• Tidak ada hasil yang ditemukan

APAKAH MEMERLUKAN MEDIASI? PERAN ORGANISASI PEMBELAJAR DAN DUKUNGANNYA UNTUK MENGURANGI NIAT KELUAR KARYAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APAKAH MEMERLUKAN MEDIASI? PERAN ORGANISASI PEMBELAJAR DAN DUKUNGANNYA UNTUK MENGURANGI NIAT KELUAR KARYAWAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

337

APAKAH MEMERLUKAN MEDIASI? PERAN ORGANISASI PEMBELAJAR

DAN DUKUNGANNYA UNTUK MENGURANGI NIAT KELUAR KARYAWAN

Nury Ariani Wulansari Danik Setyaningrum Universitas Negeri Semarang nuryariani@mail.unnes.ac.id

daniksetya@gmail.com

Abstract

The purpose of this study was to examine the influence of organizational learning culture and perceived organizational support on turnover intention with organizational citizenship behaviour as intervening variable. The sample of this study was employees of 3 Star Hotel in Semarang as many 166 respondents using propotional random sampling.The method used in collecting the data was a questionnaire which was measured by likert scale. The methods of data analysis were descriptive analysis, regression analysis, and bootstrapping analysis. The results of thie study showed that organizational learning culture and perceived organizational support have positive effect on OCB and negative effect on turnover intention. This study also supported the previous research that OCB mediated organizational learning culture and perceived organizational support on turnover intention in employees of 3 Star Hotel in Semarang. For further research, it is expected to test the different mediating variables in this research model, such as self-efficacy, self-esteem and locus of control.

Keywords: organizational learning culture; perceived organizational support; organizational citizenship behavior; turnover intention

PENDAHULUAN

Kondisi dan perilaku yang dimiliki karyawan sangat menentukan kinerja suatu organisasi. Oleh karena itu, organisasi perlu melakukan investasi untuk merekrut, menyeleksi, meningkatkan kemampuan, dan mempertahankan karyawannya. Namun, organisasi sering menghadapi masalah yang berkaitan dengan SDM yaitu mempertahankan SDM yang potensial agar tidak berpindah dari organisasi. Jika karyawan tersebut mulai berpikir untuk berhenti bekerja, atau ada niat dari karyawan untuk keluar itu akan mengakibatkan kerugian tersendiri bagi organisasi (Chamariyah, 2015; Islam et al., 2015). Turnover yang tinggi dapat berdampak bagi organisasi seperti menciptakan ketidakstabilan dan ketidakpastian terhadap kondisi tenaga kerja yang ada serta tingginya biaya pengelolaan SDM (Sartika, 2014). Tingginya tingkat

(2)

338 Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa Vol. 9 No. 2 September 2016

turnover karyawan pada perusahaan dapat dilihat dari seberapa besar keinginan berpindah

yang dimiliki karyawan suatu organisasi atau perusahaan (Nazenin & Palupiningdyah, 2014). Sejauh ini setting penelitian yang menguji tentang niat keluar karyawan (turnover

intention) mayoritas dilakukan pada karyawan sektor manufaktur. Sedangkan pada sektor jasa

masih sangat sedikit diteliti, khususnya pada sektor perhotelan (Ahmad & Islam, 2014). Organisasi perhotelan memiliki angka turnover karyawan yang relatif tinggi hal itu disebabkan karena rendahnya pengembangan karir bagi karyawan, serta jam dan beban pekerjaan yang berlebihan (Davidson et al., 2009). Pada saat ini, industri perhotelan berkembang dengan pesat di berbagai daerah. Hal itu ditunjukkan dengan pertumbuhan pembangunan hotel yang meningkat. Hal tersebut akan menimbulkan persaingan bisnis yang ketat pada industri perhotelan. Persaingan yang sangat kompetitif di industri perhotelan mendorong setiap hotel tidak hanya memiliki karyawan yang berkualitas dan terlatih.

Niat keluar karyawan atau Turnover Intention merupakan suatu fenomena yang sering terjadi dalam sebuah organisasi, yang bisa diartikan adanya keinginan secara sadar dan terencana dari karyawan untuk meninggalkan organisasi (Adebayo & Ogunsina, 2011). Niat keluar karyawan dapat dipengaruhi oleh cara organisasi menciptakan dan menerapkan budaya di dalam organisasinya (Egan, 2004). Jenis budaya yang harus diperhatikan oleh organisasi dalam kaitannya untuk mengurangi niat keluar karyawan adalah budaya pembelajaran dalam organisasi atau Organizational Learning Culture. Karyawan diberi kebebasan untuk belajar secara terus menerus dan mengembangkan dirinya, misalnya menghadapi masalah, mengevaluasinya dan mencari solusi atas masalahnya (Garvin, 1993; Februanto, 2008).

Di sisi lain, tidak hanya budaya pembelajaran organisasi yang memengaruhi niat keluar karyawan. Terdapat faktor lain yang dapat memengaruhi niat keluar, yaitu Perceived

Organizational Support. Sebuah organisasi yang memberikan dukungan pada karyawannya,

akan membuat karyawan tersebut nyaman dan memilih tinggal dalam organisasi, sehingga dapat mengurangi niat keluar karyawan (Kalidass & Bahron, 2015). Mayoritas hasil penelitian menunjukkan, bahwa Perceived Organizational Support berhubungan negatif dan signifikan pada niat keluar karyawan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Perryer et al., (2010) yang menyatakan bahwa dukungan organisasi memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap niat keluar. Namun, pada penelitian Islam et al., (2015) dan Ahmed et al., (2015) menyatakan, bahwa Perceived Organizational Support tidak memiliki pengaruh dalam mengurangi niat keluar karyawan. Selain kedua faktor tersebut, faktor perilaku suka rela yang dilakukan oleh karyawan juga dapat mengurangi niatnya keluar dari organisasi (Islam et al., 2012; Ahmad & Islam, 2014). Perilaku seperti ini disebut perilaku kewargaan organisasional atau

Organizational Citizenship Behavior - OCB (Organ, 1997). OCB merupakan kontribusi individu

yang melebihi tuntutan peran di tempat kerja atau karyawan tidak hanya bekerja sesuai deskripsi pekerjaannya (Sena, 2011; Fitriastuti, 2013).

