• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III RANCANGAN KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III RANCANGAN KARYA"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

35

BAB III

RANCANGAN KARYA

3.1 Tahapan Pembuatan

Perancangan karya, Audio storytelling yang penulis buat adalah mengenai “Membongkar Praktik Ilegal Tukang Gigi”. Sebelumnya, Audio storytelling yang penulis buat akan berdurasi selama satu jam dengan pembagian enam segmen di dalamnya, dari tiap – tiap segmen berisikan konten dengan kronologikal isu yang akan penulis ambil dengan total durasi kurang lebih 10 menit per segmen. Pada tiap – tiap segmennya, penulis akan berusaha untuk mendatangi narasumber sesuai dengan pengambilan angle yang penulis pilih untuk tiap segmennya. Audio Storytelling ini akan mengambil sub-klaster audio -reporting based yang mana nantinya akan menjadi sebuah Audio storytelling dengan membongkar mengenai praktik ilegal yang hingga saat ini masih dilakukan oleh oknum tukang gigi, juga memberi edukasi yang mendalam mengenai prosedur penanganan kesehatan gigi yang benar.

3.1.1 Pra Produksi

Pada perencanaan yang penulis lakukan, menurut (Laksono, 2010, p. 60-81), terdapat beberapa garis besar perencanaan melakukan proyek investigasi, untuk bagian pra produksi adalah sebagai berikut:

(2)

36 1. Membentuk Tim (Multi-Spesialisasi)

Fungsi dari tim dalam investigasi adalah untuk saling menjaga substansi cerita. Keuntungan lain bekerja dalam tim adalah keterlibatan orang - orang dengan spesialisasi tertentu (Laksono, 2010, p. 62-63).

Namun, pada proyek yang penulis lakukan, penulis tidak benar - benar memiliki tim khusus yang dibuat untuk dapat menyelesaikan proyek yang penulis rencanakan. Secara keseluruhan, penulis bekerja secara pribadi, dengan ide – ide dan perencanaan yang orisinil. Namun, dalam proyek ini, penulis memiliki partner informal, yaitu selaku dosen pembimbing penulis, karena penulis selalu mendapatkan saran serta kritik untuk publishnya karya ini nanti. Dosen pembimbing yang penulis maksud adalah Adi Wibowo Octavianto, S.Sos., M.Si.

Selain itu, jika setelah proses pra produksi dan produksi telah penulis jalani, dan penulis mendapat kendala dalam melakukan penyuntingan audio , maka penulis akan meminta jasa penyunting audio untuk bisa membantu penulis dalam tahap penyelesaian proyek.

(3)

37 2. Melakukan Riset atau Observasi Awal

Riset serta penemuan ide awal untuk “Membongkar Praktik Tukang Gigi Ilegal” didapat dari seorang beauty vlogger yang biasa penulis nonton, Tasya Farasya, yang mengulas mengenai menyedihkannya edukasi mengenai praktek gigi ilegal serta mendatangkan admin dari Korban Tukang Gigi (@Korbantukanggigi). Setelahnya, penulis terus mengikuti perkembangan yang ia berikan lewat platform media sosialnya. Ia melakukan beberapa riset mengenai pengetahuan masyarakat (khususnya pengikut media sosialnya) mengenai pengetahuan umum mereka tentang tukang gigi, berdasarkan apa yang ia unggah, cukup banyak orang yang nyatanya masih belum paham bahkan tidak mengetahui sama sekali apa yang dilakukan oleh tukang gigi itu sesuai prosedur atau tidak.

Dari kasus tersebut, penulis tertarik untuk benar - benar mengetahui aktvitas negatif yang dilakukan oleh tukang gigi, setelah itu penulis melakukan riset melalui mesin pencarian lewat internet dengan menggunakan keyword “keburukan tukang gigi”, dari kata kunci tersebut penulis mendapat banyak referensi dari berbagai sumber mengenai sisi buruk tukang gigi dan informasi umum mengenai praktik

(4)

38 mereka di publik.

Sumber: Olahan penulis

Gambar 3.1 Hasil Pencarian Melalui Internet

Beberapa diantaranya membuat penulis bisa mendapatkan latar belakang keberadaan tukang gigi seperti sejarah, definisi, hingga peraturan yang sejak dulu hingga sekarang masih mengikat mereka. Informasi mendasar ini penulis jadikan referensi untuk pengetahuan umum di latar belakang serta membantu penulis dalam menjabarkan fakta di dalam naskah produksi audio storytelling.

(5)

dokumen-39 dokumen penelitian penulis jadikan sebagai rujukan sumber

sehingga saat penulis melakukan wawancara dengan narasumber, penulis dalam mengonfirmasi apakah memang fakta-fakta tersebut valid dari sumber yang memang terpercaya dan sudah expert.

Selain melakukan pencarian di internet, penulis juga kerap bertanya kepada beberapa kerabat penulis yang saat ini sedang menjalani pendidikan kedokteran gigi. Secara pribadi mereka sangat mendukung topik yang penulis lakukan, sehingga mereka dengan senang hati akan membantu dalam menyediakan informasi dan narasumber yang penulis butuhkan di kemudian hari. Mereka juga mengatakan bahwa topik ini harus menjadi perhatian penting bagi masyarakat umum, agar terhindar dari penyakit maupun sakit yang berkepanjangan.

Topik itu akan penulis bungkus dengan format Audio storytelling, yang mana menurut penulis akan sangat mudah didengarkan di mana saja dan kapan saja. Selain itu, dengan format Audio storytelling, pendengar bisa lebih menggambarkan sendiri apa yang nantinya akan penulis jabarkan dalam bentuk suara.

Penulis juga melakukan pencarian terkait data - data yang bisa mendukung topik penulis untuk bisa semakin

(6)

40 menyebarkan fakta yang ada di lapangan. Penulis melakukan

riset melalui mesin pencarian di internet dengan menggunakan kata kunci “Tukang Gigi”, “Keburukan Tukang Gigi”, hingga “Perbedaan Tukang Gigi dan Dokter Gigi”, sehingga hasil- hasil yang didapat dari mesin pencarian bisa penulis gunakan sebagai data tambahan, tentunya dengan sumber yang terpercaya dan legal.

Dari hasil riset singkat dan pencarian data yang penulis dapat, penulis mencatat segala yang penulis dapat sehingga saat penulis menjalani eksekusi liputan dan produksi karya, penulis dapat menjabarkan apa yang benar - benar dirasakan oleh audiens mengenai topik yang penulis ambil.

3. Menentukan Fokus

Pada tahap ini, penulis menentukan siapa saja yang penulis jadikan narasumber untuk tiap segmen acara. Penulis memilih beberapa narasumber seperti korban tukang gigi untuk segmen pertama adalah kerabat dari orang - orang terdekat penulis. Setelahnya untuk segmen kedua penulis memilih tukang gigi secara random namun yang memaparkan kontak yang bisa dihubungi di tempat prakteknya, penulis akan menghubunginya dan melakukan wawancara secara investigatif, di mana penulis akan seakan-akan bertanya

(7)

41 terkesan ingin menggunakan jasanya. Untuk segmen ketiga dan

keempat, penulis menghubungi dan melakukan wawancara virtual dengan dokter gigi serta perwakilan admin dari akun edukasi yaitu @KorbanTukangGigi. Setelahnya untuk segmen kelima, penulis menghubungi dan melakukan wawancara virtual dengan mahasiswa koas yang juga kerabat dari penulis, serta mereka juga termasuk mewakilkan diri mereka sebagai mahasiswa kedokteran gigi yang kontra dengan keberadaan tukang gigi.

Selain itu, pada tahap ini penulis telah menyelesaikan perencanaan naskah serta pencarian terkait data – data pendukung, setelahnya penulis tinggal menyiapkan untuk proses eksekusi di lapangan juga dengan narasumber.

Pada segmen pertama, penulis akan melakukan wawancara dengan beberapa narasumber yaitu korban tukang gigi, dan meminta sang narasumber untuk menceritakan kisah tragisnya menjadi seorang korban dari praktik ilegal tukang gigi. Masalah ini akan menjadi jembatan yang akan membuka topik sehingga pendengar akan tertarik untuk mengetahui kenapa dan bagaimana hal tidak menyenangkan tersebut dapat terjadi. Narasumber yang penulis pilih adalah seorang korban tukang gigi bernama Amel, Ibu Sumiah, dan Paman dari Cahaya.

(8)

42 Selanjutnya pada segmen kedua penulis akan

menghubungi tukang gigi melalui nomor yang bisa dihubungi, hal ini dilakukan karena kondisi Jakarta yang sedang menjalani Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga diminta untuk meminimalisir waktu di luar rumah. Penulis akan berpura – pura menjadi pasien yang berniat untuk memasang behel, namun nantinya penulis akan bertanya-tanya mengenai praktik apa saja yang mereka bisa lakukan serta permasalahan biaya yang dianggap masyarakat kebanyakan murah dan efektif. Penulis tidak akan hanya menghubungi satu tukang gigi tapi beberapa tukang gigi, yang memajang kontak mereka di pinggir jalan atau yang menjual jasanya secara online.

Pada segmen ketiga dan keempat, tentunya penulis akan membuat audiens memahami topik dan permasalahan yang penulis ambil dalam produksi audio ini, penulis akan menemui seorang dokter gigi yang juga seorang admin dari akun Instagram @Korbantukanggigi yaitu Dr.g Belind, nantinya ia akan penulis minta untuk menjelaskan mengenai perbedaan tukang gigi dan dokter gigi serta apa yang seharusnya dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh tukang gigi. Pengetahuan umum ini akan menggiring audiens untuk semakin memahami persoalan mengenai banyaknya tukang gigi yang masih tidak melakukan prosedur yang sesuai dengan

(9)

43 aturan mereka.

Penulis membuat segmen ini menjadi dua segmen karena menurut penulis, pemahaman mengenai dasar permasalahan ini harus benar - benar dijelaskan secara terperinci, agar tidak ada kesalahpahaman. Penulis juga akan menggambarkan kondisi ruangan dokter gigi yang sesuai dengan ketentuan ruangan kesehatan, dan nantinya ruangan ini akan dibandingkan dengan ruangan yang digunakan tukang gigi.

Pada segmen kelima, penulis akan menemui dua mahasiswa koas kedokteran gigi yang sedang menjalani koas, dan meminta mereka untuk menjelaskan posisi mereka sebagai mahasiswa koas, di mana pemeriksaan gigi lebih baik dilakukan dengan mereka dibanding ke tukang gigi. Mahasiswa koas yang akan penulis temui adalah Hamidah Oktafiani dan Sania Aurelia selaku mahasiswa koas kedokteran gigi Universitas Trisakti.

Segmen terakhir akan memberikan informasi tambahan yang tidak ada pada segmen sebelumnya. Di sini juga terdapat soundbite tambahan dari tukang gigi yang mendengarkan bahwa mereka sebenarnya memahami aturan yang mengikat mereka, namun mereka memilih acuh. Dokter

(10)

44 Belind, juga akan menambahkan saran-saran lain yang bisa

masyarakat pilih agar terhindar dari jasa ilegal tukang gigi.

4. Merancang Strategi Eksekusi

Dalam tahap ini eksekutor harus memiliki lebih dari satu rencana, serta memiliki catatan mengenai apa-apa saja yang harus ia lakukan serta resiko yang mungkin terjadi (Laksono, 2010, p. 77-78).

Sebelumnya, penulis harus telah menyelesaikan rencana pembuatan naskah yang mana akan membantu penulis dalam melakukan rekaman serta wawancara dengan narasumber. Penulis juga penulis membuat daftar pertanyaan terlebih dahulu bedasarkan data - data hasil riset yang telah dilakukan, untuk mempermudah jalannya wawancara. Dalam struktur yang penulis buat adalah seperti tabel berikut:

Tabel 3.1 Struktur Audio Storytelling Membongkar Praktik Ilegal Tukang Gigi

No Segmen Keterangan

1. Opening Membuka segmen dengan interaktif

pada pendengar dan menjelaskan awalan topik pembahasan.

(11)

45

2. Isi Narator menjelaskan fakta-fakta secara monolog dan narasumber memperkuat fakta tersebut dengan pernyataannya.

3. Closing Narator memberi kesimpulan singkat

mengenai pokok pembahasan.

Sumber: Olahan Penulis

Setelah merancang struktur naskah, selanjutnya penulis akan melakukan perencanaan melakukan peliputan. Pertama, penulis akan merencanakan mendatangi dokter gigi yang sudah penulis targetkan (Dr.g Belind) yang mana penulis akan menemuinya langsung di tempat ia melakukan praktik penyembuhan gigi, lebih jelasnya lagi lokasi tersebut adalah di sekitar Bogor. Selanjutnya, penulis akan melaksanakan apa yang sudah penulis skenariokan untuk narasumber pertama ini. Sayangnya perencanaan ini dilakukan sebelum terjadinya pandemic Covid-19 yang mewabah di Indonesia, sehingga penulis dan kebanyakan orang harus menjaga jarak, dan kemungkinan proses wawancara dengan narasumber penulis akan dilakukan secara online, namun, penulis akan tetap berusaha untuk bisa menjelaskan sebaik mungkin untuk hasil akhir audio ini.

(12)

46 penulis yang juga merupakan mahasiswa koas dan akan

menjelaskan mengenai topik yang penulis ajukan khususnya pada mahasiswa koas dan pandangan serta saran mereka terhadap masalah yang terjadi. Resiko yang penulis alami adalah kendala pada pandemi Covid-19 sehingga seluruh kegiatan koas mahasiswa kedokteran (termasuk kedokteran gigi) harus diubah menjadi sistem online. Sehingga penulis tidak dapat mewawancarai kegiatan koas saat berlangsung.

Tahap peliputan selanjutnya adalah, penulis akan langsung terjun ke tempat di mana tukang gigi melakukan praktik serta sekaligus menjadi pasien mereka. Pada proses ini, penulis akan berpura-pura menjadi orang biasa yang penasaran dengan cara kerja tukang gigi dan apa saja yang sebenarnya mereka lakukan, baik yang ditawarkan secara langsung maupun yang mereka tuliskan di tempat kerja mereka. Penulis akan melakukan rekaman suara secara diam-diam dan amatir menggunakan gawai pribadi penulis untuk wawancara terselubung dengan ‘tersangka’ nantinya.

Pada proses ini, resiko yang penulis bisa saja dapat adalah kendala dengan gawai, tersangka yang tidak mau membongkar rahasianya dengan sembarang orang, dan potensi penulis yang ketahuan melakukan perekaman suara. Karena itu, penulis tidak hanya mendatangi satu tukang gigi, penulis akan

(13)

47 mendatangi lebih dari satu dan mempersiapkan back up untuk

kesalahan secara teknis.

Setelah rencana peliputan, penulis juga membuat naskah produksi yang nantinya akan penulis gunakan untuk merangkai semuanya menjadi satu cerita yang sudah penulis rancang. Dikarenakan naskah terlalu panjang, penulis hanya mencantumkan salah satu naskah pada segmen pertama, dan sisanya dapat dilihat di lampiran, pada akhir naskah akademik ini. Berikut merupakai rangkaian naskah yang penulis buat:

Tabel 3.2 Salah Satu Naskah Audio Storytelling Membongkar Praktik Ilegal Tukang Gigi di Segmen 01 – Suara Para Korban Tukang Gigi

Opening KAMU PERNAH PERNAH SAKIT

GIGI GA?/ TRUS PERNAH GA KEPIKIRAN BEROBAT KE TUKANG GIGI?/ AKU HARAP SIH ENGGAK/

YA/ KECUALI KAMU MAU

KURANG LEBIH/ BERNASIB SAMA KAYAK YANG TADI ITU// SAKIT GIGI TUH EMANG NYEBELIN/ KATANYA SIH LEBIH NYEBELIN DARI SAKIT HATI/ TAPI APAPUN ALASANNYA/ LEBIH BAIK KAMU

(14)

48 MINTA PENANGANAN ORANG YANG TEPAT//

KALI INI BARENG AKU/ WINDY FEBRIANA/ DALAM SATU JAM KE DEPAN/ KAMU BAKAL DENGERIN MULAI DARI KISAH GAENAK KORBAN-KORBAN TUKANG GIGI/

PARA OKNUM YANG

MENAWARKAN JASA ILEGAL MEREKA/ TERUS JUGA RESIKO PENGGUNAAN JASA ILEGALNYA/ SAMPAI SARAN-SARAN YANG BISA JADI REKOMENDASI BUAT

KAMU UNTUK MENANGANI

MASALAH GIGI DENGAN AMAN

DAN TENTRAM// JANGAN

LEWATKAN SATU SEGMENPUN KARENA SEMUA YANG AKAN KAMU DENGAR ITU PENTING DAN BERGUNA/ JADI STAY TUNED DAN DENGERIN TERUS YA//

(15)

49 KONFERENSI KESEHATAN GIGI DI DUA RIBU TUJUH BELAS/ DISEBUTKAN BAHWA TERDAPAT KURANG LEBIH TUJUH PULUH LIMA RIBU TUKANG GIGI YANG TERSEBAR DI INDONESIA/

DIBANDINGKAN DENGAN

DOKTER GIGI YANG HANYA

BERJUMLAH DUA RIBUAN/

KEBERADAAN TUKANG GIGI JELAS LEBIH PUNYA KEMUDAHAN

AKSES// SAYANGNYA/ DI

LAPANGAN GAK MENJAMIN

PRAKTIK DI LUAR KEWENANGAN TUKANG GIGI BERJALAN SESUAI ATURAN//

BANYAK RESIKO BURUK BISA SAJA DIHADAPI PARA PENGGUNA JASA TUKANG GIGI// SALAH SATUNYA/ TERBUKTI DARI

UNGGAHAN PADA AKUN

(16)

50 GIGI YAITU/ SEORANG WANITA BERUSIA LIMA PULUH TUJUH TAHUN HARUS MERENGGANG NYAWANYA PADA AWAL DUA RIBU DELAPAN BELAS/ AKIBAT PENYAKIT KANKER// KORBAN

DIDUGA MENGALAMI

KOMPLIKASI AKIBAT

PEMASANGAN GIGI PALSU

SECARA PERMANEN OLEH

TUKANG GIGI//

TAPI SEBENERNYA KAMU TAU GA SIH/ KALAU TUKANG GIGI ITU GABOLEH PASANG GIGI TIRUAN YANG PERMANEN?// HAL INI DITULISKAN PADA PER-MEN-KES NOMOR TIGA PULUH SEMBILAN TAHUN DUA RIBU EMPAT BELAS/ JELASNYA/ TUKANG GIGI HANYA

BOLEH MEMBUAT DAN

MEMASANG GIGI TIRUAN

(17)

51 PENUH/ DENGAN BAHAN HEAT

CURING ACRYLIC TANPA

MENUTUPI AKAR GIGI//

SAYANGNYA BANYAK OKNUM

TUKANG GIGI YANG GAK

MENGIKUTI ATURAN TERSEBUT/ APALAGI KEBERADAAN MEREKA

MAKIN BANYAK MAKIN

MENJAMUR/ YANG MEMBUAT BANYAK MASYARAKAT AWAM/ TERGIUR DENGAN KEMUDAHAN AKSES/ DAN HARGA YANG

TERJANGKAU/ JIKA

DIBANDINGKAN DENGAN JASA DOKTER GIGI//

AMEL MENJADI SALAH SATU KORBANNYA/ IA TERMAKAN BUJUK RAYU IBUNYA/ YANG

MUNGKIN JUGA GAK

MENGETAHUI PROSEDUR KERJA TUKANG GIGI/ AKHIRNYA IA

(18)

52 YANG SAKIT UNTUK BEROBAT DI TUKANG GIGI//

SETELAH DIATASI OLEH TUKANG GIGI/ AMEL AWALNYA NGERASA LEBIH BAIK/ TAPI/ BESOKNYA DIA MALAH MERASA ADA YANG GAK BERES/ IA SERING MERASA PUSING // AMEL MENDIAMIN BEBERAPA HARI/ DIPIKIR CUMA SAKIT KEPALA BIASA/ TAPI SETELAH BEBERAPA HARI/ SAKITNYA GAK MEMBAIK/ DAN BENGKAKNYA MALAH MAKIN PARAH//

TERNYATA SETELAH DILIHAT LAGI/ TUKANG GIGI YANG AMEL GUNAKAN SEPERTINYA SALAH DALAM MENGGUNAKAN ALAT DENTALNYA/ ALAT YANG GAK

DIKETAHUI GUNANYA ITU

MELUKAI GUSI ATAU BAGIAN DALAM MULUT AMEL/ SEHINGGA

(19)

53 HAMPIR TERJADI INFEKSI

KARENA LUKANYA GAK

DIOBATIN//

SELAIN KISAH AMEL YANG SEDIH/

AKIBAT KETIDAK TAHUAN

IBUNYA TENTANG RESIKO

MENGGUNAKAN JASA TUKANG GIGI/ KALI INI KISAH LAIN DATANG DARI SEORANG IBU PARUH BAYA BERUMUR 40 TAHUN/ SUMIAH// IA MENYADARI BAHWA GIGINYA SUDAH MULAI RAPUH DAN PADA COPOT/ AKHIRNYA IA BERKEINGINAN MENGGUNAKAN GIGI PALSU DI TUKANG GIGI// KEINGINANNYA GAK SALAH/ YANG SALAH ADALAH/ TUKANG GIGI YANG

MEMASANG GIGI TIRUAN

PERMANEN UNTUK SUMIAH//

SELAIN GAK BERTAHAN LAMA/ GIGI ASLI SUMIAH YANG MASIH

(20)

54 BAIK-BAIK SAJA IKUT COPOT

YANG AKHIRNYA MEMBUAT

SUMIAH SEMAKIN OMPONG// IA MENGAKU MENYESAL KARENA

GAK MENGETAHUI BAHWA

TUKANG GIGI SEBENARNYA GAK BOLEH MEMASANG GIGI TIRUAN PERMANEN//

DI LAIN KISAH YANG LEBIH TRAGIS/ DIALAMI OLEH PAMAN DARI SEORANG MAHASISWI

BERNAMA CAHAYA//

SAYANGNYA/ HINGGA SAAT INI

PAMANNYA GAK MENGAKUI

BAHWA IA ADALAH KORBAN DARI JASA ILEGAL TUKANG GIGI//

SIKAP SEPERTI INILAH YANG

MASIH BANYAK ADA DI

MASYARAKAT/ DAN MEMBUAT MEREKA ACUH DENGAN ATURAN YANG MENGIKAT TUKANG GIGI// SELAIN ITU/ KERAS KEPALA

(21)

55 SESEORANG JUGA MENJADI

PENGARUH BESAR UNTUK

MENOLAK EDUKASI YANG BENAR MASUK DAN BISA MENGUBAH MINDSET MEREKA//

Closing GIMANA?/ MASIH PENASARAN

MENCOBA JASA TUKANG GIGI SETELAH MENDENGAN KISAH

MEREKA?/ KISAH MEREKA

BERTIGA BUKANLAH YANG

PALING TRAGIS/ MASIH BANYAK CERITA MENGERIKAN/ SETELAH MENJADI KORBAN TUKANG GIGI YANG MUNGKIN GAK DIKETAHUI ATAU DIBONGKAR KE PUBLIK//

SEBELUM MASUK KE SEGMEN BERIKUTNYA/ AKU MAU TANYA SEDIKIT KE KAMU/ ADA YANG PERNAH LIAT BANNER/ PLANG/ ATAU BROSUR DARI TUKANG GIGI GAK?// PASTI ADA YANG PERNAH LIAT ATAU MUNGKIN JUGA YANG

(22)

56 NGGA NGEH YA/ TAPI KALO KAMU PERNAH LIHAT DAN SADAR SAMA IKLAN TUKANG GIGI/ MUNGKIN KAMU PERNAH LIHAT TAWARAN JASA BEHEL?/ VENEER?/ CABUT GIGI?/ ATAU SCALLING KAN?// EF WAI AI AJA NIH YA/ ITU SANGAT-SANGAT

ILEGAL!/ DAN DAPAT

MEMBAHAYAKAN//

KALO GA PERCAYA TENANG AJA/ SOALNYA ABIS INI KAMU AKAN DENGERIN/ PARA OKNUM NAKAL

TUKANG GIGI/ YANG

MENAWARKAN JASA ILEGAL

MEREKA SECARA

TERANG-TERANGAN/ AKU BAKAL

MENGHUBUNGI MEREKA DAN BERLAKU SEAKAN-AKAN INGIN MENGGUNAKAN JASA MEREKA//

JANGAN LEWATKAN SEGMEN

(23)

57 MEMBONGKAR PRAKTIK ILEGAL TUKANG GIGI///

3.1.2 Produksi

Perencanaan selanjutnya yang penulis lakukan, menurut (Laksono, 2010, p. 60-81), terdapat beberapa garis besar perencanaan melakukan proyek investigasi, untuk bagian produksi adalah, merancang Strategi Eksekusi

Dalam tahap ini eksekutor harus memiliki lebih dari satu rencana, serta memiliki catatan mengenai apa-apa saja yang harus ia lakukan serta resiko yang mungkin terjadi (Laksono, 2010, p. 77-78).

Pada tahap ini penulis akan melakukan perencanaan melakukan peliputan. Pertama, penulis akan merencanakan menguhubungi dokter gigi yang sudah penulis targetkan (Dr.g Belind) yang mana penulis akan melakukan wawancara secara virual melalui Zoom Meeting, proses wawancara akan dilakukan pada 17 September 2020. Selanjutnya, penulis akan melaksanakan apa yang sudah penulis skenariokan untuk narasumber pertama ini. Wawancara online dilakukan karena kondisi yang ada di tengah pandemi Covid-19.

Setelahnya, penulis akan menemui dua kerabat penulis yang juga merupakan mahasiswa koas dan akan menjelaskan mengenai topik yang

(24)

58 penulis ajukan khususnya pada mahasiswa koas dan pandangan serta saran

mereka terhadap masalah yang terjadi, proses wawancara akan dilakukan pada 23 September 2020. Resiko yang penulis alami adalah kendala pada pandemi Covid-19 sehingga seluruh kegiatan koas mahasiswa kedokteran (termasuk kedokteran gigi) harus diubah menjadi sistem online. Sehingga penulis tidak dapat mewawancarai kegiatan koas saat berlangsung. Sehingga untuk pengalaman mengatasi pasien korban tukang gigi akan dijelaskan oleh dokter gigi saja.

Tahap peliputan selanjutnya merupakan salah satu kendala yang dialami penulis atas kurang maksimalnya karya penulis menjadi sebuah pelaporan investigasi. Dikarenakan adanya pandemi akibat virus Covid-19, penulis tidak bisa melaksanakan peliputan investigasi yang seharusnya penulis lakukan untuk bisa mendapatkan informasi mendalam melalui tukang gigi. Ekspetasi sebelumnya, penulis melakukan perencanaan untuk menjadi pasien dari tukang gigi sendiri dan mengulik informasi menggunakan recorder tersembunyi, sebagaimana secara teoritis penulis sudah tuliskan di BAB II dan BAB III. Namun, dikarenakan resiko terpapar virus yang besar baik pihak keluarga maupun pihak dosen pembimbing tidak memperkenankan penulis untuk melakukan liputan tersebut. Penulis mengganti liputan investigasi tersebut dengan melakukan wawancara lewat telepon bersama tukang gigi yang dituju dan merekam percakapan tersebut. Oleh karena itu, penulis tidak dengan maksimal mendapat informasi sebagaimana yang akan penulis dapatkan jika berhasil melakukan peliputan

(25)

59 investigasi secara langsung ke lapangan.

Pada proses ini, resiko yang penulis bisa saja dapat adalah kendala dengan gawai, selain itu penulis juga bisa berkendala dengan ‘akting’, ditakutkan jika terlalu banyak bertanya, oknum tukang gigi malah curiga dan tidak mau menjawab. Sehingga penulis akan melakukan wawancara secara natural menanyakan secara random seakan-akan penulis memang tidak tahu apa-apa, proses peliputan akan dilakukan pada 28 September 2020.

Dalam melakukan proses peliputan, hingga perekaman audio , penulis harus melengkapi diri dengan perlengkapan yang memadai, yang bisa membantu penulis menghasilkan hasil rekaman yang halus, dan minim gangguan (noise). Penulis membekali pekerjaan penulis dengan perlengkapan rekaman seperti microphone condenser, soundcard, serta headphone. Microphone condenser yang penulis gunakan adalah BM-800, soundcard yang penulis gunakan adalah soundcard V8, dan headphone dari Beat.

3.1.3 Paska Produksi

Pada tahap ini, penulis telah melakukan eksekusi lapangan,

setelahnya penulis akan melakukan peninjauan terkait rekaman yang sudah penulis lakukan. Jika terdapat kesalahan penulis akan melakukan revisi dan jika data mentah sudah sesuai dengan ekspetasi penulis, maka penulis akan melanjutkan ke tahap penyuntingan.

(26)

60 Penulis akan melakukan menyuntingan dengan menggunakan Adobe

Audition sesuai dengan penempatan segmen serta sound effects yang sesuai dengan tema penulis. Jika penulis merasa kurang puas dengan proses penyuntingan yang penulis lakukan sendiri, maka penulis akan meminta bantuan audio editor untuk bisa membuat hasil liputan penulis bisa lebih menarik untuk didengar. Penulis akan menggunakan tips yang diberikan oleh Larry Jordan dalam menyunting audio di Adobe Audition, juga

menggunakan tips dari Rob Byers dalam tahapan serta alat untuk melakukan rekaman dan penyuntingan.

Kemudian penulis akan melakukan publikasi karya menggunakan aplikasi Anchor yang secara bisa dengan mudah dimasukan ke Spotify dan platform podcast lainnya. Selain itu, penulis sudah mendapat konfirmasi bahwa audio storytelling yang penulis buat akan masuk dalam salah satu episode di dalam serial podcast di Liputan6.com.

Selanjutnya perencanaan yang penulis lakukan, menurut (Laksono, 2010, p.60-81), untuk bagian paska produksi adalah menyiapkan Skenario Paska-Publikasi.

Pada pengerjaan proyek investigasi ini, terdapat kemungkinan pihak yang kontra maupun tersinggung dengan hasil akhir penulis yang sudah dipublikasi, sehingga bisa saja mereka yang merasa terusik sudah mempersiapkan berbagai skenario. Penulis telah mempersiapkan pihak yang siap memberikan backup terhadap penulis, bilamana hal buruk tersebut

(27)

61 terjadi.

Dikarenakan orang yang menjadi narasumber penulis adalah bagian dari admin @KorbanTukangGigi, maka orang - orang dibalik @KorbanTukangGigi siap membantu penulis bila ada pihak kontra yang menyerang penulis. Selain itu, nantinya audio storytelling ini akan ditampilkan dalam salah satu episode di serial podcast di Liputan6.com, sehingga pihak podcast Liputan6.com pun siap membantu penulis untuk pertanggung jawaban karya penulis.

3.2 Anggaran

Untuk bisa memproduksi karya ini, dibutuhkan sejumlah biaya. Penulis memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan dalam pembuatan karya ini.

Tabel 3.3 Anggaran

Keterangan Biaya

Microfon Condenser Rp 250.000

Soundcard Rp 150.000

Transportasi Rp 50.000

Biaya Tak Terduga Rp 200.000

Total Rp 650.000

Sumber: Olahan Penulis

3.3 Target Luaran

Karya “Membongkar Praktik Ilegal Tukang Gigi” yang berbentuk Audio storytelling ini akan distribusikan melalui platform bernama Anchor, sehingga

(28)

62 nantinya bisa secara otomatis dihubungkan dan akan diunggah di aplikasi Spotify

dan platform podcast lainnya. Alasan penulis memilih aplikasi tersebut karena selain berfungsi sebagai platform streaming musik, kedua aplikasi tersebut juga banyak digunakan penggunanya untuk mendengarkan Audio storytelling. Selain itu, target pendengar podcast ini berusia 18-30 tahun. Meskipun topik yang dibicarakan cukup berat, namun podcast ini dibawakan dengan bahasa sehari-hari sehingga dapat dinikmati dan menjangkau masyarakat Indonesia lebih mudah.

Untuk memasarkan karya ini, penulis akan melakukan promosi di akun-akun media sosial penulis seperti instagram, twitter, dan facebook dengan membuat poster digital yang memperlihatkan ajakan mendengar audio storytelling penulis. Selain itu, penulis juga menggunakan fitur paid promote dari platform jnstagram untuk bisa lebih meluaskan pemasaran produk. Tujuannya adalah untuk menarik pendengar tidak hanya dari yang tertarik dengan isu kesehatan gigi namun semua kalangan masyarakat, karena menjaga kesehatan gigi berlaku untuk semua kalangan dari berbagai umur.

Gambar

Tabel 3.1 Struktur Audio Storytelling Membongkar Praktik Ilegal  Tukang Gigi
Tabel 3.2 Salah Satu Naskah Audio Storytelling Membongkar Praktik Ilegal  Tukang Gigi di Segmen 01 – Suara Para Korban Tukang Gigi
Tabel 3.3 Anggaran

Referensi

Dokumen terkait

GAMBAR 3. Soal Uji TKR Nomor 2. Soal ini diadaptasi dari soal-soal ulangan harian siswa untuk menghitung energi potensial benda. Pada soal nomor 2a siswa diminta mengurutkan

Pada tahun 2006 Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) telah mensahkan standar pendidikan dokter gigi yang dipergunakan oleh seluruh institusi pendidikan kedokteran gigi

Dalam kesempatan ini, peneliti ingin melakukan studi mengenai apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan COVID- 19 dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa

Selain disebabkan pandemi Covid 19 yang masih menjadi kendala dalam pelaksanaan program kegiatan sub kegiatan pada Tahun Anggaran 2021 ini, Badan Kepegawaian dan

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan lama dan jenis penggunaan masker selama masa pandemi COVID-19 dengan kejadian akne vulgaris pada mahasiswa Fakultas Kedokteran

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Hubungan Penggunaan Media Sosial dengan Distres Psikologis Terkait Pandemi Covid-19 pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Sehingga yang menjadi permasalahan pada penelitian ini adalah “ “Apakah getah bunga kamboja efektif untuk mengatasi rasa sakit gigi di masa pandemi covid-19 ?”

Dengan adanya penelitian efektifitas metode story telling dalam pembudayaan kebiasaan cuci tangan pada anak usia dini diharapkan agar anak usia dini dengan mudah memahami cuci