• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Karies Gigi pada Anak Usia Prasekolah di TK Sang Timur Salatiga T1 462007062 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Karies Gigi pada Anak Usia Prasekolah di TK Sang Timur Salatiga T1 462007062 BAB II"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN TEORETIS

2.1 Karies Gigi

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentil dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri (Kidd dan Bechal, 1991).

(2)

Gambar 2.1. Empat lingkaran yang menggambarkan paduan faktor penyebab karies gigi (Kidd dan Bechal, 1991).

2.2 Klasifikasi Karies Gigi

A. Berdasarkan Lokasi Anatomi (Djuita, 1983).

1. Karies Superfisialis, adalah karies yang mengenai enamel saja, sedangkan dentin belum terkena.

2. Karies Media adalah karies yang sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.

3. Karies Profunda, adalah karies yang sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa. B. Berdasarkan Letak Lokasi pada Gigi (Fejerskov dan Kidd, 2003).

1. Kelas 1: lesi terletak pada pit dan fisur pada bagian gigi manapun.

[image:2.516.77.447.76.563.2]
(3)

3. Kelas 3: lesi terletak pada permukaan proksimal incisivus dan caninus yang tidak memerlukan pembuangan dan restorasi pada sudut incisal.

4. Kelas 4: lesi terletak pada permukaan proksimal gigi incisivus dan caninus yang memerlukan pembuangan dan restorasi pada sudut incisal.

5. Kelas 5: lesi terletak pada 1/3 gingival pada permukaan labial, buccal atau lingual.

C. Berdasarkan Letak Lesi (Samaranayake, 2006).

1. Karies pada pit dan fisur (terdapat pada gigi molar, premolar, dan permukaan lingual gigi incisivus rahang atas).

2. Karies pada permukaan yang licin (terdapat pada permukaan aproximal, sedikit di bawah titik kontak).

3. Karies pada permukaan akar (terdapat pada sementum atau dentin).

4. Karies rekuren (berhubungan dengan restorasi yang sudah ada). D. Berdasarkan Klasifikasi Lesi Karies yang baru, yaitu Letak (site)

dan Ukuran (size) (Mount and Hume, 1998).

Lesi karies berdasarkan letaknya dibedakan menjadi:

(4)

2. Site 2: enamel pada bagian aproximal. Dalam hal ini, area yang berkontak dengan gigi tetangga.

3. Site 3: bagian servikal sepertiga mahkota gigi atau yang disertai resesi gingival, akar yang terbuka.

Lesi karies dapat dibedakan menjadi 4 ukuran (size), yaitu :

1. Size 1: kavitas permukaan yang minimal, sedikit melibatkan dentin yang mampu memperbaiki diri dengan remineralisasi itu sendiri.

2. Size 2: melibatkan dentin yang cukup banyak. Biasanya pada lesi ini, diperlukan preparasi kavitas menyisakan enamel dan didukung oleh dentin dengan cukup baik dan masih mampu menahan beban oklusi yang normal. Struktur gigi yang tersisa cukup kuat untuk mendukung restorasi.

3. Size 3: lesi sudah cukup besar. Struktur gigi yang tersisa cukup lemah. Karies sudah melibatkan cusp atau permukaan incisal, atau sudah tidak mampu menahan beban oklusi. Biasanya kavitas perlu diperbesar sehingga restorasi dapat dibuat untuk mendukung struktur gigi yang tersisa.

(5)

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Karies Gigi

Berikut adalah faktor lain yang dapat menyebabkan timbulnya karies (Sihate, 2005) antara lain :

1. Frekuensi menyikat gigi

Maksimal menyikat gigi 3x sehari, setelah makan pagi, makan siang dan malam sebelum tidur, atau minimal 2x sehari setelah makan pagi dan malam sebelum tidur (Gofur, 2012).

2. Waktu menyikat gigi

Pagi hari setelah sarapan, dan malam sebelum tidur adalah waktu yang tepat untuk menyikat gigi, karena air liur tidak banyak keluar pada waktu tidur, sehingga gigi akan rusak apabila membiarkan sisa makanan pada gigi tanpa menyikatnya (Gofur, 2012).

3. Kebiasaan Makanan kariogenik

(6)

terdapat pada makanan manis dan camilan (snack) seperti roti, coklat, permen dan es krim (Pratiwi, 2009). Mengkonsumsi makanan kariogenik dengan frekuensi yang lebih sering akan meningkatkan terjadinya karies dibandingkan dengan mengkonsumsi dalam jumlah banyak tetapi dengan frekuensi yang lebih jarang (Arisman, 2002). 4. Pendidikan orang tua

Menurut Axelsson dkk (2003) responden dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi lebih cenderung menilai kesehatan gigi dibandingkan dengan pendidikan yang lebih rendah.

5. Pengetahuan orang tua

Tingkat pendidikan yang rendah dapat menyebabkan pengetahuan orang tua mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak menjadi kurang sehingga resiko anak terkena penyakit gigi dan mulut menjadi lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suwelo (1992) bahwa tingkat pendidikan, dan pengetahuan, orang tua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi pada anak.

6. Tingkat ekonomi

(7)

2.4 Upaya Pencegahan Karies Gigi

Secara teori terdapat tiga cara yang dapat dilakukan dalam usaha pencegahan karies, yaitu (Kidd dan Bechal, 1991):

1. Mengurangi substrat karbohidrat

Mengurangi frekuensi konsumsi gula dan membatasinya pada makanan.

2. Meningkatkan ketahanan gigi

Email dan dentin yang terbuka dapat dibuat lebih resisten terhadap karies dengan memaparkannya fluor secara tepat. Pit dan fisur yang dalam dapat dikurangi kerentanannya dengan menutupnya memakai resin. Pit adalah titik terdalam berada pada pertemuan antar beberapa groove atau akhir dari groove. Istilah pit sering berkaitan dengan fisura. Fisura adalah

garis berupa celah yang dalam pada permukaan gigi (Russel C.Wheeler, 1974).

3. Menghilangkan plak bakteri

(8)

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep merupakan landasan berpikir untuk melakukan penelitian yang dikembangkan berdasarkan teori yang sudah ada. Berdasarkan teori yang sudah dejelaskan, maka dapat dikembangkan kerangka teori yang akan menjadi panduan dalam mengembangkan kerangka konsep penelitian.

Gambar Skema 2.5. Kerangka Konseptual Variabel Bebas (Independent) dan Variabel Terikat (Dependent)

Keterangan : = Yang diteliti = Yang tidak diteliti

KARIES GIGI Faktor Peyebab Langsung - Host - Agen - Substrat - Waktu

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karies Gigi :

 Pendidikan Orang tua

 Pengetahuan Orang Tua

 Ekonomi Orang Tua  Frekuensi

Menyikat Gigi Anak

 Waktu Menyikat Gigi Anak

[image:8.516.88.442.181.565.2]

Gambar

Gambar 2.1. Empat lingkaran yang menggambarkan paduan faktor
Gambar Skema

Referensi

Dokumen terkait

HONORARIUM PANITIA PELAKSANA KEGIATAN; HONORARIUM PEGAWAI HONORER / TIDAK TETAP; BANTUAN TRANSPORT NARASUMBER DAN BANTUAN TRANSPORT PESERTA; HONORARIUM NARASUMBER; BELANJA

Demikian Addendum Dokumen ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana

Kulonprogo memiliki kecenderungan Kurang Baik (s7%),hanya 43% yang memiliki kategori Cukup baik, baik dan sangat baik;(3)tingkat pengelolaan Keuangan UMI',M Kab.. Kulonprogo

Demikian Addendum Dokumen ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana

Tujuan dari Pengabdian Pada Masyarakat ini adalah untuk;(a) Memberikan wawasan pengetahuan tentang konsep dan perlunya perencanaan bisnis dan strategi

Pada tahun 1972 diselenggarakan Seminar Nasional Pengajaran dan Pendidikan Civics (Civic Education) di Tawangmangu, Surakarta, dengan hasil yang memberi

9uru "ersama sis(a meluruskan kesalah pahaman4 mem"erikan penguatan dan

Secara operasional penelitian ini meneliti pengaruh pembelajaran dengan pendekatan integrasi-interkoneksi berbasis Al-Qur’an pada materi perbandingan terhadap hasil