• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Tahunan 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Tahunan 2012"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan “Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2012” telah selesai disusun.

Dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2012, maka disusunlah Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2012. Laporan Tahunan ini merupakan laporan pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2012 yang berisikan program, sasaran dan realisasi Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT), pengembangan, pertemuan koordinasi stakeholder non kedelai, keuangan, ketatausahaan, permasalahan dan upaya tindak lanjut.

Kami menyadari dalam penulisan laporan ini masih kurang sempurna, maka saran dan masukan yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan. Demikian, semoga Laporan Tahunan ini bermanfaat dan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya dan pengembangan aneka kacang dan umbi dimasa yang akan datang.

Jakarta, Januari 2013 Direktur,

DR. Ir. Maman Suherman, MM Nip. 19600908 198703 1 003

(3)

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... v

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan dan Sasaran ... 2

C. Program dan Kegiatan Utama ... 2

II. KINERJA PRODUKSI ANEKA KACANG DAN UMBI TAHUN 2012 ... 3

A. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2012 ... 3

B. Realisasi Capaian Kinerja Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2012 ... 3

III. PELAKSANAAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TAHUN 2012 ... 5

A. SL-PTT Kedelai Tahun 2012 ... 5

B. Pengembangan Kedelai Tahun 2012 ... 6

C. Non SL-PTT Kedelai Tahun 2012 ... 6

D. Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 ... 6

E. Pengembangan Ubikayu Tahun 2012 ... 7

F. Pengembangan Ubijalar Tahun 2012 ... 8

G. Pertemuan Koordinasi Stakeholder Aneka Kacang dan umbi (Non Kedelai) Tahun 2012 ... 8

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN LAINNYA ... 9

A. Realisasi Tanam Aneka Kacang dan Umbi per Musim Tanam (MT. 2011/2012 dan MT. 2012) dan Perbulan ... 9

B. Pertemuan/Koordinasi ... 12

V. PEMBINAAN SUMBERDAYA MANUSIA ... 27

A. Kepegawaian ... 27

B. Persuratan ... 29

C. Rumah Tangga dan Perlengkapan ... 30

VI. REALISASI APBN ... 31

a. Realisasi Keuangan/DIPA TA.2012 Satker Pusat ... 32

b. Realisasi Keuangan/DIPA TA.2012 Satker Daerah ... 32

VII. PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT ... 33

A. Permasalahan ... 33

1. Produksi ... 33

2. Ketatausahaan ... 33

B. Upaya Tindak Lanjut ... 33

1. Produksi ... 33 2. Ketatausahaan ... 34 VIII. PENUTUP ... 35 A. Kesimpulan ... 35 B. Saran ... 35 LAMPIRAN

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi

Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2012 ... 3

Tabel 2. Capaian Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Aneka Kacang

dan Umbi ARAM II Tahun 2012 dibandingkan Sasaran dan ATAP 2011 ...

4

Tabel 3. Sasaran dan Realisasi Sekolah Lapangan PengelolaanTanaman

Terpadu (SL-PTT) Kedelai Tahun 2012 ... 5

Tabel 4. Capaian Produktivitas SL-PTT Kedelai Tahun 2012 ... 6

Tabel 5. Sasaran dan Realisasi Pengembangan Model Kedelai Tahun

2012 ... 6

Tabel 6. Sasaran dan Realisasi Pengembangan Kacang Tanah Tahun

2012 ... 7

Tabel 7. Capaian Produktivitas Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012

... 7

Tabel 8. Sasaran dan Realisasi Pengembangan Ubikayu Tahun 2012 di

Provinsi NTT ... 7

Tabel 9. Sasaran dan Realisasi Penyerapan Anggaran Pengembangan

Ubikayu Tahun 2012 di Provinsi NTT ... 7

Tabel 10. Penyerapan Anggaran Tugas Pembantuan Pengembangan

Ubijalar Tahun 2012... 8

Tabel 11. Sasaran dan Realisasi Pelaksanaan Pertemuan Koordinasi

Stakeholder Non Kedelai Tahun 2012 ... 8

Tabel 12. Sasaran dan Realisasi Tanam Aneka Kacang dan Umbi TA. 2012

(MT. 2011/2012 dan MT. 2012) ………... 9

Tabel 13. Realisasi Tanam Kedelai Tahun 2012 Berdasarkan Statistik

Pertanian (SP) ……… 10

Tabel 14. Realisasi Tanam Kacang Tanah Tahun 2012 Berdasarkan

Statistik Pertanian (SP) ……… 10

Tabel 15. Realisasi Tanam Kacang Hijau Tahun 2012 Berdasarkan Statistik

Pertanian (SP) ……… 11

Tabel 16. Realisasi Tanam Ubikayu Tahun 2012 Berdasarkan Statistik

Pertanian (SP) ……… 11

Tabel 17. Realisasi Tanam Ubijalar Tahun 2012 Berdasarkan Statistik

Pertanian (SP) ……… 12

Tabel 18. Penyebaran Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

Tahun 2012 ……… 27

Tabel 19. Kenaikan Pangkat Periode April dan Oktober 2012 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi ...

(5)

28

Tabel 20. Diklatpim I, II, III dan IV Tahun 2012 ... 28

Tabel 21. Kenaikan Gaji Berkala Periode Januari s/d Desember 2012 Direktorat

Budidaya Aneka Kacang dan Umbi ...

28

Tabel 22. Cuti Periode Januari s/d Desember 2012 Direktorat Budidaya

Aneka Kacang dan Umbi ... 29

Tabel 23. Cuti Melahirkan Tahun 2012 Pegawai Direktorat Budidaya Aneka

Kacang dan Umbi ... 29

Tabel 24. Realisasi Kegiatan APBN Sektoral (018) TA. 2012 Direktorat

(6)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi mempunyai tujuan meningkatkan produksi komoditi kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu, ubijalar dan pangan alternatif lainnya; memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani; mengupayakan pengembangan sistem dan usaha agribisnis aneka kacang dan umbi yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi serta mendukung diversifikasi pangan. Untuk mencapai tujuan tersebut pada tahun 2012 ditetapkan sasaran produksi kedelai 1,9 juta ton biji kering, kacang tanah 1,1 juta ton biji kering, kacang hijau 0,39 juta ton biji kering, ubikayu 25 juta ton umbi basah dan ubijalar 2,3 juta ton umbi basah.

Pencapaian produksi aneka kacang dan umbi tahun 2012 (Aram II) bila dibandingkan dengan sasaran tahun 2012 untuk kedelai mencapai 783.158 ton (41,22%), kacang tanah 709.063 ton (64,46%), kacang hijau 295.904 ton (75,87%), ubikayu 22.677.866 ton (90,71%) dan ubijalar 2.438.076 ton (105,84%). Sedangkan bila produksi 2012 (Aram II) dibandingkan dengan Atap 2011 mengalami peningkatan untuk komoditi kacang tanah 2,57% dan ubijalar 11,02% sedangkan untuk komoditi kedelai mengalami penurunan sebesar 8,00%, kacang hijau 13,31% dan ubikayu 5,68%.

Realisasi kegiatan aneka kacang dan umbi tahun 2012 (kondisi sampai dengan bulan Desember 2012): SL-PTT Kedelai 2012 mencapai 327.396 ha (93,54%) dari sasaran 350.000 ha, luas panen 83.089 ha, produktivitas 14,23 ku/ha dan produksi 140.297 ton; kegiatan Pengembangan Kedelai 2012 realisasi tanam mencapai 1.994 ha (95,22%) dari sasaran 2.094 ha, luas panen 495 ha, produktivitas 15,69 ku/ha dan produksi 776 ton; kegiatan Pengembangan Kacang Tanah 2012 realisasi tanam mencapai 100% dari sasaran 100 ha, luas panen 79 ha, produktivitas 11,92 ku/ha dan produksi 94 ton; kegiatan Pengembangan Ubikayu 2012 realisasi tanam mencapai 360 ha (120%) dari sasaran 300ha; kegiatan Pengembangan Ubijalar 2012 realisasi tanam 100% dari sasaran 850 ha dan realisasi pelaksanaan kegiatan koordinasi stakeholder non kedelai tersebut mencapai 94,29% dari sasaran 35 kali pertemuan. Realisasi penyerapan anggaran pengelolaan produksi aneka kacang dan umbi tahun 2012 sampai dengan bulan Desember 2012 mencapai Rp.163.695.768.769,- (93,30%) dari alokasi dana sebesar Rp. 175.443.480.000,-. Realisasi bansos SL-PTT kedelai tahun 2012 mencapai 128.666.505.000,- (93,54%)

dari sasaran Rp. 137.550.000.000,- pengembangan kedelai model

Rp. 6.506.530.000,- (94,74%) dari sasaran Rp. 6.868.320.000,-; pengembangan kacang tanah 100% dari sasaran Rp. 292.950.000,-; pengembangan ubikayu 100% dari sasaran Rp. 3.064.500.000,- dan pengembangan ubijalar realisasi 100% dari sasaran Rp. 6.642.750.000,- .

Realisasi tanam komoditi aneka kacang dan umbi tahun 2012 (MT. 2011/2012 dan MT. 2012) untuk komoditi kedelai mencapai 600.002 ha

(7)

sasaran 825.000 ha, kacang hijau 256.897 ha (74,98%) dari sasaran 342.000 ha, ubikayu 1.053.215 ha (81,17%) dari sasaran 1.297.578 ha dan ubijalar 201.178 ha (102,84%) dari sasaran 195.615 ha. Belum tercapainya sasaran areal tanam tersebut dikarenakan terlambatnya waktu tanam/adanya kemunduran tanam dan persaingan dengan komoditas pertanian lainnya/beralih ke komoditi lain.

Upaya yang telah dilakukan antara lain a) mengoptimalkan pembinaan dan bimbingan, b) meningkatkan koordinasi, sosialisasi dan sinkronisasi dengan instansi terkait di tingkat pusat maupun daerah, c) merencanakan kegiatan yang baik dari segi teknis maupun keuangan.

Dalam era otonomi daerah dimana keberhasilan pembangunan Aneka Kacang dan Umbi ditentukan oleh daerah, maka tantangan dimasa depan tentunya akan semakin besar. Untuk itu sebagai langkah antisipasi menghadapi permasalahan/tantangan yang mungkin timbul pada tahun mendatang, Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi akan melakukan perencanaan kegiatan yang lebih baik, melakukan pembinaan dan bimbingan teknis pelatihan bagi petani dan petugas lapang secara intensif serta mengoptimalkan pemanfaatan hasil monitoring dan evaluasi yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya.

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program diversifikasi pangan merupakan kebijakan yang bertujuan untuk mengalihkan sebagian konsumsi karbohidrat masyarakat dari beras menuju sumber pangan pokok non-beras sebagai upaya untuk mengurangi konsumsi beras dalam negeri. Aneka kacang dan umbi (Akabi) memiliki peranan penting sebagai pemenuh kebutuhan pangan, pakan dan bahan bakar dalam negeri yang setiap tahun mengalami peningkatan sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan, pakan dan industri bahan bakar (industri bio-ethanol).

Kebutuhan aneka kacang dan umbi meningkat setiap tahun baik untuk konsumsi langsung, bahan baku industri, substitusi bahan bakar minyak (Bio-Ethanol) dan pakan ternak serta ekspor, namun pada sisi lain produksi dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan, sehingga dilakukan impor dari luar negeri. Dalam kurun waktu lima tahun ke depan (tahun 2010-2014) kebutuhan kedelai setiap tahunnya ± 2.300.000 ton biji kering, akan tetapi kemampuan produksi dalam negeri saat ini baru mampu memenuhi sebanyak 851.286 ton (ATAP Tahun 2011, BPS) atau 37,01 % dari kebutuhan sedangkan berdasarkan ARAM II tahun 2012 baru mencapai 783.158 ton atau 34,05 %. Kebutuhan kacang tanah setiap tahunnya ± 864.000 ton biji kering, akan tetapi kemampuan produksi dalam negeri saat ini baru mampu memenuhi sebanyak 691.289 ton (ATAP Tahun 2011, BPS) atau 80,01 % dari kebutuhan sedangkan berdasarkan ARAM II tahun 2012 baru mencapai 709.063 ton atau 82,07 %. Sehingga untuk memenuhi kekurangan kebutuhan tersebut harus dipenuhi dari impor. Adanya impor tersebut akan menyebabkan berbagai kerugian bagi Indonesia antara lain: a) hilangnya devisa negara yang cukup besar, b) mengurangi kesempatan kerja bagi rakyat Indonesia, dan c) meningkatkan ketergantungan jangka panjang. Sehingga dengan adanya fenomena ini akan mempengaruhi sistem ketahanan pangan nasional.

Kebutuhan kacang hijau setiap tahunnya ± 313.000 ton biji kering, dengan produksi dalam negeri sebesar 341.342 ton (ATAP Tahun 2011, BPS) atau 109,05 % dari kebutuhan sedangkan berdasarkan ARAM II tahun 2012 mencapai 295.904 ton atau 94,54 %. Kebutuhan ubikayu setiap tahunnya ± 21 juta ton, dengan produksi dalam negeri sebesar 24,04 juta ton (ATAP Tahun 2011, BPS) dan berdasarkan ARAM II tahun 2012 mencapai 22,68 juta ton atau 106,65%. Kebutuhan ubijalar setiap tahunnya ± 2 juta ton umbi basah, kemampuan produksi dalam negeri saat ini sudah mampu memenuhi sebanyak 2,19 juta ton (ATAP Tahun 2011, BPS) atau 2,19 % dari kebutuhan sedangkan berdasarkan ARAM II tahun 2012 sudah mencapai 2,44 ton atau 122 %. Dengan terpenuhinya kebutuhan ubijalar, hal ini memberikan peluang bagi pengembangan ubijalar dalam diversifikasi pangan dan adanya peluang pasar internasional.

Sehingga untuk memenuhi kekurangan kebutuhan tersebut harus dipenuhi dari impor. Adanya impor tersebut akan menyebabkan berbagai kerugian bagi Indonesia antara lain: a) hilangnya devisa negara yang cukup besar, b) mengurangi kesempatan kerja bagi rakyat Indonesia, dan c) meningkatkan ketergantungan jangka panjang. Sehingga dengan adanya fenomena ini akan mempengaruhi sistem ketahanan pangan nasional.

(9)

Untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat setiap tahunnya maka dilakukan upaya yaitu dengan peningkatan produksi melalui peningkatan produktivitas per hektar dan perluasan areal tanam. Hal ini perlu perencanaan yang baik dengan mempertimbangkan seluruh subsistem lainnya dalam sistem agribisnis sehingga usahatani aneka kacang dan umbi dapat berdaya saing dan berkelanjutan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas dengan berakhirnya tahun anggaran 2012, maka perlu kiranya dievaluasi dan disusun dalam bentuk laporan realisasi pelaksanaan kegiatan.

B. Tujuan dan Sasaran

Tujuan :

Mengevaluasi realisasi pelaksanaan program dan kegiatan aneka kacang dan umbi tahun 2012.

Sasaran :

Terevaluasinya pelaksanaan program dan kegiatan aneka kacang dan umbi tahun 2012.

C. Program dan Kegiatan Utama

Program dan Kegiatan utama Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi TA. 2012 yaitu pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi dengan cara mendorong peningkatan produktivitas melalui pelaksanaan Sekolah lapangan (SL). Kegiatan utama aneka kacang dan umbi tahun 2012 meliputi: 1. SL-PTT Kedelai 350.000 ha.

2. Pengembangan Kedelai Model 2.094 ha. 3. Pengembangan Kacang Tanah 100 ha. 4. Pengembangan Ubikayu 300 ha.

5. Pengembangan Ubijalar 850 ha. 6. Ubinan SL-PTT Kedelai 3.500 ha. 7. Non SL-PTT Kedelai seluas 61.513 ha.

(10)

II. KINERJA PRODUKSI ANEKA KACANG DAN UMBI

TAHUN 2012

A. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2012

Sasaran kedelai tahun 2012 untuk luas tanam 756.000 ha, luas panen 718.200 ha, produktivitas 13,92 ku/ha dan produksi 1.000.000 ton. Sasaran kacang tanah tahun 2012 untuk luas tanam 825.000 ha, luas panen 785.700 ha, produktivitas 14,00 ku/ha dan produksi 1.100.000 ton. Sasaran kacang hijau tahun 2012 untuk luas tanam 342.600 ha, luas panen 325.500 ha, produktivitas 11,98 ku/ha dan produksi 390.000 ton. Sasaran ubikayu tahun 2012 untuk luas tanam 1.297.578 ha, luas panen 1.235.788 ha, produktivitas 202,30 ku/ha dan produksi 25.000.000 ton. Sasaran ubijalar tahun 2012 untuk luas tanam 195.615 ha, luas panen 186.300 ha, produktivitas 123,46 ku/ha dan produksi 2.300.000 ton. Secara rinci sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi kedelai seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2012

No. Komoditi L.Tanam L.Panen Produktivitas Produksi

1 Kedelai 756.000 718.200 13,92 1.000.000

2 Kacang Tanah 825.000 785.700 14,00 1.100.000

3 Kacang Hijau 342.600 325.500 11,98 390.000

4 Ubikayu 1.297.578 1.235.788 202,30 25.000.000

5 Ubijalar 195.615 186.300 123,46 2.300.000

B. Realisasi Capaian Kinerja Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2012

Realisasi capaian kinerja kedelai apabila angka ramalan (Aram) II 2012 dibandingkan dengan angka tetap (ATAP) 2011 terjadi penurunan untuk luas

panen seluas 51.759 ha (8,32%) dari 622.254 ha menjadi 570.495 ha dan produksi sebesar 68.128 ton (8,00%) dari 851.286 ton menjadi 783.158 ton.

Sedangkan untuk produktivitas terjadi peningkatan 0,05 ku/ha (0,34%) dari 13,68 ku/ha menjadi 13,73 ku/ha. Sedangkan ARAM II 2012 dibandingkan dengan sasaran baik luas panen, produktivitas maupun produksi masih lebih rendah dari sasaran dengan besaran masing-masing 679.505 Ha (54,36%), 1,47 Ku/Ha (9,69%) dan 1.116.842 ton (58,78%).

Realisasi capaian kinerja kacang tanah apabila ARAM II 2012 dibandingkan dengan ATAP 2011 terjadi peningkatan untuk luas panen seluas 22.501 ha (4,17%) dari 539.459 ha menjadi 561.960 ha dan produksi sebesar 17.774 ton (2,57%) dari 691.289 ton menjadi 709.063 ton. Sedangkan untuk produktivitas terjadi penurunan 0,19 ku/ha (1,48%) dari 12,81 ku/ha menjadi 12,62 ku/ha. Sedangkan ARAM II 2012 dibandingkan dengan sasaran baik luas panen, produktivitas maupun produksi masih lebih rendah dari sasaran dengan besaran masing-masing 223.740 Ha (28,48%), 1,38 Ku/Ha (9,86%) dan 390.937 ton (35,54%).

Realisasi capaian kinerja kacang hijau apabila ARAM II 2012 dibandingkan dengan ATAP 2011 terjadi penurunan untuk luas panen seluas 42.213 ha

(11)

(14,53%) dari 297.314 ha menjadi 254.101 ha dan produksi sebesar 45.438 ton (13,31%) dari 341.342 ton menjadi 295.904 ton. Sedangkan untuk

produktivitas terjadi peningkatan 0,17 ku/ha (1,48%) dari 11,48 ku/ha menjadi

11,98 ku/ha. Sedangkan ARAM II 2012 dibandingkan dengan sasaran baik luas panen, produktivitas maupun produksi masih lebih rendah dari sasaran dengan besaran masing-masing 71.399 Ha (21,94%); 0,33 Ku/Ha (2,75%) dan 94.096 ton (24,13%).

Realisasi capaian kinerja ubikayu apabila ARAM II 2012 dibandingkan dengan ATAP 2011 terjadi penurunan untuk luas panen seluas 67.894 ha (5,73%) dari 1.184.696 ha menjadi 1.116.802 ha dan produksi sebesar 1.366.159 ton (5,68%) dari 24.044.025 ton menjadi 22.677.866 ton. Sedangkan untuk

produktivitas terjadi peningkatan 0,10 ku/ha (0,05%) dari 202,96 ku/ha menjadi

203,06 ku/ha. Sedangkan ARAM II 2012 dibandingkan dengan sasaran untuk luas panen dan produksi masih lebih rendah dari sasaran dengan besaran masing-masing 118.986 Ha (9,63%) dan 2.322.134 Ku/Ha (9,29%) sedangkan untuk produktivitas telah melebihi sasaran 0,76 Ku/ha (0,38%).

Realisasi capaian kinerja ubijalar apabila ARAM II 2012 dibandingkan dengan ATAP 2011 terjadi peningkatan untuk luas panen seluas 2.464 ha (1,38%) dari 178.121 ha menjadi 180.585 ha, produktivitas 11,72 ku/ha (9,51%) dari 123,29 ku/ha menjadi 135,01 ku/ha dan produksi sebesar 242.043 ton (11,02%) dari 2.196.033 ton menjadi 2.438.076 ton. Sedangkan ARAM II 2012 dibandingkan dengan sasaran untuk luas panen lebih rendah dari sasaran 5.715 ha (3,07%) sedangkan produktivitas dan produksi lebih tinggi dari sasaran dengan besaran masing-masing 11,36 ku/ha (9,19%) dan 134.575 ton (5,84%). Rinciannya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Capaian Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Aneka Kacang dan Umbi ARAM II Tahun 2012 dibandingkan Sasaran dan ATAP 2011

No Uraian ATAP 2011 Sasaran

2012

ARAM II 2012

(1) (2) (3) (4) (5) Absolut % * Absolut % **

1.

a. Luas Panen (Ha) 622.254 1.250.000 570.495 (51.759) (8,32) (679.505) (54,36)

b. Produktivitas (Ku/Ha) 13,68 15,20 13,73 0,05 0,34 (1,47) (9,69)

c. Produksi (Ton BK) 851.286 1.900.000 783.158 (68.128) (8,00) (1.116.842) (58,78)

2.

a. Luas Panen (Ha) 539.459 785.700 561.960 22.501 4,17 (223.740) (28,48)

b. Produktivitas (Ku/Ha) 12,81 14,00 12,62 (0,19) (1,48) (1,38) (9,86)

c. Produksi (Ton BK) 691.289 1.100.000 709.063 17.774 2,57 (390.937) (35,54)

3.

a. Luas Panen (Ha) 297.314 325.500 254.101 (43.213) (14,53) (71.399) (21,94)

b. Produktivitas (Ku/Ha) 11,48 11,98 11,65 0,17 1,48 (0,33) (2,75)

c. Produksi (Ton BK) 341.342 390.000 295.904 (45.438) (13,31) (94.096) (24,13)

4.

a. Luas Panen (Ha) 1.184.696 1.235.788 1.116.802 (67.894) (5,73) (118.986) (9,63)

b. Produktivitas (Ku/Ha) 202,96 202,30 203,06 0,10 0,05 0,76 0,38

c. Produksi (Ton UB) 24.044.025 25.000.000 22.677.866 (1.366.159) (5,68) (2.322.134) (9,29)

5.

a. Luas Panen (Ha) 178.121 186.300 180.585 2.464 1,38 (5.715) (3,07)

b. Produktivitas (Ku/Ha) 123,29 123,65 135,01 11,72 9,51 11,36 9,19 c. Produksi (Ton UB) 2.196.033 2.303.512 2.438.076 242.043 11,02 134.564 5,84 Ubikayu Ubijalar Peningkatan (5) : (3) Pencapaian (5) : (4) Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau

Keterangan : *) peningkatan terhadap ATAP 2011 **) pencapaian terhadap Sasaran 2012

(12)

III. PELAKSANAAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN

ANEKA KACANG DAN UMBI TAHUN 2012

Fokus kegiatan peningkatan produktivitas tanaman pangan tahun 2012, khususnya komoditas aneka kacang dan umbi,dilaksanakan melalui : Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) kedelai, pengembangan kedelai model, pengembangan kacang tanah, ubikayu dan ubijalar serta koordinasi stakeholder aneka kacang dan umbi non kedelai. Realisasi pelaksanaan adalah sebagai berikut:

A. SL-PTT Kedelai Tahun 2012

Kegiatan sekolah lapangan pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT) kedelai pada tahun 2012 disasarkan seluas 350.000 ha di 28 Provinsi pada 190 Kabupaten. Luasan untuk 1 (satu) unit SL-PTT kedelai + 10 ha yang didalamnya terdapat 1 unit LL minimal 1 ha. Paket bantuan yang diberikan kepada petani pelaksana berupa benih dan saprodi (hanya pada unit LL). Untuk pengadaan benih yang selama ini melalui bantuan langsung benih unggul (BLBU), pada tahun 2012 dilakukan melalui sistim kontrak. Bagi daerah yang pelaksanaan pertanaman bulan Januari - April 2012 pemenuhan benihnya menggunakan benih cadangan benih nasional (CBN) yang nantinya akan menjadi kegiatan non SL-PTT kedelai. Pelaksanaan pertanaman kedelai yang menggunakan benih CBN seluas 61.513 ha.

Realisasi pelaksanaan pertanaman SL-PTT sampai kondisi Minggu IV bulan Desember 2012 dari 350.000 ha mencapai 327.396 ha (93,54 %) dengan jumlah kelompoktani pelaksanaan sebanyak 23.139 kelompoktani, dengan produksi 140.297 ton dan produktivitas 14,23 ku/ha (Tabel 3). Masih rendahnya realisasi pelaksanaan dikarenakan a) adanya mundur tanam disebabkan keadaan iklim yang tidak mendukung dan b) masih banyak laporan dari pelaksana kegiatan di tingkat Kecamatan yang belum melaporkan ke Kabupaten. Sedangkan untuk

anggaran bansosnya sebesar Rp. 137.550.000.000,- realisasi bansosnya Rp. 128.666.505.000,- (93,54%). Secara rinci pada Lampiran 12.

Tabel 3. Sasaran dan Realisasi Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Kedelai Tahun 2012

No. Uraian Sasaran Realisasi Capaian (%)

1 Luas Tanam (Ha) 350.000 327.396 93,54 2 Luas Panen (Ha) 332.500 83.089 24,99 3 Produktivitas (Ku/Ha) 16,00 14,23 88,94 4 Produksi (Ton) 532.000 140.297 26,37

5 Bansos (Rp. 000) 137.550.000 128.666.505 93,54

Capaian produktivitas SL-PTT kedelai tahun 2012 lebih rendah dari sasaran (88,94%), namun lebih tinggi bila dibandingkan sebelum ada SL-PTT (104,02%). Untuk capaian produktivitas diuar SL-PTT masih lebih rendah bila dibanding sasaran (94,69%) seperti pada Tabel 4.

(13)

Tabel 4. Capaian Produktivitas SL-PTT Kedelai Tahun 2012

% Capaian Sasaran Sebelum*) Sesudah

sebelum dibanding sasaran sesudah dibanding sasaran sesudah dibanding sebelum Sasaran Sesudah**) sesudah dibanding sasaran 16,00 13,68 14,23 85,50 88,94 104,02 14,50 13,73 94,69 Ket : *) = Data BPS tahun 2011

**) = Data ARAM II BPS

Produktivitas SL-PTT (Ku/Ha) % capaian Provitas diluar SL-PTT (Ku/Ha)

B. Pengembangan Model Kedelai

Kegiatan pengembangan model kedelai pada tahun 2012 untuk perluasan areal tanam kedelai yang disasarkan seluas 2.094 ha di 11 Provinsi pada 29 Kabupaten. Luasan untuk 1 unit 10 ha. Realisasi pelaksanaan dari sasaran 2.094 ha mencapai 1.994 ha (95,22%) seperti pada Tabel 5, tidak terlaksananya 100 % pelaksanaan kegiatan pengembangan model kedelai 1 Kabupaten yaitu Kabupaten Indramayu seluas 100 ha tidak merealisasikan dikarenakan kondisi hujan. Sedangkan untuk anggaran bansosnya sebesar Rp. 6.868.320.000,- realisasi bansosnya Rp. 6.506.530.000,- (94,73%). Rincian per Kabupaten terdapat pada Lampiran 13.

Tabel 5. Sasaran dan Realisasi Pengembangan Model Kedelai Tahun 2012

No. Uraian Sasaran Realisasi Capaian (%)

1 Luas Tanam (Ha) 2.094 1.994 95,22 2 Luas Panen (Ha) 1.989 495 24,89 3 Produktivitas (Ku/Ha) 18,00 15,71 87,28 4 Produksi (Ton) 3.581 777 21,70 5 Bansos (Rp. 000) 6.868.320 6.506.530 94,73

C. Non SL-PTT Kedelai

Kegiatan Non SL-PTT merupakan kegiatan SL-PTT yang benihnya menggunakan benih CBN. Pelaksanaan pertanaman kedelai yang menggunakan benih CBN seluas 61.513 ha di 14 Provinsi 139 Kabupaten. Realisasi pelaksanaan dari 61.513 ha mencapai 29.670 ha (48,23 %), masih rendahnya realisasi pelaksanaan dikarenakan pendropingan benih terlambat berakibat jadwal pertanaman mundur ke musim tanam berikutnya. Secara rinci pada Lampiran 14.

D. Pengembangan Kacang Tanah

Kegiatan pengembangan kacang tanah pada tahun 2012 disasarkan seluas 100 ha di Provinsi Maluku Utara pada 2 Kabupaten yaitu Kabupaten Halmahera Selatan dan Halmahera Tengah masing-masing seluas 50 ha. Paket bantuan yang diberikan kepada petani pelaksana berupa bantuan full paket. Realisasi pelaksanaan pertanaman pengembangan kacang tanah sampai kondisi Minggu IV bulan Desember 2012 mencapai 100 ha (100,00%) dengan jumlah kelompoktani pelaksanaan sebanyak 10 kelompoktani, dengan produksi 94 ton dan produktivitas 11,92 ku/ha, secara rinci pada Tabel 6. Rendahnya realisasi panen dikarenakan pada Kabupaten Halmahera Selatan pertanaman kacang tanah kena

banjir seluas 21 ha. Sedangkan untuk anggaran bansos sebesar

(14)

Tabel 6. Sasaran dan Realisasi Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012

No. Uraian Sasaran Realisasi Capaian (%)

1 Luas Tanam (Ha) 100 100 100,00 2 Luas Panen (Ha) 95 79 83,16 3 Produktivitas (Ku/Ha) 17,00 11,92 70,14 4 Produksi (Ton) 162 94 58,33 5 Bansos (Rp. 000) 292.950 292.950 100,00

Capaian produktivitas pengembangan kacang tanah tahun 2012 lebih rendah dari sasaran (70,14%), namun lebih tinggi bila dibandingkan sebelum ada kegiatan (103,65%). Untuk capaian produktivitas diluar pengembangan kacang tanah masih lebih rendah bila dibanding sasaran (93,57%) seperti pada Tabel 7.

Tabel 7. Capaian Produktivitas Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012

% Capaian Sasaran Sebelum*) Sesudah

sebelum dibanding sasaran sesudah dibanding sasaran sesudah dibanding sebelum Sasaran Sesudah**) sesudah dibanding sasaran 17,00 11,50 11,92 67,65 70,12 103,65 12,44 11,64 93,57 Ket : *) = Data BPS tahun 2011

**) = Data ARAM II BPS

Produktivitas Pengembangan (Ku/Ha) % capaian Provitas diluar Pengembangan (Ku/Ha)

E. Pengembangan Ubikayu

Kegiatan Pengembangan ubikayu dengan bantuan sarana produksi di 4 Kabupaten Provinsi NTT, yaitu Kabupaten Belu seluas 100 ha telah terealisasi 120% dengan jadwal tanam pertengahan bulan Desember 2012; Kabupaten TTS seluas 50 ha telah terealisasi 120% dengan jadwal tanam bulan Nopember 2012; Kabupaten Manggarai Barat seluas 50 ha telah terealisasi 150% dan Kabupaten Flores Timur seluas 100 ha telah terealisasi 105% dengan jadwal tanam pertengahan bulan Desember 2012. Secara rinci pada Tabel 8.

Tabel 8. Sasaran dan Realisasi Pengembangan Ubikayu Tahun 2012 di Provinsi NTT

No Kabupaten Varietas

Rencana Realisasi % Jadwal

1 Belu 100 120 120 Pertengahan Des. Unggul Lokal

2 TTS 50 60 120 Nopember dengan

Reko-3 Manggarai Barat 50 75 150 Pertengahan Des. mendasi BPSP

4 Flores Timur 100 105 105 Pertengahan Des. Malang VI

300 360 120

Tanam (Ha)

Total

Sasaran anggaran untuk kegiatan pengembangan ubikayu Rp. 3.064.500.000,-M telah terealisasi 100%, terinci pada Tabel 9.

Tabel 9. Sasaran dan Realisasi Penyerapan Anggaran Pengembangan Ubikayu Tahun 2012 di Provinsi NTT

No Kabupaten

Rencana Realisasi % Sasaran Realisasi %

1 Belu 100 120 120 1.021.500.000 1.021.500.000 100,00 2 TTS 50 60 120 510.750.000 510.750.000 100,00 3 Manggarai Barat 50 75 150 510.750.000 510.750.000 100,00 4 Flores Timur 100 105 105 1.021.500.000 1.021.500.000 100,00 300 360 120 3.064.500.000 3.064.500.000 100,00

Tanam (Ha) Anggaran (Rp)

(15)

F. Pengembangan Ubijalar

Kegiatan pengembangan budidaya ubijalar tahun 2012 dilaksanakan pada areal seluas 850 ha di 2 provinsi pada 9 kabupaten/kota, yaitu:

1. Provinsi Papua, di Kabupaten Jayawijaya, Merauke, Nabire dan Keerom.

2. Provinsi Papua Barat, di Kabupaten Sorong, Manokwari, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Sorong Selatan.

Pelaksanaan tersebut sampai dengan bulan Desember 2012 realisasi tanam mencapai 850 ha (100%), sedangkan penyerapan dana anggaran tugas pembantuan untuk pengembangan ubijalar tergambar pada Tabel 10.

Tabel 10. Penyerapan Anggaran Tugas Pembantuan Pengembangan Ubijalar Tahun 2012

Sumber Dana APBN (Rp Jt) Jumlah Satuan Anggaran (Rp Jt) Fisik Satuan Anggaran (Rp Jt) Fisik

- Pengembangan Ubijalar

(Rp 7.815 jt/ha) Provinsi Papua APBN 3.128,00 400 hektar 2.840,50 400hektar 90,87 43,00 Kab. Jayawijaya 782,00 100 hektar 781,50 100hektar 100,00 100,00 Kab. Merauke 782,00 100 hektar 496,00 100hektar 63,47 100,00 Kab. Nabire 782,00 100 hektar 781,50 100hektar 100,00 100,00 Kab. Keerom 782,00 100 hektar 781,50 100hektar 100,00 100,00 - Pengembangan Ubijalar

(Rp 7.815 jt/ha) Provinsi Papua Barat APBN 3.519,00 450 hektar 1.945,00 760hektar 55,29 100,00 Kab. Sorong 782,00 100 hektar 782,00 100hektar 100,00 100,00 Kab. Manokwari 782,00 100 hektar 781,50 100hektar 100,00 100,00 Kab. Teluk Bintuni 782,00 100 hektar 381,00 hektar50 97,500 50,00 Bansos Kab. Teluk Wondama 391,00 hektar50 391,00 hektar50 100,00 100,00 Kab. Sorong Selatan 782,00 100 hektar 782,00 100hektar 100,00 100,00

Ket. Kegiatan/Output KL Lokasi Realisasi Hingga November

Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Alokasi Anggaran Target Output Presentase Nilai (%)

G. Pertemuan Koordinasi Stakeholder Non Kedelai Tahun 2012

Pelaksanaan Pertemuan Koordinasi Stakeholder Non Kedelai Tahun 2012 dilaksanakan di 25 provinsi. Realisasi pelaksanaan kegiatan tersebut sampai dengan bulan Desember 2012 sebanyak 34 kali pertemuan (97,14%) dari sasaran 35 kali pertemuan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 11 dan Lampiran 18. Tabel 11. Sasaran dan Realisasi Pelaksanaan Pertemuan Koordinasi Stakeholder Non Kedelai Tahun 2012

Sasaran Realisasi % Sasaran Realisasi %

1 35 34 97,14 2.350.000.000 2.207.716.900 93,95

Fisik (Kali) Anggaran (Rp)

(16)

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN LAINNYA

A. Realisasi Tanam Aneka Kacang dan Umbi per Musim Tanam (MT. 2011/2012 dan MT. 2012) dan per Bulan

1. Realisasi Tanam Komoditas Aneka Kacang dan Umbi per Musim Tanam

(MT. 2011/2012 dan MT. 2012)

Sasaran tanam kedelai pada tahun 2012 seluas 1.312.000 ha terdiri dari MT.

2011/2012 (Oktober 2011 – Maret 2012) seluas 583.420 ha dan MT. 2012

(April 2012 – September 2012) seluas 728.580 ha. Realisasi tanam

MT.2011/2012 dari sasaran 583.420 ha mencapai 265.659 ha (45,53 %), sedangkan realisasi tanam MT.2012 dari sasaran 728.580 ha mencapai 334.343 ha (45,89 %).

Sasaran tanam kacang tanah pada tahun 2012 seluas 825.000 ha terdiri dari MT. 2011/2012 seluas 536.886 ha dan MT. 2012 seluas 288.120 ha. Realisasi tanam MT.2011/2012 mencapai 385.002 ha (71,71 %) sedangkan realisasi tanam MT.2012 mencapai 167.551 ha (58,15 %). Sasaran tanam kacang

hijau pada tahun 2012 seluas 342.600 ha terdiri dari MT. 2011/2012 seluas

179.346 ha dan MT. 2012 seluas 163.253 ha. Realisasi tanam MT.2011/2012 mencapai 113.487 ha (63,28 %) sedangkan realisasi tanam MT.2012 mencapai 143.410 ha (87,85 %).

Sasaran tanam ubikayu pada tahun 2012 seluas 1.297.578 ha terdiri dari MT. 2011/2012 seluas 1.009.309 ha dan MT. 2012 seluas 288.270 ha. Realisasi tanam MT.2011/2012 mencapai 814.822 ha (80,73 %) sedangkan realisasi tanam MT.2012 mencapai 238.391 ha (82,70 %). Sasaran tanam ubijalar pada tahun 2012 seluas 195.615 ha terdiri dari MT. 2011/2012 seluas 107.784 ha dan MT. 2012 seluas 87.831 ha. Realisasi tanam MT.2011/2012 mencapai 111.073 ha (103,05 %) sedangkan realisasi tanam MT.2012 mencapai 90.105 ha (102,59 %). Secara rinci seperti pada Tabel 12. Rincian sasaran dan realisasi tanam komoditas aneka kacang dan umbi per Provinsi per bulan dapat dilihat pada Lampiran 2-11.

Tabel 12. Sasaran dan Realisasi Tanam Aneka Kacang dan Umbi MT. 2011/2012 dan MT 2012

Sasaran Realisasi Capaian (%) Sasaran Realisasi Capaian (%) Sasaran Realisasi Capaian (%)

1. Kedelai

345.009

265.659

77,00

410.991

334.343

81,35

756.000

600.002

79,37

2. Kacang Tanah

536.880

385.002

71,71

288.120

167.551

58,15

825.000

552.553

66,98

3. Kacang Hijau

179.346

113.487

63,28

163.253

143.410

87,85

342.600

256.897

74,98

4. Ubikayu

1.009.309

814.822

80,73

288.270

238.391

82,70

1.297.578

1.053.215

81,17

5. Ubijalar

107.784

111.073

103,05

87.831

90.105

102,59

195.615

201.178

102,84

No. Komoditas

(17)

2. Realisasi Tanam Komoditas Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2012

Realisasi tanam kedelai berdasarkan laporan dari mantri statistik/data Statistik Pertanian (SP) sampai dengan bulan November tahun 2012 sebesar 570.823 ha dibandingkan dengan ATAP 2011 lebih rendah 73.744 ha (11,44%) seperti pada Tabel 13.

Tabel 13. Realisasi Luas Tanam Kedelai Tahun 2012 Berdasarkan Statistik Pertanian (SP) ATAP 2011 2012 1 Januari 54.707 18.159 33,19 2 Februari 55.378 44.555 80,46 3 Maret 54.983 56.082 102,00 4 April 35.157 47.527 135,19 5 Mei 40.879 40.724 99,62 6 Juni 105.809 62.494 59,06 7 Juli 117.028 129.976 111,06 8 Agustus 31.359 40.239 128,32 9 September 12.794 13.383 104,60 10 Oktober 41.705 44.936 107,75 11 Nopember 73.671 72.748 98,75 12 Desember 21.097 -644.567 570.823 88,56 Capaian (%) Realisasi Tanam (Ha)

JUMLAH

No. Bulan

Realisasi tanam kacang tanah berdasarkan laporan dari mantri statistik/data Statistik Pertanian (SP) sampai dengan bulan November tahun 2012 sebesar 501.471 ha dibandingkan dengan ATAP 2011 lebih rendah 51.577 ha (9,33%) seperti pada Tabel 14.

Tabel 14. Realisasi Luas Tanam Kacang Tanah Tahun 2012 Berdasarkan Statistik Pertanian (SP) ATAP 2011 2012 1 Januari 51.362 26.604 51,80 2 Februari 95.465 90.260 94,55 3 Maret 48.475 86.229 177,88 4 April 39.070 37.580 96,19 5 Mei 31.649 32.633 103,11 6 Juni 40.917 36.316 88,76 7 Juli 34.715 34.317 98,85 8 Agustus 16.586 16.303 98,29 9 September 12.900 10.402 80,64 10 Oktober 27.833 29.927 107,52 11 November 113.380 100.900 88,99 12 Desember 40.696 - -553.048 501.471 90,67 Capaian (%) Total

No. Bulan Realisasi Tanam (Ha)

Realisasi tanam kacang hijau berdasarkan laporan dari mantri statistik/data Statistik Pertanian (SP) sampai dengan bulan November tahun 2012 sebesar 241.606 ha dibandingkan dengan ATAP 2011 lebih rendah 73.810 ha (23,40 %) seperti pada Tabel 15.

(18)

Tabel 15. Realisasi Tanam Kacang Hijau Per Bulan Tahun 2012 ATAP 2011 2012 1 Januari 22.211 12.456 56,08 2 Februari 39.995 34.530 86,34 3 Maret 25.881 20.210 78,09 4 April 17.857 13.711 76,78 5 Mei 23.068 15.852 68,72 6 Juni 81.064 55.727 68,74 7 Juli 31.436 36.068 114,73 8 Agustus 15.850 16.365 103,25 9 September 11.761 5.687 48,35 10 Oktober 22.944 13.941 60,76 11 November 13.192 17.057 129,30 12 Desember 10.155 -315.414 241.604 76,60 Capaian (%) Total

No. Bulan Realisasi Tanam (Ha)

Realisasi tanam ubikayu berdasarkan laporan dari mantri statistik/data Statistik Pertanian (SP) sampai dengan bulan November tahun 2012 sebesar 919.644 ha dibandingkan dengan ATAP 2011 1.116.312 ha (17,62 %) seperti pada Tabel 16.

Tabel 16. Realisasi Luas Tanam Ubikayu Berdasarkan Statistik Pertanian (SP)

ATAP 2011 2012 1 Januari 85.423 115.671 135,41 2 Februari 86.237 64.618 74,93 3 Maret 74.876 68.794 91,88 4 April 64.608 60.708 93,96 5 Mei 70.559 63.874 90,53 6 Juni 51.450 44.315 86,13 7 Juli 44.535 29.823 66,97 8 Agustus 27.826 20.414 73,36 9 September 35.776 19.257 53,83 10 Oktober 82.253 93.175 113,28 11 November 340.364 338.995 99,60 12 Desember 152.405 - -1.116.312 919.644 82,38 Capaian (%) Total No. Bulan

Realisasi Tanam (Ha)

Realisasi tanam ubijalar berdasarkan laporan dari mantri statistik/data Statistik Pertanian (SP) sampai dengan bulan November tahun 2012 sebesar 174.979 ha dibandingkan dengan ATAP 2011 lebih rendah 1.393 ha (0,79 %) seperti pada Tabel 17.

(19)

Tabel 17. Realisasi Luas Tanam ubijalar Berdasarkan Statistik Pertanian (SP) ATAP 2011 2012 1 Januari 14.277 17.111 119,85 2 Februari 15.186 18.766 123,57 3 Maret 15.930 21.908 137,53 4 April 15.880 21.285 134,03 5 Mei 18.462 15.553 84,24 6 Juni 14.521 14.854 102,30 7 Juli 15.459 13.964 90,33 8 Agustus 10.885 12.411 114,02 9 September 10.046 12.038 119,83 10 Oktober 12.609 12.177 96,57 11 November 18.304 14.913 81,47 12 Desember 14.813 - -176.372 174.979 99,21 Total

No. Bulan Realisasi Tanam (Ha) Capaian (%)

B. Pertemuan/Koordinasi

1. Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Program dan

Kegiatan Tanaman Pangan Regional V

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan nasional dan pencampaian swasembada dan swasembada beras berkelanjutan, pemerintah pusat dan daerah telah menetapkan kesepakatan sasaran produksi tahun 2012. Sasaran produksi tersebut menjadi komitmen bagi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk pencapaiannya dengan memperhatikan berbagai dukungan pembiayaan baik dari APBN dan APBD maupun sumber pembiayaan lainnya. Untuk lebih memantapkan kesepakatan dalam upaya mencapai sasaran produksi tanaman pangan tahun 2012, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melaksanakan Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tanaman Pangan Regional V pada tanggal 27 – 29 Februari 2012 di Denpasar, Bali.

Pertemuan dibuka secara resmi oleh Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, dihadiri oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktur Budidaya Serealia, Direktur Aneka Kacang dan Umbi, Kepala Dinas pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, Kepala Dinas Kehutanan Bali dan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Peserta pertemuan terdiri dari Dinas Pertanian Kabupaten, Badan Koordinasi Penyuluh, Balai Proteksi Tanaman

Pangan dan Hortikultura, Kabid Produksi Tanaman Pangan

Provinsi/Kabupaten/Kota, Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, PT. Sang Hyang Seri (Persero), PT. Pertani (Persero), PT. Pupuk Kaltim dan pemangku kepentingan lainnya yang berasal dari Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua. Peserta yang hadir sebanyak 135 orang peserta dari target undangan sebanyak 130 orang peserta.

a) Pemantapan Pencapaian Produksi Tanaman Pangan Tahun 2012

1) Pencapaian produksi tanaman pangan merupakan akumulasi dari upaya yang dilakukan oleh seluruh pemangku tanaman pangan.

(20)

Untuk itu diperlukan komitmen seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkannya.

2) Dalam rangka pencapaian surplus produksi padi, swasembada jagung yang berkelanjutan, dan pencapaian swasembada kedelai, serta peningkatan produksi tanaman pangan lainnya, maka sasaran

produksi tanaman pangan nasional tahun 2012 telah ditetapkan

sebagai berikut: padi sebesar 72,03 juta ton GKG, jagung sebesar 24 juta ton pipilan kering, kedelai sebesar 1,90 juta ton biji kering, kacang tanah 1,1 juta ton polong kering, kacang hijau 0,39 juta ton polong kering; ubi kayu 25 juta ton umbi basah dan ubi jalar sebesar 2,3 juta ton umbi basah.

