• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BPRS. MANDIRI MITRA SUKSES DI GRESIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BPRS. MANDIRI MITRA SUKSES DI GRESIK."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PADA BPRS. MANDIRI MITRA SUKSES DI GRESIK

SKRIPSI

Oleh

Fitri Nur Mahmudah

NIM. C04211073

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Program Studi Ekonomi Syariah

Surabaya

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Skripsi ini adalah hasil penelitian kuantitatif untuk menguji hipotesisnya apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan sejauh mana pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada BPRS. Mandiri Mitra Sukses di Gresik.

Data penelitian dihimpun melalui angket yang disebarkan kepada karyawan BPRS. Mandiri Mitra Sukses di Gresik. Selanjutnya dianalisis menggunakan statistik regresi linier sederhana dengan bantuan SPSS 16.0 for windows.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif melalui metode korelasi, untuk

mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada BPRS. Mandiri

Mitra Sukses di Gresik. Untuk mengetahui hal tersebut maka digunakan analisis regresi linier sederhana dan uji t. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 33 karyawan. Untuk pengujian analisis data menggunakan uji validitas, reliabilitas, normalitas, linieritas regresi, regresi linier sederhana, dan uji t.

Hasil perhitungan uji t pada tingkat signifikasi diperoleh thitung > ttabel

yaitu 2.431 > 2.039, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi hipotesis nol (H0)

yang menyatakan tidak adanya pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada BPRS. Mandiri Mitra Sukses di Gresik ditolak. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan adanya pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada BPRS. Mandiri Mitra Sukses di Gresik diterima. Hasil analisis regresi linier sederhana didapatkan persamaan y = 13.377+ 0.429 X. Dari persamaan tersebut diketahui koefisien regresi motivasi memiliki tanda yang positif, sehingga memiliki hubungan yang positif antara motivasi dan kinerja karyawan BPRS. Mandiri Mitra Sukses di Gresik.

Dengan melihat hasil koefisien determinasi (r square) sebesar 0,160 yang artinya variabel motivasi mampu meningkatkan kinerja karyawan sebesar 16%. sisanya kinerja karyawan dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dan analisisnya telah dijelaskan dalam bab pembahasan.

(6)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

B.Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 37

(7)

2. Sumber Data ... 49

H.Teknik Pengumpulan Data ... 50

I. Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 55

A.Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 55

1. Lokasi Penelitian ... 56

2. Karakteristik Responden ... 63

B.Analisis Data ... 67

BAB V PEMBAHASAN ... 75

BAB VI PENUTUP ... 80

A.Kesimpulan ... 80

B.Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manajemen sumber daya manusia merupakan bidang manajemen

yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi.

Hal ini disebabkan sumber daya manusia mengatur tenaga kerja yang ada di

dalam organisasi sehingga terwujud tujuan organisasi dan kepuasan kerja

karyawan. Manajemen sumber daya manusia juga dapat menghasilkan

kinerja yang baik dalam sebuah perusahaan dengan cara penilaian dan

motivasi dalam setiap individu anggota organisasi sesuai dengan

kemampuan kerjanya.

Islam telah secara jelas menganjurkan kepada umat manusia untuk

berusaha mencari rizki di muka bumi ini sebagai bekal hidupnya di dunia.

Dalam rangka melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. sebagaimana

dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Mulk (67) ayat 15:

يُأ ُ ّلا يِ ْ َاِ َ يِ ِ ْ ِأيْ ِاي ُ ُاَ ي َ ِ ِا َلَاي ِ ي ُ ْا َ يو ُاَ يَ ْأا يُ ُ َايَ َ َ ي ِ ّا يَ ُ

Artinya: “Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya.

Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”.1

Di dalam ayat ini terdapat isyarat tentang kewajiban bekerja dan

mencari nafkah dengan segala macamnya. Dapat dipahami bahwa di muka

(9)

2

bumi ini manusia dianjurkan untuk berjalan (bekerja) dengan cara berusaha

ataupun bisnis sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki

untuk mendapatkan hasil yang bermanfaat baik di bidang barang maupun

jasa.2

Pada umumnya orang-orang yang berkecimpung dalam manajemen

sumber daya manusia sependapat bahwa penilaian prestasi kerja pegawai

merupakan bagian penting dari seluruh proses kinerja karyawan yang

bersangkutan. Bagi para karyawan penilaian tersebut berperan sebagai

umpan balik tentang berbagai hal, seperti kemampuan, keletihan,

kekurangan, dan potensinya. Pada gilirannya, semua itu bermanfaat untuk

menentukan tujuan, jalur, rencana, dan pengembangan karirnya. Penilaian

prestasi kerja adalah proses melalui mana organisasi-organisasi

mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.3 Penilaian prestasi kerja

yang baik sangat bermanfaat untuk berbagai kepentingan, seperti dorongan

peningkatan prestasi kerja, sebagai bahan pengambilan keputusan dalam

memberikan imbalan dan untuk kepentingan mutasi karyawan.4

Motivasi adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu

tindakan dan memberikan kekuatan yang mengarah kepada pencapaian

kebutuhan, memberikan kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan.

2 Ibid., 21.

(10)

3

Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat

kerja.5

Guna memaksimalkan peranan seorang karyawan dalam

meningkatkan fungsi manajemen, sudah menjadi kewajiban dari setiap

pemimpin untuk mendorong dan memotivasi setiap bawahannya untuk

berprestasi. Prestasi karyawan terutama ditentukan oleh kemampuan dan

motivasi.

Terdapat beberapa teori motivasi dan hasil penelitian yang berusaha

mendeskripsikan hubungan antara perilaku dan hasilnya. John P. Campbell,

Marvin D. Dunnete, Edward E. Lawler III, dan Karl E. Weick

mengelompokkan teori motivasi menjadi dua kategori, yaitu: Teori

Kepuasan (Content Theories) dan Teori Proses (Process Theory).6

Adanya pemberian motivasi akan mendorong pegawai untuk

mempunyai kinerja yang baik, jika motivasi kerjanya meningkat maka

kinerjanya juga akan meningkat. Karyawan dapat meningkatkan produktivitas

yang mungkin melampaui target dengan kinerja yang baik. Jika produktivitas

melampaui target, maka karyawan akan mendapatkan penghargaan dari hasil

kerjanya. Pegawai dapat melaksanakan tugasnya secara maksimum antara lain

ditentukan oleh motivasi yang mendorong pegawai itu bekerja dengan tekun

serta disiplin yang diterapkan sehingga dapat tercapai tujuan perusahaan.

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

5 Susilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia..., 155.

(11)

4

visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis

suatu organisasi.7 Indikator kinerja meliputi pelayanan tepat waktu, tingkat

keterampilan karyawan sesuai dengan tugas pekerjaan, efektifitas sistem

pelaporan keuangan, dan jumlah omset penjualan.8

Islam memandang bahwa bekerja dengan giat itu merupakan

manifestasi dari kekuatan iman seseorang, sebagaimana firman Allah SWT.

QS. At-Taubah (9) ayat 105:

يْ ُ ُئّ َلُ َ يِةَد َ ّ ا َ يِبْ َغْا يِِِ َعي ََِ يَن ّدَرُ تَسَ يَن ُلِاْؤُمْا َ يُ ُا ُسَأَ يْ ُ َ َمَعيُ ّ ا يىَرَ َسَ ي ُ َمْع يِ ُ َ

يَن ُ َمْ َ يْ ُتْلُاي َِ

ي

Artinya: “Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan

Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.9

Dalam pandangan Islam, bekerja merupakan suatu tugas yang mulia,

yang akan membawa diri seseorang pada posisi terhormat, bernilai, baik di

mata Allah SWT maupun di mata kaumnya. Oleh sebab itulah, Islam

menegaskan bahwa bekerja merupakan sebuah kewajiban yang setingkat

dengan ibadah, orang yang bekerja akan mendapat pahala sebagaimana orang

beribadah. Selain itu manusia di tuntut untuk berusaha dan bekerja keras

7 Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi (Bandung: Ghalia Indonesia, 2009), 60. 8 Ibid., 74.

