• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Gabungan Fungsi Linier

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. Gabungan Fungsi Linier"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Sudaryatno Sudirham, “Gabungan Fungsi Linier” 1/6

3. Gabungan Fungsi Linier

Sudaryatno Sudirham

Fungsi-fungsi linier banyak digunakan untuk membuat model dari perubahan-perubahan besaran fisis. Perubahan besaran fisis mungkin merupakan fungsi waktu, temperatur, tekanan atau yang lain. Artinya waktu, temperatur, tekanan dan lainnya itu menjadi peubah bebas, x, sedangkan besaran fisis yang tergantung padanya merupakan peubah tak bebas, y.

Pada umumnya perubahan besaran fisis terjadi secara tidak linier. Jika dalam batas-batas tertentu perubahan tersebut dapat dianggap linier, besaran fisis tersebut dapat dimodelkan dengan memanfaatkan fungsi-fungsi linier dan model ini kita sebut model linier dari besaran fisis tersebut. Fungsi-fungsi berikut ini biasa dijumpai dalam analisis rangkaian listrik.

3.1. Fungsi Anak Tangga

Fungsi tetapan membentang pada nilai x dari −∞ sampai +∞. Jika kita menginginkan fungsi bernilai konstan yang muncul pada x = 0 dan membentang hanya pada arah x positif, kita memerlukan fungsi lain yang disebut fungsi anak tangga satuan yang didefinisikan bernilai nol untuk x < 0, dan bernilai satu untuk x ≥ 0 dan dituliskan sebagai u(x). Jadi

0 untuk 0 0 untuk 1 ) ( < = ≥ = x x x u (3.1) Jika suatu fungsi tetapan y====k dikalikan dengan fungsi anak tangga satuan, akan kita peroleh suatu fungsi lain yang kita sebut fungsi anak tangga (disebut juga undak), yaitu

) (x ku

y= (3.2) Fungsi anak tangga (3.2) bernilai nol untuk x < 0, dan bernilai k untuk x ≥ 0. Gb.3.1. memperlihatkan kurva dua fungsi anak tangga. Fungsi y=3,5u(x) dan fungsi y=−2,5u(x) yang bernilai nol untuk x < 0 dan bernilai 3,5 dan 2,5 untuk x ≥ 0.

-4 0 5 -5 0 x 5 y y = 3,5 u(x) y = −2,5 u(x)

Gb.3.1. Fungsi anak tangga.

Fungsi anak tangga seperti (3.2) dikatakan mulai muncul pada x = 0 dan k disebut amplitudo. Kita lihat sekarang fungsi anak tangga yang baru muncul pada x = a. Ini tidak lain adalah fungsi anak tangga tergeser. Fungsi demikian ini dinyatakan dengan mengganti peubah x dengan (xa). Dengan demikian maka fungsi anak tangga

) (x a ku

(2)

Sudaryatno Sudirham, “Gabungan Fungsi Linier” 2/6 merupakan fungsi yang mulai muncul pada x = a dan disebut fungsi anak tangga tergeser dengan pergeseran sebesar a. Jika a positif fungsi ini bergeser ke arah positif sumbu-x dan jika negatif bergeser ke arah negatif sumbu-x. Gb.3.2. memperlihatkan kurva fungsi seperti ini. -4 0 5 -5 0 x 5 y y = 3,5 u(x−1) 1

Gb.3.2. Kurva fungsi anak tangga tergeser.

Perhatikanlah bahwa fungsi anak tangga memiliki nilai yang terdefinisi di x = 0. Oleh karena itu fungsi ini kontinyu di x = 0, berbeda dengan fungsi y = 1/x yang tidak terdefinisi di x = 0 (telah disinggung di Bab-1).

3.2. Fungsi Ramp

Telah kita lihat bahwa fungsi y = ax berupa garis lurus dengan kemiringan a, melalui titik [0,0], membentang dari x = - sampai x = +∞. Fungsi ramp terbentuk jika persamaan garis tersebut bernilai nol untuk x < 0, yang dapat diperoleh dengan mengalikan ax dengan fungsi anak tangga satuan u(x) (yang telah didefisisikan lebih dulu bernilai nol untuk x < 0). Jadi persamaan fungsi ramp adalah

) (x axu

y= (3.4) Jika kemiringan a = 1, fungsi tersebut menjadi fungsi ramp satuan.

Fungsi ramp tergeser adalah

) ( ) (x g u x g a y= − − (3.5) dengan g adalah pergeserannya. Perhatikanlah bahwa pada (3.5) bagiany1=a(xg) adalah

fungsi linier tergeser sedangkan y2=u(xg) adalah fungsi anak tangga satuan yang tergeser. Gb.3.3. memperlihatkan kurva fungsi ramp satuan y1=xu(x), fungsi ramp

) ( 2

2 xu x

y = , dan fungsi ramp tergeser y3=1,5(x−2)u(x−2).

Gb.3.3. Ramp satuan y1 = xu(x), ramp y2 = 2xu(x),

ramp tergeser y3 = 1,5(x-2)u(x-2).

0 1 2 3 4 5 6 -1 0 1 2 3 x 4 y y1 = xu(x) y2 = 2xu(x) y3 = 1,5(x-2)u(x-2)

(3)

Sudaryatno Sudirham, “Gabungan Fungsi Linier” 3/6

3.3. Pulsa

Pulsa merupakan fungsi yang muncul pada suatu nilai x1 tertentu dan menghilang pada x2>x1. Bentuk pulsa ini dapat dinyatakan dengan gabungan dua fungsi anak tangga, yang

memiliki amplitudo sama tetapi berlawanan amplitudo dan berbeda pergeserannya. Persamaan umumnya adalah

) ( ) (x x1 au x x2 au y= − − − (3.6) x1 menunjukkan pergeseran fungsi anak tangga yang pertama dan x2 adalah pergeseran

fungsi anak tangga yang ke-dua, dengan x2 > x1. Penjumlahan kedua fungsi anak tangga

inilah yang memberikan bentuk pulsa, yang muncul pada x = x1 dan menghilang pada x = x2.

Selisih (x2x1) disebut lebar pulsa

1

2 x

x pulsa

lebar = − (3.7) Gb.3.4. memperlihatkan pulsa dengan amplitudo 2, yang muncul pada x = 1 dan menghilang pada x = 2, yang persamaannya adalah

{

( 1) ( 2)

}

2 ) 2 ( 2 ) 1 ( 2 − − − = − − − = x u x u x u x u y

Gb.3.4. Fungsi pulsa 2u(x-1)-2u(x-2)

Apa yanga berada dalam tanda kurung pada persamaan terakhir ini, yaitu

{

( −1)− ( −2)

}

=

u x u x

y , adalah pulsa beramplitudo 1 yang muncul pada x = 1 dan berakhir pada x = 2. Secara umum pulsa beramplitudo A yang muncul pada x = x1 dan berakhir pada x

= x2 adalah y′=A

{

u(xx1)−u(xx2)

}

; lebar pulsa ini adalah (x2 – x1).

Contoh lain: Pulsa yang muncul pada x = 0, dengan lebar pulsa 3 dan amplitudo 4,

memiliki persamaan y=4

{

u(x)−u(x−3)

}

.

Fungsi pulsa memiliki nilai hanya dalam selang tertentu yaitu sebesar lebar pulsanya,

)

(x2x1 , dan di luar selang ini nilanya nol. Oleh karena itu fungsi apapun yang dikalikan dengan fungsi pulsa, akan memiliki nilai hanya dalam selang di mana fungsi pulsanya juga memiliki nilai.

Dalam praktek, fungsi pulsa terjadi berulang secara periodik dan disebut deretan pulsa. Gb.3.5. memperlihatkan deretan pulsa yang dimaksud.

y1=2u(x-1) y2=-2u(x-2) y1+y2= 2u(x-1)-2u(x-2) lebar pulsa -2 -1 0 1 2 -1 0 1 2 3 x 4

(4)

Sudaryatno Sudirham, “Gabungan Fungsi Linier” 4/6 Gb.3.5. Deretan Pulsa.

Peubah x biasanya adalah waktu. Selang waktu di mana pulsa muncul biasa diberi simbol ton sedangkan selang waktu di mana ia menghilang diberi simbol toff. Satu perioda T = ton + toff. Nilai rata-rata deretan pulsa adalah

maks on rr y T t y pulsa = (3.8) dengan ymaks adalah amplitudo pulsa.

3.4. Perkalian Ramp dan Pulsa

Persamaan umumnya adalah

{

( ) ( )

}

)

(x Au x x1 u x x2 mxu

y= × − − − (3.9)

dengan m dan A berturut-turut adalah kemiringan kurva ramp dan amplitudo pulsa. Persamaan (3.9) dapat kita tulis

{

u(x x1) u(x x2)

}

mAx

y= − − −

Perhatikan bahwa u(x)=1 karena ia adalah fungsi anak tangga satuan.

Gb.3.6. memperlihatkan perkalian fungsi ramp y1=2xu(x) dengan fungsi pulsa

{

( 1) ( 3)

}

5 , 1

2= u x− −u x

y yang hanya memiliki nilai antara x = 1 dan x = 3. Perhatikan bahwa

hasil kalinya hanya memiliki nilai antara x = 1 dan x = 3, dengan kemiringan yang merupakan hasil kali antara amplitudo pulsa dengan kemiringan ramp.

{

}

{

( 1) ( 3)

}

3 ) 3 ( ) 1 ( 5 , 1 ) ( 2 2 1 3 − − − = − − − × = = x u x u x x u x u x xu y y y

Gb.3.6. Perkalian fungsi ramp y1 dan pulsa y2.

Perkalian fungsi ramp y1=mxu(x) dengan pulsa y2=1

{

u(x)−u(xb)

}

membentuk fungsi gigi

gergaji y=(m×1)x

{

u(x)−u(xb)

}

yang muncul pada t = 0 dengan kemiringan m dan lebar b.

(Gb.3.7). perioda x y y1=2xu(x) y2=1,5{u(x-1)-u(x-3)} y3 = y1 y2 0 2 4 6 8 10 -1 0 1 2 3 4 x 5

(5)

Sudaryatno Sudirham, “Gabungan Fungsi Linier” 5/6 Gb.3.7. Kurva gigi gergaji

Seperti halnya pada pulsa, fungsi gigi gergaji biasanya terjadi secara periodik, dengan perioda T, seperti terlihat pada Gb.3.8.

Nilai rata-rata fungsi gigi gergaji adalah

2 gergaji -gigi maks rr y y = (3.10)

dengan ymaks adalah nilai puncak gigi gergaji.

Gb.3.8. Gigi gergaji terjadi secara periodik.

3.5. Gabungan Fungsi Ramp

Penjumlahan fungsi ramp akan berbentuk

... ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( + − 11 + − 22 + =axu x b x x u x x c x x u x x y (3.11)

Kita ambil contoh penjumlahan dua fungsi ramp, y1=2xu(x) dan y2=−2(x−2)u(x−2) seperti terlihat pada Gb.3.9. Gabungan dua fungsi ramp ini akan memiliki nilai konstan mulai dari x = 2, karena mulai dari titik itu jumlah kedua fungsi adalah nol sehingga fungsi gabungan akan bernilai sama dengan nilai fungsi yang pertama pada saat mencapai x = 2.

Gb.3.9. Gabungan ramp y1 dan ramp tergeser y2.

Gb.3.10. memperlihatkan kurva gabungan dua fungsi ramp, y1=2xu(x)

dan y=−4(x−2)u(x−2). Di sini, fungsi kedua memiliki kemiringan negatif dua kali lipat dari 0 2 4 6 0 1 2 3 4 5 y x -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 0 1 2 3 4 x 5 y y1=2xu(x) y2= −2(x2)u(x−2) y3= 2xu(x)2(x2)u(x−2) y 0 2 4 6 8 10 -1 0 1 2 3 4x 5 yy x b y2={u(x)-u(x-b)} y1=mxu(x) y3 = y1 y2 =mx{u(x)-u(x-b)}

(6)

Sudaryatno Sudirham, “Gabungan Fungsi Linier” 6/6 kemiringan positif fungsi yang pertama. Oleh karena itu fungsi gabungan y3 = y1 + y2 akan

menurun mulai dari x = 2.

Gb.3.10. Gabungan ramp y1 dan ramp tergeser y2.

Apabila fungsi gabungan ini kita kalikan dengan fungsi pulsa ypulsa=u(x−1)−u(x−3) akan

kita peroleh bentuk kurva seperti terlihat pada Gb.3.11.

Gb.3.11. Kurva {2xu(x)4xu(x

2)}{u(x-1)-u(x-3)}

Gabungan fungsi ramp dapat digunakan untuk menyatakan bentuk gelombang segitiga seperti terlihat pada Gb.3.12.

Gb.3.12. Gelombang segitiga.

Bentuk-bentuk kurva gabungan fungsi linier banyak kita jumpai dalam bentuk gelombang sinyal di rangkaian listrik, terutama elektronika. Rangkaian elektronika yang membangkitkan gelombang gigi gergaji misalnya, kita jumpai dalam osciloscope.

3.6. Domain, Kekontinyuan, Simetri

Fungsi anak tangga satuan yang tergeser y=u(xa) hanya mempunyai nilai untuk x a. Oleh karena itu semua bentuk fungsi yang dikalikan dengan fungsi anak tangga ini juga hanya memiliki nilai pada rentang x a. Dalam rentang ini pula fungsi anak tangga kontinyu. Fungsi anak tangga tidak memiliki sumbu simetri. Hanya fungsi yang memiliki sumbu-x sebagai sumbu simetri yang akan tetap simetris terhadap sumbu-x apabila dikalikan dengan fungsi anak tangga satuan yang tergeser.

x -10 -5 0 5 10 15 0 1 2 3 4 5 x y 5 y1=2xu(x) y2= −4(x-2)u(x-2) y3= {2xu(x)4(x-2)u(x-2)}{u(x-1)-u(x-3)} y1=2xu(x) y2= −4(x2)u(x−2) y3= 2xu(x)4(x2)u(x−2) -10 -5 0 5 10 15 0 1 2 3 4 5 x y

Referensi

Dokumen terkait

Pengaturan kewenangan perpajakan dan retribusi yang ada saat ini kurang mendukung pelaksanaan otonomi daerah. Pemberian kewenangan yang semakin besar kepada

TIDAK ADA Caleg perempuan Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia.. TIDAK ADA Caleg perempuan PNI Marhaenisme TIDAK ADA Caleg perempuan Partai Patriot TIDAK ADA

(2017), telah melakukan perangangan desain kemasan botol teh dengan menggunakan metode relief dalam pembobotan kata Kansei, metode PCA untuk pengelompokan kata Kansei dan

Hasil jumlah peramalan penjualan pada UMKM Super Net Kota Malang dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode naive pada bulan Januari 2020 pada UMKM Super

Perbandingan Berganda didapatkan kesimpulan bahwa ekstrak etanol spons Aaptos suberotoides pada konsentrasi 500 mg/kg BB, 1000 mg/kg BB dan 1500 mg/kg BB tidak memiliki aktivitas

sendiri namun berpengaruh nyata dalam keadaan bersama-sama dengan keseluruhan faktor. Gambar 9 menunjukkan bahwa GT kapal memiliki hubungan parsial yang bersifat

Sebab dengan memahami dan mengetahui potensi atau talenta yang kita miliki itu, ia dapat membantu kita meningkatkan kinerja (produktifitas) kita lebih baik lagi

Peneliti lain yang telah meneliti pengaruh tingkat bunga terhadap kredit dan pembiayaan adalah Sudirman (2009) dengan judul penelitian “Analisis Komparatif Pengaruh Perubahan