• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening Pada Pdam Tirtanadi Cabang Padang Bulan medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening Pada Pdam Tirtanadi Cabang Padang Bulan medan"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA

PDAM TIRTANADI CABANG PADANG BULANMEDAN

OLEH

Febri Elita Nora Sirait 120521124

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA

PDAM TIRTANADI CABANG PADANG BULAN MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi dan kinerja pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Medan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau begaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PDAM Tirtanadi Padang Bulan Medan dengan jumlah 45 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan metode sensus yaitu seluruh anggota populasi dijadikan sampel dengan jumlah 45 responden. Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, data sekunder dikumpulkan dari perusahaan dan studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif dengan teknik analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan secara langsung berpengaruh terhadap motivasi dan kinerja karyawan, kemudian secara tidak langsung kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja melalui motivasi.

(3)

ABSTRACT

INFLUENCE OF LEADERSHIP ON THE PERFORMANCE OF EMPLOYEES THROUGH MOTIVATION AS AN INTERVENING VARIABEL AT THE PDAM

TIRTANADI BRANCH OFFICE PADANG BULAN MEDAN

The purpose of this study was to determine and analyze the influence of leadership on the motivation and performance at the PDAM Tirtanadi Branch Padang Bulan Medan. This research is a type of associative causal research aimed to analyze the relationship between one variable with another variable or how a variable affects another variable. The population in this study were all employees of PDAM Tirtanadi Medan Padang Bulan as much as 45 people. The sampling method using census method that all members of the population sampled as much as 45 respondents. Primary data were collected through questionnaires and interviews, secondary data collected from company and literature. Data analysis method used is descriptive and quantitative analysis method by using path analysis. The results showed that the leadership variables directly affect the motivation and performance of employees, and indirectly affect the leadership influence performance through motivation

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT. Atas rahmat

dan karuniaNYA Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini

berjudul “ Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Dengan

Motivasi Sebagai Variabel Intervening Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang

Bulan Medan”. Penulis telah banyak menerima bantuan, bimbingan, saran,

motivasi dan do’a dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena

itu, pada kesempatan ini Penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Aswin Sirait dan Ibunda Rohani Siregar, dua figur yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dengan penuh kesabaran, terima kasih atas do’a, motivasi dan dukungan baik moril maupun

materil sehingga Penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini dengan

baik. Selanjutnya Penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi, selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi

(5)

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si., Selaku Sekretaris Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Univeristas Sumatera Utara.

6. Ibu Dra. Lucy Anna, MS. selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing, serta memotivasi Penulis dalam penulisan skripsi ini.

7. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

memberikan koreksi dan saran atas penulisan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara yang telah membantu saya dalam menyelesaikan kegiatan

akademik.

9. Kepala Cabang beserta seluruh karyawan PDAM Tirtanadi Padang Bulan

Medan yang telah banyak membantu khususnya dalam pengumpulan data

selama penyusunan skripsi ini.

10. Saudara-Saudaraku terkasih kakak saya Asronah Sirait, abang saya Alm.

Ikhwansyah Sirait dan adik saya Syarifuddinsah Sirait, yang senantiasa

memberikan semangat dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

11. Kepada seluruh teman dan sahabat Penulis khususnya Evie Nasution, Yuli

Elfira, Pratika Ahmad, Liliyanti, serta teman-teman manajemen ekstensi

khususnya stambuk 2012 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis sangat berharap skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, April 2015

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 11

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan ... 13

2.1.1 Pengertian Kepemimpinan ... 13

2.1.2 Pentingnya Kepemimpinan Dalam Organisasi .... 13

2.1.3 Gaya Kepemimpinan ... 15

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan ... 15

2.1.5 Dimensi Kepemimpinan... 16

2.1.6 Fungsi Kepemimpinan ... 17

2.2 Motivasi ... 18

2.2.1 Pengertian Motivasi ... 18

2.2.2 Teori-Teori Motivasi ... 19

2.2.3 Tujuan Dan Manfaat Motivasi ... 25

2.3 Kinerja ... 26

2.3.1 Pengertian Kinerja ... 26

2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 26

2.3.3 Pengukuran Kinerja ... 27

2.4 Penelitian Terdahulu ... 28

2.5 Kerangka Konseptual ... 29

2.6 Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

3.2.1 Tempat Penelitian ... 33

(7)

3.3 Batasan Operasional ... 34

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 34

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 36

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

3.6.1 Populasi ... 36

3.6.2 Sampel ... 36

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 37

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 37

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 38

3.9.1 Uji Validitas ... 38

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 40

3.10 Teknik Analisis Data ... 40

3.10.1 Analisis Deskriptif ... 40

3.10.2 Analisis Jalur (path analysis) ... 41

3.11 Pengujian Hipotesis ... 42

3.11.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 42

3.11.2 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 44

4.1.1 Sejarah Singkat PDAM Tirtanadi ... 44

4.1.2 PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Medan ... 46

4.1.3 Visi dan Misi ... 46

4.1.4 Bidang Kegiatan Perusahaan... 47

4.1.5 Struktur Organisasi ... 48

4.1.6 Uraian Tugas ... 49

4.2 Hasil Penelitian ... 54

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 54

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Responden ... 54

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Jawaban Responden .. 56

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 70

4.2.3 Analisis Jalur (Path Analysis) ... 74

4.2.3.1 Analisis Jalur Struktural Pertama ... 74

4.2.3.2 Analisis Jalur Struktural Kedua ... 75

4.2.4 Pengujian Hipotesis Analisis Jalur ... 76

4.2.4.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)... 76

4.2.4.2 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 78

4.3 Pembahasan ... 79

4.3.1 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi ... 79

4.3.2 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja ... 82

(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 86

5.2 Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(9)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Tingkat Kehadiran dan Keterlambatan Karyawan

Juli-Desember 2014 ... 6

Tabel 1.2 Realisasi Pencapaian Target Penanganan Keluhan Pelanggan Air PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Medan . 7 Tabel 1.3 Penilaian Kinerja Karyawan PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Medan Januari-Juni 2014 ... 9

Tabel 2.1 Teori Motivasi “Dua Faktor Frederick Herzberg” ... 23

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 28

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 35

Tabel 3.2 Skala Pengukuran Variabel ... 36

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas ... 39

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 40

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 55

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 55

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Masa Kerja ... 56

Tabel 4.5 Frekuensi Jawaban Responden Tentang Variabel Kepemimpinan ... 57

Tabel 4.6 Frekuensi Jawaban Responden Tentang Variabel Motivasi ... 61

Tabel 4.7 Frekuensi Jawaban Responden Tentang Variabel Kinerja ... 68

Tabel 4.8 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 72

Tabel 4.9 Uji Multikolonearitas ... 74

Tabel 4.10 Koefisien Jalur Kepemimpinan Terhadap Motivasi (Struktural Pertama) ... 74

Tabel 4.11 Koefisien Jalur Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja (Struktural Kedua) ... 75

Tabel 4.12 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Kepemimpinan Terhadap Motivasi ... 76

Tabel 4.13 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja ... 77

Tabel 4.14 Uji Koefisien Determinasi (R2) Kepemimpinan Terhadap Motivasi ... 78

Tabel 4.15 Uji Koefisien Determinasi (R2) Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja ... 78

Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Pengujian Analisis Jalur (Path Analysis) ... 79

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow ... 21

2.2 Kerangka Konseptual ... 32

4.1 Struktur Organisasi PDAM Cabang Padang Bulan Medan ... 48

4.2 Uji Normalitas Histogram ... 70

4.3 Grafik Normality Probability Plot ... 71

4.4 Scatter Plot ... 73

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 91

2 Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas ... 95

3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 97

4 Tabulasi Jawaban Responden ... 99

5 Analisis Deskriptif Jawaban Responden ... 103

6 Uji Asumsi Klasik ... 112

7 Pengujian Hipotesis Analisis Jalur (Path Analysis) ... 115

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah

Sumber daya manusia merupakan salah satu aset penting bagi perusahaan

karena banyak keberhasilan perusahaan ditentukan oleh sumber daya manusia.

Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) dalam organisasi sangat penting karena

Sumber Daya Manusia (SDM) dibutuhkan untuk mewujudkan kemajuan

organisasi tersebut. Agar tujuan perusahaan bisa tercapai maka perusahaan

dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam

mengelola SDM, Peranan kepemimpinan dan motivasi dalam perusahaan akan

menjadi pendorong atau penggerak utama kinerja karyawan.

Pemimpin yang baik adalah yang mampu menggerakkan dan memotivasi

sumber daya manusia untuk mencapai kinerja yang tepat sasaran pada tujuan

perusahaan. Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian

pemimpin. Setiap pemimpin memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat

menunjang usahanya dalam mewujudkan hubungan manusia yang efektif dengan

anggota organisasi.

Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh banyak hal,

yang salah satunya adalah kepemimpinan yang dimiliki organisasi tersebut.

Santosa (dalam Rivai, 2013:4) mendefinisikan “kepemimpinan sebagai usaha

(13)

kemampuannya lebih banyak dalam mencapai tujuan kelompok yang telah

desepakati”.

Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang mampu memotivasi

bawahannya dengan menciptakan suasana kerja yang dapat memacu pertumbuhan

dan perkembangan kinerja karyawan. Pemimpin tersebut memiliki kemampuan

untuk memberikan pengaruh positif bagi karyawan untuk meningkatkan

kinerjanya. Selanjutnya hal yang tidak kalah pentingnya adalah motivasi karena

dengan motivasi maka karyawan akan senantiasa terdorong untuk memberikan

kontribusi yang positif bagi perusahaan.

Motivasi merupakan salah satu aspek yang penting dalam menentukan

perilaku seseorang termasuk perilaku kerja supaya mau bekerja giat dan antusias

dalam mencapai hasil yang optimal. Robbins (2008:166) menyatakan “motivasi

sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk mencapai

tujuan organisasi”.

Sedangkan menurut Siagian(2004:36) menyatakan bahwa Motivasi adalah

daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela

untuk menggerakkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan,

tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi

tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian

tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Dengan memberikan motivasi yang tepat, maka karyawan akan terdorong

(14)

akan meyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan

berbagai sasarannya, maka kepentingan pribadinya akan terpelihara.

Kebutuhan yang dimiliki oleh setiap orang berbeda. Hal ini disebabkan oleh

proses mental yang dilalui oleh setiap orang juga berbeda serta kebutuhan

ekonomi setiap orang tidak sama. Motivasi sangat mempengaruh kinerja

karyawan dalam suatu perusahaan maupun organisasi karena dengan adanya

motivasi karyawan akan lebih giat untuk melaksanakan tugas dan tanggung

jawab.

Selanjutnya, dengan adanya kepemimpinan yang baik disertai dengan

motivasi yang efektif, akan sangat membantu perusahaan dalam mewujudkan

kinerja yang optimal dari karyawan dalam setiap pelaksanaan tugas. Kinerja yang

optimal menjadi tolak ukur utama keberhasilan perusahaan secara keseluruhan.

Kinerja karyawan merupakan salah satu hal yang penting bagi perusahaan

untuk mencapai tujuannya. Perusahaan melakukan penilaian kinerja bagi

karyawannya karena hal ini dapat melihat sejauh mana tujuan telah tercapai.

Dengan adanya penilaian kinerja maka akan terlihat hasil kerja karyawan tersebut.

Menurut Mangkunegara (2000:67), kinerja adalah “hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi (PDAM Tirtanadi) merupakan

salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Propinsi Sumatera

Utara yang beroperasi di Medan dalam rangka melayani sebagian masyarakat

(15)

Dalam pengelolaan bisnisnya, PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Medan

memiliki beragam permasalahan yang meliputi Kepemimpinan, Motivasi dan

Kinerja karyawan. Permasalahan tersebut perlu diteliti karena menyangkut

masalah sumber daya manusia yang merupakan penggerak utama perusahaan.

Berdasarkan informasi yang didapat dari hasil wawancara dengan Kepala

Bagian Umum dan Personalia dan beberapa orang karyawan PDAM Tirtanadi

Cabang Padang Bulan Medan, fenomena utama mengenai kepemimpinan adalah

masih kurang efektifnya komunikasi antara atasan dengan bawahan sehingga

dalam pelaksanaan tugas karyawan kurang mendapat arahan yang jelas maupun

solusi yang tepat dalam menyelesaikan persoalan dari pimpinan yang

menyebabkan kurang optimalnya kinerja karyawan. Kepemimpinan yang

diterapkan terlalu kaku sehingga menciptakan gap antara atasan dan bawahan.

Pimpinan juga jarang berkomunikasi menyangkut pekerjaan maupun diluar

pekerjaan dengan karyawan serta jarang memberikan pujian atas kinerja

karyawan.

Hal lain yang menjadi persoalan kurang dilibatkannya karyawan dalam

mengambil keputusan, sehingga masukan maupun pendapat yang disampaikan

karyawan kurang mendapat respon yang baik dari pimpinan dalam pengambilan

keputusan. Selanjutnya, kepemimpinan dinilai kurang cepat dalam merespon

berbagai persoalan yang ada khususnya mengenai keluhan pelanggan yang cukup

beragam sehingga pengambilan keputusan kurang cepat atau keputusan yang

(16)

efektifnya keputusan yang diambil sehingga berbagai persoalan utama tidak

selesai dengan baik.

Sedangkan fenomena utama mengenai motivasi dari segi faktor ekstrinsik

adalah kebijakan perusahaan yang terlalu birokratis karena sering kebijakan yang

diambil cabang harus melalui persetujuan kantor pusat, sehingga hal ini sering

menjadi kendala bagi karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Dalam hal ini,

sering terjadi perbedaan pandangan antara kantor cabang dengan kantor pusat

sehingga karyawan sering bingung dengan kebijakan yang ada. Hal lainnya adalah

masih kurangnya perhatian perusahaan terhadap ketersediaan fasilitas peralatan

kerja sehingga dalam melaksanakan pekerjaan, karyawan kurang didukung oleh

fasilitas yang memadai khususnya peralatan kerja berupa komputer.

Sedangkan faktor instrinsik yang kurang mendukung adalah masih

kurangnya perhatian pimpinan terhadap karyawan yang berprestasi. Hasil kerja

karyawan yang mencapai target tidak diberikan penghargaan (reward), sebaliknya

jika target tidak maksimal maka perusahaan mengharuskan untuk

memperbaikinya di bulan berikutnya. Menurunnya keinginan karyawan untuk

mencapai prestasi kerja karena tidak adanya penghargaan dari perusahaan

sehingga pekerjaan tidak meningkat maupun mencapai target. Kurangnya

perhatian perusahaan menyebabkan karyawan sulit untuk mengembangkan karir.

Maskimal atau tidaknya target yang dicapai tidak membedakan kinerja

yang baik dengan kinerja yang buruk dalam hal tidak adanya pemberian

penghargaan, untuk melihat sejauh mana pencapaian karyawan terhadap target

(17)

semangat kerja karyawan yang pada akhirnya akan berdampak terhadap

kinerjanya. Dampak kurangnya motivasi kerja terlihat dari tingkat partisipasi

karyawan yang semakin menurun serta tingkat kehadiran yang kurang

mencerminkan disiplin kerja sebagaimana mestinya seperti terlihat pada Tabel 1.1

berikut:

Tabel 1.1

Tingkat Kehadiran dan Keterlambatan Karyawan Juli-Desember 2014

Bulan Juli Agustus September Oktober Nopember Desember

Tingkat

Kehadiran 95% 92% 97% 89% 93% 86%

Jumlah Karyawan Yang Terlambat Masuk Kerja

11 8 6 15 17 17

Sumber: PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Medan (2014)

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa kurangnya motivasi kerja akan

berpengaruh terhadap disiplin kerja karyawan berupa tingkat kehadiran maupun

keterlabatan masuk kerja. seperti pada bulan Juli tingkat kehadiran mencapai

95%, kemudian menjadi 92% pada bulan Agustus, dan kembali meningkat

menjadi 97% di bulan September, kemudian turun menjadi 89% di bulan Oktober,

93% di bulan Nopember, serta kembali turun menjadi 86% di bulan Desember.

Demikian juga dengan tingkat keterlambatan karyawan masuk kerja

terlihat bahwa selalu ada karyawan yang terlambat hadir di kantor pada setiap

bulannya, di bulan Juli karyawan yang terlambat berjumlah 11 orang, Agustus

berjumlah 8 orang, September 6 orang, kemudian di bulan Oktober berjumlah 15

orang dan kembali meningkat menjadi 17 orang di bulan Nopember dan

(18)

Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya motivasi berdampak pada tingkat

partisipasi karyawan dalam bekerja, sehingga pada akhirnya akan berpengaruh

pada kinerja karyawan secara menyeluruh. Kondisi ini juga menunjukkan betapa

pentingya peranan motivasi dalam menjaga dan meningkatkan kinerja karyawan,

terlebih perusahaan bergerak dibidang pelayanan publik yang sangat dibutuhkan

masyarakat khususnya dalam hal penyediaan air bersih yang layak bagi

masyarakat. Peranan kepemimpinan dan motivasi akan terlihat dari kinerja

perusahaan dalam menyelesaikan berbagai target yang telah ditentukan salah

satunya kemampuan perusahaan dalam penanganan keluhan pelanggan. Semakin

banyak keluhan pelanggan yang tidak mampu diselesaikan menunjukkan kinerja

yang kurang optimal dari perusahaan secara keseluruhan, tingginya keluhan

pelanggan juga menunjukkan kurangnya pelayanan dalam memuaskan kebutuhan

pelanggan.

Pada Tabel 1.2 berikut dapat dilihat realisasi pencapaian target dalam

penanganan keluhan pelanggan PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Medan

Bulan Juli sampai dengan Desember 2014.

Tabel 1.2

Realisasi Pencapaian Target Penanganan Keluhan Pelanggan Air Juli-Desember 2014

Bulan Target Realisasi Persentase

Juli 346 194 56.07%

Agustus 308 238 77.27%

September 507 237 46.75%

Oktober 517 88 17.02%

Nopember 397 121 30.48%

Desember 472 213 45.13%

Total 2.547 1.091 42.83%

(19)

Dari Tabel 1.2 dapat terlihat bahwa PDAM Tirtanadi Cabang Padang

Bulan Medan belum bisa mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan dalam

penanganan keluhan pelanggan air dari bulan Juli sampai dengan bulan Desember

2014. Karyawan merasa sulit mencapai target yang ditetapkan karena banyak

kendala, salah satunya kendala prosedur penanganan yang ditetapkan perusahaan.

Misalnya keluhan pelanggan tentang penggantian meter air, untuk

mengganti meter air tesebut bagian Pengawasan harus melakukan survei ke

lapangan terlebih dahulu untuk melihat secara langsung apakah meter air tersebut

mengalami kerusakan. Untuk menangani satu keluhan pelanggan membutuhkan

waktu dan proses yang lama untuk penyelesaiannya, tentu target tidak bisa dicapai

oleh karyawan dalam menangani beberapa keluhan yang datang setiap hari kerja.

Kondisi-kondisi seperti ini dapat berpengaruh kepada kinerja karyawan.

Kinerja karyawan PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Medan dapat

dilihat berdasarkan penilaian kinerja yang dilaksanakan 6 bulan sekali. Dengan

adanya penilain kinerja ini maka karyawan dapat melihat hasil kerjanya, apabila

masih belum mencapai target yang diharapkan, dilakukan perbaikan agar target

perusahaan dapat tercapai. Penilaian kinerja belum berpengaruh pada kinerja

karyawan karena kurangnya perhatian pimpinan terhadap keluhan para karyawan.

Tabel.1.3 menunjukkan penilaian kinerja karyawan PDAM Tirtanadi Cabang

(20)

Tabel 1.3

Penilaian Kinerja Karyawan PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Medan Juli-Desember 2014 No Kriteria Penilaian Kriteria

Nilai JUL AGS SEP OKT NOP DES

1. Target Penjualan Air (Dibandingkan Terhadap Anggaran) Baik Sekali:20 Baik :16 Cukup:12 Kurang :8 Tidak Baik:4

4 4 4 20 20 20

2. Target Sambungan Baru Air Bersih

Baik Sekali:15 Baik:12 Cukup:9 Kurang:6 Tidak Baik:3

9 9 9 9 9 9

3. Temuan Kasus Baik:15 Cukup:12 Kurang :9 Tidak Baik:3

3 3 3 3 3 3

4. Akurasi Pencatatan dan Pembacaan Meter

Pelanggan (Jumlah Pelanggan Ditaksir Atau Diayun)

Baik Sekali:15 Baik:12 Cukup: 9 Kurang:6 Tidak Baik:3

3 3 3 3 3 3

5. Kecepatan/Kesiapan Penanganan Keluhan Pelanggan Air Baik Sekali:10 Baik:8 Cukup:6 Kurang:4 Tidak Baik:2

6 8 4 2 2 2

6. Losses ( L) Kecepatan Temuan Kehilangan Air Baik:8 Cukup: 6 Kurang:4 Tidak Baik:2

2 2 2 2 2 2

7. Penyampaian Laporan Bulanan Cabang Baik Sekali:10 Baik:8 Cukup:6 Kurang:4 Tidak Baik:2

10 10 10 10 10 10

8. Kebersihan, Keindahan dan Kenyamanan Tempat Kerja (Penilaian Tim) Baik:5 Cukup:3 Kurang:1

5 5 5 5 5 5

Sumber: PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2014

Dari Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa target penjualan air mendapat nilai 4

atau tidak baik, selama tiga bulan dari bulan Juli sampai dengan bulan September

(21)

Dalam temuan Kasus mendapatkan nilai tidak baik. Akurasi pencatatan

dan pembacaan meter pelanggan (jumlah pelanggan ditaksir atau diayun)

mendapat penilaian tidak baik. Kecepatan/Kesiapan penanganan keluhan

pelanggan air mengalami penurunan dari bulan September sampai dengan

Desember 2014. Losses ( L) kecepatan temuan kehilangan air dari Juli sampai

dengan Desember 2014 mendapatkan penilaian tidak baik. Penyampaian Laporan

Bulanan Cabang baik sekali. Dan kebersihan, keindahan dan kenyamanan kerja

cukup. Dari hasil penilaian kinerja ini dapat disimpulkan bahwa target perusahaan

masih belum tercapai.

Kurangnya perhatian pimpinan terhadap karyawan, kurangnya

penghargaan, dan kesempatan untuk mengaktualisasikan diri, banyak karyawan

selalu mengeluh kepada karyawan lain, namun tidak pernah mengaspirasikan

suara mereka kepada pihak atasan. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan iklim

yang buruk di perusahaan karena sangat mempengaruhi kinerja karyawan.

Faktor kepemimpinan memegang peranan yang penting karena pemimpin

itulah yang akan menggerakkan dan mengarahkan organisasi dalam mencapai

tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah, karena harus memahami

setiap perilaku bawahan yang berbeda-beda. Sukses tidaknya usaha pencapaian

tujuan organisasi ditentukan oleh kualitas kepemimpinan dan adanya motivasi

dari pimpinan untuk dapat menggerakkan para bawahannya agar mau dan

bersedia mengerahkan kemampuannya yang terbaik untuk kepentingan organisasi.

Pemimpin yang baik akan berupaya memahami bawahannya. Hal ini akan

(22)

Dari uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan

Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Medan”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja

Karyawan pada PDAM Titanadi Cabang Padang Bulan Medan?

2. Apakah Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi

pada PDAM Titanadi Cabang Padang Bulan Medan?

3. Apakah Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja

Karyawan pada PDAM Titanadi Cabang Padang Bulan Medan?

4. Apakah Kepemimpian berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan melalui

Motivasi pada PDAM Titanadi Cabang Padang Bulan Medan?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja Karyawan dengan Motivasi sebagai

(23)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan

dan sebagai bahan informasi dan pedoman bagi PDAM Tirtanadi Cabang

Padang Bulan Medan tentang pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja

karyawan dengan motivasi sebagai variabel intervening.

2. Bagi Peneliti

Sebagai bahan pembelajaran dan menambah pengetahuan bagi peneliti

khususnya tentang pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja Karyawan

dengan Motivasi sebagai variabel Intervening pada PDAM Tirtanadi

Cabang Padang Bulan Medan.

3. Bagi Pihak lain

Menambah pengetahuan dan wawasan bagi pihak lain dan dapat

digunakan sebagai bahan dan masukan dalam melakukan penelitian

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepemimpinan

2.1.1 Pengertian Kepemimpinan

Seorang pemimpin adalah orang yang bergerak lebih awal, berjalan

didepan, mengambil langkah pertama, berbuat paling dulu, mempelopori,

mengarahkan pikiran, pendapat, tindakan orang lain, membimbing, menuntun,

menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya.

Menurut Robbins (2008:49) mendefinisikan kepemimpinan “sebagai

kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai sebuah visi

atau serangkaian tujuan yang ditetapkan”. Sedangkan menurut Anoraga (dalam

Sutrisno, 2009:214) kepemimpinan adalah “kemampuan untuk mempengaruhi

pihak lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan

maksud untuk menggerakkan orang-orang agar dengan pengertian, kesadaran, dan

senang hati bersedia mengikuti kehendak pimpinan itu”.

2.1.2 Pentingnya Kepemimpinandalam Organisasi

Pemimpin merupakan faktor penentu dalam sukses atau gagalnya suatu

organisasi. Pengarahan terhadap pekerjaan yang dilakukan pimpinan dalam

mencapai tujuan organisasi perusahaan maupun lembaga-lembaga harus di

berikan oleh pemimpin sehingga kepemimpinan tersebut dapat menjadi efektif.

Menurut Robbins (2008:40) pemimpin menetapkan arah dengan

(25)

orang dengan mengkomunikasikan visi ini dan mengilhami mereka untuk

mengatasi rintangan. Keadaan ini menggambarkan bahwa kepemimpinan sangat

diperlukan, jika suatu organisasi atau perusahaan memiliki perbedaan dengan

yang lain dapat dilihat dari sejauh mana pemimpinnya dapat bekerja secara

efektif.

Sedangkan menurut Yuli (2005:165) pentingnya pemimpin dalam seuatu

organisasi terungkap dalam suatu pernyataan berikut : bahwa untuk menunjang

keberhasilan fungsi manajemen dalam organisasi tentunya membutuhkan seorang

pemimpin yang dapat melaksanakan tugas atau fungsi manajemen.

Kepemimpinan adalah suatu faktor kemanusiaan, mengikat suatu kelompok

bersama dan memberi motivasi untuk tercapainya tujuan organisasi. Tanpa

kepemimpinan yang efektif, individu-individu maupun kelompok cenderung tidak

memiliki arah dan kurang termotivasi.

Kepemimpinan merupakan aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang

lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. kepemimpinan

yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan

dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai

kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para karyawannya. Keberhasilan

pemimpin dalam mencapai tujuan tidak lepas dari bagaimana pemimpin

berinteraksi dengan bawahannya. Kemampuan berinteraksi dan mempengaruhi

kepemimpinan mencakup upaya memandu, mendorong dan memfasilitasi orang

(26)

2.1.3 Gaya Kepemimpinan

Robbins (2008:58) menyatakan bahwa, salah satu faktor utama bagi

kepemimpinan yang berhasil adalah gaya kepemimpinan dasar seorang individu.

Ada tiga macam gaya kepemimpinan yang berbeda pada suatu perusahaan yaitu:

1. Gaya Otokratis

Gaya otokratis menggambarkan pemimpin yang biasanya cenderung

memusatkan wewenang, mendiktekan metode kerja, membuat keputusan

unilateral, dan membatasi partisipasi karyawan.

2. Gaya Demokratis

Gaya Demokratis menggambarkan pemimpin yang cenderung melibatkan

karyawan dalam mengambil keputusan, mendelegasikan wewenang,

mendorong partisipasi dalam memutuskan metode dan sasaran kerja, dan

menggunakan umpan balik sebagai peluang untuk melatih karyawan.

3. Gaya Laissez Faire

Dalam gaya laisezz faire, pemimpin umumnya memberi kelompok kebebasan

penuh untuk membuat keputusan dan menyelesaikan pekerjaan dengan cara

apa saja yang dianggap sesuai.

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan

Empat sifat umum yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan

kepemimpinan. Keith Davis (dalam Thoha, 2007:33) adalah sebagai berikut:

1. Kecerdasan

Bahwa pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi

(27)

2. Kedewasaan dan Keleluasaan Hubungan Sosial

Kepemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil

serta mempunyai perhatian yang luas terhadap aktivitas sosial.

3. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi

Para pemimpin secara relatif mempunyai dorongan motivasi yang kuat untuk

berprestasi.

4. Sikap-Sikap Hubungan Kemanusiaan

Seorang pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan kehormatan

para pengikutnya dan mampu berpihak kepadanya.

2.1.5 Dimensi Kepemimpinan

Menurut Kouzes dan Posner (2004:26) ada 4 (empat) Dimensi

kepemimpinan, yaitu:

1. Jujur

Kejujuran berkaitan erat dengan nilai-nilai dan etika.

2. Berorientasi ke depan

Kemampuan berorientasi ke depan bukan berarti orang harus memiliki

kekuatan penglihatan magis untuk melihat sesuatu hal yang ada di masa depan.

Realitanya jauh lebih sederhana, yaitu: kemampuan menentukan atau memilih

tujuan yang diinginkan, ke arah mana perusahaan, atau komunitas akan

dibawa.

3. Kompeten

Kompetensi kepemimpinan mengacu pada catatan prestasi si pemimpin dan

(28)

spesifik kepada kemampuan pemimpin di bidang tekhnologi dalam kegiatan

operasional saja, tetapi tergantung dari posisi pemimpin dan kondisi organisasi.

Seorang pemimpin harus mampu memberi contoh, inspirasi, tantangan,

memungkinkan orang bertindak, dan memberi semangat pada bawahannya.

4. Membangkitkan semangat (motivasi)

Kepemimpinan yang membangkitkan semangat dapat memenuhi kebutuhan

para bawahannya akan arti dan tujuan dalam hidup, artinya menjadikan

anggotaya lebih bersemangat, positif, dan optimis mengenai masa depan yang

memberikan harapan pada orang lain.

2.1.6 Fungsi Kepemimpinan

Fungsi kepemimpinan memudahkan tercapainya sasaran kelompok. Dalam

organisasi modern, fungsi kepemimpinan dapat dilaksanakan oleh beberapa

peserta. Menurut Yuli (2005:167), terdapat lima fungsi kepemimpinan yang

hakiki yaitu:

a. Fungsi Penentu Arah

Keterbatasan sumber daya organisasi mengharuskan pemimpin untuk

mengelolanya dengan efektif, dengan kata lain arah yang hendak dicapai oleh

organisasi menuju tujuannya harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan

pemanfaatan dari segala sarana prasarana yang ada.

b. Fungsi Sebagai Juru Bicara

Fungsi ini mengharuskan seorang pemimpin untuk berperan sebagai

(29)

Peran ini sangat penting karena disadari bersama bahwa tidak ada satu pun

organisasi yang dapat hidup tanpa bantuan dari pihak lain.

c. Fungsi Sebagai Komunikator

Berkomunikasi pada hakikatnya adalah mengalihkan suatu pesan dari satu

pihak kepada pihak lain. Fungsi pemimpin sebagai komunikator disini lebih

ditekankan pada kemampuannya untuk mengkomunikasikan sasaran-sasaran,

strategi, dan tindakan yang harus dilakukan oleh bawahan.

d. Fungsi Sebagai Mediator

Konflik-konflik yang terjadi atau adanya perbedaan-perbedaan kepentingan

dalam organisasi menuntut kehadiran seorang pemimpin dalam menyelesaikan

masalah yang ada.Kiranya sangat mudah membayangkan bahwa tidak akan ada

seorang pemimpin yang akan membiarkan situasi demikian berlangsung dalam

organisasi yang dipimpinnya dan akan berusaha untuk menanggulanginya.

Jadi, kemampuan menjalankan fungsi kepemimpinan selaku mediator yang

rasional, objektif dan netral merupakan salah satu indikator efektifitas

kepemimpinan seseorang.

e. Fungsi Sebagai Integrator

Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan dalam

organisasi, semakin penting pula makna peranannya.

2.2 Motivasi

2.2.1 Pengertian Motivasi

Menurut Robbins (2008:156) menyatakan motivasi “sebagai proses yang

(30)

(persistence) individu menuju pencapian tujuan”. Intensitas menunjukkan

seberapa keras orang berusaha. Motivasi merupakan salah satu aspek yang sangat

penting dalam menentukan perilaku seseorang termasuk perilaku kerja supaya

mau bekerja giat dan antusias dalam mencapai hasil yang optimal. Sedangkan

menurut Stanford (dalam Mangkunegara, 2005:93), mendefenisikan bahwa

“Motivation as an energizing condition of the organism that serves to direct that

organism toward the goal of a certain class” (motivasi sebagai suatu kondisi yang

menggerakkan manusia kearah suatu tujuan tertentu).

2.2.2 Teori-Teori Motivasi

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham Maslow (dalam

Robbins, 2002:56), mengemukakan bahwa kebutuhan manusia itu dapat

diklasifikasikan ke dalam lima hierarki kebutuhan, sebagai berikut:

1. Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow

a. Kebutuhan fisik

Kebutuhan untuk mempertahankan hidup ini disebut juga dengan kebutuhan

psikologis, yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup dari kematian.

Kebutuhan paling dasar ini berupa kebutuhan untuk makan, minum,

perumahan, pakaian, yang harus dipenuhi oleh seseorang dalam upayanya

untuk mempertahankan diri dari kelaparan, kehausan, kedinginan kepanasan,

dan sebagainya.

b. Kebutuhan rasa aman: meliputi keamanan dan perlindungan dari bahaya fisik

dan emosi. Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi

(31)

- Selalu memberikan informasi agar karyawan dalam bekerja bersikap

hati-hati dan waspada.

- Menyediakan tempat kerja aman dari keruntuhan, kebakaran, dan

sebagainya.

- Memberikan perlindungan asuransi jiwa, terutama bagi karyawan yang

bekerja pada tempat rawan kecelakaan.

- Kebutuhan penghargaan: Meliputi faktor-faktor internal seperti harga diri,

prestasi, serta faktor-faktor eksternl seperti: status, pengakuan, dan

perhatian.

- Kebutuhan aktualisasi diri: dorongna untuk menjadi apa yang mampu dia

lakukan; meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi diri, dan pemenuhan

kebutuhan diri sendiri.

c. Kebutuhan sosial: meliputi kasih sayang, rassa memiliki, penerimaan dan

persahabatan

d. Kebutuhan penghargaan : meliputi faktor-faktor internal seperti harga diri,

prestasi, serta faktor-faktor eksternal seperti status, pengakuan dan perhatian.

e. Kebutuhan aktualisasi diri: dorongan unuk menjadi apa yang mampu dia

lakukan; meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi diri, dan peenuhan

(32)

Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow digambarkan sebagai berikut:

Aktualisasi Diri

Harga Diri

Sosial

Rasa Aman

Fisik

[image:32.595.194.424.145.330.2]

Sumber: Robbins, (2002:57)

Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow

Teori hierarki kebutuhan Maslow ini menyiratkan manusia bekerja

dimotivasi oleh kebutuhan yang sesuai dengan waktu, keadaan serta

pengalamannya. Tenaga kerja termotivasi oleh kebutuhan yang belum terpenuhi

di mana tingkat kebutuhan yang lebih tinggi muncul setelah tingkatan

sebelumnya. Masing-masing tingkatan kebutuhan tersebut adalah kebutuhan

fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan, perwujudan diri. Dari fisiologis

bergerak ke tingkat kebutuhan tertinggi, yaitu, perwujudan diri secara bertahap.

2. Teori X dan Teori Y oleh Douglas McGregor

Douglas McGregor mengajukan dua pandangan yang berbeda mengenai

manusia: sesorang itu pada dasarnya negatif, di beri nama Teori X, dan yang

lainnya pada dasarnya bersifat positif di beri nama Teori Y. Dalam Teori X

terdapat empat asumsi yang di yakini oleh manajer, yaitu :

a. Karyawan tidak suka bekerja dan bilamana mungkin, akan berusaha

(33)

b. Karena para karyawan tidak suka bekerja, mereka harus dipaksa, dikendalikan,

atau diancam dengan hukuman untuk menccapai tujuan yang diinginkan.

c. Para karyawan akan mengelakkan tanggung jawab dan sedapat mungkin hanya

mengikuti perintah formal.

d. Kebanyakan pekerja mengutamakan rasa aman

Dalam Teori Y, terdapat empat asumsi berlawanan yang di yakini oleh

manajer, yakni:

a. Para karyawan memandang pekerjaan sama alamiahnya dengan istirahat dan

bermain.

b. Seseorang yang memiliki kommitmen pada tujuan akan melakukan pengarahan

dan pengendalian diri.

c. Seseorang yang biasa-biasa saja dapat belajar untuk, menerima bahkan mencari

tanggung jawab.

d. Kreativitas yaitu kemampuan untuk membuat keputusan yang baik

didelegasikan kepada karyawan secara luas dan tidak berasal dari orang yang

berada dalam manajemen.

3. Teori Motivasi Hygiene

Menurut Robbins (2002:58) teori ini menyatakan bahwa hubungan seorang

individu dengan pekerjaannya merupakan suatu hubungan dasar dan bahwa

sikapnya terhadap kerja dapat sangat menentukan sukses atau kegagalan individu.

Faktor kepuasan dalam kerja atau motivator (intrinsik) cenderung dihubungkan

dengan pekerjaan atau dengan diri sendiri seperti: peluang promosi, peluang

(34)

faktor Hygiene (ekstrinsik) di mana ketidakpuasan dalam kerja cenderung

dikaitkan dengan faktor ekstrinsik seperti: kebijakan, supervisi, uang, status, rasa

aman, hubungan antar manusia, dan kondisi kerja.

Perbedaan Teori Motivasi “Dua Faktor Frederick Herzberg” dapat dilihat

[image:34.595.137.483.252.375.2]

pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Teori Motivasi “dua faktor Frederick Herzberg’’

Faktor Ekstrinsik Faktor Intrinsik

1. Kebijaksanaan dan administrasi 1. Keberhasilan

2. Supervisi 2. Pengakuan

3. Gaji/upah 3. Pekerjaan itu sendiri 4. Hubungan antar pribadi 4. Tanggung jawab

5. Kondisi kerja 5. Pengebangan

Sumber : Teori “dua faktor Frederick Herzberg” (dalam Robbins (2002: 58)

Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan

motivator intrinsik bahwa ketidakpuasan kerja berasal dari ketidak beradaan

faktor-faktor ekstrinsik. Dengan demikian seseorang yang terdorong secara

intrinsik akan menyenangi pekerjaannya, memungkinkan menggunakan kreatifitas

dan inovasi dan tidak perlu diawasi dengan ketat. Kepuasan disini tidak dikaitkan

dengan perolehan hal-hal yang bersifat materi. Sebaliknya, mereka yang terdorong

oleh faktor-faktor ekstrinsik cenderung melihat kepada apa yang diberikan oleh

organisasi kepada mereka dan kinerjanya diarahkan kepada perolehan hal-hal

yang diinginkannya dari organisasi.

Menurut herzberg faktor ekstrinsik tidak akan mendorong para karyawan

untuk berforma baik, akan tetapi jika faktor-faktor ini dianggap tidak memuaskan

dalam berbagai hal seperti gaji tidak memadai, kondisi kerja tidak menyenangkan,

(35)

berpendapat bahwa apabila pimpinan ingin memberi motivasi pada para

bawahannya yang perlu ditekankan adalah faktor-faktor yang menimbulkan rasa

puas yaitu dengan mengutamakan faktor-faktor motivasional yang sifatnya

intrinsik yaitu :

1. Keberhasilan

Agar seorang bawahan dapat berhasil melaksanakan pekerjaannya, maka

pimpinan harus memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mencapai

hasil. Pimpinan juga harus memberi semangat kepada bawahan agar bawahan

dapat mengerjakan sesuatu yang dianggapnya tidak dikuasainya. Apabila dia

berhasil melakukan hal tersebut, maka pimpinan harus menyatakan

keberhasilannya. Hal ini akan menimbulkan sikap positif dan keinginan selalu

ingin melakukan pekerjaan yang penuh tantangan.

2. Pengakuan

Adanya pengakuan dari pimpinan atas keberhasilan bawahan. Pengakuan dapat

dilakukan melalui berbagai cara, misalnya dengan menyatakan keberhasilannya

langsung di tempat kerja, memberikan surat penghargaan, hadiah berupa uang

tunai, medali, kenaikan pangkat atau promosi.

3. Pekerjaan itu sendiri

Pimpinan membuat usaha-usaha yang nyata dan meyakinkan sehingga

bawahan mengerti akan pentingnya pekerjaan yang dilakukannya, harus

menciptakan kondisi untuk menghindari kebosanan yang mungkin muncul

(36)

4. Tanggung Jawab

Untuk dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab terhadap bawahan, maka

pimpinan harus menghindari pengawasan yang ketat, dengan memberikan

kesempatan kepada bawahan untuk bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu

memungkinkan dan menumbuhkan partisipasi. Penerapan partisipasi akan

membuat bawahan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan.

5. Pengembangan

Pengembangan dapat menjadi motivator yang kuat bagi bawahan. Pimpinan

dapat memulainya dengan memberi bawahan suatu pekerjaan yang lebih

menantang, tidak hanya jenis pekerjaan yang berbeda tetapi juga posisi yang

lebih baik. Apabila sudah berhasil dilakukan, pimpinan dapat memberikan

rekomendasi tentang bawahan yang akan mendapat promosi/menaikkan

pangkatnya atau yang memperoleh kesempatan untuk mengikuti pendidikan

dan pelatihan lebih lanjut.

2.2.3 Tujuan Motivasi

Menurut Hasibuan (2009:146) tujuan motivasi sebagai berikut:

a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan

b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan

c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan

d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan

e. Mengefektifkan pengadaan karyawan

f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

(37)

h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan

i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.

j. Menngkatkan efesiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

2.3 Kinerja

2.3.1 Pengertian Kinerja

Menurut Mangkunegara (2000:67), kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan

menurut Malthis dan Jackson (2009:378), kinerja (performance) adalah apa yang

dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja adalah hasil kerja yang

dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai

dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai

tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai

dengan moral maupun etika. (Sedarmayanti, 2007:260).

Dari pengertian kinerja tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja

adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas dari seorang karyawan

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Faktor-faktor yang memepengaruhi kinerja, antara lain dikemukakan

Amstrong dan Baron (dalam Wibowo, 2012:100) sebagai berikut:

1. Personal factors, ditunjukkan oleh tingkat keterampilan, kompetensi yang

(38)

2. Leadership factor, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan, dan

dukungan yang dilakukan manajer dan team leader.

3. Team factor, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan

sekerja.

4. System factor, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas kerja yang

diberikan organisasi.

5. Contextual/situational factor, ditunjukkan oleh tingginya tingkat tekanan dan

perubahan lingkungan internal dan eksternal.

Adapun Menurut Mathis dan Jackson (2009:340), faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:

1. Kemampuan mereka

2. Motivasi

3. Dukungan yang diterima

4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan

5. Hubungan mereka dengan organisasi

2.3.3 Pengukuran Kinerja

Menurut Robbins (2008:355) cara pengukuran kinerja mempertimbangkan

hal-hal sebagai berikut.

1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran

kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan

(39)

2. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran

kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran ”tingkat kepuasan”, yaitu

seberapa baik penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk keluaran.

3. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan.

Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran

kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan pada Tabel 2.2

[image:39.595.114.546.361.752.2]

berikut.

Tabel 2.2

Penelitian Terdahulu Peneliti/

Tahun Judul Teknik Analisis Hasil

Winda Agnesia Sagala (2013)

Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin KerjaTerhadap Kinerja Pegawai Pada Bank Mandiri

Analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda.

Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai pada Bank Mandiri

Ruwung, Ficke H. (2013)

The Effect of Leadership on the Work Motivation of Higher Education Administration Employees (Study at Manado State University)

explanatory descriptive with simple linear regression

leadership had a significant effect on work motivation. It can been seen in α below 0,05 or below 5%. That indicate that hypotesis one accepted or relationship between leadership and work motivation is

significant in this research, especially leadership to work motivation in education administration employee higher education organization in Manado State University Tondano North Sulawesi, Indonesia. Frederick Binfor, Sampson Kwadwo Boateng, Edith Anokor Abbey Samuel Adu Osei, Felix K. M.

The Effect Of Leadership Styles And Motivation On Employee Performance In Public Institutions: Evidence From Ghana.

Descriptive Explanatory

Good management leadership and motivation helps to develop teamwork and

integration of individual, group and goals. It

aids intrinsic motivation by emphasizing the importance of the work

(40)

Swanzy and Theophilus Francis Gyepi-Garbrah (2013) including

flatter structure and recognition of the efficient use of human resources,

coupled with advance in social democracy, have combined to place

growing importance on

leadership. Effective leadership and motivation is the key to shift people’s perceptions from seeing change as a threat to seeing it

as an exciting challenge.

Elvina Girsang (2010)

Pengaruh Motivasi,

Kompensasi, Kepemimpinan Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank Sumut Cabang Kota Tebing Tinggi

Analisis deskriptif dan regresi linier Sederhana.

Motivasi, Kompensasi,

Kepemimpinan Dan Komitmen Organisasi berpengaruh Terhadap kinerja karyawan PT. Bank Sumut Cabang Kota Tebing Tinggi.

Qaisar , Abbas And Sara, Yaqoob (2009)

Effect Of Leadership Development On Employee Performance In Pakistan

Correlation and multiple

regression linear

Leadership development on employee

performance and the study supports a strong positive relationship between Employee Performance.

Rizky Putra (2008)

pengaruh kepemimpinan dan motivasi

terhadap kinerja kerja karyawan pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk Cabang Petisah Medan.

Analisis deskriptif kuantitatif dan analisis regresi linier bergand

kepemimpinan dan motivasi berpengaruh sangat signifikan (higsignificant) terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk Cabang Petisah Medan. Rosalinda

Nur Cahaya Hutauruk (2008)

Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawau (Studi Pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan, Sumatera Utara) analisis eksplanasi dengan studi regresi linear sederhan

Kepemimpinan terhadap kinerja berpengaruh signifikan terhadap pegawai (pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan, Sumatera Utara. Ikhsan Azwari (2007) Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Negara Indone

sia Tbk Cabang Utama Medan

Analisis deskriptif kuantitatif dan analisis regresi linier berganda

Gaya kepemimpinan

otoriter, demokratis dan laissez berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Negara Indonesia,Tbk Cabang Utama Medan

2.5 Kerangka Konseptual

Berhasil tidaknya suatu organisasi sebagian besar ditentukan oleh

(41)

menggerakkan dan memberi arahan kepada bawahan untuk mencapai tujuan yang

di inginkan. Kepemimpinan mempunyai peran yang sangat penting dalam

meningkatkan kinerja karyawan karena kepemimpinan yang efektif memberikan

pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan

organisasi.

Robbins (2008:49) mendefinisikan kepemimpinan “sebagai kemampuan

untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai sebuah visi atau

serangkaian tujuan yang ditetapkan”. Kepemimpinan sebagai kemampuan untuk

mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai sebuah visi atau serangkaian

tujuan yang ditetapkan.

Dari definisi tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan berperan

penting dalam mengarahkan para karyawan untuk memberikan kinerja yang

optimal dalam mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan berpengaruh terhadap

motivasi kerja karyawan, tanpa kepemimpinan yang efektif, individu-individu

maupun kelompok cenderung tidak memiliki arah, tidak puas dan kurang

termotivasi karena salah satu indikator dalam kepemimpinan adalah kemampuan

memotivasi. Seperti dikemukakan oleh Robbins (2008:40) pemimpin menetapkan

arah dengan mengembangkan suatu visi terhadap masa depan kemudian mereka

menyatukan orang dengan mengkomunikasikan visi ini dan mengilhami mereka

untuk mengatasi rintangan.

Keadaan ini menggambarkan bahwa kepemimpinan sangat diperlukan,

jika suatu organisasi atau perusahaan memiliki perbedaan dengan yang lain dapat

(42)

yang harus menjadi perhatian manajemen perushaan adalah bagaimana agar

semangat kerja dan sikap positif dapat senantiasa terjaga dan meningkatn

sehingga sangat dibutuhkan peran motivasi untuk meningkatkan kinerja. Robbins

(2008:156) menyatakan motivasi “sebagai proses yang menyebabkan intensitas

(intensity), arah (direction), dan usaha terus-menerus (persistence) individu

menuju pencapian tujuan”. Intensitas menunjukkan seberapa keras orang

berusaha.

Motivasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam

menentukan perilaku seseorang termasuk perilaku kerja supaya mau bekerja giat

dan antusias dalam mencapai hasil yang optimal. Selanjutnya, Hasibuan

(2009:146) menyatakan bahwa beberapa tujuan dan manfaat motivasi diantaranya

adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, dan meningkatkan

loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.

Kemudian, kinerja sebagai hasil kerja karyawan baik secara kualitatif

maupun kuantitatif menjadi tolak ukur kinerja perusahaan secara umum. Jika

karyawan memiliki kinerja yang optimal, maka akan memberikan kontribusi yang

positif bagi kemajuan perusahaan sebaliknya kinerja karyawan yang buruk atau

rendah akan merugikan perusahaan. Mangkunegara (2000:67), menyatakan bahwa

kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya.

Dari uraian tersebut terlihat bahwa kepemimpinan dan motivasi memiliki

(43)

kepemimpinan yang diterapkan efektif, disertai dengan motivasi yang tepat akan

mendorong kinerja karyawan yang lebih optimal. Dengan demikian, kerangka

konseptual digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Robbins (2008:156), Hasibuan (2009:146) dan Mangkunegara (2000:67)

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual 2.6 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2009:96), hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Berdasarkan latar belakang, landasan teori,

dan perumusan masalah maka hipotesis penelitian ini adalah:

H1: Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja

Karyawan PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Medan.

H2: Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi Pada

PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Medan.

H3: Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan

pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Medan.

H4: Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan melaui Motivasi

Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Medan. Kepemimpinan (X)

Motivasi (Y1)

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan

metode yang akan digunakan, karena hal ini merupakan langkah-langkah yang

harus dilakukan dalam penelitian yang akan membawa peneliti kepada suatu

kesimpulan penelitian yang merupakan pemecahan dari masalah yang diteliti.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif

dengan jenis data kuantitatif yaitu untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh

antara satu variabel atau lebih, yaitu variabel independen yang meliputi variabel

Kepemimpinan (X) terhadap variabel intervening yaitu variabel Motivasi (Y1) dan

variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan (Y2).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan

Medan. yang berlokasi di Jalan Jamin Ginting No. 88-A Padang Bulan Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Januari 2015 sampai dengan April

(45)

3.3 Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional pada penelitian ini yaitu:

1. Variabel Independen yaitu variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat

dalam hal ini adalah Kepemimpinan.

2. Variabel Dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel

bebas dalam hal ini adalah kinerja karyawan.

3. Variabel Intervening atau variabel antara, dalam hal iniadalah Motivasi

3.4 Definisi Operasional Variabel

Defenisi operasional bertujuan untuk melihat keterkaitan antara variabel

dari suatu faktor dengan variabel faktor lainnya. Defenisi operasional merupakan

petunjuk bagaimana suatu variabel diukur untuk mengetahui baik buruknya

pengukuran dalam sebuah penelitian didalam penelitian.

1. Kepemimpinan (X)

Kepemimpinan adalah kemampuan Kepala Cabang untuk mempengaruhi atau

mengarahkan individu atau kelompok dalam suatu organisasi untuk mencapai

tujuan perusahaan.

2. Motivasi (Y1)

Motivasi adalah dorongan yang muncul dari dalam maupun dari luar diri

karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengerahkan seluruh

(46)

3. Kinerja (Y2)

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya.

Lebih lanjut mengenai operasionalisasi variabel dapat dilihat pada Tabel

[image:46.595.114.553.275.739.2]

3.1 berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Variabel Dimensi Indikator

Variabel Skala

Kepemimpinan (X)

Kepemimpinan

merupakan kemampuan Kepala Cabang untuk mempengaruhi atau mengarahkan individu atau kelompok dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan.

1. Jujur

2. Orientasi Kedepan

3. Kompeten

4. Memotivasi

1. Menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran

1. Visi yang kuat

1. Kemampuan Mengarahkan

2. Pengambilan Keputusan 3. Komunikasi

1. Mampu membangkitkan semangat kerja

2. Mampu mendorong sikap Positif dan Optimis karyawan

Likert

Motivasi (Y1)

Motivasi adalah dorongan yang muncul dari dalam maupun dari luar diri karyawan untuk

mencapai tujuan perusahaan dengan mengerahkan seluruh kemampuan yang dimiliki secara optimal.

1. Ekstrinsik 1. Kebijakan Perusahaan 2. Supervisi

3. Gaji

4. Peralatan Kerja

5. Hubungan dengan rekan

kerja Likert

2. Intrinsik 1. Keberhasilan 2. Pengakuan 3. Pekerjaan itu sediri 4. Tanggung jawab 5. Pengembangan Kinerja

(Y2)

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

1. Kualitas 1. Hasil Kerja sesuai standar

Likert 2. Kuantitas 1. Jumlah Pekerjaan

3. Efisiensi Waktu

1. Bekerja Tepat Waktu

(47)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala

Likert, yaitu skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur pendapat, sikap

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai fenomena sosial, dimana

di dalam fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang

disebut sebagai variabel penelitian yang akan diuji dan setiap jawaban dari

pertanyaan pengujian akan diberi skor atau nilai (Sugiyono, 2005:86).

Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang diuji akan

diberikan skor pada setiap jawaban. Skala Likert menggunakan 5 tingkatan

[image:47.595.190.472.386.541.2]

jawaban yang dapat dilihat dari Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2005: 86)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh karyawan tetap PDAM

Tirtanadi Cabang Padang Bulan berjumlah 45 orang karyawan.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

(48)

populasi digunakan sebagai sampel (Sangadji, 2010:189). Jadi sampel dalam

penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap pada PDAM Tirtanadi Cabang

Padang Bulan berjumlah 45 orang.

3.7 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah:

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber

utama untuk kemudian diolah dan dianalisis. Data primer dalam penelitian

ini berupa hasil pengisian kuesioner dan hasil wawancara yang dilakukan

penulis sebagai data pendukung.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi yang

umumnya berisikan mengenai informasi dan teori-teori yang digunakan untuk

mendukung penelitian, seperti buku-buku, jurnal, tabloid maupun internet yang

berhubungan dengan variabel penelitian.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Daftar pertanyaan (questioner)

Teknik ini dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan kepada

responden untuk dijawab, kemudian ditentukan skor dengan skala likert dari

(49)

b. Wawancara (interview)

Wawancara adalah kegiatan untuk mengumpulkan data pada objek penelitian

dengan melakukan tanya jawab secara langsung pada objek responden.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan meninjau dokumen-dokumen serta

catatan yang ada, misalnya sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan

jumlah karyawan. Studi dokumentasi juga dapat dilakukan dengan meninjau

jurnal, internet, data literatur, majalah dan sumber-sumber lain yang dapat

mendukung penelitian.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk memenuhi taraf kesesuaian dan kecepatan

alat ukur (instrumen) dalam menilai suatu objek penelitian. Instrumen dikatakan

valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur dan diinginkan dengan

tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Uji validitas dilakukan kepada 30 orang karyawan pada PDAM Tirtanadi

Medan Pusat di Jalan Sisingamangaraja No.1 Medan.

Kriteria dalam menggunakan validitas kuesioner adalah sebagai berikut :

a) Jika rhitung ≥ rtabel maka pertanyaan tersebut valid

(50)
[image:50.595.109.517.166.701.2]

Hasil Uji Validitas dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas

Item Corrected Item-Total

Correlation rtabel Keterangan

Q1 .564 0,361 Valid

Q2 .597 0,361 Valid

Q3 .674 0,361 Valid

Q4 .544 0,361 Valid

Q5 .418 0,361 Valid

Q6 .456 0,361 Valid

Q7 .483 0,361 Valid

Q8 .445 0,361 Valid

Q9 .721 0,361 Valid

Q10 .698 0,361 Valid

Q11 .416 0,361 Valid

Q12 .423 0,361 Valid

Q13 .766 0,361 Valid

Q14 .499 0,361 Valid

Q15 .536 0,361 Valid

Q16 .730 0,361 Valid

Q17 .793 0,361 Valid

Q18 .463 0,361 Valid

Q19 .617 0,361 Valid

Q20 .392 0,361 Valid

Q21 .396 0,361 Valid

Q22 .377 0,361 Valid

Q23 .403 0,361 Valid

Q24 .549 0,361 Valid

Q25 .476 0,361 Valid

Q26 .793 0,361 Valid

Q27 .422 0,361 Valid

Q28 .635 0,361 Valid

Q29 .660 0,361 Valid

Q30 .622 0,361 Valid

Q31 .467 0,361 Valid

Q32 .425 0,361 Valid

Q33 .491 0,361 Valid

Q34 .429 0,361 Valid

Q35 .520 0,361 Valid

(51)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabel tidaknya suatu data diuji terlebih dahulu.

Teknik untuk menguji reliabel atau tidaknya suatu alat ukur yaitu dengan teknik

ulangan dengan cara memberikan angket yang sama sebanyak dua kali kepada

sejumlah subjek yang sama pada waktu yang berbeda, kondisi pengukuran dijaga

agar relatif sama. Sama halnya dengan uji validitas, uji reliabilitas menggunakan

bantuan komputer dengan aplikasi SPSS 17.0. Hasilnya dapat dilihat pada output

tabel Reliability Statistic Nilai Cronbach Alpha.

Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu variabel dinyatakan

reliable jika memberikan alpha cronbach > 0,80.

Hasil Uji Reliabiltas dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Reliabilitas Variabel

Cronbach's Alpha N of Item rtabel Keterangan

0,938 35 0,80 reliabel

Sumber: Pengolahan Data Primer (2015)

3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan teknik analisis data dimana peneliti

mengelompokkan atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan dari

keseluruhan data serta meruapakan salah satu bentuk analisis untuk menjadikan

data mudah dikelola. Data deskriptif menampilkan gambaran umum mengenai

jawaban responden atas pertanyaan atau pernyataan yang terdapat dalam

(52)

Gambar

Tabel 1.1 Tingkat Kehadiran dan Keterlambatan Karyawan Juli-Desember 2014
Tabel 1.2 Realisasi Pencapaian Target Penanganan Keluhan
Tabel 1.3 Penilaian Kinerja Karyawan PDAM Tirtanadi
Gambar 2.1  Hierarki Kebutuhan Maslow
+7

Referensi

Dokumen terkait

dengan judul “ Sistem Akuntansi untuk persediaan pada PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal Medan .”a.

berjudul : “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Pegawai Pada PDAM Tirtanadi Sumatera Utara Cabang Cemara Medan ”.. Penulisan skripsi ini dilakukan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016 mengalami kelelahan kerja terbanyak pada

Hasil pembahasan mengenai stres kerja terhadap kinerja pegawai pada PDAM Tirtanadi Cabang Sei Agul Medan, yaitu Pada indikator tuntutan tugas dengan sub indikator

10 Pegawai PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tanggap dalam membantu kesulitan pelanggan 11 Pegawai PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota. bersedia memberikan keterangan yang akurat

Judul Geladikarya : Analisis Kinerja dan Pelayanan Pegawai Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada PDAM Tirtanadi Cabang Sei Agul Medan?. Nama : Gunawan

Masalah utama yang akan dibahas dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah apakah sistem pengendalian internal penerimaan kas pada PDAM Tirtanadi Cabang Medan sesuai dengan

· PDAM Tirtanadi Cabang Medan Denai yang menjadi menjadi objek penelitian sebuah Perusahaan Perusahaan Daerah yang bergerak dibidang penyediaan menjalankan kegiatannya tidak luput