• Tidak ada hasil yang ditemukan

Home industri dan perubahan sosial : studi tentang kerajinan gerabah dan perubahan masyarakat di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Home industri dan perubahan sosial : studi tentang kerajinan gerabah dan perubahan masyarakat di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro."

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

HOME INDUSTRY

DAN PERUBAHAN SOSIAL

(Studi tentang Kerajinan Gerabah dan Perubahan Masyarakat di Desa

Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial (S. Sos) Dalam Bidang Sosiologi

Oleh :

SITI NUR SHOFFINATUL FAUZIAH

NIM : B05213026

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU SOSIAL

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Siti Nur Shoffinatul Fauziah, 2017, Home Industri dan Perubahan

Sosial (Studi Tentang Kerajinan Gerabah dan Perubahan Masyarakat di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro), “Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan

Ampel Surabaya.”

Kata Kunci: Home Industri, Perubahan Sosial

Penelitian ini membahas mengenai bentuk-bentuk Perubahan Sosial adanya Home Industry kerajinan gerabah dan bagaimana dampak adanya perubahan sosial yang terjadi di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro. Home industri adalah suatu perusahaan perseorangan atau bisnis kecil, bentuk perusahaan perseorangan adalah bentuk yang dipandang paling sesuai.

Penelitian ini menggunakan metode deskripstif kualitatif, teknik pengumpulan data dengan cara observasi, dan wawancara mendalam. Penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan teori Perubahan Sosial dan Gerakan Sosial milik Piotr Sztompka. Ada dua hasil penelitian yang bisa dipaparkan oleh peneliti antara lain :

Pertama, bentuk perubahan sosial dengan adanya home industry kerajinan gerabah pada masyarakat berupa perubahan disektor ekonomi keluarga, sosial- budaya, agama dan pendidikan. Dimana perubahan sosial tersebut menjadi signifikan dan saling berkaitan satu sama lain. Contoh yang paling mendasar yaitu meningkatnya perekonomian masyarakat Desa Rendeng yang ditandai dengan berbagai macam kemandirian ekonomi dan peningkatan hasil perekonomian keluarga pengrajin gerabah baik untuk memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN PENULISAN SKRIPSI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I : PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

(8)

F. Sistematika Pembahasan ... 14

BAB II : HOME INDUSTRY DAN PERUBAHAN SOSIAL PRESPEKTIF PIOTR SZTOMPKA ... 16

A. Penelitian Terdahulu ... 16

B. Home Industri dan Perubahan Sosial ... 20

1. Home Industri ... 20

a. Pengertian Home Industry... 20

b. Karakteristik Home Industry ... 21

c. Jenis-Jenis Usaha Home Industry ... 23

d. Landasan Hukum Home Industry ... 26

e. Peran Home Industry ... 28

2. Perubahan Sosial ... 29

a. Pengertian Perubahan Sosial ... 29

b. Faktor Penyebab Perubahan Sosial ... 31

c. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial ... 34

C. Teori Gerakan Sosial ... 36

BAB III : METODE PENELITIAN ... 46

A. Jenis Penelitian ... 46

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 48

C. Pemilihan Subyek Penelitian ... 49

D. Tahap-Tahap Penelitian ... 54

E. Teknik Pengumpulan Data ... 57

F. Teknik Analisis Data ... 60

(9)

BAB IV : HOME INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DAN PERUBAHAN

SOSIAL MASYARAKAT DI DESA RENDENG KECAMATAN

MALO KABUPATEN BOJONEGORO ... 65

A. Deskripsi Umum Desa Rendeng ... 65

1. Kondisi Geografis Desa Rendeng ... 65

2. Pendidikan ... 69

3. Kesehatan ... 71

4. Sarana Dan Prasarana Desa Rendeng ... 71

5. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Rendeng ... 72

6. Karang Taruna Desa Rendeng ... 73

7. Kegiatan Keagamaan Desa Rendeng ... 74

8. Kondisi Ekonomi Masyarakat Desa Rendeng ... 76

B. Home Industri Kerajinan Gerabah dan Perubahan Masyarakat di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro ... 78

1. Sejarah Kerajinan Gerabah ... 78

2. Bentuk Perubahan Sosial Dengan Adanya Home Industri Kerajinan Gerabah Di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro ... 80

a. Perubahan Dalam Bidang Ekonomi ... 80

b. Perubahan Dalam Bidang Keagamaan ... 90

c. Perubahan Dalam Bidang Pendidikan ... 93

3. Dampak Perubahan Sosial Yang Terjadi Dengan Adanya Home Industri di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro ... 96

a. Dampak Positif ... 96

b. Dampak Negatif ... 101

(10)

BAB V : PENUTUP ... 111

A. Kesimpulan ... 111 B. Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Home industry berasal dari dua suku kata yaitu, Home yang berarti Rumah, tempat tinggal ataupun kampung halaman, dan Industry yang berarti kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan misalnya mesin1. Selain itu industri “menurut Sri Hariyani dalam bukunya, Hubungan Industrial di Indonesia mengatakan bahwa industri merupakan kumpulan perusahaan yang sejenis”2.

Jadi dapat disimpulkan bahwa home industry merupakan rumah usaha produk barang atau jasa yang diolah dengan menggunkan sarana dan juga peralatan (mesin) dengan beberapa kumpulan perusahaan yang sejenis dalam proses produksinya. Home industry termasuk dalam kategori perusahaan perorangan yang berarti pemilik dari suatu perusahaan perseorangan. Bagi yang hendak memulai bisnis kecil, bentuk perusahaan perseorangan adalah bentuk yang dipandang paling sesuai.

Home industri paling banyak dilakukan oleh masyarakat di desa, dimana mereka hanya memiliki modal kecil, dan juga tidak terlalu memiliki banyak jaringan dalam dunia bisnisnya. Para pengusaha yang memiliki home industry kebanyakan dari mereka adalah ibu rumah tangga sebagai pemimpin

1

Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) Online, http://KBBI.web.id/industri di akses pada tanggal 22-November-2016, 20:30

2

(12)

2

industrinya dan keluarga yang lainnya sebagai pembantu dalam proses perindustrian tersebut.

Pada umumnya, pelaku kegiatan ekonomi yang berbasis di rumah ini adalah keluarga itu sendiri ataupun salah satu dari anggora keluarga yang berdomisili di tempat tinggalnya itu dengan mengajak beberapa orang disekitarnya sebagai karyawannya. Meskipun dalam skala yang tidak terlalu besar. Home industri juga sering disebut sebagai perusahan kecil, karena jenis kegiatan ekonomi dipusatkan di Rumah. Namun terkadang home industry tersebut dapat menjadi industri yang besar jika home industry tersebut berjalan dengan lancar dan laba dari yang diperoleh melebihi modal awal yang digunakan dalam berusaha.

Usaha kecil tersebut harus berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar. Istilah industri biasanya menimbulkan gambaran dalam pikiran akan adanya pabrik-pabrik, perusahaan-perusahaan yang mengelola bahan mentah menjadi barang jadi dengan menggunakan alat-alat seperti mesin dan lain-lain.

(13)

3

digunakan sejumlah tenaga kerja dengan peralatan, teknik dan cara serta pola kerja tertentu. Dalam ranah home industry, peralatan tidak seperti halnya pekerja dipabrik besar yang menggunakan pakaian lengkap atau hanya sekedar berseragam, dalam home industry tidak menggunakan peralatan yang khusus dan canggih, terkadang mereka hanya mengandalkan peralatan seadaanya, dan bisa jadi peralatan tersebut adalah hasil buatan yangan mereka sendiri.

Home industry ini sangat erat kaitanya dengan adanya sebuah teknologi yang membantu memperlancar jalannya produksi, ekonomi yang merupakan akar dari terciptanya sebuah industri di dalamnya, perubahan yang mana setiap adanya sebuah industri baik itu besar maupun kecil tidak dapat dipungkiri akan terjadi yang namanya perubahan sosial yang berdampak pada individu baik itu yang ikut terjun dalam dunia perindsutrian maupun individu yang berada disekitar kawasan indistrusi. Karena terdapat komponen-komponen seperti orang-orang yang terlibat di dalamnya atau kegiatan industri tersebut sangat mempengaruhi akan keberlangsungan hidup masyarakat.

“Pengaruh atau perubahan yang terjadi akibat adanya sebuah home industry disuatu daerah itu sendiri adalah perubahan pada aspek ekonomi (finansial) sebuah keluarga, perubahan sosial (berkurangnya jumlah pengangguran), dan juga perubahan agama juga acapkali sering terjadi. Akibat dari adanya perubahan tersebut dapat dirasakan dalam berbagai bentuk yang berbeda-beda pada setiap individu.3

Pada skripsi ini, peneliti akan membahas tentang home industry dan perubahan sosial. Dimana home industry di Desa Rendeng Kecamatan Malo

3

(14)

4

Kabupaten Bojonegoro ini merupakan home industry yang sudah digeluti oleh masyarakat Rendeng semenjak dulu dan semakin eksis hingga saat ini. Home industry kerajinan Gerabah ini juga merupakan salah satu komponen perekonomian yang penting bagi masyarakat Rendeng. Karena dengan adanya home industry ini selain sebagai mata pencaharian tetap masyarakat sekitar, juga produk yang dihasilkan sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Dengan adanya home industry kerajinan gerabah ini, dapat membantu perekonomian warga sekitar dan juga tingkat kesejahteraan masyarakat ikut meningkat, karena banyak pihak yang ikut bercampur tangan dalam proses home industry ini sendiri.

Dengan adanya industri-industri di Negara ini, baik itu industri besar maupun kecil memungkinkan perekonomian masyarakat berkembang pesat dan semakin membaik, sehingga nantinya dapat membawa perubahan dalam struktur perekonomian Nasional juga. Berdasarkan Surat Keterangan Menteri perindustrian No 19 M/SK/1986 membagi industri dalam empat kelompok yaitu4.

1. Industri kimia dasar merupakan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi atau setengah jadi. Industri ini dapat dikategorikan dalam industri besar, dengan peralatan yang canggih, karyawan yang banyak dan juga sistem kerja yang bagus. Contoh industri kertas, semen, pupuk, selulosa dan karet.

4

(15)

5

2. Industri mesin dan logam dasar merupakan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau barang setengah jadi. Contoh industri elektronika, mesin, pesawat terbang, perkakas dan alat berat.

3. Aneka industri merupakan industri yang menghasilkan beragam kebutuhan konsumen. Contoh industri pangan, tekstil, kimia dasar, dan aneka industri bahan bangunan.

4. Kelompok industri kecil merupakan industri dengan modal kecil atau peralatan yang masih sederhana. Contoh industri rumah tangga (home industry).

Home industry ini secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan untuk sanak saudara ataupun tetangga di kampung halaman. Dengan begitu, usaha kerajinan Gerabah ini otomatis dapat membantu program pemerintah dalam upaya mengurangi angka pengangguran. Lagi, jumlah penduduk miskinpun akan berangsur menurun. Sebagaimana nama kegiatan ekonomi ini, Home Industri kerajinan gerabah ini memusatkan kegiatannya di rumah keluarga tertentu dan biasanya para karyawan berdomisili di tempat yang tak jauh dari rumah produksi tersebut. Hal itu tampak jelas terlihat dari hasil observasi peneliti di desa Rendeng kecamatan Malo kabupaten Bojonegoro.

(16)

6

ekonomi ini adalah milik keluarga, kerabat dan juga warga sekitar. Merupakan tanggung jawab bersama dalam upaya meningkatkan perusahaan mereka. Bertambahnya jumlah keluarga tentu saja akan menambah jumlah kebutuhan dalam memenuhi keperluan anggota keluarga itu sendiri semakin meningkat. Kebutuhan keluarga ini akan terasa ringan terpenuhi jika ada usaha yang mendatangkan income atau penghasilan keluarga untuk menutupi kebutuhan tersebut. Meskipun di desa Rendeng masyarakat memiliki pekerjaan yang sama, yaitu membuat kerajinan gerabah. Hal itu tidak membuat mereka mengurungkan niatnya untuk beralih profesi ataupun menutup home industry mereka. Dan setiap home industry sudah memiliki pengepul sendiri untuk memperjualkan barang dagangan mereka kepada konsumen.

(17)

7

Desa Rendeng sendiri merupakan sebuah desa yang terletak di kecamatan Malo yang merupakan bagian wilayah barat kabupaten Bojonegoro atau yang lebih dikenal dengan bumi Angkling Darmo, yang tepatnya berada di propinsi Jawa Timur. Rendeng ini merupakan suatu lingkungan pedesaan yang mempunyai latar belakang sejarah dan tradisi yang cukup menarik, Rendeng juga memiliki lingkungan geografis pegunungan yang cukup baik, sejuk dan indah. Selain itu juga terdapat Bengawan Solo yang terbentang luas yang jaraknyapun tak jauh dari pemukiman warga.

Penduduk Desa Rendeng merupakan masyarakat industri dan juga agraris atau bertani, hal ini dikarenakan Rendeng dikelilingi oleh pegunungan dan tanahnya yang subur, serta dekat dengan Bengawan Solo. Selain sebagai petani, penduduk Rendeng juga ada yang bekerja sebagai penambang pasir karena lokasi yang dekat sekali dengan Bengawan Solo dan kualitas pasirnyapun bagus, serta banyak pengrajin dari tanah liat, seperti gerabah, celengan dan juga membuat batu bata. Karena letak desa yang sangat dekat dengan sungai, desa Rendeng juga sering dikunjungi banjir. Jarak antara pemukiman warga dengan bengawan atau sungai kurang lebih 2 Km.

(18)

8

juga tanah liat yang digunakan dalam proses kerajinan tangan seperti gerabah, pembuatan batu bata, dan juga penambangan pasir yang kualitasnya pun bagus. Memang masyarakat Rendeng lebih fokus pada bidang agragis dan home industri dibandingkan dengan bidang-bidang yang lain, karena dipengaruhi dengan letak geografis juga yang dimana daerah atau Desa Rendeng tersebut lumayan jauh dari kota. Jadi untuk pekerjaan yang melibatkan bidang selain agraris itu sendiri susah ditemukan.

Dulunya Desa Rendeng merupakan desa yang bisa dibilang tradisional, hal itu dikarenakan faktor pendidikan yang kurang begitu diperhatikan dan juga kurang adanya fasilitas kesehatan yang memadai. Namun sekarang yang terjadi justru sebaliknya, Desa Rendeng saat ini sudah semakin berkembang daripada Desa-desa tetangga, hal itu dikarenakan adanya sebuah inovasi baru tentang kerajinan gerabah yang saat ini menjadi tempat wisata edukasi celengan yang beragam motif serta bentuknya. Kegiatan ini dikembangkan oleh para remaja Karang Taruna desa Rendeng itu sendiri atas saran dari petugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, serta didukung penuh oleh Kepala Desa dan juga warga masyarakat desa Rendeng baik itu hanya sebagai pendukung dan juga menjadi pembantu dalam memproduksi kerajinan gerabah yang unik lain daripada yang lain.

(19)

9

tersebut mampu mendorong terbentuknya sebuah wisata edukasi pembuatan kerajian gerabah yang diciptakan oleh sumber daya manusia sebagai pengelola pariwisata di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro yang tak lain adalah para remaja Karang Taruna yang dengan segenap hatinya mengelola wisata edukasi kerajinan gerabah tersebut.

(20)

10

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk perubahan sosial dengan adanya Home Industry kerajinan gerabah di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro?

2. Bagaimana dampak perubahan sosial yang terjadi dengan adanya Home Industry kerajinan gerabah di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro?

C. Tujuan Penelitian

Berangkat dari rumusan masalah yang sudah tersaji, peneliti ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan dan memahami bagaimana bentuk-bentuk perubahan sosial yang terjadi di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro semenjak adanya Home Industry kerajinan gerabah tersebut.

2. Untuk mendeskripsikan bagimana dampak perubahan sosial yang terjadi dengan adanya home industry kerajinan gerabah di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro.

D. Manfaat Penelitian

(21)

11

kategori, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Adapaun uraian dari kedua manfaat tersebut antara lain :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat serta memberikan konstribusi dengan temuan-temuan yang diteliti bagi pribadi maupun program studi sebagai pengembangan khazanah keilmuan terutama dalam ilmu sosiologi. Agar lebih mengetahui bagaimana home industry serta perubahan masyarakat yang terjadi di desa Rendeng kecamatan Malo kabupaten Bojonegoro.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sebagian masyarakat luas khususnya masyarakat Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro yang diteliti. Untuk tetap mempertahankan home industri kerajinan gerabah dengan berbagai manfaatnya bagi masyarakat umum dan juga bagi masyarakat desa Rendeng itu sendiri. Dan dapat memahami perubahan-perubahan masyarakat yang tidak mereka sadari selama ini di desa Rendeng kecamatan Malo kabupaten Bojonegoro.

E. Definisi Konseptual

(22)

12

lain5. Dan suatu konsep merupakan sebuah definisi singkat dari sejumlah fakta atau data yang ada. Definisi konseptual sangat dibutuhkan sebagai pemberi batasan atas menjelaskan tentang kata yang ada di dalam penelitian ini. Dengan demikian istilah atau definisi yang dimaksud memeiliki pengertian terbatas, dan terhindar dari kesalahpahaman.

Judul daripada proposal skripsi ini yaitu “Home Industri Dan Perubahan Sosial (Studi Tentang Kerajinan Gerabah dan Perubahan

Masyarakat di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro)”.

Maka untuk memperoleh suatu gambaran dalam memahami pembahasan ini, penulis akan menegaskan mengenai definisi konseptual tersebut. Adapun pengertian dan maksud judul penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Home Industri

Menurut UU No.9 Tahun 1995, “ Home industry juga berarti kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- ( dua ratus juta rupiah ), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- ( satu milyar rupiah ) dan untuk masalah kepemilikan, usaha tersebut hanyalah milik perorangan dan tidak terkait instasi manapun atau dibawah naungan instasi apapun atau kata dalam kata lain, industri

yang berdiri sendiri.”6

Home industry Merupakan rumah usaha produk barang jadi yang kegiatan produksinya dilakukan di dalam rumah dan dalam proses pembuatannya masih menggunakan alat yang sederhana berbeda dengan industri-industri besar, sehingga membutuhkan waktu

5

Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) Online,http://KBBI.web.id/konsep. diakses pada tanggal 24 november 2016 pukul 22:30

6

(23)

13

yang agak lama untuk sampai pada tahap akhir yaitu proses penjualannya itu sendiri. Dengan jenis usaha berupa kerjianan gerabah yang terbuat dari tanah liat dengan motif yang beragam.

2. Perubahan Sosial

“Perubahan sosial oleh Gillin John dan John Phillip Gillin ialah

perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial merupakan proses di mana terjadi perubahan struktur masyarakat yang selalu berjalan sejajar dengan perubahan kebudayaan dan fungsi suatu sistem sosial”.7

Perubahan sosial sendiri merupakan perubahan yang terjadi pada masyarakat pada aspek perekonomian, dimana itu merupakan tujuan yang memang ingin dicapai yaitu menuju ke taraf hidup yang lebih baik daripada sebelumnya. Selain aspek perekonomian yaitu pada tingkat kesejahteraan masyarakat juga pada aspek, budaya, dan perilaku sosial. Perubahan tersebut meliputi berkurangnya angka kemiskinan, berkurangnya angka pengangguran, bertambahnya pendapatan penduduk, serta berubahnya gaya hidup masyarakat.

3. Kerajinan Gerabah

Merupakan suatu hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui ketrampilan tangan yang bahan dasarnya dari tanah liat. Kerajinan

7

(24)

14

gerabah di Desa Rendeng sendiri sangat beragam, ada yang membuat gerabah yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti, wajan, layah, cowek, ngaron, tungku, kendi. Dan adapula yang unik yaitu gerabah yang berbentuk cartoon lebih mengikuti kebutuhan permintaan barang di pasar seperti, spongebob, patric, superman, doraemon, batman, upin-ipin, dan masih banyak lagi.

F. Sistematika Pembahasan

Dalam penulisan skripsi ini agar tidak terdapat kesulitan dalam memahami ataupun dalam pembacaanya, maka perlu disusun penulisan skripsi secara ilmiah dan sistematika. Oleh karena itu maka dari penulisan perlu disebut dalam sistematika pembahasan, sebagai berikut:

Bab pertama terdapat pendahuluan. Dalam bab Pendahuluan ini, memiliki fungsi sebagai pengontrol dalam memahami pembahasan pada bab - bab berikutnya. Pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah yang diteliti, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, definisi konseptual, dan Sistematika Pembahasan.

(25)

15

Bab ketiga, metode penelitian Dalam metode penelitian, berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, pemlihan subyek penelitian, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik pemeriksaan keabsahan data.

Bab ke empat home industri kerajinan gerabah dan perubahan sosial masyarakat di desa rendeng kecamatan malo kabupaten bojonegoro Dalam bab ini, berisi tentang deskripsi umum objek penelitian, yang digunakan untuk memberikan gambaran hasil observasi yang telah peneliti lakukan dan menyusunya dengan baik, serta melakukan deskripsi hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti melalui wawancara dengan beberapa informan di desa Rendeng kecamatan Malo kabupaten Bojonegoro, dan selanjutnya akan dilakukan analisis data dengan menggunakan teori yang sesuai.

(26)

BAB II

HOME INDUSTRY DAN PERUBAHAN SOSIAL

PRESPEKTIF PIOTR SZTOMPKA

A. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan acuan dari penelusuran yang terkait dengan tema yang diteliti, peneliti berupaya mencari referensi mengenai hasil penelitian yang dikaji oleh peneliti terdahulu sehingga dapat membantu peneliti dalam proses pengkajian tema yang diteliti.

1. Penelitian yang pertama yaitu tentang skripsi yang berjudul “ Industri Dan Perubahan Sosial (Dampak Peralihan Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Industri Migas Di Desa Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro) yang ditulis oleh Udkhulu Fissilmi Kaafah dari Progam Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya bulan februari Tahun 2016.

(27)

17

pencaharian masyarakat, timbulnya beberapa gejolak sosial, serta

majunya tingkat pendidikan.”1

Perbedaan dari kedua penelitian ini terdapat pada letak dan juga subjek penelitiannya, dimana saudara Kaafah meneliti di Desa Gayam kabupaten Bojonegoro, sementara saya meneliti di Desa Rendeng yang juga berada di kabupaten Bojonegoro juga. Selain itu, pokok pembahasannyapun juga berbeda yaitu tentang perubahan sosial yang terjadi akibat adanya peralihan fungsi lahan pertanian menjadi industri migas di Desa Gayam dan perubahan sosial yang terjadi akibat adanya sebuah home industry kerajinan gerabah yang ada di Desa Rendeng.

2. Penelitian yang kedua yaitu skripsi yang berjudul “ industrialisasi dan perubahan sosial (studi pergeseran nilai pada masyarakat industri tas kulit di desa kludan kecamatan tanggulangin kabupaten sidoarjo). Yang ditulis oleh M. Akhsanul Kholikin dari program studi sosiologi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik dan ilmu sosial uin Sunan Ampel surabaya, pada januari 2014. Skripsi tersebut membahas tentang perubahan pada faktor ekonomi dan juga faktor keagamaan dimana perekonomian mereka meningkat setelah adanya industri tas kulit tersebut namun yang sangat disayangkan,

1

(28)

18

perubahan pada segi agamanya justru semakin mengalami penurunan. 2

Perbedaan diantara kedua penelitian ini terletak pada letak penelitian yang satu Di Desa Kludan Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, sedangkan yang satunya Di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro. Selain itu yang membedakan yaitu tentang teori yang digunkan dalam kajian ini, skripsi milik saudara Akhsanul Kholikin menggunakan teori perubahan milik Ferdinant Tonies sedangkan penelitian saya menggunakan teori gerakan sosial milik Piotr Sztompka.

3. Penelitian yang ketiga yaitu skripsi yang berjudul “ Industri Rumah Tangga Dan Perubahan Sosial (Studi Eksistensi Kampung Logam Di Tengah Arus Modernisasi Di Desa Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo), Yang Ditulis Oleh Moh. Bagus Aris Y Dari Progam Studi Sosiologi Jurusan Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya Pada Agustus 2016. Skripsi tersebut membahas tentang, startegi beberapa industri logam rumahan di Desa Ngingas yang mayoritas mereka sudah memiliki wawasan dan pola pikir yang sangat maju seperti, inovasi untuk memproduksi barang yang mereka hasilkan, pengelolaan sistem mangemen keuangan industri yang baik, mengunggulkan salah satu

2

(29)

19

produk sehingga menjadikan konsumen tertarik seperti kualitas dan harga, serta mempromosikan secara tidak langsung melalui konsumen sebelumnya yang diberi keunggulan tertentu untuk mempermudah mencari pelanggan yang lainnya lagi.

Perbedaan diantara penelitian ini yaitu, pada pembahasan pada studi kasusnya meskipun pada hakikatnya judul besar kita sama, yaitu sama- sama membahas tentang industri rumah tangga dan perubahan sosial, namun titik atau inti penelitiannya berbeda antara eksistensi kampung logam dan juga kerajinan gerabah.3

Dari ketiga penelitian terdahulu yang telah peneliti paparkan memang terdapat sangkut pautnya dengan penelitian yang saya kerjakan yaitu sama-sama membahas tentang industri dan juga perubahan sosial. Namun diantara ketiganya juga terdapat perbedaan, hal itu dapat dilihat dari studi kasus yang peneliti gunakan. Oleh karena itu, dengan adanya perbedaan-perbedaan pada Penelitian tersebut, hal ini semakin memotivasi peneliti karena belum terdapat penelitian tentang home industri kerajinan gerabah dan perubahan sosial di Desa Rendeng tersebut.

3 Moh. Bagus Arif Y, “

(30)

20

B. Home Industry dan Perubahan Sosial 1. Home Industry

a) Pengertian Home Industry

Home industry juga dapat berarti industri rumah tangga, karena termasuk dalam kategori usaha kecil yang dikelola oleh keluarga. Usaha kecil tersebut menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2008.

“bahwa usaha kecil merupaka usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam

undang-undang”.4

Jadi dapat disimpulkan bahwa home industry merupakan usaha kecil yang dijalankan sendiri oleh pereorangan pada skala rumah tangga dan tidak terkait dengan instansi pelaku kegiatan industri lainnya. Home industri merupakan tempat tinggal yang merangkap tempat usaha, baik itu berupa usaha jasa, kantor hingga perdagangan. Menurut Mudrajat Kuncoro, home industry memiliki peranan yang cukup besar dalam sektor manufaktur dilihat dari sisi jumlah unit usaha dan daya serapnya terhadap tenaga kerja, namun lemah dalam menyumbang nilai tambah.5

Pendapatan yang diperoleh dari hasil home industry kerajinan gerabah di desa Rendeng tidaklah seberapa, namun dengan adanya

4

UU RI No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan Menengah ), ( Jakarta: Sinar Grafika, 2009 ) 3

5

(31)

21

home industri yang menjadi pekerjaan tetap para ibu rumah tangga khususnya dan para kepala rumah tangga pada umum. Home indutry di Rendeng sangat dominan dengan ibu-ibu rumah tangga yang tangguh dalam ulet dalam menjalankan pekerjaan tersebut. Meskipun pekerjaan tersebut tidak tergolong pekerjaan yang berat, tetapi sangat menguras tenaga karena para ibu-ibu tersebut harus mengangkat tanah, memindahkan gerabah dari tempat satu ke tempat lain dengan jumlah yang banyak.

b) Karakteristik Home Industry

Berikut merupakan karakteristik home industry kerajinan gerabah yang ada di desa Rendeng yaitu, sebagai berikut:

1) Dikelola Oleh Pemiliknya

Maksudnya disini, home industry tersebut ditangani oleh pemilik home industri sendiri dengan tidak menggunakan karyawan sebagai produsennya. Walaupun kadang terdapat home industry yang memiliki karyawan untuk sekedar membantu meringankan pekerjaan.

2) Usaha dilakukan dirumah

(32)

22

3) Produksi dan pemasaran dilakukan di rumah pemilik usaha

Baik proses produksi ataupun pemasarannya, semua itu dilakukan dirumah sendiri dan biasanya para pembeli atau pengepul yang datang kerumah untuk membeli.

4) Modal terbatas

Home industry termasuk usaha kecil, dimana semuanya serba terbatas. Baik itu modal, tempat usaha, dan juga proses produksinya. Namun keterbatasan itu tidak menghalangi para produsen untuk berhenti memproduksi barang dagangannya.

5) Jumlah tenaga kerja terbatas

Tenaga kerja dalam industri kecil tidaklah layaknya industri besar seperti pabrik-pabrik yang menggunakan tenaga kerja hingga ratusan bahkan ribuan pekerja. Dalam home industry tenaga kerja yang dipekerjakan adalah saudara ataupun tetangga sendiri, sehingga jumlahnya pun terbatas.

6) Lemah dalam pembukuan

(33)

23

pikirkan adalah, memproduksi barang sesuai dengan keinginannya dan menjual secepatnya.

7) Sangat diperlukan manajemen pemilik

Manajemen memanglah suatu yang snagat penting. Lebih-lebih jika pemilik industri dapat menerapkan manajemen yang bagus dan cocok guna untuk menjadikan usaha yang ditekuninya semakin bertambah sukses.

c) Jenis-Jenis Usaha Home Industry

Jenis usaha home industry yang sedang digeluti oleh masyarakar Rendeng yaitu, home industry kerajinan gerabah dari tanah liat yang dibentuk dalam berbagai motif untuk memikat pembeli. Jenis usaha home industry tersebut yaitu:

1) Gerabah Hitam

(34)

24

Proses pembuatan gerabah hitam ini membutuhkan waktu yang lama, dari mulai proses pengambilan tanah di bengawan, mencampurkan air dan pasir, setelah di haluskan dengan cara di molen, setelah itu masuk proses pembuatan. Pada proses pembuatan hingga kering membutuhkan waktu kurang lebih satu minggu, proses itu melewati pengerikan, dan di kuthuk atau dihaluskan, setelah siap, baru masuk tahap pembakaran yang membutuhkan damen dan kayu. Setelah melewati semua proses tersebut barulah gerabah hita, dapat di jual.

2) Gerabah Putih

(35)

25

Menurut kepres No. 127 Tahun 2001 home industri merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil. Bidang/ jenis usaha yang dicadangkan untuk home industri atau usaha kecil adalah bidang/jenis usaha yang ditetapkan untuk usaha kecil yang perlu dilindungi, diberdayakan, dan diberikan peluang berusaha agar mampu sejajar dengan pelaku ekonomi lainnya untuk mengoptimalkan peran sertanya dalam pembangunan.6

Berikut merupakan bidang/jenis usaha yang dicadangkan untuk usaha kecil meurut keputusan residen republik indoensia Nomor 127 tahun 2001 :

1) Sektor pertanian meliputi; peternakan ayam buras

2) Sektor kelautan dan perikanan meliputi; perikanan tangkap dengan menggunakan kapal kurang dari 30 GT/90PK, perikanan budidaya, dan penangkapan ikan hias di air tawar.

3) Sektor kehutanan meliputi; pengusahaan peternakan lebah madu, pengusahaan hutan tanaman aren, dan lain-lain. 4) Sektor energi dan sumber daya mineral meliputi;

pertambangan rakyat

5) Sektor industri dan perdagangan meliputi; industri makanan dan minuman olahan yang melakukan pengawetan dengan

6

(36)

26

proses pengasinan, industri tekstil, industri perkakas tangan yang diproses secara manual atau semi mekanik, industri barang dari tanah liat baik yang diglasir maupun yang tidak diglasir untuk keperluan rumah tangga, industri kerajinan yang memiliki kekayaan kekhasan budaya daerah, dan lain-lain.

d) Landasan Hukum Home Industri

Adapun yang menjadi landasan hukum usaha kecil atau home industri adalah sebagai berikut:

1) Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 tentang usaha kecil. Bahwa pemberdayaan usaha kecil berlandasan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Dan pemberdayaan usaha kecil diselenggarakan atas asas kekeluargaan, serta pemberdayaan usaha kecil bertujuan untuk menumbukan dan meningkatkan kemampuan usaha kecil menjadi usaha yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi usaha menengah.7

2) Peraturan Pemenrintah No. 32 Tahun 1998 tentang pembinaan dan pengembangan usaha kecil. Bahwa pembinaan dan pengembangan usaha kecil dilakukan oleh

7

(37)

27

pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dan dilakukan secara terarah dan terpadu serta berkesinambungan untuk mewujudkan usaha kecil yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi usaha menengah. Pembinaan dan pengembnagan usaha kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan memperhatikam klarifikasi dan tingkat perkembnagan usaha kecil. 8

3) Keputusan presiden N0. 99 Tahun 1998 tentang bidang/jenis usaha yang dicadangkan untuk usaha kecil dan bidang/jenis usaha yang terbuka untuk usaha menengah atau usaha besar dengan syarat kemitraan.

4) Instruksi presiden No. 10 Tahun 1999 tentang pemberdayaan usaha menengah.

5) Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 Tentang usaha mikro kecil dan menengah.

6) Kegiatan perindustrian dan pembangunan industri di Indonesia diatur oleh UU No. 5 Tahun 1984.

7) Untuk usaha kecil industri diatur oleh UU No.9 Tahun 1995.

8

(38)

28

e) Peran Home Industry

Peran merupakan sesuatu yang diharapkan dimilki oleh yang memiliki kedudukan dalam masyaraka.9 Dalam menjalankan perannya, home industry disini sangat berperan penting. Dengan begitu usaha perusahaan kecil ini otomatis daoat membnatu program pemerintah dalam upaya mengurangi angka pengangguran dan jumlah penduduk miskin akan berangsur-angsur menurun. Peran sangat penting karena dapat mengatur perilaku seseorang, disamping itu peran menyebabkan seseorang dapat meramalkan perbuatan orang lain pada batas-batas tertentu, sehingga seseorang dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya.10

Peran pemerintah disini juga sangat penting dan berpengaruh bagi keberlangsungnya kegiatan home industry. Karena dengan dibantu oleh pemerintah, maka pelaku home industry akan merasakan dukungan dan juga bantuan dari pemerintah untuk lebih meningkatkan kualitas dan juga kinerja pelaku home industry itu sendiri.

9

Peter Salim Dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, ( Jakarta; Modern English Press, 2002 ) 1132.

10

(39)

29

2. Perubahan Sosial

a. Pengertian Perubahan Sosial

Perubahan sosial dalam masyarakat industri seringkali terjadi pada bidang ekonominya, yaitu pada tingkat taraf hidup masyarakatnya, pada pendapatan masyarakatnya, dan juga pada tingkat angka pengangguran yang dapat ditanggulangi dengan adanya industri itu sendiri. Dalam teorinya Marx, mengartikan bahwa Perubahan sosial merupakan refleksi dari abad revolusi dan merupakan refleksi dari satu perubahan besar dan sangat penting dalam kehidupan ekonomi dengan menempatkan sebagai satu tantangan.11

Perubahan sosial menurut Wilbert Moore yaitu perubahan penting dari struktur sosial, dan yang dimaksudkan dengan struktur sosial adalah pola-pola perilaku dan interaksi sosial. Wilbert memasukkan kedalam definisi perubahan sosial berbagai ekspresi mengenai struktur, seperti norma, nilai, dan fenomena kultural, sehingga jelaslah bahwa definisi demikian itu serba mencakup. Ia juga berpendapat, bahwa perubahan sosial bukanlah suatu gejala masyarakat modern tetapi sebuah hal yang universal dalam pengalaman hidup manusia.12

Jadi arti perubahan itu mencakup bidang yang sangat luas dan didefinisikan sebagai variasi atau modifikasi dalam setiap aspek proses sosial, serta setiap modifikasi pola antar hubungan yang mapan dan standar perilaku. Perubahan sosial tersebut menghasilkan lapisan-lapisan sosial yang digunakan sebagai pembeda dari individu satu dengan yang lainnya.

11

Karl Mennhem, sosiologi sistematis ( Jakarta; PT Bina Angkasa, 1997 ) 154

12

(40)

30

Menurut Harper (1989) perubahan sosial deidefinisikan sebagai pergantian (perubahan) yang signifikan mengenai struktur sosial dalam kurun waktu tertentu. Perubahan di dalam struktur ini mengandung beberapa tipe perubahan struktur sosial yaitu13 :

1) Perubahan dalam personal yang berhubungan dengan perubahan- perubahan peran dan individu-individu baru dalam sejarah kehidupan manusia yang berkaitan dengan keberadaan struktur.

2) Perubahan dalam cara bagian-bagian struktur sosial berhubungan. Perubahan ini misalnya terjadi dalam perubahan alur kerja birokrasi dalam lembaga pemerintahan.

3) Perubahan dalam fungsi struktur, berkaitan dengan apa yang dilakukan masyarakat dan bagaimana masyarakat tersebut melakukannya.

4) Perubahan dalam hubungan struktur yang berbeda. Lembaga pendidikan dalam masyarakat industri memiliki fungsi menyiapkan tenaga kerja untuk kepentingan industri. 5) Kemunculan struktur baru, yang merupakan peristiwa munculnya struktur baru untuk menggantikan struktur sebelumnya.

13

(41)

31

b. Faktor Penyebab Perubahan Sosial

Perubahan sosial bukanlah sebuah proses yang terjadi dengan sendirinya atau secara tiba-tiba. Secara umum ada beberapa faktor yang berkonstruksi dalam memunculkan perubahan sosial. Faktor tersebut dapat digolongkan pada faktor dari dalam dan faktor dari luar masyarakat itu sendiri. Perubahan sosial juga dapat berlangsung dalam berbagai jenis kelajuan yaitu, lambat, sedang, dan cepat atau secara evolusi dan revolusi. Perubahan tersebut meliputi;

1) Adanya konflik

Dalam masyarakat industri tentunya sering terjadi konflik, babhkan pada industri yang berskala kecilpun. Konflik tersebut meliputi adanya persaiangan dalam proses produksi kerajinan gerabah, adanya persaingan dalam proses penjualan kepada pengepul, adanya persaingan dalam menentukan harga untuk setiap kerajinan gerabah tanah liat yang dibuatnya.

(42)

32

memaksakan kehendaknya terhadap kelompok atau kelas sosial lainnya.14

2) Penemuan-penemuan baru

Suatu proses sosial dan kebudayaan terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru, jalannya unsur kebudayaan baru yang tersebar ke lain-lain masyarakat dan cara-cara unsur kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan.

Penemuan-penemuan baru inilah yang nantinya dapat menciptakan sebuah perubahan bagi masyarakat industri. Dimana dengan penemuan baru tersebut, masyarakat dapat berpindah ataupun lebih mengebangkan usaha yang tengah digelutinya.

3) Inovasi

Inovasi merupakan gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Kebaruan inovasi itu diukur secara subjektif, menurut pandangan individu yang menangkapnya. Inovasi tidak jauh berbeda dengan penemuan-penemuan baru di atas, karena jika muncul sebuah inovasi dari masyarakat tersebut,maka nantinya dapat menciptakan

14

(43)

33

perubahan yang baru juga. Dan perubahan tersebut di harapkan dapat berguna atau bermanfaat bagi keberlangsungan hidup yang lebih baik untuk kedepannya nanti.

4) Perubahan lingkungan hidup

Terjadinya perubahan lingkungan hidup antara lain yaitu, gempa bumi, angin topan, dan banjir. Selain itu banyak kelompok masyarakat manusia mengubah lingkungan hidup mereka dengan cara melakukan migrasi, segenap lembaga kemasyarakatan mulai dari bentuk negara sampai keluarga dapat mengalami perubahan-perubahan yang mendasar.15

Perubahan lingkungan hidup yang terjadi di desa Rendeng adalah fenomena alam banjir yang seringkali terjadi di desa Rendeng. Banjir tersebut banyak menyebabkan perubahan, seperti lumpuhnya kegiatan perekonomian masyarakat rendeng, karena memang notabennya masyarakat rendeng tersebut sangat bergantung pada alam dalam proses kegiatan home industri kerajinan gerabah tersebut.

15

(44)

34

c. Faktor Pendorong Dan Penghambat Perubahan Sosial

1) Faktor Pendorong Perubahan Sosial a) Toleransi

Toleransi merupakan sikap menerima sesuatu keadaan. Dengan adanya toleransi akan mendorong individu yang kreatif menciptakan usaha-usaha perubahan. Dengan adanya toleransi tersebut dapat mengurangi adanya sebuah konflik karena perbedaan pendapat dalam suatu masyarakat. Oleh karena itu, sikap toleransi sangat diperlukan untuk mencapai kehidupan yang harmonis antar sesama individu.

b) Rasa tidak puas

Ketidakpuasaan masyarakat nantinya akan menyebabkan sebuah revolusi dalam masyarakat. Revolusi ini melahirkan perubahan dalam seluruh aspek kehidupan. Dengan adanya rasa ketidakpuasan tersebut akan semakin membuat masyarakat menciptakan sesuatu yang baru atau dapat mengubah kehidupannya, ini termasuk faktor yang sangat mendukung adanya sebuah perubahan.

c) Pendidikan

(45)

35

berarti pendidikan memberi dorongan mengubah masyarakat. Perubahan yang terjadi di masyarakat rendeng memanglah perubahan yang kali pertama terjadi dan di perkenalkan oleh kaula muda, dan dari situ pendidikan sangat pemting dalam proses perubahan sosial.

d) Orientasi masa depan

Kondisi yang senantiasa berubah merangsang orang untuk mengikuti dan menyesuaikan dengan perubahan. Pemikiran yang selalu berorientasi masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.

2) Faktor Penghambat Perubahan Sosial

a) Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat

Ilmu pengetahuan membuka mata untuk menyesuaikan diri kepada kondisi baru atas dasar penalaran. Perkembangan ilmu pengetahuan juga diperoleh melalui interaksi kontak masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya.16

Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat inilah yang menghambat adanya sebuah perubahan, karena memang pelaku home industri yang kebanyakan dijalankan oleh

16

(46)

36

penduduk yang usia tidak muda lagi, sulit untuk menciptakan sebuah perubahan.

C. Teori Gerakan Sosial

1. Perubahan Sosial

Wujud agen peerubahan sosial bermacam-macam. Perubahan sosial disebabkan oleh berbagai macam agen, tetapi di era modern ada yang sangat menonjol, yaitu gerakan sosial. Gerakan sosial merupakan kekuatan perubahan paling manjur dalam masyarakat kita. Banyak pakar yang menyimak peran khas gerakan sosial ini. Mereka melihat gerakan sosial sebagai salah satu cara utama untuk menata ulang masyarakat modern.

Bagaimana cara gerakan sosial menyesuaikan diri dengan agen perubahan yang lain. Jawabnya dimulai dengan membedakan berbagai cara agen mula-mula mengerakkan perubahan sosial.

a. Perubahan berasal dari bawah, melalui aktivitas yang dilakukan oleh massa rakyat biasa dengan derajat kebersamaan yang berbeda-beda. Perubahan lain mungkin berasal dari atas, melalui aktivitas elite yang berkuasa (penguasa, pemerintah, manajer, administrator, dan lain-lain) mampu memaksakan kehendaknya kepada anggota masyarakat yang lain.

(47)

37

sebelumnya: perubahan lain mungkin muncul sebagai efek samping tak diharapkan, efek samping dari tindakan yang tujuannya sama sekali berlainan.

Model perubahan sosial dapat dilihat dibawah ini, antara lain:

a. Perubahan tersembunyi yang berasal dari bawah misalnya (tindakan organisai dalam kehidupan sehari-hari dalam membuat pilihan, membuat keputusan untuk tujuan dirinya sendiri tanpa disadari menghasilkan perubahan ekonomi, cenderung demografis, pergeseran nilai adat, gaya hidup dan sebagainya).

Pengaruh gabungan tindakan indivisu secara terpisah pada tingkat skala makro dipahami sebagai kecenderungan lahiriah yang diabstraksikan dari tindakan massa yang menggerakkannya. Adakalanya kecenderungan jangka panjang itu yang bergeser dan mengalir mengancu pada gerakan sosial (atau gerakan sosial umum berbeda dari gerakan sosial khusus).

(48)

38

b. Perubahan tersembunyi yang berasal dari atas (misalnya tindakan yang dilakukan oleh pemerintah, badan administrasi atau manajerial).

c. Perubahan nyata yang berasal dari bawah (misalnya tuntutan reformasi politik melalui mobilisasi massa).

d. Melukiskan situasi kebersamaan rakyat dan yang mengorganisir dari untuk menciptakan perubahan yang diinginkan dalam masyarakat mereka. Spektrumnya terentang mulai dari gerakan spontan dan huru-hara yang meluas, melalui gerakan sosial, hingga kelompok kepentingan, lobi dan partai politik yang sangat birokratis yang berjuang untuk mendapatkan kekuasaan (partai politik yang berkuasa telah termasuk kategori lain dari tipologi kita, begitu juga penguasa dan pen=merintah sebagai agen yang memaksakan perubahan dari atas.

2. Definisi Gerakan Sosial

“Gerakan sosial adalah tindakan kolektif yang diorganisaikan

secara longgar, tanpa cara terlembaga untuk menghasilkan perubahan

dalam masyarakat mereka.”17

Gerakan sosial juga dapat diartikan tindakan kolektif yang kurang lebih terorganisir, bertujuan perubahan sosial atau lebih tepatnya kelompok individu yang secara bersama bertujuan mengungkapkan perasaan tak puas secara kolektif di depan umum dan mengubah basis

17

(49)

39

sosial dan politik yang dirasakan tak memuaskan itu (Eyerman dan Jamison, 1991. Dalam Piotr Sztompka, 2004).18

Gerakan sosial secara teoritis merupakan sebuah gerakan yang lahir dari dan atas prakarsa masyarakat dalam usaha menuntut perubahan dalam institusi, kebijakan atau struktur pemerintah. Disini terlihat tuntutan perubahan itu biasanya karena kebijakan pemerintah tidak sesuai lagi dengan konteks masyarakat yang ada atau kebijakan itu bertentangan dengan kehendak sebagian masyarakat. Karena gerakan sosial lahir dari masyarakat maka kekurangan apapun ditubuh pemerintah menjadi sorotannya. Dari literatur definisi tentang gerakan sosial, adapula yang mengartikan gerakan sosial sebagai sebuah gerakan yang anti pemerintah dan juga pro pemerintah. Ini berarti tidak selalu gerakan sosial itu muncul dari masyarakat tetapi bisa juga dari hasil rekayasa para pejabat pemerintah atau penguasa.19

Sedangkan menurut mansoer fakih, “gerakan sosial diartikan

sebagai kelompok yang terorganisir secara tidak ketat dalam rangka tujuan

sosial terutama dalam usaha merubah struktur maupun nilai sosial”.20

Jadi gerakan sosial merupakan sekumpulan individu yang bersatu dalam mencapai sebuah tujuan baik itu untuk kepentingan internal maupun ekternal yang terorganisir dan lahir dari sekumpulan masyarakat yang

18

Piotr Sztompka, sosiologi perubahan sosial (Jakarta: PRENADA, 2004), 326

19

Juwono Sudarsono, pembangunan politik dan perubahan politik, (jakarta: Gramedia, 1976), 24-25

20

(50)

40

memiliki kepentingan yang sama serta sebuah gerakan yang lahir dari adanya sekumpulan individu yang berkuasa.

3. Gerakan Sosial Dan Modernitas

Ada beberapa alasan yang menyebabkan gerakan sosial di zaman modern lebih menonjol dan lebih signifikan, sebagian alasannya telah dikenal dalam analisis pakar klasik abad 19 tentang ciri modernitas sebagai berikut:

a. Alasan pertama disebut “ tema Durkheim”. Kecenderungan kepadatan penduduk di kawasan sempit terjadi bersamaan dengan urbanisasi dan industrialisasi dan menghasilkan kepadatan moral penduduk yang besar. Kepadatan ini membuka peluang lebih baik untuk mengadakan kontaj dan interaksi untuk mengembangkan kesamaan, pandangan, artikulasi ideologi bersama dan merekrut pendukung.21 b. Peningkatan ketimoangan sosial yang belum pernah terjadi

sebelumnya, dengan perbedaan kekayaan, kekuasaan, dan prestise yang sangat tajam ini menimbulkan pengalaman dan kesan eksploitasi, penindasan, ketidakadilan, dan perampasan hak yang menggerakkan permusuhan dan konflik kelompok.22

21

Piotr Sztompka, sosiologi perubahan sosial (Jakarta: PRENADA, 2004),330

22

(51)

41

c. Masyarakat modern mengalami peningkatan pendidikan dan mempunyai kultur umum. Partisipan dalam gerakan sosial membutuhkan kesadaran, imajinasi, kepekaan moral, dan perhatian terhadap masalah publik dalam derajat tertentu serta keamampuan menggeneralisirnya dari pengalaman pribadi dan lokal.23

4. Tipe Gerakan Sosial

Gerakan sosial muncul dalam segala bentuk dan ukuran. Untuk memamhami berbagai jenis fenomena ini diperlukan sebuah tipologi yang menggunakan beberapa kriteria sebagai berikut:

a. Gerakan sosial yang berbeda menurut bidang perubahan yang diinginkan. Ada yang terbatas tujuannya, hanya untuk mengubah aspek tertentu kehidupan masyarakat tanpa menyentuk inti struktur institusinya, gerakan yang hanya menginginkan perubahan di dalam ketimbang perubahan masyarakatnya sebagai keseluruhan. Ini disebut gerakan reformasi.

b. Gerakan sosial yang berbeda dalam kualitas perubahan yang diinginkan. Memperkenalkan institusi baru, hukum baru, bentuk kehidupan baru, dan keyakinan baru. Singkatnya, gerakan ini ingin membentuk masyarakat kedalam satu pola yang belum pernah ditemukan

23

(52)

42

sebelumnya. Orientasi ini adalah ke masa depan. Perubahan diarahkan gerakan progresif.

c. Gerakan yang berbeda dalam target perubahan yang diinginkan. Ada yang memusatkan perhatian pada perubahan struktur sosial, ada yang pada perubahan individual. Gerakan perubahan struktural ada dua bentuk: 1) Gerakan sosial politik (tilly menyebutnya gerakan sosial

nasional) yang berupaya mengubah stratifikasi politik, ekonomi, dan kelas. Gerakan ini senantiasa menentang penguasa negara atas nama rakyat yang mempunyai kekuasaan formal sangat kecil (Tilly, 1985. Dalam Piotr Sztompka, 2004).24

2) Gerakan sosial kultural yang ditujukan pada aspek yang kurang teraba dari kehidupan sosial, mengusulkan perubahan keyakinan, nilai, norma, simbol, dan pola hidup sehari-hari.

d. Gerakan sosial yang berbeda mengenai “arah perubahan

yang diinginkan”. Kebanyakan gerakan mempunyai arah

positif. Gerakan seperti itu mencoba memperkenalkan perubahan tertentu, membuat perbedaan. Arah positif ini juga dipertahankan ketika gerakan dimobilisasi untuk mencegah perubahan, baru kemudian arahnya negatif.

24

(53)

43

Kasus khas terjadi ketika gerakab dimobilisasi untuk merespon perubahan yang dinilai negatif yang timbul segera setelah kecenderungan sosial umum menimbulkan dampak sampingan yang tak diharapkan. Sejumlah gerakan antimodernitas termasuk kategori ini.

e. Gerakan sosial yang berbeda dalam strategi yang melandasi

atau “logika tindakan mereka”. Ada yang mengikuti logika

instrumental, gerakan ini berjuang untuk mendapatkan kekuasaan politik dan dengan kekuatan politik itu memaksakan perubahan yang diinginkan dalam peraturan hukum, institusi, dan organisasi masyarakat. Tujuan utama mereka adalah kontrol politik. Bila berhasil, gerakan seperti itu berubah menjadi kelompok penekan atau partai politik, masuk ke parlemen pemerintahan.

f. Perbedaan tipe gerakan sosial yang ditemukan sangat menonjol dalam epos sejarah berlainan. Ini memungkinkan kita untuk membedakan dua tipe besar yang berkaitan dengan sejarah modern. Gerakan yang menonjol di fase awal modernitas memusatkan perhatian pada kepentingan ekonomi, anggotanya umumnya direkrut dari satu kelas sosial tertentu, organisasinya kaku, desentralisasi.

(54)

44

sosial yang kompleks dan heterogen, mencerminkan perbedaan tipe seperti yang dibahas di atas. Pada tingkat hubungan sosial yang ruwet ini akan terlihat satu fenomena menonjol. Terutama akan diketahui kaitan antara gerakan dan memperkuar kualitas. Lebih tepatnya, tiap gerakan menciptakan kondisi untuk memobilisasi gerakan tandingan.

(55)

45

Gambar 2.1

Alur Pikir Peta Teori

Home Industry

&

Perubahan Sosial

Masyarakat Pengrajin

Gerabah Di Desa Rendeng

Perubahan Tersembunyi Dari Bawah Yang Dikehendaki

Pengrajin Gerabah

(Manusia Menginginkan Perubahan di Sektor Ekonomi)

Teori Perubahan Sosial

&

Gerakan Sosial

(Piotr Sztompka)

h, 324 Perubahan Nyata Dari Bawah

Yang Memobilisasi Bisnis Kecil

(Home Industry, Industri Keluarga)

1

2

(56)

(57)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di dalam melakukan penelitian. Sebagaimana metode penelitian dibutuhkan oleh peneliti untuk tahapan didalam melakukan penelitian. Metode penelitian ini muncul karena terjadi perubahan paradigma dalam memandang suatu realitas, fenomena, gejala. Dalam paradigma ini realitas sosial dipandang sebagai sesuatu yang holistik atau utuh, kompleks, dinamis, dan penuh makna1. Adapun metode penelitian sebagai berikut :

A. Jenis Penelitian

Untuk mengkaji lebih dalam mengenai “Home Industri Dan Perubahan Sosial (Studi Kasus Kerajinan Gerabah dan Perubahan Sosial di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro)”, peneliti menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, maksud dari penelitian ini yaitu berusaha untuk menuturkan keadaan, tingkah laku, atau makna dari keadaan dan tingkah laku yang ada berdasarkan data-data kualitatif yang telah dikumpulkan.2

1

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif ( Bandung: Alfabeta, 2014 ), 2.

2

(58)

47

Penelitian deskriptif ini menghasilkan temuan-temuan data tanpa menggunakan prosedur statistik atau dengan cara lain dari pengukuran (kuantitatif) melainkan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dalam penelitian kualitatif, peneliti menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial serta hubungan erat antara peneliti dan subyek yang diteliti. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah. Penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala alam, peristiwa, serta kejadian yang terjadi di masa sekarang.

Penelitian deskriptif memusatkan perhatiannya pada aktual atau aksi sebagaimana adanya saat penelitian berlangsung serta peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.3 Sebab, dalam penelitian tersebut permasalahan yang timbul bisa saja berubah (belum jelas), kompleks, dan dinamis, serta penuh makna. Sehingga peneliti perlu adanya penelitian secara menyeluruh dan mendalam (holistik).

Alasan penulis memilih jenis data kualitatif, karena dalam penelitian kualitatif pemalsuan data dapat dihindari, hal ini disebabkan adanya tehnik menguji keabsahan data pada data yang

3

(59)

48

diragukan. Pada penelitian jenis kualitatif ini peneliti dapat dengan mudah menggali data dengan cara menyatu atau berbaur dengan obyek penelitian. Dan dapat secara langsung terjun ke lapangan guna menggali lebih dalam lagi data yang dibutuhkan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi yang dipilih untuk digunakan sebagai bahan Penelitian ini tepatnya dilakukan di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro. Alasan dipilih lokasi penelitian tersebut karena terdapat perubahan masyarakat yang mayoritas masyarakatnya merupakan pekerja home industry kerajinan gerabah dengan bertujuan untuk mengetahui seberapa besarkah perubahan yang terjadi ketika adanya home industri kerajinan gerabah tersebut di desa Rendeng.

2. Waktu penelitian

(60)

49

penelitian ini sempat terhenti karena peneliti mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata. Selanjutkan pada bulan maret, pada tahap ini peneliti mulai fokus pada bab IV untuk wawancara dan menggali data yang dibutuhkan. Dan penelitian berakhir pada bulan april.

C. Pemilihan Subyek Penelitian

Dalam pendektan kualitatif, ada beberapa istilah yang digunakan unuk menunjuk subyek penelitian. Ada yang mengistilahkan informan yaitu seseorang yang memberikan informasi tentang suatu kelompok atau entitas tertentu dan informan bukan diharapkan menjadi representasi dari kelompok atau entitas tersebut. Istilah lain yaitu partisipan, partisipan digunakan apabila subyek penelitian dianggap bermakna bagi subyek. Kedua istilah tersebut secara substansial dipandang sebagai instrumen utama dalam penelitian kualitatif. 4

Dalam pemilihan subyek penelitian ini, peneliti menggunakan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu dan peneliti sudah benar-benar faham mengenai lokasi penelitian yang diteliti .5 Pertimbangan tersebut merupakan penentuan siapakah informan

4

Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : Pustaka Setia, 2012 ), 88

5

(61)

50

yang layak untuk di wawancara dan mengetahui tentang seluk beluk home industri serta perubahan-perubahan yang terjadi di desa Rendeng.

Subyek penelitian merupakan seseorang yang mampu memberikan informasi seputar kegiatan home industri dan juga perubahan sosial masyarakat Rendeng. Adapun subyek penelitian dapat dibagi dua yaitu:

a. Data primer

Merupakan segala informan kunci yang didapat dari informan dengan fokus penelitian atau data yang diperoleh secara langsung dari subyek penelitian perorangan hingga kelompok. Dalam hal ini peneliti mengambil data primer dari informan adalah perangkat desa ( Kepala Desa beserta staffnya ),pengrajin celengan atau gerabah dan juga tokoh masyarakat.

Tabel 3.1

Informan Desa Rendeng

No. Nama Status

(62)

51

4. Abdul A’la Bayan desa Rendeng 5. Rodliyah Pengrajin gerabah 6. Hanik Aturrofiah Pengrajin gerabah 7. Mahfundoh Tokoh masyarakat

Sumber: hasil wawancara penelitian di lapangan, 2017

Para informan tersebut memiliki kedudukan yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut:

1) Muslih ( Kepala Desa Rendeng )

Bapak muslih ini merupakan orang nomor satu di desa Rendeng beliau ada kepala desa Rendeng, beliau adalah bapak dari seluruh masyarakat desa Rendeng. Bapak muslih ini tidak bekerja sebagai pengrajin gerabah, namun istrinya yang dulu bekerja sebagai pengrajin gerabah.

2) Abdul Ghofur ( Pengrajin Gerabah )

(63)

52

3) Tabah Hana ( Pengrajin Gerabah )

Beliau adalah pengrajin gerabah putih dan juga pemilik wisata edukasi gerabah pertama kali, sebelumnya beliau bekerja sebagai pencari emas keliling desa. Namun karena home industri yang digelutinya sekarang lebih menjanjikan daripada pekerjaannya dulu, beliau memutuskan untuk beralih profesi sebagai pengrajin gerabah putih di desa Rendeng.

4) Abdul A’la ( Bayan Desa Rendeng )

Beliau termasuk perangkat desa, beliau termasuk orang yang mengerti tentang home industri juga, karena istrinya juga merupakan pengrajin gerabah yang sudah lama. Beliau menjadi bayan sudah hampir 3 tahun dan untuk kegiatan sampinganya beliau mengurus sawah yang dipunyanya sendiri dengan dibantu oleh keluarga.

5) Rodliyah ( Pengrajin Gerabah )

(64)

53

6) Hanik Aturrofiah ( Pengarjin Gerabah)

Beliau adalah seorang ibu rumah tangga sekaligus pengrajin gerabah hitam dan putih. Untuk gerabah putih dikirim kepada Abdul Ghofur yang memiliki home industri wisata edukasi, sedangkan gerabah hitam beliau mengolah sendirinya dan dijual kepada pengepul saat masih mentah.

7) Mahfundhoh ( Tokoh Masyarakat )

Beliau adalah seorang ibu rumah tangga. Beliau memang tidak memproduksi gerabah, namun ibu beliaulah yang menjadi pengarajin gerabah. Jadi sedikit demi sedikit mengetahui seluk beluk kerajinan gerabah.

(65)

54

b. Data sekunder

Merupakan informasi yang didapat dari informan sebagai pendukung data primer. Seperti data yang diperoleh dari hasil observasi langsung kelapangan dan juga dari buku, jurnal, internet dan lainnya yang dapat membantu peneliti dalam melengkapi data.

D. Tahap-Tahap Penelitian

a. Tahap Pra-Lapangan 1) Penjajakan lapangan

Dalam tahap ini, peneliti menggali informasi tentang kegiatan dan kebiasaan dari masyarakat Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro baik itu pada pagi, sore dan malam hari. Peneliti melakukan turun lapangan langsung serta mengamati hal-hal yang sekiranya dapat digunakan dalam penyusunan skripsi. Setalah peneliti melakukan observasi, selanjutnya peneliti menyusun kerangka atau data-data yang diperoleh untuk dijadikan latar belakang masalah.

2) Menyusun rancangan penelitian.

(66)

55

karena membutuhkan persetujuan pembimbing dari bab satu ke bab yang lain. Awalnya peneliti terlebih dahulu membuat judul dan rumusan masalah yang akan dijadikan pedoman untuk melangkah pada tahap yang selanjutnya.

3) Memilih lapangan penelitian,

Dalam memilih lapangan penelitian, peneliti menggunakan jalan dengan mempertimbangkan teori substantive dan dengan mempelajari serta mendalami fokus serta rumusan masalah penelitian. Yang mana penelitian berfokus di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupeten Bojonegoro.

4) Memilih dan memanfaatkan informan.

(67)

56

b. Tahap lapangan 1) Interview

Dalam tahap ini, peneliti melakukan interview mendalam dengan mencari informan atau mendatangi informan yang berada dirumah mereka masing-masing sesuai dengan data informan yang telah peneliti pilih sebelumnya, agar nantinya dapat diperoleh data yang maksimal. Informan tersebut adalah Kepala Desa Rendeng sendiri beserta Staffnya. Dalam penelitian kualitatif metode yang tepat atau yang biasa digunakan oleh peneliti adalah interview, pengamatan dan pemanfaatan dokumen. 6

2) Pengumpulan data

Setelah interview dilakukan, dan memperoleh data-data yang dibutuhkan, peneliti akan mengumpulkan data-data yang ada di lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan menyaring beberapa informasi yang dibutuhkan. Setelah itu akan dilakukan proses analisis data untuk memperjelas data yang telah diperoleh di lapangan dan juga teori yang telah peneliti gunakan.

6

(68)

57

c. Tahap menulis laporan

Setelah hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti di rasa cukup dan dapat menjawab pertanyaan akan rumusan masalah yang diusung oleh peneliti, selanjutnya peneliti menyusun laporan secara terstruktur ( dengan bentuk format yang rapi dan dapat dipertanggungjawabkan saat dilaksanakan sidang skripsi ).

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara mendalam

Wawancara yang peneliti lakukan berada di desa Rendeng, pada saat wawancara dilakukan banyak sekali kendala yang dialami oleh peneliti, namun tidak hanya kendala saja yang terjadi saat proses penelitian. Pada saat wawancara, banyak dari mereka yaitu para informan yang gembira karena akan di wawancara dan mereka sangat antusias dalam menjawab. Namun disini kendalanya, para informan sulit memahami pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, serta banyak dari informan yang sibuk dengan pekerjaan dan kadang sulit untuk mendapatkan waktu yang cukup lama untuk proses wawancara.

Gambar

 Gambar 2.1
Tabel 3.1
Tabel 4.1
Tabel 4.2
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dan pem- bahasan, maka dapat disimpulkan bahwa metode penemuan terbimbing dan metode pemberian tugas pada materi bangun ruang sisi

3) Jawaban responden tentang ketepatan waktu pelayanan sesuai dengan janji yang diberikan responden menjawab setuju 83%. Hal ini menunjukkan bahwa responde sudah

The younger male masters tend to use Basa Madya and the writer assumes that even though they are younger than their maids, they do not want to use Basa Krama to speak with their

Penerapan Media Pembelajaran Kartu Permainan Sejarah Dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di

[r]

3. Tentang "Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Untuk Menurunkan Nyeri Pada Saat Inseri Intra Vena Pada Pasien Di Ruang IGD.. Di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas III SD Negeri Plaosan 1 Pada materi operasi hitung

Peran Bidan dan tenaga kesehatan lain pada hari buka posyandu antara lain sebagai berikut: membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu, menyelenggarakan pelayanan