PEMANFAATAN BIO INHIBITOR DAUN SUKUN
TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE
B DI LINGKUNGAN 3,5 % NaCl DAN 1 M H
2SO
4Oleh :
Dosen Pembimbing :
Fathan Nadhir
Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA.
2710100104
Industri migas tidak dapat lepas dari
permasalahan korosi
Biaya yang mahal untuk penanganan korosi
1
• Bagaimana efisiensi inhibitor daun sukun di dalam media korosif 3.5% NaCl dan 1 M H2SO4 terhadap laju korosi baja karbon rendah API 5 L Grade B dengan konsentrasi 0 ppm, 100 ppm, 200 ppm, 300ppm, 400ppm, dan 500 ppm.
2
• Bagaimana mekanisme inhibisi dari inhibitor daun sukun yang diaplikasikan pada baja karbon rendah API 5 L Grade B dalam media korosif 3.5% NaCl dan 1 M H2SO4.
Tingkat kehalusan permukaan tiap
material dianggap homogen
Dimensi pada tiap material dianggap
homogen
Perubahan volume, temperatur, tekanan
dan pH larutan elektrolit dapat diabaikan
• Menganalisa efisiensi inhibitor daun sukun pada
baja karbon rendah API 5L Grade B dengan
konsentrasi yang berbeda yaitu 0 ppm, 100 ppm,
200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, dan 500 ppm dalam
media korosif 3.5% NaCl dan H
2SO
41 M
1
• Menganalisa mekanisme inhibisi dari inhibitor
daun sukun yang diaplikasikan pada baja karbon
rendah API 5L Grade B
• Memanfaatkan daun sukun sebagai alternatif inhibitor yang digunakan pada baja karbon yang digunakan pada industri
1
• Memberikan motivasi bagi peneliti lainnya agar terus menggali potensi senyawa-senyawa organik dari bahan alam khususnya di
Indonesia yang mempunyai
kelimpahan sumber daya alam
2
Korosi pada
Pipelines
Industri Minyak dan Gas
Pada pipa industri minyak dan gas terdapat air, garam
CO2, H
2S atau bahkan bahan abrasif (pasir) yang
• API spec 5L adalah berisi standard spesifikasi
untuk pipa yang bisa dipakai untuk pengiriman
gas, air dan minyak didalam gas alam dan
industri perminyakan.
• Termasuk dalam jenis pipa ini adalah jenis pipa
tanpa las (seamless pipe) dan jenis pipa las
(welded pipe)
Elemen Kadar (%) Carbon 0.22 Mangan 1.2 Phospor 0.025 Sulfur 0.015 Titanium 0.04
Pipa API 5 L banyak digunakan dalam industri
minyak dan gas baik onshore maupun offshore.
Maksud dari API 5 L Grade B adalah:
API
: American Petroleum Institute
5
: Seri yang digunakan untuk Tubular
Goods (ex: Casing, Tubing, Pipeline)
L
: Line Pipe
B
: Grade yang berhubungan dengan sifat
mekanik
material
dan
komposisi
kimianya
Menurut Roberge (2000) klasifikasi inhibitor
berdasarkan reaksi yang dihambat :
– Inhibitor Katodik : bekerja dengan menghambat
reaksi reduksi. Molekul organik bermuatan
netral teradsorbsi di permukaan logam sehingga
mengurangi akses ion hidrogen menuju
permukaan elektroda.
– Inhibitor Anodik : inhibitor menghambat reaksi
oksidasi. Molekul organik teradsorpso di
permukaan logam akibatnya laju korosi menurun.
– Inhibitor campuran : campuran dari inhibitor
• Memberikan efek terhadap sisi anodik dan
katodik
• Melindungi dengan membentuk lapisan
yang bersifat hydrofobik sebagai adsorpsi
ion inhibitor oleh permukaan logam.
• Terdapat 3 jenis adsorpsi :
– Physical adsorption
– Chemisorption
Ekstrak tumbuhan memiliki senyawa antioksidan seperti fenolik, alkaloid, flavonoid,
tannin.
