BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru SD adalah guru kelas yang bertanggung jawab mengajar lima mata pelajaran pokok yaitu Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia (BI), Matematika (MM), Ilmu pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Agar ke-lima mata pelajaran tersebut berhasil diajarkan dengan baik dan bermutu, guru dituntut memiliki keterampilan mengelola dan memperbaiki proses pembelajaran. Tujuannya adalah supaya penguasaan kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai siswa bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut Satori (2009), salah satu ciri guru yang profesional adalah memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi dalam bahan pengajar, metode, anak didik dan landasan kependidikan. Untuk mewujudkan hal tersebut dalam kaitannya meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran, guru harus benar-benar bersikap profesional dalam memecahkan kendala yang ditemukan, salah satunya adalah dengan melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Strategi atau model pembelajaran yang tepat akan sangat membantu guru untuk bisa menyampaikan materi pembelajaran yang mudah dipahami dan dimengerti siswa. Tinggi rendahnya motivasi dan aktifitas belajar siswa juga banyak dipengaruhi oleh strategi atau model pembelajaran yang dipilih dan digunakan oleh guru. Strategi pembelajaran mengandung pengertian suatu strategi yang meliputi pendekatan, prosedur, metode, model, dan teknik yang digunakan dalam menyajikan bahan atau materi pelajaran ( Anitah, 2007 )
Ada hal-hal penting yang mampu mendukung proses pembelajaran menjadi berhasil dengan baik kadang-kadang tanpa disadari telah dilewatkan oleh guru. Misalnya pemilihan alat peraga sebagai media dalam pembelajaran masih belum sesuai dan pemakaiannya belum maksimal, atau guru tidak mampu menemukan alat peraga yang dapat membantu mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran, mungkin juga strategi pembelajaran yang dirancang guru tidak tepat. Akhirnya permasalahan muncul, dimana kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa tidak dapat tercapai. Persentase nilai hasil belajar siswa masih belum memenuhi target yang ditetapkan guru dan rata-rata masih di bawah batas ketentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Tujuan Pembelajaran sebagai pengembangan dari Kompetensi Dasar tidak tuntas. Dan permasalahan itulah yang terjadi pada siswa kelas V.B di SD No.014642 Simpang Empat tempat Peneliti bertugas. Untuk Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika tentang melakukan operasi hitung bilangan bulat, dari jumlah siswa sebanyak 21 orang yang mengikuti tes akhir sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran dengan angka KKM 65, hanya 30% siswa yang berhasil tuntas dan mendapatkan nilai di atas KKM. Demikian juga untuk Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS tentang mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia, dari 21 orang yang mengikuti tes akhir dengan angka KKM 70, hanya 47% siswa yang berhasil mendapatkan nilai di atas KKM. Hasil yang diperoleh siswa tersebut tentu mengecewakan bagi Peneliti yang kebetulan mengajar di kelas tersebut.
Ada beberapa penyebab ketidakberhasilan pelajaran Matematika dan IPS yang dialami oleh siswa kelas V.B SD No.014642 tempat Peneliti bertugas. Dari hasil bincang-bincang dengan rekan guru yang juga teman sejawat Peneliti, diketahui bahwa penyebab rendahnya hasil belajar siwa adalah kebiasaan belajar siswa yang kurang baik yaitu kurangnya kemauan mengulang kembali pelajaran di rumah, kurangnya dukungan serta motivasi dari orang tua, sulit berkonsentrasi saat belajar, kurangnya minat terhadap mata pelajaran, kurangnya keberanian untuk menanyakan sesuatu yang belum diketahui, dan tampak kelelahan ketika proses pembelajaran sedang berlangsung karena saat di rumah mereka bekerja untuk membantu orang tuanya yang kebanyakan sebagai petani.
pada mata pelajaran Matematika tentang melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pada mata pelajaran IPS tentang mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta menghargai suku-suku bangsa yang ada di Indonesia. Kenyataan ini merupakan masalah serius yang teridentifikasi dan harus segera diperbaiki. Menyadari hal itu, sebagai seorang guru yang memiliki tanggung jawab atas keberhasilan peserta didik, maka Peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas yang difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan media pembelajaran dengan 3 siklus untuk mata pelajaran Matematika dan 3 siklus untuk mata pelajaran IPS.
1.
Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan antara lain:
a.
Masalah yang berasal dari siswa:1.
Siswa kurang memahami konsep dengan baik.2. Kurangnya motivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. 3. Tidak berani mengajukan pertanyaan.
4. Tidak dapat menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan guru. 5. Kurang tertarik dengan materi yang disajikan guru.
b. Masalah yang berasal dari guru:
1. Penjelasan yang diberikan guru masih abstrak karena tidak menggunakan media pembelajaran dengan tepat.
2. Strategi yang dipilih dan digunakan guru belum sesuai dengan materi yang diajarkan.
3. Perencanaan waktu belum diorganisasikan dengan baik sehingga waktu tidak efektif.
Berdasarkan identifikasi masalah, Peneliti termotivasi untuk mengetahui sebab-sebab munculnya masalah tersebut dan berupaya mencari penyelesaiannya dengan memilih dan menggunakan strategi serta media pembelajaran yang tepat.
2. Analisis Masalah
Dari identifikasi masalah, maka Peneliti merumuskan analisis masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah guru menggunakan media pembelajaran yang relevan saat menjelaskan materi pelajaran?
2. Sejauh mana guru sudah merencanakan pengorganisasian waktu agar pembelajaran menjadi efektif?
3. Apakah guru sudah menerapkan pendekatan dan strategi pembelajaran yang tepat?
4. Apakah guru menggunakan bahasa yang sulit dipahami siswa saat menjelaskan materi pelajaran?
5. Apakah guru sudah memberikan penguatan pada saat proses pembelajaran?
3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan analisis masalah diatas, maka perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini, yaitu :
1. Perbaikan pembelajaran yang dilakukan yaitu pada mata pelajaran Matematika dan IPS dengan menggunakan media pembelajaran.
Sebagaimana identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Apakah dengan menggunakan media pembelajaran pada mata pelajaran Matematika dan IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V.B SD Negeri No. 014642 Simpang Empat?”
C. Tujuan Perbaikan
Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran pada mata pelajaran Matematika dan IPS bertujuan:
1. Menguji penggunaan media pembelajaran secara khusus dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Meningkatkan kinerja guru dan membiasakan diri untuk menerapkan model-model pendekatan pembelajaran secara efisien dan efektif.
3. Mengatasi masalah-masalah yang didiagnosis dalam situasi pembelajaran di kelas.
4. Membekali guru dengan keterampilan dan metode yang mendorong timbulnya kesadaran diri untuk melakukan perbaikan pembelajaran.
5. Mengembangkan rasa percaya diri pada siswa dan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
1. Sasaran
Sasaran dari penelitian ini adalah:
2. Hasil
Melalui penelitian ini diharapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Meningkatkan kompetensi profesonal guru. b. Meningkatkan komitmen guru terhadap tugas.
c. Meningkatkan hasil belajar siswa secara berkesinambungan.
D. Manfaat Perbaikan
Dengan adanya perbaikan pembelajaran melalui PTK diharapkan dapat memberikan kontribusi ke berbagai pihak, yaitu:
1. Bagi siswa:
a. Siswa dapat menikmati pembelajaran yang semakin menyenangkan. b. Meningkatkan motivasi belajar.
c. Meningkatkan aktivitas belajar.
d. Hasil belajar yang diperoleh menjadi lebih baik dan meningkat.
2. Bagi guru:
a. Sebagai inovasi pembelajaran. b. Meningkatkan profesionalisme guru.
c. Sebagai acuan dan perbandingan bagi Peneliti untuk mengambil tindakan dalam menangani masalah yang serupa.
d. Sebagai sumber bagi Peneliti lain atau Peneliti yang sama dalam memperoleh inspirasi untuk melakukan penelitian yang lainnya.
e. Sebagai bahan agar orang lain atau Peneliti lain dapat memberikan kritik dan saran terhadap penelitian yang dilakukan.
3. Bagi sekolah
a. Memiliki model guru yang dapat menjadi contoh bagi teman-teman seprofesi.
b. Menumbuhkan iklim kerja yang benar-benar profesional.
c. Sebagai sumber masukan untuk mengembangkan kurikulum sekolah.
d. Meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran khususnya di Sekolah Dasar dan umumnya untuk dunia pendidikan.
e. Memberikan gambaran tentang cara penyusunan, perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi yang tepat dalam pembelajaran.