• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PLS 1000600 Chapter 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PLS 1000600 Chapter 3"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

30 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian adalah usaha sistemasis yang dilakukan untuk menjawab rasa penasaran peneliti dengan berbagai prosedur yang telah ditentukan. Sependapat dengan peneliti, Wiratha (2006, hlm.15) menjelaskan bahwa penelitian adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan sistemasis dan teliti. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prosedur yang dilakukan dalam penelitian haruslah detail dan mencakup semua prosedur penelitian agar permasalahan yang menjadi objek penelitian dapat dipecahkan.

Dalam mencapai tujuan yang diharapkan tentu perlu sebuah tools atau alat yang mampu memecahkan permasalah penelitian ini. Iskandar (2003, hlm.5) menyebutkan bahwa melakukan penelitian pada intinya menggiring kita pada mencari solusi (jalan keluar) penyelesaian masalah secara metode ilmiah. Dengan metode ilmiah peneliti akan mendapatkan kesimpulan yang rasional, empiris, dan

sistematis. Metode penelitian secara umum menurut Sugiyono (2014, hlm.3) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dengan demikian metode penelitian merupakan komponen yang digunakan dalam

memecahkan masalah-masalah penelitian yang sedang diteliti.

(2)

31

digambarkan sebagai suatu konsep atau fenomena yang kemudian dapat dipecahkan.

Penelitian ini dilakukan di LKP Citra Sarana Bahasa & Informatika. Proses pengambilan data dilaksanakan pada bulan Juli - September 2015. Penelitian ini dibagi kedalam tiga tahap penelitian yaitu, tahap perencanaan, tahap pengambilan dan pengolahan data, dan tahap penyusunan laporan.

Adapun ruang lingkup penelitian ini dibahas pada variabel sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian B. Partisipan

Dalam penelitian ini, peneliti mempertimbangkan beberapa partisipan yang akan dilibatkan dalam pengumpulan data, yaitu pengelola, pendidik, dan peserta

pelatihan komputer desain grafis. Partisipan yang dianggap paling berperan adalah peserta pelatihan desain grafis yang dengan langsung akan menjadi subjek dan responden dalam penelitian. Sedangkan pengelola dan pendidik dijadikan sebagai informan dengan beberapa pertimbangan seperti, mendampingi peserta pelatihan dalam mengikuti pelatihan desain grafis. Mengetahui kondisi real pembelajaran dilapangan, dan mengetahui kondisi real peserta pelatihan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(3)

32

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dari definisi populasi diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang ditentukan oleh peneliti yang mencakup subyek/obyek dengan syarat tertentu untuk kemudian dipelajari. Dalam Hal ini yang menjadi populasi penelitian adalah peserta pelatihan komputer desain grafis.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah peserta pelatihan komputer desain grafis tahun 2015 sebanyak 2 angkatan dengan jumlah 40 orang. 2. Sampel

Arikunto (2013, hlm. 174) menyebutkan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan Sugiyono (2014, hlm. 118) dalam menjelaskan bahwa Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian yang mampu mewakili populasi penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menentukan sampel dengan teknik sampling total

dikarenakan populasi yang terbatas. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah 40 orang sampel.

D. Instrumen Penelitian

Penelitian pada umumnya adalah proses mengukur data lapangan yang telah didapat dalam tahapan pengumpulan data yang kemudian dianalisa menggunakan metode serta strategi yang telah ditetapkan agar data yang dihasilkan tidak biasa. Untuk mencapai tujuan tersebut, penggunaan instrument penelitian yang tepat merupakan bagian yang terpenting sebagai suatu alat penelitian yang dijadikan pedoman pengumpulan data yang diperuntukan untuk mengukur variabel-variabel yang diteliti. Adapun instumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket/kuisioner.

(4)

33 Tabel 3.1

Kisi-Kisi Penyusunan Instrumen Penelitian

Variabel Aspek Indikator

Latar Belakang Peserta Pelatihan

(X1)

Identitas peserta pelatihan

1. Usia

2. Tingkat pendidikan

Pelatihan Komputer Desain Grafis (X2)

Perencanaan 1. Identifikasi Kebutuhan 2. Perumusan tujuan pelatihan 3. Penyusunan program

pelatihan

Pelaksanaan 1. Media Pembelajaran 2. Bahan Ajar

3. Tutor 4. Waktu

5. Sarana Prasarana 6. Metode Pelatihan 7. Peserta Didik Evaluasi 1. Jenis Evaluasi

2. Tahapan Evaluasi Kemandirian Belajar

Berkelanjutan (Y)

Otonomi Pribadi 1. Mampu membuat rencana 2. Bebas dalam membuat

pilihan

3. Memiliki kekuatan dan kemampuan

4. Berdisiplin diri

5. Mempunyai motivasi diri Manajemen Diri 1. Kemauan mengelola diri

2. Kemampuan mengelola diri Meraih Kebebasan

Dalam Belajar

1. Memiliki kebutuhan belajar 2. Sadar manfaat belajar 3. Paham cara belajar 4. Memiliki kebutuhan

meningkatkan diri

5. Berorientasi kemasa depan Kontrol Pebelajar

Terhadap Pembelajaran

1. Mengorganisir tujuan belajar

(5)

34

3. Mengembangkan langkah-langkah belajar

4. Mengembangkan metodologi belajar 5. Memiliki peran dalam

mengevaluasi belajar (Sumber: Dokumen Peneliti, 2015)

Skala pengukuran yang digunakan dalam pembuatan instrument adalah skala likert dan instrument dibuat dalam benatuk checklis. Menurut Sugiyono (2014, hlm.134) “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, dalam skala likert variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian

indikator-indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan”.

Dalam melakukan analisis kuantitatif, maka diberikan skor pada setiap pernyataan. Adapun untuk skor setiap pernyataan adalah sebagai berikut

Sering Sekali 4

Sering 3

Jarang 2

Tidak Pernah 1

(Sumber: Sugiyono, 2014. Hlm.135)

Setelah instrument dibuat, proses selanjutnya yang dilakukan adalah dengan menguji validitas dan Reliabilitas. Pengujian tersebut dilakukan untuk mengetahui kevalid-an suatu data dan keterpercayaan suatu data. Hal ini dilakukan karena instrumen yang baik adalah instrument yang masuk kedalam kategori valid dan reliebel.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan bantuan SPSS versi 20.0 sebagai alat bantu untuk mempermudah perhitungan, dan uji validitas tersebut.

Suatu item pertanyaan dikatakan valid, apabila koefisien korelasi product moment > r-tabel (Siregar, 2014)

1. Uji Validitas Angket

(6)

35

yang mau diukur. Siregar (2014, hlm.46) menjelaskan bahwa validitas adalah menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Rumus yang digunakan dalam pengujian validitas ini adalah sebagai berikut:

rhitung = ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ √ ∑ ∑

Keterangan:

n = Jumlah responden x = Skor variabel

Y = Skor total dari variabel (Sumber: Siregar, 2014, hlm.48)

Dalam pengolah data validitas, peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 20.0. Taraf signifikansi α = 0,05 Corrected Item Total Correlation

(rhitung) kemudian dibandingkan dengan rtabel. Apabila rhitung > rtabel maka data dapat

dikatakan valid, sebaliknya Apabila rhitung ≤ rtabel maka data tersebut tidak valid.

Derajat kebebasan (n-2) dimana menjelaskan banyaknya jumlah responden. Adapun, hasil perhitungan menggunakan bantuan SPSS Versi 20.0 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Hasil Pengujian Validitas Variabel Pelatihan Komputer Desain Grafis

No Item

Corrected Item Total

Correlation ( r-hitung) r-tabel Keterangan

1 0.797

0.374

Valid

2 0.825 Valid

3 0.671 Valid

4 0.787 Valid

5 0.762 Valid

6 0.670 Valid

7 0.607 Valid

8 0.763 Valid

9 0.742 Valid

10 0.714 Valid

11 0.848 Valid

12 0.740 Valid

13 0.800 Valid

14 0.105 Tidak Valid

15 0.738 Valid

16 0.819 Valid

(7)

36

18 0.861 Valid

19 0.754 Valid

20 0.779 Valid

21 0.059 Tidak Valid

22 0.376 Valid

23 0.740 Valid

24 0.854 Valid

25 0.717 Valid

(Sumber: Pengolahan data penelitian dengan SPSS Versi 20.0)

Dari hasil uji validitas variabel pelatihan desain grafis sejumlah 25 item soal, 2 item soal dinyatakan tidak valid karena rhitung > rtabel Kelima item soal

tersebut kemudian tidak digunakan. Meskipun demikian, 23 item soal yang valid, bisa digunakan dalam penelitian karena hasil ujinya menyatakan valid, artinya instrument tersebut bisa mengukur apa yang ingin diukur. Sedangkan hasil perhitungan validitas untuk variabel Kemandirian Belajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.3

Hasil Pengujian Validitas Variabel Kemandirian Belajar

No Item

Corrected Item Total

Correlation ( r-hitung) r-tabel

Keterangan

1 0.734

0.374

Valid

2 0.654 Valid

3 0.062 Tidak Valid

4 0.643 Valid

5 0.663 Valid

6 0.713 Valid

7 0.666 Valid

8 0.596 Valid

9 0.691 Valid

10 0.625 Valid

11 0.822 Valid

12 0.543 Valid

13 0.610 Valid

14 0.646 Valid

15 0.588 Valid

16 0.603 Valid

17 0.523 Valid

18 0.659 Valid

19 0.661 Valid

20 0.751 Valid

(8)

37

22 0.506 Valid

23 0.246 Tidak Valid

24 0.661 Valid

25 0.326 Tidak Valid

26 0.311 Tidak Valid

27 0.394 Valid

28 0.407 Valid

29 0.603 Valid

30 0.603 Valid

31 0.671 Valid

32 0.393 Valid

33 0.234 Tidak Valid

34 0.734 Valid

35 0.654 Valid

36 0.603 Valid

37 0.502 Valid

38 0.603 Valid

39 0.451 Valid

40 0.713 Valid

41 0.588 Valid

42 0.197 Tidak Valid

43 0.713 Valid

44 0.654 Valid

45 0.713 Valid

46 0.666 Valid

47 0.646 Valid

48 0.603 Valid

(Sumber: Pengolahan data penelitian dengan SPSS Versi 20.0)

Dari hasil uji validitas sejumlah 48 item soal, 5 item soal dinyatakan tidak valid karena r-hitung > r-tabel. Kelima item soal tersebut kemudian tidak digunakan. Meskipun demikian, 43 item soal yang valid, bisa digunakan dalam penelitian karena hasil ujinya menyatakan valid, artinya instrument tersebut bisa mengkur apa yang ingin diukur.

2. Uji Reliabilitas Angket/Kuisioner

Keterpercayaan dan kehandalan suatu alat pengumpul data dapat dilakukan dengan menggunakan uji Reliabilitas. Uji reablitas ini dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach karena bentuk jawaban yang diberikan oleh responden adalah skala. Adapun dalam mengukur ketepatan data yang reliabel dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

(9)

38

Nilai Koefisien Reliabilitas

Interval Koefisien Tingkat Reliabilitas

0.00-0.199 Sangat Rendah 0.20-0.399 Rendah

0.40-0.599 Sedang

0.60-0.799 Kuat

0.80-1.00 Sangat Kuat Sumber: Sugiono (2014, hlm. 257)

Dalam hal ini, penulis menggunakan SPSS Versi 20.0 untuk membantu dalam perhitungan Reliabilitas, adapun hasil perhitungan Reliabilitas variabel pelatihan dan kemandirian belajar adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Reliabilitas Pelatihan Komputer Desain Grafis

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.964 23

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Reliabilitas Kemandirian Belajar

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.962 42

Dari hasil perhitungan Reliabilitas variabel pelatihan menggunakan bantuan SPSS versi 20.0 nilai alpha Cronbach yang diperoleh adalah 0.964, apabila dilihat dari tabel koefisien Reliabilitas maka instrument variabel pelatihan dinyatakan Reliabilitas. Adapun nilai pengujian untuk variabel kemandirian belajar menggunakan SPSS versi 20.0 menghasilkan nilai 0.962, apabila melihat nilai tabel koefisien Reliabilitas, maka instrumen kemandirian belajar dinyatakan Reliabilitas.

E. Prosedur Penelitian

(10)

39 1. Perencanaan

Perencanaan adalah tahap awal yang dilakukan oleh peneliti dengan melakukan aktivitas seperti studi pendahuluan untuk mengetahui fenomena-fenomena yang dapat diangkat menjadi sebuh penelitian. Studi pendahuluan tersebut peneliti lakukan dengan membaca penelitian-penelitian terdahulu yang penulis anggap sangat menarik, dan layak diteliti. Setelah dirasa cukup, kemudian peneliti berkonsultasi dengan dosen pembimbing untuk menentukan bahan yang akan dijadikan sebagai objek penelitian. Setelah disepakati dengan dosen pembimbing, peneliti mulai menyusun instrumen penelitian.

Setelah instrumen dibuat, kemudian penulis mulai menyusun angket/kuisioner yang akan dijadikan sebagai alat pengumpulan data. Hal tersebut peneliti lakukan melalui tahapan pembuatan aturan/petunjuk pengisian, membuat daftar pernyataan sesuai dengan indikator dalam kisi-kisi yang dibuat, dan membuat alternatif pilihan jawaban.

Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah merevisi kisi-kisi dan instrument yang telah dibuat. Tahap ini dilakukan dengan cara berkonsultasi dan berdiskusi

dengan dosen pembimbing dengan tujuan agar yang menjadi hasil yang diharapkan oleh peneliti bisa dicapai.

Setelah dirasa cukup, peneliti melakukan uji angket/kuisioner untuk

mengetahui apakah kuisioner/angket yang dibuat dapat dikatakan valid, sehingga dapat disebar ke responden. Adapun yang menjadi responden dalam pengujian instrument ini adalah responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Dalam uji validitas dan Reliabilitas, peneliti menggunakan SPSS versi 20.0 sebagai alat untuk mengukurnya dengan pertimbangan kemudahan penggunaan.

2. Tahap Pengumpulan dan Pengolahan data a. Tahap Pengumpulan data

(11)

40

memberikan pengarahan tentang tata cara pengisian kuisioner/angket ini. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling sensus. Adapun yang menjadi pertimbangan dalam hal ini adalah jumlah populasi penelitian dibawah 30 orang. b. Tahap pengolahan data

Pada tahap ini, data-data yang telah dikumpulkan kemudian diolah menggunakan rumus yang telah ditetapkan. Adapun teknik analisis data yang dilakukan adalah (1) Perhitungan kecenderungan umum skor (2) Uji distribusi normalitas data (3) Pengujian Hipotesis. Hasil dari pengelolah data ini, diharapkan akan membantu dalam proses yang dilakukan selanjutnya.

3. Tahap Pelaporan

Pada tahap ini, data yang telah diolah kemudian dianalisa dan dibahas dalam bab pembahasan penelitian yang dilakukan. Kemudian ditarik kesimpulan sesuai dengan kebutuhan penelitian.

F. Analisis Data

Analisis data merupakan upaya yang dilakuan peneliti dalam menganalisa data yang telah diperoleh dari responden yang menjadi subjek penelitian yang

kemudian ditafsirkan. Dalam analisa data, penulis menggunakan analisa data deskriptif sesuai dengan metode yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam penelitian ini data yang telah didapat kemudian dianalisa dengan cara

mendeskripsikan, menggambarkan dan menjelaskan data yang telah didapat dilapangan. Hal ini sependapat dengan Sugiyono (2014, hlm. 207) yang mejelaskan bahwa statistika deskriptif adalah statistika yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku secara umum atau generalisasi.

(12)

41

Untuk mendeskripsikan hasil penelitian, dilakukan uji statistik yang sesuai dengan tujuan penelitian. Deskripsi hasil penelitian diantaranya dilakukan dengan cara :

1. Menyeleksi data dan menentukan bobot nilai

Setelah angket di isi oleh seluruh responden, peneliti memeriksa jawaban responden berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yaitu memilih data yang akan diolah, kemudian data yang telah terkumpul dibentuk dalam bentuk tabel. Selanjutnya menentukan bobot nilai untuk setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala likert dan telah ditentukan skor nya.

2. Transformasi Data Ordinal menjadi Interval melalui (MSI)

Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval (dalam Riduwan dan Kuncoro, 2012, hlm.30) sebagai berikut :

a. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebar.

b. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4 dan 5

c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi.

d. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor.

e. Gunakan tabel distribusi normal, hitung Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.

f. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh g. Tentukan nilai skala

h. Tentukan nilai transformasi dengan rumus Y – NS + [1 + (Nsmin)]

3. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah bagian dari statistika yang membahas cara pengumpulan dan penyajian data. Statistika dekriptif hanya mereduksi, menguraikan atau memberikan keterangan suatu data, fenomena atau keadaan ke dalam beberapa besaran untuk disajika secara bermakna dan mudah dimengerti. (dalam Susetyo, 2010, hlm.4)

Adapun data pengelohan dan rumus-rumus pengujian adalah sebagai berikut:

(13)

42

b. Mendeskripsikan setiap variabel dan indikator dari penelitian dalam bentuk persentase.

4. Perhitungan kecenderungan umum skor a. Mencari skor rata-rata setiap variabel

X = ∑

Keterangan:

X = Rata-rata skor responden

∑fx = Jumlah skor dari setiap alternative jawaban N = Jumlah responden

(Sumber:Suziani, 2014, hlm.50)

b. Mencari skor ideal setiap variabel

Xid = Bt x Ji Keterangan:

Xid = Skor ideal setiap variabel

Bt = Bobot tertinggi alternative jawaban Ji = Jumlah item untuk stiap variabel (Sumber:Suziani, 2014, hlm.50)

c. Mencari kecenderungan umum skor

Keterangan:

P = Proporsi skor rata-rata X = Jumlah skor hasil penelitian

Xid = Skor ideal adalah skor yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden pada setiap pertanyaan memberi jawaban dengan skor tertinggi.

(Sumber:Suziani, 2014, hlm.50)

5. Uji Asumsi Klasik

a. Distribusi Normalitas Data

(14)

43 b. Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali (2011, hlm. 105) Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakan model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel-variabel independen yang nilai kolerasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas adalah sebagai berikut:

1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifkan mempengaruhi variabel dependen.

2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antara variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonierita. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek

kombinasi dua atau lebih variabel independen.

3) Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap

variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerace mengukur variabel-variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cotoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥10.

c. Uji Heteroskedastisitas

(15)

44

disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdadatisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi Heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, besar).

6. Uji Regresi Linear Sederhana

Regresi linear sederhana adalah salah satu alat yang dapat digunakan dalam memprediksi permintaan di masa akan datang berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu variabel bebas (Independent) terhadap satu variabel tak bebas (dependent) adalah menggunakan regresi linear. (Siregar, 2014, hlm.284)

Adapun model regresi linear sederhana yang dibentuk adalah Y = a+b.X

Keterangan:

Y = Variabel terikat a dan b = Konstanta X = Variabel Bebas (Sumber: Siregar, 2014, hlm. 284)

Kemudian harga a dan b dapat dicari dengan rumus:

∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑

∑ ∑

(Sumber: Sugiyono (2014, hlm. 262)) 7. Uji Regresi Linear Berganda

Arikunto (2013, hlm. 339) menjelaskan bahwa regresi berganda adalah analisis tentang hubungan antara satu dependent variabel dengan dua atau lebih dependent variabel. Lebih lengkap, Siregar (2014, hlm. 301) menjelaskan bahwa

(16)

45

Adapun model regresi berganda yang dibentuk adalah Y = b0 + b1X1 + b2X2

Keterangan:

Y = Variabel terikat b0,b1,b2 = Konstanta

X1 = Variabel Bebas ke-1

X2 = Variabel Bebas ke-2

(Sumber: Siregar, 2014, hlm. 301)

8. Analisis Koefisien Korelasi Sederhana

Analisis korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui besar pengaruh yang terjadi pada variabel X1 terhadap Variabel Y dan Variabel X2 terhadap

variabel Y. adapun rumus yang digunakan adalah

∑ ∑ ∑

√( ∑ ) ∑

(Sumber: Siregar, 2014, hlm. 284)

Untuk dapat memberikan penafsiran pada koefisien korelasi yang ditemukan

tersebut besar atau kecil, makan berpedoman pada ketentuan sebagai berikut Table 3.7

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

(Sumber: Sugiyono, 2014, hlm. 257) Selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan rumus

KD = r2 x 100%

(Sumber:Suziani, 2014, hlm.53) Langkah selanjutnya adalah mencari t-hit dengan rumus

(Sumber:Sugiyono, 2014, hlm.257)

Interval Koefisien Tingkat Korelasi

0.00 – 0.199 Sangat Rendah 0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang 0.60 – 0.799 Kuat

(17)

46

Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan t-tabel. Jika t-hit > t-tab maka terdapat korelasi yang signifikan dan sebaliknya jika t-hit < t-tab maka tidak ada korelasi yang signifikan.

9. Analisis Koefisien Korelasi Ganda

Korelasi ganda merupakan angka yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel dependen bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen (sugiyono, 2011, hlm. 232). Adapun rumus yang digunakan adalah

Keterangan

Ry12 : Korelasi antara X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y Ryx1 : Korelasi Product Moment anatar X1 dengan Y

Ryx2 : Korelasi Product Moment antara X2 dengan Y (Sumber:Sugiyono, 2014, hlm.266)

Untuk dapat memberikan penafsiran pada koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, makan berpedoman pada ketentuan sebagai berikut:

Table 3.8

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

(Sumber: Sugiyono, 2014, hlm. 257)

Selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan rumus KD = R2 x 100%

Keterangan:

KD = koefisien determinasi yang dicari R2 = koefisien korelasi

(Sumber:Suziani, 2014, hlm.53)

Langkah selanjutnya adalah mencari f-hit dengan rumus

Interval Koefisien Tingkat Korelasi

0.00 – 0.199 Sangat Rendah 0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang 0.60 – 0.799 Kuat

(18)

47

Keterangan:

R = Koefisien Korelasi Ganda k = Jumlah Variabel Independent n = Jumlah Anggota Sampel (Sumber: Sugiyono, 2014, hlm.266)

Hasil perhitungan f-hit dibandingkan dengan f-tab dengan (dk=2), (dk=n-k-1) pada tingkat kepercayaan 95%. Kriteria pengujian adalah jika f-hit > f-tab maka terdapat korelasi yang signifikan dan jika f-hit < f-tab maka tidak ada

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+4

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

Selain itu para mahasiswa juga belajar untuk bekerja sama dengan segala pihak dalam pelaksanaan proyek secara nyata, khususnya dalam pemanfaatan bahan bekas

Ke dua tabel diatas adalah salah satu contoh dari 1 dokumen yang menjadi kata kunci dari 25 dokumen yang di ambil dari 26 tugas paper mahasiswa, dengan demikian

Oksigenasi merupakan salah satu intervensi kolaboratif yang dilakukan oleh perawat sebagai bagian dari tim kesehatan dalam upaya menyelesaikan masalah pasien terutama yang

Pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa keluaran sensor merupakan nilai tengah dari tiga keluaran sensor, artinya keluaran dipilih pada nilai yang mendekati rata-rata dari ketiga

Pengamatan ini dilakukan di kandang percobaan Balai Penelitian Ternak, Bogor selama 4 bulan dengan menggunakan 18 ekor ternak kambing PE jantan muda umur 5-6 bulan dengan bobot

Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

Acute Low-tone Sensorineural Hearing Loss (ALHL) merupakan ketulian mendadak sensorineural pada nada rendah dengan penyebab yang tidak diketahui secara jelas (idiopatik) dan