Modul ke:
Fakultas Program Studi
Kewirausahaan III
Mengembangkan usaha ke pasar internasional
Maulida Khiatuddin
15
Fasilkom Fikom Sistem informasi/ Penyiaran Kata Pengantar Pendahulan Penelitia Pemahasan Kesimplan Daftr Pustaka Akhiri PresentasiInternasionalisasi UKM
• Langkah lebih lanjut dari pengembangan usaha adalah memperluas pasar ke luar negeri.
• Namun, dalam kenyataan UKM di Indonesia masih bayak menghadapi kendala, terutama dalam
pengetahuan pasar di luar negeri, penguasaan bahasa asing dan prosedur ekspor.
• Menurut statistik dari Kementrian Koperasi dan
UKM, dari seluruh UKM eksportir, hanya sekitar 8
% dari UKM yang melakukan ekspor secara
langsung dan 92% melakukan secara tidak langsung melalui perantara atau pedagang asing yang
Keuntungan ekspor
•
Meningkatkan penjualan : jika penjualan
dalam negeri sudah baik, ekspor akan lebih
meningkatkan lagi penjualan.
•
Laba yang lebih besar : Jika biaya tetap sudah
tertutup oleh penjulan dalam negeri, ekspor
akan lebih cepat meningkatkan laba.
•
Skala ekonomis: ketika pasar semakin besar,
jumlah yang diproduksi semakin banyak,
sehingga biaya rata-rata akan turun.
Keuntungan ekspor (lanj.)
•
Mengurangi resiko usaha melalui
diversifikasi pasar.
•
Memperoleh pengetahuan dan pengalaman
baru.
•
Meningkatkan daya saing global.
•
Meningkatkan daya saing di pasar dalam
negeri ketika pesaing asing masuk. (misalnya
dalam kerangka AFTA (Asean Free Trade
Area), AEC (Asean Economic Community).
Tantangan ekspor
•
Peningkatan biaya.
•
Memerlukan komitmen yang tinggi.
•
Dapat memerlukan waktu yang lama untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan.
•
Perbedaan bahasa dan budaya
•
Birokrasi ekspor di dalam negeri dan impor di
luar negeri
•
Dedikasi waktu dan tenaga untuk pelanggan
asing.
Hanya perusahaan yang berhasil
melampaui berbagai rintangan akan
mampu melakukan internasionalisasi
•
Internasionalisasi adalah gerbang untuk
Internasionalisasi perusahaan
•
Internasionalisasi terjadi ketika perusahaan
memperluas kegiatan P&P (penelitian &
pengembangan), produksi, penjualan , dan
kegiatan usaha lainnya ke pasar internasional.
*WOS : wholly-owned subsidiary
Awal internasionalisasi
Motif untuk internasionalisasi ada dua :
• Motif proaktif merupakan stimuli untuk
mengusahakan perubahan strategi, didasarkan pada ketertarikan perusahaan untuk
mengeksploitasi kemampuan yang unik
(penguasaan teknologi tertentu) atau terbukanya peluang pasar.
• Motif reaktif adalah reaksi perusahaan
menghadapi tekanan dan ancaman di pasar negaranya atau di pasar asing dan
menyesuaikan diri secara pasif terhadap ancaman tersebut dengan mengubah
Awal internasionalisasi (lanj.)
Motif proaktif didorong oleh beberapa faktor
a.l. :
•
Tujuan mencari laba dan pertumbuhan.
•
Desakan manajemen
•
Kompetensi teknologi / keunikan produk
•
Peluang pasar di luar negeri / informasi pasar
•
Skala ekonomi – kurva pembelajaran
Awal internasionalisasi (lanj.)
Motif reaktif disebabkan a.l. oleh :
•
Tekanan persaingan
•
Pasar dalam negeri sempit dan jenuh
•
Produksi berlebihan / kelebihan kapasitas
•
Pesanan dari luar negeri yang tak diduga
•
Memperluas penjualan produk musiman
•
Kedekatan dengan pasar internasional /
Pemicu internasionalisasi
• Supaya internasionalisasi terjadi, seseorang
atau sesuatu, di dalam atau di luar
perusahaan (yang disebut agen perubahan), harus mengawali proses tersebut dan
membawanya hingga ke tahap pelaksanaan. Hal atau orang ini disebut sebagai pemicu
internasionalisasi. Pemicu internal
• Manajemen yang perseptif / jaringan pribadi • Kejadian tertentu dalam perusahaan
• Impor sebagai internasionalisasi ke dalam,
lalu dilanjutkan dengan ekspor atau
Pemicu internasionalisasi (lanj.)
Pemicu eksternal :
•
Permintaan pasar
•
Mitra jaringan (penyalur, asosiasi pedagang,
lembaga penelitian, universitas, dll.)
•
Perusahaan pesaing
•
Ahli di luar (agen ekspor/ perusahaan
dagang, lembaga pemerintah sendiri atau
asing, Kadin, bank)
Pencarian dan penerjemahan
informasi
•
Dari semua sumber daya, informasi dan
pengetahuan adalah faktor yang paling
kritis dalam tahap awal proses
internasionalisasi.
•
Hal ini sangat penting terutama bagi UKM
yang tidak memiliki sumber daya yang
cukup untuk berinternasionalisasi , seperti
yang dimiliki oleh perusahaan besar.
Pencarian informasi (lanj.)
•
Manajemen melakukan pencarian
informasi dan mendapatkan informasi
yang relevan dari sejumlah sumber
seperti laporan internal, badan
pemerintah, asosiasi perdagangan, kontak
pribadi, Internet, dll. Informasi yang dicari
adalah yang relevan dengan proyek
Penerjemahan informasi
• Tahap berikutnya adalah penerjemahan
informasi melalui mana informasi tentang internasionalisasi diubah menjadi
pengetahuan di dalam perusahaan. Melalui
pencarian dan penerjemahan informasi menjadi pengetahuan inilah manajemen menjadi maklum tentang internasionalisasi. • Pada tahap ini perusahaan memasuki siklus
pencarian dan penerjemahan informasi ke dalam pengetahuan.
Penerjemahan informasi (lanj.)
•
Siklus ini berlangsung terus hingga
manajemen puas bahwa ketidakpastian
yang terkait dengan internasionalisasi
sudah cukup dikurangi, sehingga proyek
internasionalisasi tersebut memiliki
Siap internasionalisasi
• Ketika informasi yang cukup telah diperoleh dan diterjemahkan dalam pengetahuan yang berguna, perusahaan meninggalkan siklus
tersebut dan menjadi siap internasionalisasi. • Kemudian perusahaan melanjutkan ke tindakan
yaitu percobaan internasionalisasi.
• Tindakan disini merujuk pada perilaku dan kegiatan yang dilaksanakan oleh manajemen berdasarkan pengetahuan yang mereka
Budaya internasionalisasi
•
Pada tingkatan ini, perusahaan dapat
dikatakan sudah memiliki budaya
internasionalisasi yang melekat, dimana
bahkan pasar yang paling menantang
sekalipun dapat dihadapi.
•
Hal ini selanjutnya mendorong
internasionalisasi lebih lanjut dan
akumulasi pengetahuan internasionalisasi
Informasi dari perusahaan lain
• Bila terjadi interaksi dengan sekelompok
perusahaan lain, perusahaan calon eksportir
dapat memperoleh informasi lebih banyak dari yang dapat dikumpulkan sendiri.
• Pada hakikatnya, pengetahuan diciptakan oleh para individu yang memperoleh pengetahuan
eksplisit melalui cara tertentu dan
pengetahuan bisu (tacit knowledge) yang
diperoleh melalui pembagian pengalaman (pembelajaran pengalaman).
Keluar dari proses internasionalisasi
• Untuk UKM, jaringan pribadi manajer cenderung mempercepat proses internasionalisasi. Jaringan pribadi tersebut digunakan untuk menciptakan persekutuan lintas negara dengan pemasok, penyalur dan mitra internasional yang lain. • Perusahaan dapat keluar dari proses pra
internasionalisasi kapan saja karena adanya
pembatas yang menghalangi internasionalisasi.
Manajer dapat memutuskan untuk tidak
melakukan sesuatu, yang merupakan hasil yang
Penghalang awal internasionalisasi
•
Dana kurang;
•
Tidak cukup pengetahuan;
•
Kurangnya koneksi di pasar luar negeri ;
•
Kurangnya tekat untuk ekspor;
•
Kurangnya modal untuk membiayai
Penghalang awal internasionalisasi
(lanj.)
•
Kurangnya kapasitas produktif untuk
dicurahkan ke pasar luar negeri;
•
Kurangnya saluran distribusi di luar negeri;
•
Penekanan manajemen untuk membangun
pasar domestik;
•
Kenaikan biaya karena pengolahan untuk
barang ekspor, distribusi dan pengeluaran
keuangan.
Penghalang setelah
pra internasionalisasi
Resiko pasar :
• Jarak pasar ;
• Persaingan dari perusahaan lain di pasar luar
negeri;
• Perbedaan penggunaan produk di pasar luar
negeri;
• Perbedaan bahasa dan budaya;
• Kesukaran menemukan penyalur yang tepat di
pasar luar negeri;
• Perbedaan spesifikasi produk di pasar luar negeri;
• Kerumitan jasa pengiriman ke pembeli luar
Penghalang setelah
pra internasionalisasi (lanj.)
Resiko komersial :
• Fluktuasi nilai tukar ketika kontrak dibuat
dalam mata uang asing;
• Kegagalan bayar pelanggan ekspor karena
pertikaian kontrak, bangkrut, penolakan menerima produk dan penipuan;
• Keterlambatan dan/atau kerusakan dalam
proses pengiriman ekspor dan distribusi;
Penghalang setelah
pra internasionalisasi (lanj.)
Resiko politik :
• Pembatasan oleh pemerintah asing;
• Kebijakan ekspor nasional;
• Pengendalian devisa yang diberlakukan oleh
negara tujuan ekspor sehingga membatasi peluang pelanggan asing untuk melakukan pembayaran;
• Kurangnya bantuan pemerintah untuk mengatasi
hambatan ekspor;
• Kurangnya insentif yang diberikan kepada
Penghalang setelah
pra internasionalisasi (lanj.)
Resiko politik (lanj.)
• Tingginya nilai mata uang domestik relatif
terhadap mata uang di pasar ekspor;
• Tingginya bea masuk di negara tujuan ekspor;
• Regulasi dan prosedur yang membingungkan di
negara asing;
• Kerumitan dokumentasi dagang;
• Penegakan hukum nasional yang meregulasikan
ekspor;
• Ketegangan sipil, revolusi dan perang yang
mengganggu pasar luar negeri;
Tingkatan keterlibatan dalam
pemasaran internasional
1. Tidak ada kegiatan pemasaran di luar negeri
• Perusahaan tidak melakukan pemasaran secara langsung ke luar negeri. Barangnya yang
beredar di luar negeri dibeli oleh
perusahaan dagang atau perantara lainnya yang membeli di dalam negeri. Contoh:
banyak UKM di Indonesia yang bersikap
seperti ini. Pedagang dari Afrika Barat datang membeli pakaian di pasar Tanah Abang,
Tingkatan keterlibatan (lanj.)
2. Kadang-kadang melakukan pemasaran di luar negeri
• Surplus produksi yang kadang-kadang terjadi
mendorong perusahaan untuk melancarkan program pemasaran ke luar negeri dalam rangka mencari pasar baru. Tetapi ketika
produksi normal kembali (permintaan di pasar dalam negeri kembali meningkat) perusahaan menghentikan kegiatan pemasaran di luar.
Tingkatan keterlibatan (lanj.)
3. Kegiatan pemasaran yang teratur di luar negeri:
• Perusahaan menyediakan kapasitas produksi yang khusus diperuntukkan untuk pasar luar negeri.
• Perusahaan dapat menggunakan perantara,
mengirimkan pemasar, atau mendirikan
anak perusahaan yang bertugas memasarkan
di negara asing.
• Kalau permintaan sangat potensial, perusahaan menyesuaikan produknya dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan dan aturan di pasar asing.
Tingkatan keterlibatan (lanj.)
4. Pemasaran internasional (multidomestik)
• Pada tahap ini, perusahaan secara aktif
mencari peluang pasar di berbagai negara.
• Produksi dan pemasaran disinkronisasikan khusus untuk kebutuhan pasar luar negeri. Penyesuaian dengan regulasi lokal dan
pertimbangan biaya, kadang-kadang
mendorong perusahaan untuk membangun fasilitas produksi di luar negeri, baik secara patungan maupun anak perusahaan penuh. • Pada tahap ini, perusahaan berubah menjadi
Tingkatan keterlibatan (lanj.)
5. Pemasaran global.
• Ketika mencapai tahap ini, perusahaan
menganggap dunia ( termasuk negara asal perusahaan) sebagai satu pasar.
• Keputusan segmentasi pasar bukan lagi
terfokus pada batas negara, tetapi lebih
kepada tingkatan penghasilan, pola penggunaan, dan faktor lain yang melintasi batas negara.
• Sering kali, transformasi dari pemasaran
internasional ke pemasaran global dikatalisir oleh pelampauan ambang batas penjualan, misalnya lebih dari separuh nilai penjualan direalisasikan di luar negeri.
Tingkatan keterlibatan (lanj.)
•
Tahap-tahap yang dijelaskan di atas belum
tentu berjalan secara linier. Kadang-kadang
ada perusahaan yang memiliki produk unik
dengan teknologi canggih, langsung
memasarkan barangnya ke banyak negara di
dunia. Jadi sejak memulai, perusahaan itu
sudah terjun
ke pasar global (terlahir
global, born global). Contoh Gemplus (sekarang
menjadi Gemalto setelah bergabung dengan
Axalto) yang menemukan dan membuat chip
untuk kartu bank, kartu telpon, alat
Internasionalisasi :
organik atau terlahir global
•
Proses internasionalisasi secara umum
dapat digolongkan dalam dua jalur utama
yaitu:
1. Proses internasionalisasi organik secara
bertahap mulai dari negara yang dekat
hingga jauh (baik secara kejiwaan dan
budaya maupun secara geografis).
Internasionalisasi melalui jaringan.
• Pada tahap awal, perusahaan melakukan
internasionalisasi ke dalam (misalnya impor) dari
pemasok asing untuk dijual di dalam negeri.
• Setelah berpengalaman, akhirnya perusahaan tersebut
juga melakukan internasionalisasi keluar (ekspor) ke
perusahaan asing atau ke jaringan pemasok di luar negeri (lihat gambar).
• Internasionalisasi juga berlangsung dengan menjadi
pemasok suku cadang untuk perusahaan besar. Ketika perusahaan besar itu berekspansi ke luar negeri, perusaan UKM pemasok itu juga akan ikut.
Internasionalisasi UKM
Ke dalam
Ke luar
P&P
Melakukan kontrak
P&P untuk
perusahaan asing
Membeli lisensi
teknologi dari
perusahaan asing
untuk melakukan
produksi di dalam
negeri.
Menjual lisensi ke
perusahaan di luar
negeri
Mengkontrakkan
P&P ke perusahaan
di luar negeri.
Internasionalisasi UKM (lanj)
Ke dalam Ke luar
Produksi
Jasa teknis ataukonsultasi yang dilakukan di dalam negeri untuk perusahaan asing. Kontrak manufaktur untuk perusahaan asing.
Kontrak manufaktur kepada perusahaan asing.
Jasa teknis atau konsultasi dilakukan di luar negeri.
Investasi minoritas dalam produksi luar negeri.
Investasi mayoritas dalam produksi di luar negeri.
Internasionalisasi UKM (lanj)
Ke dalam Ke luar
Pemasaran dan
distribusi
Impor dari pemasok luar negeri.
Impor dengan
distribusi di dalam negeri.
Jasa manajemen dan pemasaran atau
konsultasi yang dilakukan di dalam negeri untuk
perusahaan asing
Ekspor melalui perantara dalam negeri.
Ekspor melalui agen / distributor di luar negeri.
Ekspor melalui wakil
penjualan di luar negeri atau cabang.
Jasa manajemen atau
pemasaran atau konsultasi di lakukan di negara asing
Jenis-jenis internasionalisasi
Perusahaan dapat melakukan sendiri
internasionalisasi atau melalui jaringan
perusahaan. Pilihan yang tersedia yaitu :
•
Perusahaan dapat menjual teknologi melalui
prosedur teknologi transfer.
•
Melisensikan (mengizinkan) penggunakan
teknologi melalui sistem pembayaran iuran (fee).
•
Bila tidak memiliki fasilitas produksi, perusahaan
dapat menyumber-luarkan (outsource) produksi
kepada pemanufaktur di luar negeri.
Jenis-jenis internasionalisasi (lanj.)
• Ekspor : perusahaan menjual barang yang diproduksi
di dalam negeri kepada perusahaan di luar negeri.
• Investasi asing langsung : perusahaan mendirikan
sendiri atau membeli perusahaan di luar negeri
(minimum 10% saham).
• Waralaba: menjual konsep usaha ke luar negeri, seperti Mac Donald, KFC, dll.
• Perusahaan patungan: bermitra dalam permodalan
dengan perusahan lain untuk mendirikan perusahaan di luar negeri.
• Penggabungan dan pengambil-alihan: bergabung
dengan dan /atau membeli saham perusahaan di luar negeri (lihat gambar).
Modus (cara) masuk ke pasar asing
Secara umum ada tiga kategori cara masuk ke pasar
asing:
• Modus ekspor : melalui cara ini perusahaan
melespaskan sama sekali tugas penyaluran barang di pasar internasional kepada perusahaan lain.
• Modus antara : perusahaan dalam negeri membentuk
perusahaan patungan (modal bersama) di luar negeri dengan cara bermitra dengan perusahaan lain.
• Modus hirarkhis : perusahaan mendirikan anak
cabang sendiri di luar negeri. Dalam modus hirarkhis harga ekspor tidak berdasarkan harga pasar, tetapi harga transfer dari induk ke anak perusahaan di luar negeri.
Modus ekspor
Ada tiga kategori modus ekspor (lihat gambar )
•
Ekspor tidak langsung :
– Melalui agen pembelian importir di dalam negeri. Agen inilah yang melakukan ekspor.
– Melalui penunggangan (piggyback) pada perusahaan yang sudah memiliki jaringan di luar negeri.
•
Ekspor langsung: perusahaan sendiri yang
melakukan ekspor kepada pembeli di luar negeri.
•
Ekspor langsung secara bersama-sama.
Keterangan gambar
• Skema di atas menggambarkan proses penciptaan
nilai dari hulu hingga hilir, melalui kegiatan P&P
(penelitian dan pengembangan), produksi,
pemasaran, serta penjualan dan pelayanan, yang disebut sebagai rantai nilai (value chain).
• Penciptaan nilai dapat berlangsung dalam satu perusahaan atau di berbagai perusahaan yang
berbeda, di berbagai negara .
• Misalnya untuk kasus ekspor langsung. Kegiatan
P&P, produksi dan pemasaran dilakukan dalam suatu perusahaan di dalam negeri, sedangkan penjualan dan pelayanan dilakukan oleh perusahaan lain di luar negeri.
Modus antara
•
Mensubkontrakkan produksi pada perusahaan
asing, untuk dijual di luar negeri.
•
Melisensikan teknologi kepada perusahaan asing
berdasarkan pembayaran iuran.
•
Wara laba: penjualan konsep bisnis kepada
perusahaan di luar negeri; kegiatan P&P dan
pemasaran dilakukan di dalam negeri.
•
Persekutuan (koalisi): dua perusahaan bersekutu
untuk membentuk anak perusahaan di luar negeri.
Mereka dapat membentuk perusahaan patungan
(modal bersama) atau aliansi strategis (tanpa
Modus hirarkhis
• Melalui modus hirarkhis, perusahaan
membentuk sub-organisasi milik sendiri di luar negeri. Modal organisasi di dalam negeri
dan di luar negeri berada di bawah satu kepemilikan. Bentuknya antara lain:
• Perusahaan mengirim wakil penjualan ke luar
negeri.
• Sub-organisasi penjualan dan pelayanan dibuka di luar negeri (lihat gambar berikut).
Perusahaan mulai membuka kantor cabang penjualan di luar negeri.
Modus hirarkhis (lanj.)
•
Sub organisasi yang melaksanakan produksi
serta penjualan dan pelayanan dibuka di luar
negeri. Perusahaan mendirikan pabrik dan kantor
penjualan.
•
Perusahaan dapat memindahkan sebagian
sub-organisasi atau seluruh sub-organisasi ke luar negeri,
guna melayani kawasan tertentu.
•
Tahap yang paling lanjut adalah perusahaan
lintas negara (transnasional) dengan
sub-organisasi berada di berbagai negara untuk
Pengelolaan ekspor
Prosedur umum penanganan pesanan, pengapalan
dan pembayaran dapat dilihat dalam gambar
berikut.
•
1. Penjualan:
•
(a) Importir mencari pemasok potensial.
•
(b) Eksportir mengirim katalog dan daftar harga.
•
(c) Importir meminta faktur pro forma
(penyebutan harga).
•
(d) Eksportir mengirim faktur pro forma.
•
(e) Importir mengirim pesanan pembelian.
Pengelolaan ekspor (lanj.)
• 2. Importir mengatur pembiayaan melalui
banknya (issuing bank/bank penerbit) dengan
membuka L/C (letter of credit , surat kredit) • 3. Bank importir mengirim L/C ke bank
eksportir (advising bank/ bank penasehat).
• 4. Bank eksportir memberitahu eksportir bahwa L/C dari importir sudah diterima.
• 5. Eksportir memproduksi atau mengadakan
Pengelolaan ekspor (lanj.)
• 6. Eksportir mengatur transportasi dan
dokumentasi (dibuat oleh eksportir atau melalui
perusahaan ekspedisi muatan (freight forwarding
company)).
• (a) Ruang dipesan di kapal laut atau kapal terbang. • (b) Dokumen yang diperoleh atau dibuat sesuai
dengan keperluan;
• (c) lisensi ekspor (izin ekspor);
• (d) pernyataan ekspor pengapal (shipper’s export
declaration);
• (e) faktur dagang (commercial invoice);
Pengelolaan ekspor (lanj.)
• (g) sertifikat asuransi laut ( marine insurance
certificate);
• (h) faktur konsuler (consular invoice); • (i) sertifikat asal (certificate of origin);
• ( j) sertifikat inspeksi (inspection certificates); • (k) tanda terima dermaga (dock receipts).
• 7. Eksportir mengapalkan barang kepada
importir.
• 8. Eksportir menyerahkan dokumen kepada bank
untuk pembayaran.
• 9. Importir mengurus barang melalui bea cukai
Pembayaran ekspor
Pembayaran hasil ekspor dapat dilakukan secara
tunai dan kredit. Berdasarkan semakin
meningkatnya resiko yang ditanggung oleh
eksportir, pembayaran ekspor yaitu :
•
Pembayaran di muka (cash in advance,
advance payment)
•
Surat kredit yang disahkan/dijamin dan
tidak dapat dibatalkan (Confirmed
Pembayaran ekspor (lanj.)
•
Surat kredit yang tidak dapat dibatalkan (
(Irrevocable L/C).
•
Penagihan oleh bank pembayaran segera
(bank collection, sight draft, wesel)
•
Penagihan oleh bank pembayaran
ditangguh (bank collection, time draft, wesel)
•
Rekening terbuka (open account)
•
Penjualan secara konsinyasi (consignment
Cara pembayaran ekspor berdasarkan
resiko bagi eksportir
dan
Pembayaran di muka
• Importir (pembeli) membayar dahulu di depan
kepada eksportir (penjual) sebelum barang dikirim. • Hal ini berarti importir memberikan kredit kepada
eksportir. Eksportir tidak menanggung resiko.
• Importir percaya penuh kepada ekportir.
• Importir yakin tidak akan ada larangan ekspor dari
negara eksportir
• Importir yakin bahwa negara importir tidak
melarang pembayaran dimuka (sejumlah negara
melarangnya).
• Importir memiliki sumber daya keuangan yang
Pembayaran secara tunai
• Ada juga transaksi internasional dijalankan
secara tunai. Transaksi ini berlangsung di negara eksportir oleh importir yang
bersangkutan atau oleh perantara atau agen pembelian yang mewakili importir.
• Dalam hal ini, eksportir tidak melakukan
ekspor barang secara langsung ke luar negeri.
Prosedur ekspor dilakukan oleh importir.
Biasanya penjual adalah UKM. Contoh : penjual pakaian jadi di Tanah Abang yang menjualnya kepada pedagang Afrika.
Surat kredit (L/C)
• Surat kredit adalah dokumen melalui mana
bank atau lembaga keuangan lainnya bersedia bertanggung jawab untuk
pembayaran pembelian kepada penjual atas nama pembeli.
• L/C memberikan jaminan kepada eksportir
(penjual) dan importir (pembeli):
– Bagi eksportir pembayaran pasti dilakukan, asal dapat
memenuhi semua persyaratan yang tertera dalam L/C.
– Bagi importir, pembayaran hanya akan dilakukan
apabila semua persyaratan dalam L/C telah dipenuhi oleh eksportir.
Prosedur pembayaran melalui L/C
Prosedur pembayaran melalui L/C:
• 1. Pembeli dan penjual membuat sebuah
kontrak penjualan.
• 2. Pembeli menghubungi banknya di negaranya (bank penerbit / issuing bank) untuk membuat
L/C untuk kepentingan penjual.
• 3. Bank penerbit mengirim L/C kepada bank
penasehat (advising bank) di negara eksportir ,
yang juga bisa mengesahkan (confirm) L/C tersebut (lihat gambar berikut).
Prosedur pembayaran melalui L/C (lanj.)
•
4. Bank penasehat memberitahukan eksportir,
bahwa sebuah L/C telah diterbitkan untuk
kepentingan dia (dan disahkan oleh bank
penasehat) dan L/C tersebut tersedia atas
penunjukan dokumen.
•
5. Eksportir mempelajari L/C tersebut dan bila
dia puas dan mampu memenuhi persyaratan di
dalam L/C, dia akan mengirimkan barang,
beserta dokumen pendukung seperti faktur
(commercial invoice), bukti muatan dan
kepemilikan (bill of lading), wesel (draft), polis
asuransi, sertifikat asal, dll.
Prosedur pembayaran melalui L/C
(lanj.)
•
6. Setelah pengiriman barang, eksportir
menyerahkan dokumen yang relevan kepada
bank penasehat/ penjamin untuk
pembayaran. Jika dokumen sesuai L/C , bank
penasehat akan membayar eksportir.
•
Ada beberapa jenis surat kredit:
– L/C pengakuan (acceptance L/C) : bank menyetujui
wesel yang ditarik oleh eksportir yang berarti ia berjanji membayar eksportir menurut nilai yang tertera di L/C ketika jatuh tempo.
Prosedur pembayaran melalui L/C (lanj.)
– L/C yang dapat dirundingkan (negotiable L/C) : L/C
dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit.
– L/C biasa : pembayaran dilakukan oleh bank penerbit
atau bank lain yang ditunjuk pada tanggal tertentu.
• 7. Bank penasehat/penjamin mengirim
dokumen ekspor dan tagihan pembayaran kepada bank penerbit.
• 8. Setelah memeriksa apakah dokumen sesuai dengan L/C, bank penerbit membayar tagihan
Prosedur pembayaran melalui L/C
(lanj.)
• 9. Bank penerbit memberikan dokumen kepada
importir dan menunjukkan wesel berjangka
(term draft) untuk disetujui. Dengan wesel
kelihatan (sight draft), bank penerbit akan dibayar oleh importir ketika dokumen ditunjukkan.
• 10. Importir mengurus barang keluar dari
pelabuhan, yaitu menyerahkan bukti muatan
dan kepemilikan (bill of lading) dan mengambil barang.
• 11. Importir membayar bank penerbit sebelum wesel jatuh tempo.
Pembayaran melalui wesel
• Wesel (draft) adalah jasa yang ditawarkan oleh bank kepada eksportir untuk memudahkan
pembayaran penjualan barang dalam skala internasional.
• Disebut juga penagihan dokumenter (documentary collection) atau wesel
dokumenter (documentary draft).
• Biasanya melibatkan dua bank, satu di negara
eksportir, satu lagi di negara importir.
Wesel (draft) (lanj.)
• 1. Eksportir (penjual) dan importir (pembeli)
membuat kontrak penjualan. Eksportir
mengirimkan barang dan mempersiapkan dokumen .
• 2. Eksportir menunjukkan dokumen pada bank
eksportir atau bank pengirim (remitting bank).
• 3. Bank pengirim meneruskan dokumen
tersebut ke bank importir atau bank penagih
(collecting bank).
• 4. Bank penagih menunjukkan dokumen pada
Wesel (lanj.)
• 5. Tergantung dari jenis wesel, importir
menyetujui (untuk membayar kemudian) atau membayar langsung ketika dokumen
ditunjukkan oleh bank penagih.
• 6. Bank penagih memberitahukan bank
pengirim tentang penyetujuan wesel atau mengirimkan pembayaran.
• 7. Bank pengirim memberitahukan eksportir
tentang persetujuan wesel atau mengirim pembayaran kepada eksportir.
Wesel (lanj.)
•
Secara umum ada dua jenis wesel:
– Dokumen kontra pembayaran (document against
payment, D/P), yang artinya dokumen, baru
diserahkan kepada importir setelah membayar. Disebut juga wesel tampak (sight draft).
– Dokumen kontra pengakuan (document against
acceptance, D/A), yaitu dokumen, baru diserahkan
kepada importir ketika importir mengakui wesel yang bersangkutan dan berjanji membayar ketika jatuh tempo.
Penjualan rekening terbuka
•
Penjualan rekening terbuka (open account
sales): Eksportir mengirim barang ke
pelanggan luar negeri secara kredit, beserta
dengan dokumen yang diperlukan.
Pembayaran dilakukan menurut perjanjian
beberapa waktu setelah barang diterima.
•
Rekening terbuka terjadi ketika:
– Eksportir percaya penuh kepada importir
(mungkin sudah terbina hubungan dagang yang sudah lama; reputasi importir tinggi).
Penjualan rekening terbuka (lanj.)
– Eksportir memiliki sumber dana yang cukup untuk membiayai ekspor
– Eksportir faham tentang resiko politik, ekonomi,
di negara importir yang mungkin menghambat
pembayaran di masa mendatang.
•
Resiko bagi eksportir : importir ingkar janji;
biaya yang besar akan timbul bila eksportir
harus bolak balik ke negara importir untuk
menyelesaikan pembayaran.
Pejualan secara konsinyasi
(consignment sales)
•
Penjualan secara konsinyasi adalah penitipan
barang oleh eksportir pada importir untuk
dijual, dan pembayaran baru dilakukan
setelah barang tersebut laku terjual.
•
Resiko bagi eksportir: modal kerja yang
tertimbun dalam barang; tidak ada kepastian
kapan akan menerima pembayaran; dapat
menjadi korban kenakalan importir dalam hal
harga jual di luar negeri.
Imbal beli (counter trade)
•
Barter : pembayaran barang ekspor dilakukan
oleh importir dengan barang yang nilainya sama
sama dengan barang yang diekspor.
•
Dapat terjadi secara bersamaan, kapal
mengangkut barang ekspor ke negara importir,
dan pulangnya mengangkut barang impor.
•
Dapat juga dengan pembayaran tertunda,
melalui mana pembayarannya dilakukan
dengan jaminan obligasi kinerja (performance
Imbal beli (lanj.)
• Imbal beli (counter trade): salah satu bentuk barter
yang lebih longgar, dimana dua negara saling
bersepakat untuk melakukan jual beli secara seimbang.
• Kalau perusahaan di suatu negara A mengekspor ke negara B, maka ia (atau perusahaan lain yang
ditunjuk) harus melakukan impor dengan nilai yang sama dari negara B.
• Imbal beli dapat menggunakan mata uang. Misalnya terjadi perbedaan nilai antara barang yang dijual dengan yang dibeli, sisanya dapat