• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA BOX OF NUMBER BERBASIS TEMATIK UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERMULAAN PADA ANAK USIA DINI KELOMPOK A DI RA ASY-SYAKUR CIREBON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA BOX OF NUMBER BERBASIS TEMATIK UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERMULAAN PADA ANAK USIA DINI KELOMPOK A DI RA ASY-SYAKUR CIREBON"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA BOX OF NUMBER BERBASIS TEMATIK UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERMULAAN

PADA ANAK USIA DINI KELOMPOK A DI RA ASY-SYAKUR CIREBON

SKRIPSI

HINDUN ABYATI NIM. 1415108012

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI 2019 M / 1440 H

(2)

PENGEMBANGAN MEDIA BOX OF NUMBER BERBASIS TEMATIK UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERMULAAN

PADA ANAK USIA DINI KELOMPOK A DI RA ASY-SYAKUR CIREBON

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) pada Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

HINDUN ABYATI NIM. 1415108012

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI 2019 M / 1440 H

(3)

PENGEMBANGAN MEDIA BOX OF NUMBER BERBASIS TEMATIK UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERMULAAN

PADA ANAK USIA DINI KELOMPOK A DI RA ASY-SYAKUR CIREBON

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) pada Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

HINDUN ABYATI NIM. 14115108012

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI 2019 M / 1440 H

(4)

i ABSTRAK

HINDUN ABYATI. 1415108012. Pengembangan Media Box of Number Berbasis Tematik untuk Pembelajaran Matematika Permulaan pada Anak Usia Dini Kelompok A di RA Asy-Syakur Cirebon.

Latar belakang penelitian ini dibebabkan oleh sekolah memiliki keterbatasan dalam penggunaan media, sehingga guru kesulitan ketika menyampaikan materi yang menarik dan menyenangkan bagi anak terutama tentang pembelajaran matematika permulaan. Penelitian ini bertujuan untuk pengembangkan produk, yaitu berupa media pembelajaran yang berkualitas dan layak digunakan untuk pembelajaran matematika permulaan dalam hal mengenal angka dan berhitung pada anak usia dini. Media yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa “Box of number berbasis tematik” untuk pembelajaran matematika permulaan pada anak usia dini, mencakup 3 tema dengan 4 sub tema yaitu tema tanaman sub tema buah-buahan dan sub tema sayuran, tema diriku sub tema makanan, tema alam semesta sub tema ciptaan Allah.

Jenis penelitian yang digunakan dalam peneliti ini adalah Research and Development (RnD), yaitu pengembangan produk baru, berupa media Box of number berbasis tematik yang diuji cobakan secara terbatas di Kelompok A RA Asy-Syakur Cirebon dengan jumlah anak sebanyak 15 orang. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan angket instrumen penilain terhadap media Box of number berbasis tematik. Teknik untuk analisis dalam penelitian ini berupa analisis deskriptif persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media Box of number berbasis tematik memperoleh penilain dari para ahli dintaranya ahli media memperoleh kriteria “layak” dengan presentase sebesar 92,5%, yang sebelumnya memperoleh 62,5%. Penilain oleh ahli materi mendapatkan kreteria “layak” dengan memperoleh presentase sebesar 97,5% dengan peinilain sebelumnya 62,5%. Sedangkan hasil penilaian media yang dilakukan oleh pengguna memperoleh kriteria “layak” dengan presentase sebesar 95%. Hasil yang diperoleh dari presentase tersebut dapat disimpulkan bahwa media Box Of Number berbasis Tematik layak digunakan untuk pembelajaran matematika permulaan pada anak usia dini.

(5)

ii ABSTRACT

HINDUN ABYATI. 1415108012. The Development of the Media Box is based on the learning of mathematics to the beginning of the early age of the grup of RA Asy-Syakur Cirebon.

The background of this study was so affected by schools that there were limits to media use, so teachers have difficuly communicating interesting and enjoyable material to children in particular about early mathematic. This study aimed at developing a product in the from of a quality and appropriate learning media for early math studies in getting number and numberals into early childhood. The media produced in the study are “box of number based thematic” for early childhood math study, including 3 themes with 4 subthemes which are the theme of fruit sub theme and vegetable subtheme theme, my own food sub theme, theme the universe sub theme of god’s creation.

The type of research used in this research is Research and Development (RnD), namely the development of new product in the media box of number based on thematic tests in grups ara asy-syakur cirebon with 15 chilidren. Data collection techniques for observation, interviews, and anguar assessment intruments against the media box of number based thematic. Techniques for analysis in this study of a descriptive percentage analysis.

Studies show that the thematic media box of number gets it from experts that media experts get “viable” criteria with a percentage of 92.5%, that had previously gained 62,5%. Assessment by material experts get “viable” criteria by obtaining apercentage of 97.5%, that had previously gained 62,5%. Whereas the result of media assessments by the user gets “viable” criteria with a percentage of 95%. The results derived from the presentase can be deduced that the thematic based media box of number is worthy of early childhood math study.

(6)

iii

PERSETUJUAN

PENGEMBANGAN MEDIA BOX OF NUMBER BERBASIS TEMATIK UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERMULAAN

PADA ANAK USIA DINI KELOMPOK A DI RA RA ASY-SYAKUR CIREBON

HINDUN ABYATI NIM. 14115108012

Menyetujui,

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Dr. H. Saifuddin, M.Ag. NIP. 19720107 200312 1 001 Pembimbing I

Prof. Dr. Eti Nurhayati, M.Si. NIP. 19591213 198603 2 001

Pembimbing II

Maulidya Ulfah, S.Pd.I., M.Pd.I NIP.19841203 201503 2 002

(7)

iv

NOTA DINAS

Kepada Yth,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Syekh Nurjati Cirebon

di Cirebon

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penelitian skripsi dari saudara:

Kami berpendapat bahwa skripsi ini sudah dapat diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Syekh Nurjati Cirebon untuk dimunaqosahkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Cirebon, April 2019

Nama : Hindun Abyati

NIM : 1415108012

Judul : Pengembangan Media Box Of Number Berbasis Tematik untuk Pembelajaran Matematika Permulaan pada Anak Usia Dini Kelompok A di RA Asy-Syakur Cirebon

Pembimbing I

Prof. Dr. Eti Nurhayati, M.Si. NIP. 19591213 198603 2 001

Pembimbing II

Maulidya Ulfah, S.Pd.I., M.Pd.I NIP.19841203 201503 2 002

(8)

v

PERNYATAAN KEASLIAN

Bismillahirrahmanirrahim...

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya penulis yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana (S-1) di IAIN Syekh Nurjati Cirebon

2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini telah dicantumkan sesuai ketentuan atau pedoman karya tulis ilmiah; dan

3. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini sebagian maupun seluruh isinya merupakan karya plagiat, maka penulis bersedia menerima sanksi yang berlaku di IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Cirebon, April 2019 Hindun Abyati NIM. 14115108012 Nama : Hindun Abyati

NIM : 1415108012

Judul : Pengembangan Media Box of Number Berbasis Tematik untuk Pembelajaran Matematika Permulaan pada Anak Usia Dini Kelompok A di RA Asy-Syakur Cirebon

(9)

vi

PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Pengembangan Media Box Of Number Berbasis Tematik untuk Pembelajaran Matematika Permulaan pada Anak Usia Dini Kelompok A di RA Asy-Syakur Cirebon” oleh Hindun Abyati, NIM. 1415108012 telah dimunaqosahkan pada tanggal ………….. di hadapan dewan penguji dan dinyatakan lulus.

