• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penerapan strategi pembelajaran gallery walk mata pelajaran IPS terhadap keaktifan belajar siswa yang memiliki motivasi belajar berbeda di MI al Fithrah Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penerapan strategi pembelajaran gallery walk mata pelajaran IPS terhadap keaktifan belajar siswa yang memiliki motivasi belajar berbeda di MI al Fithrah Surabaya."

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PE

GALLE

TERHADAP

MEMILI

DI

Diajukan untuk Me dalam Progra

UNIVER

PENERAPAN STRATEGI PEMBELA

LLERY WALK

MATA PELAJARAN IPS

DAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

MILIKI MOTIVASI BELAJAR BERBED

DI MI AL-FITHRAH SURABAYA

TESIS

uk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gel rogram Studi Pendidikan GuruMadrasah Ibtid

Oleh

FEBBY DWI KUSUMA PUTRI NIM. F02A15186

PASCASARJANA

IVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2017

BELAJARAN

N IPS

WA YANG

RBEDA

eh Gelar Magister Ibtidaiyah

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Febby Dwi Kusuma Putri : Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Gallery Walk Mata Pelajaran IPS Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Yang Memiliki Motivasi Belajar Berbeda.

Penelitian ini di latar belakangi oleh peserta didik yang belum aktif dan termotivasi dalam mewujudkan pembelajaran IPS materi keragaman budaya bangsaku pada kelas IV MI-AlFithrah Surabaya, hal ini dikuatkan dengan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran tersebut, yang menyatakan bahwa siswa enggan memperhatikan penjelasan dari guru. Hal tersebut terjadi dikarenakan orientasi yang digunakan dalam proses pembelajaran menggunakan ceramah dan penugasan sehingga pembelajaran menjadi bosan dan monoton.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Adanya perbedaan keaktifan belajar siswa yang diberi perlakuan strategi pembelajaran Gallery Walk dengan strategi pembelajaran konvesional, (2) Adanya perbedaan keaktifan belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan yang memiliki motivasi belajar rendah, (3) Adanya interaksi antara strategi pembelajaran Gallery Walk, strategi konvensional dan motivasi belajar siswa terhadap keaktifan belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode quasy experimental. Desain penelitian yang digunakan adalah non equivalent control group design, dengan rancangan faktorial 2x2. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik yang berjumlah 64 siswa kelas IV MI AL-Fithrah Surabaya, yang terdiri dari dua kelas. Kelas A berjumlah 32 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas B berjumlah 32 siswa sebagai kelompok kontrol. Data penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara, observasi dan angket. Analisis data menggunakan uji ANOVA Two Way pada semua pengujian hipotesis.

(7)

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………. I

PERSETUJUAN... ii

PERNYATAAN KEASLIAN... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI………... vi

MOTTO………... vii

ABSTRAK……… viii

KATA PENGANTAR……….. xi

PERSEMBAHAN……….... xiii

DAFTAR ISI………... xiv

DAFTAR TABEL………. xvii

DAFTAR LAMPIRAN………. xviii

BAB I PENDAHULUAN………..… 1

A. LatarBelakang………... 1

B. IdentifikasidanBatasanMasalah………. 9

C. RumusanMasalah……….. 10

D. TujuanPenelitian………... 11

E. KegunaanPenelitian………... . 11

F. DefinisiOperasional………. . 13

G. PenelitianTerdahulu……….. 19

H. SistematikaPembahasan………... 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA Strategi Gallery Walk, Pembelajaran Ekspositori, Keaktifan Belajar, Motivasi Belajar dan Pembelajaran IPS……… 25

A. StrategiGallery Walk………. 25

(9)

2. StrategiGallery Walk………. 26

B.Strategi Pembelajaran Ekspositori……… 37

C.KeaktifanBelajar……… 39

1. Klasifikasi Keaktifan………. 41

2. Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan………... 42

3. MeningkatkanKeaktifan Belajar……… 43

4. IndikatorKeaktifan Belajar……… 44

D.MotivasiBelajar……….. 46

1. FugsiMotivasi Belajar……….... 47

2. ManfaatMotivasi Belajar……… 49

3. JenisMotivasi Belajar………. 50

4. Faktor Yang MempengaruhiMotivasiBelajar………... 51

5. MeningkatkanMotivasiBelajar………... 52

E. Pembelajaran IPS………. 53

1. Pengertian IPS………. 53

2. Tujuan IPS……….. 51

3. RuangLingkup IPS……….. 52

4. MateriKeragamanBudayadanBangsa……… 53

BAB III METODE PENELITIAN……….………. 58

A. JenisPenelitian……… 58

B. DesainPenelitian………. 59

C. Setting Penelitian……… 60

D. Teknik Dan InstrumenPengumpulan Data……… 62

E. HipotesisPenelitian………. 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN….……….. 84

A. HasilPenelitian……… 84

1. HasilPenelitianRumusanMasalah Ke-1..……….. 84

2. HasilPenelitianRumusanMasalah Ke-2……… 87

(10)

4. Hasil Pengamatan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Gallery

Walk………..……… 91

5. Hasil Pengamatan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Gallery Walk………..………. 94

B.Pembahasan Hasil Penelitian………. 96

1. Pembahasan Pengujian Hipotesis Ke-1……….. 96

2. Pembahasan Pengujian Hipotesis Ke-2……….. 99

3. Pembahasan Pengujian Hipotesis Ke-3……….. 102

BAB V PENUTUP………..….……… 105

A. Simpulan……… 105

B. Saran……….. 106

DAFTAR PUSTAKA………... 107

LAMPIRAN………..

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 RancanganPenelitian Faktorial……… 61

Tabel 3.2 Kisi-kisiButirAngket…………..………... 63

Tabel 3.3 InstrumenButir Angket………... 63

Tabel 3.4 KriteriaPenskoranAngketMotivasi Belajar……….. 64

Tabel 3.5 InstrumenWawancaraUntuk Guru……….. 67

Tabel 3.6 IntstrumenLembar Observasi………..……. 68

Tabel 3.7 Hasil Validasioleh Ahli (Expert) Lembar Observasi Keaktifan.... 72

Tabel 3.8 Hasil Validasi oleh Ahli (Expert) Lembar Angket Motivasi Belajar 73 Tabel 3.9 Hasil Validitas Angket Motivasi Belajar ………... 74

Tabel 3.10 Tabel Kevalidan Butir Angket Motivasi Belajar……….. 76

Tabel 3.11 Hasil Reliabilitas Angket Motivasi Belajar …………..…………. 77

Tabel3.12 Hasil Uji Normalitas Data……….…..…………. . 79

Tabel3.13 Hasil Uji Homogenitas Data………..… 79

Tabel 4.1 Data Tentang Skor Observasi Keaktifan Belajar……… 84

Tabel 4.2 Hasil Anova Dua Jalur Hasil Penelitian Ke-1………. 85

Tabel 4.3 Data Tentang Skor Angket Motivasi Belajar………..………….. 87

Tabel 4.4 Hasil Anova Dua Jalur Hasil Penelitian Ke - 2……..……….. 88

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Strategi Gallery Walk………... 110

Lampiran 2 RPP Strategi Konvensional………... 124

Lampiran 3 Lembar Observasi Siswa………... 135

Lampiran 4 Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa………... 137

Lampiran 5 Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa 18 Butir……….…. 140

