• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kewirausahaan III. Mengembangkan usaha ke pasar internasional. Sistem informasi/ Penyiaran. Kata Pengantar. Modul ke: Kesimplan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kewirausahaan III. Mengembangkan usaha ke pasar internasional. Sistem informasi/ Penyiaran. Kata Pengantar. Modul ke: Kesimplan."

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke:

Fakultas Program Studi

Kewirausahaan III

Mengembangkan usaha ke pasar internasional

Maulida Khiatuddin

15

Fasilkom Fikom Sistem informasi/ Penyiaran Kata Pengantar Pendahulan Penelitia Pemahasan Kesimplan Daftr Pustaka Akhiri Presentasi

(2)

Internasionalisasi UKM

• Langkah lebih lanjut dari pengembangan usaha adalah memperluas pasar ke luar negeri.

• Namun, dalam kenyataan UKM di Indonesia masih bayak menghadapi kendala, terutama dalam

pengetahuan pasar di luar negeri, penguasaan bahasa asing dan prosedur ekspor.

• Menurut statistik dari Kementrian Koperasi dan

UKM, dari seluruh UKM eksportir, hanya sekitar 8

% dari UKM yang melakukan ekspor secara

langsung dan 92% melakukan secara tidak langsung melalui perantara atau pedagang asing yang

(3)

Keuntungan ekspor

Meningkatkan penjualan : jika penjualan

dalam negeri sudah baik, ekspor akan lebih

meningkatkan lagi penjualan.

Laba yang lebih besar : Jika biaya tetap sudah

tertutup oleh penjulan dalam negeri, ekspor

akan lebih cepat meningkatkan laba.

Skala ekonomis: ketika pasar semakin besar,

jumlah yang diproduksi semakin banyak,

sehingga biaya rata-rata akan turun.

(4)

Keuntungan ekspor (lanj.)

Mengurangi resiko usaha melalui

diversifikasi pasar.

Memperoleh pengetahuan dan pengalaman

baru.

Meningkatkan daya saing global.

Meningkatkan daya saing di pasar dalam

negeri ketika pesaing asing masuk. (misalnya

dalam kerangka AFTA (Asean Free Trade

Area), AEC (Asean Economic Community).

(5)

Tantangan ekspor

Peningkatan biaya.

Memerlukan komitmen yang tinggi.

Dapat memerlukan waktu yang lama untuk

mendapatkan hasil yang memuaskan.

Perbedaan bahasa dan budaya

Birokrasi ekspor di dalam negeri dan impor di

luar negeri

Dedikasi waktu dan tenaga untuk pelanggan

asing.

(6)

Hanya perusahaan yang berhasil

melampaui berbagai rintangan akan

mampu melakukan internasionalisasi

Internasionalisasi adalah gerbang untuk

(7)

Internasionalisasi perusahaan

Internasionalisasi terjadi ketika perusahaan

memperluas kegiatan P&P (penelitian &

pengembangan), produksi, penjualan , dan

kegiatan usaha lainnya ke pasar internasional.

*WOS : wholly-owned subsidiary

(8)

Awal internasionalisasi

Motif untuk internasionalisasi ada dua :

Motif proaktif merupakan stimuli untuk

mengusahakan perubahan strategi, didasarkan pada ketertarikan perusahaan untuk

mengeksploitasi kemampuan yang unik

(penguasaan teknologi tertentu) atau terbukanya peluang pasar.

Motif reaktif adalah reaksi perusahaan

menghadapi tekanan dan ancaman di pasar negaranya atau di pasar asing dan

menyesuaikan diri secara pasif terhadap ancaman tersebut dengan mengubah

(9)
(10)

Awal internasionalisasi (lanj.)

Motif proaktif didorong oleh beberapa faktor

a.l. :

Tujuan mencari laba dan pertumbuhan.

Desakan manajemen

Kompetensi teknologi / keunikan produk

Peluang pasar di luar negeri / informasi pasar

Skala ekonomi – kurva pembelajaran

(11)

Awal internasionalisasi (lanj.)

Motif reaktif disebabkan a.l. oleh :

Tekanan persaingan

Pasar dalam negeri sempit dan jenuh

Produksi berlebihan / kelebihan kapasitas

Pesanan dari luar negeri yang tak diduga

Memperluas penjualan produk musiman

Kedekatan dengan pasar internasional /

(12)

Pemicu internasionalisasi

Supaya internasionalisasi terjadi, seseorang

atau sesuatu, di dalam atau di luar

perusahaan (yang disebut agen perubahan), harus mengawali proses tersebut dan

membawanya hingga ke tahap pelaksanaan. Hal atau orang ini disebut sebagai pemicu

internasionalisasi. Pemicu internal

• Manajemen yang perseptif / jaringan pribadi • Kejadian tertentu dalam perusahaan

Impor sebagai internasionalisasi ke dalam,

lalu dilanjutkan dengan ekspor atau

(13)

Pemicu internasionalisasi (lanj.)

