• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS X TKJ A SMK NEGERI 1 BIROMARU | Sigarlaki | EDU CIVIC 6193 20494 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS X TKJ A SMK NEGERI 1 BIROMARU | Sigarlaki | EDU CIVIC 6193 20494 1 PB"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF

TIPE STAD DI KELAS X TKJ A SMK NEGERI 1 BIROMARU

Jeane Sigarlaki1 Abduh H.Harun2 Dwi Septiwiharti3

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

ABSTRAK

Permasalahan pada penelitian ini adalah apakah aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas X TKJ A SMK Negeri 1 Biromaru. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas X TKJ A SMK Negeri 1 Biromaru. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan jenis data kualitatif dengan penganalisaan data secara kuantitatif. melalui langkah-langkah pengumpulan, pengolahan, penganalisaan, dan penyajian data dengan jumlah subjek penelitian 20 siswa. Adapun pelaksanaannya yakni mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang melalui empat tahap yakni (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan (4) refleksi. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus pertama dengan memperoleh nilai rata-rata aktivitas siswa 80 dengan kriteria cukup dan ada peningkatan pada siklus kedua dengan perolehan nilai rata-rata aktivitas siswa 88 dengan kriteria baik, sehingga model pembelajaran kooperatif tipe STAD dinyatakan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn.

Kata Kunci : Aktivitas Siswa, Pembelajaran PKn, Kooperatif Tipe STAD.

1Mahasiswa Program Studi PPKn FKIP Universitas Tadulako dengan No.Stb A 321 08 045 2Pembimbing 1

(2)

1. Pendahuluan

Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu

dengan giat melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Dalam bidang

pendidikan pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan

dengan berbagai cara seperti mengganti kurikulum, meningkatkan kualitas guru

melalui penataran-penataran atau melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi,

memberi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan sebagainya.

Sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Pasal 3 menyatakan bahwa; “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab”. Dengan memperhatikan isi dari UU No. 20

Tahun 2003 tersebut, peneliti berpendapat bahwa tugas seorang guru memang berat,

sebab kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh keberhasilan pendidikan dari bangsa itu

sendiri.

Sesuai dengan Depdiknas (2005:33) yang menyatakan bahwa, “Pendidikan

Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri

yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, suku bangsa untuk

menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh

Pancasila dan UUD 1945”. Untuk mencapai tujuan ini peranan guru sangat

menentukan.Peran guru adalah: “Sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola,

demonstrator, pembimbing, dan evaluator”4. Sebagai motivator guru harus mampu

membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

berhasil dengan baik.

Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran adalah dengan mengembangkan model pembelajaran yang selama ini

kurang diminati oleh siswa sehingga membuat siswa jenuh dan tidak kreatif. Suasana

belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan siswa sebagai subjek yang

berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep

yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan

4Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Standar Proses Pendidikan,(Jakarta:Kencana

(3)

fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan di sini adalah siswa yang lebih banyak

berperan (kreatif).

Berdasarkan hasil observasi di SMK Negeri 1 Biromaru, pembelajaran PKn

masih sering menggunakan metode pembelajaran ceramah. Metode pembelajaran ini

kurang membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar. Hal ini tampak dari perilaku

siswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti akan mencoba menggunakan model

pembelajaran lain yaitu model pembelajaran koperatif tipe STAD. Keunggulan dari

metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah adanya kerja sama dalam

kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok tergantung keberhasilan

individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota

yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan

interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi saling membantu dalam menguasai

materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat tepat untuk diterapkan pada

pembelajaran PKn, sebab pembelajaran PKn memerlukan banyak pengkajian melalui

diskusi yang dapat dilakukan melalui kelompok belajar. Ketertarikan peneliti

mengambil model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dalam model pembelajaran

kooperatif tipe STAD semua anggota kelompok diberi tugas dan tanggung jawab,

baik individu maupun kelompok. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini peneliti

mengambil sebuah judul yaitu: “Meningkatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

PKn dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas X

TKJ A SMK Negeri 1 Biromaru”.

2. Metode Penelitian

2.1 Rancangan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka jenis penelitian yang

dilakukan oleh peneliti berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu

kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas dalam arti luas. Penelitian tindakan

kelas ini berisi pra tindakan dan tindak lanjut. Pada pra tindakan berisi

renungan dalam mengajar sehingga dapat menemukan kelemahan-kelemahan,

kekurangan dalam pembelajaran menulis kreatif kemudian dilakukan dengan

tindakan, tindak lanjut yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah

(4)

Penelitian tindakan kelas (PTK), dilaksanakan dalam bentuk proses

pengkajian berdaur yang terdiri atas empat tahap yaitu: Perencanaan

(planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi

(reflection).

Tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengacu pada desain

yang dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart5, yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

Gambar Diagram Alur Desain Penelitian Model Kemmis dan McTaggart.

Tindakan atau pelaksanaan merupakan apa yang akan dilakukan peneliti

sebagai upaya perbaikan dan peningkatan. Dalam hal ini, upaya perbaikan

terhadap siswa tentang kesalahan-kesalahan siswa.

Observasi atau pengamatan, yaitu mengamati hasil dari tindakan yang

dilakukan penulis terhadap siswa. Kesalahan siswa, kesulitan siswa, dan

tanggapan siswa dijadikan pertimbangan untuk perencanaan siklus berikutnya.

Refleksi yaitu tindakan mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil

atau dampak tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarkan refleksi tersebut,

penulis bersama-sama guru lain dapat melakukan revisi, perbaikan, terhadap

awal untuk rencana berikutnya.

2.2 Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Biromaru pada siswa kelas

X TKJ A dengan jumlah siswa 20 orang.

5Rochati Wiriatmadja,Metode Penelitian Tindakan Kelas,(Bandung:Rosdakarya,2005),hlm.66.

(5)

2.3 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

2.3.1 Observasi guru

Observasi guru dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

bagaimana aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Adapun

aspek yang diamati meliputi: Langkah pembelajaran dan keaktifan guru

dalam pembelajaran

2.3.2 Observasi siswa

Observasi atau pengamatan yang dilakukan pada siswa dengan

tujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan oleh guru.

Adapun aspek yang diamati meliputi: respon siswa dalam

menerima informasi dari guru, mengajukan pertanyaan, menjawab

pertanyaan siswa maupun guru, memberi saran, mengemukakan

pendapat, menyelesaikan tugas kelompok, mempresentasikan hasil

kerja kelompok

2.4 Rencana Tindakan

Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri atas beberapa

siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai

seperti yang telah didesain dalam faktor yang ingin diteliti. Untuk mengetahui

peningkatan aktivitas dan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn, dengan

melakukan observasi. Secara garis besar tahapan pembelajaran kooperatif tipe

STAD adalah sebagai berikut:

I. Tahap persiapan

Tahap ini, kegiatan yang dilakukan diantaranya

mempersiapkan materi dan merancang pembelajaran yang mengarah ke

kooperatif STAD, membuat kriteria kelompok heterogen dan

mempersiapkan instrument observasi disertai cara penskoran

II. Tahap penyajian materi

Dalam tahap ini pengajar menyebutkan tujuan pembelajaran

memotivasi rasa ingin tahu, memberikan apersepsi, umpan balik sesering

mungkin, penjelasan yang tepat agar tidak terjadi miskonsepsi ,dan

(6)

III. Tahap kegiatan kelompok

Selanjutnya masing-masing kelompok membahas materi yang

dibagikan, siswa mempelajari konsep-konsep materi PKn, dan

mempresentasikan didepan kelas juga digunakan untuk melatih

keterampilan kooperatif siswa dalam masing-masing kelompok. Jika

salah satu siswa belum memahami materi, maka teman sekelompoknya

bertanggung jawab untuk menjelaskan.

IV Tahap selanjutnya tanggapan dari masing-masing kelompok.

V. Selanjutnya guru memberikan tanggapan dan penegasan tentang materi

yang dibahas.

Berdasarkan hal tersebut maka dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini

dengan prosedur yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

2.5 Sumber data

Data diperoleh dari guru dan siswa kelas X TKJ A SMK Negeri 1

Biromaru yang terlibat langsung dalam proses kegiatan belajar mengajar.

2.6 Jenis pengumpulan data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data kualitatif yang

diperoleh melalui hasil observasi guru (peneliti) dan siswa.

2.7 Jenis pengolahan data

Analisis data pada observasi guru akan digunakan rumus :

Keterangan:

X = Nilai rata-rata observasi

∑Xi = Jumlah skor penilaian

N = Jumlah uraian

Kriteria Penilaian

1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

4 = Sangat baik6

6Wayan Nurkancana,P.P.N.Sunartana.Evaluasi Pendidikan,(Surabaya:Usaha Nasional,1986),hlm.84.