Lampiran 6 Lembar Instrumen Wawancara Guru……….……...……… 142

Lampiran 7 Data Mentah Angket Motivasi pra……..…………..…... 143

Lampiran 8 Data Mentah Angket Motivasi Post 28 Butir………….… 146

Lampiran 9 Data Mentah Angket Motivasi Post 18 Butir……… 149

Lampiran10 Data Mentah Observasi Pra-Post Kelas A dan B……….... 145

Lampiran 9 Lembar Validasi RPP………... 146

Lampiran 10 Lembar ValidasiObservasi ……….. 149

Lampiran 11 Lembar Validasi Angket Motivasi…..….………. 150

Lampiran 12 Hasil Instrumen Observasi Siswa Kelas A dan B Pra...……. 151

Lampiran 13 Hasil Instrumen Observasi Kelas A dan B Post……… 161

Lampiran 14 Hasil Instrumen Angket Motivasi Kelas A dan B Pra…... 171

(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembelajaran membutuhkan sebuah proses yang disadari bersifat permanen dan

mengubah perilaku. Pada proses tersebut terjadi pengingatan informasi yang kemudian

disimpan dalam memori. Selanjutnya, keterampilan tersebut diwujudkan secara praktis

pada keaktifan peserta didik dalam merespon dan bereaksi terhadap peristiwa yang terjadi

pada diri peserta didik ataupun lingkungannya.Sedangkan hasil dari pembelajaran

tersebut adalah pola, perbuatan, sikap, apresiasi dan keterampilan.1

Pada kegiatan pendidikan, pembelajaran merupakan dua aktivitas yang tidak bisa

dipisahkan.Belajar mengacu kepada yang dilakukan peserta didik.Dua kegiatan tersebut

menjadi terpadu apabila interaksi peserta didik dan guru terjalin dengan baik. Guru harus

dapat memerankan fungsinya sebagai pengarah, pembimbing dan fasilitator belajar bagi

peserta didik. Keterpaduan dua hal tersebut harus mengacu kepada tujuan yang sama

yaitu memanusiakan peserta didik yang secara operasional di Indonesia tercermin dalam

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Dalam dunia pendidikan, kesuksesan peserta didik tidak lepas dari peran guru.

Guru yang baik akan selalu memperhatikan bagaiman cara peserta didiknya belajar dan

apabila guru menggunakan strategi yang kurang tepat maka akan berakibat rendahnya

mutu pengajaran, sehingga kurangnya motivasi peserta didik dan keaktifan dalam belajar.

Cara belajar yang menggunakan berbagai strategi pengajaran yang dilakukan secara tepat

dan melihat karakteristik peserta didik oleh guru, akan memperbesar motivasi sehingga

keaktifan belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran juga ikut tinggi.

1

Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa,Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA: 2013), 20.

1

(14)

Wina sanjaya mengungkapkan, bahwa dalam proses pembelajaran guru

memegang peranan penting karena guru sebagai fasilitator dalam belajar. Guru berperan

dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan peserta didik dalam kegiatan proses

pembelajaran.2 Berhasil atau tidaknya proses pembelajaran tergantung dari sampai seberapa jauh guru mampu memainkan peranan tersebut.

Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik adalah guru.

Semua guru menginginkan peserta didiknya mempunyai motivasi yang kuat dalam

belajar.Karena pada prinsipnya, motivasi mempunyai pengaruh positif dengan keaktifan

belajar peserta didik.3 Pemilihan strategi dalam mengembangkan pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran juga berpengaruh dalam proses

pembelajaran. Strategi yang menarik akan mampu menumbuhkan motivasi belajar

peserta didik dan dari motivasi belajar akan timbul keaktifan peserta didik dalam

mengikuti proses pembelajaran. Namun dalam proses pembelajaran variasi dalam

pemilihan strategi pembelajaran yang diterapkan guru kepada peserta didik kurang

sehingga menjadikan pembelajaran dalam kelas menjadi membosankan, semangat

motivasi belajar peserta didik menurun sehingga berakibat mempengaruhi keaktifan

peserta didik dalam belajar.

Dari sekian banyak mata pelajaran di Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah,

salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).IPS adalah ilmu pengetahuan yang

mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan manusia yang

dikemas secara ilmiah yang bertujuan memberi wawasan dan pemahaman yang

2

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Prenamedia Group, 2006), 23

3

(15)

mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar.4 Pembelajaran IPS memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan cara berpikir yang diambil dari

beberapa disiplin akademis, dan belajar bagaimana menganalisis baik pendapat sendiri

maupun pendapat orang lain. Sehingga peserta didik tersebut menjadi termotivasi untuk

berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.5

Mata pelajaran IPS masih dijadikan salah satu hal yang hingga saat ini membuat

guru masih memutar otak untuk menyesuaikan strategi pembelajaran yang cocok dengan

materi IPS yang hendak disampaikan.Alasan ini dikuatkan dengan hasil wawancara

dengan salah satu guru mata pelajaran IPS yang di bawah lembaga MI Al-Fithrah

Surabaya.6Lebih lanjut guru tersebut menjelaskan dalam pembelajaran IPS kelas IV khususnya materi keragaman budaya dan bangsa setempat. Dalam proses pembelajaran

yang berlangsung peserta didik merasa enggan memperhatikan apa yang dijelaskan guru,

adapula yang mengobrol sendiri dengan teman sebangkunya, dan bermalas-malasan.

Hanya beberapa peserta didik dari satu kelas yang memperhatikan guru tersebut dalam

mengajar.

Selain itu aktifitas guru tersebut pada kegiatan pembelajaran masih berorientasi

pada ceramah penugasan untuk menerangkan materi kepada peserta didik, memberikan

ilustrasi dengan contoh, kemudian pada akhir materi diberikan soal-soal terkait materi.

Apabila dipahami dalam mata pelajaran IPS di MI/SD khusunya kelas IV dari

beberapa materi yang ada, keragaman suku bangsa dan budaya setempat menjadi salah

satu yang sangat penting untuk di pelajari lebih dalam dan tidak berarti selain materi

tersebut tidak penting untuk dipelajari. Akan tetapi, apabila materi keragaman suku

4

Ahmad Susanto, Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenamedia group, 2013), 137 5

Nasution, Kajian Pembelajaran IPS di Sekolah (Surabaya: Unesa University Press, 2011),2 6

(16)

bangsa dan budaya setempat dikaji lebih dalam dapat membuat suatu informasi baru

untuk menunjukkan salah satu identitas berbagai macam suku bangsa dan budaya yang

ada di daerah setempat peserta didik. Selain itu peserta didik, dengan sendirinya akan

tumbuh sikap menghargai keragaman suku dan budaya yang ada di daerah setempat.

Dalam materi keragaman budaya dan bangsa terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

1. Keragaman Suku Bangsa

2. Keragaman Budaya Masyarakat

3. Adat dan Kebiasaan Masyarakat7

Dalam segala situasi peserta didik tidak banyak dilibatkan dalam proses

pembelajaran. Hal ini menjadi penyebab rendahnya motivasi belajar peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran. Rendahnya motivasi belajar peserta didik selama proses

pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat mengakibatkan peserta didik sulit

memahami konsep suatu materi. Jika hal tersebut terjadi, dapat mengakibatkan keaktifan

peserta didik dalam menerima pembelajaran kurang optimal sehingga hasil belajar yang

diperoleh menjadi kurang mencapai target.

Dari hasil wawancara, guru mata pelajaran IPS kelas IV setelah melaksanakan

kegiatan pembelajaran IPS diperoleh data yang menunjukkan bahwa pembelajaran IPS

materi “Keragaman Budaya dan Bangsa” kurang diminati dalam proses penerapannya.

