• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. lebih tinggi lagi penggunaannya (Kartasapoetra, 2000). Peningkatan nilai guna suatu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. lebih tinggi lagi penggunaannya (Kartasapoetra, 2000). Peningkatan nilai guna suatu"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi lagi penggunaannya (Kartasapoetra, 2000). Peningkatan nilai guna suatu barang sangat penting dilakukan dalam industri manapun dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan ditengah tingginya persaingan industri saat ini.

Pengelompokan industri di Indonesia dapat dibedakan kedalam beberapa kelompok. Salah satunya industri dibedakan berdasarkan jumlah tenaga kerja yaitu terdiri dari industri besar, industri sedang, industri kecil, maupun industri rumah tangga (BPS, 2002). Semua golongan industri memperlihatkan persaingan yang semakin ketat sehingga mengharuskan para pelaku industri berusaha untuk mempertahankan produknya mulai dari proses produksi hingga akhir.

Industri rumah tangga atau industri kecil merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan yang bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk diperniagakan secara komersial (Sayuti, 2013). Pada umumnya industri rumah tangga memiliki jumlah tenaga kerja antara 1 s.d 4 orang (BPS, 2002). Walaupun industri rumah tangga dikatakan sebagai perusahaan kecil, namun saat ini banyak ditemui pengusaha yang mulai merintis usahanya melalui industri rumah tangga karena dianggap mampu bersaing dengan industri lainnya. Menurut Departemen Perdagangan (2008) industri rumah tangga

(2)

perlu dikembangkan di Indonesia karena memiliki peranan penting dalam pengembangan ekonomi negara dan daerah.

Bagi para pengusaha sering menjadikan kebutuhan pokok mahluk hidup sebagai pilihan dalam memilih industri mana yang akan mereka jalani. Begitu banyak pilihan yang dapat dikembangkan oleh para pengusaha, sehingga mampu membuka peluang bisnis dalam berbagai jenis. Berbagai peluang bisnis yang dimanfaatkan sebagai kegiatan menjalin hubungan kemitraan kerap dilakukan oleh para pengusaha dalam mengembangkan bisnisnya.

Salah satu kebutuhan pokok mahluk hidup adalah air. Demikian karena manusia tidak dapat dipisahkan dari air dalam kehidupan sehari-hari, karena air memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan yaitu dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga yaitu sebagai air minum, kebutuhan industri, air irigasi untuk pertanian, dan sebagainya. Air dapat dimanfaatkan dan diolah untuk berbagai kegiatan baik secara langsung maupun sebagai alat penunjang suatu kegiatan.

Muncul banyak usaha di bidang air minum saat ini. Salah satunya yaitu usaha air minum Kangen Water di Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Usaha ini berdiri sejak tahun 2010. UD Kangen Water merupakan kegiatan usaha pembuatan air minum kemasan dengan ukuran produk dua liter. Air minum Kangen Water memiliki nilai kadar pH (derajat keasaman) basa. Kadar pH merupakan gambaran jumlah atau aktivitas ion hidrogen dalam air. Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat keasaman atau kebasaan suatu air.

(3)

Pada usaha tersebut memproduksi air dengan kadar nilai pH mulai dari pH 8,5 s.d pH 9,5.

Saat proses produksi dari air minum Kangen Water ini menghasilkan limbah, namun bukan limbah berbahaya yang sudah dilakukan pengujian sebelumnya. Pemilik usaha memanfaatkan limbah yang berupa air ini untuk dijadikan sebagai pupuk cair. Pupuk organik cair adalah pupuk yang dapat memberikan hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman pada tanah, karena bentuknya yang cair maka jika terjadi kelebihan kapasitas pupuk pada tanah maka dengan sendirinya tanaman akan mudah mengatur pemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat (Parnata, 2005). Pupuk tersebut dijual, dan dapat digunakan untuk menyiram tanaman hias. Selain itu juga dapat digunakan sebagai pengganti air untuk mencuci sayuran dan buah-buahan.

Pemilik usaha air minum Kangen Water juga menjalin hubungan kerjasama, yang dimana produknya dipasarkan kepada pelaku usaha agribisnis seperti usaha penjualan jus, dan beberapa usaha pengobatan herbal yang menggunakan produk pertanian sebagai bahan baku utamanya. Upaya menjalin hubungan kemitraan dengan pelaku usaha agribisnis diharapkan mampu meningkatkan pendapatan pada sektor pertanian, dan diharapkan mampu menguntungkan kedua belah pihak yang bermitra.

Pentingnya mutu dalam persaingan suatu usaha kerap dijadikan sebagai tolak ukur baik atau buruknya kualitas suatu produk pada suatu usaha. Karena kualitas yang baik merupakan prioritas utama pada kegiatan bisnis dalam keberlanjutan suatu

(4)

usaha. Kualitas merupakan tingkat yang menunjukkan serangkaian karakteristik yang melekat dan memenuhi ukuran tertentu (Dale, 2003).

Usaha air minum Kangen Water sudah berusaha menerapkan kegiatan pengawasan mutu yang baik dalam menunjang standar produksi yang berkualitas. Kegiatan pengawasan mutu akan membantu perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas baik, meningkatkan kualitas produk secara terus-menerus, dan dapat menekan biaya produksi. Sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan pengawasan mutu mampu mendorong keberlanjutan usaha tersebut.

Berbagai upaya pengawasan mutu yang baik sudah berusaha dilakukan oleh UD Kangen Water. Mulai dari pengawasan saat proses produksi yaitu dengan tetap memperhatikan alat penunjang produksi, ketepatan waktu untuk mengganti alat-alat penyaringan, penggantian botol yang rutin, serta menjaga kebersihan dari botol dan tutup botol saat proses produksi. Berbagai pengawasan dan prosedur sudah dilakukan sebaik mungkin.

Namun data yang diperoleh dari perusahaan, kenyataannya masih banyak ditemukan produk yang rusak. Produk rusak dapat disebabkan dengan berbagai jenis, sehingga produk rusak tersebut menjadi suatu kerugian bagi UD Kangen Water karena akan mengurangi keuntungan. Selain itu, perusahaan juga belum memiliki perincian catatan mengenai batas toleransi kerusakan dan manajemen biaya yang masih dilakukan secara standar dan manual.

Dalam upaya memenuhi permintaan konsumen, pemilik usaha Kangen Water selalu berusaha meningkatkan jumlah produksi semenjak didirikanya usaha. Data

(5)

jumlah produksi beserta produk rusak pada tahun 2010 s.d tahun 2014 yaitu terjadi peningkatan, dan dengan peningkatan produk cacat yang akan dijelaskan sebagai berikut pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Jumlah Produksi, Jumlah Produk yang Cacat, dan Presentase Produk Kangen Water yang Cacat pada UD Kangen Water

di Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Tahun 2010 s.d 2014 Tahun Produksi Kangen Water Produk yang Cacat Presentase Produk yang Cacat (Botol) (Botol) (%) 2010 9.150 303 39,8 2011 10.500 334 38,1 2012 12.440 389 37,5 2013 13.510 405 36,1 2014 15.150 445 34,9 Jumlah 60.750 1876 186,4 Rata-rata 12.150 375,2 37,3

Sumber. UD Kangen Water

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah produksi Kangen Water selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010 s.d tahun 2014 mengalami peningkatan setiap tahun. Peningkatan jumlah produksi selama tahun 2010 s.d 2014 juga diiringi dengan peningkatan jumlah produk yang cacat selama lima tahun terakhir. Namun, dapat dilihat pada tabel presentase produk cacat selama tahun 2010 s.d tahun 2014 mengalami penurunan presentase produk cacat.

Peningkatan produk yang cacat pada umumnya dikarenakan manajemen pengawasan mutu yang kurang teliti saat jumlah permintaan meningkat. Sehingga

(6)

meningkatnya jumlah produksi serta merta tidak diiringi dengan peningkatan pengawasan yang mengakibatkan produk yang diawasi kurang terdeteksi dengan baik seperti saat proses pembotolan dan longgarnya pengawasan saat penggantian alat-alat penyaringan.

Melihat fenomena tersebut, maka perlu dilakukan penelitian seberapa jauh manajemen pengawasan mutu pada UD Kangen Water agar produk akhir yang dihasilkan mampu memenuhi standar kualitas yang sesuai. Melakukan perhitungan jumlah optimum kerusakan produk diupayakan agar pemilik usaha mampu melakukan manajemen perusahaan yang lebih baik, serta perhitungan biaya pengawasan yang harus dikeluarkan perusahaan agar mengetahui efisiensi biaya yang akan dikeluarkan dimasa mendatang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana proses produksi Kangen Water yang dilakukan oleh UD Kangen Water di Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung?

2. Bagaimana sistem pengawasan mutu produk Kangen Water yang dilakukan oleh UD Kangen Water di Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung?

3. Bagaimana biaya-biaya pengawasan atas mutu produk pada UD Kangen Water di Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung?

(7)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada permasalahan, maka tujuan dalam penelitian ini dalah untuk mengetahui.

1. Proses produksi Kangen Water yang dilakukan oleh UD Kangen Water di Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.

2. Sistem pengawasan mutu produk Kangen Water yang dilakukan oleh UD Kangen Water di Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.

3. Biaya-biaya pengawasan atas mutu produk pada UD Kangen Water di Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu. 1. Peneliti

Melalui penelitian ini, peneliti dapat mengaplikasikan pengetahuan pada konsentrasi Pengembangan Bisnis, dan mampu mengetahui strategi manajemen pengawasan mutu untuk keberlanjutan usaha Kangen Water di Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.

2. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tolak ukur atau pertimbangan bagi pemilik usaha untuk mengembangkan manajemen pengawasan mutu dalam upaya keberlanjutan produk pada usaha Kangen Water di Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.

(8)

3. Pemerintah

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan referensi tambahan yang berkaitan dengan masalah pengawasan mutu produk pada suatu usaha.

4. Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi bagi pelaku agribisnis yang berkepentingan khususnya dalam hal produk air minum Kangen Water.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini terfokus pada proses produksi secara deskritif. Sitem pengawasan mutu terfokus pada pengawasan saat proses produksi untuk meminumumkan kerusakan produk menggunakan analisis peta kontrol (control charts) untuk mengetahui batas tengah, batas atas dan batas bawah toleransi kerusakan. Analisis biaya pengawasan mutu untuk mengetahui berapa biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam pelaksanaan pengawasan mutu yang terdiri atas biaya pengawasan mutu (QCC), biaya jaminan mutu (QAC), dan total biaya pengawasan mutu (TQC). Data yang digunakan dalam penelitian yaitu data jumlah produksi, jumlah kerusakan produk, dan biaya-biaya pengawasan pada periode Januari s.d Desember tahun 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaan prestasi belajar peserta didik. Penilaan

Kajian pragmatik sangat menarik untuk dikaji dengan secara mendalam. Hal ini kerana pragmatik adalah kajian yang mana melibatkan analisis ujaran-ujaran yang terdapat dalam

SKRIPSI ini disusun sebagai persyaratan kelulusan pada Program Studi Sarjana Terapan Teknik Elektro Politeknik Negeri

Oleh karena itu, pendiri mendirikan masjid ini bertujuan khusus untuk melayani para musafir yang dari arah Gresik menuju Lamongan agar mereka bisa istirahat

Tahap selanjutnya adalah menetapkan tujuan (goal setting). Pada tahap ini peneliti membuat kesepakatan dengan siswa X untuk menetapkan beberapa tujuan yang akan dicapai dalam

Selain itu dengan adanya public goods yang disediakan oleh Pemerintah akibat adanya TPST Bantar Gebang tersebut juga menyebabkan eksternalitas positif di masyarakat

Tujuan pengolahan penilaian hasil belajar baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan yang dilakukan dengan berbagai teknik penilaian sesuai dengan karakteristik mata pelajaran

rakteristike na fizicka i mehanicka opterećenja i habanje i do polovice devedesetih godina glavni je filmski matcrijal za izradbu nosača sigumosnog filma. Od pocetka devedestih