Skor penilaian

Jumlah uraian = Rata-rata hasil observasi

(7)

Analisis data pada fase hasil observasi aktivitas siswa dilakukan

dengan menggunakan rumus hasil rata-rata yang diperoleh dari penjumlahan

hasil observasi aktivitas siswa dibagi jumlah siswa, yakni;

=

Keterangan:

X = Nilai rata-rata aktivitas siswa

∑Xi = Jumlah skor penilaian

N = Jumlah uraian

Dengan Kriteria penilaian :

0–74 = Kurang

75–84 = Cukup

85–94 = Baik

95–100 = Sangat Baik

Skor pada tiap aspek penilaian

1 = Jika hanya satu deskriptor yang mucul

2 = Jika dua deskriptor muncul

3 = Jika tiga deskriptor muncul

4 = Jika semua deskriptor muncul

2.8 Indikator kinerja

Indikator keberhasilan tindakan kelas ini adalah jika terjadi perubahan

peningkatan aktivitas siswa pada mata pelajaran PKn melalui pembelajaran

kooperatif dengan Tipe STAD. Secara kuantitatif dan kualitatif dapat di

indikasikan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran ini mencapai nilai

rata-rata klasikal 85 dengan kriteria baik,maka penelitian ini dinyatakan berhasil.

2.9 Prosedur penelitian I. Pra Tindakan

Langkah-langkah sebelum pelaksanaan penelitian dilakukan yakni

melalui observasi kepada guru bidang studi PKn di kelas X TKJ A SMK

(8)

Negeri 1 Biromaru, kemudian guru tersebut diminta kesempatannya untuk

menjadi pengamat dalam pelaksanaan penelitian.

II. Pelaksanaan Tindakan

Prosedur penelitian tindakan kelas ini melalui teknik pengamatan objek

secara langsung, observasi dilakukan untuk mengukur hasil yang dicapai

pada proses pembelajaran, apabila target yang dicapai tidak memuaskan,

maka penelitian tindakan kelas ini akan dilanjutkan pada siklus

berikutnya. Dengan demikian perencanaan penelitian tindakan kelas ini

dilakukan melalui prosedur penelitian sebagai berikut: (1) Perencanaan,

(2) Tindakan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi, dalam satu siklus. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

3.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus Pertama

I. Data Hasil Observasi Guru Siklus Pertama

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dapat diperoleh gambaran

tentang kemampuan guru (peneliti) yang akan melakukan proses

meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui model

pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas X SMK Negeri 1 Biromaru.

Hal ini bisa dikatakan dari 11 komponen yang diamati tidak satupun yang

dinilai kurang, sementara yang mendapatkan penilaian cukup 6, dan

penilaian baik 5. Dengan melihat penilaian beberapa komponen tersebut

dapat diketahui bahwa proses pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas

siswa dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran kooperatif

tipe STAD di kelas X TKJ A SMK Negeri 1 Biromaru yang dilakukan

oleh guru (peneliti) mendapatkan penilaian cukup.

II. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus Pertama

Aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn akan berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti melakukan observasi aktivitas

siswa dalam pembelajaran PKn ketika diterapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD di kelas X TKJ A SMK Negeri 1 Biromaru.

Berdasarkan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa dalam

pembelajaran PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD di

kelas X TKJ A SMK Negeri 1 Biromaru yang diperoleh siswa yaitu 80

(9)

model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas X TKJ A SMK Negeri

1 Biromaru pada siklus pertama dapat dikatakan belum meningkat.

Berdasarkan hasil pengkajian dapat dilihat bahwa siswa yang

memperoleh skor <74 (kurang) dengan persentase 5%, skor 75–84

(cukup) dengan persentase 55%, skor 85–94 (baik) dengan persentase

40%, dan skor 95 – 100 (sangat baik) tidak ada. Dengan demikian,

aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran

kooperatif tipe STAD di kelas X TKJ A SMK Negeri 1 Biromaru

mencapai nilai rata-rata 80 dengan kriteria cukup dan dinyatakan

peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui model

pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas X TKJ A SMK Negeri 1

Biromaru belum berhasil sehingga harus dilanjutkan pada siklus kedua

3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua

I. Data Hasil Observasi Guru Siklus Kedua

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru siklus kedua, dapat

diperoleh gambaran tentang kemampuan guru (peneliti) yang akan

melakukan proses meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn

melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas X TKJ A

SMK Negeri 1 Biromaru pada siklus kedua. Hal ini bisa dikatakan dari 11

komponen yang diamati tidak satupun yang dinilai kurang dan cukup,

sementara penilaian baik 6, dan penilaian sangat baik 5. Dengan melihat

penilaian beberapa komponen tersebut dapat diketahui bahwa proses

pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran

PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas X TKJ A

SMK Negeri 1 Biromaru yang dilakukan oleh guru (peneliti) pada siklus

kedua mendapatkan penilaian baik.

Adapun perincian hasil kegiatan guru yang diberikan oleh tim

pengamat,skor penilaian diperoleh 27 dibagi jumlah uraian adalah 11

maka:

38

11 = 3,4 =3

(10)

Berdasarkan hasil observasi guru (peneliti) adalah 3,4 dan dibulatkan

menjadi 3, maka dapat disimpulkan kegiatan guru (peneliti) dalam

melakukan perencanaan dan tindakan pada proses meningkatkan aktivitas

siswa dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran kooperatif

tipe STAD di kelas X TKJ A SMK Negeri 1 Biromaru siklus kedua

memperoleh hasil baik dan dinyatakan dapat meningkatkan aktivitas siswa

II. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus Kedua

Berdasarkan data hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran

PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas X TKJ A

SMK Negeri 1 Biromaru siklus kedua, diperoleh nilai bervariasi.

a. Nilai 85 diperoleh 4 siswa

b. Nilai 89 diperoleh 11 siswa

c. Nilai 92 diperoleh 5 siswa

Persentase aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui model

pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas X TKJ A SMK Negeri 1

Biromaru pada siklus kedua, 5 siswa memperoleh nilai 92 dengan persentase

25%, 11 siswa memperoleh nilai 89 dengan persentase 55%, dan 4 siswa

memperoleh nilai 85 dengan persentase 20%.Hasil persentase tersebut

selanjutnya disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi untuk memperoleh

nilai rata-rata klasikal aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui

model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas X TKJ A SMK Negeri 1

Biromaru. Dari distribusi nilai siswa di atas diperoleh hasil sebagai berikut:

 

Rumus Mean (M) = N

1779

Maka M = = 88

20

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn

melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas X TKJ A SMK

Negeri 1 Biromaru pada siklus kedua diperoleh nilai rata-rata aktivitas siswa

yaitu 88. Dengan demikian aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui

model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas X TKJ A SMK Negeri 1

(11)

4. Kesimpulan

 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa dan dapat mengoptimalkan peran siswa dalam berinteraksi dengan

siswa lain maupun dengan guru. Siswa juga dapat berkomunikasi secara ilmiah

dalam suatu kegiatan diskusi kelompok.

5. Saran

 Dalam meningkatkan sumber daya penelitian terutama pembelajaran PKn,dan juga pengembangan penerapan metode pembelajaran,serta mutu guru kedepan.Maka

peneliti menyarankan agar peneliti hendaknya melakukan penelitian dengan

terobosan-terobosan metode pembelajaran yang baru untuk pembelajaran PKn dan

dianggap layak untuk diteliti serta bermanfaat bagi siswa dan semua pihak.

6. DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, 2005, Pendidikan Kewarganegaraan, Kurikulum dan Silabus Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta : Depdiknas

Nurkancana, W. dan Sumartana, P.P.N. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003, Jakarta : Depdiknas

Wina Sanjaya, 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prima

Gambar

Gambar Diagram Alur Desain Penelitian Model Kemmis dan McTaggart.

Referensi

Dokumen terkait

Alat-alat komunikasi yang mendukung sistem informasi dan komunikasi pada bagian Keuangan Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara,

Selain itu Obat Asli Indonesia (OAI) belum sepenuhnya dikembangkan dengan baik meskipun potensi yang dimiliki sangat besar. Pengawasan terhadap keamanan dan mutu obat

Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat tidak hadir dalam peersidangan, maka kepada Penggugat dan Tergugat tidak dapat dilakukan proses mediasi sebagaimana dimaksud

teman sebaya memiliki pengaruh yang menonjol dalam pergaulan remaja. Teman sebaya ataupun kawan sebaya sesuai dengan apa yang

Penelitian lanjutan mengenai identifikasi marka terkait daya tahan penyakit Streptococcosis pada ikan nila dapat dilakukan menggunakan ikan perlakuan persilangan betina

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa hal yang dapat disimpulkan bahwa optimasi dayadengan metode prediksi pada sistem ini dapat dilakukan pada migrasi VM dan

Abstrak – Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa kompetensi guru akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, yang berujung pada peningkatan mutu pendidikan.

Syeikh Al-Albani katakan, ada kelainan dalam sanad keduanya yang diriwayatkan oleh Musa bin Ayub, ia adalah Abu Amran an-Nashibi al-Anthaki, ia berkata, “Telah