Hal ini dikuatkan oleh hasil angket yang disebar kepada peserta didik bahwa

permasalahan pembelajaran IPS adalah motivasi belajar yang rendah sehingga

mengakibatkan peserta didik tidak aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat.Berbuat untuk mengubah tingkah laku

menjadi kegiatan. Sebuah proses pembelajaran pada hakikatnya bertujuan untuk

7

(17)

mengembangkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan

pengalaman belajar yang didapat. Keaktifan adalah kegiatan yang berupa fisik maupun

mental, yaitu berbuat dan berfikir, keterkaitan antara keduanya akan membuahkan

keaktifan dalam pembelajaran yang optimal.8Peserta didik menjadi aktif karena adanya motivasi.Tugas seorang pendidik adalah menyediakan kondisi agar peserta didik dapat

mengembangkan bakat dan potensinya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktif berarti giat (bekerja,berusaha).9 Keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana peserta didik dapat berbuat aktif,

yang berarti aktif untuk mengkonstruksi kemampuan dalam proses pembelajaran.Pada

proses belajar, peserta didik selalu menampakkan keaktifannya. Keaktifan fisik yang

berupa kegiatan yang melatih keterampilannya dan kegiatan psikis sebagai sebagai

bentuk pemecaham masalah dengan mengkonstruksikan pengetahuan yang ia miliki. Jadi,

keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi

pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau

segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran

Berkaitan dengan permasalahan yang terjadi pada sekolah MI Al-Fithrah pada

pelajaran IPS, motivasi belajar pada kelas tersebut sangat rendah ini dikarenakan dalam

proses pembelajaran guru jarang menggunakan strategi yang dapat membuat motivasi

peserta didik meningkat dalam pembelajaran. Motivasi tinggi yang dimaksudkan disini

salah satunya adalah tertarik pada mata pelajaran yang dijelaskan, karena sesungguhnya

peserta didik dalam proses pembelajaran di dorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan

mental tersebut berupa keinginan, kemauan dan cita-cita.Kekuatan mental tersebut

8

Sardiman,Inovasi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo, 2014), 100. 9

(18)

tergolong rendah atau tinggi.Salah satu ahli psikologi pendidikan yang menyebut

kekuatan mental yang mendorong terjadi proses belajar tersebut sebagai suatu motivasi

belajar. Motivasi belajar dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan

mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.10Motivasi belajar merupakan dorongan yang terjadi pada manusia baik itu dorongan dari luar maupun dari dalam

sehingga mencapai tujuan yang di inginkan.

Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah dan penggerak tingkah

laku.Motivasi mempunyai nilai dalam menentukan keberhasilan, membina kreativitas dan

imajinasi guru, pembinaan disiplin kelas dan menentukan evektivitas belajar.11Oleh karena itu, motivasi merupakan prinsip yang harus dikembangkan supaya kegiatan

belajar dapat terjadi dengan efektif.

Dalam proses belajar mengajar RPP yang digunakan dalam pembelajaran juga

diseleraskan dengan materi yang berkaitan, sehingga proses pembelajaran dapat tersusun

dengan sistematis. Selain itu guru juga ikut berperan penting dalam pengajaran dan

penyampaian materi, akan tetapi menurut hasil angket yang terjadi di lapangan. Faktor

yang berkaitan dengan kurangnya motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran yang

berpengaruh pada keaktifan belajar sesungguhnya adalah kurangnya variasi penerapan

strategiyang digunakan guru pada saat proses pembelajaran.

Pemilihan strategi pembelajaran ditentukan apakah strategi yang akan digunakan

sesuai atau cocok dengan karakteristik materi yang akan disajikan dan dapat menarik

perhatian peserta didik. Bilamana hal tersebut dapat terpenuhi maka tugas selanjutnya

adalah meneliti lebih cermat apakah strategi yang akan digunakan tersebut dapat

10

Dimyanti,Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta,2006), 8. 11

(19)

diterapkan dengan mudah, dipahami oleh peserta didik sehingga tujuan pembelajaran

dapat tersampaikan dengan baik.

Antara keaktifan dan motivasi belajar dengan strategi pembelajaran masih erat

kaitannya, mengapa demikian? karena adanya respon yang ditimbulkan oleh stimulus.

Dengan adanya strategi dalam proses pembelajaran akan menimbulkan motivasi peserta

didik untuk belajar,sehingga dengan secara otomatis memperbesar semangat motivasi

yang sekaligus berpengaruh terhadap keaktifan belajar peserta didik dalam mengikuti

pelajaran.

Gallery Walk menurut Ridwan Abdullah Sani merupakan bagian dari strategi belajar kooperatif, dimana peserta didik bekerja dalam suatu kelompok untuk

menyelesaikan beberapa soal yang dibuat oleh guru.12Sehingga tujuan serta indikator pembelajaran akan terpenuhi.

Strategi gallery walk , dapat mendorong peserta didik untuk turun aktif ikut serta dalam menyatukan konsep-konsep penting dalam mencapai suatu keputusan, menulis dan

juga berbicara di depan umum,13 Selain itu dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk saling memberi apresiasi dan koreksi dalam belajar.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan sebuah penelitian

yang bisa menjadikan kegiatan belajar lebih menarik supaya motivasi peserta didik dapat

meningkat dan mempengaruhi keaktifan dalam proses pembelajaran, oleh sebab itu

peneliti akan mencoba dengan strategi pembelajaran yang baru yaitu menggunakan

strategi Gallery Walk sebagai alat untuk melihat adakah pengaruh antara kekatifan dengan motivasi belajar peserta didik yang berbeda-beda pada mata pelajaran IPS yang di

12

Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara,2013), 89 13

(20)

fokuskan pada kelas IV materi keragaman budaya dan bangsa MI AL-Fithrah Surabaya.

Maka dari itu, peneliti dan guru mata pelajaran tertarik dan merasa perlu mengangkat

masalah tersebut dalam sebuah tesis yang berjudul ”Pengaruh Strategi Pembelajaran

Gallery Walk Mata Pelajaran IPS Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Yang Memiliki Motivasi Belajar Berbeda Di MI AL Fithrah Surabaya”

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat didentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Peserta didik belum ikut berperan aktif dalam mewujudkan pembelajaran yang

menyenangkan kreatif dan inovatif.

2. Kurang kreatifnya guru dalam mengelola kelas sehingga waktu banyak

terbuang habis karena kurang adanya komunikasi antara peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran.

3. Peserta didik kurang termotivasi dengan cara mengajar, karena sering

menggunakan metode ceramah lalu dilanjutkan dengan penugasan.

Hasil identifikasi masalah di atas perlu diberikan batasan-batasan yang jelas agar

penelitian ini dapat dilaksanakan dengan efektif. Berikut ini adalah batsan masalahnya :

1. Subjek penelitian ini ada 2 kelas, yaitu kelas IV A dan kelas IV B tahun ajaran

2016 / 2017 di Mi Al-Fithrah Surabaya.

2. Strategi pembelajaran yang menggunakan strategiGallery Walk, yaitu suatu strategi pembelajaran yang diterapkan untuk melihat pengaruh keaktifan

belajar dan motivasi belajar peserta didik guna membantu proses

(21)

3. Materi Keragaman Budaya dan Bangsa yang dibahas yaitu mencakup

keragaman suku bangsa, keragaman budaya masyarakat serta adat dan

kebiasaan masyarakat.

4. Motivasi yang diteliti yaitu motivasi belajar tinggi dan rendah.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat di tarik beberapa permasalahan yang dapat

dirangkum dalam bentuk rumusan masalah, antara lain:

1. Apakah terdapat perbedaan keaktifan belajar siswa yang diberi perlakuan

strategi pembelajaran gallery walk dengan strategi pembelajaran konvensional ?

2. Apakah terdapat perbedaan keaktifan belajar siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi dengan yang memiliki motivasi belajar rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran gallery walk, strategi konvensional dan motivasi belajar siswa terhadap keaktifan belajar siswa?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin diketahui dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perbedaan keaktifan belajar siswa yang diberi perlakuan

strategi pembelajaran galerry walk dengan strategi pembelajaran konvensional. 2. Untuk mengetahui perbedaan keaktifan belajar siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi dengan yang memiliki motivasi belajar rendah.

