• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J010173 10.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J010173 10."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

1

RINGKASAN

Mikroalga selain berperan sebagai produsen primer juga memiliki potensi untuk menghasilkan biofuel.Pertumbuhannya yang cepat, kemampuan untuk menghasilkan minyak alami (lipid) yang besar dengan sedikit polusi dibandingkan bahan bakar petroleum menjadikan salah satu alternatif bahan bakar nabati yang dapat diperbaharui (renewable resources). Mikroalga banyak dijumpai di perairan sungai, Sungai Pekacangan Purbalingga merupakan badan air yang digunakan untuk aktivitas mandi, cuci, perikanan, tambang pasir dan juga dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan limbah cair dari industri tapioka. Limbah cair tapioka merupakan jenis limbah organik yang telah mengalami proses penguraian oleh bakteri dan merupakan nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroalga.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan mikroalga di Sungai Pekacangan yang terkena limbah cair industri tapioka dan menentukan jenis mikroalga yang berpotensi sebagai bahan bakar nabati (biofuel). Penelitian ini menggunakan metode survai dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling berdasarkan rona lingkungan yang ada, yaitu stasiun I lingkungan sebelum pembuangan limbah cair tapioka, stasiun II tepat pembungan limbah cair tapioka, stasiun III 1 km setelah pembuangan limbah cair tapioka dan stasiun IV 2 km setelah pembuangan limbah cair tapioka. Sebagai parameter utama adalah jumlah jenis dan jumlah individu mikroalga, sedangkan parameter pendukung penelitian adalah suhu, penetrasi cahaya, pH, O2terlarut, BOD5, kecepatan arus, TSS, TDS, nitrat, ortofosfat dan silika. Kelimpahan mikroalga bentik yang diamati dianalisis secara deskriptif dan mikroalga yang diperoleh pada stasiun yang tepat terkena limbah dianalisis dengan melakukan skrining untuk mengetahui kandungan minyak. Jumlah kelimpahan mikroalga bentik pada stasiun sebelum, tepat dan setelah pembuangan limbah sebesar 404.954 ind.mm-2. Kelimpahan tertinggi pada stasiun sebelum terkena limbah sebesar 442.257 ind.mm-2 dengan prosentase kelimpahan relatif 0,07 %; diikuti stasiun III 1 km setelah pembuangan limbah sebesar 425.772 ind.mm-2 dengan prosentase kelimpahan relatif 0,01 %;selanjutnya stasiun IV 2 km setelah pembuangan limbah sebesar 382.275 dengan prosentase kelimpahan relatif 0,09% dan kelimpahan terendah pada stasiun II tepat terkena limbah sebesar 369.511 dengan prosentase kelimpahan relatif 0,01 %. Jenis mikroalga bentik yang berpotensi sebagai biofuel yang dijumpai pada stasiun sebelum, tepat dan setelah pembuangan limbah yaitu Navicula sp., Amphora libyca, Stauroneis anceps, Tabellaria flocculosa, Chlamydomonas sp., Closterium sp., Ulothrix sp., Anabaena sp., Synechococcus sp., Planctonema sp., Cymbella sp., Cymbella lanceolata, Chilomonas, dan Euglena tripteris. Jenis mikroalga bentik yang hanya dijumpai pada stasiun II tepat pembuangan limbah yaitu Clylomonas sp., Ulothrix sp., Anabaena sp., Synechococcuss sp., Craticula sp. dan Euglena tripteris. Jenis mikroalga bentik yang dijumpai pada stasiun III 1 km setelah pembuangan limbah yaitu Chlamydomonas sp., Cymbella sp., Navicula sp., Cymbella lanceolata, Closterium sp., Ulothrix sp. dan jenis mikroalga bentik yang dijumpai pada stasiun IV 2 km setelah pembuangan limbah yaitu Chlamydomonas sp., Cymbella sp., Naviculasp.,Cymbella lanceolata,Closteriumsp.

Kata kunci:KelimpahanMikroalga Bentik, Biofuel, Limbah cair tapioka dan Sungai Pekacangan.

(2)

2

SUMMARY

Beside having a function as primary producers, microalgae also has potential ability to produce biofuel. With rapid growth, its ability to produce natural oils (lipids) with less pollution than of petroleum fuels make it one of alternative renewable biofuel (renewable resources). Microalgae is often found in the river, Pekacangan River in Purbalingga is one of water resources that in addition to bathing, washing, fishing, sand mining by local villagers is also used as a liquid waste disposal area of starch. Industry tapioca liquid waste is a type of organic waste which has undergone a process of decomposition by bacteria and that is necessary as nutrient for the growth of microalgae.

The purpose of this study was to determine the abundance of microalgae in

Pekacangan River which is contaminated by tapioca’s industrial liquid waste and

determine the type of microalgae which is potential as biofuels. This study used a survey method with purposive sampling technique based on the environmental setting, i.e. I station before contamination by tapioca liquid waste, II station contaminated by tapioca liquid waste, III station 1 km after contamination by tapioca liquid waste and IV station 2 km after contamination by tapioca liquid waste. As the main parameter were total number of species and total number of individuals microalgae, while research parameters were temperature, light penetration, pH, dissolved O2, BOD5, flow velocity, TSS, TDS, nitrate, orthophosphate and silica. Abundance of benthic microalgae which observed was analyzed descriptively and microalgae that obtained at the appropriate stations affected by the waste was analyzed by screening to determine the oil content.

The total abundance of benthic microalgae at the previous satation, right and after disposal of 404 954 ind.mm-2. The highest abundance at station before exposure to the waste is 442 257 ind.mm-2 with a percentage of 0.07% relative abundance; followed by the III station 1 km after the disposal is 425.772 ind.mm-2 with a percentage of 0.01% relative abundance; the next IV station 2 km after the disposal is 382.275 with a percentage of 0.09% relative abundance and lowest abundance II station disposal is 369.511 with percentage of 0,01 % relative abundance. Types of benthic microalgae biofuel potential as found on the station before, right and after waste disposal is Navicula sp., Amphora libyca, Stauroneis anceps, Tabellaria flocculosa, Chlamydomonas sp., Closterium sp., Ulothrix sp., Anabaena sp., Synechococcus sp., Planctonema sp., Cymbella sp., Cymbella lanceolata, Chilomonas, and Euglena tripteris. Benthic microalgae type found only in the appropriate waste disposal station II is Clylomonas sp., Ulothrix sp., Anabaena sp., Synechococcuss sp., Craticula sp. and Euglena tripteris. Benthic microalgae types found on the third station 1 km after the disposal of waste that Chlamydomonas sp., Cymbella sp., Navicula sp., Cymbella lanceolata, Closterium sp., Ulothrix sp. and type of benthic microalgae found in the fourth station 2 km after the disposal of waste that Chlamydomonas sp., Cymbella sp., Navicula sp., Cymbella lanceolata, Closterium sp.

Keywords: Abundance of Benthic Microalgae, Biofuel, Tapioca liquid waste and Pekacangan River.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi paket pekerjaan Rehabilitasi Gudang Kantor Setdakab pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Tenggara sumber

Berdasarkan Penetapan Pemenang Pelelangan Nomor : 54/ULP-POKJA.JL/III/2016 Tanggal 02 Maret 2016 dan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor : 53/ULP-POKJA.JL/III/2016

Ketungau Tengah (Lanjutan) Pengadaan Langsung Kecamatan Ket. Kayan Hilir Pengadaan Langsung Kec. sarana dan prasarana air bersih perpipaan Dusun Bhakti Ds. sarana dan prasarana

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan Penelitian oleh Pokja Unit Layanan Pengadaan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku dan Berdasarkan Penetapan

Yang dimaksud simpanan berjangka adalah simpanan dari pihak ke tiga ( anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya) kepada KSP/USP Koperasi dengan jangka waktu

Personil inti adalah tenaga yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan serta posisinya dalam

Bersama ini diumumkan bahwa setelah diadakan penelitian menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku sesuai dengan Hasil Pembukaan Penawaran maka paket pekerjaan tersebut di

[r]