• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN HUBUNGAN LANGGANAN PDAM TIRTANADI CABANG MEDAN KOTA TAHUN 2016 SKRIPSI. Oleh: RAHMAT MUZAKKY NIM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN HUBUNGAN LANGGANAN PDAM TIRTANADI CABANG MEDAN KOTA TAHUN 2016 SKRIPSI. Oleh: RAHMAT MUZAKKY NIM."

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN HUBUNGAN LANGGANAN PDAM TIRTANADI CABANG MEDAN KOTA

TAHUN 2016

SKRIPSI

Oleh:

RAHMAT MUZAKKY NIM. 121000365

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(2)

KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN HUBUNGAN LANGGANAN PDAM TIRTANADI CABANG MEDAN KOTA

TAHUN 2016

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

RAHMAT MUZAKKY NIM. 121000365

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN HUBUNGAN LANGGANAN PDAM TIRTANADI CABANG MEDAN KOTA

TAHUN 2016

Yang disiapkan dan dipertahankan oleh

RAHMAT MUZAKKY 121000365

Disahkan oleh : Komisi Pembimbing Skripsi

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja pada karyawan bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016. Pengukuran kelelahan kerja dilakukan dengan menggunakan kuesioner perasaan kelelahan secara subyektif (Subjective Self Rating Test) dari Industrial Fatigue Research Committee (IFRC).

Populasi adalah seluruh karyawan bagian hubungan langganan sebanyak 23 orang yang terdiri dari penginput data, costumer service, dan pencatat meter. Jumlah sampel sebanyak 23 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode total populasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016 mengalami kelelahan kerja terbanyak pada kelelahan kategori sedang yaitu sebanyak 13 orang (56,5%) dan selebihnya berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 10 orang (43,5%). Berdasarkan jenis pekerjaan, kelelahan kerja terbanyak terdapat pada jenis pekerjaan pencatat meter yaitu sebanyak 18 orang (78,3%), diikuti dengan jenis pekerjaan penginput data yaitu sebanyak 3 orang (13,0%) dan jenis pekerjaan costumer service yaitu sebanyak 2 orang (8,7%).

Untuk mengurangi kelelahan kerja pada karyawan bagian hubungan langganan disarankan agar karyawan melakukan relaksasi di sela-sela waktu pekerjaan dengan olahraga ringan ditempat, seperti melakukan peregangan pada otot tubuh, menggerakkan kepala, tangan, dan kaki, bagi karyawan pencatat meter disarankan untuk mengatur waktu perjalanan yang efektif, memakai topi untuk mengurangi paparan dari sinar matahari dan persediaan air minum yang cukup agar tidak dehidrasi, melakukan olahraga massal satu kali seminggu untuk semua karyawan dan pimpinan untuk mengatasi kejenuhan dari rutinitas pekerjaan.

Kata kunci: Kelelahan Kerja, Karyawan PDAM.

(5)

ABSTRACT

This research is a descriptive research in order to know the fatigue description of employee relations subscription department in PDAM Tirtanadi branch of Medan City in 2016. Measurement of fatigue was conducted using Subjective Self Rating Test quetionaires from Industrial Fatigue Research Committee (IFRC). The population was all employees of the employee relations subscription department as many as 23 people consisting of data input clerk, customer service, and meter clerk. A sample size of 23 people with the selection of sample using total population methode.

The results of this research showed that the employees of the subscription relations department in PDAM Tirtanadi branch of Medan City 2016 experienced the largest job burnout of tired category on medium fatigue category as many as 13 people (56.5%) and the rest are in the low category that isa total of 10 people (43.5%). Based on the type of work, the highest job burnout of tired on the type was meter clerk as many as 18 people (78, 3%). Followed by the type of work that was data input clerk as much as 3 people (13.0%) and customer service as much as 2 people (8.7%).

To reduce the fatigue on employee relations subscriptions department recommended that employees do relaxation on the working time sideliens with a mild sports , as do stretching the muscles, moving the head, hands, and feet, the meter clerk advised to arrange time walked to be effective, wear a hat to reduce sun exposure and supply enough drinking water to prevent dehydration, conduct mass sport once a week for all employees and headship to overcome the boredom of the routine of work.

Keywords : Fatigue, PDAM Employees.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayat –Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN HUBUNGAN LANGGANAN PDAM TIRTANADI CABANG MEDAN KOTA TAHUN 2016” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).

