• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

A. Kajian Pustaka

1. Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Definisi pemasaran menurut Kotler (2009), adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan diinginkan dengam menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran merupakan kegiatan inti dari tiap perusahaan sehingga perlu adanya pengelolaan dan koordinasi secara baik dan profesional.

Manajemen pemasaran Kotler (2009) adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.

Definisi menyadari bahwa manajemen pemasaran ialah proses yang mencangkup analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan juga mencakup barang, jasa serta gagasan; berdasarkan pertukaran dan tujuannya adalah memberikan kepuasan bagi pihak yang terlibat. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa tugas manajemen pemasaran bukan hanya menawarkan bahwa tugas manajemen pemasaran bukan hanya menawarkan barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasarnya, menetapkan harga

(2)

yang efektif, komunikasi dan distribusi untuk memberikan informasi, mempengaruhi dan melayani pasarnya tetapi lebih dari itu. Tugas manajemen pemasaran adalah mempengaruhi tingkat, waktu dan komposisi permintaan untuk membantu perusahaan mencapai sasarannya.

2.Keputusan Pembelian

Secara umum, keputusan adalah pemilihan terhadap dua alternatif atau lebih (Schiffman & Kanuk, 2007). Dengan kata lain untuk membuat keputusan harus terdapat alternatif pilihan. Sebaliknya jika konsumen tidak memiliki alternatif untuk memilih maka tidak dapat dikategorikan sebagai pengambilan keputusan. Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual.

Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler & Keller (2009:240) adalah konsumen membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Astuti dan Cahyadi (2007) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai rasa percaya diri yang kuat pada diri konsumen atau pelanggan yang merupakan keyakinan bahwa keputusan pembelian atas produk yang diambilnya adalah benar.

Ada tiga aktivitas yang berlangsung dalam proses keputusan pembelian oleh konsumen yaitu ( Hahn, 2002 ):

a. Rutinitas konsumen dalam melakukan pembelian. b. Kualitas yang diperoleh dari suatu keputusan pembelian.

(3)

c. Komitmen atau loyalitas konsumen yang sudah biasa beli dengan produk pesaing.

a. Perilaku Pembelian Konsumen

Menurut Kotler (2009:166), perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh:

1. Faktor budaya, yang terdiri dari:

a. Budaya, merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. b. Sub-budaya, masing-masing budaya memiliki sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri sosialisasi khusus bagi anggotanya.

c. Kelas sosial, adalah pembagian masyarakat yang relative homogen dan

permanent, yang tersusun secara hierarkis dan anggotanya menganut

nilai-nilai, minat dan perilaku yang sama. 2. Faktor Sosial

a. Kelompok acuan, yaitu kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.

b. Keluarga

c. Peran dan Status, dimana peran adalah kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang dan masing-masing peran tersebut menghasilkan status.

3. Faktor Pribadi, yang terdiri dari usia dan tahap siklus hidup; pekerjaan dan lingkungan ekonomi; gaya hidup dan kepribadian dan konsep diri.

4. Faktor Psikologis, yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap.

(4)

b. Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong (2012:176), konsumen akan melewati 5 (lima) tahap proses keputusan pembelian. Tahap-tahap tersebut digambarkan pada Gambar 2.1 berikut ini:

Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian

Sumber: Kotler dan Armstrong (2012:176)

Rangkaian proses keputusan pembelian konsumen menurut Kotler dan Armstrong (2012:176-178) diuraikan sebagai berikut:

1. Need recognition (pengenalan kebutuhan), yaitu proses konsumen mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen.

2. Information search (pencarian informasi), yaitu proses konsumen terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen dibagi menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu:

a. Sumber pribadi, yaitu keluarga, teman, tetangga, kenalan. Postpurchase behavior Purchase decision Evaluation of alternatives Information search Need recognition

(5)

b. Sumber komersial, yaitu iklan, wiraniaga, penyalur, website, kemasan, pajangan.

c. Sumber publik, yaitu media massa, organisasi penentu peringkat konsumen, pencarian internet. d. Sumber pengalaman, yaitu penanganan, pengkajian,

pemakaian produk.

3. Evaluation of alternatives (evaluasi alternatif), yaitu proses konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi dalam menetapkan pilihan.

4. Purchase decision (keputusan pembelian), yaitu proses konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam tahap evaluasi.

5. Postpurchase behavior (perilaku pasca pembelian), yaitu proses konsumen akan mengalami kepuasan atau ketidakpuasan dengan pembelian yang dilakukan

Dimensi untuk mengukur keputusan pembelian yang diambil oleh konsumen antara lain (Sutisna, 2003) :

1. Benefit Association

Konsumen menemukan manfaat dari produk yang akan dibeli dan menghubungkannya dengan karakteristik merek. Kriteria manfaat yang bisa diambil adalah kemudahan mengingat nama produk ketika dihadapkan dalam keputusan membeli produk.