Pemicu eksternal :

Permintaan pasar

Mitra jaringan (penyalur, asosiasi pedagang,

lembaga penelitian, universitas, dll.)

Perusahaan pesaing

Ahli di luar (agen ekspor/ perusahaan

dagang, lembaga pemerintah sendiri atau

asing, Kadin, bank)

(14)

Pencarian dan penerjemahan

informasi

Dari semua sumber daya, informasi dan

pengetahuan adalah faktor yang paling

kritis dalam tahap awal proses

internasionalisasi.

Hal ini sangat penting terutama bagi UKM

yang tidak memiliki sumber daya yang

cukup untuk berinternasionalisasi , seperti

yang dimiliki oleh perusahaan besar.

(15)

Pencarian informasi (lanj.)

Manajemen melakukan pencarian

informasi dan mendapatkan informasi

yang relevan dari sejumlah sumber

seperti laporan internal, badan

pemerintah, asosiasi perdagangan, kontak

pribadi, Internet, dll. Informasi yang dicari

adalah yang relevan dengan proyek

(16)

Penerjemahan informasi

Tahap berikutnya adalah penerjemahan

informasi melalui mana informasi tentang internasionalisasi diubah menjadi

pengetahuan di dalam perusahaan. Melalui

pencarian dan penerjemahan informasi menjadi pengetahuan inilah manajemen menjadi maklum tentang internasionalisasi. • Pada tahap ini perusahaan memasuki siklus

pencarian dan penerjemahan informasi ke dalam pengetahuan.

(17)

Penerjemahan informasi (lanj.)

Siklus ini berlangsung terus hingga

manajemen puas bahwa ketidakpastian

yang terkait dengan internasionalisasi

sudah cukup dikurangi, sehingga proyek

internasionalisasi tersebut memiliki

(18)

Siap internasionalisasi

• Ketika informasi yang cukup telah diperoleh dan diterjemahkan dalam pengetahuan yang berguna, perusahaan meninggalkan siklus

tersebut dan menjadi siap internasionalisasi. • Kemudian perusahaan melanjutkan ke tindakan

yaitu percobaan internasionalisasi.

• Tindakan disini merujuk pada perilaku dan kegiatan yang dilaksanakan oleh manajemen berdasarkan pengetahuan yang mereka

(19)

Budaya internasionalisasi

Pada tingkatan ini, perusahaan dapat

dikatakan sudah memiliki budaya

internasionalisasi yang melekat, dimana

bahkan pasar yang paling menantang

sekalipun dapat dihadapi.

Hal ini selanjutnya mendorong

internasionalisasi lebih lanjut dan

akumulasi pengetahuan internasionalisasi

(20)

Informasi dari perusahaan lain

Bila terjadi interaksi dengan sekelompok

perusahaan lain, perusahaan calon eksportir

dapat memperoleh informasi lebih banyak dari yang dapat dikumpulkan sendiri.

• Pada hakikatnya, pengetahuan diciptakan oleh para individu yang memperoleh pengetahuan

eksplisit melalui cara tertentu dan

pengetahuan bisu (tacit knowledge) yang

diperoleh melalui pembagian pengalaman (pembelajaran pengalaman).

(21)

Keluar dari proses internasionalisasi

Untuk UKM, jaringan pribadi manajer cenderung mempercepat proses internasionalisasi. Jaringan pribadi tersebut digunakan untuk menciptakan persekutuan lintas negara dengan pemasok, penyalur dan mitra internasional yang lain. • Perusahaan dapat keluar dari proses pra

internasionalisasi kapan saja karena adanya

pembatas yang menghalangi internasionalisasi.

Manajer dapat memutuskan untuk tidak

melakukan sesuatu, yang merupakan hasil yang

(22)

Penghalang awal internasionalisasi

Dana kurang;

Tidak cukup pengetahuan;

Kurangnya koneksi di pasar luar negeri ;

Kurangnya tekat untuk ekspor;

Kurangnya modal untuk membiayai

(23)

Penghalang awal internasionalisasi

(lanj.)