Skripsi ini telah memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Panitia Munaqosah Tanggal Tanda Tangan

Ketua Jurusan

Dr. H. Saifuddin, M.Ag. NIP. 19720107 200312 1 001 Sekretaris Jurusan

Hj. Ery Khaeriyah, S.Ag., M.A. NIP. 19750221 200312 2 001 Penguji I NIP. Penguji II NIP. Pembimbing I

Prof. Dr. Eti Nurhayati, M.Si. NIP.19591213 198603 2 001 Pembimbing II

Maulidya Ulfah, S.Pd.I., M.Pd.I NIP. 19841203 201503 2 002

Mengetahui,

Dekan Fakulas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Dr. H. Farihin, M.Pd. NIP. 19610805 199003 1 004

(10)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Hindun Abyati, biasa dipanggil oleh teman temannya ndun. Lahir di Cirebon pada tanggal 05 Januari 1997. Beralamatkan di Dusun 1 RT 004/ RW 001 Desa Kanci Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon - Jawa Barat. Terlahir dari rahim seorang Mamah yang sangat sabar bernama Sri Mulyati, dan Papah ku yang tersayang, yang selalu menjadi lelaki panutan ku.

Riwayat Pendidikan:

1. MI Wathoniyah Pengarengan (2003 - 2008) 2. MTs Nu Putri 3 Buntet Pesantrean (2008 - 2011) 3. MAN Buntet Pesantrean Cirebon (2012 - 2015)

4. IAIN Syekh Nurjati Cirebon Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (2015-2019)

(11)

viii

PERSEMBAHAN

Bismillaahirrohmanirrohim,

kupersembahkan skripsi ini untuk Mamah dan Papah

Teruntuk Mamah ku Sri Mulyati tercinta dan Papah ku Abdullah tersayang Kedua orang tuaku yang amat aku banggakan

Terima kasih telah berjuang untuk melahirkanku mah Terima kasih telah membimbingku hingga saat ini Terima kasih atas kesabaran mamah membesarkanku

Terima kasih ku untuk Papah Selalu mendengarkan keluh kesanhku Pah, Mendidik ku untuk menjadi wanita terbaik,

Terima kasih pah mengizinkan ku menempuh jenjang pendidikan hingga saat ini

Terima kasih atas doa-doa yang selalu dipanjatkan Mamah dan Papah Terima kasih karena kalian aku bahagia

Terima kasih selalu memberikan masa-masa yang terindah untukku Semoga dengan selesainya skripsi ini, Mamah dan Papah tersenyum bangga kepadaku. Semoga ilmu-ilmu ini bermanfaat bagi diriku dan semuany, Amin Amin Yaa Robbal A’lamin.

Terima kasih untuk Mba Nok, A Isal, Mas Padil, dan Mas Arjuna sudah menjadi sodara yang paling memotifasik,u yang selalu aku repotkan.

(12)

ix MOTTO

Segala sesuatu apa yang kita kerjakan, dilakukukanlah dengan ikhlas dan ikhtiar,

Insya Allah segalanya menjadi mudah.

Bersabarlah,,

Sebab segala sesuatu itu butuh proses, dan percaya bahwa Allah dan Keluarga kita selalu bersama kita, setia mendampingi kita.

(Ceceku Rana Wahyudi)

Nikmatilah,

Sebab apa yang kita kerjakan saat ini akan kita rinduka dimasa yang akan datang (Kakak ku Innayatul maula)

“Doa seorang ibu kepada anaknya, lebih utama daripada doa 70 wali qutub” (Sahabat terbaikku Umi Salamah)

لْا َعَم َّنِأَف

اًرْسُي ِرْسُع

°

َّنِإ

ًرْسُي ِرْسُعلْا َعَم

°

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia dan nikmat-Nya serta rahmat hidayah-nikmat-Nya. sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Box of Number Berbasis Tematik untuk Pembelajaran Matematika Permulaan Anak Usia Dini Kelompok A di RA Asy-Syakur Cirebon” dapat terselesaikan dengan baik. Keberhasilan dalam penyusunan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis sangat menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi tidak lepas dari kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak.

Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan beribu-ribu rasa terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Sumanta, M.Ag. Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon

2. Bapak Dr. H. Farikhin Nur, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon

3. Bapak Dr. H. Saifuddin, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini

4. Ibu Hj. Ery Khaeriyah, S.Ag., M.A. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini

5. Bapak Abu Khaer, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing

6. Ibu Prof. Dr. Eti Nurhayati, M.Si. sebagai dosen Pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik

7. Ibu Maulidya Ulfah, S.Pd.I., M.Pd.I. sebagai Pembimbing II yang selalu mengingatkan dan memberikan motivasi dengan kesabaran, dan ketelatenan 8. Ibu Jazariyah,M.Pd. sebagai Validator I ahli media yang telah memberikan

penilaian dan juga saran terhadap media yang penulis kembangkan

9. Bapak Hendri Handoko,M.Pd. sebagai Validator II ahli materi yang telah memberikan penilain kepada penulis tentang media yang dikembangkan

(14)

xi

10. Seluruh Dosen-dosen yang telah mengajarkan saya, sehingga memberikan pengetahuan baru bagi penulis dan terima kasih atas segala bantuannya 11. Staf Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini terbaik yang telah membantu

memberi info dan bantuannya yang sangat luar biasa

12. Ibu Siti Nurjannah S.Pd.I. sebagai Kepala RA Asy-Syakur Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian

13. Seluruh keluarga besar RA Asy-Syakur Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon yang telah menyempatkan waktunya.

14. Teman seperjuangan PIAUD angkatan 2015 selama 4 tahun terakhir

15. Keluarga besar Bapak Ashari dan Bapak Jamal, terima kasih selalu bersedia mendampingi keluh kesahku

16. Cece yang sudah menjadi teman terbaik menemani perjalananku selama skripsi, tanpamu aku tidak bisa menyelesaikan tugas akhirku.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam muatan isi maupun sistematika penulisannya. Meskipun demikian, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua, dan penulis khususnya, serta bagi pengembangan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD).

Cirebon, April 2019

(15)

xii DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ... i ABSTRACT ... ii PERSETUJUAN ... iii NOTA DINAS ... iv PERNYATAAN KEASLIAN ... v PENGESAHAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

MOTTO ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Identifikasi Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIK ... 9

A. Media Box Of Number ... 9

B. Pembelajaran Berbasis Tematik ... 14

C. Pembelajaran Matematika Permulaan Anak Usia Dini... 20

D. Anak Usia Dini ... 22

E. Penelitian Relevan ... 25

(16)

xiii

G. Hipotesis Perkembangan ... 29

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Desain Pengembangan Produk (Draft Model) ... 31

C. Tempat Penelitian ... 32

D. Sumber Data ... 33

E. Populasi dan Sampel ... 34

F. Kisi-Kisi Instrumen ... 34

G. Teknik Pengumpulan Data ... 36

H. Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 74

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 78

A. Simpulan ... 78

B. Saran ... 80

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Ahli Materi ………...35 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Ahli Media ………..35 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Tanggapan Guru ..………...36 Tabel 3.4 Defnisi Konseptual dalam Penelitian Pengembangan Media

Box of Nnumber berbasis Tematik untuk Pembelajaran

Matematika Permulaan ...………....………37 Tabel 3.5 Skala Presentase Kelayakan Media ……….41 Tabel 4.1 Tema dan Bentuk Media Box Of Number Berbasis Tematik ………..46 Tabel 4.2 Hasil Validasi Ahli Media Box Of Number Berbasis Tematik

Tahap I ………51 Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli Media Box Of Number Berbasis Tematik

Tahap II ……….53 Tabel 4.4 Hasil Validasi Ahli Materi Box Of Number Berbasis Tematik

Tahap I ………..54 Tabel 4.5 Hasil Validasi Ahli Materi Box Of Number Berbasis Tematik

Tahap II ……….56 Tabel 4.6 Perbaikan Media Box Of Number Berbasis Tematik Sebelum dan Sesudah Revisi………...58 Tabel 5.1 Hasil Penilain Oleh Pengguna/Tanggapan Guru I .………..70 Tabel 5.2 Hasil Penilain Oleh Pengguna/Tanggapan Guru II ………...72

