• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siska, Rasio Leverage Keuangan, dan Intensitas Modal Terhadap Profitabilitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Siska, Rasio Leverage Keuangan, dan Intensitas Modal Terhadap Profitabilitas"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Rasio Leverage Keuangan dan Intensitas Modal Terhadap

Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Sektor Food and Beverage yang

Go-Public di Indonesia

Siska Lia Karcela

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis rasio leverage keuangan, dan intensitas modal terhadap profitabilitas. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang go-public di Indonesia, dengan jumlah 16 perusahaan. Variabel yang digunakan yaitu sebanyak 3 variabel, yaitu rasio leverage keuangan, intensitas modal, dan profitabilitas (yang diproksikan dengan ROA). Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian : 1) Rasio leverage keuangan tidak ada pengaruh secara parsial terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur sektor food dan beverage, dan Intensitas modal ada pengaruh secara parsial terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur sektor food and beverage. 2) Rasio leverage keuangan, dan intensitas modal ada pengaruh secara simultan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur sektor food dan beverage.

Kata Kunci : Rasio Leverage Keuangan, Intensitas Modal, Profitabilitas, ROA

ABSTRACT

This study aims to identify and analyze financial leverage ratio, and capital intensity on profitability. The population in this study is food and beverage manufacture sector which go-public in Indonesia, with the number of companies is 16. Variable used as many as three variables, that is ratio of financial leverage, capital intensity, and profitability (proxied by ROA). The analytical tool is multiple linear regression analysis. Results of the study: 1) financial leverage ratio is a partial effect on ROA in manufacturing food and beverage sector.

(2)

2) financial leverage ratios, and capital intensity is not simultaneous effect of ROA in manufacturing food and beverage sector.

Keywords: Financial Leverage Ratio, Capital Intensity, Profitability, ROA

1. Latar Belakang Masalah

. Perkembangan dalam industri manufaktur mempengaruhi berkembangnya sektor-sektor dalam industri jasa dan perdagangan, perkembangan industri tersebut membawa pada implikasi pada persaingan antar perusahaan dalam industri. Perusahaan dituntut untuk dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya agar mampu tetap bersaing. Perkembangan industri yang pesat membawa implikasi pada persaingan antar perusahaan dalam industri. Perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dalam masa krisis maupun persaingan yang semakin ketat. Tujuan perusahaan adalah maksimasi kekayaan pemilik (pemegang saham), yang tercermin dalam berbagai ukuran kinerja, dimana kinerja perusahaan merupakan dasar dari keberhasilan perusahaan. Kinerja perusahaan pada akhir periode harus dievaluasi untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Kinerja dan kompetensi perusahaan pada masalalu dapat digunakan sebagai tolak ukur penentuan suatu variabel dapat dikategorikan sebagai kekuatan atau justru sebaliknya sebagai kelemahan perusahaan. Salah satu variabel penting yang biasanya digunakan untuk mengukur kinerja adalah tingkat keuntungan profitabilitas industri. Salah satu indikator penting dalam persaingan industri adalah daya tarik bisnis (business attractiveness). Indikator daya tarik bisnis tersebut dapat diukur dari profitabilitas industri. Indikator lain dalam persaingan industri adalah posisi relatif perusahan dalam persaingan industri.

Dari sudut pandang manajemen keuangan, rasio leverage keuangan merupakan salah satu rasio yang banyak dipakai untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Rasio leverage menunjukkan proporsi dana perusahaan yang bersumber dari utang dan hal ini membawa konsekuensi peningkatan risiko finansial bagi perusahaan. Penggunaan utang sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan dapat digunakan untuk mengangkat kinerja perusahaan tersebut. Indikator daya tarik bisnis tersebut dapat diukur dari profitabilitas industri seperti ROA industri. Return On Assets (ROA) merupakan suatu rasio penting yang dapat dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan investasi yang telah ditanamkan (aset yang dimilikinya) untuk mendapatkan laba. Return On Assets (ROA) menjadi salah satu pertimbangan investor di dalam melakukan investasi terhadap saham di bursa saham. Tingkat profitabilitas merupakan informasi tingkat keuntungan yang dicapai atau informasi mengenai efektifitas operasional perusahaan. Pada perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang go-public tahun 2010-2013 tersebut perusahaan manufaktur Indonesia telah pulih dari krisis finansial pada tahun 2008-2009.

(3)

2. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian Keterangan :

Kerangka konseptual diatas menjelaskan bahwa variabel rasoio leverage keuangan berpengaruh terhadap profitabilitas dam variabel intensitas modal berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan Manufaktur sektor food and beverage yang go-public di Indonesia.

3. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini akan mengalisis pengaruh variabel rasio leverage keuangan dan intensitas modal terhadap profitabilitas (diproksikan dengan ROA). Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) menunjukkan bahwa total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan manufaktur sektor food and beverage. Dalam penelitian ini menggunakan skala rasio.

2. Rasio Leverage Keuangan

Rasio leverage keuangan pada perusahaan manufaktur sektor food and beverage merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk meneliti pengaruh terhadap profitabilitas. Karena pada rasio leverage keuangan ini mengukur tentang seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang di dalam aktivitas perusahaan. Dan dalam penelitian ini menggunakan skala rasio.

3. Intensitas Modal

Rasio Intensitas modal merupakan frekuensi besarnya modal baik itu modal sendiri atau modal yang didapatkan dari investor yang digunakan di dalam perusahaan manufaktur sektor food and beverage guna. Dan dalam penelitian ini menggunakan skala rasio.

4. Populasi

Populasi Penelitian ini menggunakan populasi. Yang menjadi populasi dalam penelitan adalah perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang go-public di Indonesia pada periode 2010-2013 yang berjumlah 16 perusahaan.

Rasio Leverage Keuangan

Intensitas Modal

Profitabilitas/Return On Asset (ROA)

(4)

Populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.4 Populasi Perusahaan

No Kode Saham Nama Emiten

1 ADES PT Akasha Wira Internasional Tbk 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 ALTO PT Tri Banyan Tirta Tbk

4 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk

5 DAVO PT Davomas Abadi Tbk

6 DLTA PT Delta Djakarta Tbk

7 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 8 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk

MYOR PT Mayor Indah Tbk

MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk

SKBM PT Sekar Bumi Tbk

SKLT PT Sekar Laut Tbk

STTP PT Siantar Top Tbk

ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk

Sumber : www.google.com 5. Teknik Analisis Data

Analisis Regresi Linear Berganda merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mngetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Dalam analisis regresi variabel yang mempengaruhi disebut independent variable (variabel bebas) dan variabel yang mempengaruhi disebut dependent variable (variabel terikat). Jika dalam persamaan regresi hanya terdapat salah satu variabel bebas dan satu variabel terikat, maka disebut sebagai regresi sederhana, sedangkan jika variabelnya bebasnya lebih dari satu, maka disebut sebagai persamaan regresi berganda (Prayitno, 2010: 61).

(5)

6. Bentuk umum dari model regresi linear berganda;

7.

Y = a +b

1

X

1

+b

2

X

2

+e

Keterangan :

a = konstanta atau besarnya koefisien masing-masing variabel sama dengan nol b1 = besarnya pengaruh leverage

b2 = besarnya pengaruh intensitas modal X1 = variabel leverage

X2 = variabel intensitas modal Y = Profitabilitas

e = faktor gangguan 6. Hasil Penelitian

6.1 Analisis Regresi Logistik

Analisis regresi berganda berkaitan dengan studi ketergantungan suatu variabel dependen pada satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil analisis regresi linear berganda antara variabel independen yaitu rasio leverage, dan rasio intensitas modal danserta variabel dependen yaitu profitabilitas. Berikut pada Tabel 4.5 disajikan hasil analisis regresi linear berganda ;

Tabel 4.5 Hasil Regresi Linear Berganda Variabel

Independent

Standardized

t ttabel Sig. a Keterangan

Coefficients B

(Constant) 191231,948 - - -

Rasio Leverage (X1) 2,626 0,319 < 1,999 0,751 > 0,05 Tidak Signifikan Rasio Intensitas

Modal (X2) 0,225 13,972 > 1,999 0,000 < 0,05

Berpengaruh Signifikan Adjusted R Square = 0,209 F. Hitung = 97,995

Sig. F = 0,000 6.2 Uji Hipotesis

6.2.1 Uji t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan secara parsial. Tabel distribusi t dicari pada α = 5%, dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 16-2-1 = 13. Hasil analisis regresi berganda adalah untuk mengetahui rasio leverage dan rasio intansitas modal serta variabel dependen yaitu profitabilitas (diproksikan dengan ROA) pada perusahaan manufaktur sektor food dan beverage. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda (dalam hal ini untuk menguji pengaruh secara parsial) diperoleh hasil yang sebagai berikut ;

1) Variabel rasio leverage (X1) memiliki nilai t 0,319 < 1,999 dan signifikan 0,715 > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti secara parsial variabel rasio

(6)

leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap return on asset pada perusahaan manufaktur sektor food dan beverage;

2) Variabel rasio intensitas modal (X2) memiliki nilai t 13,972 > 1,999 dan signifikan 0,000 > 0,05, maka Ho ditolak dan Ha ditrima, yang berarti secara parsial variabel rasio intensitas modal berpengaruh signifikan terhadap return on asset pada perusahaan manufaktur sektor food dan beverage.

6.2.2 Uji F

Uji F dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh rasio leverage dan rasio intansitas modal terhadap variabel dependen yaitu profitabilitas secara simultan. Tabel distribusi F dicari pada α = 5%, dengan derajat kebebasan (df) df1 atau 4-1 = 3, dan df2 n-k-1 atau 16-2-1 = 13. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda (dalam hal ini untuk menguji pengaruh secara simultan) diperoleh hasil, yaitu bahwa Fhitung ˃ Ftabel (97,995 > 3,15) dan signifikasi (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel rasio leverage dan rasio intansitas modal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return on asset pada perusahaan manufaktur sektor food dan beverage. 6.2.3. Koefisien Determinasi

Berfungsi untuk mengetahui besarnya proporsi atau sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara keseluruhan, maka dapat ditentukan dengan uji koefisien determinasi berganda (R2). Dilihat dari nilai koefisien determinasi berganda, hasil analisis menujukkan bahwa besarnya persentase sumbangan pengaruh variabel rasio leverage dan rasio intansitas modal terhadap return on asset pada perusahaan manufaktur sektor food dan beverage, dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square (R2) menunjukkan sebesar 0,755 atau 7,55% dan sisanya 92,45% dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

6.2.4 Asumsi Model Fit a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah mutlak regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.Mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik (Latan, 2013:42).Dasar pengambilan keputusan antara lain :

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi rnemenuhi asumsi normalitas;

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

Asumsi multikolinieritas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model. Uji multikolineritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear dalam variabel independen dalam model. Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF). Latan (2013:61), menyatakan bahwa indikasi multikolinearitas pada umumnya terjadi

(7)

jika VIF lebih dari 10, maka variabel tersebut mempunyai pesoalan multikolinieritas dengan variabel bebas lainnya. Berikut ini disajikan hasil uji multikolinearitas ;

Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas

Test of Multikolinierity VIF Cutt off Keterangan

Rasio Leverage (X1) 1,002 < 10 Tidak terjadi mulitikolinieritas Rasio Intensitas Modal

(X2)

1,002 < 10 Tidak terjadi mulitikolinieritas Sumber : Lampiran 8, diolah

b. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya autokorelasi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lainnya atau melihat kebebasan data pada model regresi. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi diantara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lainnya pada model regresi (Janie, 2012:32). Metode pengujiannya menggunakan Durbin Watson Tabel (Uji DW) dengan taraf signifikasi 5% ;

Tabel 4.7 Uji Autokorelasi

Durbin Watson Test dL dU Keterangan

Tabel Durbin Watson 1,5315 1,6601

Tidak terjadi autokorelasi positif dan

negatif

Durbin Watson 1,805

4 - dU 4 – 1,6601

1,6601< 1,805 < 2,3399 Sumber : Lampiran 6 dan 11, diolah

c. Uji Hesteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut (Latan, 2013:39). Dasar pengambilan keputusan antara lain :

1) Jika ada pola tertentu. seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas;

2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya autokorelasi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lainnya atau melihat kebebasan data pada model regresi. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi diantara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lainnya pada model regresi (Janie, 2012:32). Metode pengujiannya menggunakan Durbin Watson Tabel (Uji DW) dengan taraf signifikasi 5% ;

(8)

Durbin Watson Test dL dU Keterangan Tabel Durbin Watson 1,5315 1,6601

Tidak terjadi autokorelasi positif dan

negatif

Durbin Watson 1,805

4 - dU 4 – 1,6601

1,6601< 1,805 < 2,3399 Sumber : Lampiran 6 dan 11, diolah

Tabel 4.7, menunjukkan bahwa nilai DW hitung, 1,6601 < 1,805 < 2,3399, maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi positif dan negatif didalam model. 7. Pembahasan

Hasil pengujian koefisien dari analisis regresi linear berganda, menunjukkan bahwa rasio leverage keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset dan rasio intensitas modal berpengaruh signifikan terhadap return on asset pada perusahaan manufaktur sektor food dan beverage. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan, “ada pengaruh rasio leverage keuangan terhadap profitabilitas (diproksikan dengan ROA) pada perusahaan manufaktur sektor food and beverage adalah diterima, dan rasio intensitas modal terhadap return on asset pada perusahaan manufaktur sektor food dan beverage adalah ditolak.

Penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa kemampuan badan usaha untuk menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang dimilik adalah baik, dengan artian lainnya bahwa kemampuan perusahaan didalam aktivitasnya telah memberikan adanya keuntungan pada perusahaan karena perusahaan dalam hal ini telah dapat memberikan adanya keuntungan laba bersih setelah pajak dengan menunjukkan kemampuan perusahaan didalam setiap rupiahnya yang ditanamkan pada aktiva sebesar Rp. 11,29,- pada tahun 2010, sebesar Rp. 13,3,- pada tahun 2011, sebesar Rp. 14,6,- pada tahun 2012, dan sebesar Rp. 16,1,- pada tahun 2013, dalam hal ini keuntungan yang didapatkan dari perhitungan aktivitas perusahaan dalam melakukan penjualan, penetapan harga pokok, dan mengalokasikan biaya-biayan telah dapat memberikan peningkatan terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan suatu return.

Hasil penelitian ini mendukung temuan dalam penelitian yang dilakukan oleh Martono (2002), Sukarno (2006) dan Herawati (2005). Perusahaan yang dapat merencanakan tujuan jangka pendeknya dalam mengoptimalkan adanya return akan memberikan dampak positif terhadap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan terhadap setiap rupiah yang ditanamkan pada aktivanya.

Penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa penggunaan pembiayaan dengan hutang yang dilakukan oleh perusahaan didalam aktivitas operasinya adalah kurang baik, dengan artian lainnya bahwa hutang berbeban bunga atau tanpa bunga sebagai modal yang menunujukkan bagian dari total aktiva yang dibiayai dengan sumber yang mempunyai biaya eksplisit belum menunjukkan adanya indikasi bahwa penggunaan hutang oleh perusahaan manufaktur sektor food dan beverage belum berdampak pada adanya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba didalam aktivanya, hal ini terjadi karena adanya tambahan modal sebagai pembiayaan didalam aktivitas perusahaan sehingga perusahaan harus mampu didalam memenuhi adanya kewajiban hutang berbunga ataupun tidak berbunga sehingga return yang

(9)

didapatkan oleh perusahaan didalam aktivitasnya secara tidak langsung dihadapkan pada kewajiban yang harus diselesaikan oleh perusahaan.

Hasil penelitian ini menolak temuan dalam penelitian yang dilakukan oleh Martono (2002), Sukarno (2006) dan Herawati (2005). Perusahaan yang dapat menggunakan hutang didalam proses operasinya dihadapkan pada kewajiban yang harus diselesaikan oleh perusahaan sehingga perusahaan belum memiliki kemampuan didalam mengelola return yang akan menjadi kemampuan modal didalam aktivanya.

Penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa intensitas modal dalam aktiva yang tertanam didalam asset perusahaan yang diinvestasikan dalam bentuk fixed asset untuk peningkatan profitabilitas perusahaan adalah baik, dengan artian lainnya bahwa adanya rasio intensitas modal sebagai hubungan jumlah modal dengan aktiva yang ada belum dapat memberikan kemampuan pada perusahaan didalam meningkatkan adanya return on asset didalam perusahaan, dalam hal ini adanya intensitas atau frekuensi tinggi atau rendahnya modal didalam suatu perusahaan dapat memberikan adanya peningkatan terhadap kemampuan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan didalam aktivanya.

Hasil penelitian ini menerima temuan dalam penelitian yang dilakukan oleh Martono (2002), dan Sukarno (2006). Perusahaan dengan intensitas modal yang relatif tinggi dapat memberikan kemampuan pada perusahaan didalam

mengembangkan dan menghasilkan return yang tertanam didalam asset karena intensitas yang relatif tinggi akan mempengaruhi adanya stabilitas operasi dan profitabilitas didalam perusahaan.

8. Kesimpulan dan Saran 8.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh Rasio Leverage Keuangan terhadap Profitabilitas pada perusahaan manufaktur sektor food and beverage dan ada pengaruh intensitas modal terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur sektor food dan beverage; Hal ini menolak adanya temuan bahwa rasio leverage keuangan akan mempengaruhi dalam meningkatkan return on asset perusahaan.

Dan dari kedua variabel tersebut, yakni Rasio Leverage Keuangan dan Intensitas modal pengaruh yang paling dominan terhadap Profitabilitas yakni Intensitas Modal. Karena pada penelitian ini intensitas modal menunjukan bahwa memiliki pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur sektor food and beverage.

8.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka dapat disarankan sebagai berikut Pihak Manajemen Perusahaan Manufaktur Sektor Food dan Beverage, diharapkan dapat lebih meningkatkan, dan mengembangkan adanya kemampuan perusahaan didalam menghasilkan laba, sehingga dengan adanya hal tersebut akan mendukung adanya peningkatan kemampuan perusahaan didalam menghasilkan return dari aktivanya. Dan diharapkan dapat lebih mengurangi adanya hutang yang menjadi sumber modal perusahaan didalam membiayai aktivitasnya, sehingga dengan adanya hal tersebut, perusahaan akan mampu didalam mengelola aktivitas modal dan aktivanya yang akan menjadikan perusahaan lebih baik dalam

(10)

menghasilkan return. Sealain itu, diharapkan lebih mengurangi adanya intensitas modal yang akan mempengaruhi aktiva didalam perusahaan, sehingga dengan adanya hal tersebut, perusahaan akan mampu didalam memprediksi dan mengelola aktivitas modalnya yang akan mendukung adanya aktivitas operasi didalam perusahaan yang akan menjadi sumber perusahaan didalam menghasilkan return.

Daftar Pustaka

Algifari. (1997). Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi. Edisi pertama. BPFE Universitas Gajah Mada,Yogyakarta

Baridwan, Zaki (1997). Intermediate Accounting. Edisi 7, Yogyakarta : BPFE Ghozali, Imam. (2001). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar. N. (1995). Basic Econometrics. New York: Mc.Grow-Hill. Harahap, S. S. (1999). Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : Raja

Grafindo Persada.

Kasmir, S.E, MM. (2008). “Manajemen Perbankan”, Rajawali Pers.

Martono, Cyrillius. 2002, “Analisis Pengaruh Profitabilitas Industri, Rasio Leverage Keuangan Tertimbang Dan Intensitas Modal Tertimbang Serta Pangsa Pasar Terhadap ROA Dan ROE Perusahaan Manufaktur Yang Go-Public Di Indonesia”. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol.4 No.2. Nopember 2002.

Mulyadi, (2001). “Sistem Akuntansi”. Jakarta : Salemba Empar Edisi ketiga.

Riyanto, Bambang. (1997). Dasar-dasar Pembelanjaan. Edisi 4, Yogyakarta : BPEE

Santoso, Singgih. (2002). Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sartono, Agus. (1998). Manajemen keuangan: Teori dan Aplikasi. Edisi 3. BPFE: Yogyakarta

Sukirno, Sadono. (2000). Pengantar Teori Makro Ekonomi, Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sundjaja, Ridwan S. Barlian, Inge. (2002). Manajemen Keuangan I. Edisi Keempat, Jakarta : Prenhallindo

Syamsuddin, Lukman. (2000). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

(11)

Van Horne, James, C. Wachowicz, John M, Jr. Salemba “Fundamentals of Financial Management - Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan”, Buku 1 Edisi 12: 2005.

Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland, “Manajemen Keuangan”, Jakarta Barat : Binarupa Aksara. Jilid 2,

Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. (1995),“Manajemen Keuangan”, Jakarta Barat: Binarupa Aksara. Jilid 1 Edisi 9: 1995,

Gambar

Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian  Keterangan :
Tabel 4.5 Hasil Regresi Linear Berganda  Variabel
Tabel 4.7, menunjukkan bahwa nilai DW hitung, 1,6601 &lt; 1,805 &lt; 2,3399, maka  dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi positif dan negatif didalam model

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat pengaruh Impulse Buying Tendency terhadap Urge to Buy Impulsively pada pengunjung ranch Market Galaxy Mall, hal ini dapat dilihat dari t-value pada model struktural

Implikasi dari hasil pelaksanaan kegiatan atau program yang telah di capai adalah : adanya penambahan pekerja sebanyak dua orang; satu unit mesin mekanisasi pengiris dodol

Menurut Umi Narimawati (2010:39), Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan ( Field Research ), dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada

OPD UTAMA OPD MITRA UTAMA OPD PENDUKUNG MITRA VERTIKAL 1 ASISITEN PEMERINTAHAN, HUKUM DAN HAM 1 Pertanahan Biro Pemerintahan Umum Biro Pengelolaan Barang Daerah, Badan

dalam penelitian dengan criteria responsive terhadaplingkungan sekitar, dapat menyesuaikan diri dengan keadaan situasi pengumpulan data, memanfaatkan imajinasi dan

Kuvista nähdään, että tölkkivaihtoehdon pakkausten valmistuksen sekä pakkaus- ja tuotejätteen jätehuollon yhteinen hiilijalanjälki on pienempi kuin pikarivaihtoehdon.. Jos

Peningkatan Tanggung Jawab melalui Implementasi Lesson study dalam Perkuliahan Akuntansi Pajak pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi FE UNY.. Peningkatan

Dibutuhkan perangkat lunak Sistem Informasi Manajemen Pustaka yang dilengkapi dengan fasilitas untuk melakukan pengelolaan sumber pustaka berupa fisik dan digital,