Penelitian ini dilakukan oleh beberapa alasan. Pertama, penelitian yang menguji pengaruh budaya pembelajaran dalam organisasi pada niat keluar karyawan masih sangat jarang dilakukan. Padahal budaya pembelajaraan dalam organisasi menjadi sangat penting untuk diterapkan terutama dalam menghadapi persaingan bisnis saat ini, karena organisasi yang dapat bersaing merupakan organisasi yang selalu belajar (Islam et al., 2013). Mayoritas

(3)

penelitian mengenai budaya pembelajaran organisasi dan Perceived Organizational Support pada niat keluar karyawan dilakukan secara terpisah. Pada penelitian ini akan menguji pengaruh budaya pembelajaran organisasi dan Perceived Organizational Support pada niat keluar karyawan dalam satu model penelitian. Kedua, terdapat adanya beberapa perbedaan hasil penelitian (research gap). Penelitian mengenai budaya pembelajaran organisasi dan

Perceived Organizational Support pada niat keluar karyawan masih perlu dikaji lebih jauh lagi

(Perryer et al., 2010; Islam et al., 2015; Muhammad, 2014; Mangundjaya, 2012; Ardi & Sudarma, 2015).

Ketiga, berdasarkan rekomendasi dari penelitian Islam et al., (2015: 428) dan Ahmad & Islam (2014) pada penelitian selanjutnya untuk menggunakan variabel Organizational

Citizenship Behavior (OCB) sebagai pemediasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi

yang menerapkan dan mengembangkan budaya pembelajaran dalam organisasi akan menuntut karyawan untuk selalu belajar dan bekerja dengan baik bahkan karyawan tersebut akan bekerja melebihi dari tugas utamanya. Begitu juga dengan dukungan yang diberikan organisasi pada karyawan seperti motivasi dan pelatihan juga dapat menstimulus karyawan untuk bekerja melebihi kewajibannya. Pada akhirnya perilaku OCB tersebut dapat mengurangi niat keluar karyawan. Sehingga, dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian kembali pengaruh perilaku OCB sebagai pemediasi antara budaya pembelajaran organisasi dan dukungan organisasi pada niat keluar karyawan.

TINJAUAN PUSTAKA

Niat Keluar (Turnover Intention)

Niat keluar juga didefinisikan sebagai keinginan secara sadar dan terencana dari karyawan untuk meninggalkan organisasi (Adebayo & Ogunsina, 2011). Menurut Jacobs & Roodts (2007), niat keluar ini digambarkan sebagai keputusan dari seorang karyawan yang mengacu pada pekerjaannya, yaitu untuk melanjutkan atau meninggalkan organisasi. Khan et

al., (2014) mendefiniskan bahwa niat keluar terjadi ketika karyawan merasakan

ketidaksenangan dan kelelahan dalam bekerja sehingga akan muncul persepsi negatif dalam diri karyawan untuk meninggalkan organisasi.

Budaya Pembelajaran Organisasi (Organizational Learning Culture)

Menurut Braham (1996), budaya pembelajaran organisasi digambarkan sebagai organisasi yang selalu memprioritaskan organisasi dan anggotanya untuk terlibat dalam proses belajar, misalnya organisasi yang selalu menampung aspirasi atau ide karyawan dalam melakukan inovasi bisnis. Menurut Februanto (2008), definisi budaya pembelajaran organisasi adalah proses dari anggota organisasi dalam menghadapi suatu masalah, mengidentifikasi alternative solusi dengan menggunakan nilai dan norma, memilih dan melaksanakan alternative terbaik, serta mengevaluasinya.

(4)

340 Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa Vol. 9 No. 2 September 2016

Erdogan & Enders (2007) menyatakan, bahwa Perceived Organizational Support itu mengacu pada sejauhmana karyawan tersebut percaya pada organisasi, bahwa organisasi tersebut peduli kepada karyawan, bersedia menerima masukan dari karyawan, dan juga menyediakan bantuan jika karyawan memiliki masalah. Robbins & Judge (2015), mendefinisikan Perceived Organizational Support sebagai tingkatan kepercayaan karyawan kepada organisasi, bahwa organisasi menilai kontribusinya dan peduli terhadap kesejahteraan karyawan.

Perilaku Kewargaan Organisasional (Organizational Citizenship Behavior)

Menurut Robbins & Judge (2015), mendefinisikan perilaku OCB adalah perilaku kebebasan dari karyawan yang bukan bagian dari persyaratan pekerjaan formal karyawan, tetapi berkontribusi pada lingkungan psikologis dan sosial tempat kerja. Tambe & Shanker (2014) menyatakan OCB sebagai perilaku extra role, karena OCB termasuk perilaku di luar dari

job description yang seharusnya dilakukan karyawan.

Hubungan Budaya Pembelajaran Organisasi dan OCB

Penerapan dan pengembangan budaya pembelajaran di dalam organisasi menjadi hal yang harus diperhatikan, terutama untuk menyesuaikan dengan lingkungan organisasi. Penerapan budaya pembelajaran tersebut menuntut karyawan untuk selalu belajar dan mengembangkan diri, dengan begitu karyawan akan termotivasi untuk selalu bekerja dengan baik untuk organisasi bahkan karyawan akan dengan suka rela melakukan pekerjaan yang melebihi dari tugas utamanya. Dengan kata lain penerapan budaya pembelajaran tersebut dapat menstimulus karyawan untuk berperilaku OCB seperti suka rela membantu tugas dari rekan kerja yang sedang absen, membantu tugas atasan, atau memberikan saran inovatif pada organisasi. Semakin tinggi budaya pembelajaran yang diterapkan di dalam organisasi seperti karyawan dapat mendiskusikan kesalahan-kesalahan mereka secara terbuka, organisasi mendorong karyawan untuk saling membantu dalam proses belajar, serta di dalam organisasi tersebut karyawan dapat memberikan umpan balik secara terbuka, maka perilaku kewargaan organisasional karyawan akan semakin tinggi. Hal itu menunjukkan bahwa budaya pembelajaran organisasi berpengaruh positif pada perilaku OCB karyawan (Islam et al., 2012; Islam et al., 2013; Islam et al., 2013).

Hubungan Perceived Organizational Support dan OCB

Dukungan yang diberikan organisasi kepada karyawan menjadi hal yang perlu diperhatikan. Dukungan yang diberikan tersebut dapat berupa memberikan penghargaan, mengadakan pelatihan, ataupun memberikan jaminan keselamatan dan keamanan kerja bagi karyawan. Dengan adanya dukungan dari organisasi tersebut, karyawan akan merasa organisasi memperdulikan kesejahteraan karyawan, mempertimbangkan tujuan dan nilai dari karyawan, serta karyawan akan merasa organisasi memperdulikan pendapatnya. Hal tersebut akan dapat menstimulus perilaku OCB karyawan yang akan membuat karyawan bekerja melebihi dari kewajibannya. Ketika seseorang mendapatkan dukungan dari organisasi, hal itu akan mendorong karyawan untuk bekerja lebih dari tugas utamanya atau dapat menimbulkan perilaku OCB karyawan. Perilaku OCB merupakan perilaku di luar dari job description yang

(5)

seharusnya dilakukan oleh karyawan (Tambe & Shanker, 2014). Jadi semakin tinggi dukungan yang diberikan organisasi kepada karyawan, maka perilaku kewargaan organisasional karyawan akan semakin tinggi. Hal itu menunjukkan bahwa Perceived Organizational Support berpengaruh positif pada perilaku OCB karyawan (Cheung, 2013; Muhammad, 2014; Ahmad & Islam, 2014).

Hubungan Budaya Pembelajaran Organisasi dan Turnover Intention

Budaya pembelajaran sangat penting untuk diterapkan di dalam organisasi, karena untuk menyesuaikan perubahan dan tuntutan dari lingkungan. Organisasi yang selalu belajar ditunjukkan dengan organisasi yang terampil dalam menciptakan, mendapatkan, dan menyalurkan pengetahuan serta memperbaiki kebiasaan dari karyawan untuk dijadikan sebuah pengetahuan dan wawasan baru. Dalam proses penerapan budaya ini, peran karyawan sangat penting, karyawan dilibatkan dalam proses belajar tersebut sehingga dapat mengurangi niat karyawan untuk keluar dari organisasi. Ketika seseorang menemukan sebuah lingkungan organisasi yang memberi kesempatan mereka untuk selalu belajar dan mengembangkan diri maka karyawan tersebut tidak akan berniat untuk meninggalkan organisasinya. Semakin tinggi budaya pembelajaran yang diterapkan di dalam organisasi, maka niat keluar karyawan akan semakin rendah. Hal itu menunjukkan bahwa budaya pembelajaran organisasi berpengaruh negatif pada niat keluar karyawan (Lee-Kelly et al., 2007; Islam et al., 2012; Islam et al., 2015).

Hubungan Perceived Organizational Support dan Turnover Intention

Dukungan yang diberikan organisasi kepada karyawan menjadi hal yang harus diperhatikan. Dukungan yang diberikan tersebut dapat berupa pemberian penghargaan, pengadaan pelatihan, ataupun pemberian jaminan keselamatan dan keamanan kerja bagi karyawan. Dengan adanya dukungan dari organisasi tersebut, karyawan akan merasa dihargai sehingga karyawan tersebut tidak berniat untuk meninggalkan organisasi. Ketika seseorang mendapatkan dukungan dari organisasi, hal itu akan membuat seseorang tersebut merasa nyaman dan memilih tinggal dalam organisasi, sehingga dapat mengurangi niat keluar karyawan. Semakin tinggi dukungan yang diberikan organisasi kepada karyawan, maka niat keluar karyawan akan semakin rendah. Hal itu menunjukkan bahwa Perceived Organizational

Support berpengaruh negatif pada niat keluar karyawan (Maertz et al., 2007; Perryer et al.,

2010; Islam et al., 2015).

Hubungan OCB dan Turnover Intention

Perilaku OCB karyawan di dalam organisasi menjadi bagian penting dalam mengurangi niat keluar karyawan. Karyawan yang berperilaku OCB dapat menunjukkan keterikatannya pada organisasi. Dengan adanya keterikatan tersebut, karyawan akan selalu bekerja dengan baik bahkan akan melakukan pekerjaan yang melebihi kewajibannya secara sukarela sehingga akan dapat mengurangi niat karyawan untuk keluar dari organisasi. Dengan kata lain, bahwa perilaku OCB karyawan yang ditunjukkan dengan membantu pekerjaan karyawan lain ketika mereka sedang absen, membantu tugas atasan, ataupun karyawan memberikan saran yang inovatif dalam meningkatkan kualitas keseluruhan organisasi dapat mengurangi niat karyawan

(6)

342 Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa Vol. 9 No. 2 September 2016

untuk keluar dari organisasi. Semakin tinggi perilaku OCB karyawan di dalam organisasi, maka niat keluar karyawan akan semakin rendah. Hal itu menunjukkan bahwa perilaku OCB berpengaruh negatif pada niat keluar karyawan (Islam et al., 2012; Ahmad & Islam, 2014).

Peran Mediasi OCB dalam Hubungan Budaya Pembelajaran Organisasi, Perceived

Organizational Support dan Turnover Intention

Penerapan dan pengembangan budaya pembelajaran organisasi yang baik dalam organisasi akan memengaruhi niat keluar karyawan melalui peran perilaku OCB karyawan yang juga baik di dalam organisasi. Penerapan budaya pembelajaran dapat berjalan baik membutuhkan peran perilaku OCB dari karyawan untuk dapat menstimulus karyawan untuk tetap tinggal dalam organisasi tersebut atau karyawan tidak berniat keluar dari organisasi. Semakin tinggi budaya pembelajaran organisasi yang diterapkan akan dapat menurunkan niat keluar karyawan jika perilaku OCB karyawan juga tinggi. Hal tersebut diperkuat dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Islam et al., 2012) yang menyatakan perilaku OCB sebagai pemediasi hubungan antara budaya pembelajaran organisasi pada niat keluar karyawan. Demikian juga pemberian dukungan organisasi yang baik kepada karyawan akan memengaruhi niat keluar karyawan melalui peran perilaku OCB karyawan yang juga baik di dalam organisasi. Pemberian dukungan organisasi dapat berjalan baik membutuhkan peran perilaku OCB dari karyawan untuk dapat mendorong karyawan untuk tetap tinggal dalam organisasi tersebut atau karyawan tidak berniat keluar dari organisasi. Semakin tinggi dukungan yang diberikan organisasi kepada karyawan akan dapat menurunkan niat keluar karyawan jika perilaku OCB karyawan juga tinggi. Hal tersebut diperkuat dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Ahmad & Islam, 2014) yang menyatakan perilaku OCB sebagai pemediasi hubungan antara budaya Perceived Organizational Support pada niat keluar karyawan.

Dai uraian di atas maka dapat digambarkan rerangka konseptual sebagai berikut ini:

Gambar 1 Rerangka Konseptual Budaya Pembelajaran Organisasi Perceived Organizational Support Perilaku Kewargaan Organisasional Niat Keluar Karyawan

(7)

Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan rerangka konseptual teoritis di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:

H1: Budaya pembelajaran organisasi berpengaruh positif pada perilaku kewargaan organisasional karyawan.

H2: Perceived Organizational Support berpengaruh positif pada perilaku kewargaan organisasional karyawan.

H3: Budaya pembelajaran organisasi berpengaruh negatif pada niat keluar karyawan H4: Perceived Organizational Support berpengaruh negatif pada niat keluar karyawan H5: Perilaku kewargaan organisasional berpengaruh negatif pada niat keluar karyawan

H6: Budaya pembelajaran organisasi berpengaruh negatif pada niat keluar karyawan melalui perilaku kewargaan organisasional sebagai pemediasi.

H7: Perceived Organizational Support berpengaruh negatif pada niat keluar karyawan melalui perilaku kewargaan organisasional sebagai pemediasi

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan Hotel Bintang 3 di kota Semarang yaitu sebanyak 366 orang. Penelitian ini menggunkan rumus Slovin dan diperoleh sampel sebanyak 192 orang dengan teknik pengambilan sampel proportional

random sampling. Teknik pengumpulan data adalah melalui angket atau kuesioner. Skala yang

dipakai dalam penyusunan kuesioner adalah Skala Likert. Tetapi pada penyebaran kuesioner, jumlah kuesioner yang kembali ke peneliti adalah 175 dari 192 eksemplar, dengan respon rate sebesar 91,14%. Jumlah kuesioner yang tidak kembali sebanyak 17 kuesioner. Kuesioner yang kembali tersebut kemudian disaring dan diteliti kembali kelengkapan datanya, terdapat 9 buah kuesioner yang tidak lengkap dan tidak sesuai dengan kriteria responden. Jadi, jumlah kuesioner yang digunakan sebanyak 166 (usable rate sebanyak 86,45%) untuk pengolahan data pada penelitian ini.

Variabel dalam penelitian ini, yaitu Budaya pembelajaran organisasi (X1) meliputi 2 indikator yaitu continuous learning dan dialogue and inquiry. Pengukuran tersebut diadopsi dari Watkins & Marsick (2003). Perceived Organizational Support (X2) dengan 4 indikator yaitu memperdulikan kesejahteraan karyawan, mengapresiasi kontribusi karyawan, menyediakan bantuan untuk karyawan, dan membantu karyawan dalam pekerjaan. Pengukuran tersebut diadopsi dari Rhoades et al., (2001). Perilaku kewargaan organisasional dengan 2 indikator yaitu OCB-Individuals dan OCB-Organization. Pengukuran tersebut diadopsi dari Smith et al., (1983). Dan niat keluar karyawan dengan 3 indikator yaitu Intention to quit, job search, dan

thinking of quit. Pengukuran tersebut diadopsi dari Lum et al., (1986). Adapun hasil dari

penyebaran data/ instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya adalah sebagai berikut:

(8)

344 Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa Vol. 9 No. 2 September 2016

Tabel 1

Uji Validitas Variabel Budaya Pembelajaran Organisasi

Pertanyaan r-hitung r-tabel Kriteria

X1.1 0,53 0,36 Valid X1.2 0,39 0,36 Valid X1.3 0,54 0,36 Valid X1.4 0,70 0,36 Valid X1.5 0,58 0,36 Valid X1.6 0,69 0,36 Valid X1.7 0,51 0,36 Valid X1.8 0,53 0,36 Valid X1.9 0,47 0,36 Valid X1.10 0,64 0,36 Valid X1.11 0,54 0,36 Valid X1.12 0,62 0,36 Valid X1.13 0,41 0,36 Valid

Sumber: Data yang diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai r hitung masing-masing pertanyaan lebih besar dari r tabel maka seluruh item pertanyaan variabel budaya pembelajaran organisasi dikatakan valid, dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 2

Uji Validitas Variabel Perceived Organizational Support

Pertanyaan r-hitung r-tabel Kriteria

X2.1 0,76 0,36 Valid X2.2 0,58 0,36 Valid X2.3 0,63 0,36 Valid X2.4 0,61 0,36 Valid X2.5 0,69 0,36 Valid X2.6 0,72 0,36 Valid X2.7 0,66 0,36 Valid X2.8 0,52 0,36 Valid

Sumber: Data yang diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai r hitung masing-masing pertanyaan lebih besar dari r tabel maka seluruh item pertanyaan variabel Perceived Organizational

Support dikatakan valid, dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3

Uji Validitas Variabel Perilaku Kewargaan Organisasional

Pertanyaan r-hitung r-tabel Kriteria

Y1.1 0,37 0,36 Valid Y1.2 0,49 0,36 Valid Y1.3 0,47 0,36 Valid Y1.4 0,44 0,36 Valid Y1.5 0,44 0,36 Valid Y1.6 0,45 0,36 Valid Y1.7 0,46 0,36 Valid

(9)

Pertanyaan r-hitung r-tabel Kriteria Y1.8 0,48 0,36 Valid Y1.9 0,59 0,36 Valid Y1.1 0,37 0,36 Valid Y1.2 0,49 0,36 Valid Y1.3 0,47 0,36 Valid Y1.4 0,44 0,36 Valid

Sumber: Data yang diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai r hitung masing-masing pertanyaan lebih besar dari r tabel maka seluruh item pertanyaan variabel perilaku kewargaan organisasional karyawan dikatakan valid, dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4

Uji Validitas Variabel Niat Keluar Karyawan

Pertanyaan r-hitung r-tabel Kriteria

Y2.1 0,37 0,36 Valid

Y2.2 0,49 0,36 Valid

Y2.3 0,47 0,36 Valid

Sumber: Data yang diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai r hitung masing-masing pertanyaan lebih besar dari r tabel maka seluruh item pertanyaan variabel niat keluar karyawan dikatakan valid, dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 5 Uji Reliabilitas

Pertanyaan Cronbach’s alpha Kriteria Keputusan

X1 0,87 0,70 Reliabel

X2 0,88 0,70 Reliabel

Y1 0,77 0,70 Reliabel

Y2 0,97 0,70 Reliabel

Sumber: Data yang diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 5, nilai Cronbach’s alpha masing-masing variabel lebih besar dari 0,70 maka seluruh instrument penelitian dinyatakan reliable.

Tabel 6

Ukuran Sampel Tiap Hotel

No Nama Hotel Populasi Proporsi Responden

1 Hotel Siliwangi 74 74/366 x 192 39

2 Hotel Puri Garden 73 73/366 x 192 38

3 Hotel Grasia 70 70/366 x 192 37

4 Hotel Quest 75 75/366 x 192 39

5 Hotel Fave Diponegoro 74 74/366 x 192 39

Jumlah 366 192

(10)

346 Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa Vol. 9 No. 2 September 2016

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa jumlah populasi 366 sedangkan jumlah responden penelitian sebesar 192 orang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini adalah hasil deskriptif statistik dari setiap variabel dengan indikator nilai indeksnya:

Tabel 7

Deskriptif Statistik Variabel

No Variabel Nilai Indeks Kriteria

1 Budaya pembelajaran organisasi 71,87 Tinggi

2 Perceived Organization Support 72,44 Tinggi

3 OCB 70,15 Tinggi

4 Turnover Intention 62,18 Sedang

Sumber: Data yang diolah (2016)

Dari Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa nilai indeks untuk Budaya pembelajaran organisasi, Perceived Organization Support dan OCB dengan kriteria tinggi, sedangkan

Turnover Intention memiliki kriteria sedang.

Regresi Model 1

Berikut adalah perhitungan untuk model regresi kedua dengan variabel budaya pembelajaran organisasi dan Perceived Organizational Support pada perilaku kewargaan organisasional karyawan yang disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 8

Hasil Uji Hipotesis Parsial Antara Variabel Budaya Pembelajaran Organisasi dan Perceived

Organizational Support Terhadap Perilaku Kewargaan Organisasional

Model

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 2,21 1,74 1,27 0,21

BPO 0,42 0,57 0,58 7,41 0,00

POS 0,33 0,10 0,27 3,42 0,00

Sumber: Data yang diolah (2016)

Dari Tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikan budaya pembelajaran organisasi dan perceived organizational support sebesar 0,00.

Analisis Regresi Model 2

Berikut adalah perhitungan untuk model regresi pertama dengan variabel budaya pembelajaran organisasi, Perceived Organizational Support, perilaku kewargaan organisasional terhadap niat keluar karyawan yang disajikan dalam tabel berikut ini:

(11)

Tabel 9

Hasil Uji Hipotesis Parsial Antara Variabel Budaya Pembelajaran Organisasi, Perceived

Organizational Support, dan Perilaku Kewargaan Organisasional Terhadap Niat Keluar

Karyawan

Model

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) 21,37 0,69 30,92 0,00 BPO -0,07 0,03 -0,23 -2,67 0,01 POS -0,11 0,04 -0,21 -2,73 0,01 OCB -0,18 0,03 -0,44 -5,79 0,00

Sumber: Data yang diolah (2016)

Dari Tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikan budaya pembelajaran organisasi dan perceived organizational support sebesar 0,01 dan perilaku kewargaan organisasional sebesar 0,00.

Bootstrapping Test

Bootstrapping merupakan pendekatan alternative yang digunakan untuk menguji

signifkansi dari pengaruh mediasi. Pendekatan bootstrapping memiliki keunggulan dalam jumlah sampel yang kecil. Boollen & Stine (1990) menjelaskan bahwa pada sampel kecil distribusi umumnya tidak normal, bahka koefisien mediasi yang merupakan hasl perkalian koefisien dua variabel biasanya distribusnya menceng positif. Sehingga dapat menghasilkan underpower test mediasi. Uji bootstrapping menggunakan SPSS telah dikembangkan oleh Hayes & Preacher dalam Ghozali (2013), adapun hasil dari uji bootstrapping dalam penelitian ini adalah sebagai berkut:

Tabel 10

Hasil Uji Bootstrapping 1

INDIRECT EFFECT AND SIGNIFICANCE

Variabel Mediasi Value Effect Signifikansi Kriteria

OCB -0,12 0,00 Terjadi mediasi

*Y (Turnover Intention), X (Budaya Organisasi Pembelajaran)

Dari Tabel 10 di atas menunjukkan nilai efek tidak langsung -0,12 sehingga terjadi mediasi.

Tabel 11

Hasil Uji Bootstrapping 2

INDIRECT EFFECT AND SIGNIFICANCE

Variabel Mediasi Value Effect Signifikansi Kriteria

OCB -0,20 0,00 Terjadi mediasi

*Y (Turnover Intention), X (POS)

Dari Tabel 11 di atas menunjukkan nilai efek tidak langsung -0,20 sehingga terjadi mediasi.

(12)

348 Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa Vol. 9 No. 2 September 2016

Tabel 12

Ringkasan Hasil Penerimaan Hipotesis

Hipotesis Koefisien Signifikan Hasil

Hipotesis 1 0,58 0,00 Diterima Hipotesis 2 0,27 0,00 Diterima Hipotesis 3 -0,23 0,01 Diterima Hipotesis 4 -0,21 0,01 Diterima Hipotesis 5 -0,44 0,00 Diterima Hipotesis 6 -0,12 0,00 Diterima Hipotesis 7 -0,20 0,00 Diterima

Sumber: Data yang diolah (2016)

Pengaruh Langsung Budaya Pembelajaran Organisasi terhadap Perilaku Kewargaan Organisasional Karyawan

Penerimaan hipotesis pertama menunjukkan bahwa budaya pembelajaran yang diterapkan organisasi yang tinggi akan dapat meningkatkan perilaku kewargaan organisasional karyawan Hotel Bintang 3 di kota Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya budaya pembelajaran organisasi yang diterapkan pada Hotel Bintang 3 di kota Semarang karyawan dituntut untuk selalu belajar dan mengembangkan diri, dengan begitu karyawan akan termotivasi untuk selalu bekerja dengan baik untuk oganisasi bahkan karyawan tersebut akan dengan suka rela melakukan pekerjaan yang melebihi dari tugas utamanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa budaya pembelajaran organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewargaan organisasional karyawan (Islam et al., 2012; Islam et al., 2013).

Pengaruh Langsung Perceived Organizational Support terhadap Perilaku Kewargaan Organisasional Karyawan

Penerimaan hipotesis kedua menunjukkan bahwa dukungan organisasi yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan yang diharapkan karyawan akan dapat meningkatkan perilaku kewargaan organisasional karyawan Hotel Bintang 3 di kota Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya dukungan organisasi yang diberikan Hotel Bintang 3 di kota Semarang kepada karyawan dapat meningkatkan perilaku kewargaan organisasional karyawan. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya kepastian akan tersedianya bantuan dari organisasi untuk karyawan baik itu berupa motivasi, penghargaan maupun pelatihan ternyata mampu menstimulus perilaku kewargaan organisasional karyawan atau karyawan dengan suka rela bekerja melebihi dari kewajiban tuganya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa Perceived Organizational

Support berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewargaan organisasional

karyawan (Cheung, 2013; Ahmad & Islam 2014; Muhammad, 2014).

Pengaruh Langsung Budaya Pembelajaran Organisasi terhadap Niat Keluar Karyawan

Penerimaan hipotesis ketiga menunjukkan bahwa semakin tinggi budaya pembelajaran yang diterapkan, maka akan mengurangi niat keluar dari karyawan Hotel Bintang 3 di kota Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya budaya pembelajaran organisasi yang diterapkan pada Hotel Bintang 3 di kota Semarang dapat

(13)

mengurangi niat keluar karyawan. Hal tersebut dikarenakan karyawan yang menemukan sebuah lingkungan organisasi yang memberikan kesempatan mereka untuk selalu belajar dan mengembangkan diri maka karyawan tersebut tidak akan berniat untuk meninggalkan organisasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa budaya pembelajaran organisasi berhubungan negatif dan signifikan terhadap niat keluar karyawan (Lee-Kelly et al., 2007; Islam et al., 2012; Islam et al., 2013; Islam et al., 2015).

Pengaruh Langsung Perceived Organizational Support terhadap Niat Keluar Karyawan Penerimaan hipotesis keempat menunjukkan bahwa dukungan organisasi yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan yang diharapkan karyawan akan dapat menurunkan niat keluar karyawan Hotel Bintang 3 di kota Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya dukungan organisasi yang diberikan Hotel Bintang 3 di kota Semarang kepada karyawan dapat mengurangi niat keluar karyawan. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya kepastian akan tersedianya bantuan dari organisasi untuk karyawan, akan membuat karyawan tersebut nyaman dalam bekerja dan tidak akan berniat untuk meninggalkan organisasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa Perceived Organizational Support berhubugan negatif dan signifikan terhadap niat keluar karyawan (Maertz et al., 2007; Perryer et al., 2010; Ahmad & Islam 2014; Kalidass & Bahron, 2015; Laura et al., 2015).

Pengaruh Langsung Perilaku Kewargaan Organisasional Karyawan terhadap Niat Keluar Karyawan

Penerimaan hipotesis kelima menunjukkan bahwa perilaku kewargaan organisasional yang dilakukan karyawan akan dapat menurunkan niat keluar karyawan Hotel Bintang 3 di kota Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan karyawan pada Hotel Bintang 3 di kota Semarang memiliki perilaku kewargaan organisasional, maka dapat menurunkan niat keluar karyawan. Hal tersebut dikarenakan karyawan yang memiliki perilaku kewargaan organisasional yang baik akan menampilkan kinerja yang efektif yang selanjutnya dapat menurunkan niatnya untuk meninggalkan organisasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa perilaku kewargaan organisasional memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap niat keluar karyawan (Noruzy et al., 2011; Islam et al., 2012; Ahmad & Islam, 2014).

Pengaruh Budaya Pembelajaran Organisasi terhadap Niat Keluar Karyawan melalui Perilaku Kewargaan Organisasional

Terdukungnya hipotesis keenam didasarkan pada uji bootstrapping menunjukkan bahwa perilaku kewargaan organisasional dapat memediasi hubungan antara budaya pembelajaran organisasi terhadap niat keluar karyawan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Islam et al., (2012) yang mengemukakan bahwa perilaku kewargaan organisasional karyawan sebagai pemediasi hubungan antara budaya pembelajaran organisasi pada niat keluar karyawan. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan menerapkan budaya pembelajaran organisasi maka dapat mendorong karyawan berperilaku

(14)

350 Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa Vol. 9 No. 2 September 2016

kewargaan organisasional yang selanjutnya dapat menurunkan niat karyawan untuk keluar dari organisasi.

Dalam penelitian ini, perilaku kewargaan organisasional dapat memediasi hubungan budaya pembelajaran organisasi pada niat keluar karyawan. Hal tersebut dikarenakan pada Hotel Bintang 3 di kota Semarang sudah efektif dalam penerapan budaya pembelajaran, hal tersebut dapat dilihat dari jawaban reponden pada indikator continuous learning yang memiliki nilai tertinggi yang menunjukkan bahwa dalam hotel bintang 3 di kota Semarang karyawan diberikan kesempatan untuk belajar hal-hal yang baru, pihak hotel juga memberikan pendidikan dan pengembangan bagi karyawan secara terus-menerus. Hal ini ditunjukkan dengan minimal setiap satu bulan sekali pihak hotel mengadakan pelatihan bagi karyawan.

Selain itu, juga ditunjukkan dengan pada Hotel Bintang 3 di kota Semarang karyawan tidak dibatasi dalam menyatakan pandangan atau pendapat mereka kepada organisasi. Sehingga, karyawan merasa nyaman dalam bekerja yang membuat karyawan tersebut tidak hanya melakukan pekerjaan yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan mereka. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan budaya pembelajaran di dalam organisasi dapat menunjang perilaku kewargaan organisasional karyawan atau dapat menstimulus karyawan untuk melakukan pekerjaan di luar job description karyawan, sehingga dapat menurunkan niat keluar karyawan Hotel Bintang 3 di kota Semarang.

Pengaruh Perceived Organizational Support terhadap Niat Keluar Karyawan melalui Perilaku Kewargaan Organisasional

Terdukungnya hipotesis ketujuh didasarkan pada uji bootstrapping menunjukkan perilaku kewargaan organisasional dapat memediasi hubungan antara Perceived

Organizational Support terhadap niat keluar karyawan. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ahmad & Islam (2014) menyatakan bahwa perilaku kewargaan organisasional sebagai pemediasi hubungan antara perceived organizational support pada niat keluar karyawan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian dukungan organisasi yang sesuai harapan kepada karyawan maka dapat mendorong karyawan berperilaku kewargaan organisasional yang selanjutnya dapat menurunkan niat karyawan untuk keluar dari organisasi.

Dalam penelitian ini, perilaku kewargaan organisasional dapat memediasi hubungan

perceived organizational support pada niat keluar karyawan. Hal tersebut dikarenakan pada

Hotel Bintang 3 di kota Semarang sudah sesuai dalam memberikan dukungan organisasi kepada karyawaan, hal tersebut dapat dilihat dari jawaban reponden pada memperdulikan kesejahteraan karyawan yang memiliki nilai tertinggi yang menunjukkan bahwa dalam hotel bintang 3 di kota Semarang, pihak hotel telah memperdulikan kesejahteraan karyawannya, hal tersebut ditunjukkan dengan pemberian gaji yang layak serta sudah adanya jaminan kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawan.

Selain itu, juga ditunjukkan pada Hotel Bintang 3 di kota Semarang manajemen hotel sudah mengapresiasi kontribusi karyawan, hal tersebut ditunjukkan dengan karyawan bebas berpendapat serta adanya pemberian bonus bagi karyawan yang berprestasi, sehingga karyawan merasa nyaman dalam bekerja yang membuat karyawan tersebut tidak hanya

(15)

melakukan pekerjaan yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan mereka. Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dukungan organisasi yang dirasakan karyawan tersebut baik, atau dukungan yang diberikan organisasi adalah sesuai dengan yang diharapkan oleh karyawan. Hal ini akan menstimulus karyawan untuk melakukan pekerjaan di luar tanggung jawabnya sehingga karyawan akan mengurangi niatnya untuk keluar dari hotel tempat karyawan tersebut bekerja.

SIMPULAN

Simpulan dari hasil penelitian membuktikan bahwa budaya pembelajaran organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewargaan organisasional karyawan. Hal ini berarti bahwa semakin efektif budaya pembelajaran yang diterapkan, maka semakin dapat menstimulus karyawan Hotel Bintang 3 di kota Semarang untuk melakukan pekerjaan di luar kewajibannya. Perceived organizational support berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewargaan organisasional karyawan. Hal ini berarti dukungan yang diberikan organisasi kepada karyawan sesuai dengan yang diharapkan, dan akan dapat menstimulus karyawan pada Hotel Bintang 3 di kota Semarang untuk bekerja melebihi dari tanggung jawabnya dengan sukarela. Selain itu, penerapan budaya pembalajaran organisasi dan dukungan yang diberikan kepada karyawan dapat memengaruhi rendahnya niat keluar karyawan jika karyawan tersebut memiliki perilaku OCB.

IMPLIKASI

Implikasi untuk mengurangi turnover intention karyawan, Hotel bintang 3 di kota Semarang sebaiknya meningkatkan penerapan budaya pembelajaran organisasi yang ditandai dengan keterlibatan karyawan dalam proses pencapaian tujuan organisasi misalnya karyawan dilibatkan dalam pengambilan keputusan manajemen, pihak hotel lebih sering mengadakan pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan pelayanan kepada tamu, serta di hotel sebaiknya diadakan forum diskusi bagi karyawan agar karyawan memiliki ruang untuk berdiskusi membahas masalah pekerjaaan, seperti mendiskusikan komplain dari tamu. Selain itu, pemberian dukungan organisasional kepada karyawan seperti pemberian bonus kepada karyawan sesuai dengan kinerja yang ditunjukkan karyawan tersebut, adanya pengembangan karir yang jelas bagi karyawan, serta adanya promosi baik itu promosi jabatan maupun promosi kenaikan gaji bagi karyawan.

KETERBATASAN DAN SARAN

Penelitian ini mencoba melengkapi kebutuhan penelitian sebelumnya, yang masih perlu mengkaji masalah turnover intention di ranah industri Hotel, dan juga kebutuhan memperluas model penelitian dengan mengkaji efek mediasi dari OCB. Akan tetapi, penelitian ini tentu masih memiliki keterbatasan, seperti terbatas pada ruang lingkup Hotel di kota Semarang dan variabel yang diteliti pada penelitian ini masih terbatas pada OCB sebagai mediasi. Sehingga, saran untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menguji variabel

(16)

352 Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa Vol. 9 No. 2 September 2016

mediasi yang berbeda, seperti variabel locus of control, self esteem, dan self efficacy pada pengaruh budaya pembelajaran organisasi dan perceived organizational support pada niat keluar karyawan karena bisa menjadi mediator lain yang lebih kuat. Penting juga untuk melakukan penelitian selanjutnya pada bidang industri yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Adebayo, S.O, & Ogunsina, S.O. (2011). Influence of Supervisory Behaviour and Job Stress on Job Satisfaction and Turnover Intention of Police Personnel in Ekiti State. Journal of

Management and Strategy, 2(3).

Ahmad, Z. & Islam, T. (2014). Role of OCB in the relationship of POS, Psychological Empowerment and intentions to quit: Evidence from Malaysian Hotel industry.

Proceedings of the First Middle East Conference on Global Business, Economics, Finance and Banking, (October), 1–22.

Ahmed, I. (2015). Antecedents and Outcomes of Perceived Organizational Support: A literature Survey Approach. Journal of Management Development, 34(7), 867-880. Ardi, R. T. B., & Sudarma, K. (2015). Pengaruh Persepsi Dukungan dan Keadilan Organisasi

terhadap Organizational Citizenship Behavior dengan Komitmen Organisasional sebagai Variabel Intervening. Management Analysis Journal 4(2), 142-152.

Chamariyah. (2015). Pengaruh Self Efficacy, Assertiveness, dan Self Esteem Terhadap Keinginan Pindah Kerja (Turnover Intentions) Pegawai Pada Bank Jatim. Jurnal NeO-Bis

9(1), 20-38.

Davidson, M. C. G., Timo, N., & Wang, Y. (2009). How much does labour turnover cost? A case study of Australian four- and five- star hotels. International Journal of Contemporary Hospitality Management, 22(4), 451-466.

Egan, T.M., Yang, B., dan Bartlett, K.R. (2004). The Effects of Organizational Learning Culture and Job Satisfaction on Motivation to Transfer Learning and Turnover Intention. Human

Resource DevelopmentQuarterly, 15(3), 279-301.

Eisenberger. R., Huntington. R., Hutchison. S., & Sowa. D,. (1986). Perceived Organizational Support. Journal Applied Psychology, 71(3), 500-507.

Februanto, H. (2008). Pengaruh Budaya Organisasi Kepemimpinan dan Organisasi Pembelajar.

Jurnal Aplikasi Manajemen, 9(4), 152-161.

Fitriastuti, T. (2013). Pengaruh Kecerdasan Emosional, Komitmen Organisasional dan Organizational Citizenship Behavior terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Dinamika

Manajemen, 4(2), 103-114.

Garvin, A. (1993). Building a learning organization. Harvard Business Review, 71(4): 78-84. Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS

Regresi (Cetakan ke-7). Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

Islam, T., Salf, U. R., Muhammad, A., & Ungku, N. Bt. U. A. (2012). Turnover Intentions: The Influence of Organizational Learning Culture and Multi Foci Citizenship Behaviors.

Middle-East Journal of Scientific Researsch 12(5), 650-661.

Islam, T., Ishfaq, A., & Ungku, N. Bt. U. A. (2015). The Influence of Organizational Learning Culture and Perceived Organizational Support on Employees’ Affective Commitment and Turnover Intention. Nankai Business Review International, 6(4), 417-431.

(17)

Islam, T., Ishfaq, A., Muhammmad, M. N., & Ghulam, A. (2015). Perceived Organizational Support and its Outcome: A meta-analysis of latest available literature. Management

Research Review, 38(6), 627-639.

Islam, T., Salf, U. R., & Zulfqar, A. (2013). Turnover intention: the role of perceived organizational support and organizational commitment. Procedia-Social and Behavioral

Science, 103, 1237-1241.

Islam, T., Salf, U. R., Ishfaq, A., & Ungku, N. Bt. U. A. (2013). Organizational Learning Culture and Leader-Member Exchange Quality: The way to enchance Organizational Commitment and reduce turnover intentions. The Learning Organization. 20(4/5), 322-337.

Islam, T., Salf, U. R., Muhammad, A., & Ungku, N. Bt. U. A. (2013). Organizational Learning Culture, Social Exchange Relations and Multifoci Citizenship Behaviors: A Literature Survey Approach. World Journal of Management and Behavioral Studies, 1(1), 6-13. Kalidass, A. & Bahron, A. (2015). The Relationship between Perceived Supervisor Support ,

Perceived Organizational Support , Organizational Commitment and Employee Turnover Intention. International Journal of Business Administration 6(5), 82-89.

Laura, M. B. (2015). In good company: The impact of perceived organizational support and positive relatinships at work on turnover intentions. Management Research Review, 38(3), 242-263.

Lee, K., & Allen, N. J. (2002). Organizational citizenship behavior and workplace deviance: the role of affect and cognitions. Journal of Applied Psychology, 87, 131-42. http://dx.doi.org/10.1037/0021-9010.87.1.131

Lee-Kelly, L., Blackman, D.A., & Hurst, J.P. (2007). An exploration of the relationship between learning organizations and the retention of knowledge workers. The Learning

Organization, 14(3), 204-221.

Lum, L., Kervin, J., Clark, K., Reid, F., & Sirola, W. (1998). Explaining nursing turnover intent: job satisfaction, pay satisfaction, or organizational commitment?. Journal

ofOrganizational Behavior, 19(3), 305-320.

Maertz, C. P., Griffeth, R., & Campbell, N.S. (2007). The Effect of Perceived Organizational Support and Perceived Supervisory Support on Employee Turnover. Journal of

Organizational Behavior.

Mangundjaya, W. L. H. (2012). Persepsi Dukungan Organisasi Versus Kepuasan Kerja dan Perannya terhadap Perilaku Kewargaan Organisasi. Jurnal Psikologi Undip. 11(2), 176-181.

Muhammad, A. H. (2014). Perceived Organizational Support and Organizational Citizenship Behavior: The Case of Kuwait. International Journal of Business Administration, 5(3), 59-72.

Nazenin, S., & Palupiningdyah. (2014). Peran Stres kerja dan Kepuasan Kerja untuk Mengurangi Turnover Intention. Jurnal Dinamika Manajemen, 5(2), 220-227.

Noruzy. A., Shatery. K., Rezazadeh. A., & Shirkouhi. (2011). Investigation the relationship between organizational justice, and organizational citizenship behavior: The mediating role of perceived organizational support. Indian Journal of Science and Technology, 4(7).

(18)

354 Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa Vol. 9 No. 2 September 2016

Novira, L., & Martono, S. (2015). Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi pada Perilaku Kewargaan Organisasional dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening.

Management Analysis Journal. 4(3), 181-188

Organ. D. W. (1997). Organizational Citizenship Behavior It’s Construct Clean Up Time. Human

Performance. 10(2), 85-97.

Perryer, C., Catherine, J., Ian, F., & Antonio, T. (2010). Predicting turnover intentions The interactive effects of organizational organizational support. Management Research

Review, 33(9), 911-923.

Rhoades, L., & Eisenberger, R. (2002). Perceived Organizational Support. A Review of the

Literature. 87(4), 698-714.

Rhoades, L., Eisenberger, R., & Armeli, S. (2001). Affective commitment to the organization: The contribution of perceived organizational support. Journal of Applied Psychology,

86(5), 825-836.

Sartika, D. (2014). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Keinginan Keluar Karyawan dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Mediasi (Studi Kasus di CV. Putra Tama Jaya). Management Analysis Journal 3(2),1-11. Sena, T. S. F. (2011). Variabel Aniseden Organizational Citizenship Behavior (OCB). Jurnal

Dinamika Manajemen 2(1), 70-77.

Senge. (1996). The fifth discipline: The art & practice the learning organization. London Random House Business Books.

Tambe. S., & Shanker. M. (2014). A Study of Organizational Citizenship Behavior (OCB) and Its Dimensions: A Literature Review. International Research Journal of Business and

Management. 1, 67-73.

Watkins, K., & Marsicks, V. 1992. Building the learning organization: a new role for human resource developers studies in continuing education. Studies in Continuing Education,

14(2), 115-129.

Watkins, K., & Marsicks, V. (2003). Demonstrating the value of an organization's learning culture: The Dimensions of the Learning Organization Questionnaire. Advance in

Gambar

Gambar 1  Rerangka Konseptual Budaya Pembelajaran Organisasi Perceived Organizational Support Perilaku Kewargaan  Organisasional  Niat Keluar Karyawan
Tabel 5   Uji Reliabilitas

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil perancangan dan pengujian alat magnetic stirrer dengan pengaturan kecepatan pengadukan dan pengaturan waktu dapat disimpulkan bahwa perancangan alat

Hasil penelitian karakteristik permainan bolavoli tim putera dan tim puteri Proliga 2012 di Gresik diperoleh (1.a) Rata- rata waktu yang dibutuhkan dalam satu pertandingan dari

Menyusun kubus menyerupai stupa, digunakan untuk , mengenalkan warna mengenalkan jumlah motorik halus konsentrasi Harga Rp.45.000,- Menara Balok Digunakan untuk :

Kemudian pengembangan Kota Metropolitan Bangkalan yang terdiri dari Kota Bangkalan dan Perkotaan sekitar Kawasan Kaki Jembatan Suramadu dan kota satelit (Perkotaan

Pada penelitian ini dikarakterisasi bahan TiO 2 yang akan digunakan sebagai bahan semikonduktor dalam sel surya pewarna menggunakan difraksi sinar X dan dianalisa

Dinding Exterior adalah dinding yang letaknya di luar ruangan. Karena terletak di luar ruangan maka dinding exterior harus kuat, indah, dan tahan cuaca,

Faktor ancaman dari faktor strategik eksternal yang mempengaruhi peningkatan ketahanan pangan di Kabupaten Situbondo memiliki total skor sebesar 1,293 dengan faktor

Adapun pengertian yang dikandung dalam kata “khusus” adalah: ism tersebut telah diketahui secara pasti/tertentu atau tidak lagi menimbulkan pertanyaan “…