(22)

E. Kegunaan Penelitian

Secara umum diharapkan hasil penelitian ini dapat membawa manfaat bagi

peneliti pada khususnya dan bagi semua pihak yang terkait ataupun pembaca pada

umumnya. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

a. Memberikan kontribusi terhadap perkembangan keilmuan dalam konteks

strategi pembelajaran Gallery Walk untuk melihat pengaruh keaktifan serta motivasi yang berbeda pada peserta didik

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti berikutnya

yang ingin mengkaji lebih mendalam dengan topik dan fokus serta setting

yang berbeda untuk memperoleh perbandingan sehingga memperkaya

temuan-temuan penelitian

2. Secara Praktis

a. Bagi Guru

Memberikan informasi tentang kualitas strategi pembelajaran Gallery Walk

khususnya pada materi Keragaman bangsa dan budaya dikelasnya. Dengan

demikian dapat menjadi referensi untuk membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran yang lebih baik. Serta mengetahui kelemahan dan

kelebihannya dalam melakukan proses pembelajaran sehingga terjadi proses

(23)

b. Bagi Lembaga

Memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan

pembelajaran serta profesionalisme guru.

c. Bagi Siswa

Dalam proses belajar mengajar peserta didik dapat belajar dengan penuh

semangat dan tekun karena adanya strategi pembelajaran.

F. Definisi Operasional

Judul penelitian ini adalah Pengaruh Penerapan Strategi Gallery WalkMata Pelajaran IPS Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Yang Memiliki Motivasi Belajar

Berbeda Di MI AL-Fithrah Surabaya. Agar tidak terjadi salah arti dalam penulisan, maka

dijelaskan beberapa istilah berikut :

1. Strategi Gallery Walk

Strategi Gallery Walk adalah strategi pembelajaran kelompok yang memberikan kesempatan dan berkonstribusi pada setiap anggotanya untuk

mendengarkan pendapat anggota lainnya dan dapat mengakibatkan daya

emosional peserta didik untuk menemukan pengetahuan baru. Mempunyai

tujuan yaitu : a. Mendorong peserta didik untuk belajar dari setiap kelompok

kecil yang membahas suatu kasus atau permasalahan, b. Membuat peserta didik

turun secara aktif ikut serta dalam menyatukan konsep-konsep penting untuk

mencapai suatu keputusan, menulis dan juga berbicara di depan umum, c.

Membangun kerjasama kelompok, d. Mengupayakan peserta didk untuk

(24)

Selain tujuan dari strategi Gallery Walk, terdapat prosedur atau langkah-langkah penerapannya yang pertama adalah membagi peserta didik menjadi

beberapa kelompok yang anggotanya dua hingga empat orang, selanjutnya

memerintahkan setiap kelompok untuk mendiskusikan apa yang telah

didapatkan oleh para nggotanya dari pelajaran yang mereka ikuti, sesudah

berdiskusi dengan kelompok para peserta didik diperintahkan untuk membuat

sebuah daftar pada kertas hasil pembelajaran, kemudian menempelkan hasil

daftar tersebut pada dinding, langkah selanjutnya adalah menugaskan salah

seorang anggota kelompok untuk menjaga hasil daftar atau diskusinya, anggota

kelompok yang lain menyebar mempelajari pekerjaan kelompok lain dan

bertanya pada anggota kelompok lain yang menjaga, setelah berkeliling

amggota kelompok kembali bergabung pada kelompoknya masing-masing

untuk berdiskusi dan menambah informasi dan dapat di akhiri dengan tepuk

tangan yang meriah, dan guru memberi penguatan.

2. Pembelajaran Ekspositori (Direct Instruction)

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pemebelajaran yang

menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang

guru kepada sekolompok siswa dengan bertujuan agar siswa dapat menguasai

materi pelajaran secara optimal.

Dalam pembelajaran langsung atau ekspositori memiliki beberapa prinsip

yaitu berorientasi pada tujuan, prinsip komunikasi, prinsip kesiapan dan prinsip

berkelanjutan. Adapun langkah-langkah yang perlu diterapkan dalam

(25)

dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran, keberhasilan

pelaksanaan pembelajaran ini sangat tergantung pada langkah persiapan, 2)

Penyajian yang dimaksudkan disini adalah langkah penyampaian materi

pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan, 3) Korelasi yang

dimaksudkan disini adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan

pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat

menangkap keterkaitannya, 4) Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami

inti dari materi pelajaran yang telah disajikan. 5) Mengaplikasikan adalah

langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasa guru.

3. Keaktifan Belajar

Keaktifan adalah serangkaian kegiatan fisik maupun non fisik dalam

sebuah pembelajaran yang ditekankan pada peserta didik sebagai pelaku dalam

proses pembelajaran untuk bergerak aktif memperoleh perpaduan informasi

kognitif,afektif dan psikomotor untuk mencapai hasil maksimal dalam sebuah

proses pembelajaran. Aktivitas yang timbul dari peserta didik akan

mengakibatkan terbentuknya pengethuan keterampilan yang mengarah pada

peningkatan motivasi belajar, aktivitas tersebut dapat disebut faktor yang

mempengaruhi keaktifan belajar peserta didik diantaranya : a. Memberikan

motivasi atau menarik perhatian peserta didik sehingga mereka berperan aktif

dalam kegiatan pembelajara, b. Menjelaskan tujuan intruksional, c.

Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik, d. Memberikan

stimulus, e. Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari, f.

(26)

selalu terpantau dan terukur, g. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan

di akhir pembelajaran.

Dalam kaitannya dengan keaktifan pastinya tidak luput dari cara

meningkatkan keaktifan belajar peserta didik diantaranya, mengenali dan

membantu peserta didik yang kurang terlibat dan menyelidiki penyebabnya

serta mencari usaha apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keaktifan

peserta didik, selanjutnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengoptimalkan memorinya bekerja secara maksimal dengan memberikan

kesempatan mengungklapkan dengan bahasanya dan melakukan dengan

kreativitasnya sendiri, yang terakhir adalah memberikan berbagai pengalaman

belajar bermakna yang bermanfaat bagi kehidupan peserta didik dengan

memberikan rangsangan tugas atau mengembangkan pembiasaan agar dalam

dirinya tumbuh kesadaran bahwa belajar menjadi kebutuhan hidupnya oleh

karena itu perlu dilakukan sepanjang hayat. Dan yang terakhir dari penjelasan

keaktifan belajar adalah indikator, indikator keaktifan belajar disini dijadikan

pedoman dalam penyebaran angket yang terdiri dari antusias peserta didik

dalam mengikuti pembelajaran, interaksi peserta didik dengan guru, kerjasama

kelompok, keaktifan peserta didik dalam kelompok, dan partisipasi dalam

mengikuti pembelajaran.

4. Motivasi Belajar

Suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan

yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Motivasi belajar

(27)

agar dapat menimbulkan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan

belajar demi mencapai suatu tujuan. Motivasi akan senantiasa menentukan

intensitas usaha belajar bagi para peserta didik dari penyataan tersebut terdapat

tiga fungsi motivasi belajar yaitu: a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi

sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini

merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan, b.

Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan

demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan

sesuai dengan rumusan tujuannya, c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan

perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Motivasi belajar juga mempunyai jenis yang terdiri dari motivasi

ekstrinsik dan motivasi instrinsik.Motivasi ekstrinsik yang merujuk pada

motivasi untuk terlibat di dalam suatu kegiatan sebagai sarana mencapai tujuan.

