan mesin agar proses produksi tidak terganggu.
Dengan berubahnya tata letak tersebut, maka diharapkan bahwa proses produksi akan semakin baik dan biaya yang ditimbulkan oleh penggunaan material handling yang salah dapat diminimasi.
Berikut ini adalah gambar sebagai perbandingan antara tata letak yang lama dan tata letak yang baru.
Tabel 4.8 Analisa hasil Material Handling Planning Sheet dan Graph Method
Faktor Dari-Ke Sebelum Sesudah Keterangan
Jarak
Storage - Hairpin 39.07 3.09
Dengan Graph Method, didapat jarak tempuh
yang lebih Kolam Periksa - Assembly
Floor 42.22 17.66
dekat sehingga dapat menguntungkan bagi
perusahaan Assembly Floor - Storage 24.00 27.03
Material Handling
Storage - FinPress Forklift Hand Pallet
Dengan perhitungan yang didapat dari MHPS, didapat bahwa
Brazing - Kolam Periksa Forklift Trolley
terdapat selisih biaya material handling dengan presentase sebesar 27,8% yaitu RP.15809,- tiap harinya Storage - Hairpin Forklift Hand
Gambar 4.10 Diagram hubungan produk Air Handling Unit CS 270 metode Graph