PROPOSAL PENELITIAN
NAMA : MUHAMMAD THORIQ ZIYADI
NPM : 10.84202.1241
FAKULTAS : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA
ANGKATAN : 2010
A. JUDUL
”PEMBELAJARAN METODE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS DI KELAS VIII SMPN 2 PADEMAWU PAMEKASAN ”.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang begitu pesat.
Perkembangan tersebut tentunya akan menuntut hadirnya individu-individu yang
kreatif, beretos kerja tinggi, profesional dan mampu mengatasi masalah. Berkenaan
dengan hal tersebut perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan, sebab pendidikan
merupakan tolak ukur kemajuan bangsa. Pendidikan juga merupakan suatu kebutuhan
yang harus dipenuhi dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju
mundurnya suatu bangsa tergantung dari kualitas pendidikan. Selain itu pendidikan
merupakan wadah yang dapat dipandang sebagai pembentuk sumber daya manusia
yang bermutu tinggi, oleh karena itu pendidikan tentunya tidak lepas dari ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat dipengaruhi oleh kualitas pemahaman kita
terhadap ilmu-ilmu dasar. Adapun usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan antara lain penyempurnaan kurikulum, perbaikan sistem pengajaran dan
peningkatan kualitas tenaga kependidikan.
Salah satu bidang studi dalam pendidikan yang mendukung perkembangan
ilmu dan pengetahuan adalah matematika. Matematika menduduki peranan yang
sangat penting dalam pendidikan, yaitu sebagai ratu sekaligus pelayan ilmu.
Matematika tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri sebagai suatu ilmu, juga
untuk melayani kebutuhan ilmu pengetahuan yang lain dalam pengembangan dan
operasionalnya.
Adapun permasalahan yang menjadi rahasia umum di dunia pendidikan kita
adalah hasil belajar matematika siswa yang relatif rendah. Rendahnya hasil
belajar matematika disebabkan karena aktifitas dalam pembelajaran matematika
masih sangat rendah. Siswa jarang sekali mengajukan pertanyaan walaupun guru
telah memberi kesempatan untuk bertanya kepada siswa yang sekiranya belum
dimengerti. Kurangnya aktivitas siswa di dalam kelas karena penggunaan metode
mengajar yang tidak sesuai atau kurang tepat sehingga siswa tidak dapat dengan
mudah memahami dan menguasai materi yang disampaikan. Agar kegiatan belajar
mengajar berlangsung secara efektif, kreatif, aktif dan menyenangkan, maka guru
harus pandai dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
akan diajarkan. Keberhasilan siswa akan banyak bergantung kepada metode yang
digunakan oleh guru. Guru juga diharapkan mampu membangkitkan aktivitas belajar
satu metode pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif adalah metode
pembelajaran Talking Stick.
(http://www.dewinuryanti.com/2013/03/metode-talking-stick-dalam-pembelajaran-matematika.html). Metode pembelajaran Talking Stick
yaitu suatu metode dimana dalam penerapannya diawali dengan guru menyampaikan
materi pokok yang akan dipelajari. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk
mempelajari materi tersebut. selanjutnya guru meminta kepada siswa menutup
bukunya kemudian guru mengambil tongkat. Tongkat tersebut diberikan kepada salah
satu siswa diamana siswa yang mendapat tongkat tersebut harus menjawab
pertanyaan dari guru demikian seterusnya. Metode Pembelajaran Talking Stick adalah
salah satu metode pembelajaran yang diharapkan mampu membuat siswa lebih aktif
dan lebih bersemangat untuk belajar sehingga nantinya dapat membuat siswa
memahami materi matematika dengan cepat.
Tidak hanya itu salah satu faktor yang juga membuat hasil belajar
matematika siswa yang relatif rendah adalah materi pelajaran matematika yang
memang di rasa sulit dimengerti oleh siswa. Ada beberapa materi pelajaran
matematika yang membuat siswa merasa kesulitan dan membingungkan untuk di
pahami salah satunya yaitu tentang materi prisma dan limas. Limas adalah salah satu
bangun ruang sisi datar yang alasnya berbentuk segi banyak. materi limas sering juga
terkadang membuat siswa kebingungan karna materinya sedikit membingungkan da
membutuhkan sedikit imajinasi untuk memahaminya. Tidak hanya itu masih banyak
siswa yang kebingungan atau tidak mengerti tentang cara mencari volume limas yang
limas jika diketahui volume dan tingginya, dan menentukan tinggi limas jika
diketahui volume dan luas alasnya. Dari permasalahan terkait materi limas yang
dirasa sulit dan membingungkan bagi siswa pada uraian di atas. peneliti punya
inisiatif untuk mencoba untuk menggunakan metode talking stick dalam materi limas
di SMP NEGERI 2 PADEMAWU PAMEKSAN karna sekolah tersebut cukup dekat
dengan tempat tinggal peneliti serta sekolah tersebut mau membantu peneliti untuk
menerapkan metode tersebut.
Dengan penggunaan metode tersebut diharapkan nantinya siswa dapat lebih
aktif dalam pembelajaran materi limas. Sehingga nantinya materi pembelajaran yang
disampaikan bisa lebih mudah atau lebih cepat dipahami oleh siswa. Dengan
penggunanan metode yang tepat diharapkan nantinya akan berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa yang bisa membuatnya lebih meningkat.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mencoba menerapkannya
dalam sebuah materi Limas . Adapun judul yang akan penulis angkat yaitu
“Pmbelajaran Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Prisma Dan Limas Di Kelas VIII SMP NEGERI 2 PADEMAWU
PAMEKASAN”. C. PERMASALAHAN
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis
a. Bagaimana penerapan pembelajaran metode talking stick untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi prisma dan limas di
kelas VIII SMPN 2 pademawu pamekasan ?
b. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran metode talking stick
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi prisma dan limas
di kelas VIII SMPN 2 pademawu pamekasan ?
c. Bagaimana hasil belajar siswa terhadap pembelajaran metode talking
stick untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi prisma dan
limas di kelas VIII SMPN 2 pademawu pamekasan ? 2. Deskripsi Masalah
Mengacu pada rumusan masalah yang penulis uraikan diatas, maka
penulis menggambarkan masalah yang akan dikaji dalam makalah ini adalah
pada dasarnya seorang pendidik harus mempunyai metode yang tepat dalam
setiap proses belajar mengajar salah satunya metode Talking Stick yaitu metode
pembelajran kelompok dengan bantuan tongkat. Dalam penerapan metode
talking stick ini, terdiri dari delapan langkah. Dengan penggunaan metode tersebut apakah nantinya siswa akan lebih aktif dalam belajar sehingga materi
yang disampaikan bisa di dipahami dengan baik oleh siswa yang mengakibatkan
nantinya hasil belajar siswa bisa lebih meningkat. Adapun gambaran sepintas dari
penerapan metode tersebut yaitu diawali oleh penjelasan guru mengenai materi
pokok yang akan di pelajari dimana materi yang akan penulis bahas adalah fungsi
mempelajari materi tersebut. Guru selanjutnya meminta kepada peserta didik
menutup bukunya. Guru mengambil tongkat yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Tongkat tersebut deberikan kepada salah satu peserta didik. Peserta didik yang
menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan dari guru demikian
seterusnya.
Dengan metode yang tepat diharapkan bisa membuat siswa aktif dan bisa
membuat siswa memahami materi dengan cepat sehingga nantinya diharapkan
hasil belajar siswa meningkat. Peningkatan hasil belajar siswa bisa dilihat dari
hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode tersebut apakah
ada peningkatan atau tidak.
Adapun materi yang akan dikaji pada pokok bahasan prisma dan limas
yaitu meliputi :
a. Bangun Ruang Prisma dan Limas
b. Diagonal Bidang, Diagonal Ruang, serta Bidang Diagonal
Prisma dan Limas
c. Jarring-jaring Prisma dan Limas
d. Luas Permukaan Prisma dan Limas
e. Volume Prisma dan Limas
Agar pembahasan ini lebih terarah dan menghindari luasnya
pembahasan dalam suatu masalah, maka perlu adanya batasan agar
diperoleh kajian lebih terfokus dan efisien. Maka penulis membatasinya
pada sub pokok bahasan kubus dan balok dan materi yang akan dibahas
dalam makalah ini yaitu volume limas
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini antara lain:
1. Untuk mendeskripsikan pembelajaran metode talking stick untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi prisma dan limas di kelas
VIII SMPN 2 pademawu pamekasan
2. Untuk mendeskripsikan respon belajar siswa terhadap pembelajaran
metode talking stick untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
prisma dan limas di kelas VIII SMPN 2 pademawu pamekasan
3. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran metode
talking stick untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi prisma
dan limas di kelas VIII SMPN 2 pademawu pamekasan E. POSTULAT
1. Semua siswa kelas VIII SMPN 2 Pdemawu Pamekasan memperoleh dan
mengikuti pelajaran matematika sesuai dengan kurikulum yang telah
ditentukan.
2. Siswa menjawab soal berdasarkan kemampuannya masing-masing 3. Hasil tes mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya 4. Tes yang diberikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku F. MANFAAT PENELITIAN
Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kualitas
belajar mengajar khususnya pada bidang studi matematika. 2. Bagi Guru Bidang Studi Matematika
Sebagai bahan acuan dan memberikan alternatif dalam penggunaan
model pembelajaran pada bidang studi matematika.
3. Bagi Peneliti Sebagai Calon Guru
Dapat dijadikan sebagai salah satu media untuk memperluas
wawasan tentang disiplin ilmu yang ditekuni serta sebagai bekal untuk
terjun ke dunia pendidikan.
4. Bagi Universitas
Menambah koleksi referensi di lingkungan Universitas Madura pada
umumnya dan FKIP pada khususnya serta hasil penelitian ini dapat
dijadikan dasar pemikiran untuk melakukan penelitian berikutnya.
5. Bagi Siswa
a) Dengan adanya variasi model pembelajaran diharapkan bias
memberikan suatu motivasi pada siswa untuk belajar lebih aktif.
b) Meningkatkan prestasi belajar siswa.
G. ALASAN PEMILIHAN JUDUL 1. Alasan Objektif
a) Disekolah tersebut belum diadakan penelitian dengan permasalahan
b) Penggunaan metode talking stick dalam pembelajaran matematika dapat
memotivasi dan menumbuhkan minat siswa dalam belajar matematika
sebab itu menarik untuk diteliti.
2. Alasan Subjektif
a) Permaslahan yang diteliti sesuai dengan disiplin ilmu dan dalam
jangkauan peneliti atau kemampuan peneliti
b) Objek penelitian SMPN 2 Pademawu Pamekasan dekat dengan peneliti
sehingga menghemat waktu tenaga dan biaya
H. PENGERTIAN ISTILAH DALAM JUDUL
Untuk menghindari kerancuan permasalahan dalam judul penelitian ini,
maka definisi atau pengertian pada beberapa istilah yang terdapat di
dalamnya, antara lain:
1. Metode pembelajaran Talking Stick adalah metode pembelajaran
kelompok dengan bantuan tongkat. Kelompok yang memegang tongkat
terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka
mempelajari materi pokoknya.(Huda, 2013:224)
2. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.(Suprijono, 2009:5)
3. Prisma adalah bangun ruang yang mempunyai bidang alas dan bidang atas
jajargenjang atau persegi panjang yang tegak lurus ataupun tidak tegak
lurus terhadap bidang alas dan bidang atasnya.(Nuharini, 2008:224) 4. Limas adalah bangun ruang yang alasnya berbentuk segi banyak (segitiga,
segi empat, atau segi lima) dan bidang sisi tegaknya berbentuk segitiga
yang berpotongan pada satu titik. Titik potong dari sisi-sisi tegak limas
disebut titik puncak limas.(Nuharini, 2008:225)
I. RUANG LINGKUP PENELITIAN 1. Ruang Lingkup Area/ Wilayah
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Pademawu Pamekasan.
2. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini berlangsung pada siswa kelas VIII SMPN 2 Pademawu
Pamekasan semester 2 tahun pelajaran 2013/ 2014.
3. Ruang Lingkup Materi
Materi penelitian ini dibatasi pada pokok bahasan volume limas.
J. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah jenis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian
yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap bebagai tindakan yang
suatu perencanaan sampai penelitian terhadap tindakan nyata di dalam
kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi
pembelajaran yang dilakukan.(Takari, 2008:6)
Prosedur PTK biasanya meliputi beberapa siklus, sesuai dengan
tingkat permasalahan yang akan dipecahkandan kondisi yang akan
ditingkatkan. Siklus-siklus tersebut berupa pola : perencanaan –
pelaksanaan – pengamatan – refleksi .
2. Subjek Penelitian a) Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.(Arikunto, 2006:
130). Sedangkan menurut Prof. Dr. Sugiyono (2012: 80) populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi
populasi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah siswa kelas
VIII F SMPN 2 Pademawu Pamekasan.
b) Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.(Arikunto,
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Jadi pada penelitian
ini hanya akan meneliti sebagian dari populasi namun kesimpulan
penelitian berlaku bagi populasi.
Teknik pengambilan sampel dalam pada penelitian ini
menggunakan random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak
atau tanpa pandang bulu. Pada penelitian ini sampel yang diambil
secara acak dengan cara undian dijadikan dari 35 siswa diambil
sebanyak 20 siswa sebagai sampelnya.
3. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti berperan sebagai tindakan di dalam
kelas.Peneliti dibantu oleh 2 kolabolator. Kolabolator pertama yaitu guru
(peneliti) dalam melakukan tidakan kelas. Kolabolator kedua yaitu teman
sejawat yang berperan sebagai pengamat aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti bertujuan unutuk
mengatasi permasalahan yang dirumuskan dalam bentuk siklus-siklus yang
Materi pembelajaran yang akan diajarkan pada siklus I adalah
pengertian suku banyak pengertian suku banyak; nilai suku banyak;
penjumlahan, pengurangan dan perkalian suku banyak.Sedangkan materi
pembelajaran yang akan diajarkan pada siklus II adalah pemantapan materi
sebelumnya dan menambahkan variasi soal yang telah diberikan
sebelumnya.
Prosedur Penelitian
Prosedur/langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas yang akan
dilaksanakan terdiri dari (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3)
Observasi, (4) Refleksi, yang semuanya bersifat siklis (berulang sesuai
(Mulyasa, 2010: 73)
Adapapun langkah-langkah keempat tahap Penelitian Tindakan Kelas
adalah sebagai berikiut : Siklus I
1. Perencanaan
Kegiatan dan bahan yang dipersiapkan oleh peneliti dalam
melaksanakan tindakan ini yaitu (a) Penetapan materi prisma dan limas
dengan sub pokok bahasan pengertian prisma dan limas, diagonal
bidang, diagonal ruang, serta bidang diagonal prisma dan limas,
jarring-jaring prisma dan limas, luas permukaan prisma dan limas, dan volume
prisma dan limas, (b) Penetapan metode pembelajaran yaitu metode
talking stick, (c) Penyusunan perangkat pembelajaran yaitu RPP
berdasarkan metode talking stick dan lembar kerja siswa (LKS), (d)
Pengembangan metode penilaian, (e) Penyusunan instrumen penilaian.
2. Pelaksanaan Tindakan
Peneliti sebagai guru pengajar melaksanakan kegiatan belajar
mengajar berdasarkan rencana pembelajaran yang sudah disiapkan.
Guru pengajar beserta satu orang menjadi pengamat dan mencatat
Kegiatan yang berlangsung dalam tahap ini adalah (a) Pengajar
menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa
memfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran
dengan baik, (b) Penggalian anak tentang materi yang akan disajikan,
(c) Penyajian bahan pembelajaran menggunakan metode talking stick
dan dilakukan secara perorangan, (d) Pengajar diharapkan memberikan
contoh benda atau kegiatan yang relevan dan terdapat dalam kehidupan
siswa, (e) Memberikan latihan yang dilakukan oleh siswa diikuti
dengan bimbingan dan koreksi atas kesalahan yang dibuatnya serta
petunjuk cara memperbaikinya dari pengajar, (f)
Menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah
dilakukan, (g) Diajukan tes dalam bentuk lisan, disamping untuk
mengukur kemajuan siswa, tes merupakan bagian dari kegiatan belajar
siswa yang secara aktif membuat respon, (h) Melakukan tindak lanjut
setelah tes formatif dan mendapatkan umpan balik.
3. Pengamatan
Selama pelaksanaan tindakan dilakukan observasi secara cermat
terhadap aktivitas siswa dan pengolahan peneliti sebagai guru
yang diterima oleh siswa dan seberapa jauh tindakan yang sedang
berlangsung dapat menhasilkan perubahan yang dinginkan.
Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti sendiri dibantu
oleh satu orang pengamat yang berperan sebagai pengamat guru
pengajar (peneliti) dan siswa di dalam kelas selama proses
pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan setiap satu tindakan pembelajaran berakhir.
Pada tahap ini, peneliti mengadakan diskusi dengan pengajar
matematika tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.Hal-hal yang didiskusikan seperti menganalisis
pelaksanaan tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan,
menjelaskan rancangan dan pelaksanaan tindakan selanjutnya,
kemudian melakukan pengumpulan data yang diperoleh.
Hasil refleksi ini digunakan sebagai masukan dan menyusun
rancangan tindakan berikutnya dan hasil refleksi setiap tindakan juga
digunakan untuk menyusun kesimpulan terhadap hasil dari setiap
siklus.
Selain itu pelaksannan refleksi untuk melihat keberhasilan tindakan
kelas terutama untuk melihat peningkatan keberhasilan dari sklus I.
kuantitatif. Jika pembelajaran pada siklus I tidak tercapai kriteria atau
kurang maksimalnya ketuntasan minimal yaitu ≥ 70 (berdasarkan
KKM), maka proses pembelajaran akan dilanjutkan pada siklus II.
Siklus II
Siklus II dilaksanakan sebagai perbaikan dari siklus I, terutama jika
terjadi kekurangan dalam perencanaan dan tindakan pada kelas siklus I.
kekurangan itu misalnya situasi kelas berubah, perkembangan baru,
kondisi siswa, dan atau materi pelajaran. Siklus II tidak dilaksanakan jika
hasil penelitian kelas sudah sesuai dengan target ketuntasan belajar (85%
perorangan dan 85% klasikal) (Arikunto, 2010: 357). Sebaliknya, bila
target ketuntasan belajar belum tercapai, siklus II akan dilaksanakan. Oleh
karena itu, tindakan pada siklus II dapat diberikan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II ini disesuaikan dengan hasil
refleksi pada siklus I.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan (guru dan siswa), mengamati pelaksanaan KBM
data-data/informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah dan
menguji hipotesis lebih bervariasi.
3. Pengamatan
Pengamatan ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan, tindakan
ini dilakukan secara cermat terhadap aktivitas siswa dan pengolahan
guru pengajar (peneliti) pada siklus I. pengamatan pada siklus II ini
ditekankan kepada siswa untuk lebih paham terhadap materi dan untuk
mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang dilakukan serta
seberapa jauh tindakan yang sedang berlangsung dapat menghasilkan
perubahan yang diinginkan.
4. Refleksi
Pelaksanaan refleksi adalah untuk melihat keberhasilan tindakan
kelas terutama untuk melihat peningkatan keberhasilan dari siklus I ke
siklus II.ukuran keberhasilan tindakan dilihat dari hasil data kuantitatif
dan kualitatif.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan
(Sugiyono, 2006: 253). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data dengan observasi, angket, dan tes. a. Observasi
Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula
dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap
suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2006:
156). Observasi ini dilakukan secara langsung pada saat pembelajaran
menggunakan metode talking stick.
Dalam penelitian ini observasi yang digunakan adalah observasi
sistematis. Dalam Arikunto (2006: 157) observasi sistematis yaitu suatu
observasi yang dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai
instrumen pengamatan. Dalam penelitian ini hal yang diamati yaitu
aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan metode talking stick
berlangsung. b. Angket
Menurut Arikunto (2006: 151) angket adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. dalam penelitian ini jenis agket yang digunakan adalah check list,
sebuah daftar, di mana responden tinggal membubuhkan tanda check
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Arikunto, 2006: 150). Tes ini digunakan untuk memperoleh data
prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan pendekatan CTL
kelas VIII semester II tahun pelajaran 2013/2014. Bentuk soal dalam
teknik tes ini adalah soal uraian. Suatu ciri khas bentuk uraian adalah
adanya kebebasan siswa untuk menyusun sendiri jawabannya. Langkah-langkah membuat tes uraian sebagai berikut: 1) Menyusun kisi-kisi soal (kisi-kisi instrumen penilaian).
2) Membuat butir-butir soal tes yang terdiri dari 5 butir soal subjektif. 3) Membuat kunci jawaban.
4) Melakukan uji coba instrumen penelitian.
Uji coba instrumen ini dilakukan di SMP Negeri 2 Pademawu
Pamekasan dengan responden sebanyak 32 siswa.
Hasil uji coba instrumen ini kemudian dianalisis dan diuraikan
sebagai berikut:
a) Validitas Tes
Validitas Tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebailiknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui validitas tes,
peneliti menggunakan rumus korelasi product moment sebagai
berikut :
rxy= N
∑
XY−(
∑
X)(
∑
Y)
√
{
N∑
X2−(
∑
X)
2}{
N∑
Y2−(
∑
Y)
2}
(Arikunto, 2006: 170)
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi product moment
Σ X : Jumlah skor butir
Σ Y : Jumlah skor total
Σ XY : Jumlah hasil kali skor butir dengan skor total
N : Jumlah siswa
Setelah diperoleh nilai dari rxy maka langkah berikutnya adalah
mengkonsultasikan harga rxy (rhitung) dengan r-tabel product moment
dengan taraf signifikan 5%. Ketentuannya adalah:
Jika
r
xy < rtabel , maka soal tersebut tidak validNamun ada cara lain yang lebih sederhana yaitu menggunakan
interpretasi terhadap koefisien korelasi yang diperoleh, atau nilai r.
Interpretasi tersebut adalah sebagai berikut. (Arikunto, 2006: 276)
Tabel Interpretasi Nilai r
Besarnya nilai r Interpretasi Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Antara 0,200 sampai dengan 0,0400
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Tinggi
Cukup
Agak rendah
Rendah
Sangat rendah (Tak berkolerasi)
b) Reliabilitas Tes
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto,
2002: 154). Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas
r11=
(
k(k−1)
)
(
1−∑
σ b2 σt2
)
(Arikunto, 2006: 196)Keterangan:
r11 : ReliabilitasInstrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.
∑
σb2 : Jumlah Varians Butir
σt : Varians Total
Dengan data yang tertera dalam tabel, dicari varians tiap-tiap
soal dahulu kemudian dijumlahkan dengan rumus sebagai berikut:
σ2=
∑
X2−
(
∑
X)
2
N
N (Arikunto, 2006: 184)
Keterangan:
σ2 : Varians
∑
X
2 : Jumlah Kuadrat Skor ButirN : Jumlah Siswa
Setelah memperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya
adalah mengkonsultasikan harga tersebut dengan tabel r product
moment (taraf signifikan 5%). Ketentuannya adalah:
Jika r11≥rtabel , maka soal tersebut reliabel
r11 < rtabel , maka soal tersebut tidak reliabel
c) Tingkat Kesukaran (TK)
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar
suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya
dinyatakan dalam bentuk indeks.
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal bentuk uraian
digunakan rumus sebagai berikut :
Tingkat kesukaran (TK) = n
N x100
n : jumlah responden yang mendapatkan skor dibawah
setengah skor maksimum
Dengan ketentuan : soal dianggap baik apabila memiliki
Tingkat kesukaran (TK) 10% hingga 90%
d) Daya Beda
Menurut Arikunto (1992: 213) Daya pembeda soal adalah
kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang
pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah).
Penentuan daya pembeda butir soal dilakukan dengan cara
mengurutkan skor dari tertinggi ke terendah. Selanjutnya mengambil
27% dari skor kelompok atas dan 27% dari skor kelompok bawah.
Rumus yang digunakan adalah.
DP=SA−SB
IA ×100 (Kano To dalam Nanang Priatna, 2003:
79)
Keterangan :
DP : Daya pembeda satu butir soal tertentu
SB : Jumlah skor kelompok bawah pada soal yang
diolah
IA: Jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah)
Kriteria tingkat daya beda yang digunakan adalah:
0 % ≤ DP < 10% : sangat buruk
10% ≤ DP < 20% : buruk
20% ≤ DP < 30% : agak baik
30% ≤ DP < 50% : baik
50% ke atas: sangat baik
Jika DP negatif maka soal tersebut tidak baik, jadi semua
butir soal yang mempunyai DP negatif sebaiknya soal tersebut
dibuang.
Untuk memperoleh data dengan kelayakan penerapan model PAIKEM
dalam pengajaran matematika, digunakan analisis data deskriptif dengan
menghitung :
a. Metode observasi
Metode observasi ini digunakan untuk mengetahui aktiftas siswa
selama proses penerapan metode talking stick, kriterianya adalah :
Nilai 4 = Siswa mengerjakan dengan sangat baik
Nilai 3 = Siswa mengerjakan dengan baik
Nilai 2 = Siswa mengerjakan dengan kurang baik
Nilai 1 = Siswa tidak mengerjakan sama sekali
Untuk mengetahui nilai aktifitas kelompok secara keseluruhan
digunakan rumus : NA = ƩƩn
a
Keterangan :
NA : Nilai Akhir
n : Nilai setiap aspek yang diamati
a : Aspek yang diamati
0,00 – 1, 49 : Kurang
1,50 – 2,49 : Cukup
2,50 – 3,49 : Baik
3,50 – 4,00 : Sangat baik
b. Metode angket
Data yang berasal dari angket siswa dianalisis dengan melihat
persentase pilihan jawaban siswasebagai tanggapan siswa terhadap
penerapan model PAIKEM dengan rumus : Ri =
Si
n x 100%
Keterangan :
Ri : Persentase yang menjawab ya
Si : Banyak siswa yang menjawab ya
n : Jumlah siswa
Dengan kriteria :
60% keatas : Positif
Kurang 60% : Negatif
Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes yang
dilakukan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam
penelitian ini ketuntasan belajar siswa dibedakan menjadi dua sebagai
berikut :
1. Ketuntasan belajar individu
Ketuntasan belajar individu bias tercapai apabila presentase
ketuntasan belajar individu mencapai ≥ 85% dengan rumus
sebagai berikut : PBI = skor tes
skor maksimal x 100%
(Arikunto, 2010: 357).
K. SISTEMATIKA PENULISAN
Agar dalam penulisan proposal ini lebih terperinci, maka penulis
menyusun suatu sistematika penulisan yang meliputi : Judul, Latar Belakang,
Permasalahan (Rumusan Masalah, Deskripsi Masalah, Batasan Masalah),
Tujuan Penelitian, Postulat, Manfaat Penelitian, Alasan Pemilihan Judul,
Pengertian Istilah Dalam Judul, Ruang Lingkup Penelitian, Metodologi
Penelitian, Sistematika Penulisan, Daftar Pustaka dan Lampiran-Lampiran.
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengjaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Mulyasa. 2010. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Nurharini, Dewi, dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika Konsep Dan Aplikasinya. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008
Nurrahmandani, Setyo, dkk. LKS Matematika Kelas VIII SMP/MTs Semester Genap. Solo : Media Karima.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Takari, Enjah. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bnadung : PT. Genesindo