• Tidak ada hasil yang ditemukan

brosur workshop akreditasi klinik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "brosur workshop akreditasi klinik"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

WORKSHOP

Klinik Anggota PELKESI

Menyongsong Akreditasi

Semarang, 8 - 9 Juli 2015

Hari/tanggal : Rabu - Kamis / 8 - 9 Juli 2015, pukul 08.00 - 16.30 WIB

Tempat : Balai Pelatihan Kesehatan Semarang Jl. Pahlawan No. 1, Simpang Lima Semarang - Jawa Tengah

Telp : 024-8419856

Untuk mendaftar, silahkan isi formulir di bawah ini dan fax kembali ke Seknas PELKESI di (021) 7822283, beserta bukti pembayaran, atau bisa juga di-email ke : pelkesi@cbn.net.id. Pendaftaran paling lambat tanggal 1 Juli 2015.

Contact Person : Ratna (081288785510), Rita (08129387543). Biaya pendaftaran ditransfer ke :

Bank BRI Cab. Cut Mutiah Jakarta Acc. No. 0230-0100-0472-305

A/N : Persatuan Pelayanan Kris Kesehatan Ind

FORMULIR PENDAFTARAN

Mohon didaftarkan sebagai peserta Workshop : Nama :

1. ... ( L/P ) No. HP : ... 2. ... ( L/P )

No. HP : ... Klinik : ... No. Telp : ... No. Fax : ... E-mail : ...

WAKTU DAN TEMPAT

(2)

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional, tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu dan pelayanan kesehatan baik yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta. Swasta dalam hal ini adalah Klinik yang merupakan ujung tombak dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Masyarakat mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman baik pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Klinik yang merupakan gate keeper dalam memberikan pelayanan klinis kepada masyarakat harus dapat menyediakan pelayanan klinis tingkat pertama yang aman dan bermutu.

Untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, perlu dibakukan dan dikembangkan sistem pelayanan klinis yang minimal dari variasi proses yang terjadi akibat kurang optimalnya pengukuran, monitoring, pengendalian, pemeliharaan, serta pendokumentasian terhadap proses pelayanan klinis maupun manajemen pelayanan, dan tidak berjalannya perbaikan sistem pelayanan yang berkesinambungan.

Variasi proses tersebut diatasi dengan dibakukannya sistem manajemen mutu dan sistem pelayanan klinis yang ditindaklanjuti dengan perbaikan mutu yang berkesinambungan serta diterapkannya kaidah-kaidah keselamatan pasien. Untuk menilai apakah sistem pelayanan klinis dan sistem manajemen mutu di Klinik berjalan dengan baik, aman dan minimal dari resiko, serta selalu dilakukan upaya perbaikan proses pelayanan secara berkesinambungan dan konsisten, maka perlu dilakukan penilaian akreditasi terhadap Klinik dalam memberikan pelayanan klinis kepada masyarakat.

Akreditasi pun diperkuat bahkan didasari melalui Permenkes RI Nomor 9 tahun 2014 tentang Klinik pada pasal 38 yang mengatakan bahwa “(1) dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Klinik, dilakukan akreditasi secara berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali, (2) setiap Klinik yang telah memperoleh izin

operasional dan telah beroperasi paling sedikit 2 (dua) tahun wajib mengajukan permohonan akreditasi”. Akreditasi pun menjadi salah satu poin penting bagi faskes tingkat pertama yang akan melakukan kerjasama dengan BPJS Kesehatan seperti dinyatakan melalui Permenkes RI nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional pada Bab III (Kerjasama Fasilitas Kesehatan dengan BPJS Kesehatan) ayat 2 yang mengatakan bahwa “Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Fasilitas Kesehatan tingkat pertama juga harus telah terakreditasi”.

Berdasarkan uraian di atas dan melihat kebutuhan bagi klinik pada umumnya dan secara khusus anggota PELKESI terhadap isu ini, maka PELKESI bermaksud menyelenggarakan sebuah workshop mengenai “Klinik Anggota PELKESI menyongsong Akreditasi”.

1. dr. Tjahjono Kuntjoro, MPH, DrPH - BUKD Kementerian Kesehatan RI 2. dr. Soenoe Joewana, M.Kes, MMR - BUKD Kementerian Kesehatan RI 1. Konsep mutu dan akreditasi

2. Standar dan instrumen akreditasi 3. Tahapan persiapan akreditasi klinik

4. Tehnik pendampingan dan pendekatan dalam pendampingan akreditasi 5. Tehnik penyusunan dokumen akreditasi

6. Tatalaksana survei akreditasi dan metode penilaian akreditasi klinik 7. Rencana tindak lanjut persiapan klinik untuk akreditasi

Referensi

Dokumen terkait

meskipun alat pengukur keausan rem Birrana digunakan. Seluruh prosedur pengetesan dan inspeksi rem yang ditetapkan oleh pabrik pembuat ditambah dengan persyaratan pengetesan

1) Terbatasnya jumlah modal sehingga ada pembiayaan yang masuk kategori layak namun tidak bisa direalisasikan. 2) Masih adanya pembayaran pembiayaan yang tidak

Mengganti alat amplas dengan alat yang lebih halus, penggunaan safety gloves, bekerja sesuai. SOP Terpapar debu

Untuk memperoleh data tentang persepsi masyarakat terhadap pemanenan kayu di hutan dilakukan dengan melakukan pengisian kuesioner pada para pelaku pemanenan yang terdiri dari

Islam Nusantara yang sejak kelahirannya mengundang kontroversi, terutama dalam pola istinbath al-hukmi yang mengedapankan al-masha>lih sebagai basis kerangka pikirnya, akan

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan mengangkat judul penelitian sebagai berikut : Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan dengan

Pada kualitas produk tersebut dilakukan analisis six sigma, didapatkan beberapa hal penting (CTQ) yang menyebabkan produk mengalami cacat, antara lain: cacat jahitan, cacat

Fokus pelayanan keperawatan jiwa adalah pada peningkatan kesehatan dan pencegahan terjadinya gangguan jiwa. Tujuan pelayanan adalah mencegah terjadinya gangguan jiwa,