Sebagai contoh peserta didik termotivasi secara ekstrinsik belajar keras untuk

menghadapi satu tes karena mereka yakin belajar akan membuahkan skot tes

yang tinggi atau pujian dari guru. Sedangkan motivasi instrinsik adalah

motivasi untuk terlibat dalam kegiatan itu sendiri.Sebagai contoh, peserta didik

belajar karena mereka ingin memahami isi pelajaran dan memandang

pembelajaran itu bernilai pada dirinya sendiri.Hakikat motivasi belajar adalah

adanya dorongan internal dan eksternal pada peserta didik untuk mengadakan

perubahan tingkah laku dan dipenagruhi indikator atau unsur. Seperti motivasi

(28)

peserta didik menunjukkan progres yang baik dan mempunyai indikator yaitu :

a. adanya hasrat keinginan ingin berhasil, b. dorongan dalam belajar, c. harapan

dan cita-cita masa depan, d. penghargaan dalam belajar, e. kegiatan menarik

dalam belajar, f. lingkungan belajar kondusif. Selanjutnya yaitu motivasi

belajar rendah, dikatakan demikian karena ketika proses pembelajaran peserta

didik tersebut mengalami masalah pembelajaran yang termasuk dalam

indikator motivasi belajar rendah. Indikatornya yaitu : 1) rasa ingin tahu

rendah, 2) malas mengerjakan tugas, 3) tidak ada usaha untuk mencapai

prestasi, 4) cepat bosan 5) cepat putus asa bila mengalami kesulitan.

G. Penelitian Terdahulu

Guna mengetahui fokus dan langkah penelitian ini maka perlu mengungkapkan

penelitian terdahulu, maka dalam rangka penelitian dengan judul Pengaruh Strategi

Pembelajaran Gallery Walk Terhadap Keaktifan Belajar Siswa MI AL-Fithrah yang Memiliki Motivasi Belajar Berbeda, judul ini di harapkan dapat memberikan warna baru

untuk dunia pendidikan, akan tetapi judul ini juga akan melihat perbedaan dari penelitian

yang hampir sama dengan judul-judul yang pernah diteliti oleh peneliti yang lain. Pada

penelitian terdahulu peneliti tidak menemukan judul karya ilmiah skripsi, tesis maupun

disertasi dengan judul yang sama, akan tetapi peneliti menemukan kemiripan sebuah

karya ilmiyah tesis dan skripsi dengan judul, diantaranya :

1. Anis Umi Khoirotunnisa’, melaksanakan penelitian tesis tentang ”Eksperimentasi

(29)

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 2013.14 Pada penelitian ini, penulis mengembangakan Gallery Walk dengan membandingkan tiga model dua diantaranya adalah NHT dan Konvensional. Terdapat perbedaan pada tesis ini,

karena fokus pada penelitiannya adalah membandingakan tiga model

pembelajaran yang dibandingkan lagi dengan prestasi belajar dan kreativitas

verbal yang memiliki tiga jenis. Pada penelitian ini diketahui bahwa penelitian

dianalisis secara kuantitatif, dan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Model

Pembelajaran NHT dengan Gallery of Learning dapat meningktakan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika yang mempunyai kreativitas verbal

berbeda-beda.

2. Penelitian skripsi yang dilakukan Marini dengan judul ” Efektivitas Penggunaan

Metode Gallery Walk dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Pada Pembelajaran Bahasa Arab”.Program studi sastra asia barat Universitas

Hasanudin Makassar 2012.15Hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa penerapan Gallery Walk guna meningkatkan efektivitas kemampuan peserta didik dengan menggunakan metode Gallery Walk lebih tinggi dibanding dengan kemampuan peserta didik tanpa Gallery Walk. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan perolehan nilai rata-rata kelas kontrol dan

14

Anis Umi Khoirutunnisa’, “Eksperimentasi Model Pembelajaran NHT Dengan Gallery of Learning Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Kreativitas Verbal Siswa Kelas VIII SMPN SE-Kabupaten Bojonegoro” (Tesis Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2013), dalam https://eprints.uns.ac.id/16071/1/347722501201411371_unprotected.pdf (21 Januari 2017)

15

(30)

eksperimen, masing-masing yaitu kontrol 70.5 dan eksperimen 83.5. Hal ini pula

ditunjukkan melalui hasil analisis statistik inferensial dengan sistem Paired Sample Test. Jadi, dengan demikian penggunaan metode Gallery Walk efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa pada pembelajaran bahasa Arab.

3. Desi Dwi Rusmanto melaksanakan penelitian skripsi tentang, “Efektivitas

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Gallery Of Learning Terhadap Partisipasi Belajar IPA Biologi Pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Siswa”. Program

studi pendidikan biologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

2011.16 Pada penelitian yang dilakukan oleh Desi menggunakan strategi Gallery Of Learning untuk melihat kefektivan partisipasi dan prestasi belajar dalam pembelajaran IPA Biologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi

pembelajaran aktif Gallery Of learning lebih efektif terhadap partisipasi dan prestasi belajar IPA Biologi dibanding dengan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan beberapa penelusuran penelitian terdahulu tersebut, dapat diketahui

bahwa persamaan penelitian-penelitian terdahulu dengan tesis ini apabila dilihat dari

penelitian pertama yang ditulis oleh Anis Umi Khoirotunnisa’ secara pembahasan sama

yaitu penerapan Gallery Walk sebagai alat untuk melihat dari sebuah hasil penelitian yaitu prestasi belajar dan kreativitas verbal yang mempunyai tiga jenis serta dilakukan

penelitian pada tiga lembaga yang dipilih secara acak. Sedangkan proposal tesis yang

16

Desi Dwi Rusmanto, “Efektivitas Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Gallery Of Learning

Terhadap Partisipasi Belajar IPA Biologi Pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Siswa MTsN Sumberagung Jetis Bantul Yogyakarta” (Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011)dalam

(31)

saya teliti adalah melihat adakah pengaruh antara keaktifan peserta didik dengan motivasi

belajar peserta didik yang berbeda-beda dan Gallery Walk digunakan sebagai strategi dalam penelitian ini. Populasi yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah satu

lembaga MI dan memfokuskan pada kelas empat yang mempunyai dua kelas. Jadi

penelitian yang saya lakukan, benar-benar terfokus untuk satu sekolah dan nantinya dapat

diketahui apakah strategi pembelajaran Gallery Walk dapat mempengaruhi keaktifan belajar siswa serta motivasi peserta didik yang berbeda tersebut.

Kemudian yang kedua adalah penelitian yang di tulis oleh Marni adapun

persamaannya adalah sama-sama menggunakan Gallery Walk sebagai alat untuk melihat suatu penelitian, namun penelitian ini lebih kepada keefektivan yang berpusat pada

peningkatan kemampuan peserta didik dalam berbahasa arab. Sedangkan letak perbedaan

dengan tesis penulis adalah melihat pengaruh antara keaktifan dengan motivasi peserta

didik yang berbeda-beda, disini dapat dilihat bahwa marni dalam penelitianya

menggunakan satu variabel y untuk diteliti. Sedangkan pada penelitian saya

menggunakan dua variabel y yang mempunyai dua variabel lagi untuk diteliti pada

motivasi belajar.

Terakhir adalah penelitian yang dilaksanakan oleh Desi Dwi Rusmanto adapun

persamaannya adalah sama-sama mengunakan gallery walk sebagai strategi pembelajaran dan sama-sama menggunakan 2 variabel y. Menekankan pada partisipasi serta prestasi

khususnya pada pemebalajarn IPA Biologi .sedangkan perbedaannya adalah 2 variabel y

yang digunakan pada penelitian proposal tesis ini yaitu keaktifan belajar dan motivasi

(32)

Beberapa penelitian terdahulu yang telah ditelusuri ternyata masih minim

pembahasan yang memfokuskan mengenai tema proposal tesis ini, maka dari itu penulis

tertarik sekali ingin melakukan sebuah penelitian dengan judul Pengaruh Strategi

Pembelajaran Gallery Walk Terhadap Keaktifan Belajar Siswa MI AL-Fithrah yang Memiliki Motivasi Belajar Berbeda, diharapkan ada perubahan strategi pembelajaran

yang biasanya memakai konvensional dengan strategi yang membuat peserta didik lebih

aktif dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini harapannya dapat memberikan wacana

baru bagi dunia pendidikan khususnya para guru untuk memberikan variasi strategi pada

proses pembelajaran.

H. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini akan dibagi menjadi beberapa bab , sebagai berikut :

BAB I ,Pendahuluan terdiri atas latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitan , dan

sistematika pembahasan.