Senyawa tersebut mengandung unsur-unsur N, O, P, S yang mampu membentuk lapisan pelindung (protective film) melalui adsorpsi ion-ion ke
permukaan logam
Bahan alam dipilih sebagai alternatif karena mudah didapatkan, aman, bersifat
biodegradable, biaya murah,
Daun tanaman sukun mengandung beberapa zat berkhasiat seperti saponin, polifenol, asam hidrosianat,
asetilcolin, tanin, riboflavin, phenol. Daun tanaman ini juga mengandung
quercetin, champorol dan artoindonesianin. Dimana artoindonesianin dan quercetin adalah kelompok senyawa dari
Ekstrak tumbuhan daun sukun dengan
variasi konsentrasi 0, 100, 200, 300, 400, dan 500 ppm Larutan elektrolit NaCl 3.5% dan H2SO4 1 M API 5L Grade B
Padatan NaCl
NaCl Ditimbang sebanyak 35
gram
Dimasukkan ke dalam labu ukur
1000 ml dan diencerkan dengan aquades sampai tanda batas Larutan 3,5 % NaCl
H
2
SO
4
1 M
Larutan H2SO4 larutan HSiapkan 54,64 mL 2SO4 98%
Dimasukkan ke dalam labu ukur
1000 ml dan diencerkan dengan
aquades sampai tanda batas
Preparasi Spesimen Uji EIS
Pemotongan spesimen dengan dimensi Ø 10 mm x3 mm Disambung dengan kawat tembaga yang tidak terekspos lingkungan yang dibungkus dengan selang plastik Spesimen di moulding dengan resin epoksi kemudian dihaluskan dengan kertas gosok hingga grade 1000Preparasi Spesimen
Weight Loss
Menghaluskan permukaan dengan kertas gosok hingga rata dan bersih pada
semua sisinya Spesimen dibor dengan diameter mata bor 3 mm Memotong spesimen dengan dimensi 20x20x3 mm
Preparasi Inhibitor
Keringkan daun sukun sampai kadar air < 5% Haluskan daun sukun yang telah kering menggunakan blender hingga seperti powder Dimaserasi dengan methanol 70% selama 3 x 24 jam Hasil rendaman disaring menggunakan kertas saring untuk di evaporasi Hasil penyaringan diuapkan dengan rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrak.Pengujian Flavonoid Total
Pengujian
ini
bertujuan
untuk
mengethaui kadar flavonoid dalam
daun sukun yang akan digunakan
sebagai inhibitor serta senyawa
flavonoid yang terdapat dalam daun
sukun.
Pengujian
Weight Loss
• Mengetahui besaran laju korosi (mpy) pada suatu
material berdasarkan pengurangan berat awal
dan berat akhir.
• Serta efisiensi inhibitor yang menunjukkan
prosentase penurunan laju korosi akibat
penambahan inhibitor.
Pengujian EIS
Suatu metode untuk menganalisis respon
suatu elektroda terkorosi terhadap suatu
sinyal potensial AC pada amplitude
rendah dari rentang frekuensi yang sangat
lebar. EIS digunakan untuk menentukan
parameter
kinetika
elektrokimia
berkaitan dengan unsur-unsur listrik
seperti tahanan, R, kapasitansi, C, dan
induktansi, L. Dari hasil pengujian EIS
dapat diketahui mekanisme inhibisi antar
muka logam dengan inhibitor.
Pengujian FTIR dilakukan untuk
mengetahui gugus fungsional
pada ekstrak daun sukun dan
untuk mengetahui apakah inhibitor
daun sukun dapat teradsorpsi
pada permukaan logam untuk
memberikan perlindungan
terhadap korosi.
Hasil Pengujian Flavonoid Total
No Sample (g) Absorbansi % Flavonoid
1 1.0435 0.42102 0.5
2 1.0311 0.42298 0.51
Hasil Spektrum UV-Vis pada daun sukun
Hasil Pengujian Weight Loss
Laju korosi tertinggi berada pada konsentrasi 0 ppm atau tanpa penambahan inhibitor yaitu sebesar 4.7155 mpy, sedangkan laju korosi terendah berada pada konsentrasi 300 ppm yaitu sebesar 0.8534 mpy.
Grafik pengaruh konsentrasi terhadap laju korosi pada larutan NaCl 3.5%
Efisiensi inhibitor tertinggi berada pada konsentrasi 300 yaitu sebesar 77.9589%.
