• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK SISWA KELUARGA MENUJU SEJAHTERA (KMS)DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK SISWA KELUARGA MENUJU SEJAHTERA (KMS)DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA."

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGANBANTARABDUKUNGANBSOSIALBKELUARGAB DENGANBEFIKASIBDIRIBAKADEMIKBSISWABKELUARGAB MENUJUBSEJAHTERAB(KMS)BDIBSMABNEGERIB11BYOGYAKARTAB

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Yocta Nur Rahman NIM 09104244043

PROGRAMBSTUDIBBIMBINGANBDANBKONSELINGB JURUSANBPSIKOLOGIBPENDIDIKANBDANBBIMBINGANB

FAKULTASBILMUBPENDIDIKANB UNIVERSITASBNEGERIBYOGYAKARTAB

JULIB2013B

(2)

ii

PERSETUJUANB

Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK SISWA KELUARGA MENUJU SEJAHTERA (KMS) DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA” yang disusun oleh Yocta Nur Rahman, NIM 09104244043 ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, 18 April 2013 Pembimbing I,

Kartika Nur Fathiyah, M.Si NIP. 19710807 199802 2 001

Pembimbing II,

Isti Yuni Purwanti, M.Pd NIP. 19780622 200501 2 001

(3)

iii

PERNYATAANB

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan yang sesuai dengan tata penulisan karya ilmiah yang berlaku.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam lembar pengesahan adalah asli. Apabila terbukti tanda tangan dosen penguji palsu, maka saya bersedia memperbaiki dan mengikuti yudisium pada periode berikutnya.

Yogyakarta,18 April 2013 Yang menyatakan,

Yocta Nur Rahman NIM 09104244043

(4)

iv

PENGESAHANB

Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK SISWA KELUARGA MENUJU SEJAHTERA (KMS) SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA” yang disusun oleh Yocta Nur Rahman, NIM 09104244043 ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 13 Juni 2013 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Kartika Nur Fathiyah, M. Si Ketua Penguji ……… ………

Sugiyatno, M. Pd Sekertaris Penguji ……… ………

Mulyadi, M. Pd Penguji Utama ……… ………

Isti Yuni Purwanti, M. Pd Penguji Pendamping ……… ………

Yogyakarta, ……… Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Dekan,

Dr. Haryanto, M.Pd.

NIP. 19600902 197802 1 001

(5)

v MOTTOB

Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh

dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang

akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke

atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan

bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa..

(6)

vi

PERSEMBAHANB

Karya ini penulis persembahkan pada kedua orang tua, almamater, agama, nusa

(7)

vii

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan efikasi diri akademik siswa KMS di SMA Negeri 11 Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakanpendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Subjek penelitian adalah seluruh siswa KMS di SMA Negeri 11 Yogyakarta yang berjumlah 29 siswa. Alat ukur penelitian menggunakan dua skala yaitu: skala dukungan sosial keluarga dan skala efikasi diri akademik. Uji coba instrumen dilakukan di SMA Negeri 5 Yogyakarta. Uji validitas diukur dengan membandingkan nilai corrected item-total terhadap rtabelsebesar 0,37 (N = 29 dengan taraf kesalahan 5%). Uji reliabilitas melalui pendekatan internal consistency dengan rumus Cronbach Alpha dengan koefisien reliabilitas untuk konstrak dukungan sosial keluarga sebesar 0,890 dan konstrak efikasi diri akademik sebesar 0,890. Analisis data yang dipilih untuk uji hipotesis menggunakan korelasi Product Moment yang didahului dengan uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji linieritas.

Temuan dalam penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi yang didapatkan yaitu sebesar 0,477 > r tabel dan nilai Sig. 0,004 ≤ 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan apabila hipotesis penelitian diterima. Hubungan yang terjadi bersifat positif yang artinya apabila dukungan sosial keluarga tinggi maka efikasi diri akademik akan meninggi. Kuat hubungan antar variabel dalam taraf cukup kuat/sedang.Kategorisasi dukungan sosial keluarga menunjukkan 66% dan efikasi diri akademik menunjukkan 83% keduanya masuk dalam kategori sedang.

(8)

viii

KATABPENGANTARB

Puji syukur atas fadhal dan rahmat Allah SWT yang telah menggerakkan hambaNya sehingga mampu menyusun tugas akhir skripsi hingga terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya keridhoan Allah SWT serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. Pd. MA., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan fasilitas penunjang hingga memudahkan peneliti dalam penyusunan tugas akhir skripsi.

2. Bapak Dr. Haryanto, M. Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan ijin penelitian tugas akhir skripsi.

3. Bapak Fathur Rahman, M. Si., Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan, yang telah membantu dan memberi kesempatan untuk menyusun tugas akhir skripsi.

4. Ibu Kartika Nur Fathiyah, M. Si. dan Ibu Isti Yuni Purwanti, M. Pd., selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu dan mencurahkan kesabarannya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan tugas akhir skripsi.

(9)

ix

6. Bapak Edi Prajaka, S. Pd,. Koordinator BK SMA Negeri 11 Yogyakarta yang telah membatu kelancaran operasional di lapangan selama proses penelitian dan pengambilan data.

7. Seluruh siswa KMS di SMA Negeri 11 Yogyakarta dan SMA Negeri 5 Yogyakarta yang telah meluangkan waktu di sela-sela proses KBM untuk bekerjasama dan membantu kelancaran proses penelitian.

8. Dhiah Febri Wijayanti, yang waktu, emosi, dan tenaganya telah banyak tersita untuk membantu dan memdampingi penulis selama proses penyusunan tugas akhir skripsi.

9. Dhana, Dewi, Eka, Tika, dan Citra yang tergabung dalam KFCyang selalu bersama-sama menceriakan suasana depan jurusan serta teman-teman Prodi BK Swadana 2009 yang sedang berjuang menyelesaikan tugas akhir skripsi.

10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik riil maupun moril yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata semoga tugas akhir skripsi ini dapat memberikan manfaat baik bagi penulis dan semua pihak bagi perkembangan pendidikan yang lebih baik. Penulis mengakui masih terdapat banyak kekurangan dalam karya ini, saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan selanjutnya.

Yogyakarta, 18 April 2013

(10)

x A. Kajian Dukungan Sosial Keluarga ………..………..….… 12

1. Dukungan Sosial ………..……… 12

2. Keluarga ………...……… 16

3. Dukungan Sosial Keluarga ……….….. 19

B. Kajian Efikasi Diri Akademik ………..……….. 21

1. Pengertian Efikasi Diri Akademik ………... 21

2. Dimensi Efikasi Diri Akademik ………..…. 22

3. Sumber-Sumber Efikasi Diri Akademik ……….…. 24

(11)

xi

5. Motivasi Berprestasi Remaja ……….….. 47

D. Kajian Siswa KMS ………..………... 48

I. Uji Validitas dan Reliabilitas ………. 65

J. Teknik Analisis Data ………..…….…………... 69

BABBIVBHASILBPENELITIANBDANBPEMBAHASANB A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ……..……… 70

B. Hasil Penelitian ………... 74

C. Pembahasan ……… 77

(12)

xii BABBVBKESIMPULANBDANBSARANB

A. Kesimpulan ………. 85

B. Saran ………... 86

DAFTARBPUSTAKA………...B 88

LAMPIRANB………....B 91

(13)

xiii

DAFTARBTABELB

Halaman

Tabel 1. Jumlah Siswa KMS SMA Negeri 11 Yogyakarta ……….……...….. 55

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Dukungan Sosial Keluarga ………...……... 60

Tabel 3. Cara Penilaian Skala Dukungan Sosial Keluarga ...………. 61

Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Efikasi Diri Akademik ………...……….. 63

Tabel 5. Cara Penilaian Skala Efikasi Diri Akademik ……….…... 64

Tabel 6. Skala Dukungan Sosial Keluarga setelah Uji Coba …………...…….. 67

Tabel 7. Skala Efikasi Diri Akademik setelah Uji Coba …………...…………. 68

Tabel 8. Batasan Skor Kategorisasi Variabel ………..……… 70

Tabel 9. Batasan Skor Kategorisasi Dukungan Sosial Keluarga ……… 70

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Dukungan Sosial Keluarga ……... 71

Tabel 11. Batasan Skor Kategorisasi Efikasi Diri Akademik ………. 72

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Efikasi Diri Akademik ………... 73

Tabel 13. Hasil Uji Coba Normalitas Shapiro-Wilk ………... 75

Tabel 14. Interpretasi Nilai r ………...…… 75

(14)

xiv

DAFTARBGAMBARB

(15)

xv

DAFTARBLAMPIRANB

Halaman

Lampiran 1. Skala Uji Coba ………...… 91

Lampiran 2. Data Hasil Uji Coba ……….… 98

Lampiran 3. Interpretasi Data Hasil Uji Coba Intrumen ………..… 101

Lampiran 4. Skala Penelitian ………... 104

Lampiran 5. Distribusi Skor Instrumen Penelitian ………... 109

Lampiran 6. Data Peringkat dan Kategorisasi ………...…..…. 112

Lampiran 7. Hasil Uji Asumsi …..………...………...… 115

Lampiran 8. Hasil Uji Korelasi Product-Moment………...…... 117

(16)

i

HUBUNGANBANTARABDUKUNGANBSOSIALBKELUARGAB DENGANBEFIKASIBDIRIBAKADEMIKBSISWABKELUARGAB MENUJUBSEJAHTERAB(KMS)BDIBSMABNEGERIB11BYOGYAKARTAB

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Yocta Nur Rahman NIM 09104244043

PROGRAMBSTUDIBBIMBINGANBDANBKONSELINGB JURUSANBPSIKOLOGIBPENDIDIKANBDANBBIMBINGANB

FAKULTASBILMUBPENDIDIKANB UNIVERSITASBNEGERIBYOGYAKARTAB

JULIB2013B

(17)

ii

PERSETUJUANB

Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK SISWA KELUARGA MENUJU SEJAHTERA (KMS) DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA” yang disusun oleh Yocta Nur Rahman, NIM 09104244043 ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, 18 April 2013 Pembimbing I,

Kartika Nur Fathiyah, M.Si NIP. 19710807 199802 2 001

Pembimbing II,

Isti Yuni Purwanti, M.Pd NIP. 19780622 200501 2 001

(18)

iii

PERNYATAANB

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan yang sesuai dengan tata penulisan karya ilmiah yang berlaku.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam lembar pengesahan adalah asli. Apabila terbukti tanda tangan dosen penguji palsu, maka saya bersedia memperbaiki dan mengikuti yudisium pada periode berikutnya.

Yogyakarta,18 April 2013 Yang menyatakan,

Yocta Nur Rahman NIM 09104244043

(19)

iv

PENGESAHANB

Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK SISWA KELUARGA MENUJU SEJAHTERA (KMS) SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA” yang disusun oleh Yocta Nur Rahman, NIM 09104244043 ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 13 Juni 2013 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Kartika Nur Fathiyah, M. Si Ketua Penguji ……… ………

Sugiyatno, M. Pd Sekertaris Penguji ……… ………

Mulyadi, M. Pd Penguji Utama ……… ………

Isti Yuni Purwanti, M. Pd Penguji Pendamping ……… ………

Yogyakarta, ……… Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Dekan,

Dr. Haryanto, M.Pd.

NIP. 19600902 197802 1 001

(20)

v MOTTOB

Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh

dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang

akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke

atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan

bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa..

(21)

vi

PERSEMBAHANB

Karya ini penulis persembahkan pada kedua orang tua, almamater, agama, nusa

(22)

vii

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan efikasi diri akademik siswa KMS di SMA Negeri 11 Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakanpendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Subjek penelitian adalah seluruh siswa KMS di SMA Negeri 11 Yogyakarta yang berjumlah 29 siswa. Alat ukur penelitian menggunakan dua skala yaitu: skala dukungan sosial keluarga dan skala efikasi diri akademik. Uji coba instrumen dilakukan di SMA Negeri 5 Yogyakarta. Uji validitas diukur dengan membandingkan nilai corrected item-total terhadap rtabelsebesar 0,37 (N = 29 dengan taraf kesalahan 5%). Uji reliabilitas melalui pendekatan internal consistency dengan rumus Cronbach Alpha dengan koefisien reliabilitas untuk konstrak dukungan sosial keluarga sebesar 0,890 dan konstrak efikasi diri akademik sebesar 0,890. Analisis data yang dipilih untuk uji hipotesis menggunakan korelasi Product Moment yang didahului dengan uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji linieritas.

Temuan dalam penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi yang didapatkan yaitu sebesar 0,477 > r tabel dan nilai Sig. 0,004 ≤ 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan apabila hipotesis penelitian diterima. Hubungan yang terjadi bersifat positif yang artinya apabila dukungan sosial keluarga tinggi maka efikasi diri akademik akan meninggi. Kuat hubungan antar variabel dalam taraf cukup kuat/sedang.Kategorisasi dukungan sosial keluarga menunjukkan 66% dan efikasi diri akademik menunjukkan 83% keduanya masuk dalam kategori sedang.

(23)

viii

KATABPENGANTARB

Puji syukur atas fadhal dan rahmat Allah SWT yang telah menggerakkan hambaNya sehingga mampu menyusun tugas akhir skripsi hingga terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya keridhoan Allah SWT serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. Pd. MA., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan fasilitas penunjang hingga memudahkan peneliti dalam penyusunan tugas akhir skripsi.

2. Bapak Dr. Haryanto, M. Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan ijin penelitian tugas akhir skripsi.

3. Bapak Fathur Rahman, M. Si., Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan, yang telah membantu dan memberi kesempatan untuk menyusun tugas akhir skripsi.

4. Ibu Kartika Nur Fathiyah, M. Si. dan Ibu Isti Yuni Purwanti, M. Pd., selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu dan mencurahkan kesabarannya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan tugas akhir skripsi.

(24)

ix

6. Bapak Edi Prajaka, S. Pd,. Koordinator BK SMA Negeri 11 Yogyakarta yang telah membatu kelancaran operasional di lapangan selama proses penelitian dan pengambilan data.

7. Seluruh siswa KMS di SMA Negeri 11 Yogyakarta dan SMA Negeri 5 Yogyakarta yang telah meluangkan waktu di sela-sela proses KBM untuk bekerjasama dan membantu kelancaran proses penelitian.

8. Dhiah Febri Wijayanti, yang waktu, emosi, dan tenaganya telah banyak tersita untuk membantu dan memdampingi penulis selama proses penyusunan tugas akhir skripsi.

9. Dhana, Dewi, Eka, Tika, dan Citra yang tergabung dalam KFCyang selalu bersama-sama menceriakan suasana depan jurusan serta teman-teman Prodi BK Swadana 2009 yang sedang berjuang menyelesaikan tugas akhir skripsi.

10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik riil maupun moril yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata semoga tugas akhir skripsi ini dapat memberikan manfaat baik bagi penulis dan semua pihak bagi perkembangan pendidikan yang lebih baik. Penulis mengakui masih terdapat banyak kekurangan dalam karya ini, saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan selanjutnya.

Yogyakarta, 18 April 2013

(25)

x

A. Kajian Dukungan Sosial Keluarga ………..………..….… 12

1. Dukungan Sosial ………..……… 12

2. Keluarga ………...……… 16

(26)

xi 5. Motivasi Berprestasi Remaja ……….….. 47 D. Kajian Siswa KMS ………..………... 48 I. Uji Validitas dan Reliabilitas ………. 65 J. Teknik Analisis Data ………..…….…………... 69 BABBIVBHASILBPENELITIANBDANBPEMBAHASANB

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ……..……… 70 B. Hasil Penelitian ………... 74

C. Pembahasan ……… 77

(27)

xii BABBVBKESIMPULANBDANBSARANB

A. Kesimpulan ………. 85

B. Saran ………... 86

DAFTARBPUSTAKA………...B 88

LAMPIRANB………....B 91

(28)

xiii

DAFTARBTABELB

Halaman Tabel 1. Jumlah Siswa KMS SMA Negeri 11 Yogyakarta ……….……...….. 55 Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Dukungan Sosial Keluarga ………...……... 60 Tabel 3. Cara Penilaian Skala Dukungan Sosial Keluarga ...………. 61 Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Efikasi Diri Akademik ………...……….. 63 Tabel 5. Cara Penilaian Skala Efikasi Diri Akademik ……….…... 64 Tabel 6. Skala Dukungan Sosial Keluarga setelah Uji Coba …………...…….. 67 Tabel 7. Skala Efikasi Diri Akademik setelah Uji Coba …………...…………. 68 Tabel 8. Batasan Skor Kategorisasi Variabel ………..……… 70 Tabel 9. Batasan Skor Kategorisasi Dukungan Sosial Keluarga ……… 70 Tabel 10. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Dukungan Sosial Keluarga ……... 71 Tabel 11. Batasan Skor Kategorisasi Efikasi Diri Akademik ………. 72 Tabel 12. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Efikasi Diri Akademik ………... 73 Tabel 13. Hasil Uji Coba Normalitas Shapiro-Wilk ………... 75 Tabel 14. Interpretasi Nilai r ………...…… 75 Tabel 15. Hasil Uji Korelasi ………...……… 76

(29)

xiv

DAFTARBGAMBARB

(30)

xv

DAFTARBLAMPIRANB

(31)

1

BABBIB

PENDAHULUANB

A. LatarBBelakangBMasalahB

Pendidikan menupakan hak daian bagi ielunuh wanga negana

Indoneiia. Sebagaimana diatun dalam uu Siitem Pendidikan Naiional

(Siidiknai) No. 20 Tahun 2003 Paial 4 Ayat 1 tujuan dani pendidikan di

Indoneiia adalah untuk membentuk iumben daya manuiia yang beniman

dan bentakwa kepada Tuhan Yang Maha Eia, benakhlak dan benbudi

mulia, iehat, benilmu, cakap, ienta menjadi wanga negana yang

demoknatii dan bentanggungjawab tenhadap keiejahtenaan maiyanakat

dan tanah ain. Tencapainya pendidikan naiional akan mendonong

pencepatan pembangunan dalam menghadapi penkembangan global yang

bengenak dinamii. Sejalan dengan uu Siidiknai No. 20 Tahun 2003

Paial 5 Ayat 1 mengenai hak dan kewajiban wanga negana, pemenuhan

dan pemenataan pendidikan menjadi hal yang ungent dan mendaian bagi

iemua kalangan (Dwi Siiwoyo, 2007: 59).

Pemenataan pendidikan bagi iemua kalangan kelai maiyanakat di

benbagai jenjang pendidikan yang coba dilakukan pemenintah

diantananya dengan mendonong tenielenggananya wajib belajan 9 tahun.

Sejak tahun 2005 Pemenintah mulai menjalankan pnognam Bantuan

Openaiional Sekolah (BOS) dengan pembiayaan yang dibebankan pada

APBN dan APBD dan dikelola iecana integnatif yang melibatkan

(32)

2

Meikipun telah dipeniiapkan benbagai pnognam untuk

mendukung pemenataan pendidikan teniebut dewaia ini maiih ditemui

adanya keienjangan akiei pendidikan yang tidak iepenuhnya

menjangkau ielunuh lapiian maiyanakat. Kota Yogyakanta yang

menyandang pnedikat kota pendidikan dan kota pelajan tidak lepai dani

penmaialahan pendidikan. Tencatat di tahun 2012 angka putui iekolah di

benbagai jenjang pendidikan iepenti SD/MI iebeian 0,013%, SMP/MTi

iebeian 0,03%, dan SMA/SMK iebeian 0,02%. Sedang angka

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tahun 2012 tencatat

114,14% melanjutkan ke SMP/MTi dan 162,87% melanjutkan ke

SMA/MA/SMK (ILPPD Pemkot Yogyakanta Tahun 2012).

Penmaialahan pendidikan lain yang patut menjadi ionotan adalah

minimnya alokaii angganan pendidikan, maiih tenbatainya akiei

pendidikan yang benkualitai bagi kalangan ekonomi nendah, ienta

tingginya beban pendidikan yang ditanggung oleh peienta didik dani

tahun ke tahun (Aihani & Denok, 2012: 3).

Bendaiankan penmaialahan pendidikan yang tenjadi, Pemenintah

Kota Yogyakanta mengeluankan kebijakan benupa Penatunan Daenah

(Penda) Kota Yogyakanta No.5 Tahun 2008 tentang iiitem

penyelengganaan pendidikan. Pemenintah Kota Yogyakanta melalui

kebijakan teniebut benupaya membenikan jaminan pendidikan gnatii

ielama wajib belajan 12 tahun, membuka akiei yang luai untuk

mempenoleh pendidikan yang benkualitai, ienta menimaliiin angka putui

(33)

3

ekonomi nendah. Implementaii dani kebijakan ini adalah pembenian

Jaminan Pendidikan Daenah (JPD) untuk ielunuh jenjang pendidikan

dani TK/RA/TKLB hingga SMA/SMALB/MA dan SMK bagi peienta

didik yang tendata iebagai anggota keluanga miikin pemegang kantu

Keluanga Menuju Sejahtena (KMS). Kantu KMS iendini menupakan

identitai penduduk kota Yogyakanta iebagai keluanga miikin yang

ditetapkan dengan mengacu pada keputuian Walikota Yogyakanta No.

417/KEP/2009.

SMA Negeni 11 Yogyakanta iebagai bagian dani ialah iatu

iatuan pendidikan fonmal tunut tenlibat dalam penyelengganaan pnognam

JPD bagi iiiwa KMS. Bendaiankan wawancana dengan koondinaton BK

Pembenian JPD bagi iiiwa KMS di SMA Negeni 11 Yogyakanta

diwujudkan melalui pembenian beaiiiwa negulen, beaiiiwa negiitnaii,

bantuan biaya pnaktek, bantuan pembelian pakaian iekolah, hingga

beaiiiwa pneitaii akademik. Meikipun pembenian JPD dilakianakan

oleh unit Pelakiana Teknii (uPT), pada pnakteknya iekolah tetap

tenlibat dalam menanggung beban biaya openaiional pendidikan bagi

iiiwa KMS.

Bendaiankan data Dinai Pendidikan Daenah Kota Yogyakanta di

tahun akademik 2012/2013 yang dipenoleh dani haiil wawancana dengan

Ka uPT JPD Dinai Pendidikan kota Yogyakanta diketahui SMA Negeni

11 Yogyakanta mendapatkan qouta tenbeian ke dua ietelah SMA Negeni

7 Yogyakanta dalam alokaii penenima iiiwa KMS. Tencatat di tahun

(34)

4

KMS yang tenieban di benbagai kelai. Siitem Penenimaan Peienta Didik

Banu (PPDB) pemegang KMS di SMA Negeni 11 Yogyakanta

bendaiankan alokaii daya tampung dan tidak tenikat dengan peniyanatan

nilai minimum NEM SMP iiiwa.

Bendaiankan obienvaii di lapangan dan wawancanayang

dilakukan antana peneliti dengan bebenapa gunu BK SMA Negeni 11

Yogyakanta didapati kenyataan bahwa iebagian iiiwa KMS memiliki

maialah pnibadi, ioiial, maupun akademik yang benagam. Penmaialahan

akademik yang dialami mencakup minimnya motivaii dalam belajan,

kunangnya pantiiipaii dalam kegiatan iekolah, pengatunan dini dalam

belajan yang lemah, ienta pneitaii akademik yang nendah. Selain itu

bendaiankan pemapanan ialah iatu gunu BK belum lama iiiwi KMS

pennah kedapatan mencuni handphone milik temannya.Bebenapa iiiwa

KMS lainya ketahuan memboloi dalam waktu yang nelatif lama hingga

tenlibat tindak tawunan antan pelajan.

Bendaiankan data adminiitnaii iiiwa di SMA Negeni 11

Yogyakantatahun pelajanan 2012/2013 ietidaknya tencatat ada 3 iiiwa

KMS dani kelai X yang memilih mengundunkan dini untuk pindah

iekolah di awal iemeiten. Wawancana antana peneliti dengan iiiwa KMS

yang memilih mundun itu didapatkan fakta bahwa iiiwa teniebut mundun

diiebabkan kanena ketidakmampuan ketiga iiiwa KMS untuk mengikuti

pnoiei kegiatan belajan di iekolah dengan optimal. Salah iatu iiiwa

KMS yang pindah iekolah mengaku iening menaia malu dan tidak

(35)

5

mengikuti pelajanan yang dibenikan. Catatan kediiiplinan iiiwa di BK

menyebutkan bahwa tiga iiiwa KMS yang mundun teniebut kedapatan

iening beniikap kunang diiiplin tenhadap tata tentib iekolah dan memiliki

pneitaii belajan di bawah nata-nata bila dibandingkan dengan teman di

kelainya.

Diikuii kelompok antana peneliti dengan iebagian iiiwa KMS

mengenai penmaialahan akademik iiiwa KMS pada mata pelajanan yang

dianggap iulit didapatkan temuan diantananya adalah nendahnya

keingintahuan iiiwa KMS tenhadap mata pelajanan teniebut bahkan

memiliki kecendenungan beniikap acuh, menaia kunang pencaya dini

dalam mengikuti pnoiei belajan mengajan, ienta memiliki keinginan

untuk menghindani tugai tugai yang benat. Selain itu iebagian iiiwa

KMS juga menaiakan adanya kecemaian dan itneii dalam menghadapi

mata pelajanan yang iulit. Benbagai papanan maialah yang dialami

iebagian iiiwa KMS di SMA Negeni 11 Yogyakanta dapat ditanik

benang menah bahwa iebagian iiiwa KMS mengalami maialah

akademik yang menganah pada nendahnya efikaii dini akademik.

Zimmenman (dalam Banduna, 1995: 203) mendefiniiikan efikaii

dini akademik iebagai penilaian penional atai kemampuan dalam

mengonganiiaiikan dan melakianakan iuatu tindakan untuk mencapai

pneitaii akademik. Banduna (dalam Schunk &Pajanei, 2009: 36)

menambahkan bahwa ieieonang dapat mengukun efikaii dininya dengan

(36)

6

pennah dialami, menaiakan iendini pengalaman yang onang lain alami

(modeling), bentuk bentuk penghangaan ioiial, ienta indek fiiiologii.

Diiamping iiiwa KMS dihadapkan pada maialah akademik, dani

wawancanayang pennah diadakan antana peneliti dengan gunu BK tunut

didapati fakta bahwa iiiwa KMS di SMA Negeni 11 Yogyakanta

memiliki latan belakang kehidupan keluanga cukup benagam. Bebenapa

diantananya iiiwa KMS tumbuh di keluanga broken home, onang tua

tunggal, hingga hanya diaiuh oleh kakeknya. Sedangkan pekenjaan

onang tua iiiwa KMS diatananya kanyawan iwaita, penjual jaia, hingga

bunuh hanian lepai.

Fakta lain menyebutkan bahwa tidak banyak keluanga iiiwa

KMS memiliki penhatian yang cukup tenhadap pnoiei pendidikan

anaknya. Gunu BK juga menutunkan bahwa onang tua iiiwa KMS

mengaku cukup bahagia ketika anaknya ditenima di iekolah negeni,

namun onang tua iiiwa KMS janang ingin tahu lebih mendalam

mengenai penkembangan ienta kebutuhan belajan anak. Monitoning yang

dilakukan oleh onang tua tenhadap kegiatan belajan anak cendenung

nendah. Hal teniebut diantananya ditunjukkan dengan iebagian onang tua

iiiwa KMS yang kunang mengikuti penkembangan belajan anak di

iekolah maupun di numah.

Minimnya dukungan ioiial yang dibenikan oleh onang tua

dipnedikii mempenganuhi penkembangan belajan anak. Menengok

papanan yang diunaikan oleh gunu gunu BK di SMA Negeni 11

(37)

7

KMS tumbuh dalam kondiii keluanga yang kunang efektif untuk

mendukung pnoiei tumbuh kembang anak khuiuinya penkembangan

pendidikan. Minimnya keingintahuan pada penkembangan belajan,

pemenuhan kebutuhan, ienta kemauan untuk tenlibat iecana aktif

tenhadap pnoiei belajan anak biia dianggap menjadi gambanan dani

nendahnya ketenlibatan onang tua iiiwa KMS untuk mendukung pnoiei

belajan anak.

Sebaliknya bebenapa penelitian lain menyebutkan bahwa

nendahnya ekonomi keluanga bukan menupakan fakton yang benpenganuh

iecana iignifikan tenhadap penhatian onang tua dan pneitaii belajan anak.

Latan belakang keluanga KMS yang miikin dipnedikii tunut andil

membentuk iikap acuh onang tua iiiwa KMS tenhadap penkembangan

belajan iiiwa KMS di SMA Negeni 11 Yogyakanta. Sebaliknya

ketenlibatan onang tua baik iecana dinektif maupun autonom memiliki

penganuh tenhadap pnoiei belajan anak.Wong (dalam Sni Leitani, 2012:

61) menunjukkan bahwa ketenlibatan memiliki dampak tenhadap

negulaii dini dan pneitaii belajan nemaja.Ketenlibatan onang tua iendini

menupakan ialah iatu bentuk dani dukungan ioiial keluanga.

Atkinion (1995, dalam Nuufenulla, 2011: 9) mengunaikan bahwa

dukungan ioiial keluanga dapat menjadi pelindung dalam menghadapi

kehidupan yang beniifat dinamii dan nawan itneii. Dukungan ioiial

keluanga ini tunut benpenan dalam mengembangkan penaiaan dimiliki

kanena adanya penhatian dan pengentian, meningkatkan hanga dini dan

(38)

8

Pavni & Monda-Amaya (2001: 392) menambahkan dukungan ioiial

keluanga ini menjadi penting kanena keluanga menjadi iumben utama

anak dalam mempenoleh dukungan ioiial. Penelitian lain tunut

menunjukkan penganuh poiitif dani dukungan ioiial diantananya

tenhadap aktualiiaii dini iiiwa (Lutfi, 2012), self regulated learning

iiiwa (Nobelina & Alfi, 2011), ienta penyeiuaian piikoioiial iiiwa

(Aleiio, dkk, 2007).

Motivaii belajan yang nendah benpenganuh tenhadap pnoiei

belajan. Anak yang mengalami maialah teniebut membutuhkan adanya

penaiaan dipenhatikan dan dimiliki oleh onang lain khuiuinya keluanga.

Diiamping adanya penhatian, tenpenuhinya benbagai kebutuhan anak

akan dapat mendonong tenbentuk motivaii belajan anak. Penhatian

maupun pemenuhan kebutuhan yang dibenikan oleh keluanga menupakan

bentuk bentuk dani adanya dukungan ioiial keluanga. Dukungan

iemacam ini dihanapkan membenikan penganuh poiitif bagi anak

iehingga dapat menampilkan penfonma yang baik untuk benpneitaii di

iekolah. Hal ini dapat diantikan bahwa anak iangat membutuhkan

dukungan ioiial keluanga untuk membantunya menghadapi maialah

belajan dan mengembangkan efikaii dini akademik.

Penmaialahan nendahnya penfonma dan kapabilitai belajan iiiwa

khuiuinya bagi pemegang kantu KMS menjadi maialah klaiik namun

tetap menanik untuk diteliti. Penelitian ini menjadi penting untuk diteliti

kanena maiih minimnya penelitian yang mengangkat penmaialahan

(39)

9

kanena itu peneliti tentanik untuk meneliti bagaimanakah hubungan

antana dukungan ioiial keluanga dengan efikaii dini akademik iiiwa

KMS di SMA Negeni 11 Yogyakanta.

B. Identifikasi Masalah

Identifikaii maialah yang dapat ditanik dani latan belakang di atai

iebagai benikut :

1. Siiwa KMS di SMA Negeni 11 Yogyakanta menupakan iiiwa yang

nentan tenhadap benbagai maialah pnibadi, ioiial, maupun akademik.

2. Hambatan akademik yang dialami iebagian iiiwa KMS di SMA

Negeni 11 Yogyakanta menganah pada nendahnya efikaii dini

akademik dalam belajan.

3. Siiwa KMS SMA Negeni 11 Yogyakanta tumbuh di lingkungan

keluanga benlatan belakang ekonomi nendah dengan pola aiuh yang

benagam.

4. Kunangnya penhatian belajan yang dibenikan oleh iebagian onang tua

iiiwa KMS kepada anaknya.

5. Ketenlibatan iebagian onang tua iiiwa KMS dalam mendukung

pnoiei belajan cendenung minim.

6. Tenbatainya penelitian yang mengangkat penmaialahan iiiwa KMS.

C. Batasan Masalah

Bendaiankan papanan identifikaii maialah diatai, peneliti

membataii penelitian pada dua maialah. Pentama iiiwa KMS memiliki

(40)

10

keluanga yang dibenikan oleh onang tua iiiwa KMS mempenganuhi iikap

belajan iiiwa di iekolah. Peneliti memilih dukungan ioiial yang

beniumben dani keluanga kanena dukungan dani pihak ini benpenganuh

tenhadap pembentukan efikaii dini iiiwa. Pembataian maialah ini

dilakukan untuk menyedenhanakan cakupan nuang penelitian dan agan

penelitian yang dilakukan menjadi lebih tenanah dan mendapatkan haiil

yang makiimal.

D. Rumusan Masalah

Bendaiankan bataian maialah di atai numuian maialah yang

peneliti ajukan dalam penelitian ini yaitu :

1. Adakah hubungan antana dukungan ioiial keluanga dengan efikaii

dini akademik iiiwa KMS di SMA Negeni 11 Yogyakanta?

2. Sebenapa beian tingkat dukungan ioiial keluanga pada iiiwa KMS di

SMA Negeni 11 Yogyakanta?

3. Sebenapa beian tingkat efikaii dini akademik iiiwa KMS di SMA

Negeni 11 Yogyakanta?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ditetapkan dani untuk menjawab maialah penelitian

ini yaitu untuk mengetahui :

1. Hubungan antana dukungan ioiial keluanga dengan efikaii dini

akademik iiiwa KMS SMA Negeni 11 Yogyakanta.

2. Tingkat dukungan ioiial keluanga iiiwa KMS di SMA Negeni 11

(41)

11

3. Tingkat efikaii dini akademik iiiwa KMS di SMA Negeni 11

Yogyakanta.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teonitii

a. Haiil dani penelitian ini dihanapkan dapat membenikan iumbangan

ilmiah tenhadap pengembangan keilmuan piikologi pendidikan dan

bimbingan konieling bidang ioiial dan belajan khuiuinya tentang

maialah dukungan ioiial keluanga dan efikaii dini akademik.

b. Menambah khaianah keilmuan untuk ielanjutnya dapat

dikembangkan dengan penelitian penelitian ilmiah lainnya dengan

topik yang iama maupun benbeda.

2. Manfaat Pnaktii

a. Bagi onang tua iiiwa KMS agan lebih meningkatkan dukungan

ioiial keluanga untuk menunjang pnoiei belajan anak.

b. Bagi gunu iebagai ialah iatu acuan penanganan maialah akademik

(42)

12 BABBIIB KAJIANBTEORIB

A. KajianBDukunganBSosialBKeluargaB 1. DukunganBSosialB

a. PengertianBDukunganBSosial

Gottlieb (dalam Smet 1994: 132) menyebut dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat baik verbal maupun non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat atau efek perilaku bagi pihak penerima. Leppin (dalam Smet, 1994: 135) menambahkan bahwa dukungan sosial dapat ditinjau sebagai fakta sosial atas dukungan yang sebenarnya terjadi atau diberikan oleh orang lain kepada individu (perceived support) dan sebagai kognisi individu yang mengacu pada persepsi terhadap dukungan yang diterima.

Farmer dan Farmer (dalam Pavri & Monda-Amaya, 2001: 391) mendefinisikan dukungan sosial sebagai sebuah proses pertukaran sosial yang menyumbangkan pada perkembangan pola perilaku seseorang, kesadaran sosial serta nilai.

(43)

13

Beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dukungan sosial merupakan bantuan yang diterima oleh individu dari orang lain berupa perlakuan fisik maupun verbal yang menimbulkan manfaat dan persepsi bagi si penerima.

b. JenisBDukunganBSosialB

Neegaard, Shaw, dan Carter (dalam Lidya Rahardjo, dkk. 2008: 278) menjabarkan jenis dukungan sosial sebagai berikut : 1) Emotional support, dukungan yang berkaitan dengan berbagi

pengalaman hidup. Model dari dukungan emosional dapat membuat seseorang merasa dihargai apa adanya dan merasa diterima. Perilaku yang mencerminkan penghargaan, afeksi, kepercayaan, dan perhatian termasuk dalam dukungan emosional. Perempuan lebih banyak menyediakan dukungan sosial emosional dibandingkan laki-laki.

2) Companionship support, dukungan yang memiliki fungsi untuk mengalihkan perhatian seseorang dari masalah yang sedang dihadapinya atau untuk membangkitkan suasana hati yang positif. Aktivitas seperti berkumpul dan mengobrol di waktu senggang serta berekreasi termasuk dalam kategori ini. Sumber dukungan tipe ini biasanya berasal dari teman dekat dan tetangga.

(44)

14

4) Informational support, bantuan berupa pendiaan informasi atau pengetahuan yang dapat membantu seseorang meningkatkan efisiensi dalam menyelesaikan masalah. Hal tersebut dapat menambah kepercayaan diri seseorang mengenai kemampuannya dalam menghadapi tantangan. Perilaku yang dapat ditampilkan berupa memberi saran, umpan balik, dan pengarahan. Individu dengan status yang mirip atau sama cenderung lebih jarang bertukar informasi, misalnya individu dengan jenis kelamin yang sama.

Berndt (dalam Pavri & Monda-Amaya, 2001: 392) menyebutkan terdapat 4 jenis dukungan sosial yaitu :

1) Penghargaan, yang mengembangkan perasaan dihormati, mendapat pujian, serta dihargai;

2) Dukungan informasional seperti nasehat maupun bimbingan;

3) Dukungan instrumental meliputi bantuan dalam menyelesaikan masalah;

4) Pertemanan untuk menaikkan perasaan saling memiliki dan berbagai dalam aktivitas kelompok.

(45)

15

reassurance of worth, social integration, dan opportunity to provide nurturance.

1) Instrumental support

a) Reliable alliance, adalah pengetahuan yang dimiliki individu bahwa individu tersebut dapat menggunakan bantuan yang nyata ketika individu tersebut membutuhkan. Individu yang mendapatkan bantuan ini akan merasa tenang karena individu tersebut menyadari ada orang yang dapat dihandalkan untuk membantunya ketika menemui masalah dan kesulitan.

b) Guidance, merupakan dukungan sosial berupa nasehat dan informasi dari sumber yang dapat dipercaya. Dukungan sosial ini juga dapat berupa feedback maupun sesuatu yang telah dilakukan. 2) Emotional support

a) Reassurance of worth; dukungan sosial yang berbentuk pengakuan atau penghargaan terhadap kemampuan dan kualitas individu. Dukungan ini membuat individu merasa dirinya diterima dan dihargai. Contoh dukungan ini berupa memberikan pujian kerena telah melakukan hal yang baik.

b) Attachment, merupakan ekspresi dari kasih sayang dan cinta yang diterima individu yang dapat memberikan rasa aman kepada individu yang menerima. Bentuk dari dukungan ini diantaranya kedekatan dan intimacy karena keduanya memberikan rasa aman.

c) Social integration, merupakan bentuk kesamaan minat dan perhatian serta rasa saling memiliki dalam satu kelompok.

d) Opportunity to provide nurturance, merupakan dukungan berupa perasaan individu bahwa ia dibutuhkan oleh orang lain.

c. FaktorByangBMempengaruhiBDukunganBSosialB

Tiga faktor yang berpengaruh dalam mendorong timbulnya dukungan sosial sebagaimana diuraikan Myer (dalam Pandu, 2012: 27-28) yaitu :

(46)

16

motivasi tingkah laku untuk mengurangi kesusahan dan meningkatkan kesejahteraan orang lain.

2) Norma dan nilai sosial, berguna untuk membimbing individu untuk melaksanakan kewajiban dalam kehidupan. 3) Pertukaran sosial, merupakan hubungan timbal balik perilaku sosial antara cinta, pelayanan, dan informasi. Keseimbangan dalam pertukaran tersebut akan menghasilkan kondisi hubungan interpersonal yang memuaskan. Pengalaman akan pertukaran secara timbal balik ini membuat individu lebih percaya diri bahwa orang lain akan menyediakannya.

Gambaran faktor yang mempengaruhi individu untuk melakukan dukungan sosial kepada orang lain dikarenakan adanya sikap empati terhadap permasalah orang lain. Timbulnya dukungan sosial ini juga sangat dipengaruhi oleh norma, nilai sosial serta pertukaran sosial yang berlaku di lingkungan masyarakat tertentu. 2. KeluargaB

a. PengertianBKeluargaB

George Murdock (dalam Sri Lestari 2012: 3) menguraikan pengertian keluarga sebagai kelompok sosial yang memiliki karakteristik tinggal bersama, terdapat kerjasama ekonomi, dan terjadi proses reproduksi.

(47)

17

dengan dukungan emosi atau yang disebut sosialisasi pemeliharaan (nurturant socialization).

Weigert dan Thomas (dalam Sri Lestari 2012: 4) menyebutkan keluarga merupakan suatu tatanan utama yang mengkomunikasikan pola-pola dan nilai yang bersifat simbolik. Pandangan ini mengacu pada asumsi akan pentingnya budaya untuk ditransmisikan pada generasi berikutnya. Hal ini disebut dengan dengan pola nilai yang bersifat simbolik (symbolic patternvalue).

Hill (dalam Sri Lestari 2012: 6) dalam konteks sosial budaya menyebut bahwa keluarga adalah rumah tangga yang memiliki hubungan darah atau perkawinan atau menyediakan terselenggaranya fungsi-fungsi instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para anggotanya yang berada dalam suatu jaringan.

J.B Suparlan, dkk (dalam Rusmin Tumanggor, 2010: 101) mendefinisikan keluarga sebagai lembaga sosial bagian terkecil dari masyarakat yang terdiri dari sekelompok manusia yang hidup bersama dengan adanya ikatan perkawinan, hubungan darah, dan adopsi. Hubungan tersebut terdiri dari suami, istri, anak-anak, dan saudara.

(48)

18

instrumental yang mendasar serta fungsi ekspresif dimana di dalamnya juga berlangsung proses sosialiasi pemeliharaan dan transmisi nilai budaya bagi setiap anggota dalam jaringan tersebut.

b. StrukturBKeluargaB

Sri Lestari (2012: 6) membagi keluarga berdasarkan segi keberadaannya menjadi dua jenis, yaitu keluarga inti (nuclear family), dan keluarga batih (extended family).

Keluarga inti terbentuk karena adanya hubungan perkawinan. Keluarga ini hanya mengenal tiga posisi sosial yaitu suami-ayah, istri-ibu, dan anak-sibling. Hubungan yang terjadi dalam keluarga ini adalah saling membutuhkan dan mendukung layaknya seperti persahabatan. Anak-anak memiliki ketergantungan pada orang tuanya dalam hal pemenuhan afeksi dan sosialiasi.

(49)

19

Keluarga batih sendiri bila diturunkan memiliki tiga bentuk keluarga lain, yaitu keluarga bercabang (stem family) terjadi terbentuk manakala seorang anak dan hanya seorang yang sudah menikah tinggal bersama orang tuanya. Bentuk kedua adalah keluarga berumpun (lineal family) yaitu lebih dari satu anak yang sudah menikah tinggal bersama orang tuanya dan bentuk ketiga yaitu keluarga beranting dimana terjadi apabila dalam satu keluarga terdapat generasi ketiga (cucu) yang sudah menikah dan tetap tinggal bersama.

Dari uraian di atas struktur keluarga pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu adanya keluarga inti (nuclear family), keluarga batih (extended family). Keluarga batih sendiri masih memiliki tiga bentuk lain yaitu stem family, lineal family, dan keluarga beranting.

3. DukunganSosialBKeluargaB

a. PengertianBDukunganBSosialBkeluargaB

Ellis, Thomas, dan Rollins (dalam Sri Lestari, 2012: 59) mendefinisikan dukungan sosial keluarga sebagai interaksi yang dikembangkan oleh orang tua yang dicirikan oleh perawatan, kehangatan, persetujuan, dan berbagai perasaan positif orang tua terhadap anak.

(50)

20

persetujuan, serta adanya berbagai perasaan positif yang ditujukan kepada anak. B

b. BentukBDukunganBSosialBKeluargaB

Sri Lestari (2012: 60) memaparkan dukungan sosial orang tua kepada anak berupa dukungan emosi dan dukungan instrumental. Dukungan emosi mengacu pada aspek emosi dalam relasi orang tua-anak yang meliputi perilaku perilaku secara fisik atau verbal yang menunjukkan afeksi atau dorongan dan komunikasi yang efektif/terbuka.

Dukungan instrumental meliputi perilaku yang tidak menunjukkan afeksi secara terbuka namun masih berkontribusi pada perasaan diterima dan disetujui yang dirasakan anak. Contoh dari dukungan instrumental adalah penyediaan kebutuhan alat sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar anak.

Dari pemaparan di atas menunjukkan setidaknya bentuk dukungan sosial keluarga berupa dukungan emosi dan dukungan instrumental.

c. PengaruhBDukunganBSosialBKeluargaB

(51)

21

1995; Larsen & Dahle, 2007), kepuasan hidup (Young, dkk. 1995); dan pencapaian prestasi akademik (Wong, 2008).

Dukungan keluarga yang baik menurut Sri Lestari (2012: 60) yaitu dukungan otonom (autonomy support), berupa dukungan yang menempatkan orang tua sebagai fasilitator bagi anak untuk menyelesaikan masalahnya secara mandiri. Sebaliknya dukungan direktif (directive support) dianggap kurang baik karena dalam dukungan ini orang tua banyak memberikan instruksi, mengendalikan, dan cenderung mengambil alih masalah anak. Kemampuan orang tua dalam memainkan peran fasilitator dalam membantu anak diharapkan membuat anak tidak memiliki ketergantungan yang berlebih kepada orang tua dan yang lebih utama anak belajar bagaimana menyelesaikan masalahnya sendiri dengan mandiri.

Uraian diatas menjelaskan pengaruh dari adanya dukungan sosial keluarga diantaranya meningkatkan harga diri, menurunkan perilaku agresi, kepuasan hidup, dan pencapaian prestasi akademik

B. KajianBEfikasiBDiriBAkagemikB

1. PengertianBEfikasiBDiriBAkagemikB

(52)

22

diri memiliki kesamaan dengan motivasi untuk menguasai dan motivasi instrinsik. Efikasi diri merupakan keyakinan bahwa “aku bisa,” sebaliknya ketidakberdayaan adalah keyakinan “aku tidak bisa.” Zimmerman (1997: 203) menyebutkan efikasi diri akademik merupakan bentuk penilaian seseorang atas dirinya sendiri terhadap suatu kemampuan untuk mengorganisasi serta mencapai hasil belajar. Schunk & Pajares (2004: 36) menilai siswa yang memiliki efikasi diri dalam belajarnya akan lebih mudah dalam melakukan pengaturan diri belajar, dan menciptakan lingkungan yang efektif untuk belajar.

Mengacu pada beberapa pengertian efikasi diri akademik, peneliti menyimpulkan bahwa efikasi diri akademik merupakan penilaian personal atas kemampuan diri sendiri untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan. Penilaian ini turut mempengaruhi bagaimana individu melakukan pengaturan diri, mengorganisir potensi yang mendukung, serta menciptakan lingkungan yang kondusif dalam rangka mendorong ketercapaian hasil belajar yang maksimal.

2. DimensiEfikasiBDiriBAkagemik

Bandura (1997: 42-43) menguraikan dimensi dalam efikasi diri meliputi :

a. Tingkat Kesulitan

(53)

23

diri tinggi akan mempunyai keyakinan yang tinggi tentang kemampuan dalam melakukan suatu tugas yang tingkatannya berbeda, sedangkan individu dengan efikasi diri yang rendah akan memiliki keyakinan diri yang rendah pula dalam menyelesaikan tugas. Efikasi diri dapat ditunjukkan dengan tingkatan yang dibebankan pada individu yang nantinya terdapat tantangan dengan tingkatan yang berbeda dalam rangka menuju keberhasilan. Seorang individu akan mencoba tingkah laku yang dirasa di luar batas kemampuan yang dirasakannya. Kemampuan dapat dilihat dalam bentuk tingkat kecerdasan, usaha, ketepatan, produktifitas, dan cara yang digunakan dalam mengatasi tantangan. Hasil dari perbandingan antara tantangan yang timbul ketika individu mencapai performansi dengan kemampuan yang dimilikinya akan bermacam-macam tergantung dengan aktivitas yang tengah dilakukannya.

b. Keluasaan

(54)

24

dimensi yang beragam termasuk tingkat kesamaan aktifitas dan modalitas dimana kemampuan diekspresikan yang mencakup tingkah laku kognitif dan afeksi.

c. Ketahanan

Merupakan hal yang berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya. Individu memiliki keyakinan yang kuat serta ketekunan dalam usaha yang ingin dicapainya meskipun terdapat kesulitan dan rintangan. Dengan efikasi diri, kekuatan untuk usaha yang lebih besar mampu didapatkan. Semakin kuat perasaan efikasi diri dan semakin besar ketekunan, semakin tinggi kemungkinan kegiatan yang dipilih dan untuk dilakukannya menjadi berhasil.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa dimensi efikasi diri mencakup tingkat kesulitan, keluasaan, dan ketahanan. Tiga dimensi tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan skala efikasi diri akademik.

3. SumberBEfikasiBDiriBAkagemikB

Bandura (1995: 3-4) menguraikan terdapat 4 sumber untuk membentuk efikasi seseorang yaitu :

a. Pengalaman Berhasil

(55)

25

Pengalaman tersebut menjadi bukti yang paling mudah untuk dijadikan acuan atas keberhasilan ataupun kesuksesan yang dicapai. Pengalaman berhasil, secara tidak langsung menguatkan keyakinan atas efikasi diri seseorang. Sebaliknya pengalaman gagal yang dialami seseorang memiliki pengaruh yang berlawanan. Kegagalan dapat melemahkan efikasi seseorang, terlebih pengalaman gagal tersebut dialami ketika seseorang belum memiliki efikasi diri yang kokoh. Membangun efikasi melalui mastery experience ini melibatkan aspek kognitif, perilaku, serta pengaturan diri.

Seseorang yang dihadapkan pada keberhasilan yang didapat dengan mudah akan memiliki kecenderungan mengharapkan mendapatkan hasil yang instan dan rentan terhadap keputusasaan bila menghadapi kegagalan. Resiliensi efikasi seseorang dalam menyelesaikan hambatan membutuhkan adanya usaha yang tekun dan keras. Beberapa kesulitan maupun kemunduran yang dialami mengajarkan bahwa keberhasilan memerlukan usaha yang mendukung.

b. Pengalaman yang Dialami oleh Orang Lain

(56)

26

kelebihan dari model yang dilihatnya. Dengan melihat pengalaman berhasil seseorang maka dapat berpengaruh pada keyakinan dan kepercayaan diri individu untuk menirukan modelnya. Sebaliknya kegagalan yang diamati dari model akan menurunkan keyakinan dan usaha individu.

c. Persuasi sosial

Individu yang mendapatkan persuasi verbal atas kemampuan individu tersebut dalam menguasai keadaan tertentu menjadi pendorong untuk melakukan usaha lebih baik lagi dibandingkan ketika individu disangsikan kemampuannya dan kekurangannya ketika timbulnya masalah. Semakin luasnya persuasi verbal yang diberikan maka akan semakin menambah perasaan efikasi diri yang mempengaruhi individu tersebut berusaha lebih keras untuk mencapai keberhasilan, keyakinan dalam penguatkan diri ini turut mengembangkan ketrampilan serta efikasi seseorang.

(57)

27

Persuasi verbal yang dilakukan berhasil bila ditunjukkan dengan memberikan dorongan berupa penilaian yang positif terhadap individu yang bersangkutan. Selain itu, efikasi dapat berkembang bila individu ditempatkan pada kondisi yang memungkinkan untuk berhasil dan menghindarkan pada situasi yang prematur dan memiliki kecenderungan untuk gagal. Mereka mendorong individu untuk mengukur kemampuan untuk berhasil mereka sendiri sebagai perbaikan diri.

d. Keadaan Fisiologis dan Emosional

Individu sering kali melihat reaksi atas stress maupun tekanan sebagai tanda bahwa performansinya tengah memburuk. Pada berbagai kegiatan yang membutuhkan kekuatan dan stamina yang cukup, individu menilai bahwa keletihan, sakit, sebagai bentuk kelemahan fisik. Suasana hati turut mempengaruhi penilaian efikasi seseorang. Suasana hati yang positif dapat mempertinggi perasaan efikasi begitu pula sebaliknya. Dengan meningkatkan kesehatan, mengurangi stress, serta mengurangi kecenderungan emosi yang negatif serta mengubah penilaian yang kurang tepat atas keadaan fisik dirinya akan dapat membentuk keyakinan efikasi diri.

(58)

28

sebuah pengalamanlah yang mendasari bagaimana individu melakukan penilaian atas efikasi dirinya.

Berdasarkan uraian di atas sumber sumber dari efikasi diri meliputi pengalaman berhasil, pengalaman berhasil yang dialami oleh orang lain, persuasi verbal, keadaan fisiologis dan emosional. Disamping itu kemampuan individu dalam menerjemahkan kembali pengalaman yang ada turut mempengaruhi bagaimana individu tersebut dalam menangkap sumber-sumber efikasi diri yang ada. 4. FungsiBEfikasiBDiriBAkagemikB

Bandura (1995: 5-10) mengemukakan terdapat 4 fungsi utama dan pengaruh dari efikasi diri dalam pengaturan diri yaitu : a. Proses Kogntif

Terdapat dua variasi bentuk yang ada pada proses kognitif. Bandura menguraikan diantaranya yaitu: pertama, efikasi memiliki pengaruh terhadap tujuan hidup yang ditentukan. Semakin kuat efikasi diri maka akan semakin tinggi pula tujuan yang ditetapkan dan akan memperkuat komitmen individu tersebut dalam mencapai tujuan tersebut. Kedua, individu dengan efikasi diri yang kuat akan mempengaruhi bagaimana individu tersebut mempersiapkan langkah-langkah alternatif bila usahanya yang pertama gagal.

b. Proses motivasi

(59)

29

kognitif. Individu memotivasi dirinya dan mengarahkan tindakan-tindakan yang harus dilakukan berdasarkan orientasinya pada pemikiran tentang apa yang ingin dicapainya di masa depan. Individu membentuk keyakinan tentang apa yang dapat mereka kerjakan. Individu mengantisipasi tindakan-tindakan yang bersifat prospektif. Individu menyeting hasil yang ingin dicapai dan merencanakan tujuan dari tindakan mereka untuk merealisasikan masa depan yang bernilai. Individu akan mengerahkan potensi yang mereka miliki dan berusaha pada tingkat tertentu untuk mencapai kesuksesan.

c. Proses Afeksi

(60)

30

dengan bahaya. Individu cenderung bertahan terhadap mekanisme kopingnya. Individu akan menguatkan perasaan terancam dan cemas terkait suatu hal yang terjadi. Sebaliknya individu yang meyakini bahwa mereka dapat mengontrol potensi yang mengancam meskipun tidak dilihatnya secara langsung tidak akan menimbulkan pikiran-pikiran yang mengganggu. Sekalipun individu dihadapkan pada sumber stress yang sama, individu yang memiliki keyakinan jika mereka mampu memenej kegelisahan, sebaliknya individu dengan stressor yang tidak terkontrol secara personal menunjukkan bahwa individu tersebut dalam kondisi yang lemah.

d. Proses selektif

(61)

31

menentukan tujuan hidup mereka. Berbagai faktor yang berpengaruh pilihan perilaku dapat dengan sangat mempengaruhi arah perkembangan seseorang. Hal ini dikarenakan pengaruh sosial berlangsung dalam lingkungan pilihan yang berlanjut dalam memajukan kompetensi tertentu, nilai, dan minat dalam jangka waktu yang lama setelah faktor faktor determinan mempengaruhi keputusan efikasi telah memberikan pengaruh awal.

Paparan di atas menjelaskan bahwa efikasi diri terbentuk dengan melibatkan banyak proses. Bandura mengemukakan proses yang berlangsung dalam pembentukan efikasi diri meliputi proses kognitif, proses motivasi proses afektif, serta proses selektif.

5. EfekBEfikasiBDiriBAkagemikB

(62)

32

Efikasi diri turut membantu dalam menentukan seberapa besar usaha individu yang akan dicurahkan dalam sebuah aktivitas tertentu, seberapa panjang individu akan tekun ketika menghadapi hambatan, dan seberapa kuat individu dalam menemui situasi yang bertolak belakang. Individu dengan perasaan efikasi yang kuat cenderung melihat tugas yang sulit sebagai tantangan untuk dikuasai dibanding sebagai ancaman untuk dihindari. Individu menyusun tujuan yang diinginkan dan menjaga komitmen, mempertinggi dan menopang usaha mereka dalam menghadapi kegagalan, serta dengan lebih cepat mengembalikan efikasi diri paska mengalami kemerosotan. Sebaliknya, individu dengan efikasi diri yang rendah mungkin meyakini bahwa sesuatu itu lebih sulit daripada keadaan aslinya. Keyakinan tersebut justru mengembangkan kecemasan, stress, tertekan, dan berpandangan dangkal dalam menyelesaikan masalah. Efikasi diri dapat mempengaruhi tujuan dalam berprestasi dan berperan dalam menyelesaikan apa yang mereka yakini dapat diselesaikan.

(63)

33 C.BKajianBRemajaB

1. PengertianBMasaBRemaja

Diane E. Papalia (2008: 534) menjelaskan bahwa masa remaja merupakan transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang mengandung perubahan besar fisik, kognitif, dan psikososial. Masa ini dimulai dari usia 11 atau 12 tahun hingga akhir masa remaja akhir atau awal masa dua puluh tahunan. Pada masa tersebut terjadi proses yang berpengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan.

Hurlock (1980: 206) menerangkan istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang bermakna tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa meliputi kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Pada periode ini berlangsung masa transisi dari kehidupan masa kanak kanak-kanak (childhood) ke masa dewasa (adulthood). Masa remaja dibagi Hurlock menjadi dua yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir.

(64)

34

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak menuju masa dewasadiikuti dengan berkembangnya kematangan mental, emosi, sosial, dan fisik serta menuju status sosial yang mandiri yang terjadi pada usia 11 atau 12 tahun hingga akhir masa remaja akhir atau awal masa dua puluh tahunan. Masa perkembangan ini diikuti dengan tanda tanda seksual sekunder untuk mencapai kematangan seksual.

2. Ciri-CiriBMasaBRemaja

Masa remaja sebagaimana masa perkembangan lainnya turut memiliki ciri-ciri khusus. Sebagaimana diuraikan Hurlock (1991, 207-209) yaitu :

a. Masa remaja merupakan periode yang penting, karena akibat akibat yang ditimbulkan langsung terhadap perilaku dan berakibat jangka panjang. Perkembangan fisik yang cepat menimbulkan penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai dan minat baru

b. Masa remaja sebagai periode peralihan, masa ini merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, sehingga mereka harus meninggalkan segala bentuk kekanak-kanakan serta mempelajari pola perilaku dan sikap baru serta mengganti pola perilaku dan sikap lama. Pada masa remaja bukan masa anak-anak dan bukan masa dewasa.

c. Masa remaja sebagai periode perubahan, selama masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat pesat, juga perubahan perilaku dan sikap berlangsung dengan cepat. Sebaliknya jika perubahan fisik menurun maka akan diikuti oleh perubahan sikap dan perilaku yang menurun pula. 4 perubahan yang terjadi yaitu : emosi; perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan; berubahnya minat dan pola perilaku serta adanya sikap ambivalen terhadap perubahan.

(65)

35

segala hal seperti pada masa sebelumnya. Namun adanya sifat mendua dalam beberapa kasus menimbulkan dilema yang menyebabkan krisis identitas. Pada saat ini remaja berusaha menunjukkan siapa diri dan peranannya dalam masyarakat.

e. Usia bermasalah, pemecahan masalah pada masa remaja tidak sama seperti masa sebelumnya yang melibatkan orang tua dan guru. Remaja memilih menyelesaikan masalahnya sendiri dan menolak bantuan dari orang tua dan guru.

f. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan/kesulitan, pada masa remaja sering timbul adanya pandangan yang kurang baik dan negatif. Stereotip demikian mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya, dengan demikian menjadikan remaja sulit melakukan peralihan menuju dewasa. Pandangan ini juga yang sering menimbulkan pertentangan antara remaja dengan orang dewasa.

g. Masa remaja merupakan masa yang tidak realistik, remaja cenderung memandang dirinya dan orang lain sebagaimana yang diinginkan bukan apa adanya, terlebih cita-citanya. Hal ini menyebabkan emosi meninggi dan apabila hal yang diingikannya tidak tercapai akan mudah marah. Semakin bertambahnya pengalaman pribadi dan sosialnya serta kemampuan berfikir rasional remaja memandang dirinya dan orang lain tidak realistik.

h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa, meninggalkan masa belasan tahun menimbulkan kegelisahan pada remaja. Remaja belum cukup mampu untuk berperilaku sebagai orang dewasa, oleh karena itu mulai berperilaku layaknya orang dewasa seperti cara berpakaian, merokok, menggunakan obat-obatan, dll., yang dipandang dapat memberikan citra yang diinginkan. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa masa remaja ditandai dengan ciri-ciri khusus yang membedakan dari ciri-ciri perkembangan lainnya.

3. TugasBPerkembanganBRemajaB

(66)

36

remaja akan mengalami masa yang penuh dengan masalah, konflik, serta krisis. Remaja akan melakukan pencarian diri yang ditandai dengan adanya hubungan yang bersifat ineteraksional dengan teman dekat, adanya pembentukan kepribadian, angan-angan roman percintaan. Keadaan yang labil pada remaja menyebabkan remaja ingin diakui keberadaannya dengan cara mencari perhatian disekitarnya.

Tugas perkembangan yang harus dilewati oleh remaja menurut Hurlock (1993: 209) yaitu :

a. Menerima kondisi fisik dan memanfaatkan tubuhnya dengan efektif

b. Menerima hubungan yang lebih matang untuk teman sebaya dari jenis kelamin apapun.

c. Menerima peran jenis kelaminnya masing masing.

d. Berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya.

e. Mempersiapkan karir ekonomi.

f. Mempersiapkan perkawinan dan kehidupan keluarga. g. Merencanakan tingkah laku sosial yang bertanggung

jawab.

h. Mencapai sistem nilai dan etika tertentu sebagai pedoman tingkah laku.

Selanjutnya tugas perkembangan remaja menurut Havigurst (dalam Rita Eka Izzaty, dkk, 2008:126) yaitu :

a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.

b. Mencapai peran sosial pria dan wanita

c. Menerima keadaan fisiknya dan mengunakan tubuhnya secara efektif.

d. Megharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab.

e. Mempersiapkan karir ekonomi.

f. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.

(67)

37

Rita Eka Izzaty, dkk (2008: 126) menambahkan bahwa tugas perkembangan remaja menuntut perubahan yang besar dalam sikap dan pola perilaku anak-anak. Ketidakmampuan ini menyebabkan tidak banyak remaja menguasai tugas tersebut pada masa remaja awal, terlebih bila mengalami terlambat dalam kematangan. Tugas perkembangan pada umumnya bersifat universal namun juga tidak lepas dari budaya setempat dari remaja itu sendiri. Ada kemungkinan tugas perkembangan di atas tidak terdapat di Indonesia.

Tugas perkembangan remaja yang dikemukakan oleh beberapa tokoh tersebut memiliki kedekatan satu dengan yang lainnya. Masing-masing tugas perkembangan yang dipaparkan sama-sama menekankan adanya ketercapaian akan pemahaman diri, peran sosial, kesiapan karir dan pernikahan, serta ketercapaian perangkat nilai dan norma masyarakat dalam berperilaku. Usaha dalam mencapai tugas perkembangan remaja membutuhkan perubahan yang besar dalam pola dan perilaku anak. Terlebih bila anak mengalami kematangan yang terlambat. Tugas perkembangan yang dikemukakan di atas bersifat universal namun tetap dipengaruhi oleh budaya setempat.

4. PerkembanganBMasaBRemajaB a. PerkembanganBFisikB

(68)

38

remaja laki-laki maupun perempuan. Rita Eka Izzaty, dkk (2008: 127) menerangkan bahwa perkembangan fisik remaja disebut sebagai the onset of pubertal growth spurt yaitu merupakan masa kritis dari pertumbuhan biologis dan the maximum growth age berupa perubahan bentuk tubuh, ukuran, tinggi, dan berat badan, proporsi muka dan badan.

Hurlock (1980: 210) menerangkan bahwa pada masa tersebut remaja perempuan mengalami pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan remaja laki-laki. Meskipun begitu pertumbuhan remaja laki-laki berlangsung lebih lama bila dibandingkan dengan remaja perempuan. Selepas masa puber, remaja laki-laki memiliki kekuatan fisik yang melebihi remaja perempuan dan perbedaan ini akan terus meningkat.

Dari uraian di atas, perkembangan fisik remaja pada umumnya mengalami percepatan pertumnbuhan dimana bentuk ukuran tubuh, berat badan mengalami peningkatan yang drastis. Masa perkembangan fisik ini pada remaja laki-laki akan berlangsung lambat dan dalam waktu yang lebih lama bila dibandingkan dengan remaja perempuan.

b. PerkembanganBSeksualB

(69)

ciri-39

ciri seks primer dan seks sekunder. Pada laki-laki bertambah berat karena kuatnya urat daging dan wanita katena jaringan pengikat di bawah kulit terutama pada bagian paha, lengan, dan dada. Percepatan pertumbuhan pada laki-laki berhenti pada usia 15 tahun sedangkan pada perempuan berhenti pada usia 13 tahun.

Perubahan seksual remaja mencakup tanda-tanda pemasakan seksual primer dan sekunder. Pada remaja laki-laki pemasakan seksual primer ditandai pada penis, testis, dan skrotum. Sedangkan pada perempuan ditandai pada rahim, saluran telur, vagina, bibir kemaluan, dan klitoris. Tanda-tanda sekunder pada remaja laki-laki ditunjukkan dengan tumbuh rambut pada kemaluan, bahu melebar, dan bergantinya suara. Pada remaja perempuan ditunjukkan dengan tumbuhnya rambut pada kemaluan, pinggul melebar, dan tumbuhnya payudara.

Perbedaan pemasakan seksual yang terjadi pada remaja laki-laki ditunjukkan dengan mengalami mimpi basah atau ejakulasi awal. Sedangkan pada perempuan ditunjukkan dengan mengalami menarche (haid pertama).

(70)

40

biasanya terjadi pada usia 13 tahun. Pada saat terjadi pemasakan seksual pada umumnya diikuti perkembangan fisik yang melambat.

Perbedaan urutan gejala pemasakan dapat dibedakan diantaranya pada remaja laki-laki dimulai dengan tumbuhnya testes dan perubahan suara yang menjadi agak lebih berat, dan penambahan kekuatan. Pada remaja perempuan urutan pemasakan ini ditunjukkan dengan terbentuknya payudara dewasa hingga berfungsinya kelenjar payudara dalam mereakasi proses kehamilan dan produksi air susu di akhir masa kehamilan.

Sunarto dan Agung Hartono (Rita, dkk 2008: 129) menyebutkan bahwa remaja akan mengalami jatuh cinta dalam kehidupannya pada usia belasan tahun. Perkembangan ini merupakan bagian dari pengaruh perkembangan kematangan seksual remaja. Kematangan seksual secara fisik pada remaja turut mempengaruhi perkembangan sosialnya. Pada masa seperti ini remaja laki-laki tertarik pada remaja perempuan dan begitu pula sebaliknya. Partini (1995, Rita, dkk 2008: 130) mengatakan bahwa perasaan cinta romantik pada remaja bila dipertahankan maka akan dapat mencapai pada cinta yang terikat perkawinan atau conjugal love yang ditandai dengan orientasi yang realistik diantar kedua orang.

Gambar

Tabel 2: Kisi-Kisi Instrumen Dukunnan Sosial Keluarna
Tabel 3. Cara Penilaian Skala Dukunnan Sosial Keluarna
Tabel 6. Skala Dukunnan Sosial Keluarna Setelah Uji Coba
Tabel 7. Skala Efikasi Diri Akademik Setelah Uji Coba
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau, peneliti mengobservasi 77 perawat dalam melakukan cuci tangan, ditemukan 24,7% perawat yang melaksakan cuci

pentingnya karakter ini sehingga beliau, dalam pidatonya 1 Juni 1945, mengatakan: “hendaknya negara Indonesia ialah negara yang tiap -tiap orangnya dapat menyembah

nomina yang lengkap pada suatu kalimat dengan dua atau lebih konstituen frasa nomina yang koreferensial, sedangkan frasa nomina lainnya, yang berupa frasa nomina sifat atau

Kepada peserta lelang yang keberatan atas pemenangan pelelangan sederhana tersebut diatas, diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara elektronik,

Degenerasi bengkak keruh dapat terjadi seperti dalam penelitian Khayyat & Abou-zaid yang memperlihatkan gambaran degenerasi bengkak keruh pada tikus yang

Pengaruh Mutasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai Negeri.. Sipil Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kota

Di dalam metode ini besarnya beban penyusutan tiap-tiap tahun diperoleh dari perkalian tingkat penyusutan (r) dengan nilai buku awal tahun pada tahun yang bersangkutan...

Perkembangan seni pertunjukan pada masa In- donesia kuno dapat diketahui melalui tulisan pada prasasti-prasasti, relief-relief candi, dan kitab-kitab sastra yang ada. Secara