Nasab dan perwalian anak hasil hubungan seksual sedarah (incest) dalam perspektif hukum Islam.
Teks penuh
Dokumen terkait
Baik anak mula’anah maupun anak zina dapat disebut juga sebagai anak diluar kawin, dalam hal ini berakibat putusnya nasab kepada ayahnya dan hilangnya kewajiban atau tanggung
Model bimbingan korban kekerasan seksual terhadap anak dalam perspektif Islam di sini penanganannya dengan pendekatan bercerita dimana dengan cerita mempermudah pembimbing
Misalnya, ada seseorang yang mengadopsi anak dari anak kecil (bayi) yang ditemukan di panti asuhan akan tetapi asal-usul anak tersebut tidak diketahui jelas
Kompilasi Hukum Islam tidak menyebutkan tentang anak zina, karena Kompilasi Hukum Islam berupaya untuk mengembalikan status kesucian anak yang dilahirkan. Seperti apapun
Jika anak tersebut merupakan anak hasil kawin hamil yang lahir enam bulan setelah perkawinan yang sah kedua orang tuanya, sehingga ia memiliki hubungan nasab dengan ayah
Hasil penelitian menyimpulkan: Penggunaan toilet duduk dalam perspektif hukum Islam merupakan suatu hal yang di anggap makruh, tetapi penggunaan toilet duduk di
Ketentuan nasab yang tertuang dalam pasal 100 Kompilasi Hukum Islam memiliki ambiguitas pengertian, yakni yang dimaksud dengan anak luar perkawinan dapat dipahami:
(Nana Syaodin, 2009:41) Dengan metode penelitian tersebut, diharapkan dapat menjawab permasalahan seputar status hukum sewa rahim (Surrogate Mother) serta kedudukan anak