Kurangnya kapasitas produktif untuk

dicurahkan ke pasar luar negeri;

Kurangnya saluran distribusi di luar negeri;

Penekanan manajemen untuk membangun

pasar domestik;

Kenaikan biaya karena pengolahan untuk

barang ekspor, distribusi dan pengeluaran

keuangan.

(24)

Penghalang setelah

pra internasionalisasi

Resiko pasar :

Jarak pasar ;

Persaingan dari perusahaan lain di pasar luar

negeri;

Perbedaan penggunaan produk di pasar luar

negeri;

Perbedaan bahasa dan budaya;

Kesukaran menemukan penyalur yang tepat di

pasar luar negeri;

Perbedaan spesifikasi produk di pasar luar negeri;

Kerumitan jasa pengiriman ke pembeli luar

(25)

Penghalang setelah

pra internasionalisasi (lanj.)

Resiko komersial :

Fluktuasi nilai tukar ketika kontrak dibuat

dalam mata uang asing;

Kegagalan bayar pelanggan ekspor karena

pertikaian kontrak, bangkrut, penolakan menerima produk dan penipuan;

Keterlambatan dan/atau kerusakan dalam

proses pengiriman ekspor dan distribusi;

(26)

Penghalang setelah

pra internasionalisasi (lanj.)

Resiko politik :

Pembatasan oleh pemerintah asing;

Kebijakan ekspor nasional;

Pengendalian devisa yang diberlakukan oleh

negara tujuan ekspor sehingga membatasi peluang pelanggan asing untuk melakukan pembayaran;

Kurangnya bantuan pemerintah untuk mengatasi

hambatan ekspor;

Kurangnya insentif yang diberikan kepada

(27)

Penghalang setelah

pra internasionalisasi (lanj.)

Resiko politik (lanj.)

Tingginya nilai mata uang domestik relatif

terhadap mata uang di pasar ekspor;

Tingginya bea masuk di negara tujuan ekspor;

Regulasi dan prosedur yang membingungkan di

negara asing;

Kerumitan dokumentasi dagang;

Penegakan hukum nasional yang meregulasikan

ekspor;

Ketegangan sipil, revolusi dan perang yang

mengganggu pasar luar negeri;

(28)

Tingkatan keterlibatan dalam

pemasaran internasional

1. Tidak ada kegiatan pemasaran di luar negeri

• Perusahaan tidak melakukan pemasaran secara langsung ke luar negeri. Barangnya yang

beredar di luar negeri dibeli oleh

perusahaan dagang atau perantara lainnya yang membeli di dalam negeri. Contoh:

banyak UKM di Indonesia yang bersikap

seperti ini. Pedagang dari Afrika Barat datang membeli pakaian di pasar Tanah Abang,

(29)

Tingkatan keterlibatan (lanj.)

2. Kadang-kadang melakukan pemasaran di luar negeri

Surplus produksi yang kadang-kadang terjadi

mendorong perusahaan untuk melancarkan program pemasaran ke luar negeri dalam rangka mencari pasar baru. Tetapi ketika

produksi normal kembali (permintaan di pasar dalam negeri kembali meningkat) perusahaan menghentikan kegiatan pemasaran di luar.

(30)

Tingkatan keterlibatan (lanj.)

3. Kegiatan pemasaran yang teratur di luar negeri:

• Perusahaan menyediakan kapasitas produksi yang khusus diperuntukkan untuk pasar luar negeri.

Perusahaan dapat menggunakan perantara,

mengirimkan pemasar, atau mendirikan

anak perusahaan yang bertugas memasarkan

di negara asing.

• Kalau permintaan sangat potensial, perusahaan menyesuaikan produknya dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan dan aturan di pasar asing.

(31)

Tingkatan keterlibatan (lanj.)

4. Pemasaran internasional (multidomestik)

Pada tahap ini, perusahaan secara aktif

mencari peluang pasar di berbagai negara.

• Produksi dan pemasaran disinkronisasikan khusus untuk kebutuhan pasar luar negeri. Penyesuaian dengan regulasi lokal dan

pertimbangan biaya, kadang-kadang

mendorong perusahaan untuk membangun fasilitas produksi di luar negeri, baik secara patungan maupun anak perusahaan penuh. • Pada tahap ini, perusahaan berubah menjadi

(32)

Tingkatan keterlibatan (lanj.)

5. Pemasaran global.

Ketika mencapai tahap ini, perusahaan

menganggap dunia ( termasuk negara asal perusahaan) sebagai satu pasar.

Keputusan segmentasi pasar bukan lagi

terfokus pada batas negara, tetapi lebih

kepada tingkatan penghasilan, pola penggunaan, dan faktor lain yang melintasi batas negara.

• Sering kali, transformasi dari pemasaran

internasional ke pemasaran global dikatalisir oleh pelampauan ambang batas penjualan, misalnya lebih dari separuh nilai penjualan direalisasikan di luar negeri.

(33)
(34)
(35)
(36)

Tingkatan keterlibatan (lanj.)

Tahap-tahap yang dijelaskan di atas belum

tentu berjalan secara linier. Kadang-kadang

ada perusahaan yang memiliki produk unik

dengan teknologi canggih, langsung

memasarkan barangnya ke banyak negara di

dunia. Jadi sejak memulai, perusahaan itu

sudah terjun

ke pasar global (terlahir

global, born global). Contoh Gemplus (sekarang

menjadi Gemalto setelah bergabung dengan

Axalto) yang menemukan dan membuat chip

untuk kartu bank, kartu telpon, alat

(37)

Internasionalisasi :

organik atau terlahir global

Proses internasionalisasi secara umum

dapat digolongkan dalam dua jalur utama

yaitu:

1. Proses internasionalisasi organik secara

bertahap mulai dari negara yang dekat

hingga jauh (baik secara kejiwaan dan

budaya maupun secara geografis).

(38)
(39)

Internasionalisasi melalui jaringan.

Pada tahap awal, perusahaan melakukan

internasionalisasi ke dalam (misalnya impor) dari

pemasok asing untuk dijual di dalam negeri.

Setelah berpengalaman, akhirnya perusahaan tersebut

juga melakukan internasionalisasi keluar (ekspor) ke

perusahaan asing atau ke jaringan pemasok di luar negeri (lihat gambar).

Internasionalisasi juga berlangsung dengan menjadi

pemasok suku cadang untuk perusahaan besar. Ketika perusahaan besar itu berekspansi ke luar negeri, perusaan UKM pemasok itu juga akan ikut.

(40)
(41)

Internasionalisasi UKM

Ke dalam

Ke luar

P&P

Melakukan kontrak

P&P untuk

perusahaan asing

Membeli lisensi

teknologi dari

perusahaan asing

untuk melakukan

produksi di dalam

negeri.

Menjual lisensi ke

perusahaan di luar

negeri

Mengkontrakkan

P&P ke perusahaan

di luar negeri.

(42)

Internasionalisasi UKM (lanj)

Ke dalam Ke luar

Produksi

Jasa teknis atau

konsultasi yang dilakukan di dalam negeri untuk perusahaan asing. Kontrak manufaktur untuk perusahaan asing.

Kontrak manufaktur kepada perusahaan asing.

Jasa teknis atau konsultasi dilakukan di luar negeri.

Investasi minoritas dalam produksi luar negeri.

Investasi mayoritas dalam produksi di luar negeri.

(43)

Internasionalisasi UKM (lanj)

Ke dalam Ke luar

Pemasaran dan

distribusi

Impor dari pemasok luar negeri.

Impor dengan

distribusi di dalam negeri.

Jasa manajemen dan pemasaran atau

konsultasi yang dilakukan di dalam negeri untuk

perusahaan asing

Ekspor melalui perantara dalam negeri.

Ekspor melalui agen / distributor di luar negeri.

Ekspor melalui wakil

penjualan di luar negeri atau cabang.

Jasa manajemen atau

pemasaran atau konsultasi di lakukan di negara asing

(44)

Jenis-jenis internasionalisasi

Perusahaan dapat melakukan sendiri

internasionalisasi atau melalui jaringan

perusahaan. Pilihan yang tersedia yaitu :

Perusahaan dapat menjual teknologi melalui

prosedur teknologi transfer.

Melisensikan (mengizinkan) penggunakan

teknologi melalui sistem pembayaran iuran (fee).

Bila tidak memiliki fasilitas produksi, perusahaan

dapat menyumber-luarkan (outsource) produksi

kepada pemanufaktur di luar negeri.

(45)

Jenis-jenis internasionalisasi (lanj.)

Ekspor : perusahaan menjual barang yang diproduksi

di dalam negeri kepada perusahaan di luar negeri.

Investasi asing langsung : perusahaan mendirikan

sendiri atau membeli perusahaan di luar negeri

(minimum 10% saham).

Waralaba: menjual konsep usaha ke luar negeri, seperti Mac Donald, KFC, dll.