BAB II ,Kajian Teori dalam bab ini mencakup pembahasan tentang penerapan strategi pembelajaran Gallery Walk terhadap keaktifan belajar siswa MI Al-Fithrah yang memiliki motivasi belajar berbeda yang meliputi : Strategi Gallery Walk , Keaktifan Belajar , Motivasi Belajar , dan IPS

BAB III ,Metode Penelitian yang di dalamnya mencakup Jenis penelitian, desain penelitian, setting penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan

(33)

BAB IV, Hasil Penelitian dan Pembahasandalam bab ini mencakup tentang deskripsi hasil penyajian data yang ditemukan, pengujian hipotesis dan pembahasan data

kemudian di analisis dan disesuaikan dengan rumusan masalah.

(34)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Strategi Gallery Walk, Pembelajaran Ekspositori, Keaktifan Belajar,

Motivasi Belajar dan Pembelajaran IPS

A. Strategi Gallery Walk

1. Strategi Pembelajaran

Pemilihan strategi pada dasarnya merupakan salah satu hal yang paling penting

dalam proses pembelajaran dan harus dipahami oleh guru. Karena pembelajaran

merupakan proses komunikasi atau mentransfer ilmu antara guru kepada peserta didik,

selain itu karakteristik peserta didik merupakan hal yang penting untuk di

pertimbangkan terutama terkait dengan pengalaman awal dan pengetahuan peserta

didik, minat peserta didik, gaya belajar peserta didik dan perkembangan peserta didik.

Strategi pembelajaran dipilih oleh guru hendaknya didasari dari berbagai

pertimbangan dan disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan lingkungan yang

dihadapinya.Pengertian strategi dalam Bahasa inggris adalah siasat, kiat ataupun

rencana. Terkait dengan proses belajar mengajar, strategi diartikan sebagai

langkah-langkah pelaksanaan mencapai sasaran yang telah ditetapkan.1

Menurut Joyce dan Wail dalam Martinis Yamin, strategi pembelajaran adalah

sebuah rencana yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, mendesain

materi pelajaran, dan untuk pedoman pembelajaran dalam kelas maupun tempat lain.2

Ridwan Abdullah Sani menjelaskan strategi pembelajaran merupakan rencana

tindakan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam

1

Supriyadi, Strategi Belajar dan Mengajar (Yogyakarta: Jaya Ilmu, 2013), 59 2

(35)

pembelajaran. Startegi pembelajaran menentukan pendekatan yang dipilih guru untuk

mencapai tujuan pembelajaran.Strategi pembelajaran merupakan suatu konsep yang

dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.3

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan

dengan strategi pembelajaran adalah rencana ataau tindakan yang sistesmatis dalam

mengkomunikasikan pembelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

2. Strategi Gallery Walk

a. Landasan dalam teori strategi Gallery Walk

Strategi pembelajaran Gallery Walk mengambil psikologi kognitif sebagai

dukungan teoritisnya. Fokusnya bukan apa yang sedang dikerjakan peserta didik

tetapi pada apa yang mereka pikirkan. Dalam kegiatan ini, guru lebih berperan

sebagai pembimbing dan fasilitator peserta didik untuk berfikir dan menggali

informasi baru untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Melatih peserta didik berfikir, turun aktif dalam pembelajaran , bukan hal

baru dalam pendidikan. Berikut ini adalah beberapa pemikiran yangmenjadi

landasan pemikiran strategi pembelajaran Gallery Walk.

Pertama, Teori Belajar Kontruktivisme oleh John Piaget.Piaget

terkenal dengan teori belajarnya yang biasa disebut perkembangan mental

manusia atau teori perkembangan kognitif atau disebut juga teori

perkembangan intelektual yang berkenaan dengan kesiapan peserta didik untuk

mampu belajar. Kaitan dengan teori belajar kontruktivisme menyatakan bahwa

peserta didik harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi

3

(36)

kompleks. Adapun prinsip menurut teori konstruktivis ini adalah : 1)

pengetahuan dibangun oleh peserta didik sendiri, baik secara personal maupun

secara sosial, 2) pengetahuan tidak dipindahkan dari guru ke peserta didik,

kecuali hanya dengan keaktifan peserta didik sendiri untuk bernalar, 3) peserta

didik aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga terjadi pemahaman

konsep ilmiah, 4) guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar

proses pembentukan pengetahuan peserta didik dapat terjadi dengan mudah.4

Kedua, Teori Perkembangan Kognitif Piaget. Piaget meyakini

pengetahuan datang dari tindakan, pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan

penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa

interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya beragumentasi dan

berdisukusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat

pemikiran itu menjadi lebih logis.5

Dari kedua pandangan piaget tersebut dikemukakan bahwa pandangan

Konstrutivisme-kognitif yang menjadi landasan strategi pembelajaran Gallery

Walk yaitu dengan umur berapapun peserta didik terlibat aktif dalam proses

mendapatkan informasi dan mengkonstruksi pengetahuaanya

sendiri.Pengetahuan tidak statis, tetapi secara terus menerus tumbuh dan

berubah pada saat peserta didik memperoleh pengalaman baru yang memaksa

peserta didik tersebut mengkonstruksikan dan memodifikasikan pengetahuan

awal.

4

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Prenamedia Group, 2006), 123.

5

(37)

Ketiga, Teori Pembelajaran Sosial Vygotsky. Seperti halnya Piaget,

Vygotsky percaya bahwa perkembangan intelektual terjadi saat individu

berhadapan dengan pengalaman baru, dalam upaya mendapatkan pemahaman,

individu mengkaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan awal yang telah

dimilikinya dan mengkonstruksikan pengetahuan baru. Vygotsky memberi

tempat yang lebih penting pada aspek sosial pembelajaran. Vygotsky

berpendapat bahwa peserta didik membentuk pengetahuan sebagai hasil dari

pikiran maupun kegiatan peserta didik sendiri. Teori Vygotsky ini lebih

menekankan pada aspek sosial dari pembelajaran, menurutnya proses

pembelajaran akan terjadi jika pemberian bantuan kepada anak selama tahap

awal perkembangan serta memberikan kesempatan kepada anak untuk

mengambil alih tanggung jawab. Teori ini juga meyakini bahwa

perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan

pengalaman baru dan menantang, dan ketika mereka berusaha untuk

memecahkan masalah yang muncul.6

Keempat, Teori Belajar Bermakna David Ausubel.Selain dari ketiga

teori yang melandasi strategi Gallery Walk, teori belajar bermakna yang

disebutkan oleh David Ausubel yaitu belajar bermakna merupakan suatu proses

dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam

struktur kognitif seseorang. Menurutnya, belajar diklasifikasikan kedalam dua

bagian. Pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran

disajikan pada peserta didik melalui penerimaan atau penemuan. Bagian kedua

6

(38)

menyangkut cara bagaimana peserta didik dapat mengaitkan informasi itu pada

struktur kognitif yang sudah ada. Struktur kognitif ialah fakta-fakta,

konsep-konsep dan generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh peserta didik.7

b. Gallery Walk

Menurut Ridwan Abdullah Sani merupakan bagian dari strategi belajar

kooperatif, dimana peserta didik bekerja dalam suatu kelompok untuk

menyelesaikan beberapa soal yang dibuat oleh guru. 8

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, galeri diartikan

ruangan yang digunakan untuk memamerkan karya seni, sedangkan belajar

bermakna proses memperkarya diri dengan ilmu pengetahuan.9

Sejalan dengan penjelasan sebelumnya, Gallery Walk atau galeri belajar

menurut Melvin L.Silberman merupakan suatu cara untuk menilai dan

mengingat apa yang telah dipelajari peserta didik selama berlangsungnya

pembelajaran.10

Dalam kelas studi sosial, Jennnifer Fox dan Whitney Hoffman

mengungkapkan bahwa Gallery Walk adalah strategi belajar bagi peserta didik

agar lebih aktif terlibat dalam berkelompok, pengorganisasian, dan juga dalam

membagikan informasi.Pada strategi gallery walk ini, guru berperan sebagai

fasilitator kelas dari pada aktif dalam memberikan informasi.11

7

Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,Progresif,dan Konstektual..., 37. 8