3) Untuk mencapai sasaran tersebut di atas diperlukan upaya-upaya terobosan untuk peningkatan produksi antara lain: percepatan tanam, penggunaan dan penggantian benih varietas unggul berpotensi produksi tinggi untuk peningkatan produktivitas, inventarisasi lahan untuk perluasan areal tanam, pengamanan produksi dari serangan

OPT dengan prinsip “SPOT STOP”, pengamanan dari dampak

perubahan iklim, menekan susut hasil serta melakukan koordinasi dengan stake holders terkait dalam penyiapan sarana produksi (benih dan pupuk) tepat waktu tanam setempat, dan pengawalan proses budidaya oleh penyuluh dan peneliti.

4) Fokus kegiatan Pembangunan Tanaman Pangan pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dilakukan melalui penerapan Pola Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT), meliputi padi non hibrida seluas 2,2 juta ha, padi hibrida 200 ribu ha, padi lahan kering 500 ribu ha, jagung hibrida 200 ribu ha dan kedelai 350 ribu ha. Untuk keberhasilan pelaksanaan SL-PTT pada tahun 2012 beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut :

 Untuk SLPTT yang akan tanam s/d Maret 2012, karena proses

tender pengadaan benih masih berlangsung, benihnya dapat menggunakan benih Cadangan Benih Nasional, dengan pengajuan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

 Dalam upaya pemenuhan kebutuhan benih khususnya benih BLBU

yang berasal dari luar provinsi, sebelum benih tersebut disalurkan ke kelompok tani/petani terlebih dahulu dilakukan pengecekan mutu dan masa berlakunya label benih oleh BPSB setempat. Pengawas benih diminta proaktif dalam pengawasan penyaluran Bantuan Langsung Benih Unggul agar benih yang diterima kelompok tani/petani terjamin mutunya.

 Keberhasilan pelaksanaan SL-PTT sangat ditentukan oleh

koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi di semua tingkatan dinas teknis penyedia dan penyebar teknologi serta Pemerintah Daerah dalam kaitannya dukungan pendanaan yang bersumber dari

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota. Sesuai Permentan

No.45/Permentan/ OT.140/8/2011 tentang Tata Hubungan Kerja Antar Kelembagaan Teknis, Penelitian dan Pengembangan, dan Penyuluhan Pertanian Dalam Mendukung Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN).

(21)

 Untuk percepatan penyerapan anggaran Bantuan Sosial kegiatan SLPTT akan dibuat surat dari Pusat yang menegaskan bahwa anggaran tersebut agar segera direalisasikan dengan target pada triwulan I dapat menyerap dana sebesar 40 % sesuai arahan Menteri Pertanian.

 Dalam rangka mendukung penyediaan benih varietas unggul

bersertifikat dan penguatan kelembagaan penangkar pada TA.2012 dialokasikan kegiatan Pemberdayaan penangkar Benih. Calon lokasi dan calon penangkar ditetapkan oleh Kepala dinas kabupaten/kota dengan mempertimbangan masukan dari Kepala BPSB. Varietas yang ditangkarkan adalah varietas yang memiliki potensi produksi tinggi sebagai upaya pergantian varietas.

b) Hasil Workshop Pertemuan Regional V Tanaman Pangan Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua telah menyepakati hal-hal sebagai berikut :

1) Sasaran Produksi Padi Tahun 2012

Sasaran nasional produksi padi tahun 2012 sebesar 72.026.235 ton. Wilayah regional V (tujuh provinsi) awalnya ditargetkan dapat berkontribusi sebesar 4.009.565 Ton terhadap sasaran produksi nasional sesuai dengan kesepakatan yang telah dilakukan oleh masing-masing provinsi dengan Dirjen Tanaman Pangan, namun hasil workshop lebih besar, yaitu mencapai sebesar 4.203.232 ton (104,8 %), terdiri dari Provinsi Bali sebesar 849,670 ton atau 98,9 % dari sasaran nasional (859.080 ton); Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 2.106.940 ton atau 96 % dari sasaran nasional (2.194.040 ton); Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 822.952 ton atau 129,7 % dari sasaran nasional (634.705 ton); Provinsi Maluku sebesar 111.026 ton atau 120,3 % dari sasaran nasional (92.310 ton); Provinsi Maluku Utara sebesar 72,691 ton atau 108 % dari sasaran nasional (67.325 ton); Provinsi Papua Barat sebesar 62.429 ton atau 134,1 % dari sasaran nasional (46.568 ton); dan Provinsi Papua sebesar 177.524 ton atau 153,6 % dari sasaran nasional (115.538 ton).

2) Sasaran Produksi Jagung Tahun 2012

Sasaran nasional produksi Jagung tahun 2012 sebesar 24.000.000 ton. Wilayah regional V (tujuh provinsi) ditargetkan dapat berkontribusi sebesar 1.655.602 Ton dari total sasaran nasional sesuai dengan kesepakatan yang telah dilakukan oleh masing-masing provinsi dengan Dirjen Tanaman Pangan, namun hasil workshop lebih kecil menjadi sebesar 1.479.704 (89,4%), terdiri dari Provinsi Bali sebesar 86.513 ton atau 85 % dari sasaran nasional (101.799 ton); terdiri dari Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 473.432 ton atau 117,3 % dari sasaran nasional (403.636 ton); Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 845.229 ton atau 77,5 % dari sasaran nasional (1.090.909 ton); Provinsi Maluku sebesar 29.272 ton atau 127,2 % dari sasaran nasional (23.008 ton); Provinsi Maluku Utara sebesar 29.204 ton atau 109,6 % dari sasaran nasional (26.640 ton); Provinsi Papua Barat sebesar 4.193 ton (328,6 %) dari sasaran nasional (8.332 ton); dan Provinsi Papua sebesar 11.861 ton (142,4%) dari sasaran nasional (8.332 ton).

(22)

3) Sasaran Produksi Kedelai Tahun 2012

Sasaran nasional produksi kedelai tahun 2012 sebesar 1.900.000 ton. Wilayah regional V (tujuh provinsi) ini dapat berkontribusi sebesar 243.600 ton sesuai dengan kesepakatan yang telah dilakukan oleh masing-masing provinsi dengan Dirjen Tanaman Pangan, sedangkan hasil workshop lebih kecil yaitu sebesar 144.179 ton (59,2%), yang terdiri dari Provinsi Bali sebesar 9.931 ton atau 48,4 % dari sasaran nasional (20.500 ton); Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 112.169 ton atau 57,7 % dari sasaran nasional (194.400 ton); Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 7.037 ton atau 106,6 % dari sasaran nasional (6.600 ton); Provinsi Maluku sebesar 2.412 ton atau 57,7 % dari sasaran nasional (4.200 ton); Provinsi Maluku Utara sebesar 4.659 ton atau 103,5 % dari sasaran nasional (4.500 ton); Provinsi Papua Barat sebesar 3.126 ton atau 65,1 % dari sasaran nasional (4.800 ton); dan Provinsi Papua sebesar 11.861 ton atau 142,4% dari sasaran nasional (8.600 ton).

4) Luas Tanam Padi Tahun 2012

Sasaran nasional luas tanam padi tahun 2012 seluas 14.026.771 ha. Dari sasaran nasional tersebut diharapkan dari regional V (tujuh provinsi) ini dapat berkontribusi sebesar 876.494 ha sesuai dengan kesepakatan yang telah dilakukan oleh masing-masing provinsi dengan Dirjen Tanaman Pangan, sedangkan hasil workshop lebih besar yaitu seluas 888.112 ha (101,3%) yang terdiri dari terdiri dari Provinsi Bali seluas 151.098 ha atau 96,8 % dari sasaran nasional (156.028 ha); Provinsi Nusa Tenggara Barat seluas 395.188 ha atau 91,3 % dari sasaran nasional (432.691 ha); Provinsi Nusa Tenggara Timur seluas 237.331 ha atau 113,2 % dari sasaran nasional (209.708 ha); Provinsi Maluku seluas 30.695 ha atau 152,8 % dari sasaran nasional (20.091 ha); Provinsi Maluku Utara seluas 20.898 ha atau 116,1 % dari sasaran nasional (18.003 ha); Provinsi Papua Barat seluas 11.464 ha atau 107,1 % dari sasaran nasional (10.703 ha); dan Provinsi Papua seluas 41.438 ha atau 141,6% dari sasaran nasional (29.270 ha).

5) Luas Tanam Jagung Tahun 2012

Dari sasaran nasional luas tanam jagung tahun 2012 seluas 4.874.437 ha, wilayah regional V (tujuh provinsi) ditargetkan dapat berkontribusi seluas 508.520 ha sesuai dengan kesepakatan yang telah dilakukan oleh masing-masing provinsi dengan Dirjen Tanaman Pangan, namun hasil workshop ternyata lebih kecil yaitu seluas 482.652 ha (94,9 %), terdiri dari Provinsi Bali seluas 30.412 ha atau 97,2 % dari sasaran nasional (31.277 ha); Provinsi Nusa Tenggara Barat seluas 100.975 ha atau 103,5 % dari sasaran nasional (97.572 ha); Provinsi Nusa Tenggara Timur seluas 322.200 ha atau 91,2 % dari sasaran nasional (353.910 ha); Provinsi Maluku seluas 9.907 ha atau 108,8 % dari sasaran nasional (9.160 ha); Provinsi Maluku Utara seluas 12.205 ton atau 108,6 % dari sasaran nasional (11.238 ton); Provinsi Papua Barat seluas 1.404 ha atau 187,7 % dari sasaran nasional (748 ha); dan Provinsi Papua seluas 5.549 ha atau 120,3 % dari sasaran nasional (4.614 ha).

(23)

6) Luas Tanam Kedelai Tahun 2012

Dari sasaran nasional luas tanam kedelai tahun 2012 seluas 1.312.000 ha. Wilayah regional V (tujuh provinsi) ditargetkan dapat berkontribusi seluas 763.800 ha sesuai dengan kesepakatan yang telah dilakukan oleh masing-masing provinsi dengan Dirjen Tanaman Pangan, namun hasil workshop ternyata lebih kecil yaitu seluas 113.845 ha (59,7 %), terdiri dari Provinsi Bali seluas 7.414 ha atau 74,1% dari sasaran nasional (10.000 ha); Provinsi Nusa Tenggara Barat seluas 86.775 ha atau 54,8 % dari sasaran nasional (158.400 ha); Provinsi Nusa Tenggara Timur seluas 7.000 ha atau 100 % dari sasaran nasional (7.000 ha); Provinsi Maluku seluas 2.283 ha atau 76,1 % dari sasaran nasional (3.000 ha); Provinsi Maluku Utara seluas 3.541 ha atau 122,1 % dari sasaran nasional (2.900 ha); Provinsi Papua Barat seluas 2.487 ha atau 82,9 % dari sasaran nasional (3.000 ha); dan Provinsi Papua seluas 4.345 ha atau 66,8 % dari sasaran nasional (6.500 ha).

7) Sasaran tanam SL-PTT padi (non hibrida, hibrida dan lahan kering) tahun 2012 di 7 (tujuh) provinsi mencapai 235.388 ha. Dari luasan tersebut direncanakan akan ditanam pada bulan Maret 32.562 ha (`13,8 %); April 54.240 ha (23 %); Mei 17.005 ha (7,2 %); Juni 33.902 ha (14,4 %); Juli 24.685 ha (10,5 %); Agustus 13.334 ha (5,7 %) dan September 16.789 ha (7,1 %). Sedangkan sisanya 42.871 ha (18,2 %) akan ditanam pada bulan Oktober – Desember 2012.

8) Sasaran tanam SL-PTT jagung tahun 2012 di 7 (tujuh) provinsi mencapai 17.845 ha. Dari luasan tersebut direncanakan akan ditanam pada bulan Maret 835 ha (4,7%); April 1.425 ha (8%); Mei 2.196 ha (12,3%); Juni 995 ha (5,6%); Juli 695 ha (3,9%); Agustus 805 ha (4,5%) dan September 3.680 ha (20,6%). Sedangkan sisanya 7.214 ha (40,4%) akan ditanam pada bulan Oktober – Desember 2012

9) Sasaran tanam SL-PTT Kedelai tahun 2012 di 7 (tujuh) provinsi mencapai 38.950 ha. Dari luasan tersebut direncanakan akan ditanam pada bulan 2.660 ha (6,8 %); April 7.580 ha (19,5 %); Mei 6.905 ha (17,7 %); Juni 7.115 ha (18,3 %); Juli 7.975 ha (20,5 %); Agustus 5.664 ha (14,5 %) dan September 1.051 ha (2,7 %).

2. Pertemuan Koordinasi Pengembangan Kedelai Melalui Perluasan Areal Tanam (PAT)

Pelaksanaan pertemuan dilaksanakan pada tanggal 25 – 27 Juni 2012, di

hotel Saphir Yogyakarta. Adapun tujuan dari pertemuan adalah

mempertemukan antara Kementerian Pertanian dengan instansi-instansi terkait dalam rangka mendukung perluasan areal tanam kedelai untuk peningkatan produksi kedelai menuju swasembada tahun 2014. Sedangkan sasaran yang akan dicapai adalah mendorong pertanaman kedelai di lahan baru antara lain lahan kehutanan dan perkebunan untuk mendoronng perluasan areal tanam kedelai dengan mewujudkan swasembada kedelai tahun 2014.

(24)

Peserta yang hadir Sekretaris Menteri Kementerian Pertanian, Staf Ahli Menteri Bidang Investasi, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP), Direktorat Jenderal Perkebunan, Puslitbangtan, Badan Litbang Kementerian Pertanian, UGM, BATAN, Perum Perhutani Pusat, Asosiasi Hutan Tanaman Rakyat Mandiri (AHTRMI), Himpunan Pengusaha Tahu-Tempe Indonesia (HIPERTINDO), KOPTI, Dinas Pertanian Provinsi Sentra Kedelai (Banten, Sumut, Sumsel, Bali, NTB, Sulsel, Jateng, Jatim, Sulut, Aceh, Jabar).

Adapun hasil rumusan pertemuan sebagai berikut :

a. Pengembangan kedelai harus dilakukan secara kompetitif dan

manguntungkan petani dengan memberikan insentif yang memadai kepada petani. Salah satu permasalahan yang mengemuka dalam budidaya kedelai adalah terkait benih karena masa kadaluarsa benih kedelai relatif singkat, perlu dicari teknik penyimpanan dan distribusi benih yang baik supaya benih bisa bertahan dengan daya tumbuh yang optimal.

b. Potensi pengembangan kedelai di lahan Perhutani terutama di hutan kayu putih sangat besar karena pada lahan tersebut dapat dilakukan tumpangsari secara terus menerus, dengan menerapkan teknologi sesuai rekomendasi produktivitasnya dapat mencapai 20,00 Ku/Ha. Namun masih terdapat beberapa kendala dalam pengembangan di lahan perhutani, diantaranya persaingan dengan komoditi padi dan jagung, produktivitas kedelai masih rendah dan harga kurang menarik sehingga pada tahun 2012 pelaksanaan GP3K untuk kedelai mengalami penurunan dari 13.527,77 Ha pada tahun 2011 menjadi 4.334,15 Ha pada tahun 2012. c. Pengembangan kedelai di lahan perkebunan dapat dilakukan melalui

tumpangsari dengan tanaman kelapa, karet, dan kepala sawit. Untuk tanaman kelapa dapat dilakukan tumpangsari sepanjang tahun, namun untuk karet dan kelapa sawit hanya bisa dilakukan sampai dengan umur Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 4 tahun. Potensi tumpangsari tanaman pangan dengan kelapa terbesar ada di Sulawesi dan Maluku. Namun untuk data luas lahan yang cocok ditanami kedelai harus di verifikasi lagi.

d. Asosiasi Hutan Tanaman Rakyat Mandiri (AHTRMI) melaporkan bahwa sudah disiapkan areal hutan tanaman rakyat untuk mengembangkan kedelai seluas 4.800 Ha yang tersebar di Kabupaten Muara Tebo, Jambi seluas 2.000 Ha, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara seluas 2.000 Ha dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat seluas 800 Ha. Pihak AHTRMI meminta agar Ditjen Tanaman Pangan dapat memfasilitasi bantuan benih dan pupuk serta AHTRMI dapat diperkenankan membuat penangkar benih yang hasilnya dapat dibeli/disalurkan oleh Ditjen Tanaman Pangan.

e. Direktorat Perbenihan menyampaikan bahwa untuk mendukung

pengembangan kedelai dilakukan melalui pemantapan produksi benih sumber, pemberdayaan penangkar benih, optimalisasi pengawasan mutu dan sertifikasi benih serta peningkatan penggunaan benih bersertifikat. f. KOPTI melaporkan bahwa kebutuhan kedelai rata-rata pengrajin tahu

tempe sebesar 1,5 juta Ton/tahun, 70-80 % kebutuhan berasal dari Impor. Pengrajin tahu lebih memilih kedelai lokal karena kandungan patinya lebih tinggi, namun pengrajin tempe lebih senang menggunakan kedelai impor karena bijinya lebih seragam, pasokannya kontinyu dan harga lebih murah.

(25)

KOPTI/pengusaha tahu tempe bersedia menampung hasil dengan syarat kontinuitas barang dan harga yang sesuai.

g. Berdasarkan informasi dari Badan Litbang Pertanian, terdapat potensi lahan untuk pengembangan kedelai di lahan Perhutani seluas 290.103 Ha. Selain di lahan Perhutani, kedelai dapat ditanam secara tumpangsari dengan tanaman perkebunan dan ubi kayu. Untuk mendapatkan produksi yang optimal harus diperhatikan kesesuaian varietas dan musim tanamnya. Varietas kedelai yang tahan naungan dan berpotensi tinggi adalah varietas argomulyo.

h. Berdasarkan informasi tersebut diatas maka terdapat peluang perluasan areal tanam kedelai dapat dilakukan seluas 299.237 Ha, dengan rincian :

 GP3K seluas 4.334 Ha

 AHTRMI seluas 4.800 Ha

 Perhutani seluas 290.103 Ha

i. Untuk mendorong perluasan areal tanam kedelai dilahan kehutanan untuk mencapai swasembada kedelai, diusulkan agar Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, Ditjen Tanaman Pangan membuat usulan Upaya Khusus (UPSUS) Pengembangan Kedelai di lahan hutan seluas 300.000 Ha dengan bantuan full paket.

j. Untuk keberhasilan perluasan areal tanam kedelai tersebut diatas, perlu dukungan berupa kebijakan regulasi, perbaikan tata niaga kedelai, jaminan

pemasaran dan penetapan harga dasar untuk kedelai, yang

menguntungkan petani.

3. Pertemuan Agribisnis dan Perluasan Areal Tanam Kedelai

Pelaksanaan kegiatan 2013 yang telah dilaksanakan pada tanggal 22 Nopember 2012 di Hotel Maharani, Jakarta. Pertemuan dihadiri sebanyak 63 peserta terdiri dari Direktur Pengembangan Usaha - Kementerian Transmigrasi, BPS, Bulog, BATAN, DEKENAS, Gapoktindo, pelaksana kegiatan perluasan areal tanam baru (PATB) tahun 2013 pada 12 Provinsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan pelaksana (provinsi Aceh, Sumut, Jambi, Riau, Sumsel, Lampung, Jabar, Jatim, Banten, Kalsel, NTB dan Sulsel) dan 17 Kabupaten (kab.Aceh Timur, Simalungun, Muaro Jambi, Tanjab Timur, Rokan Hulu, Lamp.Tengah, Ciamis, Cianjur, Garut, Karawang, Sukabumi, Tasikmalaya, Pandeglang, HST, Bima dan Bone), Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan-Bogor, P2HP, Perum Perhutani dan Direktorat lingkup Tanaman Pangan.

Hasil rapat koordinasi sebagai berikut :

1) Sasaran areal tanam kedelai tahun 2013 sesuai roadmap awal ditargetkan seluas 1.538.000 ha dengan produksi 2.250.000 ton biji kering dan sesuai usulan revisi roadmap sasaran areal tanam 1.018.500 ha dengan target produksi 1.500.000 ton biji kering.

2) Untuk mencapai target produksi tersebut, telah dirancang program dan kegiatan meliputi :

a. Luas areal tanam yang direncanakan akan dilakukan pembinaan seluas 1.018.500 ha, sesuai dengan sasaran usulan revisi dan hasil koordinasi dengan daerah melalui kegiatan peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam, diharapkan tercapai target produksi 1,5 juta ton tahun 2013.

(26)

b. Upaya peningkatan produktivitas pada areal tanam yang sudah ada seluas 600.000 ha melalui kegiatan SL-PTT seluas 455.00 ha dan pembinaan areal tanam swadaya petani seluas 145.000 ha.

c. Upaya perluasan areal tanam seluas 253.250 ha pada lahan yang belum tanam kedelai melalui peningkatan indeks pertanaman (IP), lahan perhutani dan lahan replanting perkebunan dan rencana lahan transmigrasi, melalui kegiatan meliputi sebagai berikut :

 Pengembangan model PTT seluas 110.000 ha pola bantuan full paket

yang anggarannya telah dialokasikan di Satker Tugas Pembantuan di 22 Kabupaten/kota pada 8 Provinsi dengan masing-masing luas areal 5.000 ha/kab

 Perluasan areal tanam baru direncanakan seluas 143.250 ha dengan

pola bantuan full paket yang anggarannya telah dialokasikan di Satker Pusat dengan lokasi 12 Provinsi pada 51 Kabupaten

 Perluasan areal tanam di lahan transmigrasi dan Perhutani dan

swadaya petani seluas 155.000 ha, yang lahannya masih direncanakan dan diidentifikasi

d. Upaya perbaikan kebijakan tata niaga kedelai melalui penetapan HPP, revitalisasi peran Bulog dalam menjamin pasar serta perbaikan system perbenihan

3) Beberapa masukan dari forum rapat meliputi sebagai berikut :

a. Daerah sudah menyiapkan lokasi untuk pelaksanaan perluasan areal tanam kedelai seluas 243.250 ha dan sedang menyiapkan calon petani pelaksana

b. Daerah akan melakukan sosialisasi untuk pelaksanaan SL-PTT, berkaitan dengan pola bantuan subsidi benih kedelai

c. Berdasarkan data dari Kementerian Transmigrasi Direktorat

Pengembangan Usaha, bahwa potensi lahan transmigrasi untuk pengembangan kedelai tersedia kurang lebih 500.000 ha. Hal ini sebagian sebagai peluang untuk perluasan areal tanam, namun diperlukan dukungan paket bantuan saprodi lengkap. Saat ini data areal tersebut sedang dilengkapi rincian spesifikasi lokasinya hingga tingkat desa/kelompok

d. Usulan daerah dalam rangka pencapaian sasaran produksi dan ketepatan pelaksanaan kegiatan adalah :

 Penyaluran sarana produksi khususnya benih agar tepat waktu dan

pertanaman di beberapa lokasi sudah dimulai bulan Februari – Maret

2013

 Perlunya pemberdayaan penangkar lokal dalam upaya penyediaan

benih kedelai

 Pembinaan tidak hanya produksi tetapi harus terpadu dengan

pembinaan pasca panen dan peningkatan mutu benih

e. Dalam upaya penyediaan benih bagi program 2013, langkah yang akan dilakukan :

(27)

 Badan Tenaga Atom (BATAN) menyiapkan benih varietas Rajabasa, Mitani dan Mutiara. Saat ini tersedia benih kelas BS 130 kg, FS-SS 100 ton dan kelas BS yang akan panen Januari/februari sebanyak 1 ton

 Badan Litbang (Balitkabi) sedang melakukan pertanaman benih

sumber

 Pemberdayaan penangkar TA.2012 sudah siap dimanfaatkan untuk

mendukung penyediaan benih kedelai

 Menyiapkan penyediaan benih dan kegiatan pengembangan model

PTT seluas 40.000 ha melalui pembinaan kelompoktani untuk memproduksi benih berkoordinasi dengan BPSB

 Mengusulkan pemanfaatan CBN 2011-2012 yang tersedia kurang

lebih 7.000 ton, untuk perluasan areal tanam di lahan transmigrasi benih CBN tersebut sampai saat ini belum termanfaatkan.

f. Sejalan upaya penjaminan hasil, Bulog siap menampung hasil setelah ada tugas dari Pemerintah

g. Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakopti) siap membeli hasil produksi petani dengan kualitas standar mutu yang baik. Harapan Gakopti agar Pemerintah segera menetapkan HPP

h. Agar program pelaksanaan areal tanam tercatat dalam angka BPS, maka BPS meminta Dinas melaporkan kegiatan-kegiatan tersebut pada kantor BPS di masing-masing lokasi.

4. Pertemuan Koordinasi Stakeholder DIY

Pertemuan Koordinasi Pengembangan Agribisnis Aneka Kacang dan Umbi

Tahun 2012, yang telah dilaksanakan pada tanggal 25 – 27 Juni 2012 di

Hotel Saphir, Yogyakarta. Adapun hasil pertemuan sebagai berikut: :

1) Pertemuan dihadiri oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan/ Kepala Seksi yang membidangi komoditas aneka kacang dan umbi Dinas Pertanian di 24 provinsi dan 8 Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian kabupaten (daerah sentra komoditas Akabi), pengusaha dibidang komoditas Akabi, Badan Ketahanan Pangan dan lingkup Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Ditjen Tanaman Pangan.

2) Tujuan pertemuan adalah menjalin dan meningkatkan sinergistas yang berkesinambungan antara stakeholder dengan pelaku usaha dalam rangka pengembangan agribisnis komoditas Akabi, dan memfasilitasi penyampaian informasi potensi pengembangan komoditas Akabi dalam kaitannya dengan pemenuhan bahan baku oleh pengguna (pengusaha) melalui upaya kerjasama kemitraan.

3) Narasumber dari Badan Ketahanan Pangan, Direktur BUAKABI, Kasubdit Aneka Kacang, Kasubdit Ubikayu dan Kasubdit Ubijalar Direktorat BUAKABI, Dinas Pertanian Kabupaten Jepara (Kacang Tanah), Kabupaten Demak (Kacang Hijau), Kabupaten Pati (Ubikayu) dan Kabupaten Sumedang (Ubijalar) serta stakeholder dibidang komoditas Akabi yaitu: PT. Garuda Food, CV. Suburin Putra Mandiri, PT. Sumber Manis dan CV. Techtar Farm and Food dan PT. Galih Estetika.

Gambar

Tabel 1. Sasaran  Luas  Tanam, Luas  Panen, Produktivitas  dan Produksi Aneka                Kacang dan Umbi Tahun 2012
Tabel 2. Capaian  Luas  Panen,  Produktivitas  dan  Produksi  Aneka Kacang dan                 Umbi ARAM II Tahun 2012 dibandingkan Sasaran dan ATAP 2011
Tabel 3. Sasaran  dan  Realisasi  Sekolah  Lapangan  Pengelolaan   Tanaman       Terpadu (SL-PTT) Kedelai Tahun 2012
Tabel  4. Capaian Produktivitas SL-PTT Kedelai Tahun 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan e-commerce toko sepatu Mr.Pienk telah dilakukan dengan tahap sebagai berikut: Dimulai dengan perencanaan sistem menggunakan PIECES untuk menganalisa

Kombinasi yang baik untuk mempertahankan kualitas otak-otak selama masa simpan yaitu edible coating pati garut dengan penambahan bawang putih sebesar 15 %.. Edible coating

Sifat yang diharapkan dalam sediaan gel topikal yaitu memiliki aliran tiksotropik, tidak lengket, tidak berkendir, daya sebar baik, tidak berminyak, mudah dicuci, sebagai emolien,

Jazakumullaahu Khoiran Katsiiroo, doa ini untuk temen-temen SI Teknik Sipil Non Reg 2013, terima kasih atas kebersamaan kita selama ini,,,.. Dan terakhir, Jazakumullaahu

Hasil penilaian ahli terhadap model HOT-V Lab menunjukkan bahwa: (1) Tahapan praktikum model HOT-V Lab sesuai dengan tahapan pemeca- han masalah secara sistematis, (2)

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data perbandingan olahraga sore dan olahraga malam terhadap penurunan kadar glukosa darah dengan menggunakan

Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Prosedur penanganan yang diberikan hampir sama, secara garis besar penanganan yang dilakukan dimulai dengan pengecekan presensi siswa, panggilan kepada siswa