• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Jenis dan Biaya Obat-Obatan Penderita Rawat Inap dengan Gagal Jantung di RSUP.H.Adam Malik Medan Tahun 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Jenis dan Biaya Obat-Obatan Penderita Rawat Inap dengan Gagal Jantung di RSUP.H.Adam Malik Medan Tahun 2009"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN JENIS DAN BIAYA OBAT-OBATAN PENDERITA RAWAT INAP DENGAN GAGAL JANTUNG

DI RSUP.H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2009

Oleh :

DEWI PUJI NORA 070100330

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

GAMBARAN JENIS DAN BIAYA OBAT-OBATAN PENDERITA RAWAT INAP DENGAN GAGAL JANTUNG

DI RSUP.H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2009

KARYA TULIS ILMIAH Oleh :

DEWI PUJI NORA 070100330

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Jenis dan Biaya Obat-Obatan Penderita Rawat Inap dengan Gagal Jantung di RSUP.H.Adam Malik Medan Tahun 2009

Nama : Dewi Puji Nora NIM : 070100330

Pembimbing Penguji I

(Prof. dr. A. Afif Siregar, Sp.A(K), Sp.JP(K))

Nip: 195004161 97711 1 001 Nip: 19550807 198503 2 001 (dr. Yahwardiah Siregar, PhD)

Penguji II

(

Nip: 19670527 1999903 2 001

dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc.CM-FM, MPd.Ked. )

Medan, 29 November 2010 Dekan,

Fakultas kedokteran Universitas Sumatra Utara

(4)

ABSTRAK

Gagal jantung sulit dikenali secara klinis, karena beragamnya gambaran klinis serta tidak spesifik dan sedikit tanda-tanda klinis pada tahap awal penyakit. Perkembangan terkini memungkinkan untuk mengenali gagal jantung secara dini serta perkembangan pengobatan yang memperbaiki gejala klinis, kualitas hidup, penurunan angka perawatan, memperlambat progresifitas penyakit dan kelangsungan hidup.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis dan biaya obat penderita Gagal Jantung di RSUP.H.Adam Malik Medan tahun 2009.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan desain Cross

Sectional study, diambil secara total sampel. Data diperoleh dari catatan rekam

medik pasien Gagal jantung di RSUP.H.Adam Malik pada tahun 2009.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penderita Gagal jantung sebanyak 142 orang. Dengan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu 86 orang (60,6%), dan perempuan sebanyak 56 orang (39,4%). Terbanyak pada kelompok usia 60-70 tahun sebanyak 40 kasus (29,6%). Lama rawatan terbanyak adalah 6-10 hari sebanyak 44 kasus (31,0%) dengan nilai rata-rata lama rawatan selama 7,6 hari. Penggunaan Biaya terendah yang di keluarkan sebesar Rp. Rp.4800,- dengan jenis obat furosemid tab 40mg, spironolakton dan KSR 600mg, serta yang paling banyak Rp. 91.100,- dengan jenis obat NaCl 0,9%, furosemid inj, KSR, ISDN, Captropil 12,5mg, bisoprolol, Spironolakton dan Plavix. Dengan nilai rata-rata pengeluaran biaya obat perharinya yaitu Rp.22.750,00.

(5)

ABSTRACT

Congestive heart failure in difficult to diagnose clinically, due to unspecific

conditions and few of the clinical symptoms in early stage of the disease. The

recent developments unable to diagnose congsative heart failure in erly stage and

the recent development of treatments unable to improve clinical conditions, and

quality of life, to decrease daily care, to slow down progrestivity of the disease

and to improve survivel of life.

The purpose of this study is to determine the type and cost of drug in patients with

congestive heart failure hospitalized in RSUP. H. Adam Malik Medan during year

2009.

This research used descriptive research method with cross sectional design by the

total sampling methode. The data was obtained from medical records of patients

with congestive heart failure in RSUP. H. Adam Malik during in 2009.

The results of this study showed that the patients with heart failure were 142

peoples. With the largest gender was male 86 (60,6%) men and female was 56

(39,4%) people.The Most of them were in 60-70 years of age group as many as 40

(29,6%) cases. The longest time of hospitalization were 6-10 days in 44 (31,0%)

cases with an average time of hospitalization were 7,6 days.

The lowest cost that was issued for medication by Rp. 4800,- with drug type tab 40

mg furosemide, spironolacton and KSR, and the largest cost for medication were

Rp. 91.100,- with drug furosemide inj, NaCl 0,9%, KSR, ISDN, Captropil,

Bisoprolol, Spironolacton and Plavix. With value average drug expenditure was

Rp. 22.750,- daily

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian ini, yang merupakan salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan Program Pendidikan S1 Kedokteran Fakultas Kedokteran USU.

Judul Karya Tukis Ilmiah ini adalah “Jenis dan Biaya Obat-Obatan penderita Rawat Inap dengan Gagal jantung di RSUP.H.Adam Malik Medan tahun 2009”. Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis telah memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tinggnya Kepada:

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.

2. Prof. dr. A. Afif Siregar, Sp.A (K), Sp. JP (K), yang dengan sepenuh hati telah mendukung, membimbing, dan mengarahkan penulis mulai dari perencanaan penulisan sampai selesainya laporan hasil penelitian ini.

3. dr. Yahwardiah Siregar, PhD, selaku Dosen penguji I yang telah memberikan masukan untuk menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.

4. dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc.CM-FM, MPd.Ked, selaku dosen penguji II yang telah memberikan kritik dan saran bagi tulisan hasil penelitian ini. 5. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Kedokteran Sumatera Utara yang

telah membantu kelancaran penulisan karya ilmiah ini

6. Terima kasih kepada staf pegawai rekam medis RSUP.H.Adam Malik yang membantu dalam kelancaran pembuatan karya ilmiah ini.