(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Pengembangan Media Box of

Number Berbasis Tematik ……..………..29 Gambar 3.2 Prosedur dan Pengembangan Box of Number Berbasis Tematik ….32 Gambar 4.1 Alat dan Bahan Media Box Of Number Berbasis Tematik ..……....44 Gambar 4.2 Proses Pembuatan Box ……….45 Gambar 4.3 Kartu Number ………...46 Gambar 4.4 Produk Awal Media Box Of Number Berbasis Tematik …………..49 Gambar 4.5 Uji Coba Hari Pertama Media Box Of Number Berbasis Tematik ...68 Gambar 4.6 Uji Coba Hari Pertama Media Box Of Number Berbasis Tematik ...69 Gambar 4.7 Hasil Produk Akhir dari Media Box Of Number

(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Keputusan... 80

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian ... 83

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 86

Lampiran 4 Validasi Instrumen Penilaian ... 88

Lampiran 5 Pedoman dan Catatan Wawancara ... 109

Lampiran 6 Jadwal Penelitia ... 114

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Anak usia dini yang tertera dalam Undang-undang Nomer 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia sejak lahir sampai dengan enam tahun. Seorang anak dapat dikatakan sebagai Anak Usia Dini apabila anak berusia 0-6 tahun, dimana pada masa-masa tersebut anak berada pada masa golden age. Golden age merupakan masa keemasan bagi seorang anak, sebab pada masa ini anak memiliki kemampuan untuk menyerap informasi dengan baik. oleh karena itu, pada masa ini sangatlah penting bagi pertumbuhan dan perkembangan otak anak (Mulyani, 2016).

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang menentukan terbentuknya kepribadian anak yang terjadi sejak anak dalam kandungan, masa bayi hingga anak berumur kurang lebih 8 tahun. Pendidikan untuk anak usia dini merupakan salah satu proses pertumbuhan dan perkembangan yang memiliki sifat yang unik, sehingga memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang sudah dikhusus sesuai dengan kebutuhan dalam tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak (Saripudin, 2017).

Berdasarkan ulasan diatas, bawasannya pendidikan yang diberikan pada masa golden age ini sangat memiliki peranan dan pengaruh yang amat penting bagi kehidupan seorang anak. Oleh karena itu, pendidikan yang akan diberikan kepada anak harus diperhatikan dan dilaksanakan semaksimal mungkin. Pemberian pendidikan kepada anak sejak dini bermaksud untuk menjadikannya sebagai sumber daya manusia yang berkualitas. Sebagai mana dalam firman Allah SWT dalam QS. An-Nisa ayat 9 :

ْمِهْيَلَع ا ْوُفاَخ اًفَع ِض ًةَّي ِ رُذ ْمِهِفْلَخ ْنِم ا ْوُكَرَت ْوَل نْي ِذَّلا َشْخَيْل َو

ا ْوُل ْوُقَيْل َو َ َّاللَّ اوُقَّتَيْلَف

(21)

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan). Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”

Firman diatas menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat menentukan kelak keberhasilan seorang anak dimasa depannya. Anak yang memperoleh pelayanan pendidikan dengan baik sejak berada pada tahapan anak usia dini, maka anak akan memiliki harapan yang lebih besar untuk bisa meraih kesuksesan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pentingnya pendidikan bagi anak sejak usia dini, dengan memberikan stimulasi baik pada pertumbuhan maupun perkembanganya.

Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang menyangkut aspek fisik jasmaniah, seperti perubahan yang terjadi pada organ tubuh dan struktur organ fisik, maka dapat diartikan bahwa pertumbuhan lebih banyak berkaitan dengan aspek fisik. Perkembangan (development) adalah perubahan yang menyangkut aspek-aspek psikis anak atau mental psikologis anak, seperti perubahan yang berkaitan dengan aspek pengetahuan, kecerdasan dan lain sebagainya. Pertumbuhan dan perkembangan yang baik akan menjadi modal bagi anak sebagai penerus generasi yang baik. Akan tetapi, apabila pertumbuhan dan perkembangan yang buruk akan menjadi pengahambat bagi anak (Hidayati & Purnami, 2008).

Perkembangan pada anak usia dini memiliki 6 aspek yang perlu diketahui, yaitu nilai agama dan moral, kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosional, dan seni. Dalam penelitian ini akan dikhususkan mengulas mengenai masalah yang terkait tentang aspek perkembangan kognitif pada anak usia dini, terutama dalam pembelajaran matematika permulaan yaitu mengenalkan angka 1 sampai 10. Aspek perkembangan kognitif merupakan salah satu diantara keenam aspek yang mempengaruhi perkembangan pada anak usia dini, sebab perkembangan kognitif penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir anak. Menurut Piaget perubahan pada perilaku anak diakibatkan oleh belajar, sebab belajar merupakan hasil dari perkembangan kognitif anak yang dimana kemampuan anak untuk berpikir tentang lingkungan sekitar (Komariyah, 2012)

(22)

Piaget membagi perkembangan kognitif menjadi empat tahapan, yaitu fase sensori motor, fase pra opesiona, fase operasional konkret, dan fase formal operasional. Anak usia dini pada kelompok A yang umumnya berusia 4-5 tahun yang berada pada masa praoprasional Berdasarkan pada teori Piaget tersebut, maka perkembangan kognitif untuk anak di kelompok A dilakukan pada tahapan preoperasional, yakni pada tahap ini kerja otak anak dalam berpikir masih belum matang. Kerja otak anak untuk berpikir masih sangat kacau dan belum tersusun secara baik dalam menguasai oprasi mental secara logis. Ciri-ciri dalam praoprasional yaitu sebagai berkut : 1) anak mulai mengusai fungsi simbolik, 2) terjadinya tingkah laku yang imitasi, 3) dalam berpikir anak masih egosentris, 4) anak berpikir secara terpusat, 5) anak dalam berpikir tidak dapat dibalik, dan 5) berpikirnya terarah statis (Komariyah, 2012).

Pada usia Taman Kanak-Kanak perkembangan kecerdasan kognitif mempunyai peranan yang penting, karena berkaitan dengan otak, sesuai dengan penelitian Bloom bahwa sampai usia 0-4 tahun otak manusia berfungsi 50%, sampai usia 8 tahun otak manusia berfungsi 80 %, jadi sejak usia 8 tahun sampai dengan 18 tahun kecerdasan manusia hanya bertambah 20%. Maka apabila dihitung seluruhnya akan menjadi 100% pertumbuhan otak secara optimal, dan fase usia yang paling memiliki presentase adalah usia 0-8 tahun. Dengan demikian perlu perhatian yang lebih khusus pada rentan anak usia dini (Suyadi & Maulidya, 2015).

Aspek perkembangan kognitif sendiri didalamnya membahas mengenai proses dari berpikir yang berupa kemampuan untuk menilai, menghubungkan maupun mempertimbangan sesuatu, maka perkembangan kognitif dapat diartikan sebagai sesuatu yang didalamnya mencakup perubahan-perubahan yang melalui proses berpikir anak, yakni sebagai dasar kemampuan anak dalam berpikir. Hal tersebut sesuai dengan Ahmad Susanto dalam bukunya bahwa kognitif adalah suatu proses berpikir yang menitik beratkan pada kemampuan anak untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peroses. Jadi pada dasarnya kognitif ini berhubungan dengan intelegensi yakni disebut sebagau tingkat kecerdasan (Susanto, 2011).

(23)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti di RA Asy-Syakur Kabupaten Cirebon pada hari senin 10 Desember 2018, terhadap aktivitas pembelajaran untuk perkembangan aspek kognitif pada kelompok A, menunjukkan bahwa aspek kognitif yang masih rendah terutama dalam mengenal matematika permulaan, seperti mengenal lambang bilangan angka. Oleh karena itu, peneliti akan memfokuskan pada pembelajaran matematika permulaan terutama dalam mengenal lambang bilangan untuk pembelajaran anak usia dini di kelompok A RA Asy-Syakur Cirebon.

Melihat dari permasalahan yang terjadi, maka perlu adanya perbaikan dalam aspek kognitif yang dikhususkan dalam mengenal matematika permulaan, seperti mengenal lambang bilangan angka. Tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang diinginkan, maka dalam pemberian materi kepada anak sebaiknya menggunakan benda-benda yang konkret atau nyata, tidak secara abstrak. Sebaiknya guru menggunakan media untuk mempermudah menyampaikan materi kepada anak, penggunaan media juga akan mempermudah anak memahami konsep materi yang disampaikan. Penggunaan media yang tepat dapat menyatukan antara konsep materi yang abstrak menjadi lebih konkret. Penggunaan media untuk menjembatani hal tersebut maka diperlukan media yang tepat untuk proses pembelajaran agar agar tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang diinginkan secara optimal (Komariyah, 2012).

Pembelajaran yang melalui benda-benda yang konkret atau nyata pada anak usia dini adalah pembelajaran yang terbaik bagi mereka. Sebab anak dapat memahami beberapa konsep dengan baik jika pengajar memberi pengalaman langsung kepada anak, dengan demikian pada saat melakukan kegiatan pengenalan angka, sebaiknya anak juga dilatih untuk menghitung benda-benda yang nyata, kemudian anak dibimbing untuk menghubungkan antara jumlah benda dengan simbol gambar atau angka. Mengingat bahwa anak usia dini belajar dengan situasi secara holistik dan mengaitkan dengan kehidupannya, maka materi yang disampaikan harus relevan dengan karakteristik dan kebutuhan anak. Contohnya seperti pembelajaran dilakukan sesuai dengan kehidupan anak

(24)

(konkret), mengundang rasa keingintahuan anak, dan mengguanakn aktifitas bermain dengan atraktif dan berwarna (Nurhayati, 2011).

Berdasarkan permasalahan yang ada maka untuk mengenal matematika permulaan, seperti mengenal lambang bilangan angka pada anak usia dini sebaiknya dengan menggunakan media yang konkret, sebab dengan adanya penggunaan benda yang nyata akan mempermudah anak untuk memahami angka. Penggunaan media yang konkret dalam mengenalkan lambang bilangan angka, anak juga bisa menggunakan berbagai indranya seperti melihat, merasakan, meraba dan mendengar secara langsung. Semakin banyaknya keterlibatan indra dalam belajar anak, maka anak akan semakin memahami apa yang sedang dipelajarinya.

Penelitian ini dilakukan untuk mempermudah pendidik dalam mengembangakan aspek kognitif yang dibutuhkan oleh anak, melalui media box of number berbasis tematik yang dapat dilakukan pada setiap pembelajaran yang ada. Box of number berbasis tematik ini dibuat sedimikian rupa untuk mempermudah anak dalam memahami konsep bilangan angka. Penggunaan berbasis tematik ini agar dapat digunakan pada setiap pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan tema, karena media yang dibuat memiliki fungsi yang dapat diubah sesuai dengan tema pembelajaran yang guru inginkan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merasa tertarik untuk mengembangkan produk hasil kreatifitasnya sendiri dari hasil belajar selama perkuliaha. Peneliti ingin mengkaji lebih jauh lagi persoalan mengenai aspek kognitif tentang pengenalan matematika permulaan dalam mengenalkan lambang bilangan angka. Penelitian ini dilakukan dengan judul penelitian Pengembangan Media Box Of Number Berbasis Tematik untuk Pembelajaran Matematika Permulaan Anak Usia Dini di Kelompok A RA Asy-syakur Cirebon.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini peneliti akan memfokuskan masalah terlebih dahulu, agar tidak terjadi perluasan permasalahan yang nantinya tidak sesuai dengan tujuan penelitian ini. Pemokusan tersebut mengenai pengembangan media box of number berbasis tematik untuk pembelajaran matematika permulaan anak kelompok A di

(25)

RA Asy-syakur Cirebon. Sedangkan pembatasan masalah pada objek penelitian ini adalah bagaimana pengembangan media box of number berbasis tematik dalam pembelajaran matematika permulaan pada anak usia dini di kelompok A dan subjek dalam penelitian ini adalah mengembangkan box of number berbasis tematik untuk pembelajaran matematika permulaan pada anak usia dini di kelompok A RA Asy-syakur Cirebon untuk meningkatkan matematika permulaan pada anak kelompok A, dan juga hasil belajar pemahaman anak ketika menggunakan media box of number berbasis tematik dalam pembelajaran matematika permulaan.

C. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dengan demikian penulis telah mengidentifikasikan beberapa permasalahan yang akan disajikan dalam bahan penelitian, antara lain :

1. Minimnya penggunaan media atau alat peraga edukatif untuk pembelajaran dalam proses belajar untuk pengenalkan bilangan angka, hanya tersedia papan tulis, LKA, dan poster.

2. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran dalam mengenalkan angka yang dilakukan pendidik untuk anak.

3. Anak belum memahami angka.

4. Kesulitan bagi anak untuk memahami bilangan angka. D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah tersebut di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana langkah-langkah dalam pengembangan media Box of Number berbasis tematik untuk pembelajaran matematika permulaan pada anak usia dini?

2. Bagaimana penerapan media box of number di kelompok A RA Asy-Syakur Kabupaten Cirebon?

(26)

3. Bagaimana kelayakan penggunaan dari media Box of Number berbasis Tematik dalam pembelajaran matematika permulaan pada anak usia dini di kelompok A, RA Asy-Syakur Kabupaten Cirebon?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Perumusan masalah yang telah di identifikasi, maka tujuan dari masalah penelitian ini adalah :

1. Menjelaskan langkah-langkah dalam pengembangan media Box of Number berbasis Tematik untuk pembelajaran matematika permulaan anak usia dini. 2. Menjelaskan penerapan media box of number di kelompok A RA Asy-Syakur

Kabupaten Cirebon.

3. Menjelaskan kelayakkan penggunaan dari media Box of Number berbasis Tematik dalam pembelajaran matematika permulaan pada anak usia dini di kelompok A, RA Asy-Syakur Kabupaten Cirebon.

F. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan kepentingan penelitian tersebut, maka manfaat penelitian ini sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil yang akan dihasilkan dalam penelitian yang dilakukan ini, menjadi salah satu landasan yang dimana dalam wilayah kajiannya mengenai pengembangan media dalam pembelajaran atau penerapan media pembelajaran. Media pembelajaran tersebut diharapkan mampu memberikan kemudahan dalam mengenalkan kemampuan matematika permulaan bagi anak. Selain dari pada itu, penelitian ini diharapkan menjadi sebuah nilai tambah untuk pengetahuan dalam bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

2. Manfaat Penelitian Praktis

Penelitian ini memiliki manfaat praktis bagi: a. Anak

Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar anak dalam kemampuan matematika permulaan, sehingga

(27)

anak dapat memahaminya dengan mudah. Penelitian ini dikhususkan pada anak usia dini di kelompok A, RA Asy-Syakur Kabupaten Cirebon. b. Pendidik/guru

Hasil penelitian yang dilaukan diharapkan dapat mempermudah guru untuk memfasilitasi anak dalam proses belajar, dan mempelajari kemampuan kognitif anak dengan mudah.

c. Sekolah

Hasil dari penelitian yang dilakukan melalui media box of number berbasis tematik ini diharapkan memberikan referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah tersebut. Sekolah juga bisa mendukung pendidik/guru untuk menciptakan media yang memperdudah dalam menstimulasi kemampuan matematika permulaan bagi anak usia dini. d. Peneliti

Hasil penelitian diharapkan mampu dalam menerapkan media yang sesuai dalam materi pembelajaran dalam menstimulus kemampuan matematika permulaaan. Peneliti juga diharapkan untuk wilayah penelitian ini mampu memahami mengenai media pembelajaran dan memberikan pengetahuan maupun wawasan dalam mengembangkan kemampuan matematika permulaan bagi anak usia dini.

G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Produk media pembelajaran untuk anak usia dini kelompok A yang akan dihasilkan dalam penelitian ini adalah produk yang dibuat sesuai dengan kebutuhan karakteristik dan prinsip pembelajaran anak usia dini. Produk media yang akan dikembangkan ini untuk membantu pendidik guna meningkatkan kemampuan anak untuk memahami pembelajaran matematika permulaan. Produk yang akan dihasilkan ini ialah sebuah media pembelajaran Number Boxes yang berbasis Tematik, yakni media yang dapat mempermudah guru untuk meningkatkan kemampuan matematika permulaan.

(28)

9 BAB II

KAJIAN TEORITIK A. Media Box Of Number

1. Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan oleh guru dalam memberikan materi pembelajaran kepada anak didiknya agar apa yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh anak didik. Media memegang peranan penting dalam mencapai sebuah tujuan belajar, di samping itu secara umum media merupakan kata dari bahasa latin yakni “medium” yang secara definisi diartikan sebagai tengah, perantara atau pengantar, maka media dikatakan sebagai perantara maupun pengantar pesan dari pengirim pesen itu kepada penerima pesan (Fathurrohman & Sutikno, 2010).

Media juga sebagai wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Aktivitas pembelajaran di dalam sekolah biasanya media dapat berupa alat yang dimana sebagai pembawa informasi berisi pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan anak (Rusman, 2011).

Pembelajaran yang terjadi sendiri merupakan salah satu usaha untuk membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara anak, guru dan bahan ajar. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media merupakan perantara atau pesan, sedangkan pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru, anak serta bahan ajar. Hasil dari pembahasan diatas maka media pembelajaran merupakan seluruh alat atau bahan yang digunakan untuk menyampaikan pesan oleh guru kepada anak untuk mencapai tujuan pembelajaran (Rusman, 2011).

2. Karakteristik Media Pembelajaran

Pemilihan media dalam pembelajaran untuk anak usia dini merupakan hal yang harus diperhatikan guru, karena pemilihan media yang tepat akan berpengaruh pada perkembangan anak. Prinsip dalam pemilihan

(29)

10

media untuk pembelajaran, hendaknya memperhatikan sejumlah prinsip-prinsip tertentu dalam proses pembelajaran agar penggunaan media dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip dalam memilih media pembelajaran menurut (Rusman, 2011) adalah:

a. Efektifitas Pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan pada ketepatgunaan (efektivitas) dalam pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran atau pembentukan kompetensi.

b. Relevansi Kesesuaian media pembelajaran yang digunakan dengan tujuan, karakteristik materi pelajaran, potensi, dan perkembangan anak, serta dengan waktu yang tersedia.

c. Efisiensi Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus benarbenar memperhatikan bahwa media tersebut murah atau hemat biaya tetapi dapat menyampaikan inti pesan yang dimaksud, persiapan dan penggunaannya relatif memerlukan waktu yang singkat, kemudian hanya memerlukan sedikit tenaga.

d. Dapat digunakan Media pembelajaran yang dipilih harus benar-benar dapat digunakan atau diterapkan dalam pembelajaran, sehingga dapat menambah pemahaman anak dan meningkatkan kualitas pembelajaran. e. Kontekstual Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus

mengedepankan aspek lingkungan sosial dan budaya anak.

Selain ketepatan dalam memilih media, adapun prinsip dalam pembuatan media (Mansur, 2009) antara lain:

a. Media pembelajaran hendaknya dibuat multiguna, yaitu media dapat digunakan secara berulang-ulang dengan tema atau seb tema yang berbeda.

b. Bahan mudah didapat di lingkungan sekitar dan murah atau bisa dibuat dari bahan bekas/sisa.

c. Pembuatan media tidak menggunakan bahan yang berbahaya untuk anak.

d. Media dapat menimbulkan kreatifitas dan dapat dimainkan oleh anak agar menambah kesenangan bagi anak.

(30)

e. Media yang dibuat sesuai tujuan dan fungsinya.

f. Media dapat digunakan secara individu maupun kelompok.

g. Media yang dibuat juga sesuai dengan tingkat perkembangan yang dibutuhkan anak.

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Cukup banyak ragam atau jenis dan bentuk dari media, dari yang paling sederhana sampai dengan yang berteknologi canggih. Dilihat dari jenis-jenisnya, media terbagi ke dalam tiga bagian media auditif, visual dan media audovisual. Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan dalam hal kemampuan suara saja. Media visual merupakan media yang hanya mengandalkan indra penglihatan saja, seperti menampilkan gambar, video, maupuan simbol-simbol. Media audiovisual adalah media yang berupa suara dan juga gambar (Fathurrohman & Sutikno, 2010). Jika dipahami dari perngertian tersebut maka untuk media box of number ini termasuk kedalam media yang bersifat visual, yaitu dapat dilihat melalui simbol-simbol.

Media yang bervariasi sangat mempengaruhi kreatifitas dan kecepatan pemahaman anak terhadap konsep pembelajaran. Guru dapat menyeleksi dan merancang media yang aman dan dapat digunakan dengan berbagai cara yang berbeda. Penyediaan media tidak harus mahal, cukup modal yang sederhana dan bisa ditemukan oleh anak dalam kesehariannya. Salah satu contoh media yang akan diberikan oleh anak harus dirancang sesuai dengan rentan usia anak PAUD, seperti pembuatan puzzle yang dibuat harus sesuai dengan usia anak. Aspek yang dikembangkan juga sesuai dengan yang dibutuhkan oleh anak, baik secara fisik motorik, bahasa, kognitif, sosial emosional, maupun moral. Media yang dirancang harus benar-benar memperhatikan tingkat keamanan dan keselamatan untuk anak, misalkan dalam penggunaan dengan cat. Penggunaan cat tidak boleh mengandung zat yang memiliki racun, sebab akan berbahaya bagi anak. Kemudian jika menggunakan sudut mainan yang runcing sebaiknya mainan ditumpulkan agar tidak membahayakan bagi anak (Mursid, 2015).

(31)

4. Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran

Peran media dalam komunikasi pembelajaran di PAUD semakin penting meningkatkan perkembangan anak pada usia itu berada pada masa keemasan. Guru harus memahami bahwa media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri, melainkan saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan(Munir, 2009).

Salah satu perkataan sahabat nabi yang mengajarkan bahwa anak itu harus didik sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zamannya. Berikut perkataan Umar bin Khattab dalam buku Abdullah Munir:

“Didiklah anakmu dengan zamannya karena mereka hidup di generasinya, bukan pada zaman dimana engkau dididik(Munir, 2009)”

Perkataan tersebut

Manfaat yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan media pembelajaran adalah:

a. Pesan/informasi pembelajaran dapat disampaikan dengan lebih jelas, menarik, konkret, dan tidak hanya dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka (verbalistis).

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra misalnya objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film, atau model.

c. Meningkatkan anak aktif dalam belajar.

d. Menimbulkan kegairahan dan motivasi dalam belajar.

e. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak dengan lingkungan dan kenyataan.

f. Memungkinkan anak belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

g. Memberikan perangsang, pengalaman, dan persepsi yang sama bagi anak (Mukhtar, Zukhairina, Zubaidah, & Afandi, 2016).

Media memiliki peran penting dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan media, manfaat yang dapat diperoleh adalah pembelajaran

(32)

menjadi lebih terarah karena anak didik dihadapkan pada suatu benda yang ada di dilingkungan sekitar maupun melalui video ataupun gambar. anak tidak hanya mendengarkan penuturan dan penjelasan dari guru, tetapi anak di jelaskan sambil melihat benda secara langsung ataupun melalui media gambar atau video. Hal ini akan lebih memberikan pengalaman belajar yang mudah di terima oleh anak, karena anak dapat mengamati dan melihat secara langsung apa yang sedang di sampaikan oleh guru.

5. Media Box of Number

Media Box of number merupakan media yang akan dibuat oleh peneliti untuk memudahkan anak untuk memahami pembelajaran matematika permulaan dalam pengenalan angka. Box of number ini akan dibuat sedemikian menarik supaya anak memberikan anak pengalaman yang menarik ketika belajar. Box merupakan arti dari kotak dan Number diartikan sebagai nomer, makan keduanya akan menjadi kotak angka. Kotak akan dibuat sebanyak 10 kotak, karena akan mengenalkan angka satu sampai sepuluh pada anak. Kemudian masing-masing kotak akan diberikan gambar sesuai dengan urutan angka pada kotak.

