• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I SYARAT UMUM DAN ADMINISTRASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I SYARAT UMUM DAN ADMINISTRASI"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

SYARAT UMUM DAN ADMINISTRASI

1. Pekerjaan yang akan dikerjakan adalah Pekerjaan Renovasi Interior Ruang Layanan Publik Kantor Layanan Pengadaan Secara Elekronik (LPSE) Kota Manado.

2. Sumber dana adalah Proyek; Support to Indonesia’s Islands of Integrity Prorgam for

Sulawesi (SIPS) DFATD tahun 2014.

3. Lokasi pekerjaan : Kompleks Perkantoran Walikota Manado

4. Jangka Waktu untuk menyelesaikan pekerjaan adalah 42 (empat puluh dua) hari kalender. Terhitung sejak Surat Perjanjian Kontrak Kerja ditandatangani. Penyedia barang dan jasa harus dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam Surat Perjanjian Kerja.

5. Metode pengadaan ini dilaksanakan dengan metode Pelelangan Umum disesuaikan dengan standar pengadaan SIPS.

6. Calon Peserta Pengadaan harus memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh SIPS.

7. Tatacara Pengadaan Barang dan Jasa pada Proyek Support to Indonesia’s Islands of Integrity Prorgam for Sulawesi (SIPS) tahun 2014 .

a. Tahapan pengadaan :

 Dokumen administrasi dan penawaran ditujukan kepada Proyek SIPS dengan alamat; Jl. Mangga No.83 Sario Kotabaru Manado.

 Pemaparan policy dan teknis pengerjaan di Kantor SIPS

 Penyerahan berkas dan presentasi penawaran dari masing-masing vendor yang dihadiri oleh enduser/pemda, OMS dan SIPS serta diadakan tanya jawab secara detail termasuk penalty, termin pembayaran dan lain-lain di Kantor SIPS

 Bersama end-users/pemda, SIPS, OMS memberikan rekemondasi sementara pemenang  Setelah rekomendasi didapat akan dilakukan assesment ke vendor pemenang untuk

melihat reputasi, kemampuan modal dan kecakapan teknis dll.  Akan dikirim bidding analysis form ke Jakarta untuk approval  Akan diterbitkan SPK/surat perjanjian kerja

b. Berkas administrasi yang dibutuhkan (Asli ditunjukkan) :  Surat Pernyataan Minat.

 Akta Pendirian Perusahaan dan perubahan

 Surat Izin usaha (SBU) sertifikat Badan Usaha yang terdaftar pada asosiasi tertentu, bidang arsitektural.

(2)

 SIUJK  TDP

 Surat Keterangan Fiskal Daerah Tahun 2014/Tanda Bukti pembayaran pajak/NPWP, SPT tahunan dan bukti pelaporan pajak 3 bulan terakhir.

 Surat Pernyataan kebenaran dokumen yang ditandatangani oleh Direktur dan diberi materai secukupnya..

 Surat Pernyataan tidak termasuk dalam Daftar Hitam oleh LPSE yang ditandatangani oleh Direktur dan diberi materai secukupnya.

 Surat Pengukuhan Perusahaan Kena Pajak SPPKP) Untuk peserta lolos verifikasi berkas administrasi

 Penawaran, DED dan RAB, metode pelaksanaan keseluruhan item pekerjaan  Pengalaman pekerjaan sebelumnya terutama di bidang interior.

 Struktur Organisasi Perusahaan, Daftar Personil (CV lampirkan), Pengalaman Kerja Tenaga Teknis dan Pernyataan Tertulis menjadi bagian dari proyek

 Daftar Peralatan yang sesuai

 Surat Kuasa Direksi jika diwakilkan pada penjelasan pekerjaan yang diberikan materai secukupnya .

 Surat Jaminan / Keterangan bank kecukupan modal untuk menjalankan pekerjaan dari proyek (bagi pemenang tender).

 Pakta Integritas

c. Ketentuan lain penyedia Barang Dan Jasa:

- Dilarang pengalihan sebagian dan atau keseluruhan pekerjaan

- Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan Progress 0%, progress 25%, progress 50% dan Progress 100% dalam bentuk foto ukuran 3R.

Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengadaan barang-barang, tenaga kerja serta perlengkapan pengiriman serta instalas partisi,i furniture/mebelair yang diterangkan di gambar (lampiran spesifikasi teknis) dan Bill Of Quantity. Pelaksanaan dan penyelesaian secara tepat pada waktunya baik dan lengkap sesuai dengan gambar dan ketentuan– ketentuan dalam syarat- syarat dan spesifikasi teknis pekerjaan ini.

Pengadaan dimaksud yang telah ditentukan supaya diwujudkan berupa barang –barang dengan tidak merubah atau mengurangi/menambah jenis dan kontruksi yang telah ditetapkan dalam lingkup pekerjaan dan sesuai dengan Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).

(3)

BAB II

SYARAT –SYARAT / SPESIFIKASI TEKNIS

A. PERSYARATAN TEKNIS UMUM

1. PERATURAN TEKNIS UMUM

Untuk melaksanakan pekerjaan ini digunakan lembar-lembar dan ketentuan ketentuan dan peraturan seperti tercantum dibawah ini termasuk segala perubahan - perubahan terkini yakni :

1. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI - NI-5. 2. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1983.

3. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia disingkat PUBI-1982. 4. Standard Nasional Indonesia (SNI).

2. PENJELASAN UMUM TENTANG TATA TERTIB PELAKSANAAN

a. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diwajibkan mempelajari dengan seksama gambar kerja dan RKS Pelaksanaan beserta Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

b. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diwajibkan mengukur ulang dan mengecek ulang seluruh besaran yang ada, kemudian mencocokan hasil pengukuran dengan gambar kerja dan hasilnya dikoordinasikan dengan Direksi c. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diwajibkan melaporkan kepada Direksi setiap

ada perbedaan ukuran diantara gambar-gambar, perbedaan antara gambar kerja dan RKS untuk mendapatkan keputusan. Tidak dibenarkan sama sekali bagi Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa memperbaiki sendiri perbedaan tersebut diatas. Akibat-akibat dari kelalaian Kontraktor/ Penyedia Barang /Jasa dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.

d. Daerah area kerja akan diserahkan kepada Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa (selama pelaksanaan) dalam keadaan seperti diwaktu pemberian kerja dan dianggap bahwa Kontraktor/Penyedia

Barang/Jasa mengetahui benar-benar mengenai : 1) Letak bagian/area bangunan yang akan dibangun. 2) Batas-batas serta lingkup maupun keadaannya. 3) Keadaan fisik bangunan sesuai dengan gambar.

e. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib menyerahkan hasil

pekerjaannya hingga selesai dan lengkap yaitu membuat (menyuruh membuat) memasang serta memesan maupun menyediakan bahan- bahan bangunan alatalat kerja dan pengangkutan, membayar upah kerja dan lain-lain yang bersangkutan dengan pelaksanaan.

f. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasawajib menyediakan sekurang- kurangnya 1 (satu) salinan gambar-gambar dan RKS ditempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat oleh Pemilik atau Direksi.

g. Atas perintah Direksi kepada Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa dapat dimintakan membuat gambar-gambar penjelasan dan perincian bagian-bagian khusus. Semuanya atas beban Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa. Gambar tersebut

(4)

setelah disetujui oleh Direksi , secara tertulis akhirnya menjadi gambar perlengkap dari gambar-gambar pelaksanaan.

h. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya maupun yang sedang dilaksanakan, Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diwajibkan berhubungan dengan Direksi untuk ikut menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain, untuk mendapatkan pengesahan /persetujuannya.

i. Setiap usul perubahan dari Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa ataupun

persetujuan pengesahan dari Direksi dianggap berlaku sah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.

j. Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan proyek ini harus benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu, ukuran dan lain-lain yang sesuaikan standard/ peraturan-peraturan yang dipergunakan didalam RKS ini. Semua bahan-bahan tersebut diatas harus mendapatkan pengesahan/persetujuan dari Direksi sebelum akan dimulai pelaksanaannya.

k. Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaan penyelesaian/ perapihan, harus dilakukan oleh tenaga-tenaga dari pihak Kontraktor / Penyedia Barang / Jasa yang benar-benar ahli.

I. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan harus dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.

m. Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus memenuhi syarat-syarat teknis, dan dapat dipertanggung jawabkan.

3. J A D W A L

Paling lambat 1 (satu) minggu setelah dinyatakan sebagai Pemenang Pelelangan, Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diharuskan mengajukan :

1. Jadwal waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara terperinci

yang digambarkan

2. Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja. 3. Jadwal Pengadaan Bahan.

Bagian-bagian yang disebutkan diatas 1 s/d 3 harus mendapat persetujuan dari Direksi sebagai dasar/patokan Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa dalam melaksanakan pekerjaan dan Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib

mengikutinya. Kelalaian dalam memasukan bagian-bagian dimaksud 1 s/d 3 tersebut diatas dapat menyebabkan pekerjaan menantikan sementara. Akibat dari penghentian sementara ini menjadi tanggung jawab Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa seluruhnya.

4. PENGUKURAN

a. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib memberitahukan kepada Direksi bagian pekerjaan yang akan dimulai, untuk dicek terlebih dahulu ketentuan ukuranukurannya.

b. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diwajibkan senantiasa mencocokan ukuranukuran satu sama lain dalam tiap pekerjaan dan segera melaporkan secara tertulis kepada Direksi setiap terdapat selisih/perbedaan-perbedaan ukuran, untuk diberikan keputusan pembetulannya. Tidak ibenarkan Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa membetulkan sendiri kekeliruan tersebut tanpa persetujuan Direksi .

c. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja.

(5)

d. Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh. Kelalaian Kontraktor/Penyedia Barang /Jasa dalam hal ini tidak akan ditolerir dan Direksi berhak untuk membongkar pekerjaan dan mengganti dengan yang baru atas biaya Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.

5. PEMAKAIAN UKURAN

a. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum dalam Rencana Kerja & Syarat dan gambar-gambar berikut tambahan dan perubahannya.

b. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun bagian-bagiannya dan memberitahukan Direksi tentang setiap perbedaan yang ditemukannya didalam RKS dan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan. Kontraktor /Penyedia Barang /Jasa baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Direksi Proyek yang ditentukan oleh Pemberi Tugas.

c. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam hal apapun menjadi tanggung jawab Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa. Oleh karena itu sebelumnya kepadanya diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar yang ada.

6. LAPANGAN KERJA

a. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib menyediakan perlengkapan kantor direksi kelompok Direksi dan alat-alatnya yang nantinya menjadi milik SIPS.

b. Untuk menyimpan bahan-bahan bangunan yang dianggap perlu Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus membuat gudang.

c. Penggunaan bangunan yang ada di lapangan, hanya dilakukan dengan izin dari Direksi .

7. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN

a. Selama berlangsungnya pembangunan pelaksanaan proyek ini, kebersihan halaman dan lingkungan terutama jalan-jalan disekitar proyek, kantor, gudang, los kerja dan bagian dalam bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib, bebas dari bahan bekas/puing dan lain-lain. Khusus kebersihan lingkungan disekitar proyek, yang harus dibersihkan adalah adanya kotoran yang diakibatkan oleh keluar masuknya kendaraan proyek ini. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan Direksi memberi perintah penghentian seluruh pekerjaan. Akibat dari hal ini seluruhnya menjadi tanggungan

Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.

b. Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang-gudang maupun yang berada di halaman bebas harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan keamanan pekerjaan/umum dan juga agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan penelitian bahan- bahan oleh Direksi maupun oleh SIPS.

(6)

c. Tidak diperkenankan :

1. Pekerjaan menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan izin Direksi .

2. Memasak ditempat bekerja kecuali izin Direksi .

3. Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minuman, rokok dan sebagainya ke tempat pekerjaan.

4. Keluar masuk dengan bebas.

8. ALAT-ALAT KERJA DAN ALAT-ALAT PEMBANTU

a. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara sempurna dan efisien, misalnya : beton molen, katrol, steger, mesin- mesin dan alat-alat lain yang diperlukan, untuk pemindahan mesin/ Peralatan Bengkel yang akan dipindahkan.

b. Bila pekerjaan telah selesai, Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diwajibkan segera menyingkirkan alat-alat tersebut, pada butir 1 Pasal ini, serta memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan bekasbekasnya.

c. Disamping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksud pada butir 1 Pasal ini. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hujan dan lain- lain.

9. PEMBANGKIT TENAGA DAN SUMBER AIR

a. Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan pekerjaan, harus diadakan oleh Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran, upah dan tagihan serta pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesai adalah beban

Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.

b. Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan didapatkan dari sumber air yang sudah ada dilokasi pekerjaan tersebut. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus memasang sementara pipa-pipa dan lain-lain pekerjaan untuk mengalirkan air dan mencabutnya kembalipadawaktu pekerjaan selesai. Biaya untuk pekerjaan pengadaan air Sementara adalah beban Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.

c. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa tidak diperbolehkan menyambung dan menghisap air dari saluran induk dan sebagainya tanpa terlebih dahulu mendapatkan izin tertulis dari SIPS atau Direksi .

10. I K L A N

Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa tidak diizinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di lapangan kerja atau ditanah yang berdekatan tanpa izin dari SIPS atau Direksi .

11. JALAN MASUK DAN JALAN KELUAR

a. Pemakaian jalan masuk ketempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa dan disesuaikan dengan kebutuhan proyek tersebut.

(7)

b. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diwajibkan membersihkan kembali jalan masuk pada waktu penyelesaian, dan memperbaiki segala kerusakan yang

diakibatkannya dan menjadi beban Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.

12. PERLINDUNGAN TERHADAP RUANGAN LAIN DISEKITARNYA

a. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor/Penyedia

Barang/Jasa bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan akibat operasi pelaksanaan pekerjaan terhadap ruangan yang ada dan lain- lain yang ada dilapangan pekerjaan dan lingkungan selama hal tersebut diatas tidak termasuk didalam pekerjaan.

b. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas perlengkapan umum seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasi Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa. Segala biaya untuk pemasangan kembali beserta perbaikan-perbaikannya adalah menjadi beban Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.

13. KECELAKAAN DAN KESEHATAN

a. Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi beban Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.

b. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diwajibkan menyediakan kotak PPPK terisi menurut kebutuhan, lengkap dengan seorang petugas yang telah terlatih dalam soal-soal mengenai pertolongan pertama.

c. Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang timbul akibat bencana alam, segala pembiayaannya menjadi beban Kontraktor/Penyedia

Barang/Jasa.

d. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran jenis ABC (segala jenis api), pasir dalam bak kayu, galah-galah dan lain sebagainya.

e. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya.

f. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus mengikuti semua ketentuan umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan Instansi Pemerintah CQ Undang-Undang keselamatan kerja dan lain sebagainya termasuk semua perubahan- perubahannya yang hingga kini tetap berlaku.

14. PENGAMANAN

a. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya ialah mengenai :

1. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang disengaja ataupun tidak.

2. Penggunaan sesuatu yang keliru/salah.

3. Kehilangan-kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.

(8)

b. Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas

Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus melaporkan kepada Direksi dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan selesaikan persoalannya lebih lanjut.

c. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus mengadakan pengamanan, antara lain penjagaan, penerangan malam, pemagaran sementara dan sebagainya.

d. Setiap pekerja harus memakai alat-alat pengaman seperti helm, penggantung dan lain-lain yang dianggap perlu.

e. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan pengaman dalam pelaksanaannya, agar supaya keselamatan lingkungan dapat terjamin dengan baik. 15. PENGAWASAN

a. Setiap saat Direksi harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan, Kontraktor/penyedia barang/jasa harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.

b. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dari

Pengawasan Direksi menjadi tanggung jawab Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa. Pekerjaan tersebut jika diperlukan harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya. c. Jika Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam

kerja normal sehingga diperlukan Pengawasan oleh Direksi, maka segala biaya untuk itu menjadi beban Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa. Permohonan oleh Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan surat disampaikan kepada Direksi Proyek yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas.

d. Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada ditangan petugaspetugas Direksi adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/ dimasukan didalam gambar - gambar dan RKS dan risalah penjelasan. Penyimpangan dari padanya haruslah seizin SIPS.

16. PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN DAN BARANG

a. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan barang, maka ini dimaksudkan menunjukan standard minimal mutu/kualitas bahan dan barang yang digunakan.

b. Setiap barang dan bahan yang ada digunakan harus disampaikan kepada Direksi oleh Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa untuk mendapatkan persetujuan SIPS. Waktu penyampaiannya dilaksanakan jauh sebelum pekerjaannya dimulai.

c. Setiap usulan penggunaan nama dan pabrik serta pembuatan dari suatu bahan dan barang harus mendapat rekomendasi dari Direksi berdasarkan petunjuk dalam RKS serta gambar-gambar dan risalah penjelasan selanjutnya usulan tersebut diteruskan untuk mendapatkan perstujuan dari SIPS.

d. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus diadakan atas biaya Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa

(9)

setelah disetujui oleh SIPS atau Direksi , maka bahan danbarang tersebut seperti diatas yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.

e. Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh Direksi untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifatnya.

f. Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus sudah memasukan sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang. Tanpa mengingat jumlah tersebut, Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa tetap bertangung jawab pula atas biaya pengajuan bahan dan barang yang tidak memenuhi syarat atas perintah SIPS atau Direksi .

17. RENCANA KERJA & SYARAT SERTA GAMBAR KERJA

a. Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan pada RKS ini.

b. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar-gambar dengan RKS, Kontraktor /Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan mengajukan pertanyaan tertulis kepada Direksi dan Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa ddiwajibkan pula mentaati dan mengikuti keputusan Direksi Proyek yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas. c. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang

berlaku, dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada ukuran skala dari gambar-gambar, tapi jika mungkin ukuran ini harus mengambil dari pekerjaan yang sudah selesai.

d. Jika terdapat kekurangan penjelasan-penjelasan dalam gambar atau diperlukan gambar tambahan/gambar detail untuk membesarkan gambar-gambar, atau untuk memungkinkan Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus dapat membuat gambar tersebut dan dibuat 3 (tiga) rangkap gambar atas biaya Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.

e. Apabila ada hal-hal yang disebutkan berulang pada gambar-gambar, RKS atau Dokumen Kontrak lainnya, yang berlainan dan atau penjelasanpenjelasannya bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain, tetapi untuk lebih menegaskan masalahnya. Kalau hal yang menyangkut kelainan harus

f. RKS, Daftar Volume Pekerjaan (BQ), gambar serta Berita Acara penjelasan Pekerjaan adalah bagian yang saling melengkapi satu sama lain dan sesuatu yang termuat didalamnya bersifat mengikat.

18. PENJELASAN PERBEDAAN DOKUMEN

a. Bila ada perbedaan ukuran dan atau penjelasan-penjelasan atau tidak sesuai antara gambar yang berlainan bidang/jenisnya, maka pekerjaan tidak boleh laksanakan dan harus diinformasikan kepada Direksi untuk mendapatkan kepastian mengenai gambar yang dipergunakan.

b. Dalam hal terdapat perbedaan antara : 1. Surat Perjanjian/Kontrak.

(10)

2. Rencana Kerja danSyarat-syarat (RKS) dan tambahan serta perubahannya sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan.

3. Gambar Kerja dan tambahan serta perubahannya sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan.

4. Surat Penawaran Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa berikut lampiran- lampirannya, maka :

1 didahulukan atas 2. 2 didahulukan atas 3. 3 didahulukan atas 4. Dan kemudian baru 4.

c. Jika suatu pekerjaan tidak terdapat dalam ketentuan uraian rencana kerja dan syarat-syarat tetapi terdapat dalam gambar kerja, maka yang terakhir tersebut berlaku penuh. Sedangkan bila terjadi perbedaan ukuran dan material antara gambar kerja dan gambar kerja yang lebih detail, maka yang digunakan sebagai patokan adalah pada gambar detail. Apabila dalam pelaksanaan ketentuan tersebut diatas masih terdapat keragu-raguan, maka akan ditetapkan berdasarkan nilai teknis yang lebih tinggi.

19. GAMBAR PELAKSANAAN (SHOP DRAWING)

a. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus membuat gambar pelaksanaan guna pelaksanaan dilapangan yang harus dibuat berdasarkan gambar- gambar kerja dan disampaikan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan.

b. Pekerjaan Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa belum dapat dimulai sebelum gambar pelaksanaan disetujui Direksi .

c. Direksi harus mempunyai waktu yang cukup untuk meneliti gambar pelaksanaan yang diusulkan oleh Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.

d. Persetujuan terhadap gambar pelaksanaan bukan berarti

menghilangkan tanggung jawab pihak Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut. Kelambatan atas proses ini tidak berarti Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa mendapat perpanjangan waktu pelaksanaan.

e. Gambar tersebut diatas harus dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.

20. GAMBAR YANG BERUBAH DARI RENCANA

a. Gambar-gambar yang dapat berubah dengan perintah tertulis Pemilik Proyek berdasarkan pertimbangan Direksi .

b. Perubahan rancangan ini harus digambarkan sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Pemilik Proyek, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar-gambar dan gambar perubahan rancangan.

c. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga). d. Gambar perubahan yang disetujui oleh SIPS atau Direksi

21. GAMBAR YANG SESUAI DENGAN KENYATAAN

(11)

a. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa pada akhir pekerjaannya harus membuat gambar-gambar terakhir sesuai dengan yang terpasang atau yang telah dilaksanakan (as built drawing/as installed drawing). Gambar yang sesuai dengan kenyataan tersebut harus disetujui Direksi

.

b. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.

22. KERUSAKAN BAGIAN PEKERJAAN OLEH PELAKSANA/

KONTRAKTOR /PENYEDIA BARANG/JASA /SUB- KONTRAKTOR/PENYEDIA BARANG/JASA

a. Setiap bagian pekerjaan yang berhubungan dari Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa satu dengan Kontraktor/PenyediaBarang/Jasa lain, harus selalu dalam koordinasi yang baik, agar kerusakan dari masing-masing bidang pekerjaannya dapat dihindari.

b. Bila kerusakan bagian bangunan tidak bisa dihindari Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa yang bersangkutan diwajibkan memperbaiki bagian yang rusak tersebut seperti keadaan semula dinilai dan disetujui SIPS atau Direksi secara tertulis.

23. PENYERAHAN PERTAMA

Pada akhirnya pekerjaan menjelang penyerahan pertama :

a. Semua bangunan sementara dibongkar setelah mendapat ijin dari SIPS atau Direksi .

b. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih utuh tanpa cacat. c. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diwajibkan menyerahkan kepada

SIPS atau Direksi berupa :

1. 3 (tiga) set gambar "as built drawing" dan seluruh pekerjaan yang dilaksanakannya termasuk gambar perubahan dari rencana.

2. 3 (tiga) album photo berwarna.

d. Membersihkan atau membuang sisa-sisa bahan, sampah dan lain-lain yang tidak berguna pada pelaksanaan pembangunan.

24. GUDANG SEMENTARA & PERLENGKAPAN PERSONIL

a. Direksi Keet beserta Kantor Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa ditanggung oleh Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diwajibkan merawat peralatan milik SIPS (bila ada) serta menanggung biaya perawatan peralatan serta pemakaian listrik selama berlangsungnya pekerjaan.

b. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib mempunyai gudang sementara tempat penyimpanan. Material harus terlindung dengan baik. Gudang dilengkapi dengan pintu serta kunci secukupnya. Gudang dibongkar setelah mendapat persetujuan dari Direksi .

c. Perlengkapan Personil Direksi Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib

(12)

25. UNSUR PEKERJAAN YANG DISEBUTKAN KEMBALI

Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini ada bagian- bagian/bab-bab yang menyebutkan kembali setiap unsur pekerjaan pada item/ayat lain, maka ini bukan berarti menghilangkan item/ayat tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan.

26. PENGAMANAN BARANG-BARANG YANG DIADAKAN

a. Selama barang-barang yang diadakan belum terpasang, kontraktor/penyedia barang wajib mempunyai gudang untuk menampung sementara barang yang dipesan oleh SIPS sampai dengan bulanAgustus 2014 tanpa adanya tambahan biaya.

b. Keutuhan dan keamanan barang-barang tersebut belum dipasang masih menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa.

B. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN INTERIOR

1. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pemberitahuan

a. Sebelum memulai Pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus memberitahukan kepada Konsultan Direksi guna pemeriksaan awal dan izin Pelaksana Pekerjaan. b. Waktu pemberitahuan 2 X 24 jam sebelum memulai Pekerjaan.

2. Pemeriksaan

Pelaksana sebelumnya harus yakin akan kesiapan lokasi dan segala akibat yang mungkin dapat timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan Persetujuan izin memulai pelaksanaan Pekerjaan setelah pemeriksaan kondisi lokasi bersamasama Konsultan Direksi dan Pelaksana Pekerjaan.

3. Pemutusan Jalur-jalur lnstalasi

Amankan jalur-ialur instaLasi air, listrik, gas atau instatasi lain di lapangan sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai. Cara memutus aliran dan menutup jalur dengan izin Konsultan Direksi , Penguasa setempat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

4. Pengamanan Peralatan

Pelaksana pekerjaan harus mengamankan/melindungi peratatan kantor yang ada di dalam ruangan dari kerusakan atau cacad lainnya akibat Pekerjaan pembongkaran, jika hal tersebut di atas terjadi, maka segala perbaikannya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

2. PEKERJAAN INTERIOR DAN MEBELAIR

1. Umum

a. Semua pekerjaan kayu finishing harus dilaksanakan di pabrik/workshop yang memenuhi standard dan dikerjakan secara maksimal, pekerjaan perbaikan kecilkecilan serta penyetelan boleh dilakukan di site.

(13)

b. Jangan mengukur dengan skala-skala gambar yang ada, gunakanlah ukuran yang sudah tercantum di gambar detail, semua ukuran harus dicek di lapangan oleh Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa. Apabila terdapat perbedaan terhadap layout dengan gambar detail dan kondisi lapangan, maka Kontraktor /Penyedia Barang/Jasa wajib memberitahukan kepada Konsultan Perencana/Direksi untuk dapat dipecahkan bersama.

c. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib membuat mock up untuk setiap satu model furniture dan harus dilihat dan disetujui oleh perencana dan Direksi sebelum melanjutkan pekerjaan.

2. Pekerjaan Dinding Partisi

2.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding partisi plywood, termasuk pemasangan rangka sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas

a. Pekerjaan yang dimaksud dengan spesifikasi ini mencakup pengadaan barang-barang, tenaga kerja, perabotan, serta perlengkapan pengiriman serta instalasi dari furniture/meubelair di site sesuai dengan layout.

b. Pengadaan furniture sesuai jenis yang diterangkan di gambar dan Bill of Quantity (BOQ)

c. Pengiriman, penyimpanan, serta pengaman satuan meubelair harus dilakukan sehingga tidak mengakibatkan kerusakan.

c. Meubelair harus disimpan hingga pekerjaan fisik sudah siap untuk menerimanya.

d. Lindungi semua permukaan meubelair untuk mencegah kotoran, goresan, serta panas matahri dan hujan selama pengiriman.

e. Simpan di tempat yang kering dan bersih hingga tidak merusak meubelair. . 2.2. Persyaratan Bahan a. Rangka :

Rangka vertikal dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal pelat besi hollow minimal 0,3 mm dan diberi meni. Rangka horizontal atas dan bawah dari metal runner berbahan steel galvanized, berupa profil kanal C (C-Channal).

b. Penutup partisi :

- Plywood Veneer dan Kayu Padat

Persyaratan : Jenis plywood veneer yang dipakai adalah plywood nyatoh dan plywood mega sungkai atau sesuai yang tercantum dalam gambar desain. - Kayu padat/solid yang dipakai adalah sama/sejenis dengan plywood veneer

yang dipakai dalam satu barang/item tersebut.

- Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar desain adalah ukuran jadi artinya ukuran kayu sesudah diserut dan diproses atau diberi finishing.

- Kedap air : kayu harus melalui proses tertentu supaya mempunyai kedap air yang cukup, terutama bila digunakan untuk jenis furniture sebagai berikut : Kualitas / Mutu Kayu : Kayu yang digunakan harus memiliki kualitas / mutu yang sesuai standard yang ada dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Metode : Semua pekerjaan kayu di tempat pengerjaan harus sebaik mungkin, dalam ruang yang kering, sirkulasi udara baik dan dijaga agar tidak terkena cuaca / udara langsung. Pencegahan kerusakan oleh benturan amat mutlak, baik sebelum maupun sesudah terpasang.

(14)

c. Alat Pengikat & Bahan Perekat – Meja

Alat Pengikat : Sediakan alat-alat pengikat kayu yang diperlukan seperti angkur, paku, sekrup, baut dan jenis lain yang disetujui. Penggunaan pengikat ini harus tampak rapi, tidak menimbulkan keretakan dan harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh. Bila perlu kayu harus dibor agar permukaannya tidak retak.

Metode : Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat yang terbuat dari logam / “iron mongery” pada kayu harus dikerjakan dengan mesin kayu sehingga tercapai kerapian dan ketepatan yang setinggi-tingginya. Bahan Perekat : Perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak berpengaruh bagi kesehatan. Penggunaan perekat ini harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh, permukaan kayu harus tampak rapi dan tidak meninggalkan noda (terutama bila di-spesifikasikan bahwa permukaan kayu diberi “clear / transparent finish”).

d. Bahan Finishing 2 - HPL

Persyaratan : High Pressure Laminate ( HPL ) yang dipakai adalah ex Grassmerino motif kayu dan warna solid atau Setara, warna sesuai dengan skema warna dan material yang dikeluarkan oleh Perencana.

Tebal HPL yang disyaratkan adalah minimum 0,8 mm. Untuk finishing HPL dengan profil post forming adalah dengan ketebalan maksimal 0,8 mm.

Proses laminasi sebaiknya dipress secara hydrolis (High Pressure system ) di bengkel / work-shop Kontraktor.

Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar rencana/desain. Permukaan HPL dilarang keras diamplas.

Bagian tepi (edging) dari daun pintu, bidang atas/top meja /credenza, diberi edging berbahan PVC tebal minimal 2 mm. Warna disesuaikan dengan warna HPL nya atau sesuai petunjuk gambar rencana/desain.

e. Bahan Finishing 3 - Pelapis / “Upholstery”

Persyaratan : Tekstur bahan pelapis harus konsisten, polanya rapi dan teratur dan tidak bercacat. Kondisinya harus kuat, tidak menyusut. Mempunyai warna yang awet, tidak luntur / “colorfast” dan mempunyai daya tahan terhadap sinar matahari / “UV resistant.

Tahan api : Harus mempunyai daya tahan terhadap api dan memenuhi standard keselamatan.

Anti noda : Bahan pelapis tersebut harus sudah diberi lapisan anti noda yang sesuai dan memenuhi standard.

f. Bahan Pelengkap / Hardware

Jenis : Bahan pelengkap / hardware yang digunakan untuk furniture ini adalah produk Hafele ex Jerman, Blum ex Austria atau Stanley.

Untuk handel laci/pintu lemari digunakan ex Vogel atau setara, metal/besi dengan diameter handel 12mm panjang + 15 cm, kecuali disebutkan lain dalam gambar rencana/desain ( misal dengan finger pull, dll ).

Glides untuk kaki meja/kursi/sofa/credenza : Berbahan plastik atau karet keras harus berasal dari sumber yang disetujui Perencana / KP dan dianggap memenuhi persyaratan penggunaan setelah pihak Pelaksana mengajukan contohnya.

Hardware : Pemasangan rel laci, rel laci, engsel, handel dan kunci dll, harus kuat dan tepat, sehingga mudah digunakan dan mudah dibuka – tutup.

Elemen Lepasan : Pemasangan elemen lepasan harus tepat dan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan. Kesalahan dalam ukuran yang berakibat pada kerapihan bentuk dan desain harus dihindari. Bila hal itu terjadi, Pelaksana harus mengganti sebagian atau seluruh bagian yang tidak sesuai. Digunakan Plywood yang bermutu baik, tebal = 12 mm.

(15)

c. Bahan penutup sambungan partisi : HPL tebal minimal 7 mm. d. Bahan Insulasi Glasswool, tebal 4 cm density 28 kg/m3.

e. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas, Perencana dan Pemberi Tugas.

2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. Juga terlebih dahulu harus memeriksa untuk dikoordinasikan dengan pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan partisi, diantaranya adalah : - Pekerjaan Instalasi pada dinding

- Pekerjaan Kosen, dan lain sebagainya yang terkait dalam terlaksananya pekerjaan ini.

b. Plywood yang dipasang adalah plywood yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Yang dimaksud dengan plywood adalah kayu lapis bukan

woodblock/blocktieak, Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus dapat menunjukkan contoh kepada Direksi maupun pemberi tugas sebelum malaksanakan tugas.

c. Sebelum pemasangan metal runner, dibuat tanda/marking terlebih dahulu di atas bidang lantai sesuai gambar rencana dan diajukan untuk diperiksa terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas dan Perencana.

d. Modul rangka vertikal besi hollow adalah setiap berjarak per as = 60 cm. e. Rangka besi hollow dan metal runner harus siku, tegak, kaku dan kuat, kecuali

bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

f. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. Plywood dipasang dengan sekrup khusus, dengan menggunakan alat bor listrik dan setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar minimal berjarak 300 mm.

g. Kepala sekrup yang terlihat diberi compund agar tertutup dan diamplas. 4.1 Pekerjaan Panel 4.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan panel HPL pada partisi plywood dan plafon/ceiling/langit-langit, juga panel back-dropped sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

4.2. Persyaratan Bahan

a. Bahan panel HPL yg digunakan pada partisi adalah : - HPL tebal 3-4 mm bermutu baik.

- Plywood tebal minimal 9 mm sebagai backing atau alas/HPL. - Rangka plywood sebagai penebal dan pengaku.

- Bahan perekat adalah lem putih setara Rakol atau di-stapler.

- Kayu HPL yang kering dan bermutu baik untuk edging sekeliling panel b. Bahan panel Back-dropped adalah plywood dengan ketebalan 18 mm,

(16)

4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Alas/backing/dasar untuk dipasangi panel, baik partisi maupun plafon/ceiling, harus merupakan permukaan yang bersih dan rata.

b. Panel kayu/plywood dan backwall/backdrop adalah di-finish dengan HPL

c. Panel kayu/plywood setelah selesai di-finish, diberi perlindungan agar tidak rusak/cacat oleh pekerjaan lainnya.

5. Pekerjaan Pintu Kayu

5.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pembuatan kusen kayu dan daun pintu/jendela meliputi seluruh detail yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar (ruang menyusui).

5.2 Persyaratan Bahan

a. Bahan kusen dari kayu Nyatoh dan Kamper yang telah dikeringkan / oven mutu kelas A, kelas kuat I-II dan kelas awet I.

b. Pengawetan kayu

Seluruh bahan kayu diawetkan dengan cara-cara yang diusulkan oleh Kontraktor dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas/MK. c. Ukuran finish kusen sesuai detail gambar.

d. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.

e. Bahan-bahan penutup daun pintu adalah :

- Panel penutup daun pintu adalah plywood 6mm dan lapisan terluar decorative NYATOH dan MEGA SUNGKAI Plywood 3mm dua muka. Diberi edging kayu nyatoh solid atau kayu solid sungkai di sekeliling daun pintu. - Rangka dalam adalah kayu kamper solid (bukan Plywood) mutu kelas A, kering

dan sudah di oven.

f. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas.

g. Accessories daun pintu lihat di pasal pekerjaan Hardware.

5.3 Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambargambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi- sisinya dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan / pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.

e. Semua ukuran harus sesuai ukuran gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin di luar tempat pekerjaan / pemasangan.

f. Kusen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran, bentuk profil, type kusen dan arah pembukaan pintu .

g. Detail kusen dan sambungan dengan material lain harus disesuaikan dengan type pintu yang akan terpasang.

(17)

h. Pembuatan dan penyetelan / pemasangan kusen-kusen harus lurus dan siku, sehingga mekanisme pembukaan pintu bekerja dengan sempurna.

i. Kusen tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni atau finishing lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh Konsultan Pengawas/MK.

j. Semua kusen yang melekat pada dinding beton / bata diberi penguat angker diameter minimum 10 mm. Pada setiap sisi kusen pintu yang tegak dipasang 3 angker dan untuk sisi kusen jendela 2 angker.

k. Setelah kusen dan daun pintu dipasang, antara kusen dan daun pintu/jendela tidak terjadi gap/jarak yang besar, maksimal toleransi adalah 2mm.

l. Pola serat decorative plywood adalah sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar kerja. m. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari pelaksanaan pekerjaan lain.

n. Penutup rangka panel pintu menggunakan plywood dengan ketebalan yang diijinkan (6+3mm) pemasangan menggunakan lem khusus serta bahan pembantu paku yang ditumpulkan ujungnya, kemudian ditutup dengan dempul. Bahan penutup plywood menggunakan HPL sesuai spesifikasi dan setelah disetujui Konsultan Pengawas/MK.

6.Pekerjaan Kaca

6.1 Lingkup Pekerjaan.

Lingkup penggunaan bahan yang dimaksud untuk pelaksanaan sesuai dengan rincian pekerjaan seperti yang tercantum pada gambar kerja untuk konstruksi dan dengan tata cara penanganan pekerjaan seperti tersebut pada persyaratan teknis pelaksanaan dokumen teknis

6.2 Persyaratan Bahan.

Bahan yang dipakai adalah kaca lembaran bening (Clear Float Glass)

Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih, mempunyai ketebalan yang sama dalam satu lembarnya, mempunyai sifat tembus cahaya.

- Khusus untuk kaca lembaran bening (clear float glass) adalah kaca yang dihasilkan dengan proses tarik, kemudian dipotong menjadi lembaran dengan ukuran tertentu. Kedua permukaan rata licin dan bening.

- Produksi ex lokal PT. MULIA GLASS atau produk yang setara.

6.3 Syarat-syarat Pelaksanaan.

1. Batas toleransi :

Untuk kaca lembaran toleransi panjang, lebar, ketebalan, kesikuan dan cacat mengikuti pada Standar Industri Indonesia (SII – 0891 –78).

2. Hasil pemasangan kaca harus dalam alur rangkanya rapat, kuat / tidak goyang dan dijamin kerapihannya.

3. Pertemuan atau sambungan setiap unit kaca, memakai silicone sealant dengan warna ditentukan kemudian. Atau warna tsb. diajukan terlebih dulu ke Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas.

4. Pada pemasangan dinding kaca tanpa kusen atau frameless, bagian tepi menggunakan profil besi galvanized atau aluminium profil U ukuran lebih besar dari tebal kaca tsb. Ditanam pada bagian konstruksi, dan jarak atau gap yang terjadi antara metal profil U dengan kaca, diberi silicone sealant warna putih atau bening. 5. Hasil pemasangan kaca (khususnya kaca bening/clear) yang sudah selesai dan sudah diterima oleh Konsultan Pengawas/MK diberi tanda agar tidak tertabrak oleh pekerja atau orang lain

(18)

7.1 Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan yang berhubungan dengan semua daun pintu dan furniture yang akan dipasang dalam proyek ini dan ditunjukkan dalam table/door schedule serta gambar kerja untuk konstruksi.

7.2 Persyaratan Bahan.

Bahan , type dan merk yang digunakan pada proyek ini ditunjukkan oleh Tabel atau Door Schedule. Semua hardware yang akan digunakan harus diajukan dulu dan dimintakan persetujuannya ke Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas.

7.3 Syarat-syarat Pelaksanaan a. Tenaga

Pekerjaan ini harus dilakukan / dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang betul-betul berpengalaman dan menguasai teknologi pemasangan, serta mempunyai keahlian khusus dalam pekerjaannya.

b. Pelaksanaan

1. Hardware harus terpasang dengan baik, sempurna, kokoh dan siku, sesuai dengan yang dipersyaratkan dan disetujui Konsultan Pengawas. Termasuk pemasangan kunci dan alat-alat bantu yang digunakannya

2. Beberapa hal yang harus dihindarkan dalam pemasangan lock case yaitu : jangan memasang spindle dengan cara dipukul dengan palu, jika lubang dead bolt tidak pas, jangan ditekan secara paksa, jangan melubangi lock case dan jangan memberi beban berlebih pada handel pintu.

3. Seluruh pemasangan Hardware dilaksanakan di lokasi pekerjaan, dengan mempergunakan peralatan lengkap sesuai untuk pekerjaan tersebut.

4. Semua sistem mekanis dari Hardware harus dapat bekerja dengan baik dan sempurna.

5. Kontraktor harus menjaga pekerjaan Hardware yang sudah selesai dilaksanakan, sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan.

6. Hasil pekerjaan pemasangan Hardware harus dapat berfungsi dengan s empurna dan tidak cacat.

9.Pekerjaan Plafond Gypsum Board dan Acoustic Ceiling

9.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan plafond gypsum board termasuk pemasangan rangkanya dan penyetelan kembali atau re-kondisi leveling acoustic ceiling existing, sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

9.2 Persyaratan Bahan a. Rangka :

Rangka dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal pelat besi hollow minimal 0,3 mm dan diberi meni.

b. Penutup langit-langit :

Digunakan Gypsum Board yang bermutu baik produk Jaya Plasterboard atau produk lain yang setara, tebal = 9mm

c. Bahan penutup sambungan plafond : Compound atau bahan plester ex UB400 atau produk lain yg setara. Dan paper tape yang berpori/berlubang dan bergaris tengah.

d. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas.

(19)

9.3 Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

b. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK.

c. Pemasangan rangka plafond besi hollow disesuaikan dengan kondisi ruangan dan dengan pola yang ditunjukkan / disebutkan dalam gambar dengan memperhatikan modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya d. Rangka penggantung bisa menggunakan besi hollow 2x4 cm, konstruksi ke

pelat dak beton di fisher dan sekrup atau dengan paku tembak-dyna bolt. f. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung,

kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring / tegak sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

g. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang.

h. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. Plafond gypsum board dipasang dengan sekrup khusus dan setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar minimal berjarak 300 mm. i. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata, tidak melendut.

j. Sambungan plafond gypsum board diberi compound dengan sebelumnya diberi paper tape khusus gypsum. Setelah compound kering, diamplas sampai rata dan garis sambungan setiap unit gypsum board hilang.

k. Setelah plafond gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus, waterpas dan antara unit-unit gypsum board tidak terlihat.bergelombang dan sambungan

l. Pelaksanaan pekerjaan penyetelan level plafond ceiling acoustic harus dilakukan secara hati-hati terhadap semua komponen yang terdapat di bagian dalam atau dibalik plafond acoustic, yaitu semua komponen instalasi Mekanikal & Elektrikal existing dan yang baru.

10.Pekerjaan Vertical dan Roll Blind 10.1 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pelaksanaan pekerjaan pemasangan vertikal dan roll blind hanya pada jendela gedung atau/dan sesuai yang ditunjukkan pada gambar rencana dan ruang-ruang yang tercakup dalam lingkup renovasi.

10.2 Persyaratan Bahan

a. Vertical blind terbuat dari bilah-bilah bahan aluminium yang ringan, lebar daun 5mm dengan mekanisme penggerak khusus di bagian atas, untuk mengatur pencahayaan yang masuk.

b. Roll Blind adalah terbuat dari bahan lembaran seperti kain, berupa bahan khusus yang tidak mudah sobek. Mempunyai mekanisme penggerak khusus di bagian atas, berfungsi untuk menggulung roll blind dan mempunyai mekanisme berhenti yang unik, agar blind yang tergulung tidak jatuh ke bawah atau berhenti pada ketinggian tertentu sesuai keinginan pemakai.

c. Horisontal blind yang disyaratkan adalah ONNA atau setara, 25 mm perforated atau setara.

(20)

d. Roll blind adalah ONNA atau setara

10.3 Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Kontraktor/ pemborong harus mengajukan data dan spesifikasi produk, cara pemasangan dan pengoperasian sesuai dengan ketentuan yang diajukan dan mengajukan contoh/ mock up horizontal dan roll blind, yang dapat memperlihatkan cara kerja dengan baik dan benar.

b. Pelaksanaan

1. Kontraktor/Pemborong harus mengukur di lapangan

tempattempat/jendela-jendela yang akan dipasang horizontal blind untuk fabrikasinya.

2. Semua perakitan dilakukan di pabrik, perubahan-perubahan kecil saja yang bisa dilakukan dilapangan.

3. Posisi penempatan rumah atau penggerak mekanisme horizontal/roll blind harus pada bidang yang kuat agar tidak ambruk dan harus dikoordinasikan dan disetujui Konsultan Pengawas/MK dan

Perencana. Dihindarkan pemasangan rumah penggerak pada kusen/mullion jendela kaca gedung.

4. Posisi pemasangan tongkat/tuas/rantai penggerak blind harus dikoordinasikan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.

5. Apabila ditemukan kejanggalan sebelum pemasangan, harus segera diinformasikan kepada Konsultan Pengawas.

6. Pemasangan sesuai dengan petunjuk pemasangan dari pabrik. 7. Pemasangan dilakukan dengan mempergunakan sekrup bukan paku.

c. Garansi

1. Kontraktor /Pemborong menjamin barang yang dikirim adalah asli dan baru serta belum pernah dipasang ditempat lain.

2. Kontraktor/Pemborong bertanggung jawab untuk perawatan selama masa garansi masih berlaku.

11. Meja dan Credenza/open cabinet.

11.1. Work top atau Top table, terbuat dari bahan Plywood, dengan tebal total minimal 20 mm.

11.2. Semua bagian dilapis dengan HPL, kecuali bagian bawah meja dan yang tidak terlihat, diperbolehkan dengan lapisan yang lebih tipis ( tacon, melamin atau setara) atau melaminto putih.

11.3. HPL yang dipakai adalah ex Grasmerino motif kayu dan warna solid atau setara ( lihat Pasal 1 ).

11.4. Proses finishing HPL bisa dilihat pada Pasal 2.

11.5. Seluruh sistem memakai sistem knock down / bongkar pasang.

11.6. Pelubangan meja untuk kabel dibuat serapih mungkin dan ditutup dengan cable cap (grommet).

12. Mobile Drawer – Pedestal

12.1. Bahan dasar pedestal adalah Plywoo dengan finishing HPL. 12.2. Kunci central lock pada sisi muka.

12.3. Mempunyai 2 laci terdiri dari :, paper drawer dan hanging map file drawer. 12.4. Castor/roda di bagian bawah pedestal adalah berbahan Nylon keras bermutu

baik, dan secara keseluruhan pedestal dapat bergerak dengan lincah dan baik. 12.5. HPL yang dipakai adalah ex Grasmerino motif kayu dan warna solid atau setara

(lihat Pasal 1 ).

12.6. Proses finishing HPL bisa dilihat pada Pasal 2.

(21)

13. Keyboard Tray

Mekanisme dapat didorong dan ditarik dengan mudah untuk ditempatkan di bawah meja / work top, berbahan plastik keras.

14. Fabrikasi

14.1. Semua komponen konstruksi dikerjakan dengan mesin potong di pabrik agar dapat dihasilkan ukuran yang tepat sama dari setiap komponen untuk mendapatkan sambungan yang tepat

14.2. Setiap panel yang dilapis/ditutup dengan kain pelapis, pembuatannya arus dikerjakan di pabrik.

(22)

BAB III PENUTUP

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dilaksanakan sesuai dengan Berita Acara dan kontrak yang disepakati bersama.

Pekerjaan yang termasuk pekerjaan Rekanan tetapi tidak diuraikan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini harus dilaksanakan oleh rekanan sesuai dengan gambar pelaksanaan supaya mencapai penyelesaian pekerjaan dengan hasil yang lebih baik.

Manado, September 2014

SUPPORT TO INDONESIA’S ISLANDS OF INTEGRITY PROGRAM FOR SULAWESI (SIPS) ABDUL NASER

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, sumber informasi yang digunakan adalah Hasil penelitian berupa bentuk kerjasama yang dapat dilakukan dalam pelestarian Kawasan Pecinan Kembang

Frekuensi terbanyak pada kategori sedang, sehingga dapat disimpulkan Persepsi Guru Penjas Sekolah Negeri se-Kecamatan Sewon dalam Penanganan Dini Cedera Olahraga dengan RICE ( Rest

Metode Life in dimaksudkan agar siswa mempunyai pengalaman hidup bersama orang lain langsung dengan situasi yang sangat berbeda dari kehidupan sehari-harinya. Dengan

Leitch ; sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan

Mencuci Tangan/ Menggunakan Handsanitizer Penerapan Protokol Kesehatan di Mall/Plaza/Tempat Perbelanjaan 66,97% responden mengaku bahwa mall/plaza/tempat perbelanjaan yang

Dalam penelitian ini mencoba memaparkan sedikit tentang definisi agama dan lebih menonjolkan pada pembahasan utama kami ialah ayat-ayat Alquran yang berkenaan

Selanjutnya, pada pelajaran 4 siswa akan belajar dari tokoh Amos untuk menjelaskan bahwa manusia memiliki keterbatasan; dan dalam keterbatasan manusia itu, siswa belajar

Tercatat bahwa pada tahun 2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan kurang dari 1.000 m 2 adalah sebesar 7.898 rumah tangga, mengalami penurunan sebesar