Ibid, 252 9

Departemen Pendidikan Nasional ,Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat .., 408 10

Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif (Bandung: Nuansa Cendekia, 2014),274 11

(39)

Dengan demikian strategi gallery walk atau gallery belajar adalah

strategi pembelajaran kelompok yang memberikan kesempatan dan

berkontribusi pada setiap anggotanya untuk mendengarkan pendapat anggota

lainnya dan dapat mengakibatkan daya emosional peserta didik untuk

menemukan pengetahuan baru.

c. Tujuan Gallery Walk

1) Mendorong peserta didik untuk belajar dari setiap kelompok kecil yang

membahas suatu kasus atau permasalahan.12

2) Membuat peserta didik turun secara aktif ikut serta dalam menyatukan

konsep-konsep penting dalam mencapai suatu keputusan, menulis dan juga

berbicara di depan umum.13

3) Membangun kerjasama kelompok

4) Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk saling memberi apresiasi

dan koreksi dalam belajar

5) Membantu peserta didik untuk fokus terhadap sesuatu yang mereka

ketahui dan yang mereka pelajari14

6) Mengupayakan peserta didik untuk berpendapat jujur pada tulisan

mereka.

d. Manfaat Gallery Walk

1) Menambah percaya diri

2) Menambah wawasan

12

Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran… 181 13

Jenifer Fox dan Whitney Hoffman, The Differentiated Instruction Book Of List … 182 14

(40)

3) Menumbuhkan semangat belajar

4) Menumbuhkan jiwa kreatif

5) Menjadi tempat berbagi informasi15

6) Menghubungkan peserta didik pada informasi baru dan lama16

e. Prosedur Gallery Walk

Aktivitas ini merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat apa yang

dipelajari peserta didik selama ini, prosedur dibawah ini menurut pendapat

Melvin L. Silberman, yaitu :

1) Bagilah peserta didik menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan

dua hingga empat orang.

2) Perintahkan tiap kelompok untuk mendiskusikan apa yang didapatkan

oleh anggotanya dari pelajaran yang peserta didik ikuti. Kemudian

perintahkan mereka untuk membuat sebuah daftar pada kertas lebar hasil

pembelajaran ini.

3) Tempelkan daftar tersebut pada dinding

4) Perintahkan peserta didik untuk berjalan melewati tiap daftar,

perintahkan agar tiap peserta didik untuk memberikan tanda centang di

dekat hasil belajar yang juga ia dapatkan pada daftar selain daftarnya

sendiri.

5) Surveilah hasilnya, cermati hasil pembelajaran yang paling umum

didapatkan. Jelaskan sebagian hasil pembelajaran yang tidak biasa.17

15

Dedi Wahyudi, “Galeri Belajar”, dalam http://podoluhur.blogspot.com/2013/06/galeri-belajar.html (25 Oktober 2016)

16

(41)

Sedangakan prosedur Gallery Walk menurut Ridwan Abdullah Sani

adalah sebagai berikut :

a) Guru membuat beberapa soal yang terkait dengan topik yang dibahas,

masing-masing soal ditulis pada selembar kertas. Kemudian, lembaran soal

tersebut ditempelkan di atas meja atau pada dinding ruangan.

b) Guru mengelompokkan peserta didik dengan jumlah kelompok sebanyak

soal yang dibuat.

c) Guru menugaskan masing-masing kelompok untuk menelaah soal dan

menulis jawaban di bawah soal pada lembaran yang sama. Tulisan harus

mudah dipahami kelompok lain.

d) Semua kelompok kemudian berpindah kemeja lain yang ditempelkan soal

yang berbeda dan menambahkan jawaban yang mungkin belum dikerjakan

oleh kelompok sebelumnya. Kelompok lain juga dapat memberikan koreksi

atas jawaban yang telah ditulis, perpindahan kelompok dilakukan sampai

semua soal dibahas oleh semua kelompok.

e) Pada soal terakhir, kelompok membuat ringkasan yang akan dilaporkan di

depan kelas. Masing-masing kelompok membuat ringkasan untuk soal yang

berbeda.

f)Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk memaparkan ringkasan

penyelesaian soal yang paling tepat di depan kelas.

f. Variasi Strategi Gallery Walk

17

(42)

Prosedur atau langkah-langkah strategi galeri belajar tetap seperti diatas,

melainkan bisa diberikan variasi sesuai dengan tujuan belajar yang akan

dilaksanakan, berikut ini adalah variasi langkah-langkah galeri belajar :

1)Bagilah peserta didik menjadi beberapa kelompok sesuai dengan

banyaknya tema yang akan dipelajari.

2)Masing-masing kelompok mendapatkan tema yang akan di diskusikan

3)Setiap kelompok mendapatkan kertas karton/kertas HVS

4)Masing-masing kelompok mencatat hasil diskusinya pada selembar kertas

dan diletakkan atau ditempelkan pada meja atau dinding. (boleh dihias)

5)Apabila tidak memahami materi boleh membuka buku

6) Setiap kelompok menugaskan salah seorang anggota kelompok untuk

tinggal (penjaga)

7)Anggota kelompok menyebar mempelajari pekerjaan kelompok lain dan

bertanya pada anggota kelompok yang menjaga

8)Anggota kelompok bergabung kembali untuk berdiskusi dan menambah

informasi dalam kelompok mereka dan dapat di akhiri dengan tepuk tangan

yang meriah.

9)Guru memberi penguatan.

(43)

Dalam penerapannya setiap strategi pembelajaran memiliki kelebihan dan

kekurangannya masing-masing. Berikut ini adalah penjelasan tentang

kelebihan startegi Gallery Walk18:

1) Peserta didik terbiasa membangun budaya kerjasama memecahkan

masalah dalam belajar.

2) Terjadi sinergi saling menguatkan pemahaman terhadap tujuan

pembelajaran.

3) Membiasakan peserta didik bersikap saling menghargai dan mengapresiasi

hasil belajar peserta didik yang lain.

4) Mengaktifkan fisik dan mental peserta didik selama proses belajar.

5) Membiasakan peserta didik memberi dan menerima kritik.

6) Peserta didik tidak terlalu bergantung pada guru, akan tetapi dapat

menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri untuk menemukan

informasi dari berbagai sumber dan juga belajar dari peserta didik yang

lainnya.19

7) Menangani berbagai keterampilan kognitif meliputi analisis, evaluasi dan

sintesis.20

h. Kekurangan Gallery Walk

Selain kelebihan strategi Gallery Walk memiliki kekurangan. Berikut

dibawah ini beberapa kekurangan dari strategi Gallery Walk :

18

Aulia Ade Nurrohmah,”Peningkatan Pemahaman Pelajaran IPA pada Materi Kenampakan Permukaan Melalui Strategi Gallery Learning pada Siswa Kelas III MI AL-Karim Surabaya” (Skripsi UIN Sunan Ampel Surabaya, 2015), 30

19

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan... , 249 20

(44)

1) Apabila anggota kelompok terlalu banyak, beberapa peserta didik akan

menggantungkan pekerjaannya kepada peserta didik yang lain.

2) Pengaturan kelas yang lebih rumit

3) Untuk menciptakan kesadaran dalam bekerjasama secara berkelompok

membutuhkan waktu yang cukup lama

4) Dalam proses pembelajaran guru lebih ekstra cermat dalam memantau dan

menilai keaktivan individu dan kelompok

5) Jika tanpa pengawasan yang efektif dilakukan oleh guru, maka bisa terjadi

sesuatu yang hendak dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh

peserta didik.21

B. Strategi Pembelajaran Ekspositori (Direct Instruction)

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pemebelajaran yang

menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada

sekolompok siswa dengan bertujuan agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara

optimal.22

a. Karakteristik Strategi Pembelajaran Ekspositori

1) Dilakukan dengan cara menyampaikan materi secara verbal, yang berarti berturtur

secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini.

