• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Tanah sangat penting bagi makhluk hidup. Tanah mempunyai peran dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Tanah sangat penting bagi makhluk hidup. Tanah mempunyai peran dan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Tanah secara umum dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi terluar yang tersusun dari bahan mineral dan bahan organik serta proses pembentukannya dipengaruhi oleh bahan induk, iklim, bentuk wilayah, mikroorganisme, dan proses terjadinya memerlukan waktu yang lama. Adapun pengertian tanah dipandang dari bidang pertanian adalah lapisan kulit bumi terluar yang berperan sebagai media tempat tumbuhnya tanaman ( Hasan, 2010).

Tanah sangat penting bagi makhluk hidup. Tanah mempunyai peran dan fungsi yang berbeda . Oleh karena itu, perlu dilakukan perlakuan-perlakuan khusus pada tanah agar bisa menjadi media tanam yang bagus. Hal itu bisa dilakukan dengan cara mengolah tanah. Pengolahan tanah bisa dilakukan dengan berbagai macam , baik itu melalui cara konvensional maupun modern (Anonim, 2012).

Untuk mendapatkan hasil pengolahan yang maksimal, perlu memilih sistem pengolahan yang tepat sesuai dengan keadaan tanah yang akan diolah.Karena pentingnya tanah dalam sektor pertanian, maka perlu benar-benar diperhatikan cara pengolahannya agar bisa mendapatkan hasil olahan yang maksimal. Tanah yang subur sangat bagus untuk dilakukan pananaman, karena banyak mengandung unsur hara yang diperlukan bagi tananaman. Sehingga hasiltanam akan didapatkan maksimal. Dengan pengolahan ini tentunya petani akan dapat memperoleh keuntungan, karena tanamannya dapat tumbuh dengan baik (Anonim, 2013).

(2)

I.2 Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : a) Untuk membersihkan tanah dari tumbuhan liar atau pengganggu. b) Untuk menjamin perkembangan system perakaran yang sempurna. c) Untuk memperbaiki aerasi tanah dan kelembapan.

d) Memperbaiki kelestarian dan kesuburan tanah serta persediaan air. Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

a) Agar kita dapat membersihkan tanah dari tumbuhan liar atau pengganggu. b) Agar kita dapat menjamin perkembangan system perakaran yang sempurna. c) Agar kita dapat memperbaiki aerasi tanah dan kelembapan.

d) Agar kita dapat memperbaiki kelestarian dan kesuburan tanah serta persediaan air.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengolahan Lahan

Lahan (land) atau sumberdaya lahan (land resources) adalah lingkungan fisik yang terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan tanah. Sering kali terjadinya kerancuan penggunaan istilah lahan (land) dengan tanah (soil), karena sering penggunaan istilah ini dianggap memiliki arti yang sama. Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair dan gas dan mempunyai sifat serta perilaku yang dinamik. Benda alami ini terbentuk oleh hasil kerja interaksi anatara iklim (i) dan jasad hidup (o) terhadap suatu benda induk (b) yang dipengaruhi oleh relif tempatnya terbentuk (r) ditambah waktu (Yuan, 2011).

Pengolahan lahan adalah proses di mana tanah digemburkan dan dilembekkan dengan menggunakan tangkai kemudi ataupun penggaru yang ditarik oleh traktor maupun bajak yang ditarik oleh binatang maupun manusia. Melalui proses ini, kerak tanah teraduk, sehingga udara dan cahaya matahari menembus tanah dan meningkatkan kesuburannya. Sekalipun demikian, tanah yang sering digarap sering menyebabkan kesuburannya berkurang ( Wahidin, 2013).

Pengolahan lahan bertujuan mengubah keadaan lahan pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan lahan ( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman. Setiap upaya pengolahan lahan akan menyebabkan terjadinya perubahan sifat-sifat tanah. Tingkat perubahan yang terjadi sangat ditentukan oleh cara atau metode pengolahan tanah. Perubahan sifat tanah akibat

(4)

pengolahan tanah juga berhubungan dengan seringnya tanah dalam keadaan terbuka, terutama antara 2 musim tanam, sehingga menjadi lebih riskan terhadap, erosi, dan proses iluviasi yang selanjutnya dapat memadatkan tanah ( Anonim, 2013).

II.2 Cara Pengolahan Lahan Dan Tahap-Tahap Pengolahan Lahan

Metode atau cara pengolahan lahan dibagi menjadi dua yaitu secara tradisional (konvensional), dan secara modern. Pertama, Pengolahan Lahan Secara Konvensional, Pengolahan ini biasanya dilakukan untuk lahan lahan yang sempit dan memiliki kemiringan tertentu. Metode ini biasanya banyak dilakukan di lingkungan pedesaan yang sebagian masyarakat banyak menggunakan lahannya sebagai lahan persawahan dan tanaman sayuran. Kelebihan dari metode ini yaitu tidak dibutuhkan modal yang cukup besar, karena dilakukan oleh tenaga manual dan biasannya dilakukan secara gotong royong. Tetapi pengolahan lahan dengan system ini banyak menagalami kekurangan, diantaranya membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya ( Anonim, 2012).

Kedua, Pengolahan lahan dengan cara modern, ini biasanya banyak dilakukan untuk tanaman tanaman perkebunan dan memiliki lahan yang luas. Pengolahan lahan dengan cara ini biasannya menggunakan mesin. Pengolahan lahan dengan sistem ini memiliki kelebihan diantaranya lebih cepat dalam proses pengerjaan, serta dapat menghemat waktu penanaman. Kekurangan dari system ini yaitu dibutuhkannya modal yang besar dalam pengupayaannya (Anonim, 2012).

(5)

Tahap-tahap pengolahan tanah yang baik meliputi land-clearing, pembajakan dan penggaruan. Namun hal ini kesemuanya tergantung pula pada kondisi tanah setempat, jenis tanaman yang hendak ditanam, serta bahan penanaman yang dipergunakan. Land-clearing bermaksud memebersihklan areal terhadap pepohonan, semak-semak dan alang-alang atau tumbuh-tumbuhan lainnya, Pembajakan bermaksud untuk Memecah lapisan tanah menjadi bongkah-bongkah, sehingga penggemburan selanjutnya lebih mudah dilakukan, Memasakkan tanah_sebab dengan membalik lapisan tanah dan membiarkan beberapa hari sebelum digemburkan, maka proses mineralisasi bahan-bahan organik akan berlangsung lebih cepat. Sebab aktivitas biologis mikroorganisme dipergiat, dan Penggaruan atau penggemburan bertujuan untuk Menghancurkan bongkah-bongkahan besar menjadi struktur remah serta Membersihlkan tanah dari sisa-sisa perakaran tumbuh-tumbuhan liar ( Zia, 2012).

Bila direncanakan hendaknya dilakukan pemupukan awal, baik dilakukan dengan menggunakan pupuk organik ataupun pupuk anorganik (P dan K), sevaiknya pemupukan ini diberikan sebelum penggemburan, sehingga pada saat penggemburan berlangsung, pupuk dapat teraduk secara merata pada lapisan olah. Pemupukan awal ini sangat penting untuk merangsang perkembangan akar yang lebih dalam dan luas. Pupuk yang tak mudah larut, misalnya : pupuk kandang, unsur P dan K. Sedangkan unsur N seperti urea misalnya akan mudah larut, sehingga pupuk tersebut tak tepat apabila dipergunakan pada saat itu (Zia,2012).

(6)

II.3 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengolahan Lahan Pada Daerah Subtropis Dan Tropis

A. Daerah Tropis

Wilayah tropika merupakan daerah dengan letak geografis antara 23,50 LU dan 23,50 LS yang berada diantara garis khatulistiwa. Beberapa bagian yang membedakan wilayah tropika dengan wilayah lain seperti subtropis, terdapat pada iklim, curah hujan, intensitas cahaya matahari, topografi dan jenis tanah. Bagian-bagian tersebut akan mempengaruhi kondisi alam yang ada diwilayah tropika termasuk kondisi fisik, kimia dan biologi ( Yoko, 2013).

Tanah tropika memiliki dua macam yaitu lahan kering dan lahan basah. Lahan kering ialah lahan yang berada disuatu posisi kedudukan yang lebih tinggi dalam pengolahan lahan diusahan tanpa penggunaan air atau penggunaan air yang terbatas, Sedang, lahan basah ialah ekosistem pembentuknya dibantu oleh air, pada suatu lahan basah memiliki waktu dalam jangka waktu yang cukup panjang untuk pengembangan vegetasi tertentu, lahan basah juga terdapat rawa, lahan gambut, yang terjadi baik secara alami dan secara buatan. Lahan basah dapat ditanami seperti tanaman pangan padi, palawijaya dll ( Nurdin,2011).

Menurut Sumadi (1999),. Ciri – ciri iklim tropis adalah sebagai berikut : a. Suhu udara rata – rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu

udara antara 20° - 23° C. Bahkan dibeberapa tempat suhu tahunannya mencapai 30°C.

b. Amplitudo suhu rata – rata tahunan kecil. Di khatulistiwa antara 1° - 5° C, sedangkan amplitudo hariannya besar.

(7)

c. Tekanan udara lebih rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan. d. Hujan banyak dan umumnya lebih banyak dari daerah lain di dunia.

B. Daerah Subtropis

Iklim subtropis terletak antara 23½° - 40° LU dan 23½° - 40° LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang. Ciri – ciri iklim subtropis adalah sebagai berikut:

1) Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis dan iklim sedang.

2) Terdapat empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musin dingin. Tetapi pada iklim ini musim panas tidak terlalu panas dan musim dingin tidak terlalu dingin.

3) Suhu sepanjang tahun tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.

4) Daerah subtropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah Iklim Mediterania. Jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut Daerah Iklim Tiongkok ( Ratih,2012).

II. 4 Jenis- Jenis Tanah yang diolah

Tanah adalah lapisan atas bumi yang merupakan campuran dari pelapukan batuan dan jasad makhluk hidup yang telah mati dan membusuk. Oleh pengaruh cuaca, jasad makhluk hidup tadi menjadi lapuk, mineral-mineralnya terurai (terlepas), dan kemudian membentuk tanah yang subur. Tanah juga disebut lithosfer (lith = batuan) karena dibentuk dari hasil pelapukan batuan ( Weni, 2012).

(8)

Adapun jenis-jenis tanah di Indonesia yaitu : 1) Tanah Humus

Tanah humus / Tanah Gunung Berapi adalah tanah yang berasal dari pelapukan (bahan organis), tanah humus adalah tanah yang subur dan mengandung unsur mineral, tanah humus berwarna hitam atau kecoklatan, tanah humus banyak terdapat di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Papua, dan Jawa Barat (Rifki,2012).

2) Tanah Vulkanis

Tanah vulkanis adalah tanah hasil pelapukan bahan padat dan cair yang dikeluarkan dari gunung berapi, tanah vulkanis terbentuk akibat aktifitas gunung berapi yang mengeluarkan lava, kemudian lava membeku dan melapuk setengahnya menjadi butiran tanah. Tanah ini sangat subur dan cocok untuk pertanian. Tanah ini terdapat di wilayah Sumatera, Jawa, Lombok, Dan Bali ( Rifki,2012 ).

3) Tanah Laterit

Tanah laterit terjadi karena suhu tinggi, curah hujan yang tinggi, mangakibatkan mineral yang dibutuhkan larut dan banyak mengandung unsur hara, tanah laterit adalah hasil dari pencucian oleh gejala erosi di bagian atasnya, tanah laterit berwarna kuning kemerah-merahan, tanah ini banyak terdapat di wilayah Banten, Pacitan, Sulawesi Tengah ((Rifki,2012).

4) Tanah Gambut atau Tanah Organosol

Tanah gambut atau Tanah Organosol adalah tanah yang berasal dari bahan organik yang selalu tergenang air (rawa) dan kekurangan unsur hara,

(9)

sirkulasi udara tidak lancar, proses penghancuran tidak sempurna, dan jenis tanah ini tidak cocok untuk pertanian, karet, nanas, palawija, dan padi. Tanah ini banyak terdapat di wilayah Kalimantan, Sumatera Timur, dan Papua (Rifki,2012).

5) Tanah Mergel

Tanah mergel terjadi dari campuran batuan, kapur, pasir, tanah liat. Jenis tanah ini dipengaruhi oleh hujan yang tidak merata sepanjang tahun, tanah mergel adalah tanah yang subur, dan banyak terdapat di Lereng Gunung atau Dataran Rendah Seperti di Solo, Madiun, Kediri, Dan Nusa Tenggara (Rifki,2012).

6) Tanah Kapur Tanah atau Mediteran

Tanah kapur (rezina) atau Tanah Mediteran adalah tanah yang terbentuk karena pengendapan batuan induk kapur yang mengalami laterisasi lemah, jenis tanah ini banyak terdapat di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Sumatera (Rifki,2012).

7) Tanah Endapan atau Tanah Alluvial

Tanah endapan (aluvial) adalah tanah yang terbentuk akibat pengendapan batuan induk dan telah mengalami proses pelarutan air, jenis tanah ini subur dan cocok ditanami palawijaya, tembakau, tebu, sayuran, padi, kelapa, dan buah-buahan, tanah ini terdapat di wilayah sumatera bagian Timur, Jawa Bagian Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Papua Utara, Dan Papua Selatan (Rifki,2012).

(10)

8) Tanah Litosol

Tanah litosol adalah tanah berbatu-batu. Bahan pembentuknya berasal dari batuan keras yang belum mengalami pelapukan secara sempurna. Jenis tanah ini jugs disebut tanah azonal. Tanaman yang dapat tumbuh di tanah litosol adalah rumput ternak, palawija, dan tanaman keras dan berada di wilayah Sumatra dan Sulawesi (Weni,2012).

9) Tanah Latosol

Tanah latosol yaitu tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium. Tanah ini sudah sangat tua, sehingga kesuburannya rendah. Warna tanahnya merah hingga kuning, sehingga sering disebut tanah merah. Tanah latosol yang mempunyai sifat cepat mengeras bila tersing kap atau berada di udara terbuka disebut tanah laterit.Tanah latosol tersebar di Sumatra Utara, Sumatra Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, JawaTimur, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua.Tumbuhan yang clapat hidup di tanah latosol adalah padi, palawija, sayuran, buah-buahan, karet, sisal, cengkih, kakao, kopi, dan kelapa sawit (Weni,2012).

10) Tanah Grumusol

Tanah Grumusol atau Margalith adalah tanah yang terbentuk dari material halus berlempung. Jenis tanah ini berwarna kelabu hitam dan bersifat subur, tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusatenggara, dan Sulawesi Selatan. Tanaman yang tumbuh di tanah grumusol adalah padi, jagung, kedelai, tebu, kapas, tembakau, dan jati (Weni,2012).

(11)

11) Tanah Regosol

Tanah regosol adalah tanah berbutir kasar dan berasal dari material gunung api. Tanah regosol berupa tanah aluvial yang barn diendapkan dan tanah pasir terdapat di Bengkulu, Pantai Sumatra Barat, Jawa, Bali, dan NusaTenggara Barat. Material jenis tanah ini berupa tanah regosol, abu vulkan, napal, dan pasir vulkan.Tanah regosol sangat cocok ditanami padi, tebu, palawija, tembakau, dan sayuran (Weni,2012).

II. 5 Jarak Pengolahan Lahan

Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda berubah posisi melalui suatu lintasan tertentu.Dalam pengolahan lahanada tahapan-tahapan yang harus dilakukan seperti membersihkan areal, pembajakan dan penggaruan hingga tanah menjadi gembur kemudian bentuk bedengan dengan ketinggian 30 cm, lebar 50 cm dan pajang mengikuti kontur lahan. Buat jarak antar bedeng selebar 30-40 cm yang nantinya menjadi saluran air agar tidak terjadi erosi (Susetyo, 1969 ).

Jarak tanam yang digunakan pada hijauan pakan ternak adalah bermacam-macan dan ini sangat tergantung kepada jenis hijauan, dan topografi lahan. Untuk jenis-jenis hijauan yang tubuh tegak dan berumpun, jarak tanam yang dapat digunakan adalah 60- 90 cm x 45 – 60 atau 100 x l00 cm, sedangkan untuk jenis yang membentuk stolon atau rhizoma maka jarak tanam yang dapat digunakan 90 x 60 cm, 90 x 100 cm atau 100 x 100 cm. Begitu pula pada daerah-daerah datar jarak tanam dapat digunakan adalah 100 x 100 cm. Pada daerah-daerah miring jarak tanam yang digunakan lebih rapat dalam barisan seperti 100 x 50 cm,

(12)

125 x 75 cm, 125 x 50 cm dengan tujuan akan dapat mengatasi erosi tanah yang diakibatkan oleh air hujan. Dari hasil kegiatan yang dilakukan penanaman secara larikan dengan jarak tanam 100 x 50 cm (Anonim,2009).

Sebelum penanaman dibuat lobang tanam 25 x 25 x 25 cm dilakukan pemupukan awal dengan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah. Dalam melaksanakan penanaman harus hati-hati jangan sampai tunas yang patah dan rusak, serta penanaman mata yang terbalik (Anonim,2009).

(13)

BAB III

METODE PRAKTIKUM III.1 Waktu dan tempat

Praktikum pengolahan lahan dilakukan pada hari Minggu, tanggal 14 September 2014, pukul 07:30 WITA. Bertempat di Kebun Rumput dan di Laboratorium Tanaman Pakan, Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin Makassar.

III.2 Alat dan bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum pengolahan lahan ialah parang/sabit, cangkul, copper, skop, ember, linggis dan meteran.

Bahan yang digunakan dalam praktikum pengolahan lahan ialah air. III.3 Mekanisme kerja

1. Membersihkan areal ( Land-clearing )

Membersihkan areal dari popohonan, semak-semak dan alang-alang atau tumbuhan lainnya. Namun dalam membersihkan, tidaklah menghancurkan seluruh pepohonan itu, menyisahkan sebagian pohon sebagai pelindung.

2. Pembajakan ( Ploughing )

Memecahkan lapisan tanah menjadi bongkahan-bongkahan, sehingga dalam melakukan penggemburan selanjutnya bisa lebih mudah. Memasakkan tanah,sebab dengan membalik lapisan tanah dan

(14)

membiarkan beberapa hari sebelum digemburkan, maka proses merealisasikan bahan-bahan 0rganik akan berlangsung secara cepat. 3. Penggaruan ( harrowing )

Menghancurkan bongkahan-bongkahan besar menjadi struktur remah, sekaligus membersihkan sisa-sisaperakaran tumbu-tumbuhan liar. Tanah yang sudah diolah dengan baik siap ditanami tanaman hijauan.

(15)

LAPORAN

ILMU TANAMAN PAKAN

PERCOBAAN 1 ( PENGOLAHAN LAHAN )

Oleh :

NAMA : ERNAWATI KADIR

NIM : I11113317

KELOMPOK : 20

HARI/GELOMBANG : MINGGU/KEEMPAT

LABORATORIUM TANAMAN PAKAN JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2014

Referensi

Dokumen terkait

1. Kemudian tariklah garis tegak lurus yang melalui titik P di g dan tegak lurus dengan bidang . Misalkan titik tersebut menembus bidang  di titik ….. Maka jarak antara garis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, “Sistem Pembinaan Halaqah di Markaz Tahfidz Alquran Al-birr sudah diterapkan dan sudah menjadi program tahfidz Al-birr Malino yang diterapkan

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGATASI KETERLAMBATAN

Upaya yang bisa dilakukan oleh Perpustakaan Perguruan Tinggi memang tidak bisa menjadi "single fighter" dalam upaya penegakan hukum hak cipta ini, namun Perpustakaan

Dalam sistem koordinat Polar kedudukan sebuah titik P dapat dinyatakan sebagai kombinasi (r,  ) dimana r adalah jarak antara titik P terhadap titik acuan dan  adalah sudut

B Strong Islamic fnancial institutions and markets Islamic banking Islamic banking Zakat institution Zakat institution Takaaul Takaaul Micro fnance Micro fnance Islamic

The Int ernat ional Conf erence in Special Educat ion 2012 (ICSE 2012) organized by Facult y of Educat ion and Human Development is aimed at f ost ering and enhancing t he qualit

Pernyataan visi harus mampung menjadi inspirasi dalam setiap tindakan yang dilakukan setiap pegawai, yang paling penting pernyataan visi harus measurable,