26
V.SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Jumlah kelimpahan mikroalga bentik pada stasiun sebelum, tepat dan setelah pembuangan limbah sebesar 1.619.815 ind.(4mm)-2. Kelimpahan tertinggi pada stasiun sebelum terkena limbah sebesar 442.257 ind.mm-2(0,07 %); diikuti stasiun III 1 km setelah pembuangan limbah sebesar 425.772 ind.mm-2 (0,01 %); selanjutnya stasiun IV 2 km setelah pembuangan limbah sebesar 382.275 ind.mm-2 (0,09%) dan kelimpahan terendah pada stasiun II tepat terkena limbah sebesar 369.511 ind.mm-2( 0,01 %).
2. Jenis mikroalga bentik yang berpotensi sebagai biofuel yang dijumpai pada stasiun sebelum, tepat dan setelah pembuangan limbah yaitu Navicula sp., Amphora libyca, Stauroneis anceps, Tabellaria flocculosa, Chlamydomonas sp.,
Closterium sp., Ulothrix sp., Anabaena sp., Synechococcus sp., Planctonema sp.,
Cymbella sp., Cymbella lanceolata, Chilomonas, dan Euglena tripteris. Jenis
mikroalga bentik yang hanya dijumpai pada stasiun II tepat pembuangan limbah yaitu Clylomonas sp., Ulothrix sp., Anabaena sp., Synechococcuss sp., Craticula sp. dan Euglena tripteris. Jenis mikroalga bentik yang dijumpai pada stasiun III 1 km setelah pembuangan limbah yaitu Chlamydomonas sp., Cymbella sp.,
Navicula sp., Cymbella lanceolata, Closterium sp., Ulothrix sp. dan jenis
mikroalga bentik yang dijumpai pada stasiun IV 2 km setelah pembuangan limbah yaitu Chlamydomonas sp., Cymbella sp., Navicula sp., Cymbella lanceolata,
Closterium sp.
B. Saran
Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan kultur Clylomonas sp, Ulothrix sp,Anabaena sp., Synechococcuss sp., Craticula sp, dengan media limbah cair tapioka setelah melalui tahap mineralisasi.