Perusahaan patungan: bermitra dalam permodalan

dengan perusahan lain untuk mendirikan perusahaan di luar negeri.

Penggabungan dan pengambil-alihan: bergabung

dengan dan /atau membeli saham perusahaan di luar negeri (lihat gambar).

(46)
(47)

Modus (cara) masuk ke pasar asing

Secara umum ada tiga kategori cara masuk ke pasar

asing:

Modus ekspor : melalui cara ini perusahaan

melespaskan sama sekali tugas penyaluran barang di pasar internasional kepada perusahaan lain.

Modus antara : perusahaan dalam negeri membentuk

perusahaan patungan (modal bersama) di luar negeri dengan cara bermitra dengan perusahaan lain.

Modus hirarkhis : perusahaan mendirikan anak

cabang sendiri di luar negeri. Dalam modus hirarkhis harga ekspor tidak berdasarkan harga pasar, tetapi harga transfer dari induk ke anak perusahaan di luar negeri.

(48)
(49)

Modus ekspor

Ada tiga kategori modus ekspor (lihat gambar )

Ekspor tidak langsung :

– Melalui agen pembelian importir di dalam negeri. Agen inilah yang melakukan ekspor.

Melalui penunggangan (piggyback) pada perusahaan yang sudah memiliki jaringan di luar negeri.

Ekspor langsung: perusahaan sendiri yang

melakukan ekspor kepada pembeli di luar negeri.

Ekspor langsung secara bersama-sama.

(50)
(51)

Keterangan gambar

Skema di atas menggambarkan proses penciptaan

nilai dari hulu hingga hilir, melalui kegiatan P&P

(penelitian dan pengembangan), produksi,

pemasaran, serta penjualan dan pelayanan, yang disebut sebagai rantai nilai (value chain).

Penciptaan nilai dapat berlangsung dalam satu perusahaan atau di berbagai perusahaan yang

berbeda, di berbagai negara .

Misalnya untuk kasus ekspor langsung. Kegiatan

P&P, produksi dan pemasaran dilakukan dalam suatu perusahaan di dalam negeri, sedangkan penjualan dan pelayanan dilakukan oleh perusahaan lain di luar negeri.

(52)
(53)

Modus antara

Mensubkontrakkan produksi pada perusahaan

asing, untuk dijual di luar negeri.

Melisensikan teknologi kepada perusahaan asing

berdasarkan pembayaran iuran.

Wara laba: penjualan konsep bisnis kepada

perusahaan di luar negeri; kegiatan P&P dan

pemasaran dilakukan di dalam negeri.

Persekutuan (koalisi): dua perusahaan bersekutu

untuk membentuk anak perusahaan di luar negeri.

Mereka dapat membentuk perusahaan patungan

(modal bersama) atau aliansi strategis (tanpa

(54)
(55)

Modus hirarkhis

Melalui modus hirarkhis, perusahaan

membentuk sub-organisasi milik sendiri di luar negeri. Modal organisasi di dalam negeri

dan di luar negeri berada di bawah satu kepemilikan. Bentuknya antara lain:

Perusahaan mengirim wakil penjualan ke luar

negeri.

Sub-organisasi penjualan dan pelayanan dibuka di luar negeri (lihat gambar berikut).

Perusahaan mulai membuka kantor cabang penjualan di luar negeri.

(56)
(57)

Modus hirarkhis (lanj.)

Sub organisasi yang melaksanakan produksi

serta penjualan dan pelayanan dibuka di luar

negeri. Perusahaan mendirikan pabrik dan kantor

penjualan.

Perusahaan dapat memindahkan sebagian

sub-organisasi atau seluruh sub-organisasi ke luar negeri,

guna melayani kawasan tertentu.

Tahap yang paling lanjut adalah perusahaan

lintas negara (transnasional) dengan

sub-organisasi berada di berbagai negara untuk

(58)

Pengelolaan ekspor

Prosedur umum penanganan pesanan, pengapalan

dan pembayaran dapat dilihat dalam gambar

berikut.

1. Penjualan:

(a) Importir mencari pemasok potensial.

(b) Eksportir mengirim katalog dan daftar harga.

(c) Importir meminta faktur pro forma

(penyebutan harga).

(d) Eksportir mengirim faktur pro forma.

(e) Importir mengirim pesanan pembelian.

(59)
(60)

Pengelolaan ekspor (lanj.)

2. Importir mengatur pembiayaan melalui

banknya (issuing bank/bank penerbit) dengan

membuka L/C (letter of credit , surat kredit) 3. Bank importir mengirim L/C ke bank

eksportir (advising bank/ bank penasehat).

4. Bank eksportir memberitahu eksportir bahwa L/C dari importir sudah diterima.

5. Eksportir memproduksi atau mengadakan

(61)

Pengelolaan ekspor (lanj.)

6. Eksportir mengatur transportasi dan

dokumentasi (dibuat oleh eksportir atau melalui

perusahaan ekspedisi muatan (freight forwarding

company)).

• (a) Ruang dipesan di kapal laut atau kapal terbang. • (b) Dokumen yang diperoleh atau dibuat sesuai

dengan keperluan;

• (c) lisensi ekspor (izin ekspor);

(d) pernyataan ekspor pengapal (shipper’s export

declaration);

(e) faktur dagang (commercial invoice);

(62)

Pengelolaan ekspor (lanj.)

(g) sertifikat asuransi laut ( marine insurance

certificate);

(h) faktur konsuler (consular invoice);(i) sertifikat asal (certificate of origin);

( j) sertifikat inspeksi (inspection certificates);(k) tanda terima dermaga (dock receipts).

7. Eksportir mengapalkan barang kepada

importir.

8. Eksportir menyerahkan dokumen kepada bank

untuk pembayaran.

9. Importir mengurus barang melalui bea cukai

(63)

Pembayaran ekspor

Pembayaran hasil ekspor dapat dilakukan secara

tunai dan kredit. Berdasarkan semakin

meningkatnya resiko yang ditanggung oleh

eksportir, pembayaran ekspor yaitu :

Pembayaran di muka (cash in advance,

advance payment)

Surat kredit yang disahkan/dijamin dan

tidak dapat dibatalkan (Confirmed

(64)

Pembayaran ekspor (lanj.)

Surat kredit yang tidak dapat dibatalkan (

(Irrevocable L/C).

Penagihan oleh bank pembayaran segera

(bank collection, sight draft, wesel)

Penagihan oleh bank pembayaran

ditangguh (bank collection, time draft, wesel)

Rekening terbuka (open account)

Penjualan secara konsinyasi (consignment

(65)

Cara pembayaran ekspor berdasarkan

resiko bagi eksportir

dan

(66)

Pembayaran di muka

Importir (pembeli) membayar dahulu di depan

kepada eksportir (penjual) sebelum barang dikirim.Hal ini berarti importir memberikan kredit kepada

eksportir. Eksportir tidak menanggung resiko.

Importir percaya penuh kepada ekportir.

Importir yakin tidak akan ada larangan ekspor dari

negara eksportir

Importir yakin bahwa negara importir tidak

melarang pembayaran dimuka (sejumlah negara

melarangnya).

Importir memiliki sumber daya keuangan yang

(67)

Pembayaran secara tunai

Ada juga transaksi internasional dijalankan

secara tunai. Transaksi ini berlangsung di negara eksportir oleh importir yang

bersangkutan atau oleh perantara atau agen pembelian yang mewakili importir.

Dalam hal ini, eksportir tidak melakukan

ekspor barang secara langsung ke luar negeri.

Prosedur ekspor dilakukan oleh importir.

Biasanya penjual adalah UKM. Contoh : penjual pakaian jadi di Tanah Abang yang menjualnya kepada pedagang Afrika.

(68)

Surat kredit (L/C)

Surat kredit adalah dokumen melalui mana

bank atau lembaga keuangan lainnya bersedia bertanggung jawab untuk

pembayaran pembelian kepada penjual atas nama pembeli.

L/C memberikan jaminan kepada eksportir

(penjual) dan importir (pembeli):

– Bagi eksportir pembayaran pasti dilakukan, asal dapat

memenuhi semua persyaratan yang tertera dalam L/C.

– Bagi importir, pembayaran hanya akan dilakukan

apabila semua persyaratan dalam L/C telah dipenuhi oleh eksportir.

(69)

Prosedur pembayaran melalui L/C

Prosedur pembayaran melalui L/C:

1. Pembeli dan penjual membuat sebuah

kontrak penjualan.

2. Pembeli menghubungi banknya di negaranya (bank penerbit / issuing bank) untuk membuat

L/C untuk kepentingan penjual.

3. Bank penerbit mengirim L/C kepada bank

penasehat (advising bank) di negara eksportir ,

yang juga bisa mengesahkan (confirm) L/C tersebut (lihat gambar berikut).

(70)
(71)

Prosedur pembayaran melalui L/C (lanj.)

4. Bank penasehat memberitahukan eksportir,

bahwa sebuah L/C telah diterbitkan untuk

kepentingan dia (dan disahkan oleh bank

penasehat) dan L/C tersebut tersedia atas

penunjukan dokumen.

5. Eksportir mempelajari L/C tersebut dan bila

dia puas dan mampu memenuhi persyaratan di

dalam L/C, dia akan mengirimkan barang,

beserta dokumen pendukung seperti faktur

(commercial invoice), bukti muatan dan

kepemilikan (bill of lading), wesel (draft), polis

asuransi, sertifikat asal, dll.

(72)

Prosedur pembayaran melalui L/C

(lanj.)

6. Setelah pengiriman barang, eksportir

menyerahkan dokumen yang relevan kepada

bank penasehat/ penjamin untuk

pembayaran. Jika dokumen sesuai L/C , bank

penasehat akan membayar eksportir.

Ada beberapa jenis surat kredit:

L/C pengakuan (acceptance L/C) : bank menyetujui

wesel yang ditarik oleh eksportir yang berarti ia berjanji membayar eksportir menurut nilai yang tertera di L/C ketika jatuh tempo.

(73)

Prosedur pembayaran melalui L/C (lanj.)

L/C yang dapat dirundingkan (negotiable L/C) : L/C

dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit.

L/C biasa : pembayaran dilakukan oleh bank penerbit

atau bank lain yang ditunjuk pada tanggal tertentu.

7. Bank penasehat/penjamin mengirim

dokumen ekspor dan tagihan pembayaran kepada bank penerbit.

• 8. Setelah memeriksa apakah dokumen sesuai dengan L/C, bank penerbit membayar tagihan

(74)

Prosedur pembayaran melalui L/C

(lanj.)

9. Bank penerbit memberikan dokumen kepada

importir dan menunjukkan wesel berjangka

(term draft) untuk disetujui. Dengan wesel

kelihatan (sight draft), bank penerbit akan dibayar oleh importir ketika dokumen ditunjukkan.

10. Importir mengurus barang keluar dari

pelabuhan, yaitu menyerahkan bukti muatan

dan kepemilikan (bill of lading) dan mengambil barang.

11. Importir membayar bank penerbit sebelum wesel jatuh tempo.

(75)

Pembayaran melalui wesel

Wesel (draft) adalah jasa yang ditawarkan oleh bank kepada eksportir untuk memudahkan

pembayaran penjualan barang dalam skala internasional.

Disebut juga penagihan dokumenter (documentary collection) atau wesel

dokumenter (documentary draft).

Biasanya melibatkan dua bank, satu di negara

eksportir, satu lagi di negara importir.

(76)

Wesel (draft) (lanj.)

• 1. Eksportir (penjual) dan importir (pembeli)

membuat kontrak penjualan. Eksportir

mengirimkan barang dan mempersiapkan dokumen .

2. Eksportir menunjukkan dokumen pada bank

eksportir atau bank pengirim (remitting bank).

3. Bank pengirim meneruskan dokumen

tersebut ke bank importir atau bank penagih

(collecting bank).

4. Bank penagih menunjukkan dokumen pada

(77)
(78)

Wesel (lanj.)

5. Tergantung dari jenis wesel, importir

menyetujui (untuk membayar kemudian) atau membayar langsung ketika dokumen

ditunjukkan oleh bank penagih.

6. Bank penagih memberitahukan bank

pengirim tentang penyetujuan wesel atau mengirimkan pembayaran.

7. Bank pengirim memberitahukan eksportir

tentang persetujuan wesel atau mengirim pembayaran kepada eksportir.

(79)

Wesel (lanj.)

Secara umum ada dua jenis wesel:

Dokumen kontra pembayaran (document against

payment, D/P), yang artinya dokumen, baru

diserahkan kepada importir setelah membayar. Disebut juga wesel tampak (sight draft).

Dokumen kontra pengakuan (document against

acceptance, D/A), yaitu dokumen, baru diserahkan

kepada importir ketika importir mengakui wesel yang bersangkutan dan berjanji membayar ketika jatuh tempo.

(80)

Penjualan rekening terbuka

Penjualan rekening terbuka (open account

sales): Eksportir mengirim barang ke

pelanggan luar negeri secara kredit, beserta

dengan dokumen yang diperlukan.

Pembayaran dilakukan menurut perjanjian

beberapa waktu setelah barang diterima.

Rekening terbuka terjadi ketika:

Eksportir percaya penuh kepada importir

(mungkin sudah terbina hubungan dagang yang sudah lama; reputasi importir tinggi).

