• Tidak ada hasil yang ditemukan

GREEN MARKETING DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BAKERY : STUDI PADA KONSUMEN BAKERY DI KOTA BUKITTINGGI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GREEN MARKETING DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BAKERY : STUDI PADA KONSUMEN BAKERY DI KOTA BUKITTINGGI."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

GREEN MARKETING DAN PENGARUHNYA TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BAKERY : STUDI

PADA KONSUMEN BAKERY DI KOTA BUKITTINGGI.

Fatma Ariani

Universitas Putra IndonesiaYPTK Padang fatmariani6@gmail.com

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk mengetahu apakah lingkungan, bahan baku dan kemasan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi. Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan rata-rata pelanggan dalam waktu tertentu dan sampel yang diperoleh dalam penelitian ini berjumlah 120 orang. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistic deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis (uji t, uji F dan uji determinasi). Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program computer SPSS 20. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variable lingkungan, bahan baku dan kemasan sebagai variable independen dan keputusan pembelian sebagai variable dependen. Pengujian secara parsial didapatkan bahwa hanya variabel kemasan yang berpengaruh secara signifikan. Namun secara simultan variabel lingkungan, bahan baku dan kemasan berpengaruh signifikan dengan catatan bahan baku pengaruhnya berlawanan arah.Akhirnya penulis menyarankan kepada perusahaan bakery di kota Bukittinggi untuk dapat memperhatikan denganbaik kualitas dari bahan baku. Kepada peneliti selanjutnya untuk dapat memperhatikan faktor lain yang lebih mempengaruhi keputusan pembelian dan memperluas wilayah sampel dari penelitian.

Kata Kunci: Lingkungan, Bahan Baku, Kemasan Dan Keputusan Pembelian

1. PENDAHULUAN

Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global (global warming) yang membuat masyarakat semakin hati-hati menggunakan berbagai produk yang dikhawatirkan dapat menambah level pemanasan global pada level yang membahayakan umat manusia. Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, menyebabkan munculnya pemikiran upaya untuk ikut mengurangi dampak dari pemanasan global (global warming), yaitu dengan lebih pintar dan selektif menbeli produk, karena pemanasan global (global warming) membuat masyarakat mulai khawatir dan sadar bahwa banyak produk-produk yang mereka gunakan menjadi salah satu penyumbang kerusakan lingkungan. Kesadaran masyarakat yang meningkat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup membuat banyak produsen dari berbagai macam produk mulai beralih menggunakan bahan-bahan yang tidak merusak lingkungan atau istilah lainnya bahan yang ramah lingkungan. Bahan-bahan yang dimaksud tidak hanya bahan baku produk melainkan juga menyangkut material lainnya seperti kemasan produk, pelabelan, karton pembungkus dan lain sebagainya. Perusahaan yang pintar akan memandang isu lingkungan sebagai peluang untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Perusahaan akan mengaplikasikan isu lingkungan dalam aktivitas pemasaran yang mereka lakukan, sehingga menimbulkan fenomena baru dalam dunia pemasaran berupa konsep pemasaran hijau (green marketing). Hal ini juga sesuai dengan meningkatnya perhatian pada isu lingkungan oleh pembuat peraturan publik dapat dilihat sebagai indikasi lain bahwa kepedulian lingkungan merupakan area yang potensial sebagai strategi bisnis (Menon dan Menon,1997). Usaha bakery yang saat ini sudah mulai dikenal oleh masyarakat yang menyukai aneka jenis roti maupun cake yang sebenarnya merupakan olahan dari industri rumah tangga yang akhirnya berkembang menjadi usaha kecil menengah yang lumayan disukai oleh masyakat yang pandai dalam mengolah bahan-bahan dasar

(2)

dari roti maupun cake menjadi sesuatu yang enak dan dinikmati oleh masyarakat. Namun dalam pengolahan bahan baku hingga pengemasan olahan bakery tentu mengalami proses yang lumayan panjang dan membutuhkan waktu yang lumayan lama, sehingga proses ini harus diawasi agar tidak terjadi kesalahan yang fatal. Dalam proses pengolahan bahan baku dan pengemasan bakery tentu menggunakan bahan baku yang sesuai dengan ketentuan dalam penggunaan bahan – bahan tersebut agar tidak adanya bahan yang berbahaya untuk dikomsumsi oleh masyarakat, begitu pula dengan kemasan yang dapat menunjang tampilan dari produk bakery tersebut, sehingga banyak usaha bakery menggunakan kemasan yang unik untuk menarik konsumen agar memilih produk mereka. Berdasarkan uraian diatas, sangat perlu dilakukan suatu kajian teoritis dan empiris tentang determinasi green marketing dan keputusan pembelian, dengan judul: Green Marketing dan pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian Produk Bakery : Studi pada Konsumen Bakery di Kota Bukittinggi.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Green Marketing

Istilah green marketing (pemasaran hijau) sebagai salah satu usaha strategis dalam menciptakan bisnis yang berbasis lingkungan dan kesehatan telah dikenal pada akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an. The American Marketing Associate (AMA) pada tahun 1975 mengadakan seminar pertama tentang ”Ecological marketing”, seminar ini menghasilkan buku pertama tentang Pemasaran hijau (green marketing) berjudul ”Ecological Marketing” (Henion dan Kinnear, 1978) dan sejak saat itu banyak buku tentang topik tersebut dipublikasikan (Charter 1992, Ottman 1994). Pride and Ferrell (1993) dalamNanere (2010), mengatakan bahwa green marketing dideskripsikan sebagai usaha organisasi/ perusahaan mendesign, promosi, harga dan distribusi produk-produk yang tidak merugikan lingkungan.

American Marketing Associate (AMA) mendefinisikan green marketing is the marketing of products that are presumed to be environmentally safe (sebagai suatu proses pemasaran produk-produk yang diasumsikan aman terhadap lingkungan). Polonsky, Rosenberger and Ottman (1998), mendefinisikan green marketing sebagai “All activities designed to generate and facilitate any axchange intendedto satisfy human needs or wants, such that the satisfaction of these needs and wants occurs, with minimal detrimental impact on the natural environment” (Green marketing adalah konsistensi dari semua aktifitas yang mendesain pelayanan

dan fasilitas bagi kepuasan

kebutuhan dan keinginan manusia, dengan tidak menimbulkan dampak pada lingkungan alam). Shields mengemukakan “ The efforts by organizations to produce, promote, package, and reclaim product in a manner that is sensitive or responsive to ecological concerns (Usaha dari organisasi untuk memproduksi, menjalankan, mengemas dan membuat produk yang peduli terhadap lingkungan)

2.2 Marketing Mix

Bauran pemasaran (marketing mix) sesuai pendapat dari McCharty (1996) dalam Kotler and Keller (2012:25) yang mengklasifikasikan bauran pemasaran dalam 4P yaitu: product, price, place, dan promotion.

2.2.1 Product

Produk dalam pemasaran hijau sering disebut dengan produk hijau (green product). Shabani et al. (2013:1882) berpendapat bahwa produk hijau (green product) adalah produk yang tidak mencemari lingkungan, tidak membuang sumber daya atau yang dapat didaur ulang. Produk hijau membantu menghemat energi untuk menjaga dan meningkatkan sumber daya lingkungan alam atau dan mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat-zat beracun, polusi dan limbah.

2.2.2 Price

Pada berbagai literatur dalam penelitian pemasaran, terdapat pengaruh harga pada persepsi konsumen akan kualitas suatu produk (Rao dan Monroe, 1998; Zeithaml; 1988 dalam Junaedi; 2005). Menurut Rao dan Bergen (1992) dalam Junaedi (2005), harga premium merupakan harga yang dibayarkan dan lebih besar jumlahnya di atas harga yang sesuai dengan kebenaran nilai suatu

(3)

2.2.3 Place

Shabani et al. (2013:1882) berpendapat bahwa saluran distribusi hijau memiliki karakteristik sebagai berikut: kemasan produk untuk mengangkut ke tempat distribusi harus meminimalkan limbah dan penggunaan bahan baku. Transportasi produk ke tempat distribusi harus ditujukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan, seperti mengurangi konsumsi energi dan mengurangi polusi. Pilihan dimana dan kapan untuk membuat produk selalu tersedia dapat memberikan pengaruh signifikan pada pelanggan. Sangat sedikit pelanggan yang benar-benar hanya ingin membeli produk karena keramah lingkungannya saja. Menurut (Queensland Goverment, 2002) penjual yang ingin mencapai kesuksesan dalam penjualan produk yang ramah lingkungan seharusnya memposisikan produknya secara luas dipasar sehingga dapat lebih dikenali.

2.2.4 Promotion

Iklan produk menurut Menurut Ferrell danHartline (2011:299) adalah Iklan produk mempromosikan citra, fitur, kegunaan, manfaat, dan atribut produk. Kotler dan Keller (2012:519) mengungkapkan bahwa promosi penjualan (sales promotion) merupakan salah satu komponen promosi. Promosi penjualan (sales promotion) digunakan sebagai pendekatan pembelian atau penjualan sebuah produk atau layanan.

2.3 Pengaruh Lingkungan

Pengaruh lingkungan yang baik dan sehat akan menarik konsumen untuk memutuskan membeli produk, namun menurut (Engel:46) dalam menentukan keputusan pembelian sebuah produk oleh konsumen, perilaku proses keputusan mereka juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Budaya

Budaya, seperti digunakan di dalam studi perilaku konsumen, mengacu pada nilai, gagasan, artefak, dan simbol-simbol lain yang bermakna yang membantu individu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai anggota masyarakat. (Engel : 64)

2. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah pembagian didalam masyarakat berdasarkan kelas sosial yang terdiri dari individu yang mempunyai nilai, minat dan perilaku yang sama. Konsumen dibedakan atas perbedaan sosial ekonomi yang didasarkan pada tingkat yang paling rendah hingga paling tinggi. Status sosual menghasilkan perilaku konsumen yang didasarkan pada produk yang dikonsumsi, misalnya kendaraan yang dipakai, merk pakaian yang dipakai,dsbnya.

3. Pengaruh Pribadi

Sebagai konsumen, perilaku kita kerap dipengaruhi oleh orang-orang yang berada disekitar kita. Konsumen dipengaruhi oleh pendapat pribadi dari orang-orang yang berada disekitarnya, bahkan peran opinion leader yang memberikan nasihat, saran dan masukan kepada konsumen berpengaruh dalam pengambilan keputusan dalam proses pembelian.

4. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah menjadi penelitian yang luas.Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak kerap menjadi unit pengambilan keputusan yang utama. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Keluarga yang terdiri atas ayah,ibu dan saudara kandung mendapatkan orientasi atas agama, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan, jika pembeli tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli tetap signifikan. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi, yaitu pasangan dan anak-anak. (Rangkuti, 2002 :100).

(4)

5. Situasi

Perilaku konsumen dapat berubah, kadangkala perubahan ini bisa tidak menentu dan tidak dapat diramalkan, sehingga perubahan ini dapat diprediksi dengan menggunakan penelitian dan dimanfaatkan sebagai strategi. Misalnya Pembelian pakaian akan meningkat pada hari raya Idul Fitri,Natal,dsbnya

Indikator dari pengaruh lingkungan,Untuk menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat telah dipilih empat indikator, yaitu persentase yang memiliki akses air bersih, presentase tempat usaha sehat, tempat usaha dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar, Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM).

2.4 Bahan Baku dan Prosesnya

Menurut Mulyadi (1986 : 118) bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import atau dari pengolahan sendiri.

Adapun jenis-jenis bahan baku menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (1982 : 185) terdiri dari :

1. Bahan baku langsung (direct material)

Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang merupakan bagian daripada barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.

2. Bahan baku tak langsung (indirect material)

Bahan baku tak langsung adalah bahan baku yang ikut berperanan dalam proses produksi, tetapi tidak secara langsung tamapak pada barang jadi yang dihasilkan. Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah meja dan kursi maka kayu merupakan bahan baku langsung, sedangkan paku dan plamir merupakan bahan mentah tak langsung.

2.5 Kemasan

2.5.3 Pengertian Kemasan

Menurut Kotler (1995 : 200) pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Menurut Saladin (1996 : 28) kemasan adalah wadah atau bungkus. Jadi beberapa pendapat para ahli tersebut dapat di simpulkan kemasan adalah suatu kegiatan merancang dan memproduksi bungkus suatu barang yang meliputi desain bungkus dan pembuatan bungkus produk tersebut.

2.5.2 Bahan Kemasan

Bahan yang dipergunakan untuk membuat kemasan akan sangat berpengaruh terhadap desain dan bentuk kemasan yang akan dibuat sekaligus berpengaruh terhadap kemasan produk yang dikemas, misalnya: suatu produk yang berupa cairan tidak akan aman atau dapat dikemas dalam bentuk kertas, produk-produk yang tidak tahan terhadap sinar ultra violet, tidak akan baik bila dikemas dalam plastik atau kaca transparan.

Menurut Syarief dan Irawati (1988:35) membagi kemasan menjadi beberapa golongan sebagai berikut:

a. Gelas

Mudah pecah, transparan (sehingga tidak cocok untuk produk yang tidak tahan pada sinar ultra violet).

b. Metal

Biasanya dibuat dari alumunium. Kemasan dari logam mempunyai kekuatan yang tinggi sehingga cocok untuk mengemas produk-produk yang membutuhkan kemasan yang muat, misalnya: untuk mengemas produk yang membutuhkan tekanan udara yang cukup ini

(5)

Kemasan dari kertas ini tidak tahan terhadap kelembaban dan air jadi mudah rusak, jadi kemasan kertas tidak cocok untuk mengemas produk-produk yang memiliki kadar air tinggi atau dalam keadaan cair.

d. Plastik

Kemasan ini dapat berbentuk film, kantung, wadah dan bentuk lainnya seperti botol kaleng, stoples dan kotak. Penggunaan plastik sebagai kemasan semakin luas karena ongkos produksinya relatif murah, mudah dibentuk dan dimodifikasi.

2.5.3 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan sikap seseorang untuk membeli atau menggunakan suatu produk baik berupa barang atau jasa yang telah diyakini akan memuaskan dirinya dan kesediaan menanggung resiko yang mungkin ditimbulkanya. Keputusan pembelian yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan yang terorganisir (Aldi 2012).

Penelitian Terdahulu

Terkait penelitian tentang “Green Marketing” dan pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian melalui citra merek produk bakery, untuk memberikan deskripsi dan kerangka konseptual yang lebih komprehensif, penelitian ini dilengkapi dengan hasil-hasil penelitian terdahulu yang sangat menunjang dan bersifat menguatkan atau melemahkan posisi bahasan topik penelitian ini.

Haryadi (2009) melakukan penelitian dimana hasil analisis menunjukkan bahwa variabel harga, produk, tempat dan jenis kelamin berpengaruh terhadap pilihan pelanggan. Sedangkan variabel promosi, umur pendidikan dan pendapatan tidak berpengaruh terhadap pilihan pelanggan. Implikasi utamanya adalah The Body Shop harus memperhatikan aspek kualitas untuk mengimbangi harga yang tinggi dan wanita sebagai pasar utamanya.

Manongko(2011) melakukan penelitian dimana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: green marketing berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap minat membeli, green marketing tidak berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap keputusan pembelian, minat membeli berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap keputusan pembelian, green marketing berpengaruh secara tidak langsung dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan minat membeli sebagai variabel interviening.

Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis yang dibangun dalam penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan tentang penelitian yang akan dilakukan penulis secara keseluruhan, yaitu menguji, menganalisis dan menjelaskan pengaruh lingkungan, bahan baku dan proses dan kemasan terhadap Keputusan pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi. Kerangka penelitian ini menggambarkan paradigma metode penelitian secara komprehensip, yang dapat digambarkan dalam suatu kerangka proses berpikir.

H1

H1

H2

H3

H4

Gambar 1. Kerangka Pikir PENGARUH

LINGKUNGAN (X1)

KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Y)

BAHAN BAKU DAN

PROSES (X2

)

KEMASAN (X3

)

(6)

Sesuai dengan kerangka pikir diatas yang mana variabel bebasnya adalah indikator dari Green Marketing itu sendiri yaitu pengaruh lingkungan, bahan baku dan prosesnya dan kemasan terhadap perilaku konsumen yang dideskripsikan sebagai keputusan pembelian.

3.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistic deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis (uji t, uji F dan uji determinasi). Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program computer SPSS 20. Variabeldalampenelitianiniterdiridarivariable lingkungan, bahan baku dan kemasan sebagaivariableindependendan keputusan pembelian sebagaivariabledependen.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Regresi Berganda

Berdasarkan perumusan masalah penelitian yang dikemukaan pada bab sebelumnya, yaitu untuk mengetahui sejauh mana variabel lingkungan (X1), bahan baku (X2), dan kemasan (X3),

berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk bakery di kota Bukittinggi, maka dengan menggunakan analisis regresi berganda diperoleh hasil seperti pada Tabel 1berikut

Tabel 1: Model Summary

Model

R

R Square

1

0.774

0.599

Sumber: data primer diolah 2014 n=120

Nilai R Square menunjukkan 0,599. Hal ini mengindikasikan bahwa sumbangan secara bersama-sama variabel lingkungan (X1), bahan baku (X2), dan kemasan (X3), berpengaruh terhadap

keputusan pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi adalah sebesar 59.9% dan 40.1% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Sedangkan tingkat pengaruh secara bersama-sama lingkungan (X1), bahan baku (X2), dan kemasan (X3), berpengaruh terhadap keputusan

pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi adalah sebesar 0,774.

Dengan bantuan program SPSS versi 20koefisien yang diperoleh dari hasil pengolahan data tentang lingkungan (X1), bahan baku (X2), dan kemasan (X3), berpengaruh terhadap keputusan

pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi adalah dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2 :Koefisien Regresi Berganda

Model Unstandardize d Coefficients Standardiz ed Coefficients T Partial Sig. B Std. Error Beta Zero-order 1 (Constant) 0.682 1.476 0,462 0.645 Jumlah Lingkungan 0,011 0.022 0,028 0.475 0.044 0.636 Jumlah Bahan baku -0.021 0.072 -0.017 -0.293 -0.027 0.770 Total kemasan 0.114 0,009 0,771 12.978 0.770 0.000 Dependent Variable: total keputusan pembelian

(7)

Dari hasil pengolahan dengan menggunakan SPSS, model regresi yang dipakai dapat dianalisis sebagai berikut:

Log Ŷ = Log α +

1log X1+

2log X2+ 3

log X3

Log. Ŷ = 0,682 + 0,011 Log X1 - 0,021 Log X2 + 0,114 Log X3

Dari persamaan di atas didapat nilai constant sebesar 0.682, menunjukkan bahwa tanpa pengaruh lingkungan, bahan baku dan kemasan maka keputusan pembelian yang diperoleh pengusaha adalah naik 0.682 satuan. Nilai koefisien regresi dari variabel X1 adalah sebesar 0,011 menunjukkan

pengaruh positif lingkungan terhadap keputusan pembelian produk bakery. Artinya setiap peningkatan modal (X1) sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan pendapatan sebesar 0,011

satuan. Nilai koefisien regresi dari variabel bahan baku (X2) adalah sebesar minus 0.021

menunjukkan pengaruh negatifbahan baku terhadap keputusan pembelian produk bakery. Artinya setiap penurunan bahab baku (X2) sebesar satu satuan, maka akan menurunkan keputusan pembelian sebesar 0.021 satuan. Nilai koefisien regresi dari variabel kemasan (X3) adalah sebesar

0,114 menunjukkan pengaruh positif promosi terhadap keputusan pembelian. Artinya setiap peningkatan kemasan (X3) sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan keputusan pembelain

sebesar 0,114 satuan. Dari Tabel 2 dapat diungkapkan sumbangan parsial antara pengaruh lingkungan, bahan baku dan kemasan terhadap keputusan pembelian. Besar sumbangan parsial antara lingkungan terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 0,044 atau bila dihitung dalam tingkat persentase adalah sebesar 4.4% (dengan syarat cateris paribus). Ini berarti dengan menganggap variabel lain yang mempengaruhi keputusan pembelian maka lingkungan memberikan sumbangan peningkatan keputusan pembelian sebesar 4.4%. Besar sumbangan parsial antara bahan baku terhadap keputusan pembelian adalah sebesar -0.027 atau bila dihitung dalam tingkat persentase adalah sebesar -2.7% (dengan syarat cateris paribus). Ini berarti dengan menganggap variabel lain yang mempengaruhi keputusan pembelian maka bahan baku memberikan sumbangan penurunankeputusan pembelian sebesar -2.7%. Sedangkan variabel kemasan secara parsial memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian produk bakery sebesar 0.770 atau bila dihitung dalam tingkat persentase adalah sebesar 77% (dengan syarat cateris paribus). Ini berarti dengan menganggap variabel lain yang mempengaruhi keputusan pembelian maka kemasan memberikan sumbangan peningkatan keputusan pembelian sebesar 77%.

Uji Hipotesis Uji t

Berdasarkan pada nilai t hitung yang diperoleh dan yang dapat dilihat pada Tabel 2, maka dapat

dilakukan uji terhadap hipotesis sebagai berikut:

a. Hipotesis pertama yang diajukan, bahwa lingkungan dan kemasan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Nilai t tabel pada α = 0,05 adalah 1.979 Nilai t hitung

untuk variabel lingkungan (X1) adalah 0.475 dan nilai t hitung untuk variabel kemasan (X3)

adalah 12,978 signifikan pada level 0,025. Dengan demikian dapat diketahui bahwa t hitung< t tabel yaitu 0.475 <1.979 (sig 0,636 < 0,05). Dan untuk variabel kemasan dapat diketahui bahwa

t hitung> t tabelyaitu 12.978 > 1.979 (sig 0,000 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa secara

parsial lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi, dengan demikian hipotesis untuk lingkungan diterima (Ho diterima atau Ha ditolak). Dan untuk kemasan juga menunjukkan bahwa secara parsial kemasan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi . Dengan demikian hipotesis kemasan diterima (Ho diterima atau Ha ditolak).

Uji F

Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F dilakukan untuk mengetahui terdapatnya pengaruh secara simultan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Berdasarkan pada hipotesis kedua tentang terdapatnya pengaruh secara simultan antara variabel jumlah lingkungan, bahan baku dan kemasan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian produk

(8)

bakery di Kota Bukittinggi , maka melalui pengujian hipotesis dengan menggunakan SPSS 20 didapat hasil seperti pada Tabel 3.

Tabel 3 :ANOVA(b) Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regressio n 175,471 3 58,490 57,828 ,000 b Residual 117,329 116 1,011

Total 292,800 119

Sumber: data primer diolah 2014

Dari Tabel 3 dapat diketahui hasil Fhitung adalah sebesar 57.828 yang signifikan pada level 0,000.

Selanjutnya untuk nilai Ftabel pada level signifikansi 0,05 adalah 2,45. Jadi dapat disimpulkan

bahwa nilai Fhitung > Ftabel (57.828>2,45). Hal ini menunjukkan bahwa secara simultanlingkungan,

bahan baku dan kemasan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi.

1. Pengaruh lingkungan, bahan baku dan kemasan terhadap keputusan pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi .

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan bahwa secara bersama-sama lingkungan, bahan baku dan kemasan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya sumbangan secara simultan (bersama-sama) variabel bebas keputusan pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi sebesar 58.9% sehingga sisanya 41.1% merupakan variabel lain diluar variabel tersebut. Hal ini berarti variasi naik turunnya keputusan pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi ditentukan oleh lingkungan, bahan baku dan kemasan. Sedangkan sisanya 41.1% persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti

2. Pengaruh lingkungan, bahan baku dan kemasan terhadap keputusan pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi .

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan dapat diketahui bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan dan kemasan terhadap keputusan pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan untuk variabel bahan baku tidak berpengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi. Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara bahan baku terhadap keputusan pembelian produk bakery di Kota mengindikasikan bahwa keputusan pembelian tidak dipengaruhi oleh bahan baku

.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil olahan data dengan analisis regresi berganda dan pembahasan terhadap hasil penelitian, baik antara lingkungan, bahan baku dan kemasan terhadap keputusan pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Secara bersama-sama antara lingkungan, bahan baku dan kemasan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi (sig = 0,000). Berarti secara bersama-sama lingkungan, bahan baku dan kemasan akan meningkatkan keputusan pembelian

(9)

variabel bebas dalam penelitian ini terhadap keputusan pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi adalah sebesar 58.9 persen.

2. Secara parsial keputusan pembelian dipengaruhi secara signifikan oleh lingkungan dan kemasan (Sig = 0,025). Berarti seberapapun peningkatan secara parsial lingkungan dan kemasan terhadap keputusan pembelian produk bakery sumbangannya untuk lingkungan sebesar 4,4 persen, dan untuk kemasan memberikan sumbangan sebesar 77 persen. sedangkan pada variabel bahan baku, keputusan pembelian tidak dipengaruhi karena akan memberikan sumbangan penurunan sebesar – 2.7 persen.

Saran

Bertitik tolak dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya dan hasil hipotesis penelitian ini serta kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Kemasan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi, untuk itu diperlukan peran pengusaha dalam memberikan kritik, saran dan bantuan dalam mendesain bentuk kemasan agar menarik untuk masyarakat.

2. Keputusan pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi tidak hanya dipengaruhi oleh ketiga variabel bebas yang telah penulis teliti, karena masih banyak faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi. Maka disarankan pada peneliti selanjutnya untuk dapat mengkaji dan meneliti variabel-variabel lain yang mempengaruhi keputusan pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi. Sehingga akan dapat diketahui variabel-variabel yang lebih dominan dan mempengaruhi keputusan pembelian produk bakery di Kota Bukittinggi.

Daftar Pustaka

[1].. Charter, M. 1992. “Greener Marketing: A Responsible Approach to Businessi”, Greenleaf, Sheffield. [2].. Engel, J.F., Blackwell, R.D, and Miniard, P.W., 1994. “Perilaku Konsumen”. Terjemahan F.X.

Budiyanto, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

[3].. Haryadi, R., 2009. “Pengaruh Strategi Green Marketing Terhadap Pilihan Konsumen Melalui

Pendekatan Marketing Mix Studi Kasus pada The Body Shop Jakarta”, Tesis S2, Universitas Diponegoro, SEMARANG.

[4].. Junaedi, S.M.F. 2005, “Pengaruh Kesadaran Lingkungan pada Niat Beli Produk Hijau: Studi Perilaku

Konsumen Berwawasan Lingkungan,” Benefit Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 9, No. 2, hal.

189-201.

[5].. Junaedi, M.F.S. 2005. Pengaruh Kesadaran Lingkungan pada Niat Beli Produk Hijau : Studi Perilaku

Konsumen Berwawasan Lingkungan. Benefit, Vol. 9, No. 2, Desember, pp : 189-201.

[6].. Kotler, P. 1995. “Manajemen Pemasaran, Analisa, Perencanaan, dan Pengendalian”. Salemba Empat, Jakarta.

[7].. Kotler, P. 2005. “Manejemen Pemasaran”. Alih Bahasa: Drs.Benyamin Molan. Jilid I. Index Kelompok Gramedia, Jakarta.

[8].. Kotler, P. 1997. “Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian”, Edisi Bahasa Indonesia, LPFE-UI, Jakarta.

[9].. Kotler, Philip and G. Armstrong. 2012. Principles of Marketing. 14th ed. New Jersey: Prentice Hall. [10].. Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Manajement. 14th ed. New Jersey: Prentice

Hall.

[11].. Manongko, Allen A. CH., Margono Setiawan, dan Christin Susilowati. 2011. Green Marketing dan

Pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian melalui Minat Membeli Produk Organik. Malang: Pasca

Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (Publikasi Ilmiah).

[12].. Ottman, Jacquelyn A. 2011. The New Rules of Green Marketing Strategies, Tools, and Inspiration

for Sustainable Branding. UK: Greenleaf Publishing.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir PENGARUH
Tabel 2 :Koefisien Regresi Berganda
Tabel 3 :ANOVA(b)  Model Sum of  Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 175,471 3 58,490 57,828 ,000 b Residual 117,329 116 1,011    Total 292,800 119

Referensi

Dokumen terkait

Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil ( y-on-y ) pada triwulan II 2014 di Provinsi Sumatera Barat menunjukkan pertumbuhan yang negatif sebesar -4,31

This study was therefore undertaken to determine the chemical composition of solar- dried blood meal (SDBM) available in Ghana and further ascertain the concentration at which

bahwa Menteri Keuangan sebelumnya telah menetapkan pengenaan Bea Masuk Anti Dumping atas impor produk Polyester Staple Fiber sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor

Berdasarkan jawaban keempa tinforman yang telah mengikuti FGD oleh peneliti yakni Mey, Yessi, Devi dan Naomi, semuanya sepakat bahwa skincare yang mereka gunakan sudah

[r]

keluarga dengan anemia, kurang energi kronis, dan preeklamsia ibu hamil di. Kecamatan

Sedangkan cangkang kerang yang ditemukan dalam keadaan rusak pada bagian ventralnya dan tidak terbakar, menggambarkan moluska tersebut diambil dagingnya dengan cara memukul

Kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan tenaga paramedis pada pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah dr.Abdul Rivai dapat dilihat pada pernyataan pada tabei 4.22 pada