7. Terima kasih buat kedua orang tua, H.Harun Spd dan Hj.Zunaidar dan keluarga atas dukungan doa, dana dan motivasi yang diberikan.

(7)

Penulis menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan laporan hasil karya ilmiah ini.

Medan, November 2010

(8)

DAFTAR ISI

1.3.Tujuan Penelitian... 3

1.4.Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1. Gagal Jantung ... 4

2.1.1. Pengertian Gagal Jantung ... 4

2.1.2. Etiologi Gagal Jantung ... 4

2.1.3. Patogenesis Gagal Jantung ... 5

2.1.4. Diagnosis Gagal Jantung ... 7

2.1.5. Penatalaksanaan Gagal Jantung ... 8

2.2. Gagal Jantung Akut ……….... 11

2.2.1. Pengertian Gagal Jantung Akut ……… 11

2.2.2. Diagnosis Gagal Jantung Akut ... 11

2.2.3. Pengobatan Gagal Jantung Akut ... 11

2.2. Gagal Jantung Kronik ... 12

2.2.1. Pengertian Gagal Jantung Kronik ………. 12

2.2.2. Pengobatan Gagal Jantung Kronik ……… 12

2.2.3. Harga Obat-obatan Gagal Jantung………. 13

BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 17 3.1. Kerangka Konsep ... 17

3.2. Definisi Operasional ... 17

BAB 4. METODE PENELITIAN ... 19

4.1. Jenis Penelitian ... 19

4.2. Tempat dan waktu Penelitian ... 19

4.2.1. Tempat Penelitian ... 19

4.2.2. Waktu Penelitian ... 19

4.3. Populasi dan Sampel ... 19

(9)

4.3.2. Sampel Penelitian ... 19

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 19

4.5. Metode Analisa Data ………. 19

BAB 5. HASIL PENELITIAN……… 20

5.1. Hasil Penelitian……… 20

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian………. 20

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel……… 20

5.1.3. Deskripsi Berdasrkan Jenis Kelamin………... 21

5.1.4. Deskripsi Berdasarkan Usia………. ... 21

5.1.5. Deskripsi Berdasarkan Lama Rawatan……… …. 22

5.1.6. Deskripsi Berdasarkan Jenis Obat Yang di Gunakan… . 22

5.1.7. Deskripsi Berdasarkan Obat Pasien Rawat Inap…………. 24

5.1.8.Deskripsi Berdasarkan Rata-Rata Biaya/hari……… 24

5.2. Pembahasan………. 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 28

6.1 Kesimpulan... …. 28

6.2 Saran... …. 28

DAFTAR PUSTAKA... 29 LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1 Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin 16

5.2 Distribusi Berdasarkan Usia 16

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Daftar Riwayat Hidup

LAMPIRAN II Surat Izin Melakukan Penelitian LAMPIRAN III Etichal Clearens

(12)

ABSTRAK

Gagal jantung sulit dikenali secara klinis, karena beragamnya gambaran klinis serta tidak spesifik dan sedikit tanda-tanda klinis pada tahap awal penyakit. Perkembangan terkini memungkinkan untuk mengenali gagal jantung secara dini serta perkembangan pengobatan yang memperbaiki gejala klinis, kualitas hidup, penurunan angka perawatan, memperlambat progresifitas penyakit dan kelangsungan hidup.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis dan biaya obat penderita Gagal Jantung di RSUP.H.Adam Malik Medan tahun 2009.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan desain Cross

Sectional study, diambil secara total sampel. Data diperoleh dari catatan rekam

medik pasien Gagal jantung di RSUP.H.Adam Malik pada tahun 2009.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penderita Gagal jantung sebanyak 142 orang. Dengan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu 86 orang (60,6%), dan perempuan sebanyak 56 orang (39,4%). Terbanyak pada kelompok usia 60-70 tahun sebanyak 40 kasus (29,6%). Lama rawatan terbanyak adalah 6-10 hari sebanyak 44 kasus (31,0%) dengan nilai rata-rata lama rawatan selama 7,6 hari. Penggunaan Biaya terendah yang di keluarkan sebesar Rp. Rp.4800,- dengan jenis obat furosemid tab 40mg, spironolakton dan KSR 600mg, serta yang paling banyak Rp. 91.100,- dengan jenis obat NaCl 0,9%, furosemid inj, KSR, ISDN, Captropil 12,5mg, bisoprolol, Spironolakton dan Plavix. Dengan nilai rata-rata pengeluaran biaya obat perharinya yaitu Rp.22.750,00.

(13)

ABSTRACT

Congestive heart failure in difficult to diagnose clinically, due to unspecific

conditions and few of the clinical symptoms in early stage of the disease. The

recent developments unable to diagnose congsative heart failure in erly stage and

the recent development of treatments unable to improve clinical conditions, and

quality of life, to decrease daily care, to slow down progrestivity of the disease

and to improve survivel of life.

The purpose of this study is to determine the type and cost of drug in patients with

congestive heart failure hospitalized in RSUP. H. Adam Malik Medan during year

2009.

This research used descriptive research method with cross sectional design by the

total sampling methode. The data was obtained from medical records of patients

with congestive heart failure in RSUP. H. Adam Malik during in 2009.

The results of this study showed that the patients with heart failure were 142

peoples. With the largest gender was male 86 (60,6%) men and female was 56

(39,4%) people.The Most of them were in 60-70 years of age group as many as 40

(29,6%) cases. The longest time of hospitalization were 6-10 days in 44 (31,0%)

cases with an average time of hospitalization were 7,6 days.

The lowest cost that was issued for medication by Rp. 4800,- with drug type tab 40

mg furosemide, spironolacton and KSR, and the largest cost for medication were

Rp. 91.100,- with drug furosemide inj, NaCl 0,9%, KSR, ISDN, Captropil,

Bisoprolol, Spironolacton and Plavix. With value average drug expenditure was

Rp. 22.750,- daily

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gagal jantung merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung dan merupakan penyebab peningkatan morbiditas dan mortalitas pasien jantung (Maggioni). Diperkirakan hampir lima persen dari pasien yang dirawat di rumah sakit, 4,7% wanita dan 5,1% laki-laki. Insiden gagal jantung dalam setahun diperkirakan 2,3 – 3,7 perseribu penderita pertahun (Santoso, 2007). Kejadian gagal jantung akan semakin meningkat di masa depan karena semakin bertambahnya usia harapan hidup dan berkembangnya terapi penanganan infark miokard mengakibatkan perbaikan harapan hidup penderita dengan penurunan fungsi jantung (Davis, 2000).

Gagal jantung susah dikenali secara klinis, karena beragamnya keadaan klinis serta tidak spesifik dan sedikit tanda – tanda klinis pada tahap awal penyakit. Perkembangan terkini memungkinkan untuk mengenali gagal jantung secara dini serta perkembangan pengobatan yang memeperbaiki gejala klinis, kualitas hidup, penurunan angka perawatan, memperlambat progresifitas penyakit dan meningkatkan kelangsungan hidup (Davis, 2000).

Penatalaksanaan penderita dengan gagal jantung meliputi penalaksanaan secara non farmakologis dan secara farmakologis, keduanya dibutuhkan karena akan saling melengkapi untuk penatalaksanaan penderita gagal jantung. Penatalaksanaan gagal jantung baik itu akut dan kronik ditujukan untuk memperbaiki gejala dan progosis, meskipun penatalaksanaan secara individual tergantung dari etiologi serta beratnya kondisi. Sehingga semakin cepat kita mengetahui penyebab gagal jantung akan semakin baik prognosisnya (Gibbs, 2000).

(15)

inhibitors, beta blocker (carvedilol, bisoprolol, metoprolol), digoxin, spironolakton, vasodilator (hydralazine / nitrat), antikoagulan, antiaritmia, serta obat positif inotropik (Lee TH, 2005).

Menurut penelitian oleh badan independen Jikei University School of

Medicine, Tokyo, Jepang, di Indonesia saat ini biaya rawat inap dan biaya

obat-obatan yang disebabkan oleh penyakit jantung sekitar Rp. 15-20 juta jika tanpa tindakan operasi. Jika di perlukan tindakan tertentu biayanya akan bertambah mencapai Rp. 60-100 juta. Untuk perawatan nyeri dada saja, biaya rawat inap berkisar Rp.15 juta-20 juta.

Di dapati Pada RSUD DR.Sutomo Surabaya misal nya Perhitungan biaya untuk sindroma koroner akut adalah sebagai berikut:

Lama rawat inap rata-rata = 5 hari

Tipe ruangan kelas II Rp. 11.700 per hari = Rp. 58.500,00

• Biaya obat sebesar 80% dari biaya rawat inap= Rp. 46.800,00

• Biaya obat rawat jalan seumur hidup= Rp. 3.850,00 x 365 hari per tahun = Rp. 1.405.250,00

• Biaya rawat inap selama sekali operasi= Rp. 11.700,00 x 10 hari = Rp. 117.000,00

• Biaya obat setelah operasi (80 % dari biaya rawat inap) = Rp. 93.600,00 • Biaya 1 kali operasi =Rp.23.250.000,00

(16)

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas yaitu:

1. Apakah jenis obat yang dipakai dalam mengatasi gagal jantung selama rawat inap?

2. Berapa biaya obat untuk gagal jantung selama perawatan di rumah sakit?

1.3.Tujuan Penelitian Tujuan umum

Untuk mengetahui jenis dan biaya obat-obatan yang di gunakan pasien rawat inap dengan gagal jantung di rumah sakit H. Adam Malik pada tahun 2009.

Tujuan khusus

1. Mengetahui jenis obat yang digunakan dalam penatalaksanaan pasien rawat inap dengan gagal jantung.

2. Mengetahui besar biaya obat pada pasien rawat inap dengan gagal jantung.

1.4.Manfaat Penelitian

1. Sebagai informasi kepada pasien dan keluarga pasien terhadap biaya yang akan dikeluarkan selama pengobatan dan perawatan di rumah sakit.

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gagal Jantung

2.1.1. Pengertian Gagal Jantung

Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung gagal mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan pengisian cukup (Paul Wood, 1958). Gagal jantung juga dikatakan sebagai suatu sindroma dimana fungsi jantung berhubungan dengan penurunan toleransi latihan, insidensi aritmia yang tinggi, dan penurunan harapan hidup (Jay Chon, 1988). European Society of Cardiology, 1995 juga menjelaskan adanya gejala gagal jantung yang reversible dengan terapi, dan bukti objektif adanya disfungsi jantung.

2.1.2. Etiologi Gagal Jantung - Hipertensi

- Ischaemic heard disease - Alcohol

- Hypothyroidsm

- Congenital (defek septum, atrial septal defek, ventrical septal defek) - Kardiomiopati (dilatasi, hipertropik, restriktif)

- Infections - Nutritional - dll

2.1.3. Patogenesis Gagal Jantung

(18)

kompensasi neurohormonal, sistem Renin – Angiotensin – Aldosteron (system RAA) serta kadar vasopresin dan natriuretic peptide yang bertujuan untuk memperbaiki lingkungan jantung sehingga aktivitas jantung dapat terjaga (Jackson G, 2000).

Aktivasi sistem simpatis melalui tekanan pada baroreseptor menjaga cardiac output dengan meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kontraktilitas serta vasokons-triksi perifer (peningkatan katekolamin). Apabila hal ini timbul berkelanjutan dapat menyeababkan gangguan pada fungsi jantung. Aktivasi simpatis yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya apoptosis miosit, hipertofi dan nekrosis miokard fokal (Jackson G, 2000).

Stimulasi sistem RAA menyebabkan penigkatan konsentrasi renin, angiotensin II plasma dan aldosteron. Angiotensin II merupakan vasokonstriktor renal yang poten (arteriol eferen) dan sirkulasi sistemik yang merangsang pelepasan noradrenalin dari pusat saraf simpatis, menghambat tonus vagal dan merangsang pelepasan aldosteron. Aldosteron akan menyebabkan retensi natrium dan air serta meningkatkan sekresi kalium. Angiotensin II juga memiliki efek pada miosit serta berperan pada disfungsi endotel pada gagal jantung (Jackson G, 2000).

Terdapat tiga bentuk natriuretic peptide yang berstruktur hampir sama yang memiliki efek yang luas terhadap jantung, ginjal dan susunan saraf pusat. Atrial Natriuretic Peptide (ANP) dihasilkan di atrium sebagai respon terhadap peregangan menyebabkan natriuresis dan vasodilatsi. Pada manusia

Brain Natriuretic Peptide (BNO) juga dihasilkan di jantung, khususnya pada

(19)

menunjukkan perannya sebagai marker diagnostik dan prognosis, bahkan telah digunakan sebagai terapi pada penderita gagal jantung (Santoso A, 2007). Vasopressin merupakan hormon antidiuretik yang meningkat kadarnya pada gagal jantung kronik yang berat. Kadar yang tinggi juga didpatkan pada pemberian diuretik yang akan menyebabkan hiponatremia (Santoso A, 2007). Endotelin disekresikan oleh sel endotel pembuluh darah dan merupakan peptide vasokonstriktor yang poten menyebabkan efek vasokonstriksi pada pembuluh darah ginjal, yang bertanggung jawab atas retensi natrium. Konsentrasi endotelin-1 plasma akan semakin meningkat sesuai dengan derajat gagal jantung.

Disfungsi diastolik merupakan akibat gangguan relaksasi miokard, dengan kekakuan dinding ventrikel dan berkurangnya compliance ventrikel kiri menyebabkan gangguan pada pengisian ventrikel saat diastolik. Penyebab tersering adalah penyakit jantung koroner, hipertensi dengan hipertrofi ventrikel kiri dan kardiomiopati hipertrofik, selain penyebab lain seperti infiltrasi pada penyakit jantung amiloid. Walaupun masih kontroversial, dikatakan 30 – 40 % penderita gagal jantung memiliki kontraksi ventrikel yang masih normal. Pada penderita gagal jantung sering ditemukan disfungsi sistolik dan diastolic yang timbul bersamaan meski dapat timbul sendiri.

2.1.4. Diagnosis Gagal Jantung a. Pemeriksaan Fisik

- Gejala dan tanda sesak nafas - Edema paru

- Peningkatan JVP - Hepatomegali - Edema tungkai

b. Pemeriksaan Penunjang

(20)

Kardiomegali dapat disebabkan oleh dilatasi ventrikel kiri atau kanan, LVH, atau kadang oleh efusi perikard. Derajat kardiomegali tidak berhubungan dengan fungsi ventrikel kiri.

- Elektrokardiografi memperlihatkan beberapa abnormalitas pada sebaigian besar pasien (80-90%), termasuk gelombang Q, perubahan ST-T, hipertropi LV, gangguan konduksi, aritmia.

- Ekokardiografi harus dilakukan pada semua pasien dengan dugaan klinis gagal jantung. Dimensi ruang jantung, fungsi ventrikel (sistolik dan diastolik), dan abnormalitas gerakan dinding dapat dinilai dan penyakit katub jantung dapat disinggirkan.

- Tes darah dirkomendasikan untuk menyinggirkan anemia dan menilai fungsi ginjal sebelum terapi di mulai. Disfungsi tiroid dapat menyebabkan gagal jantung sehingga pemeriksaan fungsi tiroid harus selalu dilakukan. - Pencitraan radionuklida menyediakan metode lain untuk menilai fungsi

ventrikel dan sangat berguna ketika citra yang memadai dari ekokardiografi sulit diperoleh. Pemindahan perfusi dapat membantu dalam menilai fungsional penyakit jantung koroner.

2.1.5. Penatalaksanaan Gagal Jantung 1. Terapi Umum dan Faktor Gaya Hidup

a. Aktifitas fisik harus disesuaikan dengan tingkat gejala. Aktifitas yang sesuai menurunkan tonus simpatik, mendorong penurunan berat badan, dan memperbaiki gejala dan toleransi aktivitas pada gagal jantung terkompensasi dan stabil.

b. Oksigen merupakan vasorelaksan paru, merupakan afterload RV, dan memperbaiki aliran darah paru.

(21)

d. Konsumsi alkohol merubah keseimbangan cairan, inotropik negative, dan dapat memperburuk hipertensi. Penghentian konsumsi alcohol memperlihatkan perbaikan gejala dan hemodinamik bermakna.

2. Terapi obat-obatan

a. Diuretik digunakan pada semua keadaan dimana dikehendaki peningkatan pengeluaran air, khususnya pada hipertensi dan gagal jantung (Tjay, 2007). Diuterik yang sering digunakan golongan diuterik loop dan thiazide (Lee, 2005).

Diuretik Loop (bumetamid, furosemid) meningkatkan ekskresi natrium dan cairan ginjal dengan tempat kerja pada ansa henle asenden, namun efeknya bila diberikan secara oral dapat menghilangkan pada gagal jantung berat karena absorbs usus. Diuretik ini menyebabkan hiperurisemia.

Diuretik Thiazide (bendroflumetiazid, klorotiazid, hidroklorotiazid, mefrusid, metolazon). Menghambat reabsorbsi garam di tubulus distal dan membantu reabsorbsi kalsium. Diuretik ini kurang efektif dibandingkan dengan diuretic loop dan sangat tidak efektif bila laju filtrasi glomerulus turun dibawah 30%. Penggunaan kombinasi diuretic loop dengan diuretic thiazude bersifat sinergis. Tiazide memiliki efek vasodilatasi langsung pada arterior perifer dan dapat menyebabkan intoleransi karbohidrat (Gibbs CR, 2000).

(22)

c. Vasodilator dapat menurunkan afterload jantung dan tegangan dinding ventrikel, yang merupakan determinan utama kebutuhan oksigen moikard, menurunkan konsumsi oksigen miokard dan meningkatkan curah jantung. Vasodilator dapat bekerja pada system vena (nitrat) atau arteri (hidralazin) atau memiliki efek campuran vasodilator dan dilator arteri (penghambat ACE, antagonis reseptor angiotensin, prazosin dan nitroprusida). Vasodilator menurukan prelod pada pasien yang memakan diuterik dosis tinggi, dapat menurunkan curah jantung dan menyebabkan hipotensi postural. Namun pada gagal jantung kronis, penurunan tekanan pengisian yang menguntungkan biasanya mengimbangi penurunan curah jantung dan tekanan darah. Pada gagal jantung sedang atau berat, vasodilator arteri juga dapat menurunkan tekanan darah (Gibbs CR, 2000).

d. Beta Blocker (carvedilol, bisoprolol, metoprolol). Penyekat beta

adrenoreseptor biasanya dihindari pada gagal jantung karena kerja inotropik

negatifnya. Namun, stimulasi simpatik jangka panjang yang terjadi pada gagal jantung menyebabkan regulasi turun pada reseptor beta jantung. Dengan memblok paling tidak beberapa aktivitas simpatik, penyekat beta dapat meningkatkan densitas reseptor beta dan menghasilkan sensitivitas jantung yang lebih tinggi terhadap simulasi inotropik katekolamin dalam sirkulasi. Juga mengurangi aritmia dan iskemi miokard (Gibbs CR, 2000). Penggunaan terbaru dari metoprolol dan bisoprolol adalah sebagai obat tambahan dari diuretic dan ACE-blokers pada dekompensasi tak berat. Obat-obatan tersebut dapat mencegah memburuknya kondisi serta memeperbaiki gejala dan keadaan fungsional. Efek ini bertentangan dengan khasiat inotrop negatifnya, sehingga perlu dipergunakan dengan hati-hati (Tjay, 2007).

(23)

oleh tromus disalah satu cabangnya. Obat-obatan ini sangat penting untuk meningkatkan harapan hidup penderita (Tjay, 2007).

f. Antiaritmia dapat mencegah atau meniadakan gangguan tersebut dengan jalan menormalisasi frekuensi dan ritme pukulan jantung. Kerjanya berdasarkan penurunan frekuensi jantung. Pada umumnya obat-obatn ini sedikit banyak juga mengurangi daya kontraksinya. Perlu pula diperhatikan bahwa obat-obatan ini juga dapat memeperparah atau justru menimbulkan aritmia (Tjay, 2007). Obat antiaritmia memepertahankan irama sinus pada gagal jantung memberikan keuntungan simtomatik, dan amiodaron merupakan obat yang paling efektif dalam mencegah AF dan memperbaiki kesempatan keberhasilan kardioversi bila AF tetap ada (Gibbs, 2000).

2.2. Gagal Jantung Akut

2.2.1.Pengertian Gagal Jantung Akut

Gagal jantung akut didefinisikan sebagai serangan cepat dari gejala-gejala atau tanda-tanda akibat fungsi jantung yang abnormal. Dapat terjadi dengan atau tanpa adanya sakit jantung sebelumnya. Disfungsi jantung bisa berupa disfungsi sistolik atau disfungsi diastolik (Manurung, 2006).

2.2.2.Diagnosis Gagal Jantung Akut

Diagnosis gagal jantung akut ditegakkan berdasarkan gejala dan penilaian klinis, didukung oleh pemeriksaan penunjang seperti EKG, foto thoraks, biomarker dan ekokardiografi Doppler. Pasien segera diklasifikasikan apakah disfungsi sistolik atau disfungsi diastolik.

2.2.3.Pengobatan Gagal Jantung Akut Terapi Medikamentosa

(24)

morfin boleh diberikan bolus IV 3mg segera sesudah dipasang intravenous

line.

b. Vasodilator diindikasikan pada gagal jantung akut sebagai first line therapy, apabila hipoperfusi padahal tekanan darah adekuat dan tanda-tanda kongesti dengan dieresis sedikit, untuk membuka sirkulasi perifer dan mengurangi

pre-load.

c. Nitrat mengurangi kongesti paru tanpa memepengaruhi stroke volume atau meningkatkan kebutuhan oksigen oleh miokard pada gagal jantung akut. Akan lebih baik di kombinasikan dengan furosemid dengan dosis rendah (class I recommendation, lefel of evidence B).

2.3. Gagal Jantung Kronik

2.3.1.Pengertian Gagal Jantung Kronik

Gagal jantung adalah suatu kondisi patofisiologi, dimana terdapat kegagalan jantung memompa darah yang sesuai dengan kebutuhan jaringan. Gagal jantung kronis juga didefinisikan sebagai sindroma klinik yang komplek yang disertai keluhan gagal jantung berupa sesak, fatiq baik dalam keadaan istirahat maupun beraktifitas (Ghani, 2006).

2.3.2.Pengobatan Gagal Jantung Kronik

a. Diuretik (diureik loop, thiazide, metolazon) penting untukpengobatan simtomatik bila ditemukan beb\an cairan berlebihan, kongesti paru dan edema perifer.

b. Beta bloker direkomendasikan pada semua gagal jantung ringan, sedang dan

berat yang stabil baik dalam keadaan iskemi atau kardiomiopati non iskemi dalam pengobatan standard seperti diuretic atau penyekat enzim konversi angiotensin.

(25)

Tabel harga Obat-obat Gagal jantung

No. Golongan Jenis Obat Dosis Sediaan Harga

1. Diuretik Furosemida

- frusemida

- lasix

- furosix

Oral: 0,5-1mg pagi atau 3-4 x/hari.

50mg/hari Tablet 25mg

Tablet 50mg

Rp. 750/tab

Rp. 280/tab

Klorotalidon

- hygroton 25-50mg/hari Tablet 50mg Rp. 23000/tab

Indapamid

24-400/hari Tablet 25mg

(26)

- Letonal

-Duvadilan 1tab 2-3x/hari

1amp 3x/hari

tab 25mg 3x/hari

(27)

5.

Dosis awal 2,5mg, lanjutab

5-20mg/hari

(28)

- dilbloc

Dosis awal 12,5mg 1x/har pada 2 hari

(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep yang dipakai pada penelitian ini adalah:

Penderita rawat inap dengan biaya obat dan jenis obat Diagnosa gagal jantung

3.2. Definisi Operasional

a. Penderita rawat inap dengan gagal jantung adalah penderita dengan diagnosis gagal jantung yang dirawat inap di SMF RSUP. H. Adam Malik.

b. Jenis obat adalah obat-obatan yang diberikan pada pasien rawat inap dengan diagnosis gagal jantung di RSUP. H. Adam Malik pada tahun 2009 yang di kategorikan menjadi:

(30)

Alat ukur yang di pakai adalah daftar rekam medis

Hasil ukur: data obat pasien dengan diagnosa gagal jantung Skala pengukuran: Nominal

c.Biaya obat adalah harga obat-obatan yang digunakan pasien rawat inap dengan diagnosis gagal jantung selama dirawat di rumah sakit.

Alat ukur: Daftar harga obat diambil dari standard harga obat berdasarkan buku MIMS edisi 9 tahun 2009/20010

Hasil ukur: perkalian dosis obat yang diberikan dengan harga satuan obat sesuai dengan daftar harga obat

(31)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan desain cross

sectional study. Pada penelitian ini menggambarkan jenis obat dan biaya obat

yang dipakai oleh pasien rawat inap Gagal Jantung di RSUP. H. Adam Malik Medan pada tahun 2009 yang di ambil pada satu waktu tertentu. Dalam penelitian ini juga di lakukan pengumpulan data dengan menggunakan data sekunder yaitu rekam medis pasein rawat inap.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan selama tiga bulan yaitu dimulai dari bulan Juni samapi Agustus tahun 2010

4.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik medan. Alasan mengambil RSUP. H. Adam Malik sebagi lokasi penelitian karena rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit terbesar yang ada di medan dan banyak penderita gagal jantung yang dirawat inap.

4.3. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

(32)

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi yang telah sesuai dengan kriteria-kriteria penelitian yaitu semua populasi pasien gagal jantung yang di rawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan selama tahan 2009 (total sampling).

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data dari penelitian ini adalah menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien, kemudian di catat sesuai dengan variable yang dibutuhkan.

Jenis data yang di ambil adalah:

1. Sosiodemografi (umur, jenis kelamin)

2. Obat yang diberikan pada pasien rawat inap dengan diagnosis gagal jantung.

4.5. Metode Analisa Data

(33)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau no. 17, kelurahan Kemenangan Tani, kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 355/ Menkes/ SK/ VII/ 1990. RSUP Haji Adam Malik Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau sehingga dapat dijumpai pasien dengan latar belakang yang sangat bervariasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/ Menkes/ IX/ 1991 tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel

Dari rekam medis yang di teliti selama periode Juni 2010 sampai Agustus 2010 diperoleh sebanyak 142 sampel. Semua data diperoleh dari data sekunder yatu rekam medis pasien yang menderita Gagal Jantung di RSUP. H.Adam Malik Medan pada tahun 2009.

5.1.3. Deskripsi Berdasarkan Jenis Kelamin

(34)

Tabel 5.1 Distribusi Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 142 sampel terdapat 86 orang berjenis kelamin laki-laki (60,6%) dan 56 orang berjenis kelamin perempuan (39,4%).

5.1.4. Deskripsi Berdasarkan Usia

Distribusi sampel berdasarkan usia dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 5.2 Distribusi berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi %

1 1-10 tahun 4 2.8

2 11-20 tahun 6 4.2

3 21-30 tahun 4 2.8

4 31-40 tahun 13 9.2

5 41-50 tahun 27 19.0

6 51-60 tahun 39 27.5

7 61-70 tahun 42 29.6

8 71-80 tahun 7 4.9

Total 142 100.0

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa usia pasien dengan gagal jantung terbanyak pada usia 61-70 tahun yaitu 42 orang (29,6%). Sedangakan yang paling sedikit pada golongan usia 1-10 tahun yaitu 4 orang (2,8%).

Jenis kelamin jumlah %

Laki-laki 86 60,6

Perempuan 56 39,4

(35)

5.1.5. Deskripsi Berdasarkan Lama Rawatan

Berdasarkan penelitian yang dilakakan, lama rawatan pasien Gagal Jantung yang paling cepat selama 2 hari dan paling lama 28 hari, dengan rata-rata dari seluruh pasien sebanyak 7,6 hari rawatan.

Tabel 5.3 Distribusi Lama Rawatan

Lama rawatan Frekuensi Persen (%)

1-5 hari 63 44.4

6-10 hari 44 31.0 11-15 hari 20 14.1 16-20 hari 11 7.7 >20 hari 4 2.8

Total 142 100.0

Berdasarkan table 5.3 lama rawatan 1-5 hari sebanyak 63 orang (44,4%), lama rawatan 6-1 hari sebanyak 44 orang (31,0%), lama rawatan 11-15 hari sebanyak 20 orang (14,1%), dan lama rawatan >20 hari sebanyak 4 oarang (2,8%). Dan rata-rata hari lama rawatan dari seluruh pasien adalah 7,6 hari

5.1.6. Deskripsi Berdasarkan Jenis Obat Yang di Gunakan

(36)

Table 5.4. Distribusi Berdasrakan Pemberian obat

Nama obat Jumlah pasien

yang

menggunakan Penggunaan/hari

Rata-rata

(37)

5.1.7. Biaya Obat Pasien Rawat Inap

Berdasarkan penelitian didapatkan biaya obat gagal jantung sebagai berikut:

Tabel 5.5 Rata-rata harga Setiap Jenis Obat Nama obat Rata-rata

penggunaan

(38)

4950, KSR Rp 2745, ISDN Rp.5526, Bisoprolol 25mg Rp. 3200, Alprazolam Rp.600, Captropil 25mg Rp. 4600, Captropil 12,5 mg Rp.720, Aspilet 80mg Rp.400, Digoxin 0,25mg Rp.`1350, spironolakton Rp.1350, Simvastatin Rp.3885, plavix Rp.21700.

5.1.8. Distribusi berdasarkan rata-rata biaya/hari Tabel 5.6. Rata-rata biaya yang di keluarkan

Minimum Maksimum Rata-rata Rp.4800,- Rp.91.100,- Rp. 22.750,-

Berdasarkan table 5.6. biaya yang paling sedikit di keluarkan sebesar Rp.4800,- dengan jenis obat furosemid tab 40mg, spironolakton dan KSR 600mg.dan yang paling banyak Rp. 91.100,- dengan jenis obat NaCl 0,9%, furosemid inj, KSR, ISDN, Captropil 12,5mg, bisoprolol, Spironolakton dan Plavix. Dengan nilai rata-rata pengeluaran biaya obat perharinya yaitu Rp.22.750,- 5.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian di RSUP H.Adam Malik Medan, didapati bahwa pasien Gagal Jantung sebanyak 142 pasien. Pada jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 86 orang (60,6%), diikuti jenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 56 orang (39,4%). Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan di RS Harapan Kita, RS Medistra, RS Hasan Sadikin, RS Soetomo, dan RS Sanglah dengan sampel 826 didapati jenis kelamin laki-laki sebanyak 79,4% dan perempuan sebanyak 20,6% (Fauzi, 2009)

(39)

kejadian gagal jantung per tahun pada orang berusia lebih dari 45 tahun (Sani, 2007).

Dari penelitian di RSUP.H. Adam malik didapatkan lama rawatn terendah adalah 2 hari dan lama rawatan terlama selama 28 hari. Lama rawatan yang paling banyak adalah 1-5 hari yaitu 64 kasus dengan rata-rata lama rawatan dari seluruh pasien selama 7,6 hari.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUP.H. Adam Malik obat golongan Diuretik yang lebih banyak digunakan adalah furosemid sebanyak 135 orang baik dengan menggunakan sediaan injeksi maupun tablet, penggunaan furosemit injeksi lebih banyak yaitu 88 orang. Pemberian diuretik loop secara intravena seperti furosemid akan menyebabkan venodilatasi yang akan memperbaiki gejala walaupun belum ada diuresis (Santoso, 2007). Obat golongan diuretic penghemat kalium seperti Spironolakton sebanyak 50 orang. Obat ini lebih efektif digunakan dengan kombinasi diuretic yang lain (Tjay, 2007).

Pemberian NaCl pada pasein rawat inap di RSUP.H.Adam Malik sebanyak 78 orang dengan rata-rata pemberian per hari sebanyak 2,2 botol/hari. Pada penderita yang memerlukan perawatan, rata-rata pemberian cairan sebanyak 1,5 – 2 / hari dan pembatasan asupan garam dianjurkan pada pasien gagal jantung (Gibbs, 2000).

Penghambat ACE yang paling sering di gunakan yaitu Captopril sebanyak 89 orang. Pada kebanyakan penderita gagal jantung refrakter, Captopril memperbaiki hemodinamik maupun kemampuan kerja, dan mengurangi gejala gagal jantung. Penghambat ACE mengurangi volume dan tekanan pengisian ventrikel kiri, tetapi juga meningkatkan curah jantung. Denyut jantung dan tekanan darah akan menurun pada awalnya, sedangkan pada penggunaan jangka panjang aliran darah ginjal meningkat (Muchtar dan Bustami, 2005).

(40)

Penggunaan digoxin sebanyak 31 orang. Pada gagal jantung, digoksin dapat memperbaiki kontraktilitas dan menghilangkan mekanisme kompensasi sekunder yang dapat menyebabkan gejala (Tjay, 2007)

Golongan vasodilator yang paling sering di gunakan yaitu ISDN (Isorbida

di-nitrat) sebanyak 40 orang. Obat ini digunakan untuk relaksasi sel-sel otot,

sehingga pembuluh darah terutama vena mendilatasi secara langsung (Tjay, 2007).

Pemberian simvastatin diberikan kepada 58 orang, dengan tujuan menjaga stabilitas plak yang sering menyumbat pembuluh darah koroner adalah berasal dari tumpukan lemak dan kolesterol, sehingga akan menyebabkan arterosklerosis (Alwi, 2006).

(41)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Biaya terendah yang di keluarkan untuk penderita rawat inap dengan gagal jantung sebesar Rp. Rp.4800,- dengan jenis obat furosemid tab 40mg, spironolakton dan KSR 600mg.dan biaya yang tertinggi sebesar Rp. 91.100,- dengan jenis obat NaCl 0,9%, furosemid inj, KSR, ISDN, Captropil 12,5mg, bisoprolol, Spironolakton dan Plavix. Dengan nilai rata-rata pengeluaran biaya obat perharinya yaitu Rp.22.750,00.

2. Didapati 142 penderita rawat inap dengan Gagal Jantung di RSUP H. Adam Malik Medan selama periode 1 Januari 2009 hingga 31 Desember 2009.

3. Jumlah penderita yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 86 (60,6%) dan perempuan 56 (39,4%) dengan angka kejadian tertinggi adalah pada kelompok umur 60 - 70 tahun.

4. Lama rawatan tercepat selama 2 hari dan terlama selama 28 hari dengan rata-rata lama rawatan sebanyak 7,2 hari dan Rata-rata biaya pengobatan sebesar Rp. 163.800,-

6.2. Saran

1. Adapun saran yang diberika kepada petugas rekam medik diharapkan lebih teliti dan lebih lengkap lagi memasukkan data ke dalam

komputer agar lebih mudah dalam pencarian data.

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi Idrus, 2006. Infark Miokard Akut Dengan Elevasi ST. Dalam: Sudoyo AW, Setiohadi Bambang, Alwi Idrus, Simadibrata MK, Setiati Siti, 2006. Ilmu penyakit

dalam: Edisi ke 4. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Jakarta, 1615-1625.

Chon, 1988. Dalam: Houn H. Gray, Keith D, Dawkins, A. Aimpson & Jhon M. Morgon., 2005. Lectur Notes On Cardiology: ed 4. Jakarta. EMS.

Davis RC, Hobbs FDR, Lip GYH. 2000. ABC of heart failure: History and

epidemiology. BMJ ;320: page, 39-42.

Davies MK, Gibbs CR, Lip GYH. 2000. ABC of heart failure: investigation. BMJ;320:page, 297-300.

Ghanie Ali. 2006. Gagal Jantung Kronik. Dalam: Aru W, Bambang S, Idrus A, Siti S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Edisi 4. FK UI: halaman, 1511-14.

Gibbs CR, Davies MK, Lip GYH. 2000. ABC of heart failure Management:

digoxin and other inotropes, beta blockers, and antiarrhythmic and

antithrombotic treatment. BMJ; 320 : page 495-498.

Houn H. Gray, Keith D, Dawkins, A. Aimpson & Jhon M. Morgon., 2005. Lectur

Notes On Cardiology: ed 4. Jakarta. EMS: halaman, 80-97.

(43)

Lee TH. Practice guidelines for heart failure management.2005. In: Dec GW, editors. Heart failure a comprehensive guide to diagnosis and treatment. New York: Marcel Dekker: page, 449-65.

Manurung Daulat. 2006. Gagal Jantung Akut . Dalam: Aru W, Bambang S, Idrus A, Siti S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Edisi 4. FK UI: halaman, 1505-10.

Media Data Indonesia., 2009-2010. MIMS petnjuk Konsultasi: ed 9. BIP. Jakarta.

Muchtar Armen, Suryatna FD, 2007. Obat Antiaritmia. Dalam: Gunawan Sulistia, Setiabudi Rianto, Nafrialdi, Elysabeth, 2007. Farmakologi dan Terapi: Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 337-340.

Santoso A, Erwinanto, Munawar M, Suryawan R, Rifqi S, Soerianata S. 2007.

Diagnosis dan Tatalaksana Praktis Gagal Jantung Akut.

Panggabean Marulam M. 2006. Gagal Jantung. Aru W, Bambang S, Idrus A, Siti S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Edisi 4. FK UI: halaman, 1503-04.

Paul Wood., 1958. Gagal Jantung. Dalam: Houn H. Gray, Keith D, Dawkins, A. Aimpson & Jhon M. Morgon., 2005. Lectur Notes On Cardiology: ed 4. Jakarta. EMS.

(44)

Trisnohadi Hanafi B, 2006. Angina Pektoris Tak Stabil. Dalam: Sudoyo AW, Setiohadi Bambang, Alwi Idrus, Simadibrata MK, Setiati Siti, 2006. Ilmu

penyakit dalam: Edisi ke 4. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas

(45)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dewi Puji Nora

Tempar / Tanggal Lahir : Belongkut/ 04 Oktober 1989

Agama : Islam

Alamat : Jl. Garu VI Gg. Perkutut No. 60E, Medan Amplas, Medan

Riwayat Pendidikan :1. Sekolah Dasar Neg. No. 112140 Rantau Prapat (1995-2001)

2. Madrasah Tsanawiyah Negeri Rantau Prapat ( 2001-2004)

3. sekolah Menengah Atas Negeri 1 Rantau Selatan (2004-2007 )

(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)

382433 4 l 80

0 0 0 0 4800

395738 2 l 80

1 3700 0 0 29700

jumlah

61 225700 26 514800 3231050

rata-rata

Gambar

Tablet 40mg
Tablet 100mg
Tablet 10mg
Tabel 5.1 Distribusi Jenis Kelamin
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada sistem FDOA untuk RADAR sekunder, bandwidth signal chirp dan kecepatan lebih lebar dan cepat akan menambah akurasi delay yang diukur. Untuk jarak maksimum roket 10 km

Aplikasi ini menggunakan elemen-elemen multimedia yaitu gambar, teks, suara, dan animasi kedalam suatu bentuk aplikasi yang diharapkan mudah digunakan oleh siapa saja dan

Pada hari ini Jumat tanggal Sembilan belas Bulan OKTOBER Tahun DUA RIBU DUA BELAS, Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama

Nama Prosiding : Proceeding Acpes 2015., 1st ACPES' CONFERENCE 2015 (5 th Aucpess Conference) Enhancing the Quality of Services in Physical Education, IIealth and Sport for a

Pada hari ini Senin tanggal Sepuluh bulan Oktober tahun dua ribu enam belas, yang bertanda tangan dibawah ini Pokja ULP Barang/Jasa Pembangunan Pondasi Pagar Keliling

[r]

Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju dan menjelaskan hasil diskusi tentang penyelesaian operasi pecahan dengan bimbingan guruB. Guru memberikan pembenaran

LEMBAR HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW I{ARYA ILMIAH : LAPORAN PENELITIAN.. Judul Penelitian : "PENGARUH iセaャGihan BEBAN DENGAN METODE SU/:JER