Grafik pengaruh konsentrasi terhadap efisiensi inhibitor pada larutan 3.5% NaCl
Grafik pengaruh konsentrasi terhadap laju korosi pada larutan 1 M H2SO4
Laju korosi tertinggi berada pada konsentrasi 0 ppm yaitu sebesar 2273.366 mpy, sedangkan laju korosi terendah berada pada konsentrasi 500 ppm yaitu sebesar 796.806 mpy.
Efisiensi inhibitor tertinggi berada pada konsentrasi 500 yaitu sebesar 62.0383%.
Grafik pengaruh konsentrasi terhadap efisiensi inhibitor pada larutan 1 M H2SO4
Hasil Pengujian EIS
Kurva Nyquist Baja API 5L grade B pada konsentrasi inhibitor 0 ppm dan 500 ppm dalam larutan 1 M H2SO4
Kurva Nyquist Baja API 5L grade B pada konsentrasi inhibitor 0 ppm dan 300 ppm dalam larutan 3.5% NaCl
Untuk mengetahui mekanisme inhibisi dari inhibitor
daun sukun parameter-parameter elektrokimia
dalam EIS dapat dijelaskan dalam bentuk rangkaian
listrik yang disebut equivalent circuit. Grafik dari
hasil EIS mulanya diekspor ke software ZMAN.
Kemudian dilakukan fitting untuk menentukan
jenis-jenis impedansi yang terjadi pada saat kapasitor
elektrokimia bekerja yaitu dengan memilih jenis
elemen sirkuit yang cocok dengan sistem. Pilihan
jenis elemen sirkuit yang ada antara lain R-resistor,
C-kapasitor, L-Induktor, CPE-Constant Phase
element, W-Warburg dan lain-lain.
Hasil Fitting H2SO4
Parameter Elektrokimia Konsentrasi (ppm) 0 500 Rs (ohm) 1.885 2.01 Qydl (µF) 165.884 140.532 Qadl 0.871 0.899 Rp (ohm) 11.979 35.959 Qy2 (µF) 6.343µ 1.39µ Qa2 2.946 2.512
efisiensi inhibitor daun sukun dalam larutan 1 M H2SO4 pada konsentrasi 500 ppm yaitu sebesar 66.687%
Equivalent Circuit H2SO4
Parameter Elektrokimia Konsentrasi (ppm) 0 300 Rs (ohm) -26.076 -29.452 C1 (µF) 2.407m 1.943m Rct (ohm) 302.894 450.89 L1 117.475µ 150.046µ R1 (ohm) 331.106 361.121 C2 (µF) 5.692 -7.681m R2 (ohm) 9.408 -53.211
efisiensi inhibitor daun sukun dalam larutan 3.5% NaCl pada konsentrasi 300 ppm yaitu sebesar 32.823%
Equivalent Circuit NaCl
Hasil Pengujian FTIR
Grafik spektra FTIR baja API 5L grade B setelah perendaman di 1 M H2SO4
Grafik spektra FTIR baja API 5L grade B setelah perendaman di 3.5% NaCl
Spektra FTIR ekstrak daun sukun dan Baja API 5L grade B setelah perendaman
No Bilangan Gelombang daun sukun (cm-1) Bilangan Gelombang Tabel Korelasi (cm-1) Perkiraan Gugus Fungsi 1 3252.4 3200-4000 O-H dan N-H (Amina) 2 2926.65 2800-3000 C-H stretch (aromatic) 3 1597.33 1450-1600 C=C stretch (aromatic) 4 1396.51 1150-1490 C-H (Methyl)
5 1031.3 1020-1310 C-O (Ether aromatic) Tabel analisa FTIR dengan IR Table
Reference
Ekstrak daun sukun memiliki gugus O-H, C=C dan C-H dan C-O, sehingga diperkirakan bahwa golongan senyawa aktif pada ekstrak daun sukun merupakan senyawa aromatik atau fenolik yaitu suatu jenis dari golongan senyawa flavonoid dan tripernoid. Gugus OH dari Fenol memegang peranan penting untuk mencegah terjadinya oksidasi dengan
menangkap radikal bebas
sehingga bisa disimpulkan bahwa ekstrak daun sukun adalah jenis inhibitor organik.