(81)

Penjualan rekening terbuka (lanj.)

Eksportir memiliki sumber dana yang cukup untuk membiayai ekspor

Eksportir faham tentang resiko politik, ekonomi,

di negara importir yang mungkin menghambat

pembayaran di masa mendatang.

Resiko bagi eksportir : importir ingkar janji;

biaya yang besar akan timbul bila eksportir

harus bolak balik ke negara importir untuk

menyelesaikan pembayaran.

(82)

Pejualan secara konsinyasi

(consignment sales)

Penjualan secara konsinyasi adalah penitipan

barang oleh eksportir pada importir untuk

dijual, dan pembayaran baru dilakukan

setelah barang tersebut laku terjual.

Resiko bagi eksportir: modal kerja yang

tertimbun dalam barang; tidak ada kepastian

kapan akan menerima pembayaran; dapat

menjadi korban kenakalan importir dalam hal

harga jual di luar negeri.

(83)

Imbal beli (counter trade)

Barter : pembayaran barang ekspor dilakukan

oleh importir dengan barang yang nilainya sama

sama dengan barang yang diekspor.

Dapat terjadi secara bersamaan, kapal

mengangkut barang ekspor ke negara importir,

dan pulangnya mengangkut barang impor.

Dapat juga dengan pembayaran tertunda,

melalui mana pembayarannya dilakukan

dengan jaminan obligasi kinerja (performance

(84)

Imbal beli (lanj.)

Imbal beli (counter trade): salah satu bentuk barter

yang lebih longgar, dimana dua negara saling

bersepakat untuk melakukan jual beli secara seimbang.

• Kalau perusahaan di suatu negara A mengekspor ke negara B, maka ia (atau perusahaan lain yang

ditunjuk) harus melakukan impor dengan nilai yang sama dari negara B.

• Imbal beli dapat menggunakan mata uang. Misalnya terjadi perbedaan nilai antara barang yang dijual dengan yang dibeli, sisanya dapat

(85)

Imbal beli (lanj.)

Beli kembali (buyback) : eksportir dari

negara X menjual peralatan produksi

kepada importir di negara Y, misalnya

mesin produksi, lalu kemudian eksportir

tersebut wajib membeli kembali produk

yang dihasilkan senilai dengan harga

penjualan mesin. Proses pembelian kembali

bisa berlangsung selama beberapa periode.

(86)

Imbal beli (lanj.)

Perdagangan kompensasi (offset trade):

eksportir dari negara G menjual barang

ke importir di negara H, secara normal

dengan penggunaan mata uang, tetapi

eksportir tersebut membantu importir

untuk mendapatkan valuta asing guna

(87)

Imbal beli (lanj.)

Ada dua jenis perdagangan kompensasi :

perdagangan kompensasi langsung (direct

offset) melalui mana eksportir mencari

perusahaan yang berkaitan langsung dengan

ekspor.

Misalnya produsen pesawat terbang

mencari perusahaan di negara importir untuk

membuat suku cadang untuk digunakan

(88)

Imbal beli (lanj.)

Perdagangan kompensasi tidak langsung

(indirect offset): eksportir mencari

perusahaan yang tidak berkaitan dengan

barang ekspor, tetapi bersedia membeli

barang atau jasa dari negara pengimpor.

Misalnya : eksportir dari negara G

mempromosikan pariwisata negara H

supaya negara H mampu mendapatkan

valuta asing.

(89)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan belum memiliki aplikasi khusus yang membantu bagian keuangan didalam melakukan tata kelola perjalanan dinas. Terdapat

Dari hasil implementasi translator notasi algoritmik dengan teknik parsing LL(*) dan string template dalam suatu aplikasi sistem translator notasi algoritmik, penulis

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh realisasi dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) terhadap indikator Gizi KIA (cakupan kunjungan nenonatus

Sebagai tindak lanjutnya telah dicantumkan dalam APBD kabupaten tentang rehabilitasi pembangunan pasar nagari dengan cara bekerja sama dengan nagari yang bersangkutan

Menghasilkan karya pengabdian kepada masyarakat melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi serta bidang pendidikan dan non kependikakan untuk mewujudkan masyarakat

Searle (1969) membagi lagi tindak tutur ilokusi menjadi lima Daya Ilokusi yaitu Asertif (Assertive), Direktif (Directive), Komisif (Comissive), Ekspresif (Expressive),

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematis dan motivasi belajar siswa SMP Negeri 1 Sumbang. Jenis penelitian ini