ORIGINAL RESEARCH
Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku penanganan dismenorea di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak
Surtikanti2 Dewi Permatasari1
1Mahasiswa STIK Muhammadiyah Pontianak 2Dosen STIK Muhammadiyah Pontianak
Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak ABSTRACT
Dysmenorrhea is very painful menstruation. The incident dysmenorrhea in the world is very large. An average of more than 50% of women in every world experience it. Generally occurs in early adolescence and adult. Research in the united states said that dysmenorrhea experienced by 30 % -50 % woman reproductive age and 10 % -15 % of them loss of employment, disrupt the activities of learning in schools and family life. Research objectives the relationship level knowledge of dysmenorrhea and attitude of students with behavioral treatment of dysmenorrhea in the MTs and MTs Islamiyah Mujahideen Pontianak.
This research using a method of descriptive correlative to a draft cross sectional. The research results obtained by respondents age ≤14 years as many as 50 students (53,5%), and the age of the respondents ≥15 years as many as 50 students (46,5%), and there is a relationship with the knowledge acquired behavior handling dysmenorrhea (p value = 0,013 ≤ 0,05), and not there relationship is the attitude of students with behavioral treatment of dysmenorrhea (p value = 0,412 ≥ 0.05). The conclusion the higher a person's level of knowledge the better the behaviour and attitude of the person has not been able to determine whether or not his behavior. Keywords: Knowledge, Attitude, Behavior, Dysmenorrhea, Adolescent
PENDAHULUAN
Gangguan mentruasi merupakan salah satu dari 10 kondisi yang paling sering dijumpai oleh dokter umum. Masalah menstruasi yang umum terjadi meliputi beberapa keadaan diantaranya menoragi, amenore, oligomenore, dismenore, dan masalah mentruasi tidak normal (Scambler dan Scambler, (1993) dalam Andrews, 2009).
Menurut Andrews (2009), Dismenore adalah menstruasi yang sangat nyeri. Banyak wanita yang merasakan ketidaknyamanan pada awitan menstruasi, tetapi tingkat ketidaknyamanan dismenore jauh lebih tinggi dengan nyeri yang dirasakan di
punggung bawah dan menjalar ke bawah hingga ke bagian atas tungkai. Banyak wanita muda yang mengalami nyeri saat menstruasi dan diperkirakan 50% wanita berusia antara 15 dan 24 tahun juga mengalaminya.
Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di Amerika persentase kejadian dismenore sekitar 60%, Swedia 72% dan di Indonesia 55%. Penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa dismenore dialami oleh 30%-50% wanita usia reproduksi dan
kesempatan kerja, mengganggu kegiatan belajar di sekolah dan kehidupan keluarga. Begitu pula angka kejadian dismenorea di Indonesia cukup tinggi, namun yang berobat ke pelayanan kesehatan sangatlah sedikit, yaitu hanya 1% - 2% (Abidin, 2004).
Prevalensi dysmenorhe primer di Indonesia cukup tinggi yaitu 60-70 % dan 15 % diantaranya mengalami nyeri yang hebat, pada umumnya terjadi pada usia remaja dan dewasa (Taber, 1994).
Dysmenorhe dapat melemahkan
sehingga seseorang menjadi lemas, tidak bertenaga serta berdampak negatif pada kegiatannya sehari-hari dan secara psikologi akan sangat mengganggu.
Populasi siswi kelas VII, VIII, dan IX di MTs Islamiyah Pontianak sebanyak 38 siswi dan MTs Mujahidin Pontianak sebanyak 82 siswi. Jadi jumlah populasi secara keseluruhan pada Tahun Ajaran 2013/2014 adalah 120 siswi.
Dari kenyataan tersebut, bahwa tingkat pengetahuan bisa mempengaruhi perilaku seseorang bagaimana cara penanganan terhadap dismenore yang mereka alami. Dari data survey yang diperoleh, penulis berpikir bahwa mungkin perilaku penanganan siswi tehadap dismenore berbeda antara pengetahuan siswi yang mengalami menstruasi kurang dari 1 tahun yang lalu dengan pengetahuan siswi yang sudah lebih dari 1 tahun yang lalu. Hal tersebut yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan tentang dismenore dan sikap siswi dengan perilaku penanganan dismenore dikalangan siswa
tingkat Madrasah Tsanawiyah
khususnya remaja putri. METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian atau desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa
sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2011). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Dilihat dari tujuan, merupakan penelitian analitik observasional yaitu ingin melakukan analisis hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan perilaku
penanganan terhadap dismenore. Desain penelitian yang digunakan merupakan desain cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku penanganan dismenore diidentifikasi pada satu satuan waktu. Dalam penelitian ini mengetahui tingkat pengetahuan siswi tentang dismenore dengan sikap dan perilaku penanganan dismenore siswi di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak. Populasi siswi kelas VII, VIII, dan IX di MTs Islamiyah Pontianak sebanyak 38 siswi dan MTs Mujahidin Pontianak sebanyak 82 siswi. Jadi jumlah populasi secara keseluruhan pada Tahun Ajaran 2013/2014 adalah 120 siswi. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2011). Kriteria inklusi pada penelitian ini sebagai berikut:
a) Bersedia menjadi responden b) Sudah mengalami menstruasi c) Pernah mengalami nyeri saat haid d) Tidak mengalami penyakit fisik yang
berat
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012). Kriteria eksklusi pada penelitian ini sebagai berikut :
a) Menolak menjadi responden b) Belum mengalami menstruasi
c) Tidak pernah mengalami nyeri saat menstruasi
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini melalui tahapan persiapan dan pelaksanaan. Tahap persiapan yang dilakukan meliputi perizinan untuk pelaksanaan penelitian, membuat daftar responden yang menjadi subyek
penelitian, dan memperbanyak
kuisioner. Adapun tahap pelaksanaan yang dilakukan yaitu peneliti menemui responden, memberikan informasi sejelas-jelasnya, mempersilahkan responden menandatangani informed consent, dan memberikan kuisioner kepada responden jika setuju dengan permohonan yang disampaikan peneliti. Responden diberikan waktu untuk mengisi kuisioner. Setelah selesai mengisi, kuisioner dikumpulkan kembali kepada peneliti.
Analisa bivariat adalah analisa yang dipergunakan untuk melihat hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dengan tingkat kepercayaan 95% ( = 0,05) dalam hal ini menguji adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap siswi dengan perilaku penanganan dismenore pada siswi di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak. Statistik non parametrik yang digunakan menguji hipotesis, dengan data ordinal adalah uji Chi Square.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengumpulan data yang telah dilaksanakan selama penelitian, akan dijelaskan pada bab ini. Penelitian
ini dilakukan di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak yang dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2014. Pada penelitian ini diambil sampel sebanyak 101 responden, kemudian disebarkan sebanyak 110 kuesioner. Dari 110 kuesioner yang disebarkan, semuanya terisi oleh responden, namun ada 9 responden yang belum memenuhi kriteria inklusi.
Hubungan Tingkat Pengetahuan siswi dengan perilaku penanganan dismenore di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak
Tabel. 1. Distribusi Frekuensi Responden dan Hubungan Tingkat Pengetahuan siswi dengan perilaku penanganan dismenore di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak
Januari 2014, n = 101 Tingkat
Pengetahuan
Perilaku terhadap penanganan dismenore
Total X2 pV
Cukup 41 66,1 21 33,9 62
6,136 0,013
Kurang 16 41,0 23 59,0 39
Total 57 56,4 44 43,6 101
Tabel.1. Menjelaskan hubungan tingkat pengetahuan siswi tentang dismenore dengan perilaku penanganan dismenore di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak, berdasarkan hasil ukur siswi yang bertingkat pengetahuan baik dan berperilaku baik sebanyak 41 orang (66,1%), sedangkan siswi yang bertingkat pengetahuan kurang dan berperilaku kurang baik sebanyak 23 orang (59,0%).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui ada hubungan antara tingkat pengetahuan siswi tentang dismenore dengan perilaku penanganan dismenore di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak, (ρ value = 0.013 <0.05). Dan nilai korelasi menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi lemah.
Hal ini didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Paramita (2010) tentang adanya
hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku penanganan dismenore. Seseorang yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup akan cenderung mengabaikan kesehatan dirinya, dan yang memiliki pengetahuan tentang dismenore akan memilih perilaku yang tepat untuk menangani gangguan menstruasi berupa dismenore tersebut.
Apabila melihat adanya hubungan tingkat pengetahuan tentang dismenore dengan perilaku penanganan dismenore pada siswi di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak, maka dapat disimpulkan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan yang dimiliki maka semakin baik perilaku yang dilakukan untuk menanganinya. Hal ini sesuai dengan penelitian Rani (2003), bahwa didapatkan hasil dalam penelitianya, setelah dilakukan penyuluhan, responden
mendapatkan pengetahuan dan
melakukan penanganan sindrom pra haid dengan lebih baik.
Hubungan Sikap siswi dengan perilaku terhadap penanganan dismenore di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak
Tabel. 2. Distribusi Frekuensi Responden dan Hubungan Sikap siswi dengan perilaku terhadap penanganan dismenore di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak
Januari 2014, n = 101
Sikap Perilaku Total X2 pV
Baik % Kurang Baik %
Mendukung 33 53,2 29 46,8 62 0,673 0,412 Kurang Mendukung 24 61,5 15 38,5 39 Total 57 56,4 44 43,6 101 *bermakna pada α = 0,05
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa siswi di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak yang memiliki sikap kurang mendukung dan berperilaku baik sebanyak 61,5%. Kemudian siswi memiliki sikap mendukung dan berperilaku baik sebanyak 53,2%. Hasil penelitian yang dilakukan ditemukan tidak adanya hubungan sikap dengan perilaku penanganan dismenore di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak
yang ditunjukkan oleh (ρ value = 0.412 > 0.05). Hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan bermakna antara sikap siswi dengan perilaku penanganan dismenore (p=0,417). Peneliti belum ada menemukan teori yang mendukung hasil penelitian tersebut. Berdasarkan paparan penjelasan dan teori-teori diatas bahwa Ho gagal ditolak dengan nilai signifikan (ρ value = 0,412 > 0.05) berarti tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku penanganan dismenorea.
SIMPULAN DAN SARAN
1. Frekuensi usia siswi di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak yang berusia ≤ 14 tahun sebanyak 54 siswi atau 53,5%, dan yang berusia ≥15 tahun sebanyak 47 orang atau 46,5%.
2. Frekuensi tingkat pengetahuan siswi tentang dismenore di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak yang baik sebanyak 62 siswi atau 61,4% dan yang kurang sebanyak 39 siswi atau 38,6%.
3. Frekuensi sikap siswi terhadap dismenore di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak yang mendukung sebanyak 62 siswi atau 61,4% dan yang kurang mendukung sebanyak 39 siswi atau 38,6%. 4. Frekuensi perilaku penanganan
dismenore siswi di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak yang baik sebanyak 57 siswi atau 56,4% dan yang kurang baik sebanyak 44 siswi atau 43,6%.
5. Ada hubungan tingkat pengetahuan siswi tentang dismenore dengan perilaku penanganan dismenore di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak dengan nilai signifikan (ρ value = 0.013 < 0.05) berarti Ha gagal ditolak dan Ho ditolak.
6. Tidak ada hubungan sikap terhadap dismenore dengan perilaku penanganan dismenore di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin
Pontianak dengan nilai signifikan (ρ value = 0.412 > 0.05) berarti Ha ditolak dan Ho gagal ditolak.
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Untuk MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak
Meningkatkan program pendidikan kesehatan reproduksi remaja di sekolah yang lebih baik. Kemudian kepada pembina bimbingan konseling lebih sering berinteraksi kepada siswa-siswanya agar dapat mengetahui masalah-masalah yang dihadapi siswa-siswanya karena menyangkut kualitas hidup mereka. Serta lebih sering memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang seksualitas agar siswa-siswi lebih mendapatkan informasi.
2. Untuk Siswi
Siswi diharapkan agar dapat lebih
memahami akan pentingnya
pengetahuan tentang Dismenore baik yang di dapat dari sekolah ataupun media lainnya supaya dapat mengetahui apa yang dialami siswi. Dan untuk kualitas hidup yang baik, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah pendidikan dan pengetahuan untuk itu bersikap sungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu dan apabila ada masalah yang dihadapi khususnya masalah disekolah hendaknya dibicarakan kepada pihak sekolah atau bimbingan konseling. 3. Untuk Penelitian Selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan populasi yang lebih luas agar hasil penelitian yang dihasilkan bermanfaat untuk cakupan wilayah yang lebih luas. Peneliti selanjutnya agar dapat mencari variabel yang bervariasi serta indikator-indikator lain yang mempengaruhi perilaku penanganan dismenore.
Peneliti selanjutnya hendaknya disiplin waktu dan benar-benar fokus dalam melakukan penelitian sehingga waktu tidak terbuang percuma dan penelitian cepat selesai serta apabila ada kendala mempunyai banyak waktu untuk memperbaikinya. Peneliti juga harus
memperhatikan waktu dalam
pengambilan data dengan kegiatan penting disekolah seperti Ujian Nasional, Ujian Akhir Sekolah dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Andrews, Gilly. (2009). Buku ajar kesehatan reproduksi wanita. Edisi: 2. Jakarta: EGC
Azwar. (2003). Pengetahuan seseorang tentang sesuatu hal akan mempengaruhi sikapnya
Azwar, Syaifuddin. 2003. Sikap
Manusia dan Teori
Pengukurannya. Edisi ke-2. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Dahlan, M. Sopiyudin. (2013). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan: deskriptif, bivariat, dan
multivariate, dilengkapi dengan aplikasi dengan menggunakan spss. Jakarta: Salemba Medika Dharma, Kelana Kusuma. (2011).
Metodologi penelitian
keperawatan. (pedoman
melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta: TIM Effendi, Ferry; Makhfudli. (2009).
Keperawatan kesehatan
komunitas: teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, A.Aziz Alimul. (2011). Metode penelitian kesehatan; paradigma kuantitatif. Surabaya: Health Books Publishing
Jarvis, Sarah. (2009). Ensiklopedia kesehatan wanita. Jakarta: Erlangga
Judha dkk. (2012). Teori pengukuran nyeri & nyeri persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2003) Machfoedz, Ircham. (2013). Metodologi
penelitian kuantitatif & kualitataif. Yogyakarta : Fitramaya
Malahayati, S.Psi. (2010). Super teens: jadi remaja luar biasa dengan kebiasaan efektif. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher
Manuaba, I. B. G. (2010). Buku ajar penuntun kuliah ginekologi. Jakarta: TIM
Mcleod, Jr., Raymond; Schell. George P. (2004). Sistem informasi manajemen. Edisi 10. Jakarta: Salemba empat
Meliono,Irmayanti. (2007).
Pengetahuan.http://id.wikipedia. org/wiki/Pengetahuan
Mubarak dkk. (2007). Promosi kesehatan; sebuah pengantar poses belajar mengajar dalam pendidikan. Jakarta: Graha II Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Sosiologi
untuk keperawatan: pengantar dan teori. Jakarta: Salemba Medika
Nelwati. (2005). Hubungan tingkat pengetahuan tentang menstruasi dengan derajat dismenore pada siswi sekolah menengah atas di Padang ahun 2005. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 10, No. 1, Maret 2006
Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Paramita, Dyah Pradnya. (2010). Hubungan tingkat pengetahuan tentang disminore dengan perilaku penanganan dismenore. Karya Tulis Ilmiyah D-IV Kebidanan, Universitas Sebelas Maret Surakarta
Prasetyo dkk. (2012). Metode penelitian kuantitatif: teori dan aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers
Purnomo, Imam. (2010). Hubungan pengetahuan dan sikap remaja putrid dengan penanganan keluhan nyeri haid (Dysmenore) di smpn 09 kelas VIII kota pekalongan. Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas
Pekalongan.
Purwani dkk. (2009). Hubungan tingkat pengetahuan tentang dismenore dengan sikap penanganan dismenore pada remaja putri kelas X di SMA pertanahan
kebumen. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan,
Volume 6, No. 1, Februari 2010
Purwaningsih dan Fatmawati. (2010). Asuhan keperawatan maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika Rani. (2003). Pengaruh Pengetahuan
dengan Penanganan Sindroma Para Haid pada Remaja Putri
Kelurahan Notoprajan.
Yogyakarta. STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Riyanto, Agus. (2011). Pengolahan dan analisis data kesehatan; dilengkapi uji validitas dan realibitas serta aplikasi program spss. Yogyakarta: Nuha Medika Sastroasmoro, S. & Ismael. S. (2011).
Dasar-dasar metodologi
penelitian klinis. Edisi: 4. Jakarta: Sagung Seto
Sudarma, Momon. (2008). Sosiologi untuk kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Sunaryo. (2004). Psikologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC Wawan, A dan M. Dewi. (2010). Teori
& pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika