• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan pada pasien dengan Syncope

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan pada pasien dengan Syncope"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 1 KMB 1 KMB 1 Profesi Ners 2017/2018 Profesi Ners 2017/2018

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

SYNCOPE

SYNCOPE

OLEH :

OLEH :

ANDI NUR RAHMAD

ANDI NUR RAHMAD

C121 15 712

C121 15 712

P

PRREESSEEPPTTOOR R LLAAHHAANN,, PRPREESSEEPPTTOOR R IINNSSTTIITTUUSSII,,

((__

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

___)

_)

((__

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

____

___)

_)

PROGRAM

PROGRAM STUDI

STUDI ILMU

ILMU KEPERAW

KEPERAWA

AT

TAN

AN

F A K U L T A S

F A K U L T A S K E D O K T E

K E D O K T E R A N

R A N

UNIVERSITAS HASANUDDIN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

MAKASSAR

2017

2017

(2)

 Laporan Pen

 Laporan Pendahuluan:dahuluan:

BAB I BAB I

KONSEP MEDIK  KONSEP MEDIK 

A.

A. DeDefifinnisisii

Sinkop berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata

Sinkop berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata syn syn dandan koptein,koptein, yangyang artinya

artinya memutumemutuskan. Sehingga definisi skan. Sehingga definisi sinkosinkop p (menuru(menurutt  European  European Society Society of of  Cardiology: ESC 

Cardiology: ESC ), adalah suatu gejala dengan karakteristik klinik kehilangan kesadaran), adalah suatu gejala dengan karakteristik klinik kehilangan kesadaran yang

yang tiba-tiba tiba-tiba dan dan bersifat sementara, bersifat sementara, dengan dengan konsekuensi konsekuensi terjadi terjadi pemulihan pemulihan spontan.spontan. Onsetny

Onsetnya a relatif relatif cepat cepat dan dan terjadi terjadi pemulipemulihan han spontaspontan. n. ehilanehilangan gan kesadakesadaranran tersebut terjadi akibat penurunan aliran darah ke system akti!asi reticular yang berlokasi tersebut terjadi akibat penurunan aliran darah ke system akti!asi reticular yang berlokasi di batang otak, dan akan membaik tanpa membutuhkan terapi kimia"i maupun elektrik  di batang otak, dan akan membaik tanpa membutuhkan terapi kimia"i maupun elektrik  (Sudoyo, Setyohadi, # Simadibrata, $%%&)

(Sudoyo, Setyohadi, # Simadibrata, $%%&) Syn

Syncopcope e ataatau u yanyang g biabiasa sa dikdikenaenal l dendengan gan istiistilah lah pinpingsagsan n mermerupaupakan kan konkondisdisii diman

dimana a terjadterjadi i penurpenurunan bahkan kehilangunan bahkan kehilangan an kesadakesadaran ran yang terjadi yang terjadi secara tiba-tiba dansecara tiba-tiba dan  bersifat sementara yang disebabkan oleh alir

 bersifat sementara yang disebabkan oleh aliran darah di otak yang tidak tercukupi. 'al inian darah di otak yang tidak tercukupi. 'al ini dis

disebaebabkabkan n karkarena ena terjterjadiadinynya a !as!asodiodilatlatasi asi dan dan brabradikdikardardi i secasecara ra menmendaddadak ak sehsehinginggaga menimbulkan hipotensi

menimbulkan hipotensi (ogan, asper(ogan, asper, ameson, # *ausi, , ameson, # *ausi, $%1$).$%1$).

B

B.. EEttiioollooggii

+enyebab syncope dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu (1) Syncope yang +enyebab syncope dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu (1) Syncope yang di

dimemedidiasi asi ololeh eh sysyararaf af ($($) ) SySyncncopope e akakibibat at hihipopotentensi si orortotoststatatik ik dadan n (() ) SySyncncopopee ardio!askular

ardio!askular (ogan, asper(ogan, asper, ameson, # , ameson, # *ausi, $%1$).*ausi, $%1$). 1.

1. SynSyncopcope e yanyang g dimdimediediasi oleh syaraasi oleh syaraf f terterdirdiri i dardari i seksekeloelompompok k hetheteroerogen ganggen gangguaguann fungsional yang ditandai oleh perubahan sementara pada refleks yang bertanggung fungsional yang ditandai oleh perubahan sementara pada refleks yang bertanggung  ja"ab

 ja"ab untuk untuk mempertahankan mempertahankan homeostasis homeostasis kardio!askularkardio!askular. . egagalan egagalan sementarasementara da

dalalam m pepengngonontrotrolalan n tetekakananan n dadarah rah didisebsebababkakan n ololeh eh !a!asosodidilalatastasi i epepisoisodidik k dadann  bradikardi yang terjadi pada berbagai kombinasi.

 bradikardi yang terjadi pada berbagai kombinasi. $.

$. SynSyncopcope e hiphipoteotensi nsi ortortostostatiatik, k, homhomeoseostasitasis s karkardiodio!ask!askulaular r krokronik nik terterganganggu ggu karkarenaena kegagalan kontrol otonom.

kegagalan kontrol otonom. .

. sysyncncopope e kakardrdioio!a!askskulular ar mumungngkikin n didisebsebababkakan n ololeh eh ararititmimia a atatau au pepenynyakakit it jajantntunungg struktural yang dapat menyebabkan penurunan curah

struktural yang dapat menyebabkan penurunan curah jantung.jantung.

C.

C. PaPatotofifisisiolologogii

Sync

Syncope ope merupmerupakan konsekuenakan konsekuensi si dari hipopefusdari hipopefusi i serebraserebral l secara global secara global dandan dengan demikian merupakan suatu kegagalan mekanisme autoregulasi aliran darah otak. dengan demikian merupakan suatu kegagalan mekanisme autoregulasi aliran darah otak. dapun faktor yang bertanggung ja"ab atau autoregulasi dari aliran darah otak antara dapun faktor yang bertanggung ja"ab atau autoregulasi dari aliran darah otak antara

(3)

lain faktor myogenik, metabolit lokal, serta kontrol neuro!askular otonom. /alam keadaan normal, rentang aliran darah otak sekitar 0%-% ml2menit per 1%% gram jaringan otak dan tetap relatif konstan selama tekanan perfusi mmulai 0%-10% mm'g. ika terjadi  penghentian aliran darah selama -3 menit maka akan menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan penurunan kesadaran akan terjadi saat aliran darah menurun sampai $0 ml2menit per 1%% gram jaringan otak.

/ari sudut pandang klinis, penurunan tekanan darah sistolik sistemik diba"ah 0% mm'g akan menyebabkan syncope. +enurunan kardiak output dan atau resistansi !askuar sistemik (faktor penentu tekanan darah) merupaka hal yang mendasarai  patofisiologi dari syncope. 4eberapa penyebab umum terjadinya gangguan curah jantung yaitu penurunan efektif !olum darah yang bersirkulasi, peningkatan tekanan dada, emboli  paru masif, bradikardi dan tachyaritmia, penyakit katup jantung, dan disfungsi miokardia. /alam posisi berdiri memberikan beban stres fisiologis yang unik pada manusia. +osisi ini dapat dikatakan membebankan karena pada posisi berdiri akan terjadi  penumpukan sekitar 0%%-1%%% ml darah pada ekstremitas ba"ah dan sirkulasi splanknikus. Oleh karena hal inilah, umumnya periode syncope sering terjadi pada saat  berdiri. +ada saat terjadi penumpukan aliran darah pada ekstremitas ba"ah, akan terjadi  penurunan aliran balik !ena ke jantung dan mengurangi pula pengisian !entrikel sehingga

menyebabkan curah jantung dan tekanan darah berkurang.

+erubahan hemodinamik yang terjadi dapat memicu refleks kompensasi yang diprakarsai oleh baroreseptor di sinus karotis dan arkus aorta, sehingga menghasilkan  peningkatan aliran simpatis dan penurunan akti!itas ner!us !agus. 5efleks kompensasi ini membuat peningkatan resistensi perifer, aliran darah dari !ena kembali ke jantung dan kardiak output, sehingga dapat membatasi penurunan tekanan darah. 6amun, jika respon kompensasi ini gagal maka hipoperfusi serebral akan terjadi, seperti pada neurally mediated syncope dan orthostatic hypotension (7orag, $%1&)

D. Gejala klinis

8anda gejala syncope bisa dilihat dalam  fase yaitu fase pre syncope, fase syncope dan fase post syncope.

1. *ase pre syncope

+asien mungkin merasa mual, perasaan tidak nyaman, berkeringat dingin dan lemah. 7ungkin ada perasaan di99iness (kepeningan) atau !ertigo (dengan kamar  yang berputar), hyperpnea (kedalaman nafas meningkat) penglihatan mungkin memudar atau kabur, dan mungkin ada pendengaran yang meredam dan sensasi-

(4)

sensasi kesemutan dalam tubuh. *ase pre-syncope atau hampir pingsan, gejala-gejala yang sama akan terjadi, namun pada fase ini tekanan darah dan nadi turun dan pasien tidak sungguh kehilangan kesadaran.

$. *ase syncope

*ase syncope ditandai dengan hilangnya kesadaran pasien dengan gejala klinis berupa

a. +ernapasan pendek, dangkal, dan tidak teratur   b. 4radikardi dan hipotensi berlanjut

c. 6adi teraba lemah dan gerakan kon!ulsif pada otot lengan, tungkai dan "ajah. +ada fase ini pasien rentan mengalami obstruksi jalan napas karena terjadinya relaksasi otot akibat hilangnya kesadaran.

. *ase post syncope

*ase terakhir adalah fase post syncope yaitu periode pemulihan dimana  pasien kembali pada kesadarannya. +ada fase a"al postsyncope pasien dapat mengalami disorientasi, mual, dan berkeringat. +ada pemeriksaan klinis didapatkan nadi mulai meningkat dan teraba lebih kuat dan tekanan darah mulai naik. Setelah episode pingsan, pasien harus kembali ke fungsi mental yang normal, meskipun mungkin ada tanda-tanda dan gejala-gejala lain tergantung pada penyebab yang mendasari pingsan. :ontohnya, jika pasien ada ditengah-tengah serangan jantung, ia mungkin mengeluh nyeri dada atau tekanan dada.

E. Klasifikasi/Pentahapan Klinik (Clinial staging!

+enurunan aliran darah otak biasanya diakibatkan oleh  mekanisme umum, yaitu

1 . gangguan tonus !askular atau !olum darah,

$ . gangguan kardio!askular termasuk lesi obstruktif dan cardiac arrhythmia, atau  . penyakit cerebro!ascular (Ooi # +eter, $%%3; 7orag, $%1&)

Gangg"an ton"s otot #as"la$ ata" #ol"%e &a$ah a. 5efle< Sinkop

5efle< Sinkop dapat diklasifikasikan menjadi 1) Sinkop 6eurocardiogenik 

Sinkop neurokardiogenik merupakan suatu istilah yang mencakup !aso!agal dan !asodepressor sinkop. Sinkop neurokardiogenik dicirikan dengan  pingsan berulang dan ditimbulkan pada suasana panas atau ramai, alcohol, kelelahan, nyeri hebat, lapar, berdiri terlalu lama, dan keadaan emosi atau stress. Sinkop dia"ali dengan keadaan presinkop yang berlangsung dalam detik atau mmenit dan jarang terjadi pada posisi tidur terlentang. Orang tersebut umumnya duduk atau berdiri kemudian mengalami kelemahan, mual,

(5)

 berkeringat, kepala terasa melayang, pandangan kabur, dan palpitasi kemudian akan mengalami penurunan denyut jantung dan penurunan tekanan darah serta diikuti kehilangan kesadaran (*auci, $%%>; Ooi # +eter, $%%3).

Sinkop kardiogenik terjadi akibat peningkatan akti!itas simpatis perifer  dan venous pooling . +ada kondisi ini, aliran darah balik menurun dan kosongnya !entrikel kiri akan mengaktifkan mekanoreseptor otot jantung dan ner!us !agus afferent yang menginhibisi akti!itas simpatis dan meningkatkan akti!itas parasimpatis. 'asil dari !asodilatasi dan bradikardi menginduksi hipotensi dan sinkop. 7ekanisme lain terjadi pada sinkop neurokardiogenik  akibat stimulus rasa takut, stress, dan nyeri dimana tidak berhubungan dengan

venous pooling pada ekstremitas ba"ah dan diduga terjadi pengaruh komponen serebral (peningkatan kadar serotonin mendadak) (*auci, $%%>; Ooi # +eter, $%%3).

$) Sinkop Situasional

kti!itas seperti batuk, menelan, kencing, dan defekasi dapat memicu sinkop pada beberapa orang. Sinkop jenis ini mekanisme kerja serupa dengan sinkop neurokardiogenik, yaitu respons kardioinhibisi, respons !asodepressor, atau keduanya. 4atuk, kencing, dan defekasi dihubungkan dengan maneu!er  (serupa dengan maneu!er !alsa!a) yang menurunkan venous return. +eningkatan tekanan intracranial sekunder akibat peningkatan tekanan intratorakal dapat menurunkan aliran darah serebral (*auci, $%%>; Ooi # +eter, $%%3).

) 'ipersensiti!itas Sinus arotis

Sinkop dapat terjadi saat bercukur atau memakai kerah yang ketat. 'al ini umum terjadi pada pria dengan usia lebih dari 0% tahun. kti!asi dari  baroreseptor sinus karotis meningkatan impuls yang diba"a ke badan 'ering menuju medulla oblongata. ?mpuls afferen ini mengakti!kan saraf simpatik  efferen ke jantung dan pembuluh darah. 'al ini menyebabkan sinus arrest atau trio!entricular block, !asodilatasi.

+emijatan salah satu atau kedua sinus karotikus, khususnya pada orang usia lanjut, dapat menyebabkan

(a) perlambatan jantung yang bersifat refleks (sinus bradikardia, sinus arrest, atau bahkan blok atrio!entrikel), yang disebut respons tipe !agal, dan

(6)

(b) penurunan tekanan arterial tanpa perlambatan jantung yang disebut respons tipe depressor. edua tipe respons sinus karotikus tersebut dapat terjadi bersama-sama(*auci, $%%>; 7orag, $%1&; Ooi # +eter, $%%3).

 b. 'ipotensi Orthostatik 

'ipotensi Orthostatik adalah apabila terjadi penurunan tekanan darah sistolik $% mm'g atau tekanan darah diastolik 1% mm'g pada posisi berdiri selama  menit. +ada saat seseorang dalam posisi berdiri sejumla darah 0%%-3%% ml darah akan berpindah ke abdomen dan eksremitas ba"ah sehingga terjadi  penurunan besar !olume darah balik !ena secara tiba-tiba ke jantung. +enurunan ini mencetuskan peningkatan refleks simpatis. ondisi ini dapat asimptomatik tetapi dapat pula menimbulkan gejala seperti kepala terasa ringan, pusing, gangguan  penglihatan, lemah, berbedebar-debar, hingga sinkop(*auci, $%%>; Ooi # +eter,

$%%3).

eadaan ini dapat diakibatkan karena beberapa keadaan (*auci, $%%>; Ooi # +eter, $%%3).

1) +enggunaan bat-obatan (antihipertensi atau obat !asodilator). $) egagalan autonomy ( hipotensi ortostatik idiopatic)

) tropi multiorgan

=) 6europati perifer (diabetes, alcoholism, makanan, amyloid) 0) eaadan *isik

) Sympatectomy

&) +enurunan !olume darah Gangg"an Ka$&io#ask"la$

a. @angguan structural dan obstruktif (*auci, $%%>; Ooi # +eter, $%%3). 1) Amboli paru

$) 'ipertensi pulmoner ) trial my<oma =) Stenosis 7itral

0) +enyakit 7iokard ( ?nfark 7iokard akut)

) eft Bentricular myocardial restriksi atau konstriksi &) 8amponade atau konstriksi +erikardial

3) Obstruksi orta >) Stenosis orta

(7)

1%) Obstruksi hipertrofi cardiomiopati

 b. ritmia ardiak (*auci, $%%>; Sudoyo, Setyohadi, # Simadibrata, $%%&).

1) 4radiaritmia sinus bradikardi, sinoatrial blok, sinus aarest, sick sinus syndrome, B blok.

$) 8akiaritmia Supra!entrikular 8akikardi, trial *ibrilasi dengan sindrom Colf-+arkinson-Chite, trial *lutter, Bentrikular 8akikardi.

Pen'akit Ce$e$o#ask"la$ (*auci, $%%>) a. ?nsufisiensi Bertebrobasilar 

 b. 7igraine arteri basilar 

Gangg"an lain 'ang &apat %en'eakan sinkop (*auci, $%%>) a. 7etabolik  1) 'ypo<ia $) nemia ) 'iper!entilasi =) 'ipoglikemi  b. +sikogenik  1) @angguan cemas $) 'isteris berlebihan c. ejang ). Pe%e$iksaan Pen"njang

7engetahui penyebab pasti dari sinkop seringkali merupakan sesuatu keadaan sulit yang menantang. 'al ini disebabkan oleh karena kejadian sinkop tersebut terjadi secara sporadic dan jarang, sehingga sulit untuk dapat melakukan  pemeriksaan fisik ataupun membuat rekaman jantung saat kejadiaan sinkop ( *auci, $%%>;

7orag, $%1&) a. aboratorium

Saat ini, tidak ada pengujian khusus memiliki kekuatan yang cukup untuk   benar-benar ditunjukkan untuk e!aluasi sinkop. rekomendasi pedoman berbasis  penelitian dan konsensus tercantum di ba"ah ini. +emeriksaan laboratorium harus

diarahkan oleh anamnesa dan pemeriksaan fisik, tetapi tidak semuanya.

(8)

+emeriksaan darah rutin seperti elektrolit, en9im jantung, kadar gula darah dan hematokrit memiliki nilai diagnostik yang rendah, sehingga pemeriksaan tersebut tidak direkomendasikan pada pasien dengan sinkop kecuali terdapat indikasi tertentu dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisis, misalnya pemeriksaan gula darah untuk menyingkirkan kemungkinan hipoglikemia dan kadar hematokrit untuk mengetahui kemungkinan adanya perdarahan dan lain-lain. +ada keadaan

sindrom D8 memanjang keadaan hipokalemia dan hipomagnesemia harus

disingkirkan terlebih dahulu. 8es kehamilan harus dilakukan pada "anita usia reproduksi, terutama yang akan menjalani head-up tilt testing atau uji elektrofisiologi

 b. +emeriksaan 5adiografi

1) 'ead :8 Scan (noncontrast)

'ead :8 scan tidak diindikasikan pada pasien nonfocal setelah  peristi"a syncopal. 8es ini memiliki hasil diagnostic rendah sinkop. /ari 1=  pasien prospektif die!aluasi untuk sinkop menggunakan :8 scan, > pasien temuan abnormal pada scan. 'anya 1 diagnostik :8 scan kepala pada pasien yang tidak diharapkan memiliki patologik intracranial. /ari scan yang tersisa, 0 menunjukkan hematoma subdural dianggap sekunder untuk sinkop. 'ead :8 scan mungkin secara klinis diindikasikan pada pasien dengan deficit neurologis  baru atau pada pasien dengan trauma kepala sekunder sinkop (*auci, $%%>;

7orag, $%1&)

$) :8-scan 8horaks 2 bdomen

Studi imaging ditunjukkan hanya dalam kasus-kasus pilih, seperti kasus di mana diseksi aorta, ruptur aneurisma aorta abdominal, atau embolus  paru diduga.

) 4rain 75? 2 arteriografi resonansi magnetic (75)

8es-tes ini mungkin diperlukan dalam kasus-kasus pilih untuk  menge!aluasi pembuluh !ertebrobasilar dan yang lebih tepat dilakukan secara ra"at inap dengan konsultasi dengan ahli saraf atau seorang ahli bedah saraf (*auci, $%%>; 7orag, $%1&).

(9)

8es ini cocok untuk pasien yang diduga pulmonary embolus(*auci, $%%>; 7orag, $%1&).

0) Achocardiography

+ada pasien dengan penyakit jantung diketahui, fungsi !entrikel kiri dan fraksi ejeksi telah ditunjukkan untuk mempunyai hubungan prediksi yang akurat dengan kematian. Achocardiography merupakan ujian pilihan untuk  menge!aluasi penyebab yang dicurigai jantung mekanik sinkop(*auci, $%%>; 7orag, $%1&).

c. +emeriksaan ain 1) Alektrokardiografi

7endapatkan A@ 1$-lead standar di sinkop. ?ni adalah tingkat  rekomendasi konsensus $%%& pedoman cep untuk sinkop. A@ digunakan di sebagian besar setiap aturan pengambilan keputusan klinis (7orag, $%1&).

8abel. @ambaran A@ yang menunjukan sinkop akibat aritmia.

 4lok bifasikular (didefinisikan sebagai blok berkas cabang kiri atau  blok berkas cabang kanan atau blok fasikular posterior kiri

 abnormal2kelainan konsuksi intra!entrikular lain (durasi D5S E %,1$ detik)

 4lok atrio!entrikular derajat dua mobit9 ?

  bradikardi sinus asimptomatik (F 0% derajat permenit) atau blok sinoatrial

 komplek D5S praeksitasi  inter!al D8 memanjang

  pola blok berkas cabang kanan dengan ele!asi S8 pada sadapan B1-B (sindrom 4rugada)

 @elombang 8 negati!e pada sadap prakordial kanan, gelombang epsilon dan kelambatan !entricular yang berpotensi pada dugaan dispasia !entricular kanan aritmogenik 

 gelombang D diduga infark miokard

(10)

+ada pasien dengan kelemahan atau sinkop yang ditandai dengan  bradikardia, seseorang harus membedakan yang disebabkan oleh kegagalan refleks neurogenik atau kardiogenik (Stokes-dam). A@ harus  bersifat menentukkan, tetapi meskipun tanpa A@, serangan Stokes-dam dapat diketahui secara klinis dapat diketahui durasinya lebih lama, dan sifat denyut jantung lambat yang menetap, adanya bunyi yang sinkron yang dapat didengarkan dengan kontraksi atrial, dengan gelombang kontraksi atrial pada pulsasi !ena jugularis, dan dengan berbagai intensitas  bunyi jantung pertama yang nyata "alaupun ritme te ratur. $,&

$) 'olter 7onitor 2 loop recorde acara

cara ini adalah tes ra"at jalan. /i masa lalu, semua  pasien dengan sink o p dimonitor selama $= jam di rumah sak it.

) Alek tr oensef alogr afi

Alek tr oensef alogr afi (AA@) dapat dilak uk an pada k e bijak sanaan ahli sar af  jika k e jang diangga p se bagai

diagnosis alter natif yang mungk in (7orag, $%1&).

=) Stress test

Stress test studi elektrofisiologik 2 (A+S) memiliki hasil diagnostik yang lebih tinggi dibandingkan dengan monitor 'olter dan harus diperoleh untuk semua pasien dengan aritmia yang diduga sebagai penyebab sinkop. Sebuah tes stres jantung sesuai untuk pasien yang diduga sinkop  jantung dan yang memiliki faktor risiko untuk aterosklerosis koroner. 8es

ini dapat membantu dengan stratifikasi risiko jantung dan dapat membimbing terapi masa depan (*auci, $%%>; 7orag, $%1&).

*. Penatalaksanaan

8atalaksana yang perlu dilakukan pada syncope yaitu pemeriksaan dan  penanganan cepat terhadap air"ay (jalur napas), breathing (pernapasan), circulation (sirkulasi), dan status kesadaran. +ada syncope yang tidak berhubungan dengan kelainan kardio!askular, penanganannya dapat dilakukan dengan meletakan pasien dalam posisi

(11)

 berbaring. +ada posisi ini dapat memperbaiki !enous return ke jantung dan kemudian dapat meningkatkan aliran darah otak. ika pasien sudah tersadar, diharapkan untuk tidak  terburu-buru mendudukan posisi pasien, karena dapat menyebabkan syncope yang  berulang. dapun terapi lainnya yang dibutuhkan jika pasien syncope tidak segera sadar 

yaitu akses intra!ena, administrasi oksigen, pembukaan jalan napas, pemberian glukosa, +harmacologic circulatory support, dan +harmacologic or mechanical restraints. (7c+hee, $%1%).

+enanganan syncope sebenarnya cukup sederhana yaitu memastikan sirkulasi udara di sekitarnya baik selanjutnya menempatkan pasien pada posisi supine atau posisi shock ( shock position). edua posisi ini bisa memperbaiki !enous return ke jantung dan selanjutnya meningkat cerebral blood flo". Selain inter!ensi tersebut pasien dapat diberikan oksigen murni 1%%G melalui face mask dengan kecepatan aliran -3 liter per  menit dan minuman manis. 4ila inter!ensi dapat dilakukan segera maka biasanya kesadaran pasien akan kembali dalam "aktu relatif cepat. +ada pasien gangguan irama  jantung bisa diberikan obat-obatan arytmia seperti golongan beta blocker. Hntuk 

gangguan listrik jantung dan sumbatan bisa diberikan obat-obatan pacemaker (pacu  jantung).8atalaksana kega"atdaruratan medis dilakukan yaitu penilaian tentang jalan napas (air"ay), pernapasan (breathing), sirkulasi( circulation), kesadaran (disability). +ada pasien yang mengalami syncope, perlu dimonitor kesadarannya secara berkala dengan melakukan komunikasi !erbal dengan pasien. pabila pasien dapat merespon baik  secara !erbal maupun non !erbal berarti aspek air"ay dan breathing baik. spek  circulation dapat dinilai dengan memonitor nadi arteri radialis dan pengukuran tekanan darah.

dapun pencegahan yang bisa dilakukan pada pasien syncope bergantung pada  penyebabnya, mungkin ada kesempatan untuk mencegah serangan-serangan pingsan

seperti

a. +asien-pasien yang telah mempunyai episode !aso!agal mungkin sadar atas tanda-tanda peringatan dan mampu untuk duduk atau berbaring sebelum pingsan dan mencegah episode pingsan.

 b. Hntuk pasien-pasien yang lebih tua dengan orthostatic hypotension, menunggu satu detik setelah merubah posisi-posisi mungkin adalah segalanya yang diperlukan untuk  mengi9inkan refleks-refleks tubuh untuk bereaksi.

c. +emasukan cairan yang memadai mungkin cukup untuk mencegah dehidrasi sebagai  penyebab untuk pingsan atau syncope.

(12)

Penatalaksanaan sinkope %en"$"t Ka%a&ja'a+ ),,-

a. 8atalaksana kega"atdaruratan medis 

1) +ada penderita yang mengalami syncope perlu dimonitor kesadarannya secara  berkala dengan melakukan komunikasi !erbal dengan penderita. pabila penderita dapat merespon baik secara !erbal maupun non-!erbal berarti air"ay # breathing  penderita baik.

$) :irculation dapat dinilai dengan memonitor nadi arteri radialis dan pengukuran tekanan darah. 8ekanan darah sistolik, meskipun turun, pada umumnya masih  berada di atas &% mm'g. Sebaliknya, pada penderita yang mengalami syok 

tekanan darah dapat menurun secara drastis sampai di ba"ah % mm'g. +ada hipotensi berat semacam itu dapat terjadi hilangnya kesadaran dimana pnderita tidak memberikan respon dengan rangsang !erbal. 'ilangnya kesadaran dapat dipastikan dengan tidak adanya respon motorik terhadap rangsang nyeri, misalnya dengan cubitan, pada ekstremitas atas penderita.

) pabila terjadi penurunan atau kehilangan kesadaran yang disertai hipotensi maka segera lakukan posisi supine, dimana kepala dan tungkai diletakkan lebih tinggi daripada kepala.

=) +ada penderita yang hilang kesadarannya perlu dilakukan inter!ensi untuk  membebaskan jalan nafas yaitu dengan chin lift dan head tilt yang bertujuan untuk  mengangkat pangkal lidah ke anterior untuk membebaskan orofaring dan menge!aluasi fungsi pernafasan dengan look-feel-listen. /iberikan oksigen tambahan dengan sarana face mask dengan tetap mempertahankan terbukanya  jalan nafas.

 b. +enanganan syncope sebenarnya cukup sederhana yaitu 

1) 7enempatkan penderita pada posisi supine atau shock position. edua manufer  ini akan memperbaiki !enous return ke jantung dan selanjutnya meningkatkan cerebral blood flo". Selain inter!ensi tsb penderita dapat diberikan oksigen murni 1%%G melalui face mask dengan kecepatan aliran -3 liter per menit. 4ila inter!ensi dapat dilakukan segeran maka biasanya kesadaran penderita akan kembali dalam "aktu relatif cepat.

$) Setelah kesadaran pulih tetap pertahankan penderita pada posisi supine, jangan tergesa-gesa mendudukkan penderita pada posisi tegak karena hal ini dapat menyebabkan terulangnya kejadian syncope yang dapat berlangsung lebih berat dan membutuhkan "aktu pemulihan lebih lama.

(13)

BAB II

KONSEP KEPEA0A1AN . +A6@?6

1. 5i"ayat penyakit sebelumnya $. +emeriksaan fisik 

. kti!itas dan istirahat kelemahan

=. Sirkulasi 5i"ayat penyakit jantung, penyakit katup jantung, aritmia, gagal jantung dll 0. Aliminasi ?nkontinensia urin 2 al!i, nuria

. 6utrisi 6ausea, !omitus, disfagia

&. Sensori neural esemutan2kebas, penglihatan berkurang, reaksi dan ukuran pupil 3. 6yeri 2 kenyamanan @elisah, pusing

>. 5espirasi 'yperpnea

1%. ?nteraksi social kelemahan dalam berkomunikasi 4. /iagnosa epera"atan

1. +enurunan curah jantung

$. ketidak efektifan perfusi jajringan perifer  . etidakefektifan perfusi jaringan serebral

(14)
(15)

4. 5encana2?nte!ensi epera"atan

Diagnosa 1"j"an enana 1in&akan Pen"$"nan C"$ah

 jant"ng Definisi

ketidakadekuatan darah yang di pompa oleh  jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolic tubuh Batasan Ka$akte$istik 1. perubahan frekuensi2irama  jantung a. ritmia  b. 4radikardi c. perubahan A@ d. +alpitasi $. perubahan preload a. penurunan !ena central  b. penurunan tekanan arteri paru c. edema, keletihan d. peningkatan :B+ e. +eningkatan +C+ f. distensi !ena NOC

 :ardiac pump effecti!eness  :irculation status

 !ital sign status riteria 'asil

 8anda !ital dalam rentang normal  dapat mentoleransi akti!itas, tidak 

ada keletihan

 tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites

 tida ada penurunan kesadaran

NIC

1. A!aluasi adanya nyeri dada

$. monitor adanya dyspnea, fatigue, tekipneu dan ortopneu

. monitor !ital sign

=. identifikasi penyebab dari peruhan !ital sign

0. atur priode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan

. anjurkan untuk menurunkan stress

10  jugularis g. murmur   h. peningkatan berat  badan 2akto$ 'ang e$h""ngan 1. perubahan afterload $. perubahan kontraktilitas . perubahan frekuensi  jantung =. perubahan preload 0. perubahan irama . perubahan !olue sekuncup

Keti&ak efektifan pe$f"si  ja$ingan pe$ife$

Definisi  penurunan sirkulasi darah ke perifer  yang dapat mengganggu kesehatan.

Batasan ka$akte$istik  tidak ada nadi

  perubahan fungsi motoric   perubahan karakteristik kulit  indek ankle-brakhial NOC  :irculation status

 8issue perfusion :erebral K$ite$ia hasil

1. mendemostrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan

a. tekanan sistol dan diastole dalam rentang yang diharapkan

 b. tidak ada ortostatik hipertensi

c. tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial

$. mendemonstrasikan kemampuan kognitif  yang ditandai dengan

a. berkomunikasi dengan dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan

NIC

1. 7onitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas2dingin2tajam2tumpul

$. monitor adanya pretese

. instruksikan keluarga untuk mengobser!asi kulit jika ada lesi atau laserasi

=. gunkaan sarung tangan untuk proteksi

0. batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung . menitor kemampuan 44

&. kolaborasi pemberian analgesic 3. monitor adanya tromboplebitis

>. diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi

(16)

 jugularis g. murmur   h. peningkatan berat  badan 2akto$ 'ang e$h""ngan 1. perubahan afterload $. perubahan kontraktilitas . perubahan frekuensi  jantung =. perubahan preload 0. perubahan irama . perubahan !olue sekuncup

Keti&ak efektifan pe$f"si  ja$ingan pe$ife$

Definisi  penurunan sirkulasi darah ke perifer  yang dapat mengganggu kesehatan.

Batasan ka$akte$istik  tidak ada nadi

  perubahan fungsi motoric   perubahan karakteristik kulit  indek ankle-brakhial NOC  :irculation status

 8issue perfusion :erebral K$ite$ia hasil

1. mendemostrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan

a. tekanan sistol dan diastole dalam rentang yang diharapkan

 b. tidak ada ortostatik hipertensi

c. tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial

$. mendemonstrasikan kemampuan kognitif  yang ditandai dengan

a. berkomunikasi dengan dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan

NIC

1. 7onitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas2dingin2tajam2tumpul

$. monitor adanya pretese

. instruksikan keluarga untuk mengobser!asi kulit jika ada lesi atau laserasi

=. gunkaan sarung tangan untuk proteksi

0. batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung . menitor kemampuan 44

&. kolaborasi pemberian analgesic 3. monitor adanya tromboplebitis

>. diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi

1 F%,>%   perubahan tekanan darah di ekstermitas  "aktu pengisian kapiler E  detik   "arna tidak kembali

ke tungkai saat tungkai di turunkan  kelambatan  penyembuhan luka  perifer    penurunan nadi  edema  nyeri ekstermitas   bruit femoral

 "arna kulit pucat saat ele!asi 2akto$ 'ang e$h""ngan  kurang pengetahuan tentang factor    pemberat  kurang pengetahuan tentang proses  penyakit  diabetes mellitus  hipertensi

 gaya hidup monoton  merokok 

 b. menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi

c. memproses inflamasi

d. membuatkeputusan dengan benar  . menunjukkan fungsi sensori motoric

cranial yang utuh tingkatkesadaran membaik, tidak ada gerakan gerakan in!olunter.

(17)

F%,>%

  perubahan tekanan darah di ekstermitas  "aktu pengisian

kapiler E  detik   "arna tidak kembali

ke tungkai saat tungkai di turunkan  kelambatan  penyembuhan luka  perifer    penurunan nadi  edema  nyeri ekstermitas   bruit femoral

 "arna kulit pucat saat ele!asi 2akto$ 'ang e$h""ngan  kurang pengetahuan tentang factor    pemberat  kurang pengetahuan tentang proses  penyakit  diabetes mellitus  hipertensi

 gaya hidup monoton  merokok 

 b. menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi

c. memproses inflamasi

d. membuatkeputusan dengan benar  . menunjukkan fungsi sensori motoric

cranial yang utuh tingkatkesadaran membaik, tidak ada gerakan gerakan in!olunter. 1& etidakefektifan perfusi  jaringan serebral b.d gangguan transport oksigen. /O   @angguan status mental  +erubahan perilaku  +erubahan respon motoric  +erubahan reaksi  pupil  esulitan menelan  elemahan atau  paralisis ekstrermitas  bnormalitas bicara NOC   :irculation status   6eurologic status

 8issue +refusion  cerebral

Setelah dilakukan asuhan kepera"atan selama beberapa hari diharapkan ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral teratasi dengan kriteria 

 8ekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan  8idak ada ortostatikhipertensi

 omunikasi jelas

 7enunjukkan konsentrasi dan orientasi  +upil seimbang dan reaktif 

 4ebas dari akti!itas kejang  8idak mengalami nyeri kepala

NIC 

 7onitor 88B

 7onitor @/, ukuran pupil, ketajaman, kesimetrisan dan reaksi

 7onitor adanya diplopia,  pandangan kabur, nyeri kepala

 7onitor le!el kebingungan dan orientasi

 7onitor tonus otot pergerakan  7onitor tekanan intrkranial dan

respon nerologis

 :atat perubahan pasien dalam merespon stimulus

 7onitor status cairan  +ertahankan parameter

hemodinamik 

 8inggikan kepala %-=0o tergantung  pada kondisi pasien dan order medis

(18)

etidakefektifan perfusi  jaringan serebral b.d gangguan transport oksigen. /O   @angguan status mental  +erubahan perilaku  +erubahan respon motoric  +erubahan reaksi  pupil  esulitan menelan  elemahan atau  paralisis ekstrermitas  bnormalitas bicara NOC   :irculation status   6eurologic status

 8issue +refusion  cerebral

Setelah dilakukan asuhan kepera"atan selama beberapa hari diharapkan ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral teratasi dengan kriteria 

 8ekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan  8idak ada ortostatikhipertensi

 omunikasi jelas

 7enunjukkan konsentrasi dan orientasi  +upil seimbang dan reaktif 

 4ebas dari akti!itas kejang  8idak mengalami nyeri kepala

NIC 

 7onitor 88B

 7onitor @/, ukuran pupil, ketajaman, kesimetrisan dan reaksi

 7onitor adanya diplopia,  pandangan kabur, nyeri kepala

 7onitor le!el kebingungan dan orientasi

 7onitor tonus otot pergerakan  7onitor tekanan intrkranial dan

respon nerologis

 :atat perubahan pasien dalam merespon stimulus

 7onitor status cairan  +ertahankan parameter

hemodinamik 

 8inggikan kepala %-=0o tergantung

 pada kondisi pasien dan order medis

13

BAB III

(19)

BAB III

0EB O2 CA3N1ION (0OC!

DA21A P3S1AKA

(20)

4ulechek, @. 7., 4utcher, '. ., /ochterman, . 7., # Cagner, :. 7. ($%1).  Nursing  interventions classification (NIC). Singapore pte td Alsei!er.

*auci, . e. ($%%>).  arrison!s "rinciples of #anual #edicine $%th Edition.  6e" York

7c@ra" 'ill ccess 7edicine.

'erdman, 8. '., # amitsuru, S. ($%1).  &iagnosa 'eperaatan definisi dan klasifikasi

*$+-*$% edisi $*. akarta A@:.

ogan, /. ., asper, /. ., ameson, /. ., # *ausi, . S. ($%1$). arrisons principles of 

internal edicine edisi ke-$. Hnited States 7c@ra" 'il +rofesional.

moorhead, S., ohnson, 7., 7aas, 7. ., # S"anson, A. ($%1).  Nursing outcoes

classification. Singapore +te td Alsei!er.

7orag, 5. ($%1&, anuari 1). Syncope. 5etrie!ed uni 1, $%1&, from the heart.org medscape

http22emedicine.medscape.com2article2311>-o!er!ie"

Ooi, S., # +eter, 7. ($%%3). /uide 0o 0he essentials in eergency #edicine.  6ational

Hni!ersity 'ospital mc@ra" 'ill.

Sudoyo, . 5., Setyohadi, 4., # Simadibrata, 7. ($%%&).  1uku a2ar ilu penyakit dala:

Referensi

Dokumen terkait

Antibiotika terhadap kuman Salmonella segera diberikan disertai obat- obatan lainnya untuk mengurangi keluhan penderita, misalnya antikejang (Soedarto, 2007). Antibiotik yang

elain serangan jantung, luka yang paling dahsyat yang terjadi saat cedera listrik  adalah kulit terbakar, yang paling parah pada luka masuk dan tubuh yang kontak  dengan

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien dirawat jalan poli jantung terhadap kualitas pemberian informasi obat yang diberikan ,

Terapi dari blok jantung ditujukan untuk memulihkan atau merangsang hantaran normal baik melaui pemberian obat-obat yang mempercepat hantaran dan denyut jantung

Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian stroke adalah gangguan sirkulasi serebral yang disebabkan oleh sumbatan atau penyempitan pembuluh

Apakah klien bergantung pada obat-obatan yang dapat mempengaruhi

Sumbatan terjadi oleh karena adanya ateroksklerotik pada dinding arteri koroner, sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung.. Aterosklerotik adalah suatu penyakit

Oleh karena itu, pasien dengan gangguan kardiovaskular, seperti gagal jantung harus dapat menjaga kadar kalium darah tetap normal, memperhatikan obat-obatan yang digunakan, dan