STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR AL-QUR’AN HADIS SISWA ANTARA STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING DAN
CONCEPT MAPPING DI MTs UNGGULAN AL-JADID WARU SIDOARJO
SKRIPSI
OLEH:
SITTI KHUMAIRO NIM. D01213053
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
ABSTRAK
Sitti Khumairo, D01213053, 2017. Studi Komparasi Prestasi Belajar
Al-Qur’an Hadis Siswa Antara Strategi Pembelajaran Guided Note Taking Dan Concept Mapping Di MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo. Skripsi. Surabaya : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Ampel, 2017.
Kata Kunci:Prestasi Belajar, Al-Qur’an Hadits. Strategi Guided Note Taking, Concept Mapping.
Keberhasilan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari proses pembelajaran yang sedang berlangsung, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait. Komponen tersebut adalah guru, siswa, materi, media dan metode. Dalam proses pembelajaran seorang guru dituntut untuk dapat menciptakan dan menggunakan berbagai macam strategi dan metode, agar pembelajaran tidak membosankan bagi siswa. Salah satu strategi yang efektif untuk mengaktifkan siswa adalah Guided Note Taking. Strategi Guided Note Taking adalah suatu strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan cara guru menyiapkan bagan/skema atau yang lain yang dapat membantu siswa dalam membuat catatan-catatan sesuai materi yang telah disampaikan. Selain itu, strategi yang lain yang dapat mengaktifkan siswa adalah Concept Mapping. Strategi ini merupakan suatu strategi yang menggerakkan peserta didik dalam mengembangkan pemikirannya dengan menggambarkan ke dalam peta konsep. Dalam hal ini yang menjadi rumusan masalah adalah tentang bagaimana penerapan strategi Guided Note Taking, bagaimana penerapan Concept Mapping, bagaimaana prestasi belajar al-Qur‟an Hadis siswa dan adakah perbedaan prestasi belajar antara penerapan strategi pembelajaran Guided Note Taking dan Concept Mapping.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap secara empiris perbedaan prestasi belajar al-Qur‟an Hadis siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran Guided Note Taking dan Concept Mappjng di MTs Unggulan Al-Jadid Waru. Penelitian ini menggunakan studi komparasi atau perbandingan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode tes, observasi, dokumen, dan angket. Analisis data untuk uji hipotesis digunakan rumus Independent Sample T-Test.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
PERSEMBAHAN ... vi
MOTTO ... viii
ABSTRAK ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ... xxii
DAFTAR TRANSLITERASI ... xxiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
C. Tujuan Peneliian ... 9
D. Kegunaan Penelitian ... 10
E. Penelitian Terdahulu ... 10
F. Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian ... 12
G. Definisi Operasional ... 14
H. Sistematika Pembahasan ... 16
BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran ... 19
B. Tinjauan Tentang Pendekatan, Metode, Teknik, Strategi Dan Model Pembelajaran ... 23
C. Tinjauan Tentang Strategi Guided Note Taking ... 36
1. Pengertian Strategi Guide Note Taking ... 36
2. Tujuan penerapan Strategi Guide Note Taking ... 37
3. Langkah-Langkah Strategi Guide Note Taking ... 38
4. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Guide Note Taking ... 40
D. Tinjauan tentang Strategi Concept Mapping ... 41
1. Pengertian Strategi Concept Mapping ... 41
2. Tujuan penerapan Strategi Concept Mapping ... 44
3. Langkah-Langkah Strategi Concept Mapping ... 46
4. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Concept Mapping ... 48
E. Tinjauan tentang Prestasi Belajar ... 50
1. Pengertian Prestasi Belajar ... 50
3. Indikator Prestasi Belajar ... 56
4. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 62
F. Tinjauan Tentang Pembelajaran Al-Qur‟an Hadis ... 68
1. Pengertian Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis ... 68
2. Materi Pelajaran Al-Qur‟an Hadis ... 69
3. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Al-Qur‟an Hadis ... 77
4. Penerapan Strategi Pembelajaran Guided Note Taking pada Pembelajaran Al-Qur‟an Hadis ... 78
5. Penerapan Strategi Pembelajaran Concept Mapping pada Pembelajaran Al-Qur‟an Hadis ... 79
G. Hipotesis Penelitian ... 80
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 83
B. Variabel, Indikator dan Instrumen Penelitian ... 85
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 88
D. Jenis dan Sumber Data ... 90
E. Teknik Pengumpulan Data ... 91
F. Teknik Analisis Data ... 95
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 101
1. Identitas Sekolah MTs Unggulan Al-Jadid ... 101
3. Struktur Organisasi ... 102
4. Keadaan Guru Dan Karyawan ... 103
5. Jumlah Siswa ... 103
6. Keadaan Sarana Dan Prasana ... 104
B. Penyajian Data ... 106
1. Data Hasil Observasi dan Angket tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Guided Note Taking ... 106
2. Data Hasil Observasi dan Angket tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Concept Mapping ... 107
3. Data Hasil Wawancara, Tes dan Dokumentasi Raport tentang Prestasi Belajar Al-Qur‟an Hadits ... 109
C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 117
1. Analisis Data tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Guided Note Taking ... 117
2. Analisis Data tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Concept Mapping ... 125
3. Analisis Data tentang Prestasi Belajar Al-Qur‟an Hadits .... 132
4. Analisis Perbandingan Prestasi Belajar Al-Qur‟an Hadits Antara Strategi PembelajaranGuided Note Taking dan Concept Mapping ... 140
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 144
B. Saran ... 150
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Menghadapi zaman yang serba mengglobal ini, pendidikan merupakan
salah satu sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatan
kecerdasan bangsa adalah salah satu tujuan pembangunan nasional dalam
bidang pendidikan sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Republik
Indonesia No. 14 Tahun 2005 yaitu :
“Pembangunan Nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.”1
Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat
manusia secara holistik, yang memungkinkan anak didik berkembang secara
optimal. Dengan demikian, pendidikan seyogyanya menjadi wahana strategis
bagi upaya mengembangkan segenap potensi individu, sehingga cita-cita
membangun manusia Indonesia seutuhnya dapat tercapai.2
Untuk mencapai tujuan pendidikan holistik, maka kurikulum yang
dirancang juga harus diarahkan untuk mencapai tujuan pembentukan manusia
holistik. Termasuk di dalamnya membentuk anak menjadi pembelajar sejati,
yang senantiasa berpikir holistik, bahwa segala sesuatu adalah saling terkait
1
UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen & UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Beserta Penjelasannya (Bandung :Fermana, 2006), h. 1
2
2
atau berhubungan. Beberapa pendekatan pembelajaran yang dianggap efektif
untuk menjadikan manusia pembelajar sejati diantaranya adalah pendekatan
siswa belajar aktif, pendekatan yang merangsang daya minat anak atau rasa
keingintahuan anak, pendekatan belajar bersama dalam kelompok, kurikulum
terintegrasi, dan lain-lain.3
Berkaitannya dengan Pendidikan Agama Islam, Banyak sekali usaha
yang telah dilakukan oleh para ahli pendidikan dalam rangka peningkatan
kualitas Pendidikan Agama Islam. Suatu usaha yang diharapkan mampu
memberikan nuansa baru bagi pengembangan sistem pendidikan di Indonesia,
dan sekaligus hendak memberikan konstribusi dalam menjabarkan makna
Pendidikan Nasional yang berfungsi:
„Mengembangkan kemampuan dan membangun watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab‟.4
Melihat dari penjelasan di atas, menjadi penting Pendidikan Agama
Islam bagi anak didik. Melewati proses pembelajaran yang
mengejewantahkan tentang penanaman nilai-nilai Islam dengan tidak
melupakan etika sosial. Dalam hal ini Pendidikan Agama Islam bagi anak
berbakat memiliki kontribusi besar, agar anak itu mampu menjadi siswa yang
berkualitas; memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual yang
3
Megawangi, R, dkk., Pendidikan Holistik (Jakarta: Indonesia Heritage Foundation, 2005), h. 45
4
3
berimbang. Sehingga dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari
dengan bentuk sikap berbudi pekerti luhur dan bermartabat serta beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Bertolak pada urgensi pendidikan di atas, pembelajaran merupakan hal
yang vital dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Pembelajaran yang
optimal tidak bisa dilepaskan dari peran seorang guru. Guru berperan penting
dalam usaha mendewasakan anak didik agar nantinya dapat menemukan jati
dirinya secara utuh.
Disamping itu guru harus memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan
konseptual, juga harus mengetahui dan melaksanakan interaksi belajar
mengajar. Di dalam kegiatan mengelola interaksi belajar mengajar guru
paling tidak harus memiliki dua modal dasar, yakni kemampuan mendesain
program dan keterampilan mengkomunikasikan program tersebut kepada
anak didik. Hal-hal di atas hanya bisa dilakukan oleh guru yang
berkompetensi. Guru setidak-tidaknya harus memiliki
kompetensi-kompetensi sebagai bekal untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang
optimal.5
Untuk mencapai kompetensi tersebut seorang guru harus mampu
memilih dan memilah strategi apa yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Strategi tersebut haruslah disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
Dalam al-Qur‟an juga dijelaskan bahwa dalam berdakwah Nabi Muhammad saw juga menggunakan strategi-strategi :
5
4
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. an-Nahl :125).
Berbicara tentang belajar dan pembelajaran tidak akan terlepas dari
adanya metode, karakteristik dan model pembelajaran. Dalam proses belajar
siswa juga memiliki karakteristik cara belajar yang berbeda-beda.
Dalam Q.S. al-Baqarah ayat 31-33 Allah SWT berfirman:
5
Dari tiga ayat dari surat al-Baqarah ini Allah memberikan sebuah
pelajaran kepada manusia bahwa dalam proses belajar mengajar haruslah
menggunakan sebuah strategi, metode atau model pembelajaran yang tepat
agar tujuan dalam pendidikan dapat tercapai dengan baik.
Tugas dan peranan guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya
sangat kompleks, tidak terbatas pada saat interaktif edukatif di dalam kelas,
yang lazim disebut proses belajar mengajar. Guru juga bertugas sebagai
administrator dan evaluator. Dalam interaksi edukatif unsur guru dan anak
didik harus aktif, tidak mungkin terjadi proses edukatif bila hanya satu unsur
yang aktif. Aktif dalam arti sikap, mental dan perbuatan. Dalam sistem
pengajaran dengan pendekatan ketrampilan proses, anak didik harus lebih
aktif daripada guru. Guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan
fasilitator.6
Keberhasilan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari proses pembelajaran
yang sedang berlangsung, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen
yang saling terkait. Komponen tersebut adalah guru (pendidik), siswa (peserta
didik), materi (bahan), media (alat/sarana), dan metode atau pola
penyampaian. Dalam proses pembelajaran seorang guru dituntut untuk dapat
menciptakan dan menggunakan berbagai macam strategi dan metode, agar
pembelajaran tidak membosankan bagi siswa. Akan tetapi sejauh ini proses
pembelajaran yang berlangsung dalam dunia pendidikan masih berpusat pada
guru (teacher centered), bukan pada siswa (student centered). Siswa
6
6
cenderung hanya duduk, mendengarkan, mencatat dan menghafal apa yang
disampaikan oleh guru. Pola seperti ini menyebabkan siswa kurang bisa
mengaktualisasikan dirinya dan pembelajaran menjadi kurang aktif.
Model, pendekatan, strategi dan metode pembelajaran berkaitan erat
dengan tujuan yang akan dicapai. Seorang guru yang mengajarkan ilmu
pengetahuan dengan tujuan agar siswa mendapat suatu pengetahuan yang
bersifat kognitif, akan menggunakan strategi pembelajaran yang efektif yaitu
strategi yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif sejak memulai
pelajaran sampai selesai agar siswa mampu merubah sikap tertentu.
Salah satu strategi yang efektif untuk mengaktifkan siswa adalah catatan
terbimbing (Guided Note Taking). Strategi ini merupakan salah satu solusi untuk membuat siswa lebih berkonsentrasi saat guru sedang menjelaskan
pelajaran. Strategi catatan terbimbing (Guided Note Taking) adalah suatu strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan cara guru
menyiapkan bagan/skema atau yang lain yang dapat membantu siswa dalam
membuat catatan-catatan sesuai materi yang telah disampaikan. Ada banyak
bentuk atau pola yang dapat dilakukan untuk strategi ini salah satunya yang
paling sederhana adalah mengisi titik-titik.7
Selain itu, strategi yang lain yang dapat mengaktifkan siswa adalah
Concept Mapping (Peta Konsep). Strategi ini merupakan suatu strategi yang menggerakkan peserta didik dalam mengembangkan pemikirannya dengan
menggambarkan ke dalam peta konsep. Peta konsep adalah ilustrasi grafis
7
7
konkret yang mengindikasikan bagaimana suatu konsep tunggal dihubungkan
ke konsep lain pada kategori yang sama.8
The Liang Gie menegaskan, mengikuti pelajaran berarti menggabungkan
kecakapan mendengarkan suatu uraian dengan cermat, menangkap uraian
dengan baik, mengolahnya di dalam kepala (pikiran) dan mengeluarkannya
kembali di atas kertas.9 Hal ini yang mendasari bahwa seorang guru harus
mampu mengelola proses pembelajaran dengan efektif dan efisien. Apabila
guru telah mampu mengelola proses pembelajaran meliputi pengembangan
interaksi belajar mengajar yang lebih dinamis untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Maka tak perlu diragukan lagi, pembelajaran
akan dapat mencapai tiga ranah kemampuan siswa yaitu, kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil,
setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya.
Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada
kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa
suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan
berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.
Mengingat begitu pentingnya peran guru dalam proses pembelajaran
maka penulis ingin membandingkan prestasi belajar peserta didik terkait
strategi pembelajaran Guided Note Taking dan Concept Mapping dalam
8
Trianto, Mendesain Model pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual, (Jakarta: Prenamedia Group, 2014), h. 185
9
8
pembelajaran al-Qur‟an Hadis. Yang mana kedua strategi ini tergolong dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa. Untuk pembelajaran al-Qur‟an terkadang siswa sulit untuk menghafalkan arti dari tiap-tiap potongan ayat
ataupun Hadis, jadi hal yang harus dilakukan seorang guru ialah mencari
jalan keluar supaya siswa mudah menghafalkan potongan-potongan ayat
ataupun Hadis tersebut. Terkadang guru meminta siswa untuk menghafalkan
ayat-ayat beserta artinya dengan cara diberikan waktu beberapa menit atau
jam, hal tersebut mungkin bisa mendapatkan hasil bahwa siswa bisa
menghafalkannya namun belum tentu apa yang dihafal siswa akan terus
terkenang dalam benaknya. Cara yang baik supaya siswa dapat mengingat
hafalan tersebut guru dapat membuatkan syair atau nyanyian, guru juga dapat
memberikan peraga dari masing-masing arti dari potongan ayat.
Berdasarkan dari latar belakang diatas, penulis ingin mengadakan
penelitian eksperimen tentang studi komparasi prestasi belajar siswa antara
strategi pembelajaran catatan terbimbing (Guided Note Taking) dan Concept Mapping dalam pembelajaran al-Qur‟an Hadis yang diterapkan di MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo. Maka dari itu, penulis akan mengambil
judul : “Studi Komparasi Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadis Siswa Antara Strategi Pembelajaran Guided Note Taking Dan Concept Mapping Di MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan
9
1. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran Guided Note Taking di MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo?
2. Bagaimana penerapan strategi Concept Mapping di MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo?
3. Bagaimana prestasi belajar al-Qur‟an Hadis siswa di MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo?
4. Adakah perbedaan prestasi belajar al-Qur‟an Hadis siswa antara strategi pembelajaran Guided Note Taking dan Concept Mapping di MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo?
C. Tujuan Penelitian
Setelah rumusan masalah ditentukan, maka tujuan yang hendak dicapai
antara lain:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi pembelajaran
Guided Note Taking di MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo. 2. Untuk Mengetahui bagaimana penerapan strategi Concept Mapping di
MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.
3. Untuk mengetahui baagaimana prestasi belajar al-Qur‟an Hadis siswa di MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.
10
D. Kegunaan Penelitian
Hasil kajian dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
dalam segi teoritis dan praktis. Secara teoritis hasil penelitian diharapkan
berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan lebih lajut didalam
pendidikan agama Islam atau berguna kepada berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi peneliti, agar mengetahui secara langsung dan mendalam tentang
perbedaan prestasi belajar siswa antara penerapan strategi
pembelajaran catatan terbimbing (Guided Note Taking) dengan strategi Concept Mapping dalam pembelajaran al-Qur‟an Hadis di MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.
2. Bagi sekolah, hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan
bahwa alat bantu atau media yang dibutuhkan untuk menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar, harus di usahakan untuk
memilikinya sebagai fasilitas sekolah.
3. Bagi guru, hasil penelitian dapat digunakan sebagai sebuah motivasi
bagi para pendidik, khususnya guru agama Islam pada bidang mata
pelajaran al-Qur‟an Hadis, untuk mampu menggunakan dan memanfaatkan media-media yang telah ada, dengan berbagai kreasi
dan inovasi, demi keberhasilan di dalam proses belajar mengajar.
E. Penelitian Terdahulu
11
Namun, secara umum, terkait dengan Penerapan Strategi Pembelajaran
Guided Note Taking telah dibahas dalam karya tulis sebelumnya. Terkait dengan penerapan Concept Mapping, penulis belum menemukan pembahasan terkait Concept Mapping khususnya pada pembelajaran al-Qur‟an Hadis atau pembelajaran agama yang lain dalam penelitian terdahulu. Berdasarkan
penelusuran yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
Skripsi Masyito Kusnawati tentang “Hubungan Penerapan Metode Guided Note Taking dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VII SMP Islam Duduksampeyan Gresik”. Hasil dari penelitian itu menyimpulkan bahwa hubungan penerapan metode Guided Note Taking dengan peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak kelas VII Smp Islam Duduksampeyan Gresik adalah Cukup
kuat.10
Skripsi Imsikhatun Naimah tentang “Pengaruh Penerapan Strategi Guided Note Taking terhadap Keaktifan Belajar Siswa pada Bidang Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Kemala Bhayangkari Surabaya”. Hasil dari penelitian itu menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
tentang penerapan strategi Guided Note Taking pada keaktifan belajar siswa, dengan diterapkan strategi tersebut hasil diketahui bahwasanya siswa menjadi
semangat dan berantusias dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.11
10
Masyito Kusnawati, Hubungan Penerapan Metode Guided Note Taking dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VII SMP Islam Duduksampeyan Gresik,
Skripsi pada Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Ampel, 2014.
11
12
Skripsi Maskhuriyah tentang “Implementasi Strategi Pembelajaran dengan Catatan Terbimbing (Guided Note Taking) pada Pembelajaran Fiqih
di MA Islamiyah”. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar pada pembelajaran fiqih di MA Islamiyah setelah
diterapkan strategi pembelajaran catatan terbimbing selama pembelajaran.12
F. Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah tidak terlepas dari variabel
yang tercantum pada judul penelitian. Dalam penelitian terdapat strategi
Guided Note Taking sebagai variabel X1, strategi pembelajaran Concept Mapping sebagai X2, dan varibel Y nya adalah prestasi belajar al-Qur‟an
Hadis. Dengan subjek penelitian para siswa-siswa dan pelaku pendidikan
yang berlokasikan di MTs Unggulan al-jadid waru sidoarjo.
Mengingatnya luasnya ruang lingkup pembahasan penelitian studi
komparasi prestasi belajar antara strategi pembelajaran Guided Note Taking dan Concept Mapping dalam pembelajaran al-Qur‟an Hadis, maka pembahasan penelitian ini akan dibatasi pada:
1. Penerapan strategi pembelajaran catatan terbimbing (Guided Note Taking) beberapa hal yaitu, terletak pada langkah-langkah pembelajaran. Persiapan guru sebelum memulai pelajaran yaitu berupa
Bhayangkari Surabaya, Skripsi pada Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Skripsi Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, (Surabaya: Perpustakaan UIN Sunan Ampel, 2006), h.76.t.d.
12
13
penyediaan handout, pelaksanaan pengajaran dengan metode pemberian catatan terbimbing dan siswa diminta mengisinya. Guru
mengklarifikasi materi yang telah disampaikan dengan metode
pemberian catatan terbimbing (Guided Note Taking). Guru meminta siswa membacakan handout nya di depan kelas. Guru mengklarifikasi jawaban-jawaban siswa.
2. Penerapan strategi Concept Mapping dibatasi beberapa hal yaitu, terletak pada langkah-langkah pembelajarannya. Persiapan guru dalam
memulai pelajaran media serta materi yang dipaparkan, pelaksanaan
pengajaran dengan media Concept Mapping. Guru memberikan post test serta mengklarifikasikan jawaban berdasarkan materi.
3. Prestasi belajar yakni pada aspek kemampuan-kemampuan siswa yaitu
meliputi: knowledge (pengetahuan, mengingat, menghafal), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas), application (menerapkan konsep untuk memecahkan masalah), analyshis (menguraikan, menentukan hubungan, mejabarkan konsep), synthesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh),
dan evaluation (menilai). Selain aspek di atas, aspek yang harus dicapai dalam pembelajaran adalah aspek sikap (Afektif), maupun
keterampilan (psikomotorik).
Jadi, batasan daripada penelitian ini adalah terfokus pada penerapan
14
Penelitian ini juga hanya difokuskan pada peningkatan prestasi belajar
al-Qur‟an Hadis siswa MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo setelah adanya penerapan strategi pembelajaran Guided Note Taking dan Concept Mapping.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjelasan tentang apa yang dimaksud oleh
istilah-istilah inti yang menjadi judul dalam penelitian ini.
Definisi operasional ini penting dicantumkan guna menghindari
perbedaan pengertian dan atau kekurang jelasan makna yang ditimbulkannya
agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami masksud judul seperti
yang diharapkan.
Berikut akan dijelaskan definisi operasional dari penelitian ini yaitu :
1. Studi Komparasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
perbandingan Studi komparasi adalah suatu suatu bentuk penelitian
yang membandingkan antara variable-variabel yang saling
berhubungan dengan mengemukakan perbedaan-perbedaan ataupun
persamaan-persamaan dalam sebuah kebijakan dan lain-lain.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari dua padanan kata yaitu prestasi dan
belajar. Prestasi adalah Penilaian hasil usaha kegiatan belajar
mengajar yang menyatakan dalam bentuk huruf, symbol, angka
15
oleh anak dalam metode tertentu.13 Belajar adalah suatu perubahan
yang permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku yang
merupakan hasil latihan penguatan (reinforce).14 Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa adalah suatu hasil yang
dicapai atau diperoleh dari suatu proses belajar mengajar siswa dalam
mencapai tujuan belajar. Prestasi belajar merupakan gambaran tentang
kemampuan yang dicapai siswa (peserta didik) dalam proses belajar
mengajar yang biasanya dilambangkan oleh skor atau nilai.
3. Al-Qur‟an Hadis
Mata pelajaran al-Qur‟an Hadis merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasah yang memberikan
pendidikan kepada peserta didik untuk memahami dan mencintai
al-Qur‟an dan Hadis sebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Siswa
adalah subjek yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Dalam hal ini yang menjadi subjek dalam penelitian adalah
siswa kelas VII MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.
5. Strategi Pembelajaran
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
13
Djamarah, dkk., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 50.
14
16
ditentukan. Dihubungkan dengan pembelajaran, yakni suatu pola-pola
umum kegiatan guru dan peserta didik dalam perwujudan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.15
6. Strategi catatan terbimbing (Guided Note Taking)
adalah suatu strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran
dengan cara guru menyiapkan bagan/skema atau yang lain yang dapat
membantu siswa dalam membuat catatan-catatan sesuai materi yang
telah disampaikan. Ada banyak bentuk atau pola yang dapat dilakukan
untuk strategi ini salah satunya yang paling sederhana adalah mengisi
titik-titik.16
7. Strategi Concept Mapping
Merupakan suatu strategi yang menggerakkan peserta didik dalam
mengembangkan pemikirannya dengan menggambarkan ke dalam
peta konsep. Peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang
mengindikasikan bagaimana suatu konsep tunggal dihubungkan ke
konsep lain pada kategori yang sama.17
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan suatu aspek yang sangat penting
karena sistematika pembahasan ini dimaksudkan untuk mempermudah
pembaca dalam mengetahui isi skripsi ini. Sistematika pembahasan dalam
15
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h.85.
16
Melvin L. Silberman, Active Learning, Ibid, h.123.
17
17
skripsi ini diklasifikasikan menjadi lima bab yang terbagi menjadi sub-sub
bab yang saling berkaitan. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:
BAB I : Merupakan bab pendahuluan, yang terdiri dari A) latar
belakang masalah B) rumusan masalah C) tujuan
penelitian D) kegunaan penelitian E) penelitian
terdahulu F) ruang lingkup dan batasan masalah G)
definisi operasional H) sistematika pembahasan.
BAB II : Merupakan bab landasan teori yang berisi tentang A)
hakikat pembelajaran B) tinjauan tentang pendekatan,
metode, teknik, strategi dan model pembelajaran C)
tinjauan tentang strategi Guided Note Taking : pengertian strategi Guided Note Taking, tujuan penerapan strategi Guided Note Taking , langkah-langkah, kelebihan dan kekurangan dari strategi Guided Note Taking. D) tinjauan tentang strategi concept mapping: pengertian strategi concept mapping, tujuan penerapan strategi concept mapping, langkah-langkah, serta kelebihan dan kekurangan dari strategi concept mapping. E) tinjauan tentang prestasi belajar, meliputi : pengertian prestasi belajar, aktifitas dalam belajar,
indikator prestasi belajar, faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar. F) tinjauan tentang
18
tujuan, materi pelajaran al-Qur‟an Hadis, fungsi pembelajaran al-Qur‟an hadis, penerapan strategi Guided Note Taking pada al-Qur‟an Hadis, dan penerapan Concept Mapping pada al-Qur‟an Hadis, dan G) hipotesis penelitian.
BAB III : Merupakan bab metode penelitian, yang berisi tentang :
A) jenis penelitian, B) Identifikasi variabel dan
indikator C) instrumen penelitian, D) penentuan
populasi, sampel, dan teknik sampling, E) teknik
pengumpulan data, dan F) teknik analisis data.
BAB IV : Merupakan bab laporan hasil penelitian, yang berisi
tentang: A) gambaran umum objek penelitian, B)
penyajian data, C) analisis data dan pengujian hipotesis.
BAB V : Merupakan bab terakhir yang berisi tentang: A)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik
dengan pendidik dan berbagai sumber belajar yang ada di lingkungan
belajar tersebut. Menurut aliran behavioristik dalam Hamdani
mengatakan bahwa pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah
laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus.1
Selanjutnya menurut Gagne, dkk dalam Warsita mengatakan bahwa
pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses
belajar peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang,
disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung
terjadinya proses belajar peserta didik yang bersifat internal.2
Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam buku karya Sagala,
bahwasanya pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam
desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar.3
1
Hamdani, Strategi belajar mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h.23.
2
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.266.
3
20
Lebih lanjut Warsita menjelaskan bahwa ada lima prinsip yang
menjadi landasan pengertian pembelajaran yaitu:4
a. Pembelajaran sebagai usaha untuk memperoleh perubahan
perilaku. Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses
pembelajaran itu adalah adanya perubahan perilaku dalam diri
peserta didik.
b. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara
keseluruhan. Prinsip ini mengandung makna bahwa perilaku
sebagai hasil pembelajaran meliputi semua aspek perilaku dan
bukan hanya satu atau dua aspek saja.
c. Pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ini mengandung
makna bahwa pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang
berkesinambungan, di dalam aktivitas itu terjadi adanya
tahapan-tahapan aktivitas yang sistematis dan terarah.
d. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang
mendorong dan adanya suatu tujuan yang akan dicapai.
e. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pendidik
dalam membelajarkan peserta didik sehingga terjadi perubahan tingkah
laku ke arah yang lebih baik.
2. Ciri-Ciri Pembelajaran
4
21
Darsono dalam Hamdani berpendapat bahwa ciri-ciri pembelajaran
adalah sebagai berikut:5
a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan dengan
sistematis.
b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa
dalam belajar.
c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik
perhatian dan menantang siswa.
d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan
menarik.
e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan
menyenangkan bagi siawa.
f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik
secara fisik maupun secara psikologi.
g. Pembelajaran menekankan keaktifan siswa.
h. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan sengaja.
Oleh karena itu, pembelajaran pasti mempunyai tujuan yaitu
membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan
pengalaman itu, tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun
kualitasnya. Tingkah laku ini meliputi pengetahuan, keterampilan dan
nilai atau norma yang berfungsi pengendali sikap dan perilaku siswa.6
5
Ibid, h. 47.
6
22
3. Komponen-Komponen Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses, maka dalam proses
pembelajaran ada beberapa komponen yang saling berinteraksi satu
dengan yang lain sehingga disebut sebagai sistem. Sebagai suatu sistem,
proses belajar itu saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapainya.
Komponen-komponen proses pembelajaran adalah:
a. Tujuan
Tujuan adalah suatu harapan atau cita-cita yang ingin dicapai dari
pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan pembelajaran
yang tidak mempunyai tujuan, dan hal ini telah dipersiapkan oleh
seorang guru sebelum kegiatan pembelajaran yang tertera dalam
rencana pembelajaran yang dirumuskan melalui tujuan
pembelajaran khusus.
b. Bahan Pembelajaran
Bahan pembelajaran merupakan substansi yang akan disajikan
dalam kegiatan pembelajaran. Tanpa materi pembelajaran program
pembelajaran tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan
mengajar harus memiliki dan menguasai materi pelajaran yang
akan disampaikan kepada peserta didik.7
c. Pendekatan, Model, Strategi, Metode, Teknik
7
23
Komponen yang ketiga ini mempunyai fungsi yang sangat
menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan
oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen
lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui strategi yang tepat,
maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna
dalam proses pencapaian tujuan.
d. Media Pembelajaran
Merupakan alat atau wahana yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran.
Media pembelajaran berfungsi meningkatkan peranan strategi
pembelajaran.8
e. Evaluasi
Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa
dalam proses pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan
balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran.
Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan
berbagai komponen sistem pembelajaran.
B. Tinjauan tentang Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki
kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk
8
24
membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran,
(2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran;
dan (5) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah
tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan
istilah tersebut.
1. Pendekatan Pembelajaran
Para ahli memandang pendekatan (approach) pembelajaran sebagai seperangkat asumsi yang paling berkaitan dan bersangkutan dengan
hakikat belajar, hakikat mengajar, dan hakikat disiplin ilmu yang
dipelajari. Lebih lanjut, pendekatan bisa diartikan sebagai cara pandang
filosofis terhadap sebuah objek tertentu yang dipercayai tanpa harus
dibuktikan lagi kebenarannya.9
Pendekatan dalam konsep pembelajaran dapat dipandang sebagai a way of beginning something „cara memulai sesuatu‟. Berdasarkan pengertian ini, pendekatan pembelajaran berfungsi sebagai panduan dasar
tentang mengajarkan sesuatu dan bagaimana sesuatu itu dapat dipelajari
lebih mudah. Pendekatan pembelajaran akan menjadi pedoman bagi
proses pembelajaran sekaligus akan memberikan melahirkan sejumlah
tahapan belajar mengajar yang semestinya dilakukan agar pembelajaran
dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.10
9
Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: Refika Aditama, 2014), h. 109-110
10
25
Guna membedakan pendekatan dengan istilah lain dalam konteks
pembelajaran, dapat dikemukakan ciri khas pendekatan pembelajaran
sebagai berikut.
a. Pendekatan bersifat aksiomatis.
b. Lahir dari sejumlah asumsi, teori, ataupun prinsip tertentu.
c. Pendekatan akan melahirkan sejumlah metode pembelajaran.
d. Memberikan pedoman terhadap metode pembelajaran khususnya
dalam proses pembelajaran.
Bertemali dengan uraian di atas, jelaslah bahwa dalam suatu proses
pembelajaran pendekatan itu sangat penting. Pendekatan berfungsi
sebagai pedoman umum dan langsung bagi metode pembelajaran yang
akan digunakan. Lebih lanjut lagi, pendekatan akan menurunkan
berbagai metode pembelajaran dan teknik pembelajaran yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran.11
2. Strategi Pembelajaran
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan
sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.12
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
11
Ibid,.
12
26
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David,
Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran
terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya
masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Moore (2005; 450) dalam Martinis Yamin mengemukakan bahwa
strategi pembelajaran merupakan keseluruhan perencanaan untuk
mengajar pelajaran tertentu yang memuatkan metode dan urutan
langkah-langkah yang diikuti untuk melaksanakan kegiatan belajar. Strategi
pembelajaran merupakan prinsip-prinsip dalam pemilihan urutan
pengulangan belajar dalam suatu proses pembelajaran. Lebih lanjut
dikemukakan bahwa strategi pembelajaran berkaitan erat dengan situasi
belajar yang sering digambarkan sebagai model pembelajaran.13
Menurut Dick dan Carey (2005: 183-184) yang dikutip oleh Martinis
Yamin, strategi pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum
dari seperangkat bahan pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan
digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil
belajar tertentu pada pembelajar. Lebih lanjut dikemukakan terdapat lima
komponen umum yang terkandung dalam strategi pembelajaran yaitu:14
(1) kegiatan pra-instruksional; (2) penyajian informasi; (3) peran serta
pembelajar; (4) tes (evaluasi); (5) kegiatan tindak lanjut. Secara garis
13
Martinis Yamin, Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, (Jakarta : Referensi Press Group, 2013), h.4-5
14
27
besar semua komponen tersebut secara lengkap memiliki
komponen-komponen sebagai berikut:
a. Kegiatan pra-instruksional, berisi: motivasi, tujuan, tingkah laku
awal
b. Penyajian informasi, berisi: urutan pembelajaran, informasi
(uraian), contoh-contoh
c. Peran serta pembelajar, berisi: latihan dan umpan balik
d. tes (evaluasi), berisi: tes awal dan tes akhir, dan
e. Kegiatan tindak lanjut, berisi: perbaikan, pengayaan, transfer dan
pendalaman.
Secara aplikatif, strategi pembelajaran dapat dibagi ke dalam dua
kelompok besar yakni strategi langsung dan strategi tidak langsung.
strategi langsung merupakan strategi yang secara langsung berorientasi
pada penguasaan materi pembelajaran yang biasanya digunakan guru
agar peserta didik lebih cepat memahami materi pembelajaran. Strategi
ini misalnya adalah strategi catatn terbimbing, drill, peta konsep, dan
strategi menyingkat. Strategi tidak langsung adalah strategi yang dapat
dipilih guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa walaupun jenis
kegiatannya tidak langsung menyentuh materi pembelajaran. Strategi ini
misalnya rileksasi, menggunakaan music selama pembelajaran, dan
permainan.15
15
28
Menurut Rowntree dalam Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran
dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
a. Strategi Pembelajaran Penyampaian Penemuan (Exposition Discovery Learning)
b. Strategi Pembelajaran Kelompok dan Individual (Group Individual Learning)
Jadi disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah perpaduan dari
urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi, metode dan teknik
pembelajaran, media pembelajaran serta waktu yang digunakan dalam
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Dengan
kata lain strategi pembelajaran adalah berkenaan dengan pendekatan
pembelajaran sebagai suatu cara yang sistematik dalam
mengkomunikasikan isi pelajaran kepada pembelajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Strategi pengajaran terdiri atas metode dan teknik atau prosedur yang
menjamin siswa sampai tujuan. Strategi pengajaran lebih luas daripada
metode atau teknik pengajaran. Dengan kata lain, metode atau teknik
pengajaran merupakan bagian dari strategi pengajaran.16
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk
menyampaikan pelajaran kepada siswa.17 Metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan
16
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Ibid, h.19
17
29
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan
demikian, metode pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan
proses belajar mengajar.18
Metode Pembelajaran merupakan cara guru melakukan atau
menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi
pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu.19 Metode
cara guru menjelaskan konsep, fakta, dan prinsip kepada peserta didik
dengan cara pendekatan pembelajaran berpusat pada guru (Teacher Oriented) dan Pembelajaran berpusat pada peserta didik (Student Oriented).20
Setiap metode pembelajaran mempunyai keunggulan dan kelemahan
masing-masing. Tidak ada suatu metode pembelajaran pun yang
dianggap ampuh untuk segala situasi. Suatu metode pembelajaran dapat
dipandang ampuh untuk suatu situasi, tapi tidak ampuh untuk situasi lain.
Oleh karena itu, sering terjadi pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan berbagai metode pembelajaran secara bervariasi. Akan
tetapi, dapat pula suatu metode pembelajaran dilaksanakan secara berdiri
sendiri. Hal ini bergantung pada pertimbangan situasi belajar mengajar
yang relevan.21
Jadi, dapat disimpulkan bahwasanya metode pembelajaran adalah
suatu cara guru dalam melaksanakan prosedur untuk
18
Departemen Agama R.I., Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2002), h.88
19
Martinis Yamin, Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, Ibid, h.149
20
Ibid,.
21
30
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran
yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar
dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan
dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu
metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan
pembelajaran.
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran
tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran
4. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran menurut Yunus Abidin adalah berbagai cara
yang secara langsung diterapkan guru untuk menyampaikan materi
kepada siswanya selama proses pembelajaran terjadi di dalam kelas. Cara
31
dilakukan guru ketika melangsungkan proses pembelajaran. Dengan
demikian, teknik pembelajaran berkenaan langsung dengan implementasi
kegiatan belajar mengajar. Teknik ini mengacu pada cara guru
melaksanakan belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas.22
Karakteristik teknik pembelajaran yang dikemukakan oleh Brown
(2001), Richards dan Rodgers (2001) dalam karya Yunus Abidin adalah
sebagai berikut:23
a. Bersifat Implementasional yakni cara langsung yang dipakai guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran di dalam kelas.
b. Hanya ditujukan pada satu tahapan pembelajaran yakni pada tahap
inti pembelajaran
c. Teknik pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran khusus tertentu
Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa
yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara
teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas
yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan
metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang
siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif.
22
Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran… Ibid, h.112
23
32
Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam
koridor metode yang sama.
5. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,
computer, kurikulum, dan lain-lain.
Menurut Soekamto, dkk dalam Trianto mengemukakan maksud dari
model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar.24
Model mengajar adalah suatu rencana atau pola yang digunakan
untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran, dan
memberikan petunjuk kepada pengajar di dalam kelas berkenaan dengan
proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan.25
Dalam sebuah model wajib mengandung empat komponen dasar
model yakni: (1) orientation to the model (yang pada dasarnya dapat disejajarkan dengan pendekatan); (2) the model of teaching; (3)
24
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h.5
25
33
application; (4) instructional and naturant effect yakni tujuan pembelajaran.26
Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran menggambarkan
tingkat terluas dari praktik pembelajaran dan berisikan orientasi filosofi
pembelajaran, yang digunakan untuk menyeleksi dan menyusun rencana
atau pola yang digunakan untuk melaksanakan kurikulum, mengatur
materi pembelajaran, dan memberikan petunjuk kepada guru di dalam
kelas berkenaan dengan proses belajar mengajar yang dilaksanakannya.
Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran. Posisi model dalam pembelajaran yakni digambarkan
seperti di bawah ini.
26
[image:45.595.137.510.118.578.2]
34
Gambar 2.1
Sebagai akhir pembahasan bagian ini, keterhubungan antara
pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran dapat
35
Gambar 2.2
Berdasarkan gambar di atas dapat dikemukakan bahwa model
pembelajaran berada pada wilayah terluar atau bingkai dari semua
komponen karena model pembelajaran kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur secara sistematis dari awal sampai akhir yang
dibangun atas pendekatan. Pendekatan pembelajaran akan menghasilkan
strategi atau procedural dalam mencapai tujuan. Selanjutnya dari strategi
akan menghasilkan banyak metode pembelajaran yang relevan sebagai
implementasi dari prosedur dalam strategi. Demikian pula metode akan
melahirkan sejumlah teknik pembelajaran yang bersesuaian dengan
metode. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara kelima
dimensi pembelajaran yang telah diuraikan di muka sebenarnya memiliki
[image:46.595.138.514.104.533.2]
36
melaksanakan pembelajaran yang baik guru harus mampu memilih dan
menerapkan model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang tepat.
C. Tinjauan tentang Strategi Catatan Terbimbing (Guided Note Taking)
1. Pengertian Strategi Catatan Terbimbing (Guided Note Taking)
Secara etimologi guided berasal dari kata guide sebagai kata benda berarti buku pedoman, pemandu, dan sebagai kata kerja berarti
mengemudikan, menuntun, menjadi petunjuk jalan, membimbing dan
mempedomani, sedangkan guided sebagai kata sifat berarti kendal, Note berarti catatan dan taking sebagai kata benda yang berasal dari take mempunyai arti pengambilan.27
Secara terminologi strategi catatan terbimbing (Guided Note Taking) adalah suatu strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan
cara guru menyiapkan bagan/skema atau yang lain yang dapat membantu
siswa dalam membuat catatan-catatan sesuai materi yang telah
disampaikan. Sedangkan menurut Agus Suprijono Guided Note Taking adalah strategi catatan terbimbing dikembangkan agar metode ceramah
yang dibawakan oleh guru mendapat perhatian siswa.28
Dalam teknik yang popular ini, guru menyediakan formulir atau
lembar yang telah dipersiapkan. Lembar ini menginstruksikan siswa
untuk membuat catatan sewaktu melakukan pembelajaran. Gerak fisik
27
Jhon M. Echolas dan Hasan Shadily, 2003, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia
28
37
yang minimal seperti ini pun akan lebih melibatkan siswa ketimbang
sekedar menyediakan buku pegangan yang lengkap.29 Ada bermacam
teknik untuk membuat catatan secara terarah. Yang paling sederhana di
antaranya adalah mengisi bagian-bagian yang kosong atau mengisi
titik-titik.30
Jadi, Guided Note Taking atau catatan terbimbing adalah strategi dimana seorang guru menyiapkan suatu bagan, skema (handout) yang
dapat membantu peserta didik dalam membuat catatan ketika seorang
guru sedang menyampaikan materi pelajaran.
2. Tujuan Penerapan Strategi Catatan Terbimbing (Guided Note Taking) Tujuan strategi pembelajaran Guided Note Taking mempunyai tujuan yaitu:
a. Dengan metode pembelajaran Guided Note Taking siswa mudah memahami dan menguasai materi pelajaran terutama pelajaran
al-Qur‟an Hadis untuk memahami dalam menguasai konsep al-Qur‟an Hadis.
b. Siswa dapat memahami masalah dan memecahkan masalah,
c. Siswa diharapkan mampu untuk menyimpulkan, mendefinisikan,
merumuskan, dan berfikir general.
d. Siswa dapat mudah belajar melalui catatan terbimbing atau
rangkuman dengan bimbingan guru.
29
Melvin L. Silberman, Active Learning, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2013), cet. ke-VIII, h.123.
30
38
e. Keaktifan siswa dapat meningkat dalam proses pembelajaran
al-Qur‟an Hadis maupun pembelajaran yang lainnya.
3. Langkah-Langkah Strategi Catatan Terbimbing (Guided Note Taking) Beberapa prosedur dalam menerapkan strategi catatan terbimbing
(Guided Note Taking) menurut Melvin L. Siberman:
a. Guru menyiapkan sebuah catatan yang mengikhtisarkan hal-hal
utama pada penyajian materi pelajaran.
b. Sebagai ganti menyediakan teks secara lengkap, guru
mengkosongi bagian-bagian di dalamnya, dan untuk selanjutnya
diisi oleh peserta didik.
c. Beberapa cara dalam melakukannya antara lain;
1) Menyediakan sejumlah istilah dan definisinya;
membiarkan istilah atau definisinya kosong.
Contoh:
……… : Merupakan dua surah yang mengandung perlindungan
Ikhfa‟ : ………..
2) Mengkosongkan satu atau beberapa poin.
Contoh:
Fungsi Hadis terhadap al-Qur’an
39
(3) ………
(4) Bayan Mujmal
3) Mengkosongkan kata-kata kunci dalam paragraf pendek.
Contoh:
Al-Qur‟an merupakan sumber hukum yang ………. bagi umat Islam. Al-Qur'an merupakan kalam atau wahyu
Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
di ………. pada tanggal …… ramadhan ketika Nabi Muhammad berusia …….
4) Membagikan lembar kerja kepada siswa. menjelaskan
bahwa memang sengaja mengosongkan beberapa bagian
kalimat untuk membantu peserta didik mendengarkan
secara aktif terhadap materi yang akan diajarkan.
Terdapat variasi yang dapat digunakan dalam menerapkan strategi
ini, di antaranya:31
a. Menyiapkan lembar kerja yang memuat sub-sub topic utama dan
materi yang akan diajarkan. Mengkosongkan sejumlah bagian
kalimat untuk membantu pembuatan catatan. Hasilnya akan
tampak seperti ini:
Ada Tiga Jenis Macam Tauhid:
Tauhid Rububiyah :
31
40
Tauhid Uluhiyah :
Tauhid Asma’ Wa Ash-Shifat :
b. Membuat penyajian materi pelajaran menjadi beberapa bagian.
Peserta didik diperintahkan untuk mendengarkan dengan cermat
sewaktu guru berbicara, namun guru tidak menyiapkan atau
menyediakan catatan. Sebagai gantinya, peserta didik
diperintahkan untuk menulis catatan selama jeda waktu dalam
penyajian materi pelajaran berbasis ceramah.
4. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Catatan Terbimbing (Guided Note Taking)
Suatu strategi dan model pembelajaran tidak lepas dari kelebihan
serta kekurangannya, maka penggunaan suatu strategi atau model
pembelajaran harus disesuaikan dengan materi pembelajaran. Sehingga
apa yang diharapkan dapat tercapai dan tepat sasaran. Di antara kelebihan
dari strategi Guided Note Taking yakni:
a. Membantu siswa dalam menangkap ide-ide pokok dari sebuah
materi pelajaran
b. Meningkatkan tanggung jawab siswa dalam pembelajaran.
c. Pembelajaran lebih mudah diserap dan dipahami siswa.
d. Melatih keberanian siswa dalam menyimpulkan, mendefinisikan,
merumuskan dan berfikir general.
e. Melatih kedisiplinan siswa.
41
Sedangkan kekurangan dari strategi pembelajaran Catatan
Terbimbing (Guided Note Taking). Di antaranya adalah:
a. Membutuhkan guru yang berdedikasi tinggi terhadap
pembelajaran, karena sebelum mengajar harus mempersiapkan
materi pembelajaran maka banyak waktu yang dipergunakan.
b. Membutuhkan pembiayaan yang banyak sebab setiap akan
menyusun persiapan pembelajaran selalu membutuhkan
macam-macam alat misalnya kertas, spidol, dan lain-lain.
c. Banyak guru-guru yang kurang tertarik karena pembelajaran
dengan Guided Note Taking membutuhkan waktu, terutama dalam merencanakan pembelajarannya sudah pasti menyita waktu
tambahan.
d. Pembelajaran Guided Note Taking membutuhkan waktu yang lama dalam menyampaikan materi.
e. Proses belajar mengajar mengalami kesulitan apabila siswa belum
bisa memahami materi yang telah diajarkan.
D. Strategi Concept Mapping
1. Pengertian Strategi peta konsep (Concept Mapping)
Concept Mapping atau peta konsep merupakan salah satu strategi pembelajaran yang sedang berkembang saat ini. Pembelajaran dengan
strategi ini menekankan pada pengetahuan awal yang harus dimiliki oleh
42
Pemetaan konsep menurut Martin (1994) dalam Trianto merupakan
inovasi baru yang penting untuk membantu anak menghasilkan
pembelajaran bermakna dalam kelas.32 Ausubel dalam Munthe,
menjelaskan Concept Mapping sebagai suatu teknik yang telah digunakan secara ekstensif dalam pendidikan. Teknik Concept Mapping ini diilhami oleh teori belajar asimilasi kognitif Ausubel yang
mengatakan bahwa belajar bermakna terjadi dengan mudah apabila
konsep- konsep baru dimasukan ke dalam konsep-konsep yang lebih
inklusif, dengan kata lain proses belajar terjadi bila siswa mampu
mengasimilasi yang ia miliki dengan pengetahuan yang baru.33
Adapun yang dimaksud peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret
yang mengidentifikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal
dihubungkan pada konsep-konsep lainnya pada kategori yang sama. Agar
pemahaman terhadap peta konsep lebih jelas, maka Dahar (1989) yang
dikutip oleh Trianto, mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai
berikut:34
a. Peta konsep atau pemetaan konsep adalah suatu cara untuk
memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu
bidang studi, apakah itu bidang studi fisika, kimia, biologi,
mat