2) Materi pembelajaran yang disampaikan sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep

terntentu yang harus dihafal.

21

Ibid, 250

22

(45)

3) Penguasaan materi pembelajaran itu sendiri, yang artinya setelah pembelajaran

berlangsung diharapkan siswa dapat memahaminya dengan benar.

b. Prinsip-Prinsip Strategi Pembelajaran Eksporsitori

1) Berorientasi pada tujuan

2) Prinsip komunikasi

3) Prinsip Kesiapan

4) Prinsip Berkelanjutan

c. Langkah Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori

1) Persiapan, pada tahapan ini berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk

menerima pelajaran, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran ini sangat tergantung

pada langkah persiapan

2) Penyajian yang dimaksudkan disini adalah langkah penyampaian materi pelajaran

sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan.

3) Korelasi yang dimaksudkan disini adalah langkah menghubungkan materi pelajaran

dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa

dapat menangkap keterkaitannya.

4) Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran yang

telah disajikan.

5) Mengaplikasikan adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka

(46)

d. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Ekspositori

1) Kelebihan

a) Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan

keluasan materi pembelajaran.

b) Apabila waktu sangat terbatas pembelajaran ekspositori dirasa ampuh untuk

diterapkan

c) Dapat digunakan untuk jumlah dan ukuran kelas yang besar

2) Kekurangan

a) Srategi pembelajaran hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang

memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.

b) Karena lebih diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan

kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi serta kemampuan berfikir

kritis.

C. Keaktifan Belajar

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat.Berbuat untuk mengubah tingkah laku

menjadi kegiatan. Sebuah proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan

aktivitas dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar

yang didapat. Keaktifan adalah kegiatan yang berupa fisik maupun mental, yaitu berbuat

dan berfikir, keterkaitan antara keduanya akan membuahkan keaktifan dalam

pembelajaran yang optimal.23Peserta didik menjadi aktif karena adanya motivasi, tugas

seorang pendidik adalah menyediakan kondisi agar peserta didik dapat mengembangkan

bakat dan potensinya.Jadi, peserta didiklah yang beraktifitas berbuat dan harus memiliki

keaktifan sendiri.

23

(47)

Pada proses belajar, peserta didik selalu menampakkan keaktifannya. Keaktifan

fisik yang berupa kegiatan yang melatih keterampilannya dan kegiatan psikis sebagai

sebagai bentuk pemecahan masalah dengan mengkonstruksikan pengetahuan yang ia

miliki. Jadi, keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk

mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas

persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran.

Keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana peserta didik dapat berbuat

aktif, yang berarti aktif untuk mengkonstruksi kemampuan dalam proses pembelajaran.

Thorndike mengemukakan keaktifan belajar peserta didik dalam belajar dengan hukum

”law of excersise” menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan dan

Mc Keachie menyatakan berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa

individu merupakan “manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu”. 24Segala pengetahuan

harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri,

dengan bekerja sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani

maupun teknik.

Dapat disimpulkan bahwa keaktifan merupakan serangkaian kegiatan fisik

maupun non fisik dalam sebuah pembelajaran yang ditekankan pada peserta didik sebagai

pelaku dalam proses pembelajaran untuk bergerak aktif memperoleh perpaduan informasi

kognitif,afektif dan psikomotor untuk mencapai hasil maksimal dalam sebuah proses

pembelajaran. Keaktifan peserta didik akan membawa hasil bagi pengkonstruksian

pengetahuan dan pemahaman bagi diri mereka sendiri.

24

(48)

1. Klasifikasi Keaktifan

Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif,

jiwa mengolah informasi yang diterima, tidak sekedar hanya sekedar menyimpan

tanpa mengadakan transformasi.Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif,

konstrukstif, dan mampu merencanakan sesuatu.Peserta didik mampu untuk mencari

menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh. Dalam proses

belajar mengajar peserta didik mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, dan

menarik kesimpulan.25Jika peserta didik aktif maka semakin mudah menerima segala

sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran. Semakin meningkat aktivitasnya akan

berdampak positif pula pada hasil belajarnya.

Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh peserta didik di

sekolah.Aktivitas peserta didik tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang

ada pada sekolah tradisional. Jenis-jenis aktivitas peserta didik dalam belajar yang

diungkapkan ada enam jenis keaktifan peserta didik yang akan dijabarkan, adapun

jenis keaktifan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut26:

a. Visual Activities, yang termasuk didalamnya misalnya memperhatikan penjelasan

guru, memperhatikan media pembelajaran yang diberikan guru.

b. Oral Activities, contohnya mengemukakan pendapat, melakukan Tanya jawab,

melakukan diskusi.

c. Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: memperhatikan pendapat

teman, memperhatikan penjelasan guru.

d. Writing Activities, seperti menulis hasil diskusi kelompok yang telah disimpulkan.

25

Dimyanti,Belajar dan Pembelajaran…, 101. 26

(49)

e. Mental Activities, seperti menanggapi saran yang diberikan saat berdiskusi,

mengambil keputusan sebagai hasil diskusi kelompok.

f. Emotional Activities, seperti menghargai pendapat teman , antusias atau

bersemangat saat melakukan diskusi kelompok.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan

Dalam proses pembelajaran keaktifan peserta didik akan menyebabkan

interaksi yang tinggi antara guru dan peserta didik maupun dengan peserta didik itu

sendiri. Hal ini menjadikan suasana kelas menjadi kondusif dan lebih menyegarkan,

masing-masing peserta didik mampu melibatkan kemampuan dirinya secara

semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari peserta didik akan mengakibatkan

terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan

motivasi belajar.

Gagne dan Brings dalam Yamin27 menyampaikan beberapa faktor yang

mempengaruhi keaktifan belajar peserta didik, diantaranya adalah :

a. Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka

berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran

b. Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada peserta didik)

c. Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik

d. Memberikan stimulus (masalah,topik, dan konsep yang akan dipelajari)

e. Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari

f. Memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran

g. Memberikan umpan balik (feedback)

27

Gambar

Tabel 3.2
Tabel 3.3 Instrumen Butir Angket
 Tabel 3.4
 Tabel 3.6   InstrumenLembar Observasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

memperlihatkan pada ruas Jalan Boulevard Arah-1 nilai derajat kejenuhan pada kondisi eksisting tidak jauh berbeda dengan pada masa operasioanl adalah sebesar 0.30

Begitu juga halnya dengan komposisi kimia minyak atsiri yang dihasilkan; minyak atsiri yang diperoleh dari kayu bagian terluar memiliki kandungan komponen teroksigen (santalol,

linen linen  Kerusakan karena Kerusakan karena  Pemakaian tak benar Pemakaian tak benar  Noda obat/bahan kimia  Noda obat/bahan kimia 

Dari hasil penelitian, perawatan luka menggunakan povidone iodine 10% menunjukkan bahwa pada indikator penyembuhan luka yaitu hilangnya eritema, hilangnya edema dan hilangnya

Untuk melaksanakan metode ilmiah tersebut, diperlukan keterampilan- keterampilan khusus yang disebut dengan Keterampilan Proses Sains (KPS) (Abd-El-Khalick &

ang memiliki anak balita an dengan frekuensi ndu. Hasil penelitian ini litian yang dilaksanakan 2008) yang mengemukakan ng signifikan antara dengan pemanfaatan memanfaatkan

Teknik yang dilakukan yaitu dengan memberikan alat evaluasi yang dikembangkan beserta lembar validasi kepada validator kemudian validator diminta untuk memberikan

Selain itu daerah berhak mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan prakasa sendiri dan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan