Efek Suhu Kalsinasi Pada Penggunaan Lumpur
Alum IPA sebagai Adsorben Untuk Menurunkan
Konsentrasi Limbah Fosfat
Oleh : Frida Novia Handini (3307.100.071) Dosen Pembimbing : Welly Herumurti, ST., M.Sc
Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2011
Company LOGO
Latar belakang Penelitian
Company LOGO Produk samping IPA berupa lumpur alum yang belum termanfaatkan Limbah fosfat yang dihasilkan oleh industri pupuk dengan konsentrasi tinggipenelitian tentang
penggunaan
lumpur alum
sebagai adsorben
untuk
mengurangi
konsentrasi fosfat
Tujuan Penelitian
Company LOGO
Menentukan dosis lumpur alum, waktu kontak, dan suhu kalsinasi optimum yang
dibutuhkan untuk menurunkan konsentrasi fosfat dalam limbah fosfat
artificial.
Menentukan kemampuan lumpur alum sebagai adsorben untuk menurunkan
konsentrasi fosfat dalam limbah cair industri.
Menentukan model isoterm adsorpsi fosfat dan kinetika adsorpsi fosfat
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat
memperoleh adsorben yang murah
dan
efektif,
sehingga
dapat
digunakan
sebagai
alternatif
pengolahan
air
limbah
untuk
Ruang Lingkup
• Sampel air limbah adalah air limbah buatan fosfat (KH
2PO
4)
dan limbah cair industri pupuk.
• Lumpur alum dari filter press dan lumpur sungai dari
endapan bak prasedimentasi yang berasal dari Instalasi
Penjernihan Air Minum (IPAM) Surabaya Unit Karangpilang
III.
• Proses batch:
• Variasi suhu kalsinasi pada lumpur alum antara lain:
105°C, 250°C, 400°C, dan 550°C.
• Variasi dosis antara lain:
– Suhu 105°C: 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90 g/L.
– Suhu 250°C, 400°C, 550°C: 10, 20, 30, 40, 50, 60, dan
70 g/L.
• Variasi waktu kontak antara lain: 15, 30, dan 60 menit.
Company LOGO
Tinjauan Pustaka
• Lumpur alum mempunyai kandungan utama yaitu
ion aluminium amorf. Ion ini di dalam air berikatan
kuat dengan hidroksida, fosfat, dan senyawa
organik. Lumpur alum memiliki kandungan air tinggi
dan sulit dihilangkan kadar airnya (Kaggawa
dkk., 2000).
• Komposisi utama dari lumpur alum kering adalah
aluminium sebesar 46% dalam bentuk (Al
2O
3).
Komposisi kimia yang lain antara lain
Fe
3+, Ca
2+, Mg
2+, Cl
-, SO
42-
, dan SiO
42-(Yang
Tinjauan Pustaka
• Kalsinasi adalah proses pemanasan dengan
temperatur tinggi (El-Jallad dkk.,1980). Rata-rata
temperatur yang digunakan adalah 100°C sampai
1000°C. Pemanasan dilakukan selama 3 jam.
Rusaknya material organik dalam pemanasan
menyebabkan terbentuknya pori dalam lumpur
(Ramason, 2009).
• Pori-pori adsorben merupakan tempat
berlangsungnya adsorpsi yaitu pada permukaan
adsorben yang disebut active site (situs) (Alberty
dan Silbey, 1996).
Tinjauan Pustaka
Mekanisme adsorpsi terjadi melalui tiga tahapan yaitu:
• Perpindahan zat terlarut dalam larutan menuju
sekeliling adsorben kemudian berdifusi melalui
lapisan film pada permukaan terluar adsorben.
• Difusi zat terlarut menuju pori pada adsorben
melibatkan perpindahan adsorbat dari permukaan
adsorben menuju ke permukaan dalam adsorben.
• Penyerapan adsorbat oleh sisi bagian dalam
adsorben pada pori dan mengisi ruang dalam
adsorben (Unuabonah, 2006)
Kerangka Penelitian
Metode
• Lumpur alum dan lumpur sungai
• Peralatan laboratorium
• Limbah buatan fosfat
• Limbah industri pupuk fosfat
• Reagen penelitian
• Sortir dan katagori data • Tabulasi dan pembuatan grafik • Penetuan dosis, waktu kontak,
dan suhu kalsinasi optimum pada sistem batch
• Uji perbandingan penggunaan lumpur sungai sebagai adsorben dengan sistem batch
• Percobaan sistem batch dengan menggunakan limbah cair industri fosfat
Berapa waktu kontak, dosis lumpur alum, dan
suhu optimum kalsinasi pada proses batch?
• Uji karakteristik Lumpur • Uji karakteristik kandungan
limbah cair industri fosfat • Uji penentuan dosis Realitas:
• Lumpur alum IPA dalam jumlah yang besar dan belum
termanfaatkan • Limbah fosfat yang dihasilkan dari industri pupuk sangat tinggi Kajian Pustaka:
• Lumpur alum produk samping IPA dapat digunakan sebagai adsorben • Proses adsorpsi dapat menghilangkan kandungan fosfat Peneltian Pendahuluan Penelitian Lanjutan Pengolahan Data Bagaimana kemampuan lumpur alum untuk
menurunkan konsentrasi fosfat? Bagaimana model isoterm dan kinetika adsorpsi fosfat dengan adsorben lumpur alum Tujuan : Mengidentifikasi waktu
kontak, dosis lumpur alum, dan suhu kalsinasi
optimum pada proses batch
Tujuan : Mengidentifikasi kemampuan lumpur alum
untuk menurunkan fosfat
Tujuan : Mengidentifikasi model
isoterm dan kinetika adsorpsi fosfat dengan adsorben lumpur alum
Hasil : Diperoleh waktu kontak, dosis, dan suhu kalsinasi yang
optimum untuk menurunkan fosfat pada proses batch
Hasil : Diperoleh efisiensi kemampuan lumpur
alum dalam meremoval fosfat dalam limbah industri
pupuk Hasil : Diperoleh model isoterm adsorpsi dan
kinetika adsorpsi fosfat dengan lumpur
alum Latar Belakang
GAP
Analisis dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Pustaka yang mendukung: • Mekanisme adsorpsi • Pengolahan limbah fosfat • Penggunaan lumpur alum sebagai adsorben • Isoterm dan kinetika adsorpsi
Langkah Kerja
1.
Persiapan alat dan bahan
Lumpur alum dari filter press
Ayakan 200 Mesh Adsorben lumpur alum
Langkah Kerja
2.
Penelitian pendahuluan meliputi uji penentuan
dosis, uji karakteristik lumpur, dan uji
karakteristik kandungan limbah cair fosfat.
3.
Penelitian lanjutan meliputi uji penentuan
dosis, waktu kontak, dan suhu kalsinasi
optimum, uji perbandingan penggunaan lumpur
sungai dan lumpur alum sebagai adsorben, dan
uji penentuan dosis optimum dan suhu kalsinasi
optimum dengan menggunakan limbah fosfat.
4.
Sortir data dan pembuatan grafik.
5.
Analisis dan pembahasan.
Analisis dan Pembahasan
Karakteristik adsorben lumpur alum Penentuan dosis adsorben optimum Penentuan waktu kontak dan suhu kalsinasi optimum Adsorpsi pada limbah cair industri fosfat Isoterm Adsorpsi dan Kinetika AdsorpsiKarakteristik Lumpur Alum
SEM
XRD
XRF
X-Ray Flourosence
(XRF)
Komposisi Suhu 105°C Suhu 250°C Suhu 400°C Suhu 550°C
MgO 0,70% 0% 0,90% 0,40% Al2O3 15% 15% 15% 18% SiO2 41,40% 42,3% 42% 41,40% P2O5 0,79% 0,81% 0,78% -K2O 1,39% 1,38% 1,40% 1,33% CaO 5,96% 6,04% 6,01% 5,66% TiO2 1,77% 1,78% 1,76% 1,63% V2O5 0,097% 0,11% 0,10% 0,082% Cr2O3 0,03% 0,03% 0,035% 0,030% MnO 0,582% 0,583% 0,559% 0,505% Fe2O3 32,19% 31,97% 31,27% 27,52% CuO 0,10% 0,10% 0,09% 0,083% ZnO 0,14% 0,14% 0,13% 0,12% BaO 0,10% 0,10% 0,10% 0,20% Br - - - 0,20%
X-Ray Diffraction
XRD
Difraktogram XRD menunjukkan
bahwa lumpur alum memiliki stuktur
amorf (tidak beraturan).
Scanning Electron Microscope (SEM) dan
BET
(Brunauer-Emmett-Teller)
Suhu kalsinasi 105°C, 250°C, 400°C, 550°C dengan pembesaran 10000x
Parameter 105°C 250°C 400°C 550° Luas permukaan
(m2/g) 44,931 31,509 39,368 44,348
Volume pori (x10-1)
Penentuan Dosis Optimum pada Waktu
Kontak 30 Menit
0 20 40 60 80 100 0 20 40 60 80 100 Re m ov al (% ) Dosis (g/L) Suhu 105°C Suhu 250°C Suhu 400°C Suhu 550°CPenentuan Suhu Kalsinasi dan Waktu
Kontak Optimum pada Dosis 60 g/L
60 70 80 90 100 0 20 40 60 80 R em oval ( % )
Waktu Kontak (Menit)
Suhu 105°C Suhu 250°C
Adsorpsi Pada Limbah Fosfat
0 20 40 60 80 100 120 0 20 40 60 80 Re m ov al (% ) Dosis (g/L) 250°C 400°CIsoterm Adsorpsi
Suhu 250° C Suhu 400° C F re und li ch L a n gmu ir y = 0,533x - 0,251 R² = 0,908 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 L og q e Log Ce y = 0,210x + 3,121 R² = 0,950 0 3 6 9 12 15 0 10 20 30 40 50 C e/ q e Ce y = 0,461x - 0,129 R² = 0,870 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 L og q e Log Ce y = 0,217x + 2,470 R² = 0,874 0 2 4 6 8 10 12 0 10 20 30 40 50 C e/ q e CeIsoterm Adsorpsi
Parameter Isoterm Suhu 250°C Suhu 400°C Freundlich Kf (mg/g) 0,56 0,74 n 1,88 2,17 R2 0,91 0,87 Langmuir a (mg/g) 4,76 4,61 b (L/g) 0,07 0,09 R2 0,95 0,874 RL 0,11 0,09Kinetika Adsorpsi
Suhu 250° C Suhu 400° C Or de Sa tu Se m u Or de Du a Se m u y = -0,028x - 0,327 R² = 0,882 -2,5 -2,0 -1,5 -1,0 -0,5 0,0 0 20 40 60 80 L og ( q e-qt ) Waktu (Menit) y = 0,456x + 0,821 R² = 0,999 0 5 10 15 20 25 30 0 20 40 60 80 t/q t Waktu (Menit) y = -0,026x - 0,013 R² = 0,927 -2,0 -1,5 -1,0 -0,5 0,0 0 20 40 60 80 L og ( q e-qt ) Waktu (Menit) y = 0,448x + 2,216 R² = 0,998 0 5 10 15 20 25 30 35 0 20 40 60 80 t/q t Waktu (Menit)Kinetika Adsorpsi
Parameter Kinetika
Adsorpsi Suhu 250°C Suhu 400°C
Orde Satu Semu
qe (mg/g) 0,471 0,971
R2 0,882 0,927
K1 (mg/g.menit) 0,064 0,060
Orde Dua Semu
qe (mg/g) 2,193 2,049
R2 0,999 0,998
K2 (mg/g.menit) 0,253 0,107
h (menit) 1,218 0,451
Kesimpulan
1. Dosis optimum lumpur alum suhu kalsinasi 400°C adalah 30 g/L. Waktu kontak optimum adalah pada waktu 30 menit dan suhu kalsinasi optimum adalah suhu 400°C.
2. Kemampuan adsorpsi lumpur alum suhu kalsinasi 400°C
untuk menurunkan PO43- pada limbah fosfat sebesar
88%, sedangkan pada limbah buatan sebesar 87%.
3. Isoterm adsorben lumpur alum pada suhu kalsinasi
optimum 400°C mengikuti model Langmuir dengan kapasitas adsorpsi sebesar 4,61 mg/g dan kinetika adsorpsinya mengikuti orde dua semu dengan kapasitas adsorpsinya sebesar 2,19 mg/g dan laju kinetika adsorpsi sebesar 0,11 mg/g. menit.
Saran
• Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
pada proses kontinyu sehingga dapat
diterapkan.
• Perlu penelitian lebih lanjut tentang
proses yang terjadi dalam penurunan
konsentrasi fosfat.
• Perlu adanya penelitian lebih lanjut
terhadap pemanfaatan adsorben setelah
digunakan untuk adsorpsi.
Daftar Pustaka
• Alberty, R. A. dan Silbey, R. J. 1996. Physical Chemistry Second
Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.
• Kaggawa, R.C., Mulaleo, C.I., Dennry, P., dan Okurut, T.O.
(2001). “The Impact of Alum Discharges on Natural Tropical Wetldan in Ugdana”. Water Research, 35, 3 : 795-807.
• Ramason, J., Dirion, J. L., Nzihou, A., dan Depelsenaire. (2009).
“Characterization and Kinetics of Surface Area Reduction During The Calcination of Dredged Sediments”. Powder
Technology, 190, 59-64
• Yang, Y., Zhao, Y.Q., Babatunde, A.O., Wang, L., Ren, Y.X., dan
Han, Y. (2006). “Characteristics dan Mechanisms of Phosphate Adsorption on Dewatered Alum Sludge”. Journal Separation dan
Purification Technology, 51, 193-200.
• Unuabonah, E., Adebowale, K., dan Olu-Owolabi, B. (2007).
Kinetic and Thermodynamic Studies of The Adsorption of Lead (II) Ions Onto Phosphate-Modified Kaolinite Clay.