(12)

5

serta beramal sholeh didunia ini tetapi tidak meninggalkan kewajiban

beribadah kepada Allah SWT.10

BPRS Mandiri Mitra Sukses merupakan salah satu bank syariah yang

berada di wilayah Gresik. Terletak di Ruko Andalusia Square Blok A2 Jl.

Kartini No. 7 Gresik dengan lokasi yang strategis dan mudah di jangkau.

BPRS Mandiri Mitra Sukses di Gresik sebagai salah satu lembaga bisnis

profit yang bergerak di bidang jasa. Bank ini mempunyai tujuan yaitu ingin

membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat untuk mengurangi jumlah

pengangguran dan menjadi salah satu sarana yang menjadikan prospek yang

cukup cerah di masa yang akan datang.

BPRS Mandiri Mitra Sukses di Gresik membutuhkan kinerja yang

maksimal dari setiap pegawainya agar mampu bersaing dengan perusahaan

lain dan tercapainya tujuan perusahaan. Bagaimana motivasi mempengaruhi

kinerja sangat menarik untuk dikaji di BPRS Mandiri Mitra Sukses di

Gresik. Permasalahan yang terjadi pada BPRS Mandiri Mitra Sukses di

Gresik adalah kinerja suatu perusahaan yang tadinya baik kini mengalami

penurunan. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(13)

6

Tabel 1.1. Jumlah Pendapatan dan Jumlah Nasabah BPRS Mandiri Mitra Sukses di Gresik

Tahun 2014 Jumlah Pendapatan (Rp) Jumlah Nasabah

Juli 5.019.578,00 86

Agustus 4.795.229,00 62

September 6.476.067,00 77

Oktober 5.711.307,00 60

Sumber : Jumlah Pendapatan dan Jumlah Nasabah Bulanan BPRS

Mandiri Mitra Sukses di Gresik 2014, (Data Diolah).11

Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan

yaitu memotivasi karyawan dengan jalan memberikan penghargaan yang

sesuai. Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui sejauh mana pengaruh

motivasi terhadap kinerja karyawan pada BPRS Mandiri Mitra Sukses di

Gresik yang bertempat di Ruko Andalusia Square Blok A2 Jl. Kartini No. 7

Gresik Telp. (031)3980089, 3970737 Fax. (031)3980165.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan penelitian ini

adalah:

1. Apakah ada pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada

BPRS Mandiri Mitra Sukses di Gresik?

2. Sejauh mana tingkat pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan

pada BPRS Mandiri Mitra Sukses di Gresik?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka

penelitian ini bertujuan:

(14)

7

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi terhadap kinerja

karyawan pada BPRS Mandiri Mitra Sukses di Gresik.

2. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengaruh motivasi terhadap

kinerja karyawan pada BPRS Mandiri Mitra Sukses di Gresik.

D. Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan bermanfaat

dan berguna untuk hal-hal berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti serta

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang juga bermanfaat

bagi generasi yang akan datang dan dijadikan studi banding bagi

peneliti berikutnya yang berkaitan dengan masalah motivasi

terhadap prestasi kinerja karyawan yang ada di lembaga tersebut.

b. Sebagai sarana bagi penulis untuk mempraktekkan teori-teori yang

didapatkan selama perkuliahan dan sebagai syarat untuk

memperoleh gelar sarjana (S-1) di program studi Ekonomi Syariah

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan bisa dijadikan suatu masukan bagi BPRS Mandiri

Mitra Sukses di Gresik untuk meningkatkan kualitas kinerja dengan

(15)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Motivasi

a. Pengertian motivasi

Manajer harus selalu berupaya untuk mendorong tingkah laku

bawahan yang bersifat positif terhadap pencapaian tujuan organisasi

atau tindakan yang disukai organisasi, tetapi sebaliknya dia harus

mencegah dilakukannya tindakan-tindakan yang bersifat negatif

atau bertentangan dengan tujuan organisasi atau tindakan yang

tidak disukai organisasi.

Drs. Wahjosumidjo dalam bukunya “Kepemimpian dan

Motivasi”menyebutkan bahwa motivasi merupakan suatu proses

psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan,

persepsi dan keputusan yang terjadi dalam diri seseorang.1 Menurut

Robbins, motivasi adalah suatu kerelaan berusaha seoptimal

mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh

kemampuan usaha memuaskan beberapa kebutuhan individu.2

The Liang Gie Cs, memberikan perumusan akan motivating

atau pendorong kegiatan sebagai berikut: “pekerjaan yang dilakukan

1 Gouzali Saydam, Manajemen Sumber Daya Manusia (Suatu Pendekatan Mikro) (Jakarta: Djamban, 1996), 325 .

(16)

9

oleh seseorang manajer dalam memberikan inspirasi, semangat dan

dorongan kepada orang lain dalam hal ini karyawannya untuk

mengambil tindakan-tindakan.3 Edwin E. Chiselli dan Clarece W.

Brown berpendapat: motivasi dianggap sebagai suatu proses dengan

mana keinginan dan kebutuhan itu ditimbulkan dan motif dianggap

sebagai kebutuhan dan keinginan tertentu.4

Motivasi merupakan sesuatu yang ada dalam diri seseorang

dan akan kelihatan melalui perilau seseorang.5 Motivasi dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1) Setiap perasaan atau kehendak dan keinginan yang amat

mempengaruhi kemauan individu sehingga individu tersebut

didorong untuk berperilaku dan bertindak.

2) Pengaruh kekuatan yang menimbulkan perilaku individu.

3) Setiap tindakan atau kejadian yang menyebabkan berubahnya

perilaku seseorang.

4) Proses dalam yang menentukan gerakan atau tingkah laku

individu kepada tujuan.6

b. Teori motivasi

Proses motivasi diarahkan untuk mencapai tujuan. Tujuan

yang ingin direalisasikan dipandang sebagai kekuatan (power) yang

3 Susilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia..., 154.

4 M. Manullang dan Marihot AMH Manullang, Manajemen Personalia, Cet. ke-1 (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2001), 193.

(17)

10

menarik individu. Tercapainya tujuan sekaligus dapat mengurangi

kebutuhan yang belum terpenuhi.

Apabila seorang manajer harus meramalkan perilaku secara

cukup teliti, ia perlu mengetahui sesuatu mengetahui tujuan

bawahannya dan tindakan yang akan diambil untuk mencapainya.

Terdapat beberapa teori motivasi dan hasil penelitian yang berusaha

mendeskripsikan hubungan antara perilaku dan hasilnya. John P.

Campbell, Marvin D. Dunnete, Edward E. Lawler III, dan Karl E.

Weick mengelompokkan teori motivasi menjadi kategori sebagai

berikut:7

1) Teori kepuasan (content theories)

Teori kepuasan berorientasi pada faktor dalam diri

individu yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan

menghentikan perilaku. Pendukung teori kepuasan adalah

sebagai berikut:

a) Teori hierarki kebutuhan menurut Abraham H. Maslow

Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan individu dapat

disusun dalam suatu hierarki. Hierarki kebutuhan yang

paling tinggi adalah kebutuhan fisiologis (physiological

needs) karena kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang

paling kuat sampai kebutuhan tersebut terpuaskan.

Sedangkan hierarki kebutuhan yang palin rendah adalah

7

(18)

11

kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs).

Hierarki kebutuhan tersebut secara lengkap meliputi lima

hal berikut:

(1) Kebutuhan fisiologis (physiological needs)

Kepuasan kebutuhan fisiologis biasanya dikaitkan

dengan uang. Hal ini berarti bahwa orang tidak

tertarik pada uang semata, tetapi sebagai alat yang

dapat dipakai untuk memuaskan kebutuhan lain.

Termasuk kebutuhan fisiologis adalah makan,

minum, pakaian, tempat tinggal, dan kesehatan.

(2) Kebutuhan keselamatan atau keamanan (safety or

security needs)

Kebutuhan keselamatan atau keamanan dapat timbul

secara sadar atau tidak sadar. Orientasi

ketidaksadaran yang kuat kepada keamanan sering

dikembangkan sejak masa kanak-kanak. Termasuk

kebutuhan ini adalah kebebasan dari intimidasi baik

kejadian atau lingkungan.

(3) Kebutuhan sosial atau afiliasi (social or affiliation

needs)

Termasuk kebutuhan ini adalah kebutuhan akan

(19)

12

(4) Kebutuhan penghargaan atau rekognisi (esteems or

recognation needs)

Motif utama yang berhubungan dengan kebutuhan

penghargaan dan rekognisi, yaitu sebagai berikut:

(a) Prestise (prestige)

Prestise dilukiskan sebagai sekumpulan definisi

yang tidak tertulis dari berbagai perbuatan yang

diharapkan individu tampil di muka orang lain,

yaitu sampai berapa tinggi ia dihargai atau tidak

dihargai, secara formal atau tidak formal dengan

tulus hati.

(b) Kekuasaan (power)

Kekuasaan yaitu kemampuan untuk

mempengaruhi perilaku orang lain agar sesuai

dengan maksudnya. Kekuasaan ini dapat timbul

karena posisi maupun karena kekuasaan yang

mempribadi (persoal power). Seseorang yang

dapat mempengaruhi orang lain karena posisinya

dalam organisasi dinamakan kekuasaan posisi.

Adapun seseorang yang mengandalkan

pengaruhnya dari kekuatan kepribadian dan

perilakunya disebut kekuasaan mempribadi.

(20)

13

adalah kebutuhan akan penghargaan diri dan

penghargaan dari orang lain.

(5) Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs)

Kebutuhan untuk memenuhi diri sendiri dengan

penggunaan kemampuan maksimum, keterampilan

dan potensi.8

b) Teori dua faktor menurut Frederick Herzberg

Dua faktor mengenai motivasi yang dikembangka oleh

Frederick Herzberg adalah faktor yang membuat individu

merasa tidak puas (satisfied).

Kesimpulan khusus yang dihasilkan Herzberg dari

penelitiannya adalah pertama, terdapatnya serangkaian

kondisi ekstrinsik, keadaan pekerjaan yang menyebabkan

rasa tidak puas di antara para bawahan apabila kondisi

tersebut tidak ada. Apabila kondisi tersebut ada, hal itu

tidak perlu memotivasi bawahan. Kondisi tersebut adalah

faktor-faktor yang membuat individu merasa tidak puas

karena faktor-faktor tersebut diperlukan untuk

mempertahankan hierarki yang paling rendah, yaitu

tingkat tidak adanya kepuasan.

Kedua, serangkaian kondisi intrinsik kepuasan pekerjaan

yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan

8

(21)

14

menggerakkan tingkat motivasi yang kuat sehingga dapat

menghasilkan kinerja pekerjaan yang baik. Apabila

kondisi tersebut tidak ada, kondisi tersebut ternyata tidak

menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan.

Serangkaian faktor tersebut disebut satisfied.9

c) Teori kebutuhan menurut David C. McClelland

Teori motivasi dari McClelland dihubungkan dengan

konsep belajar. Oleh karena itu, banyak kebutuhan

diperoleh dari kebudayaan. Tiga kebutuhan yang

dikemukakan adalah:

(1) Kebutuhan akan tingkat pencapaian (needs for

achievement, disingkat n-Ach)

(2) Kebutuhan akan afiliasi (needs for affiliation,

disingkat n-Aff)

(3) Kebutuhan akan kekuasaan (needs for power,

disingkat n-Pow)

Apabila kebutuhan individu terasa sangat mendesak,

kebutuhan tersebut akan memotivasi individu yang

bersangkutan untuk berusaha keras memenuhi kebutuhannya.

Misalnya, apabila individu memiliki n-Ach yang tinggi maka

kebutuhan tersebut mendorong individu yang bersangkutan

untuk menetapkan tujuan yang penuh tantangan, bekerja keras

9

(22)

15

untuk merealisasikan tujuan tersebut serta mengaplikasikan

keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk

mencapainya.10

2) Teori proses (process theory)

Teori proses mendeskripsikan dan menganalisis

bagaimana perilaku dikuatkan, diarahkan, didukung, dan

dihentikan. Tiga teori proses yang merupakan karya dari

Victor H. Vroom dideskripsikan pada bagian tersebut.

a) Teori harapan (expectancy theory)

Setiap individu memiliki harapan usaha kinerja dalam

suatu organisasi. Harapan tersebut menunjukkan persepsi

individu mengenai sulitnya mencapai perilaku tertentu

dan mengenai kemungkinan tercapainya perilaku tersebut.

Menurut Gibson dkk., prinsip utama dari teori harapan

meliputi hal-hal berikut:

(1) P = F (M x A). Kinerja (P) adalah fungsi (F) perkalian

antara motivasi (M), yakni kekuatan dan Ability (A)

atau kemampuan

(2) M = F (V1 x E). Motivasi (M) adalah fungsi (F)

perkalian dan Expectancy (E) atau harapan bahwa

perilaku tertentu akan diikuti oleh suatu hasil tingkat

pertama. Apabila harapan tersebut rendah maka

10

(23)

16

motivasinya kecil. Apabila valensi dari suatu

perolehan tersebut nol, nilai mutlak atau variasi dari

besarnya harapan untuk menyelesaikannya tidak akan

memiliki pengaruh sama sekali.

(3) V1 (V2 x 1). Valensi yang berhubungna dengan

berbagai macam hasil tingkat satu (V1) merupakan

fungsi (F) perkalian antara jumlah valensi yang

melihat pada semua hasil tingkat kedua (V2) dan

instrumentalitas (I) atau pertautan antara pencapaian

perolehan tingkat pertama dengan pencapaian

perolehan tingkat kedua.

b) Teori keadilan (equity theory)

Teori keadilan menekankan bahwa bawahan

membandingkan usaha mereka dan imbalan mereka

dengan usaha dan imbalan yang diterima orang lain dalam

iklimkerja yang sama. Dasar dari teori motivasi ini

dengan dimensi bahwa individu dimotivasi oleh keinginan

untuk diperlalukan secara adil. Individu bekerja untuk

memperoleh imbalan dalam pekerjaan.

c) Teori penguatan (reinforcement theory)

Penguatan merupakan prinsip belajar yang sangat

penting, tanpa penguatan tidak akan terjadi modifikasi

(24)

17

menggunakan pengukuh positif untuk memodifikasi

perilaku. Pengukuh bekerja sesuai dengan yang

diprakirakan sebelumnya dalam banyak hal. Adapun

dalam hal lain pengukur tidak memodifikasi perilaku

dalam arah yang diinginkan karena terdapatnya

kemungkinan penguatan yang berkompetisi. Perilaku

yang diinginkan tidak akan terjadi apabila penguat

tersebut tidak disatukan pada perilaku yang diinginkan

oleh manajer. Demikian pula apabila pengukuh baru

diberikan jauh sesudah terjadinya perilaku yang

diinginkan, kemungkinan terjadi perilaku yang diinginkan

menjadi berkurang.11

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

Adapun faktor-faktor yang mempengarui motivasi dapat

dibedakan atas faktor intern dan ekstern yang berasal dari

karyawan.

1) Faktor intern

Faktor intern yang yang dapat mempengaruhi pemberian

motivasi pada seseorang antara lain:

a) Keinginan untuk dapat hidup

Keinginan untuk dapat hidup meliputi kebutuhan untuk:

(1) Memperoleh kompensasi yang memadai

(25)

18

(2) Pekerjaan yang tetap walapun penghasilan tidak

begitu memadai

(3) Kondisi kerja yang aman dan nyaman

b) Keinginan untuk dapat memiliki

Keinginan untuk dapat memiliki benda dapat mendorong

seseorang untuk mau melakukan pekerjaan.

c) Keinginan untuk memperoleh penghargaan

Seseorang mau bekerja disebabkan adanya keinginan untuk

diakui, dihormati oleh orang lain.

d) Keinginan untuk memperoleh pengakuan

Keinginan untuk memperoleh pengakuan itu dapat meliputi

hal-hal:

(1) Adanya penghargaan terhadap prestasi

(2) Adanya hubungan kerja yang harmonis dan kompak

(3) Pimpinan yang adil dan bijaksana

(4) Perusahaan tempat bekerja dihargai oleh masyarakat

e) Keinginan untuk berkuasa

Keinginan untuk berkuasa akan mendorong seseorang

untuk bekerja.Karyawan akan dapat merasa puas bila

dalam pekerjaan terdapat:

(1) Hak otonomi

(26)

19

(3) Kesempatan untuk memberikan sumbangan

pemikiran

(4) Kesempatan memperoleh umpan balik tentang hasil

pekerjaan yang telah dilakukan.

2) Faktor ekstern

Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam

melemahkan motivasi kerja seseorang. Faktor-faktor ekstern itu

adalah:

a) Kondisi lingkungan kerja

Lingkungan kerja meliputi tempat bekerja, fasilitas dan

alat bantu pekerjaan, kebersihan, pencahayaan,

ketenangan, termasuk juga hubungan kerja antara

orang-orang yang ada di tempat tersebut.

b) Kompensasi yang memadai

Kompensasi yang memadai merupakan alat motivasi yang

paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong para

karyawan bekerja dengan baik.

c) Supervisi yang baik

Bila supervisi yang dekat dengan para karyawan

menguasai liku-liku pekerjaan dan penuh dengan

sifat-sifat kepemimpinan, maka suasana kerja akan bergairah

(27)

20

d) Adanya jaminan pekerjaan

Setiap orang akan mau bekerja mati-matian

mengorbankan apa yang ada pada dirinya untuk

perusahaan, kalau yang bersangkutan merasa ada jaminan

karir yang jelas dalam melakukan pekerjaan.

e) Status dan taggung jawab

Status atau kedudukan dalam jabatan tertentu merupakan

dambaan karyawan bekerja. Mereka bukan hanya

mengharap kompensasi semata, tetapi pada satu masa

mereka juga berharap akan dapat kesempatan menduduki

jabatan dalam suatu perusahan.

f) Peraturan yang fleksibel

Bagi perusahaan besar, biasanya sudah ditetapkan sistem

dan prosedur kerja yang harus dipatuhi oleh seluruh

karyawan. Peraturan yang bersifat melindungi dan dapat

memberikan motivasi para karyawan untuk bekerja lebih

baik merupakan aturan main yang mengatur hubungan

kerja antara karyawan dengan perusahaan.12

Pendekatan sistem mencoba menggabungkan teori-teori yang

relevan dan kemudian melihat elemen-elemen yang mempengaruhi

motivasi dan perilaku manusia. Porter dan Miles percaya ada tiga

variabel yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi:

(28)

21

karakteristik individu, pekerjaan dan situasi kerja. Lihat tabel

berikut ini.

Tabel 2.1

Variabel yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi13

Karakteristik Individu Karakteristik Pekerjaan Karakteristik situasi kerja 1. Minat

Motivasi seseorang dalam organisasi dipengaruhi oleh faktor

karakteristik individu, karakterisik pekerjaan dan karateristik situasi

kerja. Teori Maslow, sebagai contoh membahas bagaimana

seseorang tergerak berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.

Individu mempunyai tingkat kebutuhan yang berbeda. Teori

Herzberg membahas hubungan antara karakteristik pekerjaan

dengan motivasi dan kepuasan seseorang. Sementara teori

pengharapan dan reinforcement membahas motivasi seseorang

karena pengharapan akan memperoleh sesuatu. Sistem balasan dari

organisasi dan tipe balasan dari suatu pekerjaan dapat

mempengaruhi motivasi sesorang, dalam hal ini manajer harus

(29)

22

memahami teori-teori motivasi dan menggunakannya sesuai dengan

situasi yang dihadapi.14

Indikasi-indikasi yang dikemukakan di bawah ini bukan

merupakan indikasi mutlak adanya penurunan semangat dan

kegairahan kerja, tetapi perlu diketahui karena indikasi ini

merupakan kecenderungan secara umum. Indikasi- indikasi tersebut

antara lain:

1) Turunnya/rendahnya produktivitas

2) Tingkat absensi yang naik/tinggi

3) Tingkat perpindahan buruh yang tinggi

4) Tingkat kerusakan yang naik/tinggi

5) Kegelisahan di mana-mana

6) Tuntutan yang sering terjadi

7) Pemogokan.15

d. Bentuk motivasi

Hampir setiap perushaan menganut caranya sendiri yang

kurang lebih tradisional dalam mendesain motivasi. Perbedaan yang

terdapat antara satu perusahaan dengan perusahaan lain dalam

pemberian motivasi hampir selalu terletak dalam gaya, selera atau

tekanan dan bukan dalam jenisnya. Pada umumnya bentuk motivasi

yang sering dianut oleh perusahaan meliputi empat elemen utama,

yaitu sebagai berikut: 14Ibid,.

(30)

23

1) Kompensasi bentuk uang

Salah satu bentuk yang paling sering diberikan kepada

karyawan adalah berupa kompensasi berwujud uang.

Kompensasi sebagai kekuatan untuk memberi motivasi selalu

mempunyai reputasi atau nama baik dan memang sudah

selayaknya demikian. Meskipun sama sekali kurang tepat bahwa

semua orang akan berbuat apa saja untuk meningkatkan

pendapatan uang mereka, namun selama beberapa dekade

terbukti bahwa hampir semua orang akan berbuat apa saja untuk

mencegah agar sumber pendapatan mereka tidak diambil orang

lain.

Sebenarnya pemberian kompensasi bentuk uang sebagai

motivasi kerja para karyawan memiliki dua pengaruh perilaku.

Keanggotaan adalah pengaruh yang paling luas yang

mempengaruhi karyawan pada semua tingkat pendapatan.

Pengaruh yang kedua adalah negatif, dari sudut pandang

perusahaan dan cenderung terbatas hanya pada karyawan yang

pendapatannya tidak lebih dari tingkat standar kehidupan yang

layak dan cenderung menganggap kompensasi bentuk uang

sebagai tidak seimbang.

2) Pengarahan dan Pengendalian

Pengarahan adalah menentukan dan melarang jenis perilaku

(31)

24

dan campur tangan apabila hasil yang dicapai karyawan kurang

memuaskan.

Fungsi pengarahan mencakup berbagai proses operasi

standar, pedoman dan buku panduan, bahkan Manajemen by

Objective (MBO)/Manajemen Berdasarkan Sasaran. Fungsi

pegendalian mencakup penilaian kinerja, pemeriksaan mutu dan

pengukuran hasil kinerja.

3) Penetapan pola kerja yang efektif

Pada umumnya rekreasi terhadap kebosanan kinerja

menimbulkan hambatan yang berarti bagi keluaran produktivitas

kerja. Manajemen menyadari bahwa masalahnya bersumber pada

cara pengaturan pekerjaan, mereka menanggapinya dengan

berbagai teknik yang efektif dan dan kurang efektif. Teknik ini

antara lain pengayaan pekerjaan (menyesuaikan tuntutan

pekerjaan dengan kemampuan seseorang), manajemen

partisipatif (menggunakan berbagai cara untuk melibatkan

pekerjaan dalam pengambilan keputusan/decision making yang

mempengaruhi pekerjaan mereka), serta usaha untuk

mengalihkan perhatian para pekerja dari pekejaan yang

membosankan kepada instrumentalia, untuk beristirahat atau

(32)

25

4) Kebajikan

Kebajikan dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang

diambil dengan sengaja oleh manajemen untuk mempengaruhi

sikap atau perasaan para karyawan. Kebajikan dapat pula

diartikan sebagai usaha untuk membuat karyawan bahagia.

Usaha manajemen yang paling banyak dilakukan untuk

mengembangkan karyawan adalah pelatihan penyeliaan atau

bagian dari padanya berupa kursus singkat mengenai tata laku

menejemen dan sebagainya.16

Bentuk-bentuk umpan balik motivasi yang paling sederhana

dan umum diketahui adalah pengakuan dan pujian. Berikut ini

disajikan beberapa jenis umpan balik motivasi yang besar

manfaatnya jika diterapkan dalam situasi kerja yang relevan.

Sering digunakan:

1) Pujian yaitu memberikan karyawan pujian langsung atas

penampilan kerja yang sesuai dengan keinginan.

2) Pujian tidak langsung yaitu memberitahu orang lain tentang

penampilan kerja seorang karyawan sehingga pegawai itu

mendengarnya secara tidak langsung.

3) Pujian melalui orang lain yaitu meminta seseorang untuk

memberi tahu karyawan bahwa seorang pemimpin memuji

hasil pekerjaannya.

(33)

26

Tidak terlalu sering digunakan:

1) Pengakuan formal yaitu ketika seorang karyawan

menyelesaikan suatu tugas khusus dan menyampaikan

pengakuan formal, seperti memo, sertifikat, nama di atas

plakat, dan berita dalam newsletter perusahaan.

2) Penugasan pekerjaan yang lebih disukai ketika seorang

karyawan menyelesaikan suatu tugas yang paling disukainya.

3) Penghargaan yaitu menghargai karyawan dengan sesuatu yang

khusus dan di luar kebiasaan.17

Pada garis besarnya motivasi yang diberikan bisa dibagi

menjadi dua, yaitu:

1) Motivasi positif

Motivasi positif adalah proses untuk mencoba mempengaruhi

orang lain agar menjalankan sesuatu yang kita inginkan

dengan cara memberikan kemungkinan untuk mendapatkan

“hadiah”. Pengunaan motivasi positif akan lebih berhasil

dalam jangka panjang.

2) Motivasi negatif

Motivasi negatif adalah proses untuk mempengaruhi

seseorang agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan

tetapi teknik dasar yang digunakan adalah lewat

kekuatan-kekuatan. Motivasi negatif seringkali memberikan hasil yang

(34)

27

lebih banyak berupa peningkatan produktivitas dalam jangka

pendek.18

Bebarapa penulis berpedapat bahwa mereka yang

menggunakan “autocratic leadership” nampaknya lebih suka

menggunakan motivasi negatif dibandingkan dengan lainnya,

walaupun demikian tidak semua ahli sependapat dengan hal ini.

Adanya suatu kecenderungan untuk mempergunakan motivasi

positif dengan lebih banyak. Berbagai fakta yang menjadi

penyebabnya adalah makin tingginya pendidikan para karyawan,

timbulnya organisasi-organisasi buruh dan makin banyaknya

penelitian tentang manfaat penggunaan motivasi negatif.

e. Tujuan pemberian motivasi

Tujuan pemberian motivasi kepada para karyawan pada

haikatnya adalah untuk:

1) Mengubah perilaku karyawan sesuai dengan keinginan

perusahaan

2) Meningkatkan gairah dan semangat kerja

3) Meningkatkan disiplin kerja

4) Meningkatkan prestasi kerja

5) Mempertinggi moral kerja karyawan

6) Meningkatkan rasa tanggung jawab

7) Meningkatkan produktivitas dan efisiensi

(35)

28

8) Menumbuhkan loyalitas karyawan pada perusahaan.19

2. Kinerja

a. Pengertian kinerja

Pengetian kinerja atau performance merupakan gambaran

mengenai tingkat pencapaian pelakanaan suatu program kegiatan

atau kebijakan dalam mewujukan sasaran, tujuan, visi, dan misi

organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategi suatu

organisasi. Menurut Oxford Dictionary, kinerja merupakan suatu

tindakan proses atau cara bertindak atau melakukan fungsi

organisasi.20

Menurut Whitmore kinerja adalah suatu perbuatan, suatu

prestasi, atau apa yang diperlihatkan seseorang melalui

keterampilan yang nyata.21 Kinerja atau prestasi kerja menurut

Rivai adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara

keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil

kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan

terlebih dahulu dan disepakati bersama.22 Sebenarnya, karyawan

bisa saja mengetahui seberapa besar kinerja mereka melalui sarana

informal, seperti komentar atau penilaian yang atau buruk dari

19 Gouzali Saydam, Manajemen Sumber Daya Manusia (Suatu Pendekatan Mikro), 328. 20Moeheriono, PengukuranKinerjaBerbasisKompetensi..., 60.

21 Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Penukurannya, Cet. ke-1 (Jakarta: PT. BumiAksara, 2012), 60.

(36)

29

atasan, mitra kerja, bahkan bawahan, tetapi seharusnya penilaian

kinerja juga harus diukur melalui penilaian formal dan terstruktur.

Penilaian kinerja merupakan proses yang dilakukan

perusahaan dalam mengevaluasi kinerja pekerjaan seseorang.

Apabila karyawan melakukan pekerjaan dengan baik dan benar,

maka akan menguntungkan bagi perusahaan.

Kinerja karyawan yang umum untuk kebanyakan pekerjaan

meliputi beberapa elemen, yaitu kuantitas dari hasil, kualitas dari

hasil, ketepatan waktu dari hasil, kehadiran, dan kemampuan

bekerja sama.23

Mangkuprawira mendefinisikan mendefinisikan penilaian

kinerja sebagai proses yang dilakukan perusahaan dalam

mengevaluasi kinerja pekerjaan seseorang. Penilaian kinerja

meliputi dimensi kinerja karyawan dan akuntabilitas.24

b. Indikator kinerja

Banyak terdapat pengertian indikator kinerja atau disebut

performance indicator, ada yang mendefinisikan bahwa (1) indikator

kinerja sebagai nilai atau karakteristik yang perlu tertentu yang

dipergunakan untuk mengukur output outcome suatu kegiatan, (2)

sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapainya tujuan, (3)

23 Robert L. Mathis dan John H. Jackson, Human Resource Management (Jakarta: SalembaEmpat, 2011), 378.

(37)

30

sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan

tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan

oleh organisasi, serta (4) suatu informasi operasional yang berupa

indikasi mengenai kinerja atau kondisi fasilitas atau kelompok

fasilitas.

Indikator kinerja (performance indicator) sering disamakan

dengan ukuan kinerja (performance measre), namun sebenarnya

meskipun keduanya merupakan sama-sama dalam kriteria

pengukuran kinerja, tetapi terdapat perbedaan arti dan maknanya.

Pada indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak

langsung, yaitu hal-hal yang bersifat hanya hanya merupakan

indikasi kinerja saja sehingga bentuknya cenderung kualitatif atau

tidak dapat dihitung, sedangkan ukuran kinerja adalah kriteria yang

mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung sehingga

lebih bersifat kuantitatif atau dapat dihitung. Critical succes factor

(CSF) adalah area yang mengindikasikan kesuksesan kinerja pada

unit kerja organisasi. Area ini menggambarkan preferensi manajerial

dengan memperhatikan variabel kunci dapat berbentuk keuangan

(38)

31

Tabel 2.2

Contoh CSF sebagai masukan dalam penetapan indikator kinerja25

No. Keberhasilan Utama Organsasi (CSF)

Tujan Strategik Indikator Kinerja

1 Layanan berkualias tinggi dan tepat

Indikator kinerja menurut Selim dan Woodward dalam

Nasucha mengemukakan bahwa ada lima dasar yang bisa dijadikan

indikator kinerja, yaitu:

1) Pelayanan

Menunjukkan seberapa besar pelayanan yang diberikan.

2) Ekonomi

Menunjukkan apakah biaya yang digunakan lebih murah dari

pada yang direncanakan.

3) Efisiensi

Menunjukkan perbandingan hasil yang dicapai dengan

pengeluaran.

(39)

32

4) Efektivitas

Menunjukkan hasil yang seharusnya dengan hasil yang

dicapai.

5) Equity

Menunjukkan tingkat keadilan potensial dan kebijakan yang

dihasilkan.26

c. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Steers, umumnya orang percaya bahwa prestasi kerja

individu merupakan fungsi gabungan dari tiga faktor, yaitu:

1) Kemampuan, perangai dan minat seorang pekerja.

2) Kejelasan dan penerimaan atas penjelasan peranan seseorang

pekerja.

3) Tingkat motivasi kerja.

Walaupun setiap faktor secara sendiri-sendiri dapat juga

mempunyai arti yang penting, tetapi kombinasi ketiga tersebut

sangat menentukan tingkat hasil tiap pekerja yang pada gilirannya

membantu prestasi organisasi secara keseluruhan. Byar dab Rue,

mengemukakan adanya dua faktor yang mempengaruhi prestasi

kerja, yaitu faktor individu dan lingkungan. Faktor-faktor individu

yang dimaksud adalah:

(40)

33

1) Usaha (effort) yang menunjukkan sejumlah sinergi fisik dan

mental yang digunakan dalam menyelenggarakan gerakan

tugas.

2) Abilites, yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk

melaksanakan suatu tugas.

3) Role/task perception, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang

dirasa perlu oleh individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Adapun faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi prestasi

kerja adalah:

1) Kondisi fisik

2) Peralatan

3) Waktu

4) Material

5) Pendidikan

6) Supervisi

7) Desain organisasi

8) Pelatihan

9) Keberuntungan.27

Menurut Stoner, kinerja adalah fungsi dari motivasi,

kecakapan dan persepsi peranan. Pendapat lain dikemukakan oleh

(41)

34

Gibson bahwa kinerja seseorang ditentukan oleh kemampuan dan

motivasinya untuk melaksanakan pekerjaan.28

d. Tujuan Penilaian Kinerja

Penilaian pelaksanaan pekerjaan merupakan suatu proses

subjektif yang menyangkut penilaian manusia, dengan demikian

penilaian pelaksanaan pekerjaan sangat mungkin keliru dan sangat

gampang dipengaruhi oleh sumber yang tidak aktual.

Peniaian pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan tujuan:

1) Sebagai sumber data untuk perencanaan ketenagakerjaan dan

kegiatan pengembangan jangka panjang bagi perusahaan yang

bersangkutan.

2) Memberikan nasihat yang perlu disampaikan kepada para

tenaga kerja di dalam perusahaan.

3) Sebagai alat untuk memberikan umpan balik (feed back) yang

mendorong ke arah kemajuan dan kemungkinan

memperbaiki/meningkatkan kualitas kerja bagi para tenaga

kerja.

4) Sebagai salah satu cara untuk menetapkan prestasi kerja yang

diharapkan dari seorang pemegang tugas dan pekerjaan.

5) Sebagai landasan/bahan informasi dalam pengambilan

keputusan pada bidang ketenagakerjaan, baik promosi, mutasi,

maupun kegiatan ketenagakerjaan lainnya.

28

(42)

35

Terdapat suatu kecenderungan dalam praktek ketenagakerjaan

pada perusahaan-perusahaan bahwa semakin banyak perusahaan

mempunyai program penilaian pelaksanaan pekerjaan secara formal,

maka program-program tersebut akan semakin penting artinya.29

Adapun menurut Murphy dan Cleveland mengemukakan

penilaian prestasi kerja adalah untuk memperoleh informasi yang

berguna dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

kegiatan manajemen sumber daya manusia yang lain, seperti

perencanaan dan pengembangan karir, program-program

kompensasi, promosi, demosi, pensiun, dan pemberhentian

karyawan atau pemecatan.30

Michael Armstrong mengatakan bahwa tujuan spesifik

manajemen kinerja adalah untuk:

1) Mencapai peningkatan yang dapat diraih dalam kinerja

organisasi.

2) Bertindak sebagai pendorong perubahan dalam

mengembangkan suatu budaya yang berorientasi pada kinerja.

3) Meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan.

4) Memungkinkan individu mengembangkan kemampuan,

meningkatkan kepuasan kerja dan mencapai potensi penuh

mereka bagi keuntungan mereka sendiri dan organisasi secara

keseluruhan.

(43)

36

5) Mengembangkan kebutuhan yang konstruksi dan terbuka

antara individu dan manajer dalam suatu proses dialog yang

dihubungkan dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan

sepanjang tahun.

6) Memberikan suatu kerangka kerja bagi kesepakatan sasaran

sebagaimana diekspresikan dalam target dan standar kinerja

sehingga perhatian bersama tentang sasaran dan manajer

peran yang harus dimainkan manajer dan individu dalam

mencapai sasaran tersebut meningkat.

7) Memusatkan perhatian pada atribut dan kompensasi yang

diperlukan agar bisa dilaksanakan secara efektif dan apa yang

seharusnya dilakukan untuk mengembangkan atribut dan

kompensasi tersebut.

8) Memberikan ukuran yang akurat dan objektif dalam kaitannya

dengan target dan standar yang disepakati sehingga individu

menerima umpan balik dari manajer tantang seberapa baik

yang mereka lakukan.

9) Asas dasar penilaian ini, memungkinkan individu bersama

manajer menyepakati rencana peningkatan dan metode

pengimplementasian dan secara bersama mengkaji training

dan mengembangkan serta menyepakati bagaimana kebutuhan

(44)

37

10) Memberi kesempatan individu untuk mengungkapkan aspirasi

dan perhatian mereka tentang pekerjaan mereka.

11) Menunjukkan pada setiap orang bahwa organisasi menilai

mereka sebagai individu.

12) Membantu memberikan wewenang kepada orang, memberi

orang lebih banyak ruang lingkup untuk bertanggung jawab

atas pekerjaan dan melaksanakan kontrol atas pekerjaan itu.

13) Membantu mempertahankan orang-orang yang mempunyai

kualitas yang tinggi.

14) Mendukung misi jauh manajemen kualitas total.31

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait dengan motivasi,

pemberian insentif dan prestasi kinerja karyawan:

1. Hasil penelitian Nur Cholidah yang berjudul “Pengaruh Motivasi

Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada

BMT Sidogiri Wilayah Sidoarjo”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi kerja dan komitmen

organisasi terhadap kinerja karyawan pada BMT Sidogiri wilayah

sidoarjo. Penelitian ini menggunakan analisis data dengan

menggunakan analisis linier berganda, sedangkan pengujian hipotesis

penelitiannya menggunakan uji f dan uji t. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa nilai koefisiensi determinasi (R Square) sebesar

(45)

38

0,375 atau bisa dikatakan 37,5%. Hal ini berarti bahwa variabel

motivasi kerja dan komitmen organisasi mempengaruhi kinerja

karyawan BMT Sidogiri wilayah Sidoarjo sebesar 37,5% sedangkan

sisanya yaitu sebesar 62,5% kinerja karyawan BMT Sidogiri wilayah

Sidoarjo dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini. Setelah dibuktikan dengan uji f menunjukkan

bahwa secara serempak motivasi kerja dan komitmen organisasi

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja yang

dibuktikan dengan nilai fhitung terletak di daerah penolakan H0 atau

fhitung (8,699) > ftabel(3,328), dengan demikian Ha diterima. Dibuktikan

dengan uji t-test terhadap variabel motivasi kerja (x1) diperoleh nilai

thitung (2,406) > ttabel (2,037), dan nilai thitung (3,319) > ttabel (2,037)

pada variabel komitmen organisasi, dapat disimpulkan bahwa

motivasi kerja dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja

karyawan sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan Ha diterima.32

2. Penelitian oleh Misbachul Munir dengan judul “Pengaruh Motivasi

terhadap Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Islam Siti Hajar

Sidoarjo”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada

pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan dan sejauh mana

pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan di Rumah Sakit Islam

Siti Hajar Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan analisis product

moment sehingga diperoleh hasil yang menunjukkan apakah ada

(46)

39

hubungan antara kualitas sumber daya manusia dengan kinerja. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pengujian korelasi dengan

menggunakan rumus korelasi product moment didapatkan hasil 0,248.

Dan setelah hasil tersebut dikonsultasikan dengan “rtabel” product

moment 5% dengan N = 55, sehingga diketemukan (0,248 > 0,226).

Dari hasil tersebut makaH1 “diterima” dan H0 “ditolak” berarti ada

hubungan yang positif antara variabel (x) sumber daya manusia

dengan variabel (y) kinerja. Nilai rxy sebesar 0,248 jika

dikonsultasikan dan diinterpretasikan menurut tabel pedoman

penilaian hasil perhitungan rumus product moment adalah berbunyi

“Adanya pengaruh yang rendah antara motivasi terhadap kinerja

karyawan di Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo.33

C. Kerangka Konseptual

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentan bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan

sebagai masalah yang penting.34 Kerangka berfikir assosiatif/korelasi

menggunakan kalimat: “jika begini maka akan begitu”.35 “Jika motivasi

tinggi maka kinerja karyawan akan meningkat”. Untuk mengetahui

masalah yang akan dibahas, perlu adanya kerangka pemikiran yang dapat

digambarkan sebagai berikut:

33Misbachul Munir, “Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Islam Siti

Hajar Sidoarjo” (Skripsi—IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2010), 143.

34 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis(Jakarta: Raja Grafindo, 1999), 60.

(47)

40

Gambar 2.3 Kerangka konseptual

D. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang harus diuji kebenarannya

secara empiric, hipotesis merupakan jawaban sementara atas pernyataan

penelitian yang kebenarannya akan diuji berdasarkan data yang

dikumpulkan.36 Hipotesis juga dikenal sebagai dugaan sementara yang

didasarkan pada teori.37 Hipotesis nol (H0) adalah pernyataan bahwa tidak

ada hubungan antara variabel “X” dan variabel “Y” yang diteliti atau

tidak ada perbedaan sebagai akibat dari perlakuan yang berbeda.

Hipotesis alternatif (Ha) adalah pernyataan yang diharapkan terjadi

tentang hubungan antara variabel “X” dan variabel “Y” yang sedang

diteliti atau tentang perbedaan pengaruh sebagai akibat dari perlakuan

yang berbeda.38 Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang

telah dipaparkan, kajian teori serta penelitian terdahulu yang relevan

36IrawanSoehartono,

MetodePenelitianSosialSuatuTeknikPenelitianBidangKesejahteraanSosialdanIlmuSosialLainnya, Cet. ke-3(Bandung: RemajaRosdakarya, 1999), 26.

37 Purwanto, Statistika untuk Penelitian (yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), 99.

38Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), 68.

(48)

41

mengenai pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan, maka peneliti

mempunyai dugaan:

1. Ha = Motivasi berpengaruh secara positif terhadap kinerja karyawan

pada BPRS Mandiri Mitra Sukses di Gresik.

2. H0 = Motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah merupakan faktor yang sangat penting dalam

pelaksanaan penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu

penelitian adalah tergantung pada tepat tidaknya memilih serta menerapkan

suatu metode dalam penelitian, dengan demikian pemilihan metode yang tepat

bukan saja pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan lancar tetapi yang lebih

penting lagi agar tujuan penelitian yang telah diterapkan sebelumnya dapat

tercapai dengan baik.

A. Jenis Penelitian

Penelitian merupakan upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang

dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan

sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran.1 Penelitian

ini merupakan penelitian lapangan karena data diperoleh dari hasil

penelitian lapangan pada BPRS Mandiri Mitra Sukses di Gresik. Model

kuesioner (angket) digunakan untuk mendapatkan data primer yang

mendukung penelitian ini. Peneliti menyebarkan angket kepada para

karyawan BPRS Mandiri Mitra Sukses Wilayah Gresik, kemudian

menyusun tabulasi data berdasarkan skala Likert.

1 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Cet. ke-3 (Jakarta: Bumi Aksara,

(50)

43

Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif yang merupakan suatu penelitian yang didasari

oleh falsafah positivisme, yaitu ilmu falid, ilmu yang dibangun dari

empiris, teramati, terukur, menggunakan logika matematika dan

membuat generelisasi terhadap rerata yang berfungsi untuk menguji suatu

teori.2 Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, yaitu

penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada

sekarang berdasarkan data-data.3

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu dan tempat penelitian merupakan wilayah geografis dan

kronologis keberadaan populasi penelitian.4 Penelitian ini dilakukan di

BPRS Mandiri Mitra Sukses Wilayah Gresik yang terletak di Ruko

Andalusia Square Blok A2 Jl. Kartini No. 7 Gresik. Penelitian dilakukan

pada bulan 9 Juni- 9 Juli 2015.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi menurut bahasa sama dengan penduduk atau orang banyak,

bersifat umum. Maksud populasi adalah keseluruhan objek penelitian,

mungkin berupa jumlah manusia, gejala-gejala, benda-benda, pola sikap,

tingkah laku, dan sebagainya yang menjadi objek penelitian.5 Populasi

2 I Made Wirartha, Metode Penelian Sosial Ekonomi (Yogyakrta: Penerbit Andi, 2006), 140. 3 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Cet. ke-10 (Jakarta: Bumi Aksara,

2009), 44.

4 Purwanto, Statistika untuk Penelitian ..., 60.

(51)

44

adalah suatu kesatuan individu atau subjek pada wilayah dan waktu serta

dengan kualitas tertentu yang akan diamati/diteliti.6 Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh karyawan BPRS Mandiri Mitra Sukses di

Gresik yakni berjumlah 35 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi. Teknik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sampel yang dikembangkan dari Isaac dan

Michael untuk tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%. Rumus untuk

menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah

sebagai berikut:

� =2 � − 1 + ��2. �. . 2. .

Keterangan: S = jumlah sampel

�2 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5% dan 10%

P = Q = 0,5 d = 0,05

Berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung jumlah sampel dari

populasi yang berjumlah 35 yaitu untuk taraf kesalahan 1% jumlah

sampelnya adalah 33, untuk taraf kesalahan 5% jumlah sampelnya adalah

32 dan untuk taraf kesalahan 10% jumlah sampelnya adalah 31.7 Jumlah

sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 33 karyawan karena

semakin besar taraf kesalahan, maka akan semakin kecil ukuran sampel.

6 Supardi, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Cet. ke-1 (Yogyakarta: UII Press,

2005),101.

(52)

45

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.8

Adapun variabel yang digunakan peneliti yaitu:

1. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas yaitu variabel yang menentukan arah atau perubahan

tertentu pada variabel tergantung, sementara variabel bebas berada

pada posisi yang lepas dari pengaruh variabel terikat (tergantung).9

Biasanya variabel bebas ini dilambangkan dengan tanda (x). Pada

penelitian ini variabel bebas yaitu motivasi.

2. Variabel terikat/tergantung (dependent variable)

Variabel terikat (tergantung) yaitu variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.10 Biasanya

variabel terikat (tergantung) ini dilambangkan dengan tanda (y). Pada

penelitian ini yang menjadi variabel terikat (tergantung) adalah

kinerja.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah rumusan tentang ruang lingkup dan

ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok pembahasan dan penelitian

(observasi). Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul

8 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis ..., 58.

9 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Prenada Media, 2005), 62.

10 Jalaluddin Rahmad, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999),

(53)

46

“Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada BPRS Mandiri

Mitra Sukses di Gresik”. Maka kiranya perlu dijelaskan istilah-istilah

atau kata-kata yang terdapat dalam judul tersebut:

1. Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan

kegairahan seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif

dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai

kepuasan.11 Indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi

menurut Abraham H. Maslow adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan

keselamatan atau keamanan, kebutuhan sosial atau afiliasi, kebutuhan

penghargaan atau rekognisi, dan kebutuhan aktualisasi diri.

2. Kinerja adalah suatu tindakan proses atau cara bertindak atau

melakukan fungsi organisasi.12 Indikator yang digunakan untuk

mengukur kinerja karyawan menurut Selim dan Woodward adalah

pelayanan, ekonomi, efisiensi, efektivitas, dan equity.

F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Apakah suatu instrumen penelitian bisa dikatakan valid (shahih)

dan reliable (handal) maka perlu diuji validitas dan reliabilitas pada

setiap butir pertanyaannya.

1. Uji validitas

Uji validitas adalah derajat ketetapan suatu alat ukur tentang

pokok isi.13 Suatu instrumen bisa dikatakan valid adalah apabila nilai

11 Malayu Sutan Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, Cet. ke-1 (Jakarta: Bumi Aksara,1996), 95. 12 Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi ..., 60.

(54)

47

korelasi r hitung harus positif dan lebih besar atau sama dengan r tabel,

di mana untuk subjek ketentuan df = N - 2. Pada penelitian ini jumlah

subjek (N) adalah 35, berarti 35 – 2 dengan menggunakan taraf

signifikasi 5% maka diperoleh nilai r tabel koefisien korelasi pearson

adalah 0,334.

Tabel 3.1

Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi

Pernyataan r tabel r hitung Keterangan

Item 1 0,334 0,929 valid

Sumber: Hasil dari SPSS versi 16

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 10 item pada

variabel motivasi semua dinyatakan valid karena masing-masing r

hitung lebih dari 0,334.

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja

Pernyataan r tabel r hitung Keterangan

Item 1 0,334 0,742 valid

(55)

48

Terdapat 10 item pernyataan pada skala kinerja karyawan . Hasil

uji validitas yang dilakukan dari 10 item semuanya dinyatakan valid

karena masing-masing r hitung lebih dari 0,334.

2. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan uji kehandalan yang bertujuan untuk

mengetahui seberapa jauh sebuah alat ukur dapat diandalkan atau

dipercaya. Sedangkan uji reliabilitas dalam penelitian ini adalah

menggunakan Cronbach Alpha yang berguna untuk mengetahui apakah

alat ukur yang dipakai reliable (handal). Kuesioner dikatakan reliabel

apabila nilai � > 0,6 dimana pada pengujiannya menggunakan program

SPSS versi 16,0.

Tabel 3.3

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Motivasi

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.938 10

Sumber: Hasil dari SPSS versi 16

Dari tabel di atas diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar 0.983

dimana nilai � > 0,6, maka variabel dikatakan reliabel.

Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.852 10

(56)

49

Dari tabel di atas diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar 0.852

dimana nilai � > 0,6, maka variabel dikatakan reliabel.

G. Data dan Sumber Data

Data adalah segala informasi yang dijadikan dan diolah untuk suatu

kegiatan penelitian sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan.14 Sumber data adalah salah satu yang paling vital

dalam penelitian. Kesalahan dalam menggunakan atau memahami sumber

data, maka data yang diperoleh juga akan meleset dari yang diharapkan.15

1. Jenis data

Sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan, maka data yang

dihimpun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data mengenai sejarah, status hukum, visi-misi, struktur

organisasi, dan data rekapitulasi absensi karyawan BPRS Mandiri

Mitra Sukses wilayah Gresik.

b. Data mengenai jawaban responden yaitu karyawan BPRS Mandiri

Mitra Sukses wilayah Gresik setelah kuesioner dibagikan.

2. Sumber data

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research)

yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan mendatangi objek yang

diteliti seperti misalnya rumah tangga, perusahaan, dan sebagainya.

14 Muhammad, Metodologi penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2008), 97.

(57)

50

Ada dua jenis sumber data yang biasanya digunakan dalam penelitian

sosial, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.16

a. Sumber data primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber

pertama, baik dari individu atau perseorangan.17 Sumber data

primer dalam penelitian ini adalah pimpinan dan seluruh karyawan

BPRS Mandiri Mitra Sukses wilayah Gresik.

b. Sumber data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diterbitkan atau

digunakan oleh organisasi yang bukan pegolahnya.18 Sumber data

sekunder dalam penelitian ini adalah bahan-bahan yang

berhubungan dengan topik penelitian ini yang diperoleh dari

buku-buku literatur, internet, jurnal-jurnal dan sumber-sumber lain yang

dapat dijadikan bahan masukan untuk mendukung penelitian.

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara (interview)

Wawancara (interview) adalah suatu bentuk komunikasi verbal,

yaitu semacam percakapan, pertanyaan dan jawaban diberikan secara

verbal. Biasanya komunikasi ini dilakukan dengan saling berhadapan

16 Ibid.,

17 Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2000), 82.

18 Soeratno, Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis (Yogyakarta: UPP AMP

Gambar

Tabel 1.1. Jumlah Pendapatan dan Jumlah Nasabah BPRS Mandiri
Variabel yang mempengaruhi motivasi dalam organisasiTabel 2.1 13
Tabel 2.2  Contoh CSF sebagai masukan dalam penetapan indikator kinerja
Gambar 2.3  Kerangka konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

APLIKASI KEONG Telescopium teIescapium Linne.,1758 DALAM BIOREMEDIASI PADA SKALA PETAK. PERCOBAAN DI LINGKUNGAN

• Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang mengurutkan dan menuliskan urutan peristiwa pada teks (Bahasa Indonesia KD 3.8 dan 4.8) serta

Peserta PLPG menyiapkan bahan media pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang di ampu di sekolah masing-masing5. Peserta PLPG membawa Surat Tugas dari

Modul dengan judul “ Melakukan Perbaikan dan/atau Setting Ulang Koneksi Jaringan “ merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat

Ayur veda adalah upaveda dari Rgveda, namun para pakar yang lain menganggap bahwa Ayurveda merupakan upaveda dari Atharvaveda.. Susastra Ayurveda merupakan ajaran

[r]

sebagaai ulos Panggabei pada waktu orang tua meninggal yang telah mencapai. satu tingkat