• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Teknis dan Ekonomis Perubahan Galangan Kapal Bangunan Baru dan Reparasi Menjadi Galangan Kapal Khusus Reparasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisa Teknis dan Ekonomis Perubahan Galangan Kapal Bangunan Baru dan Reparasi Menjadi Galangan Kapal Khusus Reparasi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak— Perubahan fokus bisnis merupakan keputusan strategis sebuah galangan kapal yang harus dipertimbangkan sebagai sebuah alternatif untuk bertahan pada lingkungan bisnis yang kompetitif. Tujuan tugas akhir ini adalah menganalisa aspek teknis dan ekonomis terhadap perubahan fokus bisnis yang dilakukan oleh galangan kapal. Pertama, dilakukan analisa potensi pasar reparasi yang dapat memberikan nilai tambah cukup tinggi bagi galangan kapal. Kedua, dilakukan analisa aspek teknis penyesuaian fasilitas reparasi untuk pasar yang mungkin diambil oleh galangan kapal. Ketiga, dilakukan analisa aspek ekonomis terhadap kelayakan rencana penyesuaian fasilitas reparasi tersebut. Berdasarkan hasil analisa pasar yang dilakukan, pasar reparasi yang layak diambil oleh galangan kapal adalah kapal-kapal pendukung oil and gas industry seperti Offshore

Structure, Single Point Mooring dan Anchor Handling Tug Supply, Overhaul mesin induk yang berusia 25

tahun keatas dan konversi atau refurbishment kapal-kapal alutsita. Selain itu masih dimungkinkan peningkatan pasar reparasi kapal-kapal umum antara 3000 GT - 6000 GT dari 80 menjadi 108 kapal per tahun. Perubahan orientasi pasar tersebut, memerlukan penambahan fasilitas yang akan memanfaatkan fasilitas bangunan baru yaitu building berth dan semi graving

dock menjadi graving dock dengan kapasitas 9000 DWT

dan Slipway dengan kapasitas 1500 DWT. Pada waktu yang bersamaan perlu dibangun beberapa fasilitas seperti maintenance shop, steel stock facility dan bangunan kantor. Penambahan peralatan dan permesinan pada bengkel-bengkel yang sudah ada. Biaya investasi yang dikeluarkan oleh galangan kapal diperkirakan sebesar Rp 111 milyar dengan perkiraan BEP (Break Even Point) terjadi pada tahun ke – 7.

Kata Kunci—Aspek Ekonomis,Aspek Pasar, Aspek

Teknis BEP (Break Even Point),Galangan, Investasi, Reparasi.

I. PENDAHULUAN

ANYAKNYA kapal yang beroperasi di Indonesia tentunya harus diimbangi dengan tersedianya sarana dalam bidang perawatan yang cukup. Berdasarkan data dari Direktorat Industri Maritim dan Jasa Keteknikan Direktorat Jendral Industri Alat Transportasi dan Telematika Departemen Perindustrian menyebutkan bahwa ada sekitar 240 galangan yang ada di Indonesia dengan fasilitas reparasi berjumlah 208 unit, sedangkan menurut kajian dari STRAMINDO ada 201 unit fasilitas reparasi yang ada

di Indonesia dengan kapasitas terpasang di Indonesia 586877 DWT. Dengan adanya hal itu tentu masih banyak dibutuhkan galangan kapal reparasi yang ada di Indonesia.

Perubahan fokus pekerjaan yang terjadi pada sebuah perusahaan merupakan sesuatu yang wajar terjadi. Hal ini d ikarenakan setiap pekerjaan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan bergantung pada permintaan pasar yang ada. Jika permintaan pasar cukup besar dan peluang perubahan akan bisa mengambil pasar itu maka perubahan fokus pekerjaan menjadi salah satu pilihan yang diambil oleh perusahaan. Perubahan fokus pekerjaan pada sebuah perusahaan akan mengakibatkan perubahan yang cukup signifikan dari perusahaan tersebut. Hal ini akan terjadi karena perusahaan yang awalnya berfokus pada suatu pekerjaan kemudian berubah fokus ke pekerjaan lain maka akan memberikan dampak perubahan yang ada di dalam perusahaan tersebut.

Dalam sektor industri perkapalan khususnya galangan kapal perubahan fokus pekerjaan juga umum terjadi hal ini dapat disebabkan karena permintaan pasar yang cukup besar pada pekerjaan lain dan karena faktor kerugian yang diterima oleh galangan tersebut pada fokus pekerjaan yang sedang dijalani. Perubahan fokus pekerjaan pada galangan yang umum terjadi adalah perubahan galangan yang awalnya berfokus pada pekerjaan bangunan baru dan reparasi menjadi galangan yang berfokus pekerjaan pada reparasi saja. Perubahan fokus pekerjaan ini akan berdampak pada perubahan yang ada digalangan tersebut baik perubahan dari sisi pekerja, fasilitas, bangunan, dll. Setiap keputusan yang diambil untuk merubah fokus pekerjaan pada sebuah galangan harus ada pertimbangan dan analisa, agar keputusan untuk merubah fokus pekerjaan pada sebuah galangan kapal dapat menjadi keputusan yang tepat dan mampu memberikan input yang lebih pada galangan kapal tersebut. Dalam tugas akhir ini akan dianalisa bagaimana perubahan dari aspek teknis yang akan terjadi jika galangan kapal berubah fokus pekerjaan dan selanjutnya akan dianalisa dari aspek ekonomis kelayakan terhadap perubahan yang terjadi.

II. URAIANPENELITIAN

Untuk menyelesaikan tugas akhir ini ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Adapun tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

A. Tahap Identifikasi

Pada tahap ini dilakukan pengidentifikasian terhadap permasalahan yang ada yaitu permasalahan perusahaan dalam hal ini adalah galangan yang akan berubah fokus

Analisa Teknis dan Ekonomis Perubahan Galangan Kapal

Bangunan Baru dan Reparasi Menjadi Galangan Kapal

Khusus Reparasi

Gunadhi, Triwilaswandio W.P. ,dan Sri Rejeki Wahyu Pribadi

Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: triwilas.its@gmail.com

(2)

Hasil Peramalan Jumlah Kapal Tahun < 3000 GT 3001 - 6000 GT 6001 - 9000 GT 9001 - 12000 GT 2013 642 102 26 24 2014 643 102 26 23 2015 644 102 26 24 2016 645 102 26 24 2017 645 102 26 24 Total 3219 510 130 119

Jumlah Kapal Reparasi

Tahun < 3000 GT 3001 - 6000 GT 6001 - 9000 GT 9001 - 12000 GT 2013 638 93 24 20 2014 675 98 27 21 2015 686 115 27 19 2016 712 114 31 25 2017 747 116 25 22 Total 3458 536 134 107

Rencana Pasar Yang Diambil

Tahun < 3000 GT < 3000 GT Persentase (%) 2013 642 66 10.2739726 2014 643 66 10.25991792 2015 644 66 10.24946579 2016 645 66 10.2369513 2017 645 66 10.23465521 Total 3219 330 10

Rencana Pasar Yang Diambil

Tahun 3001 - 6000 GT 3001 - 6000 GT Persentase (%) 2013 102 15 14.70588235 2014 102 15 14.70588235 2015 102 15 14.70588235 2016 102 15 14.70588235 2017 102 15 14.70588235 Total 510 75 15

pekerjaan, kemudian ditentukan tujuan yang akan dicapai dalam tugas akhir ini. Serta melakukan penyusunan studi literatur yang dibutuhkan dalam tugas akhir ini.

B. Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data

Dilakukan proses pengumpulan data untuk menunjang proses analisa dalam tugas akhir ini. Kebutuhan data dibagi dalam kebutuhan data teknis dan kebutuhan data ekonomis. Proses pengumpulan data dapat berupa data primer ataupun data sekunder.

C. Tahap Perhitungan Teknis dan Ekonomis

Tahap ini merupakan tahap dimana perubahan teknis dari galangan kapal yang akan berubah fokus pekerjaan dan dilakukan analisa dari aspek ekonomis terhadap kelayakan perubahan teknis tersebut.

D. Tahap Analisa dan Interpretasi Data

Pada tahap ini dilakukan analisa dan interpretasi data mengenai tahap pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya. Selanjutnya dilakukan penarikan simpulan dan saran pada penelitian tugas akhir ini.

III. HASIL PENELITIAN

Saat galangan kapal berubah fokus pekerjaan menjadi galangan kapal khusus reparasi maka untuk merencanakan perubahan yang akan dilakukan pada galangan kapal tersebut, ada hal yang harus diperhatikan yaitu aspek pasar yang akan yang akan diambil oleh galangan tersebut.

Ketika galangan kapal menjadi galangan kapal khusus reparasi maka harus ada nilai lebih yang dimiliki oleh galangan kapal tersebut, untuk mendapatkan nilai lebih tersebut galangan kapal harus berani mengambil pasar yang berbeda dan pasar itu nantinya yang akan menjadi kekuatan utama dan keunggulan utama dari galangan kapal tersebut. sehingga setiap galangan kapal yang akan berubah fokus pekerjaan menjadi galangan kapal khusus reparasi harus memilki 2 pasar yaitu pasar reparasi umum dan pasar reparasi khusus.

A. Analisa Pasar Reparasi A.1. Analisa Pasar Umum

Berdasarkan data yang diambil dari Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Utama Surabaya tentang jumlah kapal yang melakukan reparasi di Jawa Timur tahun 2008 – 2012 sebagai berikut:

Tabel 1. Jumlah Kapal yang reparasi di Jawa Timur 2008 – 2012

(Sumber : Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Utama Surabaya)

Dari data tersebut maka dapat dilakukan forecasting untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi pasar di 5 tahun ke depan, berikut adalah hasil peramalan jumlah kapal yang reparasi di Jawa Timur pada tahun 2013 – 2017 :

Tabel 2. Jumlah Kapal yang reparasi di Jawa Timur 2013 – 2017

Dengan hasil peramalan itu maka dapat dihitung berapa pasar yang bisa diambil oleh galangan kapal berdasarkan kemampuan kapasitas terpasang galangan kapal tersebut, karena melihat trend naik dan jumlah yang cukup banyak terjadi pada pasar < 3000 GT dan 3001 – 6000 GT maka itu akan menjadi pasar yang diambil oleh galangan kapal dan berikut adalah persentase pengambilan pasar oleh galangan kapal:

Tabel 3. Persentase Pengambilan Pasar < 3000 GT

Tabel 4. Persentase Pengambilan Pasar 3001 - 6000 GT

A.2. Analisa Pasar Khusus

Untuk pasar khusus galangan kapal dibagi menjadi 3 segmen pasar yaitu sebagai berikut:

A.2.1. Oil and Gas Market

Untuk pasar oil and gas segmen pasar yang akan diambil oleh galangan kapal adalah sebagai berikut:  Pasar Reparasi Offshore

Salah satu pasar oil and gas dari galangan kapal yang akan diambil adalah reparasi offshore dimana galangan mengambil pasar offshore jenis jack up rig dan

inland barge dengan jumlah di Indonesia sebanyak 24 buah

[1] dengan kompetitor galangan kapal nasional sebanyak 5 galangan kapal maka jumlah offshore yang bisa direparasi oleh galangan kapal per tahun sebanyak 2 offshore.  Pasar Reparasi Single Point Mooring (SPM)

Selain pasar offshore untuk pasar oil and gas, galangan mengambil pasar reparasi single point mooring

(SPM) yang bertipe CALM (Catenary Anchor Leg Mooring). Jumlah pasar SPM yang ada di Indonesia

sebanyak 39 SPM [2][3] dari total SPM tersebut yang berada di sekitar pulau Jawa dan menjadi pasar untuk galangan kapal sebanyak 23 SPM. Dengan mengetahui tahun pembangunan SPM dan periode reparasi SPM setiap 5 tahun sekali [4], sehingga dapat diproyeksikan pada tahun berapakah SPM tersebut akan melakukan reparasi, berikut adalah rekap hasil proyeksi waktu reparasi SPM.

(3)

TAHUN JUMLAH SPM 2014 7 2015 8 2016 10 2017 4 2018 10 2019 7 2020 8

Tahun Jumlah Kapal

2014 18 2015 20 2016 24 2017 20 2018 20 2019 18 2020 20

Tahun Jumlah Kapal

2014 84 2015 82 2016 78 2017 82 2018 82 2019 84 2020 82

No Tahun Jumlah Kapal

1 2014 1 2 2015 15 Total 16 TAHUN < 2000 2001 - 4000 4001 - 6000 6001 - 8000 JUMLAH 2014 27 7 1 4 39 2015 45 6 4 2 57 2016 38 7 4 1 50 2017 49 13 3 5 70 2018 49 8 4 2 63 2019 26 7 1 4 38 2020 40 5 3 0 48 TOTAL 274 53 20 18 365

Tabel 5. Data SPM tipe CALM yang Melakukan Reparasi

Dengan jumlah kompetitor yang ada di Pulau Jawa hanya 1 galangan kapal, maka dengan perhitungan pengambilan pasar, galangan kapal dapat mereparasi 2 SPM per tahun.

 Pasar Reparasi Anchor Handling Tug Supply

(AHTS)

Segmen pasar oil and gas ketiga yang akan diambil oleh galangan kapal adalah segmen pasar reparasi kapal

Anchor Handling Tug Supply (AHTS). Kapal AHTS yang

ada di Indonesia sebanyak 102 kapal [5]. Untuk pasar reparasi AHTS ini ada 4 galangan kapal yang sudah terlebih dahulu mengambil pasar ini. Untuk periode reparasi AHTS sama seperti periode reparasi kapal pada umumnya yaitu setiap 1 tahun sekali dan 5 tahun sekali. Dengan mengetahui waktu pembuatan kapal maka dapat dihitung pada tahun keberapa kapal tersebut akan melakukan reparasi 5 tahunan dan 1 tahunan. Dari perhitungan didapat data kapal yang melakukan reparasi 5 tahunan sebagai berikut:

Tabel 6. Data Kapal AHTS yang Reparasi 5 Tahunan 2014 -2020

Tabel 7. Data Kapal AHTS yang Reparasi 1 Tahunan 2014 -2020

Dengan melakukan perhitungan pengambilan pasar AHTS, maka didapat untuk reparasi tahunan sebanyak 10 kapal dan reparasi 5 tahunan sebanyak 2 kapal.

A.2.2. Reparasi Overhaul Mesin berusia > 25 Tahun

Sedangkan segmen market yang kedua adalah reparasi overhaul mesin yang berusia tua ( lebih dari 25 tahun), pasar ini diambil karena galangan kapal memiliki kemampuan lebih pada overhaul mesin yang berusia tua atau lebih dari 25 tahun. Berikut adalah pangsa pasar berupa data kapal yang memilki mesin berusia lebih dari 25 tahun :

Tabel 8. Data Mesin Kapal yang Overhaul 2014 – 2020

Dari data diatas maka pasar yang sangat potensial untuk diambil adalah pasar overhaul mesin < 2000 HP dan 2001 – 4000 HP. Dengan melihat jumlah SDM yang ahli dalam melakukan overhaul mesin dan juga kemampuan pekerja untuk menyelesaikan overhaul mesin maka dari pasar yang ada dalam 1 tahun galangan dapat melakukan 20 overhaul mesin kapal yang berusia lebih dari 25 tahun.

A.2.3. Pasar Konversi Kapal

Untuk segmen pasar yang ketiga yang akan diambil

oleh galangan kapal adalah pasar konversi kapal, dalam pasar ini yang dianalisa adalah pasar konversi tanker walaupun tidak menutup kemungkinan konversi kapal jenis lainnya. Digunakan pasar konversi tanker dikarenakan adanya aturan dari MARPOL73/78 annex 1 regulation 20 [6] tentang perubahan kapal tanker > 5000 DWT harus menjadi double hull dan double bottom maksimum pada tahun 2015 atau 25 tahun sejak kapal tersebut di delivery diambil yang lebih dahulu. Dari peraturan itu maka pangsa pasar konversi kapal tanker dapat diketahui sebagai berikut:

Tabel 9. Pangsa Pasar Konversi Kapal Tanker < 10000 DWT

Dari data tersebut dan memperhatikan kompetitor pasar tersebut sebanyak 11 galangan kapal maka dengan perhitungan pengambilan pasar didapat jumlah konversi yang mampu diambil galangan kapal adalah sebanyak 1 kapal.

B. Analisa Teknis Perubahan Galangan Kapal B.1. Perencanaan Fasilitas Pengedokan

Melihat jumlah pasar reparasi kapal di Jawa Timur yang masih cukup banyak dan dengan melihat ada lahan bekas fasilitas bangunan baru yang dapat digunakan seperti berikut:

- Building Berth

Panjang : 119.4 meter Lebar : 25.4 meter Kedalaman perairan : 9 meter - Lahan Semi Graving dock

Panjang : 67 meter Lebar : 21 meter Kedalaman Perairan : 4 meter

Maka dapat dilakukan penambahan fasilitas pengedokan yang baru guna mengambil pasar reparasi kapal yang ada. Dari hasil perencanaan untuk dua lahan diatas maka dapat ditambahkan fasilitas pengedokan

graving dock dengan kapasitas 9000 DWT dan slipway

dengan kapasitas 1500 DWT. Dengan dimensi sebagai berikut:

Graving dock kapasitas 9000 DWT

L = 132,745 meter B = 23,07 meter H = 9,8 meter

Slipway dengan kapasitas 1500 DWT

L = 146, 93 meter B = 17,3 meter

(4)

GT Kapal yang Reparasi Berat Pelat /Kapal Kebutuhan untuk Reparasi / Kapal Jumlah Kapal Direparasi /Tahun Kebutuhan Pelat / Tahun Kebutuhan Pelat /Hari < 3000 886.43 44.3216 66 2925.2 9.75076 3001 – 6000 1434 71.6983 15 1075.5 3.58492 KONVERSI 930.804 930.804 1 930.804 3.10268 AHTS 453.95 22.6975 14 317.77 1.05922 OFFSHORE 7807.7 390.383 2 780.77 2.60255 SPM - 8 2 16 0.05333 TOTAL 100 6046.044 20,15346 GT Kapal yang Reparasi Berat Pelat /Kapal Kebutuhan untuk Reparasi / Kapal Jumlah Kapal Direparasi /Tahun Kebutuhan Pelat / Tahun Kebutuhan Pelat /Hari < 3000 886.43 44.3216 66 2925.2 9.75076 3001 – 6000 1434 71.6983 15 1075.5 3.58492 6000 1434 71.6983 15 1075.5 3.58492 AHTS 453.95 22.6975 14 317.77 1.05922 OFFSHORE 7807.7 390.383 2 780.77 2.60255 SPM - 8 2 16 0.05333 TOTAL 114 6190.7 21,1157

Dengan adanya fasilitas pengedokan yang baru maka pengambilan pasar reparasi bertambah. Berikut adalah tabel distribusi fasilitas pengedokan dengan semua pasar yang diambil oleh galangan kapal.

Tabel 10. Distribusi Pasar yang Diambil ke Fasilitas Pengedokan Sebelum Pengambilan Pasar Konversi Kapal

GT yang Diambil Fasilitas yang digunakan Keterangan < 3000 Floating dock 3500 TLC (3200 TLC) 22 kapal / tahun < 3000 Floating dock 3500 TLC (3200 TLC) 22 kapal / tahun 3001 - 6000 Floating dock 6000 TLC (5700 TLC) 15 kapal / tahun < 3000 Floating dock 4000 TLC (3700 TLC) 22 kapal / tahun

< 1000 Slipway 1000 Ton (Baru) Pasar yan g diambil adalah pasar yang ada di < 3000 GT. ( 3 % x jumlah kapal < 3000 GT = 18 kapal / tah un)

< 6000 Graving dockc 6000 Ton (Baru)

Pasar yan g diambil adalah pasar yang ada di 3001 – 6000 GT (15 kapal / tahun)

Tabel 11. Distribusi Pasar yang Diambil ke Fasilitas Pengedokan Saat Pengambilan Pasar Konversi Kapal

GT yang Diambil Fasilitas yang digunakan Keterangan < 3000 Floating dock 3500 TLC (3200 TLC) 22 kapal / tahun < 3000 Floating dock 3500 TLC (3200 TLC) 22 kapal / tahun 3001 – 6000 Floating dock 6000 TLC (5700 TLC) 15 kapal / tahun < 3000 Floating dock 4000 TLC (3700 TLC) 22 kapal / tahun

< 1000 Slipway 1000 Ton (Baru) Reparasi 2 SPM/Tahun & 14 AHTS/ Tahun

< 6000 Graving dock 6000 Ton (Baru)

Konversi Kapal

Dengan adanya penambahan pasar dari yang sebelumnya dilakukan oleh galangan kapal maka perlu dilakukan analisa kebutuhan mesin yang ada di galangan kapal tentunya dengan menghitung terlebih dahulu kebutuhan jumlah pelat yang dibutuhkan dalam reparasi pasar yang baru. Berikut adalah tabel perhitungan kebutuhan jumlah pelat dengan pendekatan rumus perhitungan berat baja kapal DGM Watson [7], sebagai berikut:

Tabel 12. Kebutuhan Pelat untuk Reparasi tiap GT dalam Ton (Sebelum Pengambilan Pasar Konversi)

Tabel 13. Kebutuhan Pelat untuk Reparasi tiap GT dalam Ton (Saat Pengambilan Pasar Konversi)

Dari kebutuhan pelat yang ada diatas maka dapat didistribusikan ke kebutuhan permesinan, dari perhitungan kebutuhan permesinan dan peralatan yang ada dibengkel-bengkel maka didapat peralatan yang ditambahkan dengan adanya penambahan pasar baru adalah sebagai berikut: Bengkel Pelat :

 Plate Bending Roll  Mesin Press

Bengkel Lambung Utara :

 Las sebanyak 17 buah Bengkel Lambung Selatan :

 Mesin Las sebanyak 10 buah Bengkel Mesin :

 Balancing Propeller 1 Buah Bengkel Outfitting :

 Mesin Bubut Pipa

 Mesin Las sebanyak 25 buah Peralatan Tambahan :

 Hydraulic Bolt Tensioners 4 buah  Hydraulic Torque Wrenches 1 buah

B.2. Pemannfaatan Assembly Area untuk Fasilitas Galangan Kapal

Untuk assembly area akan dimanfaatkan sebagai fasilitas galangan berupa maintenance shop dan steel stock berukuran 30 m x 30 m, hal ini dikarenakan akses pengiriman material yang ada di galangan kapal tidak cukup luas sehingga membutuhkan waktu lebih untuk mengirim material ke fasilitas pengedokan. Selain sebagai

maintenance shop dan steel stock, assembly area juga akan

dimanfaatkan sebagai gedung atau kantor divisi reparasi oil

and gas dengan ukuran 20 m x 10 m.

C. Analisa Ekonomis Perubahan Galangan Kapal

Dari perhitungan dan perencanaan yang ada maka perlu dilakukan perhitungan investasi yang akan dikeluarkan oleh galangan kapal yang akan berubah fokus pekerjaannya.

Dengan perhitungan biaya pembangunan graving

dock, pembangunan slipway, investasi peralatan atau

permesinan , juga biaya training dan Transfer of

Technology untuk pasar reparasi AHTS dan SPM, serta

biaya investasi khusus fasilitas pengedokan untuk pasar reparasi oil and gas, maka dapat dihitung total investasi yang dikeluarkan oleh galangan kapal sebagai berikut:

Tabel 13. Perhitungan Total Biaya Investasi

No Keterangan Standar Biaya (Rp) 1 Biaya Langsung (Bl)

a. Biaya Slipway - 10.518.847.350,00

b. Biaya Graving Dock - 70.008.946.600,97

c. Peralatan di Bengkel Pelat - 1.270.000.000,00 d. Peralatan di Bengkel Lambung Utara - 412.560.000,00 e. Peralatan di Bengkel Lambung

Selatan - 226.800.000,00

f. Peralatan di Bengkel Outfitting - 647.000.000,00

g. Peralatan Tambahan - 256.000.000,00

h. Biaya Training dan ToT - 3.017.608.760,00

g. Biaya Fasilitas Oil & Gas - 250.420.000,00

h.Biaya Pembangunan Kantor - 370.430.965,00

i. Biaya Pembangunan Fasilitas - 360.000.000,00

j. Biaya Peralatan Baru - 223.925.000,00

Total Biaya Langsung 87.562.538.675,97

2 Biaya Perencanaan Dan Pengawasan 10% x Biaya Langsung 8.756.253.867,60

Total Biaya Pembangunan Dan Fasilitas 96.318.792.543,57

3 Biaya Over Head 10% x Biaya Pembangunan dan Fasilitas 9.631.879.254,36 4 Biaya Contingency 5% x Biaya Pembangunan dan Fasilitas 4.815.939.627,18

Total Investasi Untuk Rencana Pengembangan 110.766.611.425,10

Dengan adanya perhitungan investasi yang dikeluarkan galangan kapal sebagai akibat dari perubahan yang dilakukan maka galangan kapal dapat menghitung pendapatan yang didapat tiap tahun dari perubahan dan penambahan pasar yang ada berikut adalah tabel pendapatan galangan kapal setelah dilakukan perubahan:

(5)

No Keterangan Pendapatan / Tahun 1. Reparasi Umum

a. < 3000 GT Rp 45.019.972.060,77 b. 3000 - 6000 GT Rp 16.371.807.303,29 d. 6000 GT Rp 16.371.807.303,29

2. Reparasi Potential Market

a. Overhaul Mesin Tua < 2000 HP Rp 1.500.000.000,00 b. Overhaul Mesin Tua 2001 - 4000 HP Rp 900.000.000,00

3. Reparasi Oil and gas Market

a. Offshore* Rp 20.000.000.000,00 b. SPM ** Rp 8.000.000.000,00 c. AHTS Rp 17.478.262.800,00

TOTAL Rp 125.641.849.467,35

No Keterangan Pendapatan / Tahun 1. Reparasi Umum

a. < 3000 GT Rp 45.019.972.060,77 b. 3000 - 6000 GT Rp 16.371.807.303,29

2. Reparasi Potential Market

a. Overhaul Mesin Tua < 2000 HP Rp 1.500.000.000,00 b. Overhaul Mesin Tua 2001 - 4000 HP Rp 900.000.000,00

3. Reparasi Oil and gas Market

a. Offshore* Rp 20.000.000.000,00 b. SPM** Rp 8.000.000.000,00 c. AHTS Rp 17.478.262.800,00 4. Konversi Kapal Rp 23.302.037.115,02 TOTAL Rp 132.572.079.279,08 No Keterangan Jumlah 1 Total Jumlah Pelat yang Dipesan Dalam 1 Tahun 4534,533

2 Total Jumlah Profil yang Dipesan Dalam 1 Tahun 906,9066

3 Total Jumlah Pipa yang Dipesan Dalam 1 Tahun 604,6044

4 Estimasi Harga Pelat Rp 9000/Kg Rp 40.810.797.000,00

5 Estimasi Harga Profil Rp 7000/Kg Rp 6.348.346.200,00

6 Estimasi Harga Pipa Rp 6500/Kg Rp 3.929.928.600,00

7 Elektrode dan Wire 15% Dari Harga Pelat Rp 6.121.619.550,00

8 Biaya Cat / Paint

Biaya Cat Primer Rp 1.555.100.816,33

Biaya Thinner Rp 526.389.921,52

Biaya Cat Anti Fouling Rp 3.969.315.000,00

Biaya Cat Intermediate Rp 1.494.116.470,59

9 Biaya Zinc Anode Rp 1.149.696.000,00

10 Biaya Kebutuhan Oksigen Rp 399.711.450,75

11 Biaya Kebutuhan Acetylen Rp 932.660.051,75 TOTAL BIAYA VARIABEL Rp 67.237.687.106,98

No Keterangan Jumlah 1 Total Jumlah Pelat yang Dipesan Dalam 1 Tahun (Ton) 4643.025

2 Total Jumlah Profil yang Dipesan Dalam 1 Tahun (Ton) 928.605

3 Total Jumlah Pipa yang Dipesan Dalam 1 Tahun (Ton) 619.07

4 Estimasi Harga Pelat Rp 9000/Kg Rp 41.787.225.000.00

5 Estimasi Harga Profil Rp 7000/Kg Rp 6.500.235.000.00

6 Estimasi Harga Pipa Rp 6500/Kg Rp 4.023.955.000.00

7 Elektrode dan Wire 15% Dari Harga Pelat Rp 6.268.083.750.00

8 Biaya Cat / Paint

Biaya Cat Primer Rp 1.858.162.040.82

Biaya Thinner Rp 635.389.566.83

Biaya Cat Anti Fouling Rp 4.828.405.909.09

Biaya Cat Intermediate Rp 1.785.292.941.18

9 Biaya Zinc Anode Rp 1.452.096.000.00

10 Biaya Kebutuhan Oksigen Rp 409.274.837.92

11 Biaya Kebutuhan Acetylen Rp 954.974.621.82

TOTAL BIAYA VARIABEL Rp 70.503.100.858.35

TENAGA KERJA LANGSUNG BARU

Tukang Las 5 Rp 6.615.000,00

Tukang Las 5 Rp 6.615.000,00

Tukang Las 3 Rp 3.969.000,00

Tukang Bubut Pipa 1 Rp 1.323.000,00

Tukang Roll Plat 2 Rp 2.646.000,00

Tukang Press Plat 2 Rp 2.646.000,00 Supervisior (Graving Dock dan Slipway) 2 Rp 4.192.200,00

Total Gaji Karyawan Baru / Bulan Rp 28.006.200,00

Total Gaji Karyawan Baru / Tahun Rp 336.074.400,00 Karyawan Lama / Tahun 523 Rp 22.306.952.400,00 Total Gaji Karyawan / Tahun Rp 22.643.026.800,00

No Keterangan Jumlah

1 Biaya Variabel Rp 70.503.100.858,35 2 Biaya Tetap Rp 22.306.952.400,00 3 Biaya Listrik Rp 140.200.000,00 4 Telepon Rp 17.000.000,00 5 Biaya Air PDAM Rp 26.530.000,00 6 Biaya Administrasi dan Keuangan Rp 10.000.000,00 7 Biaya Perawatan Mesin Rp 50.000.000,00 8 Biaya Lain-Lain (5%) Rp 12.186.500,00

Total Biaya Operasional Rp 93.065.969.758,35

No Keterangan Jumlah

1 Biaya Variabel Rp 67.237.687.106,98 2 Biaya Tetap Rp 22.306.952.400,00 3 Biaya Listrik Rp 140.200.000,00 4 Telepon Rp 17.000.000,00 5 Biaya Air PDAM Rp 26.530.000,00 6 Biaya Administrasi dan Keuangan Rp 10.000.000,00 7 Biaya Perawatan Mesin Rp 50.000.000,00 8 Biaya Lain-Lain (5%) Rp 12.186.500,00 Total Biaya Operasional Rp 89.800.556.006,98

Tabel 14. Pendapatan Galangan per Tahun Tanpa Pasar Konversi Kapal

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa pendapatan galangan kapal per tahun saat mengambil pasar konversi kapal adalah sebesar Rp 125.641.849.467,35.

Tabel 15. Pendapatan Galangan per Tahun dengan Pasar Konversi Kapal

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa pendapatan galangan kapal per tahun saat mengambil pasar konversi kapal adalah sebesar Rp 132.572.079.279,08.

Melihat total pendapatan kotor per tahun galangan kapal sebesar itu maka perlu dihitung keuntungan bersih yang akan didapat galangan kapal dengan menghitung dulu biaya variabel dan biaya tetap yang dikeluarkan galangan kapal tiap tahunnya. Berikut adalah perhitungan biaya-biaya tersebut:

Tabel 16. Perhitungan Biaya Variabel dengan Konversi Kapal

Tabel 17. Perhitungan Biaya Variabel Tanpa Konversi Kapal

Tabel 18. Gaji Karyawan PT. DPS

Dengan perhitungan biaya variabel dan gaji karyawan yang dikeluarkan oleh galangan maka dapat dihitung pengeluaran tahunan galangan adalah sebagai berikut:

Tabel 19. Biaya Pengeluaran Tahunan Galangan Tanpa Konversi Kapal

Tabel 20. Biaya Pengeluaran Tahunan Galangan dengan Konversi Kapal

Dengan adanya perhitungan pendapatan per tahun galangan dan biaya pengeluaran tahunan galangan maka keuntungan bersih galangan per tahun dapat dihitung sebagi berikut:

Pendapatan saat Mengambil Pasar Konversi

 Estimasi Pendapatan = Rp 132.572.079.279,08.  Biaya Pengeluaran Tahunan = Rp 89.800.556.006,98  Pendapatan Belum Pajak = Rp 42.410.028.855,95  Pajak (25%)* = Rp 10.602.507.213,99  Pendapatan Bersih / Tahun = Rp 31.807.521.641,96

Sumber : *uu no 36 2008

Pendapatan Saat Tidak Mengambil Pasar Konversi

 Estimasi Pendapatan = Rp 125.641.849.467,35  Biaya Pengeluaran Tahunan = Rp 93.065.969.758,35  Pendapatan Belum Pajak = Rp 32.594.354.459,00  Pajak (25%)* = Rp 8.148.588.614,75  Pendapatan Bersih / Tahun = Rp 24.445.765.844,25

Sumber : *uu no 36 2008

Dengan keuntunganbersih galangan kapal diatas maka dapat dihitung kelayakan investasi yang dikeluarkan oleh galangan dengan menggunakan metode NPV (Net Present

Value) dengan menggunakan 100 % modal pribadi maka

perhitungan BEP sebagai berikut:

Tabel 21. Pay Back Period dengan Metode NPV 100% Modal Pribadi

Tahu n Biaya Investasi Biaya Operasional Estimasi Pendapatan Laba Setelah Pajak Pv Factor Pendapatan Pada PV Cumulative Cash 0 110.766.611.425,10 0,00 0,00 0,00 1,00 0,00 110.766.611.425,10 -1 0,00 89.800.556.006,98 132.210.584.862,93 31.807.521.641,96 0,89 28.399.572.894,61 -82.367.038.530,50 2 0,00 93.047.495.008,35 125.641.849.467,35 24.445.765.844,25 0,80 19.488.014.863,08 -62.879.023.667,41 3 0,00 93.047.495.008,35 125.641.849.467,35 24.445.765.844,25 0,71 17.400.013.270,61 -45.479.010.396,80 4 0,00 93.047.495.008,35 125.641.849.467,35 24.445.765.844,25 0,64 15.535.726.134,47 -29.943.284.262,33 5 0,00 93.047.495.008,35 125.641.849.467,35 24.445.765.844,25 0,57 13.871.184.048,64 -16.072.100.213,69 6 0,00 93.047.495.008,35 125.641.849.467,35 24.445.765.844,25 0,51 12.384.985.757,71 -3.687.114.455,98 7 0,00 93.047.495.008,35 125.641.849.467,35 24.445.765.844,25 0,45 11.058.022.997,96 7.370.908.541,98 8 0,00 93.047.495.008,35 125.641.849.467,35 24.445.765.844,25 0,40 9.873.234.819,60 17.244.143.361,58 9 0,00 93.047.495.008,35 125.641.849.467,35 24.445.765.844,25 0,36 8.815.388.231,79 26.059.531.593,37

Berdasarkan perhitungan NPV diatas maka dapat dievaluasi bahwa dengan permodalan 100% modal pribadi perhitungan Net Present Value (NPV) menunjukkan angka

Rp 7.370.908.541,98 dan modal kembali pada tahun ke-7,

dengan evaluasi itu bias dipastikan bahwa NPV > 0 maka investasi perubahan galangan layak untuk di lakukan.

IV. KESIMPULAN/RINGKASAN

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan kondisi fasilitas galangan kapal saat ini yaitu 4 buah floating dock dengan kapasitas 2

floating dock 3500 TLC, 4000 TLC, dan 6000 TLC

(6)

reparasi kapal < 3000 GT sebanyak 66 kapal, 3000 – 6000 GT sebanyak 15 kapal, dan < 6000 GT sebanyak 15 kapal. Pekerjaan reparasi lain yang mampu memberikan added value kepada galangan kapal adalah Overhaul mesin berusia > 25 tahun sebanyak 20 mesin / tahun dan ditambah dengan adanya market oil and gas dengan melayani reparasi 2 offshore / tahun dan 2 SPM (Single Point

Mooring) / tahun dan 12 kapal AHTS (Anchor Handling Tug Supply) dan ditambah dengan

pengambilan pasar konversi kapal.

2. Perubahan dari sisi teknis yang ada di galangan kapal hasil dari pemanfaatan lahan bekas fasilitas bangunan baru adalah bertambahnya fasilitas pengedokan yaitu 1 graving dock untuk kapasitas 9000 DWT dan 1 slipway untuk kapasitas 1500 DWT ditambah dengan adanya fasilitas tambahan berupa maintenance shop and steel stock dan gedung kantor untuk divisi reparasi oil and gas dan penambahan permesinan seperti 2 buah mesin

blasting dan coating, 1 buah mesin roll plat, 1 buah

mesin bubut pipa, 1 buah mesin press, 1 buah

balancing propeller, dan 52 Mesin las baru dan 2

peralatan tambahan untuk reparasi SPM. Hasil pemanfaatan lahan ini mampu meningkatkan kapasitas produksi galangan dari yang awalnya mereparasi rata-rata 80 kapal / tahun menjadi 108 kapal / tahun.

3. Total biaya investasi untuk perubahan galangan ini sebesar Rp 110.766.611.425,10 dengan pendapatan bersih pertahun saat tidak mengambil pasar

konversi kapal diharapkan sebesar Rp

24.445.765.844,25 sedangkan pendapatan saat mengambil pasar konversi kapal sebesar Rp 31.807.521.641,96. Dengan bantuan metode NPV

(Net Present Value), maka estimasi investasi

dengan 100% modal pribadi layak dilaksanakan karena nilai NPV > 0 dan modal kembali pada tahun ke-7.

UCAPANTERIMAKASIH

Ucapkan terimakasih atas segala saran, ide, dan doa ditujukan penulis kepada dosen pembimbing tugas akhir, Bapak Ir. Triwilaswandio W.P., M.Sc. dan Ibu Sri Rejeki W.P. ST.,MT terima kasih yang tak terukur atas saran dan ide yang bermanfaat baik di dalam maupun di luar bahasan penelitian, Kepada Bapak (Alm) dan Ibu yang yang selalu memberikan semangat, kasih sayang, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

DAFTARPUSTAKA

[1] http://www.rigzone.com

[2] Soegiono.2007.Presentasi Kuliah Teknologi Produksi dan Perawatan Bangunan Laut. FTK. ITS

[3] www.sbmoffshore.com diakses pada tanggal 15 Desember 2013 @ 00.20 AM

[4] BKI. 2006. Volume 2 Rules for Hulls. BKI . Jakarta. [5] Register Biro Klasifikasi Indonesia

[6] International Maritime Organization, MARPOL annex 1 Regulation 20

[7] Watson, D.G.M. 1998. Practical Ship Design Volume 1.Oxford. England

[8] Andjar Soeharto dan Soejitno.1996.Galangan Kapal. FTK – ITS. Surabaya.

[9] Budi, Wawan S.2009. Analisa Teknis dan Ekonomis Pengembangan Dok dan Galangan PT. Dumas Surabaya. Laporan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Perkapalan ITS.

[10] Cornick, H.F.1968. Dock and Harbour Engineering Vol I The Design of Dock. Charles Griffin & Company Limited. London.

[11] Departement of Defense. 2012. Unified Facilities Criteria chapter III. United States of America.

[12] Darmadi, Budi. Maritime Cluster and Ship Building. Kemenperin. Jakarta

[13] IPERINDO. 2009. Tarif IPERINDO 2009. Jakarta.

[14] Kaiser, Mark J. dan Brian F. Snyder, “New Model Predicts Jackup Weight and Displacement”, Offshore

Magazine, 8 Januari 2012.

[15] Pujawan, I Nyoman. 1995. Ekonomi Teknik Edisi I. Guna Widya. Surabaya

[16] Ruth,Ira G.2006. Perencanaan Detail Struktur Graving

dock di Kawasan Pangkalan TNI AL di Kecamatan

Semampir Kota Surabaya.Laporan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil ITS.

[17] Siagian, Hardi.2008. Analisa Pemanfaatan Areal Tanah untuk Pengembangan Galangan Reparasi Kapal di PT. Dewa Ruci Agung – Surabaya.Laporan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Perkapalan ITS

[18] SKK Migas.2013.Annual Report Tahun 2013.Jakarta.

[19] Soejitno. 1997. Teknik Reparasi Kapal dan Teknik Produksi. Fakultas Teknologi Kelautan – ITS. Surabaya.

[20] Wasitojati, Danny.2006. Analisa Teknis dan Ekonomis Pengembangan Galangan Kapal PT. Perikanan Samodra Besar. Laporan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Perkapalan ITS.

[21] http://infohargabahanbangunan.blogspot.com/2013/02/ harga-bahan-bangunan-pasir-dan-batu.html (diakses pada tanggal 18/10/2013 at 6.10 PM)

[22]

http://www.tukangbangunan.com/upah-tukang-bangunan (diakses pada tanggal 18/10/2013 at 6.13 PM)

[23] http://infohargabahanbangunan.blogspot.com/2013/03/ daftar-harga-triplek-multiplek.html (diakses pada tanggal 18/10/2013 at 6.46 PM)

[24] http://rentalalatberatsurabaya.com/rental-dump-truck (diakses pada tanggal 18/10/2013 at 8.30 PM)

[25] http://saptanatahutama.blogspot.com/2012/07/daftar-isi.html (diakses pada 19/10/2013 at 2.35 PM)

[26] http://id.termwiki.com/ID:gross_tonnage_%28GT%29 (diakses pada tanggal 20/10/2013 at 11.13 AM)

[27] http://atjehpost.com/grafis_read/2013/05/11/51370/0/7 6/Pangkat-gaji-PNS-tahun-2013-berdasarkan-golongan (diakses pada tanggal 27/10/2013 at 9.59 PM)

[28] www.offshore-mag.com (offshore magazine)

[29] www.fpso.com

[30]

http://www.pasar-bagus.com/shop/index.php?r=site/listProduk&idKat=1 5&kategori= Goggles diakses pada tanggal 12 Januari 2014 at 8.53 P.M.

Gambar

Tabel 1. Jumlah Kapal yang reparasi di Jawa Timur  2008 – 2012
Tabel 5. Data SPM tipe CALM yang Melakukan Reparasi
Tabel 10. Distribusi Pasar yang Diambil ke Fasilitas Pengedokan Sebelum  Pengambilan Pasar Konversi Kapal

Referensi

Dokumen terkait

Syarat perlu dan cukup untuk eksis- tensi ring hasil bagi kanan (kiri) pada ring nonkomutatif R adalah S mem- punyai sifat permutable dan reversible

Berdasarkan hasil analisis bentuk pelanggaran prinsip kerja sama pada persidangan Jessica Kumala Wongso di media sosial Youtube, dapat diambil simpulan bahwa pelanggaran

tnmi daerah adalah perlu kepemimpinan yang kuat pada tingkat pertama dengan 5isi yang jelas&#34; Selain itu tnmi daerah. memerlukan pr*esinalisme dalam

Stabilitas perlu dianalisis untuk mengetahui apakah konstruksi bangunan ini kuat atau tidak, agar diperoleh bendung yang benar-benar stabil, kokoh dan aman dari berbagai

Hubungan laki-laki- perempuan (suami-isteri) tidak ubahnya dengan hubungan ploretar dan borjuis, hamba dan tuan, atau pemeras dan yang diperas. Dengan kata lain,

Apabila terdapat ketidakmurnian dalam proses substitusi Vanadium maka puncak yang muncul pada spektra 51 V NMR berjumlah lebih dari satu puncak dan memiliki

c) fakta bahwa jumlah komparatif untuk laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan laba rugi dan saldo laba, laporan arus kas, dan catatan atas laporan

Sumber Data: Keperluan penelitian dipilih lima kelompok informan dengan catatan masing- masing diperlukan antara dua atau tiga orang. Informannya yaitu ; pelaksana program