(6)

2. Prioritas dalam membeli

Prioritas untuk membeli terhadap salah satu produk yang

ditawarkan bisa dilakukan oleh konsumen apabila perusahaan

menawarkan produk yang lebih baik dari produk pesaingnya. 3. Frekuensi pembelian

Ketika konsumen membeli produk tertentu dan merasa puas dengan kinerja produk tersebut, maka ia akan sering membeli kembali produk tersebut kapanpun dibutuhkan.

1. Pengukuran Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian dapat diukur dengan (Kotler, 2012):  Kemantapan pada sebuah produk

 Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain  Kebiasaan dalam membeli produk

 Memberikan rekomendasi kepada orang lain  Melakukan pembelian ulang

A. Keputusan Pembelian Online

Belanja online adalah bentuk perdagangan elektronik yang digunakan pada transaksi business (B2B) dan business-to-consumer (B2C).

(7)

Menurut (Deavaj et al. 2003 dalam Pratama dan Nugrahani 2015), Keputusan membeli secara online dipengaruhi oleh:

 Efisiensi untuk pencarian (waktu cepat, mudah dalam penggunaan, dan usaha pencarian mudah)

 value (harga bersaing dan kualitas baik), dan

 interaksi (informasi, keamanan, load time, dan navigasi). Ada beberapa hal yang dipertimbangkan ketika seseorang melakukan pembelian online. Diantaranya adalah:

a. Kepercayaan (Trust)

Hal utama yang dipertimbangkan seorang pembeli ketika melakukan kegiatan belanja secara online adalah apakah mereka percaya terhadap website yang menyediakan fasilitas layanan online shop dan percaya pada penjual online yang ada didalam di situs web tersebut beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan adalah faktor penting dalam membangun komitmen antara perusahaan dan pelanggan. Kepercayaan (trust) sangat penting untuk membangun dan membina hubungan jangka panjang menurut Rousseau et al.,1998 (yang dikutip oleh Akbar dan Parvez, 2009). Kepercayaan diyakini memiliki peran yang penting dalam mempengaruhi komitmen. Semakin populer website online shoping tersebut maka tingkat kepercayaan pembeli kepada website online shoping tersebut semakin tinggi. Pembelipun akan semakin yakin dan percaya terhadap reabilitas website, bahwa website tersebut nyata keberadaannya dan benar-benar ada.

(8)

Kepercayaan dalam hubungan kerjasama mempunyai pengertian sebagai keyakinan perusahaan, bahwa pihak partner akan melakukan tindakan yang membawa perusahaan pada suatu keuntungan tertentu, dan sebaliknya bukan malah melakukan perbuatan yang merugikan perusahaan. Dari pernyataan diatas dapat diartikan bahwa pihak-pihak yang melakukan kerjasama menginginkan mitra kerja yang dapat dipercaya. Anderson&Weitz dalam Doney&Cannon (1997, p.40) menemukan bahwa kepercayaan pada penjual mampu membentuk suatu hubungan kerjasama yang baik antara pembeli dan penjual serta merupakan kunci untuk mempertahankan hubungan kerjasama tersebut.

Selanjutnya adalah, kepercayaan pembeli terhadap penjual online yang terkait bagaimana si penjual tersebut dengan keahliannya dapat meyakinkan pembeli menjamin keamanan ketika sedang melakukan transaksi pembayaran meyakinkan transaksi akan segera diproses. Kendala ini terkait dengan keberadaan penjual online. Teknologi yang semakin berkembang, begitu pula modus penipuan yang berbasis teknologi pada online shopping juga ikut berkembang. Tidak sedikit pula penjual online fiktif yang menjual dan memasarkan produk yang fiktif pada situs-situs online shopping. Oleh sebab itu sebelum membeli seorang pembeli harus mengecek terlebih dahulu keberadaan penjual online. Didalam situs online shopping biasanya situs akan menampilkan informasi tentang para penjual yang lapaknya sering di akses oleh pengunjung. Disitulah pembeli dapat memanfaatkan layanan dan informasi ini ketika akan membeli secara online agar mengetahui status dari penjual.

(9)

a. Dimensi Kepercayaan

Ramdani at al, (2015) menyatakan kepercayaan dibangun anatara pihak - pihak yang belum saling mengenal baik dalam interaksi maupun proses transaksi.Dalam penelitiannya, Ramdani at al, menggunakan dimensi yang dikemukakan oleh McKnight et al., (2002) dalam mengukur kepercayaan. Ada dua dimensi kepercayaan konsumen, yaitu:

a. Trusting Belief

Trusting Belief adalah sejauh mana seseorang percaya dan merasa yakin

terhadap orang lain dalam suatu situasi. Trusting belief adalah persepsi pihak yang percaya (konsumen) terhadap pihak yang dipercaya (penjual toko maya) yang mana penjual memiliki karakteristik yang akan menguntungkan konsumen. McKnight (2002),menyatakan bahwa ada tiga elemen yang membangun trusting

belief,yaitu benevolence, integrity, competence.

1) Benevolence (niat baik) berarti seberapa besar seseorang percaya kepada

penjual untuk berperilaku baik kepada konsumen. Bevelonce merupakan kesediaan penjual untuk melayani kepentingan konsumen.

2) Integrty (integritas) adalah seberapa besar keyakinan seseorang terhadap

kejujuran penjual untuk menjaga dan memenuhi kesepakatan yang telah dibuat kepada konsumen.

3) Compentence (kompetensi) adalah keyakinan seseorang terhadap

kemampuan yang dimiliki penjual untuk membantu konsumen dalam melakukan sesuatu sesuai dengan kebutuhan konsumen. Esensi dari

(10)

menghasilkan hal yang diinginkan oleh konsumen. Inti dari kompetensi adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

b. Trusting Intention (Berniat Percaya)

Trusting Intention adalah suatu hal disengaja dimana seseorang siap

bergantung pada orang lain dalam suatu situasi, ini terjadi secara pribadi dan mengarah langsung kepada orang lain. Trusting intention didasarkan pada kepercayaan kognitif seseorang kepada orang lain. McKnight (2002) menyatakan bahwa ada dua elemen yang membangun trusting intention yaitu willingness to

depend dan subjective probability of depending.

1) Willingness to Depend adalah kesediaan konsumen untuk bergantung

kepada penjual berupa penerimaan risiko atau konsekuensi negatif yang mungkin terjadi.

2) Subjective Probability of Depending adalah kesediaan konsumen secara

subjektif berupa pemberian informasi pribadi kepada penjual, melakukan transaksi, serta bersedia untuk mengikuti saran atau permintaan dari penjual.

(11)

Adapun indikator – indikator dari variabel kepercayaan (trust):

Tabel 2.1

Tabel Indikator Kepercayaan

Morgan dan Hunt

(2004) Jia, Shen (undated) Gilbert dan Tang Indikator didalam penelitian ini 1.Kredibilitas Adalah kemampuan Perusahaan untuk dapat diyakini oleh partner kerja baik secara lisan maupun tulisan.

2.Kendalan penjual adalah gambaran ketangguhan penjual baik dalam hal pelayanan maupun dari produk yang dijual.

3.Kepedulian adalah wujud tindakan yang ditampakkan oleh penjual sebagai wujud bantuan dan perhatian terhadap pembelinya. 1.Sistem Keamanan 2.Sistem Kerahasiaan 3.Jaminan Keamanan dan kerahasiaan 4.kompensasi Kerugian karena Alasan keamanan Dan kerahasiaan. 1.Tingkat kepercayaan konsumen dengan penjual 2.Tingkat kemauan Penjual melayani Konsumen 3.Citra penjual 4.Kejujuran Penjual pada Pembeli atau pelanggannya 1.Kredibilitas 2.Keandalan Penjual 3.Kepedulian 4.Keamanan 5.Kerahasiaan 6.Kompensasi Kerugian 7.Citra penjual 8.Kejujuran penjual

(12)

b. Kemudahan (ease of use)

Kemudahan penggunaan produk mengacu pada jumlah kesukaran yang terjadi ketika menggunakan produk (Wish et al., 1978:66). Menurut Kwon dan Chidambaram (2000) dalam Sulistyono (2011) menjelaskan produk mudah di gunakan maka mereka akan cenderung berminat untuk memakai produk itu. Davis (1989) menerangkan bahwa bila konsumen menganggap suatu produk mudah di gunakan, mereka akan merasakan kegunaan produk itu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Pendapat para ahli di atas,maka dapat disimpulkan bahwa kemudahan adalah sesuatu yang dapat mempermudah dan memperlancar usaha dalam mendapatkan atau menggunakan suatu produk.

Menurut Irawan (2009:39) Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman, dan efisien dalam mendapatkan produk atau pelayanan. Sedangkan menurut Chang (2013) kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap kegunaan yang dirasakan, sebuah kemudahan penggunaan yang baik dapat menyebabkan tingkat kepuasan.

Kemudahan dalam penggunaan adalah salah satu hal yang menjadi pertimbangan bagi pembeli online, Perceived ease of use didefinisikan Davis et al., Chin dan Todd merupakan seberapa besar teknologi komputer dirasakan relatif mudah untuk dipahami dan digunakan. Faktor kemudahan ini terkait dengan bagaimana operasional bertransaksi secara online. Pada saat pertama kali bertransaksi online biasanya calon pembeli akan mengalami kesulitan, karena faktor keamanan dan tidak tahu cara bertransaksi secara online pembeli cenderung mengurungkan niatnya untuk berbelanja online. Disisi lain ada juga beberapa

(13)

calon pembeli yang berinisiatif untuk mencoba karena mereka telah mendapatkan informasi tentang cara bertransaksi online.

Dengan menyediakan layanan dan petunjuk bagaimana cara bertransaksi

online, mulai dari cara pembayaran, dan fitur pengisian form pembelian.

Adapun indikator-indikator dari variabel kemudahaan penggunaan (ease of

use) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2

Tabel Indikator Kemudahan

Davis (1989) Amijaya (2010) Indikator didalam

penelitian ini

1) TI sangat mudah

dipelajari

2) TI mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh pengguna

3) Keterampilan pengguna akan bertambah dengan menggunakan TI

4) TI sangat mudah untuk dioperasikan 1) efisiensi waktu 2) kemampuan Melakukan transakasi 3) kemudahan opersional 4) penggunaan yang fleksibel 1) Mudah dipelajari 2)Mudah mengoperasikan

sistem sesuai apa yang diinginkan

3) Mudah digunakan 4) penggunaan yang fleksibel

5) efisiensi waktu

c. Kualitas Informasi (Information quality)

Didalam online shopping sebaiknya menyajikan informasi yang mencakup kaitannya dengan produk dan jasa yang ada pada online shopping. Informasi tersebut sebaiknya berguna dan relevan dalam memprediksi kualitas dan kegunaan produk atau jasa. Informasi produk dan jasa harus up-to-date untuk

(14)

memuaskan kebutuhan konsumen atau pembeli online. Hal tersebut dapat membantu pembeli didalam membuat keputusan, konsisten dan mudah dipahami.

Menurut James O’Brien dalam bukunya System Analysis and Design

Method, ada 3 dimensi kualitas informasi yaitu dimensi waktu informasi (time dimension), dimensi konten informasi (content dimension), dan dimensi bentuk

informasi (form dimension). Dimensi waktu berkaitan dengan waktu penyajian informasi, dimensi konten atau isi informasi berkaitan dengan isi dari informasi yang disajikan, dan dimensi bentuk berkaitan dengan bagaimana informasi tersebut disajikan.

Adapun indikator-indikator dari variabel kualitas Informasi (Information

quality) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3

Tabel Indikator Kualitas Informasi

Amsyah (2003) Bailey dan Pearson (1983)

Indikator Didalam penelitian ini 1. Akurasi 2. Tepat waktu 3. Relevan 4. Kelengkapan 5. Keringkasan 1. Keakuratan Informasi (accuracy) 2.Ketepat waktuan (timeliness) 3.Kelengkapan Informasi 1.Keakuratan informasi yang disediakan adalah penilaian bahwa website menyediakan informasi yang akurat

2.Kebenaran informasinya dapat dipercaya adalah penilaian bahwa website memberikan 1.Informasi akurat 2.Informasi up to date 3.Informasi tepat waktu 4. Informasi Relevan 5.Informasi lengkap 6.Format Informasi yang Disajikan menarik

(15)

(completeness)

4.Penyajian

Informasi

(format)

informasi yang dapat dipercaya tingkat kebenarannya. 3.Informasi selalu up to date adalah penilaian bahwa website internet banking menyediakan informasi yang akurat (up to date) 4.informasi yang ada sesuai dengan tema website adalah penilaian bahwa website menyediakan informasi yang sesuai dengan tema 5.Informasi mudah dimengerti adalah penilaian bahwa informasi yang diberikan mudah dipahami 7. Informasi sesuai dengan tema

Perilaku Konsumen (Consumer Behavior)

Didalam pemasaran memahami perilaku konsumen sangat penting. Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran

(16)

yang baik, ke dua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik, ke tiga adalah dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitupenyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat, efektif dan juga dapat memberikan gambaran kepada para pemasar dalam pembuatan produk, penyesuaian harga produk, mutu produk, kemasan dan sebagainya agar dalam penjualan produknya tidak menimbulkan kekecewaan pada pemasar tersebut.

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah

(low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah,

sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang (http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen).

Menurut Schiffman dan kanuk (2007), perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk dan jasa, maupun ide yang diharapkan dapat memenuhi.

(17)

Menurut Petter dan Olson (2008) perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.

Menurut Hawkins, Best dan Coney (2007) perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, atau organisasi melakukan proses pemilihan, pengamanan, penggunaan dan penghentian produk, jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhannya terhadap konsumen

Terdapat dua elemen penting dari arti perilaku konsumen, yaitu: (1) proses pengambilan keputusan,

(2) kegiatan fisik yang melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa ekonomis

Menurut Kotler (2008:25), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, diantaranya yaitu faktor psikologis. Adapun macam dari faktor psikologis ini antara lain, yaitu:

(1) Motivasi adalah suatu kebutuhan yang secara cukup dirangsang untuk membuat seseorang mencari kepuasan atas kebutuhannya

(2) Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia

(3) Pembelajaran adalah perubahan pada perilaku individu yang muncul dari pengalaman

(18)

(4) Keyakinan adalah pemikiran deskriptif seseorang mengenai

sesuatu, dan sikap menggambarkan penilaian, perasaan, dan

kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang atas sebuah obyek atau gagasan.

Didalam penelitian ini meneliti tentang masyarakat dan konsumen pengguna internet yang melakukan suatu kegiatan pembelian barang atau jasa secara online di situs online shopping di Bukalapak.com, seberapa besar aspek minat untuk membeli barang atau jasa secara online. Konsumen dapat merasakan apakah mereka merasa puas atau tidak terhadap produk-produk yang ditawarkan oleh produsen dengan memilih, mengatur, dan menginterprestasikan hal-hal terkait produk yang ditawarkan dalam situs online shop tersebut. Apabila mereka merasa puas ketika melakukan pembelian pertama, maka di masa depan mereka akan memilih untuk membeli produk barang atau jasa secara online di situs-situs atau web online shopping Bukalapak.com, begitu pula sebaliknya. Oleh sebab itu, keputusan pembelian (buying decision) tepat untuk meneliti perilaku berbelanja online (online shopping behaviour) pada konsumen yang menggunakan online shop sebagai media untuk berbelanja.

(19)

B. Pengaruh Antar Variabel

1. Keputusan pembelian dipengaruhi oleh Kepercayaan (Trust) (X1) , Kemudahan (Ease of Use) (X2) , dan Kualitas Informasi (Information Quality) (X3)

Serangkaian unsur-unsur yang mencerminkan keputusan konsumen dalam membeli dapat didefinisikan sebagai keputusan pembelian ulang, keputusan pembelian ulang merupakan sebuah tahap dimana konsumen dihadapkan dengan sebuah pilihan untuk melakukan pembelian atau tidak (Kotler).

Jia, Shen “User Acceptance of Social Shopping Sites: A Research

Proposal” meneliti pengaruh perceive usefulness, perceived ease of use, tendenc to social comparison, dan trust terhadap melakukan keputusan pembelian (buying decision). Hasil yang didapat adalah kepercayaan (trust) berpengaruh signifikan positif terhadap melakukan pembelian

sebuah produk. Dapat diartikan bahwa disini variabel kepercayaan (trust) dapat dijadikan salah satu variabel independen, karena berperan besar dalam kaitannya dengan online shopping, untuk di uji kembali.

Anandya meneliti tentang pengaruh kemudahan dalam penggunaan

internet dan situs online shopping saat melakukan keputusan pembelian.

Hasil yang didapat adalah kemudahan (ease of use) berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku seseorang ketika melakukan suatu pembelian melalui online shop. Dapat diartikan bahwa disini variabel kemudahan (ease of use) dapat dijadikam variabel independen karena berperan besar

(20)

dalam kaitanya dengan keputusan pembelian secara onilne untuk di uji kembali.

(Park dan Kim, 2003, dalam Loo, 2011) “Identifying Key Factors

Affecting Consumer Purchase Behaviour In An Online Shopping Context”

meneliti tentang hubungan antara bermacam karakteristik online shopping dan perilaku pembelian konsumen. Variabel untuk karakteristik online

shopping yaitu:,1. kualitas informasi, 2. kualitas user interface, 3. persepsi

keamanan, 4. Site awareness, 5. kepuasan informasi, 6. relational benefits, 7. site commitment. Hasil penelitian menunjukan bahwa varibel untuk karakteristik online shopping diantaranya adalah kualitas informasi, kualitas user interface, dan persepsi pelayanan berpengaruh pada kepuasan informasi dan relational benefits masing masing.

Dari hasil penelitian lain mengatakan bahwa kepuasan informasi dan relational benefits masing-masing berpengaruh terhadap site

commitment dan perilaku pembelian aktual. Dapat disimpulkan bahwa

disini variabel kualitas informasi (information quality) dapat dijadikan salah satu vaeriabel independen didalam penelitian ini.

2. Pengaruh kepercayaan (Trust) terhadap Keputusan Pembelian online

Pihak penjual harus menganut kepuasan pelanggan (costumer

satisfaction) supaya dapat memepertahankan hubungan jangka panjang

dengan para pembelinya. Agar dapat bertahan hidup didalam era online

(21)

loyality) yang percaya terhadap keunggulan dari jasa online shopping.

Seiring dengan maraknya kejahatan internet yang sering terjadi akhir-akhir ini seperti penipuan, pembobolan kartu kredit, dan kejahatan-kejahatan lain di dunia maya, kepercayaan (trust) menjadi salah satu faktor yang sangat penting saat melakukan transaksi online shopping. Didalam konsep ini kepercayaan memiliki arti bahwa pemebeli percaya terhadap kemampuan penjual online apakah penjual online dapat menjamin keamanan ketika pembeli melakukan transaksi online.

Keamanan sendiri memiliki arti bahwa transaksi penjual online mampu dipercaya. Semakin populer website online shoping tersebut maka tingkat kepercayaan pembeli kepada website online shoping tersebut semakin tinggi. Pembelipun akan semakin yakin dan percaya terhadap keandalan website. Selanjutnya adalah, kepercayaan pembeli terhadap penjual online yang terkait bagaimana si penjual tersebut dengan keahliannya dapat meyakinkan pembeli menjamin keamanan ketika sedang melakukan transaksi pembayaran meyakinkan transaksi akan segera diproses. Keahlian ini terkait dengan kebradaan penjual onlne. Teknologi yang semakin berkembang, begitu pula modus penipuan yang berbasis teknologi pada online shopping juga ikut berkembang. Tidak sedikit pula penjual online fiktif yang menjual dan memasarkan produk yang fiktif pada situs-situs online shopping.

Kepercayaan adalah semua pengetahuan yang dimiliki konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek, atribut, dan

(22)

manfaatnya. (Sunarto,2006). Setiap konsumen memiliki tingkat kepercayaan yang berbeda ada yang memiliki tingkat kepercayaan lebih tinggi dan ada pula yang memiliki tingkat kepercayaan yang lebih rendah. Hal tersebut disebabkan oleh kepercayaan konsumen menyangkut kepercayaan bahwa suatu produk memiliki berbagai atribut dan manfaat dari berbagai atribut tersebut. Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, atribut dan manfaat produk menggambarkan persepsi konsumen.

Bertransaksi secara online memiliki kepastian dan informasi yang tidak simetris. Oleh sebab itu harus ada rasa saling percaya antara penjual dan pembeli terdapat banyak makalah yang menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen akan e-commerce merupakan salah satu factor kunci. Koufaris dan Hampton-Sosa (2004) mendefinisikan kepercayaan awal, dan selanjutnya mengasumsikan bahwa apabila seorang konsumen menjalin suatu hubungan dan jaringan kerja yang baik pada toko off line, dapat meningkatkan percaya diri pada toko online.

Kaufaris dan Hamton-Sosa (2002) mempelajari bagaimana pengalaman pada situs web dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen pada perusahaan itu sendiri melalui kepercayaan pada situs web. Ketika melakukan kegiatan belanja secara online konsumen banyak diberikan kebebasan dan kontrol karena mereka bebas mengakses dan memungkinkan pembeli untuk membandingkan produk dan harga (Wolfinbarger dan Gilly, 2000). Koufaris dan Hampton-Sosa (2002) membuktikan bahwa ada hubungan positif antara kontrol, manfaat, dan

(23)

kemudahan yang dirasakan dalam menggunakan situs web. Jika ada perusahaan yang situs webnya mudah digunakan, bermanfaat, dan aman ketika digunakan konsumen cenderung akan melakukan pembelian pada situs web tersebut. Oleh karena itu jika konsumen medapatkan pengalaman yang baik saat bertransaksi secara online dan merasa yakin akan keamanannya ketika melakukan transaksi online ataupun belanja online di sebuah online shopping, maka konsumen cenderung untuk melakukan keputusan pembelian yang lebih tinggi pada situs online shopping tersebut.

Berdasarkan kepercayaan dan pengalaman mereka sebelumnya pada toko online, mereka akan lebih suka merekomendasikan toko online kepada orang lain, dibandingkan dengan mereka yang kurang percaya diri dalam berbelanja di toko online. Terdapat beberapa saran yang dianjurkan sebelum pembeli melakukan pembelian secara online terkait dengan masalah kepercayaan (wikipedia.com, alam adityo, 2011), yaitu:

a. Setia pada penjual yang dikenal,

b. Bertanya kepada konsumen “independen atau lainnya” tentang pengalaman belanja online mereka,

c. Memastikan bahwa terdapat informasi kontak menyeluruh

tentang produk pada website,

d. Memastikan bahwa penjual online telah memiliki trust mark atau trust seal.

e. Memastikan bahwa penjual online menyatakan secara tegas bahwa terdapat kebijakan kerahasiaan (privacy policy). Seperti

(24)

misalnya: penjual online menyatakan bahwa tidak akan memberikan informasi pribadi pembeli kepada pihak lain tanpa persetujuan dari pihak pembeli.

Beberapa penelitian terdahulu tentang kepercayaan (Trust) (Gefen, Karahanna, et al, 2003; Gefen dan Straub, 2003; dan Jia, Shen, undated) menunjukkan hasil bahwa kepercayaan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian website. Berdasarkan landasan teori serta uraian dan kerangka konseptual di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Kepercayaan terhadap penjual situs online shopping berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian secara online.

1. Pengaruh Kemudahan (Ease of Use) terhadap Keputusan Pembelian

Davis et al. mendefinisikan percieved ease of use sebagai keyakinan akan kemudahan penggunaan, yaitu tingkatan dimana user percaya bahwa teknologi/sistem tersebut dapat digunakan dengan mudah dan bebas dari masalah. Intensitas penggunaan dan interaksi antara

pengguna dengan sistem juga dapat menunjukkan kemudahan

penggunaannya. Davis et al. (1989) mendefinisikan perceived usefulness sebagai keyakinan akan kemanfaatan, yaitu tingkatan dimana user percaya bahwa penggunaan teknologi/sistem akan meningkatkan performa mereka dalam bekerja.

Kemudahan didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan teknologi merupakan hal yang mudah dan

(25)

tidak memerlukan usaha keras dari pemakainya ( Davis dalam Ainiun Fika, 2015).

Adapun indikator-indikator dari variabel kemudahan penggunaan

(ease of use) adalah sangat mudah menggunakannya , efesien waktu,

penggunaan yang fleksibel dan sangat mudah untuk dipelajari.

Beberapa penelitian terdahulu menunjukan bahwa kemudahan

(ease of use) merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap

keputusan pembelian menggunakan online shopping (Davis, 1989; Venkatesh dan Davis, 2000;Pikkarainen, et al., 2004).

Berdasarkan landasan teori serta uraian dan kerangka konseptual di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2 : Kemudahan dalam menggunakan teknologi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian secara online.

2. Pengaruh Kualitas Informasi (Quallity Information) Terhadap Keputusan Pembelian

Kualitas informasi didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap kualitas informasi tentang produk atau layanan yang disediakan oleh sebuah

website (Park dan Kim, 2003, dalam Loo, 2011). Informasi tersebut sebaiknya

berguna dan relevan dalam memprediksi kualitas dan kegunaan produk atau jasa. Untuk memuaskan kebutuhan konsumen/ pembeli online akan informasi, maka informasi produk dan jasa harus up-to-date, untuk membantu pembeli online dalam membuat keputusan, konsisten, dan mudah dipahami. Informasi produk pada online shopping mencakup informasi atribut suatu produk, rekomendasi dari

(26)

para konsumen, laporan evaluasi dan lain lain. Informasi atribut produk adalah informasi tentang spesifikasi produk, yaitu dimensi ukuran, dimensi warna, dimensi bahan, dimensi teknologi, dan harga dasar suatu produk (Gefen, Karahanna, et al, 2003; Gefen dan Straub, 2003). Pembeli online menyatakan bahwa mereka lebih dapat menguji berbagai pilihan produk melalui belanja secara

online dibandingkan dengan belanja secara offline (Wolfinbarger and Gilly,

2000). Konsumen tidak hanya membandingkan harga tetapi juga membandingkan atribut produk yang ditawarkan didalam toko eceran online atau membandingkan dengan toko retail online yang lain.

Kemudian website juga harus menyediakan fasilitas testimonial atau pernyataan terkait dengan produk atau jasa didalam online shopping kepada konsumen. Hal tersebut berguna untuk calon pembeli lainnya agar mereka mengetahui bagaimana pengalam pembeli sebelumnya terhadap penjual online dan barang yang mereka jual. Kemudiam website sebaiknya menenyediakan laporan evaluasi produk yang laku maupun produk yang kurang laku, penjual yang lapaknya laris dan tidak. Hal tersebut dapat digunakan konsumen sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan pembelian. Informasi kualitas jasa adalah informasi tentang jasa-jasa yang ada pada online shopping. Informasi kualitas jasa pada online shopping terdiri dari informasi pemesanan, informasi pengiriman, dan promosi yang ditawarkan (http://repository.petra.ac.id/7371/).

Semakin berkualitas informasi yang diberikan kepada pembeli online, maka akan semakin tinggi minat pembeli online untuk membeli produk tersebut (Park, C.H dan Kim, Y.G. (2003).

(27)

Berdasarkan landasan teori serta uraian dan kerangka konseptual di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H3 : Kualitas informasi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian secara online

C. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.4

Tabel Penelitian Terdahulu

penelitian Judul Hasil

Hardiawan (2013)

Pengaruh Kepercayaan,

kemudahan, dan Kualitas Informasi Terhadap Keputusan Pembelian Secara Online

Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis pengaruh kepercayaan, kemudahan, dan kualitas informasi

tergadap keputusan pembelian,

populasi dalam penelitian ini adalah member anggota Tokobagus.com

Pengumpulan data menggunakan

kuesioner dan analisis dengan linear berganda.

Hasil penelitan ini menunujukan bahwa kepercayaan, kemudahan, dan kualitas informasi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

Adityo (2011) Analisis pengaruh, kepercayaan,

kemudahan dan kualitas informasi

terhadap keputusan pembelian

secara online di situs kaskus.

Penelitian ini meneliti tentang

pengaruh kepercayaan, kemudahan

dan kualitas informasi terhadap

keputusan pembelian. Didapat hasil bahwa kemudahan memiliki pengaruh pada konsumen agar dapat dengan mudah menggunakan internet dan jasa online shopping yang membantu didalam membuat keputusan untuk malakukan pembelian secara online

(28)

Susilo (2015) Pengaruh Kemudahan dan Kualitas Informasi Terhadap Minat dan Kpembelian Secara Online

Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis pengaruh kepercayaan, kemudahan, dan kualitas informasi

terhadap keputusan pembelian .

populasi dalam penelitian ini adalah

konsumen www.ardiansmx.com

pengumpulan data menggunakan

kuesioner dan analisis dengan linear

berganda. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa kemudahan dan kualitas informasi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Abimbola (2015)

The Influence of Brand Image and Promotional Mix On Consumer Buying Decision a Study of Bevarage Consumers In Logos State, Nigeria

Penelitian ini bertujuan untuk

mengevaluasi pengaruh citra merek

dan bauran promosi terhadap

keputusan pembelian. Penelitian ini

menggunakan metode teknik

purposive sampling. Hasil penelitian ini berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Haryadi (2015) Effect of Product Quality

Perception, Trust and Brand Image on Generic Drug Buying Decision and Cunsumer Satisfaction of Hospital Patients in East Kalimantan

Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis presepsi kualitas produk, kepercayaan, dan citra merek pada keputusan pembelian obat generik dan kepuasan konsumen. Penelitian ini menggunakan metode SEM dalam pengelolaan data

(29)

D.Kerangka Pemikiran Teoritis

Dalam penelitian ini dapat dibuat suatu kerangka pemikiran yang dapat menjadi landasan dalam penulisan ini yang pada akhirnya dapat diketahui variabel mana yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian secara onlne. Variabel-variabel penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian sebagai variabel dependen. Sedangkan kepercayaan, kemudahan dan kualitas informasi sebagai variabel independent. Penelitian ini mencoba menganalisis seberapa besar faktor-faktor tersebut mempengaruhi keputusan pembelian online. Berdasarkan pernyataan diatas, tinjauan landasan teori, dan penelitian terdahulu maka dapat disusun sebuah kerangka pemikiran teoristis seperti yang tersaji pada gambar berikut ini:

Gambar 2.2

Gambar Kerangka Pemikiran

H1 H2 H3 Kepercayaan (X1) Kemudahan (X2) Kualitas Informasi (X1) Keputusan Pembelian (Y)

(30)

E.Hipotesis Penelitian

H1 : Kepercayaan berpengaruh positif terhadap Keputusan pembelian secara online pada situs belanja online Bukalapak.com.

H2: Kemudahan berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian secara online pada situs belanja online Bukalapak.com.

H3 : Kualitas Informasi berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian secara online pada situs belanja online Bukalapak.com.

Gambar

Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian  Sumber: Kotler dan Armstrong (2012:176)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pembahasan yang dikemukakan dalam laporan akhir ini, kesimpulan yang didapatkan ialah untuk tingkat likuiditas perusahaan dianggap likuid tetapi

Sertifikasi Bidang Studi NRG

Data hasil pretes dan postes yang telah diperoleh akan dianalisis untuk melihat bagaimana efektivitas model pembelajaran reflektif untuk meningkatkan pemahaman

In measuring phase the sequences (i.e. patterns) of HO and LAU zones can be determined and stored in database on each road. There are operating solutions and IPRs based

Asas- asas tersebut diperlukan agar tindakan yang dilakukan oleh alat administrasi negara tidak merugikan warga negara (Kusdarini, 2017). Setelah beroprasi selama 18

Kami juga akan memberikan dukungan dan pantauan kepada yang bersangkutan dalam mengikuti dan memenuhi tugas-tugas selama pelaksanaan diklat online. Demikian

Kuku yang panjang harus di ……….. Mengangkat ember

Pandangan tentang Zakat Fitrah juga berbeda dengan masyarakat Islam pada umumnya. Komunitas An-Nadzir menganggap bahwa Zakat Fitrah tidak berlaku untuk semua orang