• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Raedja Mudyahardjo, pendidikan adalah hidup. Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Raedja Mudyahardjo, pendidikan adalah hidup. Pendidikan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Menurut Raedja Mudyahardjo, pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.2 Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan bersifat abstrak maupun rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.3 Seperti halnya di dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadilah ayat 11 Allah berfirman.4































































Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang yang beriman di antaramu dan

2 Binti, Maunah. Ilmu Pendidikan. (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2009), hal. 01 3 Ibid, hal. 71

4 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-qur’an. Alqur’an dan Terjemahannya, (Jakarta:

(2)

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Pada bagian akhir dari ayat di atas menjelaskan mengenai keutamaan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan. Orang-orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Orang yang beriman dan berilmu pengetahuan luas, dikehidupannya akan selalu dihormati oleh orang lain, diberikan kepercayaan untuk mengelola atau mengendalikan apa saja yang terjadi dalam kehidupan ini. Ini berarti orang yang beriman dan berilmu mempunyai tingkatan yang lebih tinggi daripada orang yang tidak memiliki ilmu.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.5

Pengertian pendidikan di sini menegaskan bahwa dalam pendidikan hendaknya tercipta sebuah wadah di mana peserta didik bisa secara aktif mempertajam dan memunculkan potensi – potensinya ke permukaan sehingga menjadi kemampuan–kemampuan yang dimilikinya secara alamiah. Definisi ini juga memungkinkan sebuah keyakinan bahwa manusia secara alamiah memiliki jasad, kejiwaan, dan spiritualitas. Di samping itu, definisi yang sama memberikan ruang untuk berasumsi bahwa manusia memiliki peluang

5 Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung:

(3)

untuk bersifat mandiri, aktif, rasional, sosial, dan spiritual.6 Di Indonesia, terdapat standar pendidikan yang terkandung dalam undang – undang replubik Indonesia No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 dinyatakan bahwa:

Standar Nasional Pendidikan memiliki fungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasa pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.7

Di samping itu, standar nasional pendidikan memiliki tujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat yang lebih tinggi.

Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan seseorang. Pendidikan sebagai sarana untuk merubah sikap yang dimiliki seseorang. Tanpa adanya pendidikan seseorang akan menjadi buta mengenai semua hal. Selain itu, yang paling penting, pendidikan juga dapat meningkatkan sumber daya manusia yang bisa berkompetensi dalam hidup di kehidupan.

Salah satu pendidikan yang ada di Indonesia adalah pendidikan matematika. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran-peran penting dalam berbagai disiplin, dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi ini juga dilandasi oleh

6Abdul latif. Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan.. (Bandung: PT Refika Aditama,

2007) Hal. 7

7http://www.yusranphysics.tk/2013/12/pemerintah-nomor-32-tahun-html?m=1, diakses

(4)

perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika dikrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan, diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Atas dasar itu, matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik sejak sekolah dasar (SD), untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Secara detail, dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006, dijelaskan bahwa:

Tujuan pelajaran matematika di sekolah adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar kosep dan mengaplikasikan secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah;

b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan penyataan matematika; c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh;

d) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;

e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,yatu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.8

Dalam pembelajaran matematika di sekolah, hampir semua masalah yang berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari hanya digunakan untuk

8 Maskur dan Abdul Halim Fathani. Mathematical Intelligence “Cara cerdas melatih otak

(5)

mengaplikasikan konsep dan kurang digunakan sebagai sumber inspirasi penemuan dan pembentukan konsep. Akibatnya pemahaman siswa terhadap matematika di kelas dan di luar kelas (dalam kehidupan sehari-hari) seolah-olah terpisah dari satu dengan yang lain, sehingga siswa kurang memahami matematika.

Salah satu materi matematika di tingkat lanjutan yang berkenaan dengan aplikasi kehidupan sehari–hari adalah pada materi perbandingan. Hal yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari–hari yang berhubungan dengan materi tersebut, adalah membandingkan dua atau lebih benda. Dengan mempelajari materi perbandingan, siswa diharapkan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari–hari.

Siswa adalah komponen yang melakukan kegiatan belajar untuk mengembangkan potensi kemampuan menjadi nyata untuk mencapai tujuan belajar.9 Siswa disebut juga sebagai anak didik. Setiap anak mempunyai potensi yang berbeda baik dalam segi kualitasnya atau dalam segi bidang-bidang potensinya. Anak sebagai pihak yang membutuhkan pendidikan, maka batas kemampuan pendidikan, yang diberikan kepadanya ditentukan oleh kualitas potensi yang ada dalam anak atau ditentukan oleh bidang masing-masing anak.10 Anak didik juga menjadi kunci utama dalam meningkatkan pengetahuan. Semakin tinggi pengetahuan dan kreativitas yang dimiliki anak didik akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

9 Ngalimun. Strategi Dan Model Pembelajaran. (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2016),

hal.12

(6)

Selain siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru. Guru adalah pelaku pembelajaran, sehingga dalam hal mengajar guru merupakan faktor terpenting. Di tangan gurulah sebenarnya letak keberhasilan pembelajaran.11 Seorang guru hendaknya mampu memahami fenomena dan nomena yang ada dalam kondisi siswa. Dengan kata lain, seorang guru tentu harus memahami keadaan yang tampak nyata, sekaligus memahami sebab dibalik keadaan siswa. Dengan memahami keadaan siswa menjadikan guru sebagai orang yang bijaksana dalam mencari akar sebuah permasalahan. Seperti halnya pada surat Al-Kahfi ayat 65 Allah berfirman:



























Artinya: “Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara

hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.12

Berdasarkan ayat di atas, menjelaskan bahwa pada zaman Nabi Musa, beliau di suruh untuk berguru kepada Nabi Khidr, karena Nabi Khidr memiliki kebijaksanaan. Beliau mampu melihat fenomena dan juga mampu

11 Ngalimun. Strategi Dan Model Pembelajaran. (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2016),

hal.12

(7)

memahami nomena serta penyebab munculnya fenomena tersebut. Itulah kesan yang ditemukan Nabi Musa as.13

Selain guru harus memiliki sikap yang bijaksana, guru juga harus mempunyai syarat-syarat utama. Hasbullah menyebutkan bahwa syarat-syarat utama untuk menjadi guru dalam pendidik formal selain ijazah dan syarat-syarat mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat yang perlu untuk dapat memberikan pendidikan dan pengajaran yaitu: syarat profesional (ijazah), syarat biologis (kesehatan jasmani), syarat psikologis (kesehatan mental), dan syarat paedagogis-didaktis (pendidikan dan pengajaran). Dengan beberapa persyaratan seorang guru sebagai pendidik, guru merupakan pekerjaan yang mulia dan agung, karena dia merupakan ujung tombak untuk mencerdaskan bangsa, apalagi sekarang dimana orang-orang sedang gencar-gencarnya berbicara tentang pengembangan kualitas sumber daya manusia, tentu saja peranan guru sangat menentukan.14 Selain itu, guru juga bertanggung jawab dalam mengemban tugas-tugasnya dalam mempersiapkan potensi anak. Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih strategi belajar dan metode, gaya yang sesuai dengan situasi atau keadaan di dalam kelas maupun pada siswa. Strategi belajar adalah rencana dan cara-cara membawakan pengajaran agar segala prinsip dasar dapat terlaksana dan segala tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif.15 Sehingga siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. Selain itu, siswa juga tertarik

13http://www.islampos.com/kriteria-guru-ideal-dalam-al-quran-3-148123/, diakses pada

tanggal 16 Desember 2016, pada pukul 06.39

14 Binti, Maunah. Ilmu Pendidikan. (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2009), hal.80-81 15 Deni Kurniawan. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan Penilaian).

(8)

untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Ada 2 (dua) hal yang harus diperhatikan guru kaitannya dengan strategi pembelajaran, yaitu: (1) strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya pembelajaran; (2) strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.16 Di dalam pengajaran perlu adanya tambahan cara mengajar. Sebaiknya guru tidak hanya fokus pada satu metode pembelajaran saja. Tetapi, menggabungkan atau menambahkan model pembelajarannya. Agar hasil yang dicapai bisa maksimal.

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan.17 Gagne mengajukan lima kategori hasil belajar yang ingin dibentuk dari proses pembelajaran yaitu: 1) keterampilan intelektual, 2) strategi kognitif, 3) informasi verbal, 4) keterampilan gerak, 5) sikap. Hasil belajar berupa keterampilan kognitif yaitu pengetahuan tentang cara bagaimana melakukan sesuatu.18 Salah satu faktor peserta didik mempunyai nilai rata-rata yang rendah dikarenakan faktor pendekatan belajar. Pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi pelajaran. Strategi belajar ini sangat berpengaruh terhadap kualitas belajar dan hasil belajar.19 Oleh karena

16 Rusman. Pembelajaran Tematik Terpadu (Teori, Praktik dan Penilitian). (Jakarta:

Rajawali Press, 2015), hal. 186

17 Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), hal. 44 18 Deni Kurniawan. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan Penilaian)..

(Bandung : Alfabeta,cv, 2014), hal. 14

(9)

itu upaya yang perlu digunakan adalah menggunakan metode yang dapat menumbuhkan keinginan siswa dan menempatkan siswa sebagai subyek (pelaku) pembelajaran dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran tersebut.

Berdasarkan hasil observasi kepada guru mata pelajaran matematika kelas VII MTs Negeri Bandung, bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran matematika metode yang digunakan adalah ceramah, terdapat permasalahan dari siswa pada saat pembelajaran berlangsung siswa hanya mau bertanya jika ditunjuk saja, interaksi siswa dengan guru sangat kurang, dan juga keaktifan siswa di kelas sangat kurang, karena siswa hanya mampu menerima informasi dari guru dan mencatat di bukunya masing-masing. Selain itu, siswa juga beranggapan bahwa matematika itu merupakan pelajaran yang sulit. Hal tersebut mengakibatkan nilai yang dicapai siswa kelas VII kurang memuaskan dari standar yang ditentukan oleh pihak sekolah yaitu nilai siswa mencapai 70 untuk bidang studi matematika, khususnya pada materi perbandingan. Dari permasalahan tersebut, terfikirlah gagasan peneliti untuk mengupayakan sebuah metode pembelajaran yang dapat membantu siswa terlibat secara aktif, kreatif dan inovatif, bekerjasama dalam menukarkan ide-ide yang dipunyai siswa, yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII di MTs Negeri Bandung.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat mengembangkan proses pertukaran ide dan gagasan adalah model pembelajaran discovery learning dengan menggunakan pendekatan saintifik.

(10)

Pendekatan Saintifik adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membuat jejaring pada kegiatan pembelajaran di sekolah.20 Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) dibandingkan penalaran deduktif (deductive reasoning).21 Ada tujuh kriteria pembelajaran saitifik, yang perlu dipahami oleh guru, yaitu:22

1. Materi pembelajaran berbasis fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

2. Penjelasan guru, respons siswa dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menimpang dari alur berpikir logis.

3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami memecahkan masalah dan mengaplikasikan materi pembalajaran.

20 Rusman. Pembelajaran Tematik Terpadu (Teori, Praktik dan Penilitian). (Jakarta:

Rajawali Press, 2015), hal. 232

21Syawal Gultom. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Ajaran

2014/2015.. (Jakarta : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemendikbud, 2014). Hal. 26

22 Rusman. Pembelajaran Tematik Terpadu (Teori, Praktik dan Penilitian). (Jakarta:

(11)

4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan dan tautan satu sama lain dari matei pembelajaran.

5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespons materi pembelajaran.

6. Berbasis pada konsep, teori dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

Discovery Learning adalah salah satu model pembelajaran dengan

pendekatan saintifik. Discovery merupakan model pengajaran di mana guru memberikan kebebasan siswa untuk menemukan sesuatu sendiri karena dengan menemukan sendiri siswa dapat lebih mengerti secara dalam. Dengan menemukan sendiri siswa akan sampai pada pengalaman gembira “AHA! Aku menemukan!”, siswa akan menjadi senang. Discovery merupakan metode belajar berbasis pencarian,penyelidikan. Kelebihan discovery antara lain: (a.) mengembangkan potensi intelektual. (b.) mengembangkan motivasi intrinsik. (c.) Belajar menemukan sesuatu. (d.) Ingatan lebih lama. (e.) Discovery juga menimbulkan keingintahuan siswa dan memotivasi siswa untuk berusaha menemukan sesuatu sampai ketemu. (f.) Melatih ketrampilan memecahkan persoalan sendiri dan melatih siswa untuk dapat mengumpulkan

(12)

dan menganalisis data sendiri.23 Dengan adanya model pembelajaran ini, setiap peserta didik diharapkan mampu mendalami materi sesui dengan keinginan siswa untuk mencari tahu lebih dalam mengenai materi yang diberikan, siswa juga akan lebih aktif dan ingatan siswa akan bertahan lebih lama.

Meninjau dari penelitian terdahulu salah satunya yaitu hasil dari Lenti Agustin mahasiswa IAIN Tulungagung, menunjukkan bahwa model pembelajaran Discovery Learning lebih efektif daripada pembelajaran dengan metode konvensional terhadap hasil belajar matematika siswa.24

Berdasarkan beberapa uraian di atas peneliti tertarik untuk mengungkapkan sejauh mana pengaruh penalaran dan peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning dengan menggunakan pendekatan saintifik dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTs N Bandung pada materi perbandingan.

Berdasarkan ulasan tentang model pembelajaran matematika di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Dengan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Pada Materi Perbandingan Di MTs N Bandung Tahun Ajaran 2016/2017”.

23 Paul Suparno. Metodologi Pembelajaran Fisika (Konstruktivistik dan Menyenangkan)..

(Yogyakarta : Penerbit Universitas Sanata Dharma, 2007), hal. 72-75

24 Lenti, Agustin. Perbedaan Hasil Belajar Matematika Antara Pendekatan Saintifik

Model Discovery Learning dan Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XI Iis Sman 1

Boyolangu. Dalam http://repo.iain-tulungagung.ac.id/view/subjects/MM.html diakses pada tanggal 17 Oktober 2016 pukul 15.09

(13)

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1. Identifikasi

Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang muncul antara lain: a. Proses Belajar Mengajar Matematika

b. Model pembelajaran Discovery Learning dengan pendekatan Saintifik c. Materi Perbandingan

d. Hasil Belajar Matematika Siswa 2. Pembatasan masalah

Untuk menghindari perluasan masalah dan mempermudah pemahaman dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan-batasan dalam pembahasan yaitu sebagai berikut:

a. Siswa yang menjadi sampel penelitian ini adalah siswa MTs Negeri Bandung kelas VII G dan VII I.

b. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan yaitu sub bab pengertian perbandingan, perbandingan senilai, perbandingan berbalik nilai beserta tabel dan grafik.

c. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Discovery Learning dengan pendekatan Saintifik. d. Peneliti hanya mencari hasil belajar siswa yang menggunakan model model pembelajaran Discovery Learning dengan pendekatan Saintifik

(14)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus penelitian yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh pendekatan saintifik dengan model discovery

learning terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi

perbandingan di MTs N Bandung tahun ajaran 2016/2017?

2. Seberapa besar pengaruh pendekatan saintifik dengan model discovery

learning terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi

perbandingan di MTs N Bandung tahun ajaran 2016/2017?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh pendekatan saintifik dengan model

discovery learning terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi

perbandingan di MTs N Bandung tahun ajaran 2016/2017.

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pendekatan saintifik dengan model discovery learning terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi perbandingan di MTs N Bandung tahun ajaran 2016/2017.

(15)

E. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika, utamanya pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi perbandingan melalui model

discovery learning. Secara khusus hasil penelitian ini dapat bermanfaat

sebagai langkah untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang sejenis, serta dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan pembelajaran matematika.

2. Manfaat secara praktis

a. Bagi Guru

Memberikan wawasan kepada guru tentang penerapan model pembelajaran Discovery Learning dalam proses pembelajaran matematika. Dan guru bisa lebih kreatif dalam menyelenggarakan proses pembelajaran ini

b. Bagi siswa

Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika.

c. Bagi sekolah

Memberi sumbangan informasi untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah selanjutnya.

(16)

d. Bagi peneliti

Bahan pertimbangan, masukan atau referensi untuk penelitian lebih lanjut.

e. Bagi perpustakaan IAIN Tulungagung

Sebagai bahan tambahan, koleksi dan referensi agar dapat digunakan sebagai sumber belajar atau bacaan mahasiswa lainnya.

f. Pembaca

Dapat dijadikan gambaran tentang bagaimana penerapan pendekatan saintifik dengan model discovery learning dalam meningkatkan hasil belajar matematika khususnya di MTs Negeri Bandung.

F. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dari penelitian adalah:

Jika pendekatan saintifik dengan model discovery learning diterapkan pada materi perbandingan siswa kelas 7 MTs N Bandung, maka hasil belajar pada materi perbandingan kelas 7 MTs N Bandung tahun ajaran 2016/2017 akan meningkat.

G. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dan kesalahpahaman tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti menjelaskan tentang istilah-istilah yang terdapat pada judul yaitu:

(17)

1. Secara Konseptual

a. Model pembelajaran Discovery Learning

Model pembelajaran Discovery Learning adalah model pengajaran di mana guru memberikan kebebasan siswa untuk menemukan sesuatu dengan sendiri karena dengan menemukan sendiri siswa dapat lebih mengerti secara dalam.25

b. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membuat jejaring pada kegiatan pembelajaran di sekolah.26

c. Hasil belajar

Menurut Winkel, hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya . Hasil belajar digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan.27

d. Perbandingan

Perbandingan adalah membandingkan dua besaran yang sejenis. Dalam menyederhanakan perbandingan dua besaran dengan menghitung hasil bagi, kedua besaran tersebut harus berbentuk besaran yang sejenis

25 Paul Suparno. Metodologi Pembelajaran Fisika (Konstruktivistik dan Menyenangkan),

(Yogyakarta : Penerbit Universitas Sanata Dharma, 2007), hal. 72-75

26 Rusman. Pembelajaran Tematik Terpadu (Teori, Praktik dan Penilitian). (Jakarta:

Rajawali Press, 2015), hal. 232

(18)

atau yang mempunyai satuan yang sama. Hasil bagi kedua besaran tersebut merupakan suatu bilangan yang paling sederhana.28

2. Secara Operasional

Dalam penelitian ini penegasan istilah secara operasional adalah sebagai berikut:

a. Model discovery learning adalah model pembelajaran yang mengajak siswa belajar dengan menyenangkan, siswa dapat menemukan dan mencari informasi melalui observasi maupun dengan membaca buku. Model pembelajaran ini membuat siswa menjadi aktif, dan juga kreatif. Proses pada pembelajaran ini tidak hanya berlangsung di dalam kelas saja, tetapi siswa juga dapat belajar di luar ruangan atau kelas. Dengan melihat lingkungan sekitar, diharapkan siswa mampu belajar dengan baik dan juga lebih kreatif.

b. Pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik mempunyai 5 pengalaman belajar, diantaranya adalah sebagai berikut: (1) Mengamati: pada proses ini mempunyai keunggulan seperti menyajikan media objek secara nyata, sehingga siswa merasa senang dan tertantang dan mudah menyelesaikan masalah. Siswa dapat melihat langsung, membaca, maupun mendengar hal yang penting dari suatu benda atau objek. (2) Menanya: pada proses ini siswa tidak hanya dapat bertanya kepada guru. Tetapi, siswa dapat mendiskusikan, menjawab pertanyaan dan membuat pertanyaan. (3) Mengumpulkan: proses ini merupakan proses

28 Amanul Huda. Modul Bangkit Semester Ganjil Matematika Kurikulum 2013.

(19)

lanjutan dari menanya. Dalam proses ini siswa dapat mengumpulkan informasi dengan berbagai cara. Siswa dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang sedang dteliti. (4) Mengasosiasi: proses ini dilakukan untuk menambah keluasan informasi siswa yang bertujuan untuk mencari solusi dari berbagai sumber yang memilik pendapat yang berbeda. (5) Mengomunikasikan: Dalam proses ini, siswa dapat menyampaikan hasil pengamatan dan juga memberikan kesimpulan. Kesimpulan dapar berupa lisan, maupun tertulis.

c. Hasil belajar adalah nilai atau skor siswa setelah melalui proses pembelajaran. Nilai yang didapat berasal dari tes tertulis dan uraian dari pembelajaran khususnya pada materi perbandingan.

H. Sistematika Pembahasan

Dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab yang mana dimaksudkan untuk memudahkan pembaca dalam memahami isinya. Dari masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang lebih terperinci. Dan di bawah ini merupakan paparan data dari masing-masing bab :

BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah yang diangkat dalam penelitian. Latar belakang inilah yang menjadikan dasar untuk menentukan arah dari fokus penelitian yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian. Selanjutnya dalam bab I ini peneliti memapaparkan isi dari rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis penelitian,

(20)

ruang lingkup penelitian, keterbatasan penelitian, definisi operasional, dan diakhiri dengan sistematika pembahasan.

BAB II Kajian Pustaka, dalam kajian pustaka peneliti akan membahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan fokus penelitian dari permasalah satu sampai dengan permasalahan terakhir, dalam kajian pustaka peneliti juga memaparkan tentang kerangka berpikir teoritis sebagai bentuk pemikiran peneliti dalam penelitiannya.

BAB III Metode Penelitian, dalam metode penelitian ini peneliti akan membahas tentang metode apa yang digunakan dalam memperoleh data dan dasar penyusunan hasil dari penelitian dilapangan.

BAB IV Hasil Penelitian dan pembahasan, dalam bab ini peneliti akan menyajikan data hasil penelitian dan pembahasan berisi temuan berdasarkan rumusan masalah yang ada. Dengan bab ini peneliti telah menjawab permasalahan pada rumusan masalah dalam penelitian

BAB V Penutup, pada bagian ini akan dipaparkan tentang kesimpulan dari uraian hasil penelitian. Selanjutnya terdapat saran-saran dari peneliti berdasarkan dari hasil penelitian dilapangan.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini peneliti akan melakukan kegiatan pembelajaran IPA kembali di kelas dengan penggunaan metode demontrasi dengan tema pengaruh gaya terhadapa gerak

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Berbantuan Multimedia

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayah serta inayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Circuit Learning pada materi pokok hidrokarbon dengan judul

Hasil perhitungan dengan menggunakan Metode Storet dan mengklasifikasikan mutu air dengan menggunakan nilai dari US-EPA diperoleh hasil status mutu air pada air void

Tabel range adalah alamat keseluruhan sumber data yang akan diambil, dalam hal ini berada pada alamat B1:D4.(karena rumus tersebut akan disalin pada sel yang lainnya maka alamat

6.    Model Sistem Proteksi Fisik Bahan dan Fasilitas Nuklir Gambar 8 :  Model Sistem Proteksi Fisik Bahan dan Fasilitas Nuklir   Kajian Ancaman 

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen asesmen diri sebagai instrumen non-kognitif (non-tes) pada mata pelajaran Agama Katolik untuk mengukur kompetensi