Kotak yang dibuat terdiri dari bahan kardus yang tebal dengan ukuran masing-masing 15x15 cm. Setelah itu, kotak akan lapisan kain fanel yang berwarna cerah, masing-masing kotak memiliki warna yang berbeda-beda. Selanjutnya pada kotak akan diberikan gambar-gambar yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Disini peneliti hanya mengambil 3 tema dengan 4 sub tema untuk dijadikan penelitian, 3 tema tersebut yakni: tema tanaman sub tema buah-buahan dan sayuran-sayuran, tema kebutuhanku sub tema makanan dan tema alam semesta sub tema ciptaan Allah.

Selanjutnya media akan diberikan berupa kartu angka, yang terbuat dari fanel dan sudah diberikan masing-masing angka yang dibutuhkan yaitu satu sampai sepuluh. Masing-masing kotak akan memiliki 10 kartu angka didalamnya. Cara menggunakan media box of number, yaitu dengan mencampurkan semua kartu angka tersebut, lalu anak diberikan pilihan untuk memilih kartu yang diinginkannya. Anak akan menyebutkan angka dari kartu

(33)

tersebut dan memasukkan kartu angka ke dalam kotak untuk mencari kotak yang memiliki gambar sesuai dengan jumlah angka dengan cara menghitung gambar yang ada pada kotak.

B. Pembelajaran Berbasis Tematik 1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang menggunakan tema tertentu untuk mengaitkan beberapa isi materi pelajaran dengan benda-benda yang konkret, sehingga diharapkan dapat memberikan pengalaman bermakna pada anak. Tema adalah pokok pikiran yang menjadi pokok pembicaraan, tema yang digunakan akan sesuai dengan materi yang disampaikan (Al-Tabany, 2016).

Pembelajaran tematik menurut Kemendikbud Tahun 2018, tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai dasar mengembangkan muatan dan materi pembelajran untuk mencapai Kopentensi Dasar (KD) (Kemendikbud, 2018).

Pembelajaran tematik dapat dapat diartikan sebagai pembelajaran yang berangkat dari sebuah tema tertentu sebagai pusat yang akan digunakan untuk memahami gejala-gejala, dan konsep. Pembelajaran tematik juga merupakan suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan anak dan keterampilan anak secara simultan, dan menghubungkan suatu konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda, sehingga dengan harapan anak bisa belajar lebih baik dan bermakna. Berdasarkan pemahaman tersebut maka pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu (Majid, 2014).

Pembelajaran tematik sebenarnya berfungsi untuk memberikan kemudahan kepada anak dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi anak. Pembelajaran tematik digunakan untuk menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna, peran tema yang lain

(34)

adalah agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas serta menciptakan materi yang terintegrasi (Kemendikbud, 2018).

Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tema merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran tematik, karena dengan tema dapat menciptakan pembelajaran yang terintegrasi dan bermakna bagi anak. Sedangakan tujuan dari pembelajaran tematik yakni untuk memudahkan anak dalam memahami suatu materi ketika pembelajaran dan mengembangkan berbagai kemampuan anak dalam tema tertentu.

Berangkat dari teori teori Bandura dan teori Bruner, bahwa seseorang akan belajar melalui pengamatan secara efektif, mengingat juga mengamati tingkah laku orang lain. Hasil dari pengamatan tersebut akan dimantapkan dengan cara menghubungkan pengalaman baru dengan pengalanan yang sebelumnya., sehingga pembelajaran menggunakan tematik harus memberikan pengalaman yang baru bagi anak sesuai dengan pengertian pembelajaran tematik itu sendiri. Pembelajaran juga akan menjadi lebih bermakna bagi anak apabila anak memusatkan perhatiannya untuk memahami struktur materi yang dipelajari, dengan pemusatan perhatian tersebut pembelajaran tematik juga lebih memfokuskan untuk mempelajari suatu materi yang telah tersusun dalam pembelajaran tematik (Komariyah, 2012).

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki prinsip dasar yaitu pembelajaran yang memiliki satu tema actual, dekat dengan dunia anak dan ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga tema ini menjadi alat persatuan materi yang beragam dari beberapa materi pengajaran (Al-Tabany, 2016).

Karakteristik yang harus diketahui dalam pembelajaran tematik, antara lain:

a. Berpusat pada anak

Pembelajaran tematik sangat berpusat terhadap anak, hal ini sesuai dengan pendekatan belajar moderen yang lebih banyak menempatkan pada anak sebagai subjek belajar, sedangkan guru berperan sebagai

(35)

fasilitator, yaitu memberikan kemudahan kepada anak untuk melakukan aktivitas belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik memberikan pengalaman langsung kepada anak. Dengan pengalaman yang diberikan secara langsung ini, anak dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan anak.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, anak mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh, hal ini diperlukan untuk membantu anak dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

e. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya,bahkan mengaitkannya dengan kehidupan anak dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan anak berada.

f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan (Majid, 2014).

Tema dan sub tema disusun sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, dan tahap perkembangan anak, lingkup materi standar isi meliputi program pengembangan yang disajikan dalam untuk tema dan sub tema. Tema terbagi menjadi 8 bagian, yaitu diriku, binatang, lingkunganku, alam semesta, kendaraan, negaraku, budayaku, tumbuh-tumbuhan (Kemendikbud, 2015). Penelitian ini mengambil 3 tema yang terdiri dari 4 sub tema, pertama tema

(36)

tanaman yang mengambil 2 sub tema diantaranya buah-buahan dan sayuran, kedua tema diriku dengan sub tema makanan, ketiga tema alam semesta dengan sub tema ciptaan Allah.

3. Model Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran merupakan istilah yang diambil dari kata model dan pembelajaran. Dari kedua kata tersebut sudah pasti memiliki makna yang berbeda, model menurut Good dan Trafes, yakni abstraksi dunia nyata atau representasi peristiwa kompleks dalam bentuk naratif, matematis, garfish, dan juga lambing-lambang lainnya. Sedangkan belajar diartikan sebagai suatu dari perubahan pada seorang individu yang terjadi karena melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan ataupun perkembangan tubuhnya. Perubahan yang dimaksud adalah mengenai perilaku yang berupa pengetahuan, keterampilan, pemahaman, dan kebiasaan yang baru diperoleh (Sukmadinata, 2012).

Model pembelajaran adalah sebuah kerangka yang dilukiskan secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar. Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat dipahami bahwa model pembelajaran merupakan pedoman untuk membuat suatu perencanaan dalam belajar yang sistematis, agar dapat tercapainya tujuan yang ingin dicapai (Trianto, 2011).

Menurut Fogarty apabila ditinjau dari sifat materi dan cara memadukan konsep keterampilan dan unit tematisnya memiliki 10 model pembelajaran tematik, namun dari kesepuluh model pembelajaran tematik hanya ada tiga model yang dianggap sesuai untuk dikembangkan dan mudah dilaksanakan pada lingkup pendidikan anak usia dini, antara lain: 1) Jaring laba-laba (webbed), 2) Keterpadun (integrated), dan 3) Keterhubungan (connected). Ketiga model pembelajaran tersebut yang paling mendasari dengan tematik adalah model pembelajaran jaring laba-laba . model pembelajaran jaring laba-laba menggunakan pendekatan tematik sehingga

(37)

tema digunakan sebagai sarana pemersatu beberapa materi pelajaran yang pertama kali dilakukan adalah menemukan tema yang akan digunankan, selanjutnya dengan memperhatikan keterkaitan mata pembelajaran yang dipadukan maka dikembangkanlah sub tema dari tema yang telah ditemukan (Halida, 2016).

4. Prinsip Pemilihan Media berbasis Tematik

Pemilihan media dalam pembelajaran tematik memiliki beberapa prinsip yang perlu diperhatikan selain prinsip yang ada diatas sebelumnya, dalam pemilihan media meskipun caranya berbeda namun perlu diperhatikan beberapa perhatian, yaitu: a) harus adanya kejelasan tentang bagaimana maksud dan tujuan ketika memilih media yang cocok dengan pembelajaran tematik, b) perlu adanya kedekatan dengan media, yakni media yang dipilih harus dikenal sifat dan cirinya, c) adanya sejumlah media yang dapat diperbandingkan, karena pemilihan media pada dasarnya adalah proses pemilihan keputusan dari adanya alternatif pemecahan yang dituntut oleh tujuan (Al-Tabany, 2016).

Faktor lain yang perlu untuk dipertimbangkan dalam pemilihan media, yakni apakah media yang digunakan merupakan media jadi atau media yang harus dipersiapkan dan dikembangkan sendiri. Ketika jenis media dengan rancangan terlebih dahulu maka diperlukan beberapa langkah yang dapat diajukan untuk memilih dan merancang media dalam pembelajaran tematik, maka perlu: a) menentukan apakah pesan yang nantinya akan disampaikan termasuk dalam tujuan pembelajaran atau hanya sekedar informasi/sebuah hiburan, b) menetapkan apakah media yang dirancang ini untuk memenuhi keperluan pembelajaran baik sebagai alat bantu dalam mengajr, c) menentukan apakah dalam usaha tersebut dapat mendorong ketika kegiatan belajar anak, d) menentukan media yang sesuai dan cocok untuk strategi yang dipilih dengan mempertimbangkan kemampuan produksi dan penbiayaan, e) me-riviwe ulang media baik secara kelebihan maupun kekurangannya, dan f) Perencanana pengembangan yang dilakukan dalam produksi media (Al-Tabany, 2016).

(38)

5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

Setiap sesuatu pasti akan memiliki kelebihan maupun kekurangan dalam suatu pembelajaran, seperti halnya pembelajaran tematik yang satu ini juga memiliki kelebihan dan kekurnagan dalam pemakaian. Pembelajaran tematik memiliki kelebihan yaitu menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan anak, memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna, mengembangkan keterampilan berpikir anak didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi, menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama, memiliki sikap toleransi komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain dan menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan anak (Trianto, 2011).

Selain pendapat diatas adapun pendapat mengenai kelebihan dalam pembelajaran tematik yaitu: a) pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak, b) kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan anak, c) semua aktivitas belajar lebih bermakna untuk anak sehingga hasil belajar yang diperoleh akan lebih tahan lama, d) pembelajaran tematik ini memberikan pertumbuhan dalam perkembangan keterampilan berpikir dan social anak, e) pembelajaran tematik juga menyediakan kegiatan yang benar-benar nyata/rill, dan f) pembelajaran tematik dirancang untuk meningkatkan kerja sama antara guru-guru, guru dengan anak, antar anak, sehingga belajar lebih menyenangkan dan dalam situasi nyata maupun konteks yang lebih bermakna (Majid, 2014).

Pembelajaran tematik juga mempunyai kelemahan, kelemahan tersebut bisa terjadi apabila guru kelas kurang menguasai mendalam penjabaran tema sehingga dalam pembeljaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan materi pokok setiap mata pelajaran. Skenario tidak menggunakan metode yang yang inovatif dan beragam maka pencapaian standar kompetensi maka akan menyulitkan guru dalam pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Kekurangan

(39)

pembelajaran tematik juga memiliki keterbatasan terutama dalam pelaksanaannya, yakni pada perancangan dan pelaksanan evaluasi yang diman lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja.

C. Pembelajaran Matematika Permulaan Anak Usia Dini 1. Matematika Permulaan

Pembelajaran matematika permulaan menurut Beth & Piaget menyatakan pendapatnya bahwa matematika itu merupakan pengetahuan sangat berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar struktur tersebut sehingga terorganisasi dengan baik, Sementara itu menurut Kline berpendapat bahwa matematika merupakan salah satu pengetahuan yang tidak berdiri sendiri, tetapi dapat membantu manusia untuk memahami dan memecahkan permasalahan, baik dalam sosial, ekonomi maupan alam (Runtukahu & Kandou, 2014).

Matematika adalah ilmu yang membentuk logika anak dalam susunan, besaran, bentuk, konsep yang saling memiliki hubungan satu sama lain. Brun menyatakan bahwa matematika bisa dikenalkan ketika anak berumur empat tahun, salah satu yang dikenalkan adalah bilangan angka. Anak usia dini sudah bisa diajarkan mengenai matematika permulaan dengan berbagai cara yang menyenangkan. Salah satu pengenalan matematika permulaan yang dilakukan untuk anak usia dini dapat melalui bermain, karena membuat anak lebih mudah dalam menerima pembelajaran, contohnya bermain mengenal angka dengan media pembelajaran. Belajar dengan menggunakan media adalah pilihan yang dapat digunakan untuk mengembangkan pengetahuan anak dalam mengenal matematika permulaan (Palida, 2012).

2. Fungsi dan Tujuan Matematika Permulaan

Fungsi dikenalkannya matematika permulaan kemada anak usia dini sebenarnya untuk mengembangkan aspek perkembangan maupun kecerdasan dengan memberikan stimulus pada otak anak agar dapat berpikir logis dan sitematis. Pengenalan matematika permulaan ini agar anak mengetahui

(40)

dasar-dasar pembelajaran yang berhubungan dengan berhitung/matematika, sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan selanjutnya yang lebih komplek (Palida, 2012).

Tujuan yang lebih khusus untuk mengenalkan matematika pada anak usia dini yaitu: a) anak diharapkan bisa berpikir secara logis dan sistematis sejak sedini mungkin melalui pengamatan terhadap benda-benda yang konkret, gambar-gambar dan angka-angaka yang terdapat di sekitar anak. b) anak diharapkan dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung. c) anak diharapkan bisa memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi. d) anak diharapkan mampu memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan sesuatu peristiwa terjadi di sekitarnya. e) anak diharapkan memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan (Lisa, 2017).

3. Karakteristik Kemampuan Matematika Permulaan

Media merupakan salah satu belajar yang mengenalkan dengan cara konkret dan menggunakan keterlibatan anak secara langsung, ini sesuai yang terdapat di konsep kemampuan dasar matematika untuk anak usia dini, bahwa matematika harus disampaikan kepada anak dengan cara yang konkret dan keterlibatan secara langsung. Penguasaan anak dalam mengenal matematika permulaan akan melalui 3 tahapan, yaitu tahap konsep (pengertian), tahap transisi (peralihan), dan tahap lambang. Tahapan yang dilalui untuk anak kelompok A yang rata-rata memiliki usia 4-5 tahun adalah tahap konsep atau pengertian. Tahap konsep merupakan pemahaman anak dalam menggunakan benda-benda yang konkret (nyata), contohnya pengenalan bentuk (seperti angka), warna, menghitung benda atau bilangan (Palida, 2012).

Konsep kemampuan dasar matematikasendiri memiliki 9 konsep antaralain: Mencocokkan, Perbandingan dan Urutan, Klasifikasi, Geometri,

(41)

Pola, Urutan Baku, Perjumlahan dan Pengukuran, Mengukur dan Memperkiraka, Waktu, Data dan Grafik. Konsep yang sesuai dengan penelitian ini yaitu menggunakan konsep mencocokkan, perbandingan, dan klasifikasi (Suningsih, 2009).

a. Konsep Mencocokkan (Match)

Mencocokkan merupakan perbandingan untuk mengetahui cocok atau tidaknya sesuatu tersebut. Mamasuki usia 3-4 tahun anak mulai memiliki pemahaman kosep berhitung, dengan konsep tersebut anak mampu mengembangkan kosep mencocokkan. Anak dalam hal ini mampu mencocokkan warna, bentuk, bilangan, ukuran, pola, dan lainya. Sebagai contoh memberikan peragaan seperti bentuk-bentuk dengan memasang jumlah angka yang sesuai dengan banyaknya bentuk.

b. Konsep Perbandingan (Comparison)

Perbandingan merupakan konsep yang membedakan dan menyamakan satu objek dengan objek yang lainnya untuk membandingkan dan menentukan hubungan antara dua benda maupun dua kelompok.

c. Konsep Klasifikasi (classification)

Klasifikasi merupakan kegiatan yang meletakkan benda-benda ke dalam sebuah kelompok dengan cara memilih benda yang memiliki satuatau dua ciri yang menyerupai (Suningsih, 2009).

D. Anak Usia Dini

Anak usia dini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat dan merupakan masa mengembangkan potensinya, Anak usia dini menurut Maimunah Hasan ialah:

Anak pada usia (0-8 tahun) yang sering disebut “usia emas” (the golden age) yang hanya datang sekali dan tidak dapat diulangi lagi, yang sangat menentukan untuk pengembangan kualitas manusia. Dalam pasal 28 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 ayat 1, disebutkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-6 tahun (Hasan, 2009).

(42)

Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini memiliki rentang yang sangat berhargadibanding usia-usia selanjutnya karena perkembangan kecerdasannya sangat luar biasa. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik, dan berada pada masa proses perubahan berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan dan penyempurnaanya, baik pada aspek rohaninya maupun jasmani yang berlangsung seumur hidup, bertahap dan berkesinambungan (Mutiah, 2010).

Masdusi dalam jurnalnya beranggapan bahwa pendidikan untuk anak usia dini pada hakekatnya merupakan salah satu pendidikan yang dilakukan atas dasar bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Proses tersebut baik secara keseluruahan maupaun menekankan pada perkembangan aspek kepribadian anak. Pendidikan yang diselenggarakan tersebut memberi kesempatan bagi guru untuk dapat mengembangkan kepribadian anak, maka lembaga pendidikan untuk anak usia dini sangat diperlu dalam hal menyediakan kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan seperti kognitif, bahasa, sosial, emosi, fisik dan motorik (Masdudi, 2015).

Anak usia dini memiliki karakteristik yang ada pada anak, karakteristik tersebut antara lain:

a. Unik, yaitu sifat anak yang berbeda satu dengan yang lainnya. Anak memiliki bawaan, minat, kapabilitas, dan latar belakang kehidupan masing-masing. b. Egosentris, yaitu anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari

sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Bagi anak sesuatu itu adalah penting sepanjang hal tersebut terkait dengan dirinya.

c. Aktif dan enerjik, yaitu anak lazimnya senang melakukan berbagai aktivitas. Selama terjaga dari tidur, anak seolah-olah tidak pernah lelah, tidak pernah bosan, dan tidak pernah berhenti dari aktivitas. Terlebih lagi kalau anak dihadapkan pada suatu kegiatan yang baru dan menantang.

d. Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. Yaitu, anak cenderung memerhatikan, membicarakan, dan mempertanyakan banyak hal yang sempat dilihat dan didengar, terutama terhadap hal-hal yang baru.

(43)

e. Eksploratif dan berjiwa petualang, yaitu anak terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat dan senang menjelajah, mencoba, dan mempelajari hal-hal yang baru.

f. Spontan, yaitu prilaku yang ditampilkan anak umumnya relatif asli dan tidak ditutup-tutup sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan pikirannya.

g. Senang dan kaya dengan fantasi, yaitu anak senang dengan hal-hal yang imajinatif. Anak tidak hanya senang dengan cerita-cerita khayal yang disampaikan oleh orang lain, tetapi ia sendiri juga senang bercerita kepada orang lain.

h. Masih mudah frustasi, yaitu anak masih mudah kecewa bila menghadapi sesuatu yang tidak memuaskan. Ia mudah menangis dan marah bila keinginannya tidak terpenuhi.

i. Masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu, yaitu anak belum memiliki pertimbangan yang matang, termasuk berkenaan dengan hal-hal yang membahayakannya.

j. Daya perhatian yang pendek, yaitu anak lazimnya memiliki daya perhatian yang pendek, terkecuali pada hal-hal yang menarik dan menyenangkan

k. Bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman, yaitu anak senang melakukan berbagai aktifitas yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku pada dirinya.

l. Semakin menunjukkan minat terhadap teman, yaitu anak mulai menunjukkan untuk bekerjasama (Mutiah, 2010).

Setiap anak usia dini memiliki karakter yang berbeda dan keunikan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Melalui karakter ini anak dapat membentuk dan meningkatkan potensi yang sudah dimiliki dengan mencari pengalaman sebagai bekal hidupnya di sekitar masyarakat. Masa ini merupakan salah stu peluang yang amat besar bagi pendidik maupun orang tua untuk memberikan bimbingan kepada anak, sebab pendidikan pada anak usia dini sangat cepat diserap oleh anak.

(44)

E. Penelitian Relevan

Berikut di bawah ini beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yakni:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Gina Maulidah dengan judul “ Peningkatan Kemampuan Kognitif melalui Media Papan Fanel pada Anak Kelompok A di RA Riyadlul Jinan Kabupaten Cirebon” IAIN Syekh Nurjati Cirebon Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, penelitian ini dilakukan pada tahun 2017. Penggunaan media dengan Papan Fanel ternyata dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak, keberhasilan tersebut dilihat dari hasil obsevasi pra tindakan yang diproleh 29,41%, kemudian siklus I menjadi sebanyak 52,94% dan Siklus II sebanyak 82,35 di kelompok A. maka dapat dilihat dari hasil presentase tersebut penelitian pembelajaran kognitif dalam mengenal bentuk, warna dan ukuran melalui media Papan Fanel dikatakan mengalami keberhasilan. Penelitian yang dilakukan sama-sama mengembangakan media yang dikembangkan untuk kemampuan kognitif dan penelitian sama-sama pada kelompok A, namun perbedaannya yakni peneliti yang akan dilakukan akan lebih difokuskan pada pembelajaran matematika permualaan pada anak usia dini.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Shylvie Indah Fazriaty dengan judul “Pengembangan Media Big Book By Themes untuk Pembelajaran Bahasa Inggris Anak Usia Dini di Kelompok B TK Harapan Kita Desa Citapen Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan” IAIN Syekh Nurjati Cirebon Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, penelitian ini dilakukan pada tahun 2018. Dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa media Big Book By Themes dinyatakan layak digunakan dalam pembelajaran bahasa inggris anak usia dini. Kelayakan produk didapatkan dari hasil validasi ahli, validasi pada ahli materi diperoleh kriteria “layak” dengan presntase 95,83 %, validasi oleh ahli media presentasenya sebesar 86,36 %, hasil tersebut dalam kriteria “layak”. Uji coba dilakukan kepada kelompok B dengan jumlah 20 anak. Hasil dari pengamatan media menunjukkan bahwa media tersebut sangat menarik perhatian anak. Penelitian yang dilakukan

Gambar

Gambar  2.1 : Kerangka Berpikir Pengembangan Media Box of Number  Berbasis Tematik
Gambar 3.2 Prosedur dan Pengembangan
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Ahli Materi
Tabel 3.3  Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Tanggapan Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan metode logika fuzzy mamdani dalam Sistem Pendukung Keputusan ( SPK ), maka ditentukan variabel input yang berasal dari nilai hasil tes berupa

di daerah tersebut, karena survei ini dilakukan Sementara dari segi pendidikan, responden dengan pendekatan cross sectional (sewaktu) yang tidak sekodh mempunyai prevalensi

Untuk menghindari kesalahpahaman pembaca dalam memahami judul Skripsi ini, maka terlebih dahulu akan dijelaskan istilah yang penting yang terdapat dalam judul

Bentuk Gambar teknis Fasilitas silikon doping RSG-GAS seperti ditunjukkan pada Gambar 2 (pandangan samping). Gambar 2 menunjukkan rancangan pembuatan Fasilitas

Pokazat ´cemo kako odredujemo stvarnu udaljenost u prostoru (udaljenost dvaju paralelnih pravaca, udaljenost toˇcke od pravca, udaljenost pravca od ravnine i dr.), naˇcine na

Aspek efektivitas yang diamati dalam proses perkuliahan dengan menggunakan modul berbasis masalah ini adalah motivasi dan aktivitas belajar mahasiswa.5. MATEMATIKA

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa status imunisasi yang tidak lengkap memiliki hubungan yang signifikan dalam kejadian stunting pada anak usia < 5 tahun (Taguri,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui bank sampah di Dusun Serut, Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul;