PENGARUH DRAINASE DI PERKOTAAN TERHADAP LINGKUNGAN Pengaruh Drainase Di Perkotaan Terhadap Lingkungan
Raka Dana Wishnukencana (4222210033) Fakultas Teknik Sipil Universitas Pancasila Jl. Lenteng Agung Raya No. 56, Rt/Rw 01/03, Jakarta
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Peningkatan permukaan kedap air dan perubahan penggunaan lahan yang terkait dengan urbanisasi telah lama menjadi fokus penelitian hidrologi perkotaan. Namun, studi dan perhitungan yang hanya mempertimbangkan permukaan kedap air tidak mencakup semua faktor yang mempengaruhi respons hidrologi perkotaan, karena struktur perkotaan alternatif mungkin mempunyai dampak besar terhadap aliran badai. Studi ini mengkaji beberapa deskriptor untuk meningkatkan estimasi dampak hidrologi urbanisasi di daerah aliran sungai kecil. Konfigurasi saluran pembuangan badai menghasilkan kepadatan drainase sekitar tiga kali lipat. Selain itu, Data curah hujan dan aliran badai dianalisis untuk membandingkan respon hidrologi dari dua sub-DAS dengan persentase wilayah kedap air dan kepadatan drainase yang bervariasi. Sub-DAS dengan persentase kawasan kedap air yang lebih tinggi menghasilkan produksi yang signifikan (p < 0,01) volume limpasan yang lebih tinggi dengan koefisien limpasan rata-rata sebesar 0,446, sedangkan sub-DAS dengan kepadatan saluran pembuangan badai yang lebih tinggi menunjukkan waktu jeda yang jauh lebih pendek yaitu 9 menit. Dalam kasus ini, persentase daerah kedap air meningkatkan volume limpasan air, namun kepadatan saluran pembuangan air hujan mempercepat respons hidrologi, sehingga menunjukkan bahwa metrik yang relevan secara hidrologis harus dipertimbangkan untuk menilai alternatif risiko banjir secara akurat.
I. PENDAHULUAN
Pada dasarnya, saluran drainase perkotaan adalah salah satu prasarana yang berperan sebagai pengering dan pengalir air hujan dari suatu wilayah perkotaan, yang meliputi pemukiman, kawasan industri dan perdagangan, sekolah, rumah sakit, lapangan olahraga, lapangan parkir, instalasi militer, instalasi listrik dan telekomunikasi, pelabuhan udara, pelabuhan laut, serta tempat-tempat lainnya yang merupakan bagian dari sarana kota.
Saluran drainase berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif, seperti banjir. Dengan demikian, saluran drainase dibangun untuk dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia secara umum.
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang merupakan komponen terpenting dalam suatu kota.
Sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota dari genangan air, yang dapat menyebabkan lingkungan menjadi tidak bersih, menjadi sarang nyamuk, dan sumber penyakit.
Namun, sistem drainase yang buruk dapat menimbulkan gangguan terhadap siklus hidrologi, meningkatkan limpasan air permukaan, pengisian air tanah, dan menurunkan kualitas air. Oleh karena itu, perencanaan drainase yang baik sangat penting untuk menjaga kualitas lingkungan.Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh drainase terhadap lingkungan. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa kondisi saluran drainase cukup baik, tetapi perlu dilakukan pembersihan secara kontinu dan adanya sosialisasi agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan. Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa kondisi saluran drainase yang buruk dapat menyebabkan pencemaran lingkungan permukiman. Oleh karena itu, perencanaan drainase yang baik harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti kondisi lingkungan, kebutuhan masyarakat, dan dampak lingkungan yang mungkin terjadi.
II. METODOLOGI
1. Analisis kondisi dan fungsi saluran drainase:
Fungsi: Saluran drainase berfungsi menampung dan mengarahkan air limpasan permukaan, terutama pada saat hujan lebat.
Pentingnya: Saluran drainase sangat penting untuk mencegah banjir dan genangan air di wilayah perkotaan.
Evaluasi: Kondisi dan fungsi saluran drainase dievaluasi melalui berbagai metode, antara lain analisis hidrologi, observasi lapangan, dan survei.
Dampak: Efektivitas saluran drainase dalam mencegah banjir dan genangan air tergantung pada kondisi dan fungsinya.
Pemeliharaan: Pemeliharaan saluran drainase yang tepat diperlukan untuk memastikan fungsi optimalnya dan mencegah kerusakan.
Singkatnya, saluran drainase memainkan peran penting dalam mengelola air limpasan
permukaan dan mencegah banjir di wilayah perkotaan. Kondisi dan fungsi saluran-saluran ini dievaluasi melalui berbagai metode, dan pemeliharaan yang tepat diperlukan untuk
memastikan kinerja optimalnya.
2. Analisis pengaruh saluran drainase yang terjadi:
Polusi: Saluran drainase yang tidak dirawat dengan baik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan sekitar.
Banjir: Saluran drainase yang tidak memadai dapat menyebabkan banjir dan genangan air di wilayah perkotaan.
Risiko Kesehatan: Saluran drainase yang mengalirkan air limbah dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi penduduk sekitar.
Konstruksi: Saluran drainase dapat dibangun sebagai saluran terbuka atau tertutup, dan saluran terbuka lebih umum digunakan di daerah perkotaan.
Pemeliharaan: Pemeliharaan saluran drainase yang tepat diperlukan untuk mencegah polusi, banjir, dan risiko kesehatan.
Singkatnya, saluran drainase memainkan peran penting dalam mengelola air limpasan permukaan dan mencegah banjir di wilayah perkotaan. Saluran drainase yang tidak dirawat dengan baik dapat menimbulkan risiko polusi dan kesehatan, dan pemeliharaan yang tepat diperlukan untuk memastikan kinerja optimalnya.
3. Analisis penyebab terjadinya pengaruh saliran drainase terhadap pencemaran lingkungan Polusi: Polusi disebabkan oleh curah hujan atau pencairan salju yang bergerak melewati tanah, mengambil dan membawa polutan alami dan buatan manusia, dan menyimpannya ke dalam danau, sungai, lahan basah, perairan pesisir, dan air tanah. Kelebihan pupuk, herbisida, dan insektisida dari lahan pertanian dan kawasan pemukiman, minyak, lemak, dan bahan kimia beracun dari limpasan perkotaan dan produksi energi, serta sedimen dari lokasi konstruksi yang tidak dikelola dengan baik, lahan tanaman dan hutan, serta erosi tepian sungai adalah beberapa penyebab pencemaran sumber bukan titik.
Air Limbah: Air limbah dari kawasan perumahan, komersial, dan industri dapat menyebabkan pencemaran lingkungan sekitar. Air limbah yang diolah masih dapat mengandung polutan berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan ekosistem perairan. Polusi limbah dapat menyebabkan kecoa coklat jantan mengembangkan rongga ovarium, menyebabkan perubahan pada ginjal dan sistem kekebalan tubuh, serta memasukkan sejumlah besar nutrisi ke dalam air, yang dapat merangsang pertumbuhan alga, seperti fitoplankton.
Limbah Padat: Pencemaran limbah padat dari kawasan perumahan, komersial, dan industri juga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan sekitar. Sampah, kotoran hewan, dan polutan lainnya dapat terbawa oleh air hujan ke badan air, sehingga menyebabkan kerusakan pada ekosistem perairan dan satwa liar. Sedimen akibat erosi tanah atau aktivitas konstruksi juga dapat terbawa ke badan air melalui limpasan permukaan.
Pembuangan yang Tidak Benar: Pembuangan limbah berbahaya yang tidak tepat, seperti minyak, lemak, dan bahan kimia beracun, dapat menyebabkan pencemaran lingkungan sekitar.
Ringkasnya, dampak saluran drainase terhadap pencemaran lingkungan dapat disebabkan oleh pencemaran polusi, air limbah, limbah padat, dan pembuangan limbah berbahaya yang tidak tepat. Pengelolaan dan pemeliharaan saluran drainase yang baik sangat diperlukan untuk mencegah pencemaran dan menjaga kualitas lingkungan di perkotaan.
III. PEMBAHASAN DAN HASIL
Secara umum, sistem jaringan drainase di kawasan perkotaan terbagi menjadi 2 yakni sistem drainase mayor dan sistem drainase mikro. Sistem drainase mayor atau disebut juga sistem saluran pembuangan utama adalah sistem saluran air yang berfungsi untuk menampung air dan mengalirkan air dari daerah tangkapan air hujan. Sistem ini menampung aliran berskala besar seperti kanal-kanal dan sungai. Perencanaan sistem jaringan ini biasanya dipakai untuk jangka panjang antara 5 tahun hingga 10 tahun. Karena itu, perencanaannya haruslah terperinci.
Sedangkan sistem jaringan drainase mikro berfungsi sebagai pelengkap drainase yang menampung air dan mengalirkan air dari kawasan tangkapan hujan. Contohnya saja saluran atau selokan di sisi-sisi jalan, selokan di sekitar bangunan, gorong-gorong dan saluran drainase sejenis lainnya. Sistem jaringan drainase ini umumnya digunakan untuk lingkungan pemukiman dan direncanakan untuk jangka pendek 2 tahun, 5 tahun hingga 10 tahun.
Meskipun sistem jaringan drainase di perkotaan telah direncanakan berdasarkan ilmu drainase, namun permasalahan drainase di kawasan perkotaan tak bisa dihindari. Permasalahan drainase di perkotaan begitu kompleks. Kepadatan dan kemajemukan penduduk kota menjadi salah satu sumber pemasalahannya.
Identifikasi terhadap masalah-masalah drainase di perkotaan sangat penting untuk dilakukan demi menemukan solusi yang tepat. Identifikasi masalah-masalah drainase di perkotaan juga diperlukan untuk perencanaan drainase di kawasan perkotaan di masa depan supaya dapat dibuat dengan lebih baik. Berikut ini permasalahan yang kerap dihadapi sistem drainase di perkotaan:
1. Bertambahnya jumlah penduduk
Pertambahan jumlah penduduk di kawasan perkotaan jauh lebih cepat dibandingkan di kawasan pedesaan. Jumlah penduduk yang bertambah pasti diikuti pula dengan meningkatnya jumlah limbah, baik berupa sampah maupun limbah cair. Jika tidak disertai dengan penambahan drainase, maka tentunya ketidaknyamanan akan dirasakan.
2. Pengelolaan sampah yang tidak diperhatikan
Pengelolaan sampah harus mendapatkan perhatian yang lebih banyak seiring bertambahnya jumlah penduduk. Sebab sampah berperan besar terhadap pendangkalan dan penyempitan saluran drainase dan juga sungai. Pendangkalan dan penyempitan menyebabkan saluran drainase tak mampu menampung debit air sehingga muncul genangan atau bahkan banjir.
3. Tanah ambles
Pengambilan air tanah yang berlebihan bisa memicu amblesnya tanah. Beberapa bagian kawasan di perkotaan bisa berada di bawah muka air laut pasang.
4. Kurangnya koordinasi dan sinkronisasi dengan infrastruktur yang lain
Salah satu contoh kurangnya koordinasi dan sinkronisasi yang dimaksudkan adalah sering ditemukannya tiang listrik di tengah saluran drainase. Contoh lainnya, keberadaan pipa air PDAM yang memotong saluran penampang basah, atau penggalian
saluran drainase yang kemudian merusak prasarana yang telah ada sebelumnya karena minimnya informasi.
5. Tingkat kesadaran masyarakat yang rendah
Kesadaran masyarakat masih terbilang begitu rendah tentang permasalahan- permasalahan yang dihadapi sebuah kawasan perkotaan. Misalnya saja mengenai pengelolaan limbah rumah tangga.
Permasalahan-permasalahan drainase di perkotaan tak boleh dibiarkan begitu saja. Sebab permasalahan tersebut akan menimbulkan ketidaknyamanan dan bahkan gangguan kesehatan.
Tetapi memperbaiki atau membangun drainase di kawasan perkotaan bukan satu-satunya solusi untuk mengatasi masalah drainase di kawasan perkotaan. Ada beberapa solusi untuk menangani masalah drainase di perkotaan yang wajib dilakukan:
1. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar menyadari pentingnya
membuang sampah pada tempatnya. Saluran drainase dan sungai bukanlah tempat untuk membuang sampah.
2. Pemberian sanksi yang tegas terhadap mereka yang membuang sampah sembarangan, termasuk di sungai dan drainase.
3. Membangun bak kontrol dan saringan supaya sampah di drainase bisa dibuang dengan cepat.
4. Memperbaiki konservasi alam.
5. Mengatur limpasan melalui fasilitas-fasilitas yang bisa menahan air hujan, menyimpan air hujan dan membuat resapan air.
IV. KESIMPULAN
Secara umum, sistem jaringan drainase di kawasan perkotaan terbagi menjadi 2 yakni sistem drainase mayor dan sistem drainase mikro.
Sistem drainase mayor atau disebut juga sistem saluran pembuangan utama adalah sistem saluran air yang berfungsi untuk menampung air dan mengalirkan air dari daerah tangkapan air hujan.
Sedangkan sistem jaringan drainase mikro berfungsi sebagai pelengkap drainase yang menampung air dan mengalirkan air dari kawasan tangkapan hujan.
Meskipun sistem jaringan drainase di perkotaan telah direncanakan berdasarkan ilmu drainase, namun permasalahan drainase di kawasan perkotaan tak bisa dihindari.
Identifikasi masalah-masalah drainase di perkotaan juga diperlukan untuk perencanaan drainase di kawasan perkotaan di masa depan supaya dapat dibuat dengan lebih baik.
Kurangnya koordinasi dan sinkronisasi dengan infrastruktur yang lain Salah satu contoh kurangnya koordinasi dan sinkronisasi yang dimaksudkan adalah sering ditemukannya tiang listrik di tengah saluran drainase.
Contoh lainnya, keberadaan pipa air PDAM yang memotong saluran penampang basah, atau penggalian saluran drainase yang kemudian merusak prasarana yang telah ada sebelumnya karena minimnya informasi.
Tetapi memperbaiki atau membangun drainase di kawasan perkotaan bukan satu-satunya solusi untuk mengatasi masalah drainase di kawasan perkotaan.
V. REFERENSI
(Novrianti, 2017), Pengaruh Drainase Terhadap Lingkungan Jalan Mendawai dan sekitarPasar Kahayan.
(Dinas PUPR, 2020), Drainase – Permasalahan dan Solusinya.
(Logan D.Ress, Chen-Ling J.Hung, L.Allan James, 2020), Dampak sistem drainase perkotaan terhadap hidrologi air hujan.