Begitu banyak tantangan yang dihadapi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ida Yustiana, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes selaku ketua Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang turut memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

4. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK selaku Dosen Pembimbing I sekaligus Ketua Penguji yang telah memberikan dorongan, semangat dan bimbingan sehingga peniliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

(7)

5. Isyatun Mardhiyah Syahri, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan banyak masukan, arahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

6. Dra. Lina Tarigan, Apt, MS selaku Dosen Penguji I yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

7. Umi Salmah, SKM, M. Kes selaku Dosen Penguji I yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

8. Alm. Mohd. Arifin Siregar, dr., MS selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan akademik selama penulis menjalani perkuliahan.

9. Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik Pengganti.

10. Seluruh Dosen dan Staff di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah memberikan ilmu, bimbingan, dan arahan selama perkuliahan.

11. Pihak PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara dan PDAM Cabang Medan Kota yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan meluangkan waktu untuk membantu dalam pengerjaan skripsi ini.

12. Teristimewa untuk kedua orang tua dan keluarga yang sangat saya cintai dan sayangi, Bapak drg. H. Ahmad Ramsi, SH, M. Kes dan Mama dr. Hj. May Happy. M, Tante Almh. dra. Mesrawaty. M (Adang) dan dra. Masdiaty. M (imay), Kakek Alm. H. Moenir Manaf yang dengan tulus dan sabar memberikan do’a serta dukungan moril maupun materiil kepada penulis

(8)

selama ini serta kakakku terkasih Rahma Izzati Ramsi, S.si, adikku tersayang Rahmatsyah Maksum Ramsi dan Rahma Khairani Ramsi.

13. Teman sejawat, Ariffandi, Diky, Bernadi, Roy, Franklin, Dewita, Lena, dan teman teman peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja lainnya yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

14. Teman-teman seperjuangan LKP di TBBM Pertamina Labuhan Deli, David, Deborah, Febri, Laras, Oel, Ratih, Triska.

15. Teman-teman Ikatan Imam Bonjol USU, keluarga besar UKM Fotografi USU, senioran dan rekan-rekan anggota Resimen Mahasiswa Batalyon-A USU/KP.

16. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tugas skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu kritikan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan menuju yang lebih baik. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua pihak, perkembangan ilmu pengetahuan serta dapat menjadi referensi penelitan selanjutnya. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin

Medan, 26 Januari 2017 Penulis

Rahmat Muzakky

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ……….... i

ABSTRAK ………... ii

ABSTRACT ………. iii

KATA PENGANTAR ………. iv

DAFTAR ISI ………... vii

DAFTAR TABEL ……….….. ix

DAFTAR GAMBAR ………... xi

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xii

RIWAYAT HIDUP ……… xiii

BAB I PENDAHULUAN ……….… 1

1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Perumusan Masalah ……….. 5

1.3 Tujuan Penelitian ………... 5

1.4 Manfaat Penelitian ……….……….……... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….. 7

2.1 Kelelahan Kerja ………... 7

2.1.1 Definisi ………. 7

2.1.2 Gejala Kelelahan ……….. 7

2.1.3 Jenis Kelelahan ………. 8

2.1.4 Penyebab Kelelahan ………. 9

2.1.5 Pengukuran Kelelahan ………... 11

2.1.6 Langkah-Langkah Mengatasi Kelelahan ………... 14

2.2 Kerangka Konsep ……….………...……. 15

BAB III METODE PENELITIAN ……….……. 16

3.1 Jenis Penelitian ……… 16

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 16

3.2.1 Lokasi ………... 16

3.2.2 Waktu ……….. 16

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ………. 16

3.3.1 Populasi ………... 16

3.3.2 Sampel ………...………. 16

3.4 Metode Pengumpulan Data ………... 16

3.5 Defenisi Operasional………... 17

3.6 Metode Pengukuran ………... 18

3.6.1 Kelelahan Kerja ……….. 18

3.7 Metode Pengolahan Data ………... 19

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 21

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ………. 21

(10)

4.1.1 Sejarah Berdirinya PDAM Tirtanadi ………... 21

4.1.2 Visi dan Misi PDAM Tirtanadi ………. 23

4.1.3 Logo PDAM Tirtanadi ………... 24

4.1.4 Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota …….……… 25

4.1.5 Jenis Pekerja dan Waktu Pekerja ………... 27

4.1.6 Uraian Kerja ………... 27

4.2 Karakteristik Responden ……….. 28

4.2.1 Umur ……….. 28

4.2.2 Jenis kelamin ………... 28

4.2.3 Tingkat pendidikan ……… 29

4.2.4 Status pernikahan ………... 29

4.2.5 Masa kerja ……….. 30

4.3 Hasil Pengukuran ……….. 30

BAB V PEMBAHASAN ……… 36

5.1 Kelelahan Kerja Karyawan Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016……… 36

5.1.1 Kelelahan berdasarkan umur karyawan di bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016……… 38

5.1.2 Kelelahan berdasarkan jenis kelamin karyawan di bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016……… 40

5.1.3 Kelelahan berdasarkan masa kerja karyawan di bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016……….. 41

5.1.4 Kelelahan berdasarkan tingkat pendidikan karyawan di bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016……….………... 43

5.1.5 Kelelahan berdasarkan jenis pekerjaan karyawan di bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016……… 43

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ………. 47

6.1 Kesimpulan ……… 47

6.2 Saran ……….. 48

DAFTAR PUSTAKA ………... 49 DAFTAR LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Klasifikasi Tingkat Kelelahan Subjektif Berdasarkan Total

Skor………... 19

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Kelompok Umur di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan

Kota Tahun 2016 ……….. 28

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Jenis kelamin di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan

Kota Tahun 2016 ……….. 28

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016 ……….. 29 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Status Pernikahan

di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016 ……….. 29 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Masa Kerja di

Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan

Kota Tahun 2016 ……….. 30

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan

Kota Tahun 2016 ……….. 30

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016 ……….. 31 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Umur Berdasarkan Perasaan Lelah di

Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan

Kota Tahun 2016 ……….. 32

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016 ……….. 32 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Berdasarkan Perasaan

Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016 ……….. 33 Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Status Pernikahan Berdasarkan Perasaan

Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016 ……….. 33

(12)

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Masa Kerja Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan

Kota Tahun 2016 ……….. 34

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Pertanyaan Perasaan Kelelahan Kerja Pada Kuesioner Penguji Kelelahan Kerja IFRC di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016…………...……….. 34

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ………... 15 Gambar 4.1 Logo PDAM Tirtanadi ………... 24

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi

Lampiran 2. Kuesioner

Lampiran 3. Rekapitulasi Data

Lampiran 4. Output

Lampiran 5. Surat izin melakukan penelitian

Lampiran 6. Surat keterangan selesai penelitian

Lampiran 7. Dokumentasi penelitian

(15)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : RAHMAT MUZAKKY

Tempat Lahir : Padang

Tanggal Lahir : 24 Juni 1995

Suku Bangsa : Minang

Agama : Islam

Nama Ayah : drg. H. Ahmad Ramsi, SH, M.Kes Suku Bangsa Ayah : Melayu/ Minang

Nama Ibu : dr. Hj. May Happy. M

Suku Bangsa Ibu : Minang

Pendidikan Formal

1. SD : SDN 09 Surau Gadang Siteba Padang / 2006

2. SMP : MTsN Model Padang / 2009

3. SMA : SMAN 4 Padang / 2012

4. Lama studi di FKM USU : 2012 - 2017

(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata baik materil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan.

Keterlibatan manusia khususnya tenaga kerja dalam proses pembangunan semakin meningkat. Agar tenaga kerja menjadi sehat dan produktif, maka peranan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi semakin penting. K3 sangat penting karena terkait dengan kinerja karyawan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan pada akhirnya berdampak pada kinerja perusahaan.

Salah satu gangguan kesehatan pada pekerja yang timbul akibat pekerjaan adalah kelelahan kerja. Kelelahan kerja merupakan proses menurunnya efisiensi, performa kerja, dan berkurangnya ketahanan/kekuatan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan. Kelelahan kerja merupakan bagian dari permasalahan umum yang sering dijumpai pada tenaga kerja.

Menurut Suma'mur (1993), faktor penyebab kelelahan kerja umumnya berkaitan dengan sifat pekerjaan yang monoton (kurang bervariasi), intensitas

(17)

kerja dan ketahanan kerja mental dan fisik yang tinggi, keadaan lingkungan kerja (cuaca kerja, penyinaran dan kebisingan), sebab-sebab mental (faktor psikologis), penyakit-penyakit dan gizi. Jadi kelelahan merupakan basil dari berbagai ketegangan yang dialami oleh tubuh manusia sehari-hari. Pemulihannya dapat dengan istirahat di tempat kerja atau dengan bentuk istirahat lainnya.

Data dari International Labour Organization (ILO) tahun 2010 menunjukan bahwa hampir setiap tahun terjadi sekitar 227 juta kecelakaan kerja dan sekitar 1.01% pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan. Penelitian tersebut menyatakan dari 58. 155 sampel, sekitar 32.8% sampel menderita kelelahan kerja dari keseluruhan sampel. Penelitian yang dilakukan di New Zealand mengenai kecelakaan transportasi menunjukan bahwa dari 134 kecelakaan fatal, 11% disebabkan oleh faktor kelelahan.

Menurut Nurmianto dalam Koesyanto (2008), kelelahan kerja dapat menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja.

Berdasarkan data mengenai kecelakaan kerja yang dilangsir oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transportasi (Depnakertrans) pada tahun 2014, di Indonesia setiap hari rata-rata terjadi 414 kecelakaan kerja, 27,8 % disebabkan kelelahan yang cukup tinggi, lebih kurang 9,5% atau 39 orang mengalami cacat.

Berdasarkan penelitian Widyasari (2010) pada perawat khususnya rawat inap di Rumah Sakit Islam sebagian besar mengalami kelelahan tingkat ringan, dan sebagian mengalami kelelahan tingkat sedang. Dari 30 responden 22 orang

(18)

(73,33%) berada dalam kategori kelelahan ringan, 8 orang (26,67%) berada dalam kategori kelelahan sedang. Hal ini disebabkan oleh beban kerja yang cukup berat, yaitu menghadapi berbagai macam keluhan pasien, jenis penyakit yang beraneka ragam, serta tanggung jawab pekerjaan yang berat. Terutama tanggung jawab terhadap pihak keluarga pasien, sekaligus dengan pihak atasan.

Seperti kita ketahui, semua jenis pekerjaan akan menimbulkan kelelahan kerja. Sama halnya dengan karyawan bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota yang setiap harinya berhubungan langsung dengan pelanggan.

PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) merupakan salah satu unit perusahaan milik daerah yang memberikan pelayanan kepada masyarakat Indonesia dalam mengelola air minum dan limbah. Sebagai perusahaan yang juga bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum, sudah merupakan tugas dalam memberikan pelayanan yang prima agar terpenuhinya kebutuhan masyarakat. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM Cabang Medan Kota adalah tempat penulis mengadakan penelitian.

Pembangunan ekonomi berbasis pada pemberdayaan sumber daya manusia yang produktif. Sumber daya manusia menjadi pusat perhatian karena merupakan modal dasar pembangunan dan kekuatan potensial dalam kegiatan ekonomi.

Tenaga kerja yang merupakan subyek dan obyek pembangunan yang menentukan harus benar-benar dilindungi haknya. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya

(19)

peningkatan derajat kesehatan agar menghasilkan tenaga kerja yang sehat dan produktif.

Menurut Khairunnisa (2001) kelelahan kerja termasuk salah satu masalah umum yang sering dijumpai pada tenaga kerja, namun masih jarang mendapat perhatian yang serius oleh perusahaan. Dalam beberapa penelitian, kelelahan secara nyata mempengaruhi kesehatan tenaga kerja dan dapat menurunkan produktivitas. Selain itu, kelelahan juga merupakan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan (Levin dkk, 1985). Begitu banyaknya kerugian yang dapat ditimbulkan oleh kelelahan dan menjadi kewajiban bagi perusahaan untuk menanggulangi masalah tersebut.

PDAM Tirtanadi Cabang Medan kota bagian hubungan langganan memiliki 23 orang karyawan terdiri dari pencatat meter, peng-input data, dan costumer service yang melayani kurang lebih sekitar 43000 pelanggan dengan target melaporkan data 150 pelanggan untuk setiap harinya. Karyawan pencatat meter bertugas merekapitulasi pergantian meter dalam keadaan aktif atau tidak aktif. Pekerja pencatat meter turun ke lapangan dari pukul 07.30 sampai pukul 16.00 lalu melaporkannya kepada peng-input data. Rumah pelanggan yang dalam keadaan terkunci atau meteran yang sulit dijangkau menjadi kendala tersendiri bagi pencatat meter. Hal ini biasanya diserahkan kepada peng-input data dengan menaksir pemakaian 3 bulan terakhir demi tercapainya target laporan. Tak jarang juga hal ini yang menjadi komplain dari pelanggan karena pencatatan tidak sesuai pemakaian. Komplain dan keluhan dari pelanggan ditangani langsung oleh karyawan costumer service. Selain itu costumer service juga bertugas melayani

(20)

pelanggan untuk pemasangan sambungan baru. Melalui wawancara pada beberapa karyawan bagian hubungan langganan, didapati adanya keluhan seperti perasaan mengantuk, pegal bagian punggung, perasaan berat di kepala, lelah di seluruh badan, pegal di kaki, berdiri tidak stabil. Dengan adanya gejala kelelahan yang banyak dirasakan oleh pekerja sehingga mereka merasa cepat lelah serta kurang konsentrasi dan menimbulkan kelelahan subyektif.

Berdasarkan keluhan-keluhan yang mengindikasikan adanya kelelahan kerja oleh karyawan bagian hubungan langganan PDAM cabang Medan Kota, sehingga penulis tertarik melakukan penelitian tentang Kelelahan Kerja Pada Karyawan Bagian Hubungan Langganan PDAM Cabang Medan Kota.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang disebutkan pada latar belakang diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana gambaran kelelahan kerja pada karyawan bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja pada karyawan bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan peneliti tentang kelelahan kerja dan memberikan pengalaman dalam pembuatan karya tulis ilmiah serta sekaligus dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan.

(21)

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak perusahaan mengenai masalah kelelahan kerja yang dialami pekerja dalam upaya peningkatan derajat kesehatan karyawan bagian hubungan langganan di PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota.

3. Memberi masukan untuk penelitian lebih lanjut dalam mengembangkan keilmuan dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja terutama mengenai gambaran kelelahan kerja.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kelelahan Kerja 2.1.1 Defenisi

Kelelahan atau fatigue berasal dari Bahasa Latin “Fatigare” yang berarti hilang lenyap (waste time). Secara umum dapat diartikan sebagai perubahan dari keadaan yang lengkap lebih kuat ke keadaan yang lebih lemah. Suma’mur (2009) menyatakan bahwa kata lelah (fatigue) menunjukan keadaan tubuh fisik dan mental yang berbeda, tetapi semuanya berakibat kepada penurunan daya kerja dan berkurangnya ketahanan tubuh untuk bekerja.

Menurut Tarwaka (2015) dalam bukunya tentang Ergonomi Industri, kelelahan adalah suatu mekanisme tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Istilah kelelahan biasanya menunjukan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh.

2.1.2 Gejala Kelelahan

Suma’mur (2009) membuat suatu daftar gejala yang ada hubungannya dengan kelelahan yaitu perasaan berat di kepala, menjadi lelah seluruh badan, kaki merasa berat, menguap, merasa kacau pikiran, menjadi mengantuk, merasakan beban pada mata, kaku dan canggung dalam gerakan, tidak seimbang dalam berdiri, mau berbaring, merasa susah berfikir, lelah

(23)

bicara, gugup, tidak dapat berkonsentrasi, tidak dapat memfokuskan perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa, kurang kepercayaan diri, cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidak dapat tekun dalam melakukan pekerjaan, sakit kepala, kekakuan di bahu, merasa nyeri di punggung, merasa pernafasan tertekan, merasa haus, suara serak, merasa pening, spasme kelopak mata, tremor pada anggota badan, merasa kurang sehat. Gejala- gejala tersebut menunjukan pelemahan kegiatan, pelemahan motivasi dan gambaran kelelahan fisik akibat keadaan umum.

2.1.3 Jenis Kelelahan

Jenis kelelahan meliputi dua bagian : 1. Kelelahan otot (Muscular Fatigue)

Kelelahan otot menurut Suma’mur (1999) adalah tremor pada otot atau perasaan nyeri yang terdapat pada otot. Hasil percobaan yang dilakukan para peneliti pada otot mamalia, menunjukan kinerja otot berkurang dengan meningkatnya ketegangan otot sehingga stimulasi tidak lagi menghasilkan respon tertentu. Fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya tekanan melalui fisik untuk suatu waktu tertentu disebut kelelahan otot secara fisiologis, dan gejala yang ditunjukan tidak hanya berupa berkurangnya tekanan fisik namun juga pada makin rendahnya gerakan.

2. Kelelahan Umum

Menurut Tarwaka (2015) yang mengutip pendapat Grandjean, menjelaskan bahwa kelelahan umum biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang sebabnya adalah pekerjaan yang monoton,

(24)

intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab mental, status kesehatan dan keadaan gizi. Secara umum gejala kelelahan dapat dimulai dari yang sangat ringan sampai perasaan yang sangat melelahkan. Kelelahan subyektif biasanya terjadi pada akhir jam kerja, apabila beban melalui melebihi 30% - 40%

dari tenaga aerobik. Menurut Budiono (2009), gejala umum kelelahan adalah suatu perasaan letih yang luar biasa dan terasa aneh. Semua aktivitas mejadi terganggu dan terhambat karena munculnya gejala kelelahan tersebut. Tidak adanya gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis, segalanya terasa berat dan merasa mengantuk.

2.1.4 Penyebab Kelelahan

Tarwaka (2015) menjelaskan dalam bukunya bahwa ada beberapa penyebab yang dapat menimbulkan kelelahan :

1. Aktivitas kerja fisik dan mental yang tidak sesuai dengan kapasitas individu

2. stasiun kerja yang tidak ergonomis

3. sikap paksa atau tidak alamiah pada saat bekerja 4. pekerjaan yang bersifat statis dan monoton 5. lingkungan kerja yang ektrim

6. kebutuhan kalori tenaga kerja yang tidak mencukupi 7. waktu kerja dan istirahat yang tidak sesuai.

Kelelahan sering terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot peredaran darah, dimana produk-produk sisa ini bersifat membatasi kelangsungan aktivasi otot. Ataupun mungkin bisa dikatakan bahwa produk sisa

(25)

ini mempengaruhi serat-serat syaraf dan system syarat pusat sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika sudah lelah.

Makanan yang mengandung glikogen, mengalir dalam tubuh melalui peredaran darah. Setiap kontraksi dari otot akan selalu diikuti oleh reaksi kimia (oksidasi glukosa) yang merubah glikogen menjadi tenaga, panas dan asam laktat (produk sisa). Dalam tubuh dikenal fase pemulihan, yaitu suatu proses untuk merubah asam laktat menjadi glikogen kembali dengan adanya oksigen dari pernafasan, sehingga memungkinkan otot-otot bisa bergerak secara kontiniu. Ini berarti keseimbangan kerja bisa dicapai dengan baik apabila kerja fisiknya tidak terlalu berat. Pada dasarnya kelelahan ini timbul karena terakumulasinya produk- produk sisa dalam otot atau peredaran darah yang disebabkan tidak seimbangnya antara kerja dan proses pemulihan.

Pada dasarnya kelelahan timbul karena terakumulasinya produk sisa dalam otot dan tidak seimbangnya antara kerja dengan proses pemulihan. Terdapat tiga penyebab kelelahan fisik, yaitu :

1. Oksidasi glukosa dalam otot menimbulkan karbon dioksida dan sisa oksidasi lain, dimana zat tersebut terikat dalam darah yang kemudian dikeluarkan saat bernapas. Kelelahan terjadi apabila pembentukan zat tersebut tidak seimbang dengan pengeluarannya dari tubuh, sehingga timbul penimbunan dalam jaringan otot yang mengganggu kegiatan otot selanjutnya.

2. Karbohidrat yang didapat dari makanan diubah menjadi glukosa dan disimpan di hati dalam bentuk glikogen. Setiap cm3

darah normal akan membawa 0,1 mL glikogen, berarti setiap sirkulasi darah hanya membawa

(26)

0,1% dari sejumlah glikogen yang ada di dalam hati. Karena bekerja persediaan glikogen dalam hati menipis dan kelelahan akan timbul apabila konsentrasi glikogen dalam hati tinggal 0,7 %.

3. Dalam keadaan normal, jumlah udara yang masuk dalam pernapasan kira- kira 4 L/menit, sedangkan dalam keadaan kerja keras dibutuhkan udara kira-kira 15 L/menit. Ini berarti suatu tingkat kerja tertentu akan dijumpai suatu keadaan dimana jumlah oksigen yang masuk melalui pernapasan lebih kecil dibandingkan tingkat kebutuhan. Jika hal ini terjadi, maka kelelahan yang timbul disebabkan oleh reaksi oksidasi dalam tubuh, yaitu mengurangi asam laktat menjadi air dan karbon dioksida agar dikeluarkan oleh tubuh, menjadi tidak seimbang dengan pembentukan asam laktat itu sendiri (asam laktat terakumulasi dalam otot dan dalam peredaran darah).

2.1.5 Pengukuran Kelelahan

Sampai saat ini belum ada metode pengukuran yang baku karena kelelahan merupakan suatu perasaan subyektif yang sulit diukur dan diperlukan pendekatan secara multidisiplin. Namun demikian diantara sejumlah metode pengukuran terhadap kelelahan yang ada, umumnya terbagi kedalam lima kelompok yang berbeda:

1. Kualitas dan kuantitas kerja

Pada metode ini, kualitas output digambarkan sebagai suatu jumlah proses kerja (waktu yang digunakan dalam setiap item) atau proses operasi yang dilakukan setiap unit waktu. Namun demikian banyak faktor yang harus dipertimbangkan seperti; target produksi, faktor sosial dan faktor perilaku

(27)

psikologis dalam kerja. Sedangkan kualitas output (kerusakan produk, penolakan produk) atau frekuensi kecelakaan dapat menggambarkan terjadinya kelelahan, tetapi faktor tersebut bukanlah causal faktor.

2. Uji Psiko-motor (psychomotor)

Pada metode ini melibatkan fungsi persepsi, interpretasi dan reaksi motor.

Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan pengukuran waktu reaksi.

Waktu reaksi adalah jangka yang waktu dari pemberian suatu rangsang sampai kepada suatu kesadaran atau dilaksanakan kegiatan. Dalam uji waktu reaksi dapat digunakan nyala lampu, denting suara, sentuhan kulit atau goyangan badan.

Terjadinya pemanjangan waktu reaksi merupakan petunjuk adanya pelambatan pada proses faal syarat dan otot.

Menurut Sanders dan Cormick dalam buku Tarwaka (2011) mengatakan bahwa waktu reaksi adalah waktu untuk membuat suatu respon yang spesifik saat suatu stimulasi terjadi. Waktu reaksi terpendek biasanya berkisar antara 150 s/d 200 milidetik. Waktu reaksi tergantung dari stimulasi yang dibuat, intensitas dan lamanya perangsangan, umur objek, dan perbedaan-perbedaan individu lainnya.

3. Uji hilangnya kelipan (flicker-fusion test)

Dalam kondisi yang lelah, kemampuan tenaga kerja untuk melihat kelipan akan berkurang. Semakin lelah akan semakin panjang waktu yang diperlukan untuk jarak antara dua kelipan. Uji kelipan, di samping untuk mengukur kelelahan juga menunjukan keadaan kewaspadaan tenaga kerja.

(28)

4. Uji Mental

Pada metode ini, konsentrasi merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menguji ketelitian dan kecepatan menyelesaikan pekerjaan.

Bourdon wiersma test merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menguji kecepatan, ketelitian dan konstansi. Hasil test akan menunjukan bahwa semakin lelah seseorang maka tingkat kecepatan, ketelitian dan konstansi akan semakin rendah dan sebaliknya. Namun, uji test ini lebih tepat untuk mengukur kelelahan akibat aktivitas atau pekerjaan yang lebih bersifat mental.

5. Pengukuran Kelelahan secara Subjektif a. Subjective Self Rating Test

Pengukuran kelelahan secara subjektif (Subjektif Feeling Of Fatigue) Subjective Self Rating Test dari Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) Jepang merupakan salah satu kuesioner yang dapat untuk mengukur tingkat kelelahan subjektif. Kuesioner tersebut berisi 30 daftar pertanyaan yang terdiri dari 10 pertanyaan tentang pelemahan kegiatan (pertanyaan 1 s/d 10) 10 pertanyaan tentang pelemahan motivasi (pertanyaan nomor 11s/d 20) dan 10 pertanyaan tentang gambaran kelelahan fisik (pertanyaan nomor 21 s/d 30).

Penilaian dengan menggunakan kuisioner kelelahan subjektif dapat dlakukan dengan berbagai cara misalnya dengan menggunakan dua jawaban sederhana yaitu “Ya” (ada kelelahan) dan Tidak (tidak ada kelelahan), tetapi lebih utama untuk menggunakan desain penilaian dengan skoring (misalnya 4 skala likert). Apabila digunakan skoring dengan skala likert, maka setiap skor atau nilai haruslah mempunyai defenisi operasional yang jelas dan mudah dipahami

(29)

oleh responden. Skor yang diberikan pada masing-masing frekuensi yaitu tidak pernah merasakan diberi nilai 1, kadang-kadang merasakan diberi nilai 2, sering merasakan diberi nilai 3, dan sering sekali merasakan diberi nilai 4. Langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah skor pada masing- masing kolom kemudian menjumlahkannya menjadi total individu. Proses terakhir adalah melihat jumlah skor individu tersebut dan digolongkan kepada klasifikasi tingkat kelelahan subjektif. Hasil akhir penilaian terdiri dari 4 tingkatan kelelahan yaitu tingkat kelelahan rendah (30-52), tingkat kelelahan sedang (53-75), tingkat kelelahan tinggi (76-98), dan tingkat kelelahan sangat tinggi (99-120).

b. Nordic Body Map

Metode ini merupakan metode yang digunakan untuk menilai tingkat keparahan atas terjadinya gangguan atau cedera pada otot-otot skeletal. Dalam aplikasinya, metode ini menggunakan lembar kerja berupa peta tubuh (body map) yang sangat sederhana dan mudah dipahami, serta hanya memerlukan waktu yang sangat singkat sekitar 5 menit.

2.1.6 Langkah - Langkah Mengatasi kelelahan

Tarwaka (2015) menjelaskan ada beberapa langkah yang dapat digunakan untuk mengatasi kelelahan kerja, diantaranya :

1. menyesuaikan kapasitas kerja fisik maupun mental 2. mendesain ulang stasiun kerja ergonomis

3. menerapkan sikap kerja yang ergonomis dan alamiah 4. mengatur pekerjaan agar lebih dinamis dan bervariasi 5. mengatur ulang lingkungan kerja dan organisasi kerja 6. memberikan kebutuhan kalori yang seimbang

(30)

7. memberikan waktu istirahat yang cukup, yaitu istirahat setiap 2 jam kerja dengan sedikit makanan ringan.

2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Karyawan Bagian Hubungan Langganan

PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota

Kelelahan Kerja

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini bersifat deskriptif untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja pada karyawan Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi

Penelitian dilakukan di PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota yang beralamat di Jl. Rumah Sumbul No. 13-15, Medan.

3.2.2 Waktu

Penilitian berlangsung sejak bulan Juli-November 2016.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah karyawan Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota sebanyak 23 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi yang akan diambil (Notoatmodjo, 2002). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode total populasi.

Sampel dalam penelitian ini adalah semua karyawan bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota sebanyak 23 orang.

(32)

3.4 Metode Pengumpulan Data 1. Data primer

Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner penguji kelelahan secara subjektif yang berskala Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) yang bersumber dari Tarwaka (2015). Kuesioner diberikan kepada seluruh karyawan bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota pada saat jam istirahat.

2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari data jumlah karyawan, arsip catatan dan seluruh dokumentasi perusahaan yang berhubungan dengan bahan penelitian serta data dari literatur lain.

3.5 Defenisi Operasional

Defenisi operasional dari penelitian ini adalah:

1. Kelelahan Kerja adalah suatu kelompok gejala yang berhubungan dengan adanya penurunan efisiensi kerja, keterampilan serta peningkatan kecemasan atau kebosanan. Kelelahan kerja dalam penelitian ini menggunakan kuesioner penguji kelelahan secara subjektif yang berskala Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) yang berjumlah 30 pertanyaan. 10 pertanyaan tentang pelemahan kegiatan, 10 pertanyaan tentang pelemahan motivasi, dan 10 pertanyaan tentang kelelahan secara umum.

2. Pencatat meter adalah karyawan PDAM Tirtanadi bagian hubungan langganan yang bertugas merekapitulasi pergantian meter dalam keadaan aktif atau tidak aktif.

(33)

3. Penginput data adalah karyawan PDAM Tirtanadi bagian hubungan langganan yang bertugas meng-input data stand meter yang dilaporkan oleh pencatat meter.

4. Costumer service adalah karyawan PDAM Tirtanadi bagian hubungan langganan yang bertugas melayani pemasangan sambungan baru serta keluhan atau komplain dari pelanggan.

3.6 Metode Pengukuran 3.6.1 Kelelahan Kerja

Dalam penelitian ini pengukuran kelelahan kerja menggunakan kuesioner penguji kelelahan secara subjektif yang berskala Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) yang berjumlah 30 pertanyaan. 10 pertanyaan tentang pelemahan kegiatan, 10 pertanyaan tentang pelemahan motivasi, dan 10 pertanyaan tentang kelelahan secara umum. Diukur dengan menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban.

Pengisian kuesioner dilakukan oleh peneliti dengan tanya jawab langsung kepada responden pada jam istirahat untuk costumer service dan peng-input data sedangkan untuk pencatat meter wawancara dilakukan setelah mereka selesai bekerja di lapangan.

Berdasarkan hasil penelitian Widyasari (2010) pada perawat di Rumah Sakit Islam Yarsi Surakarta diketahui bahwa pengukuran kelelahan setelah kerja memiliki nilai rata–rata lebih besar dari pada rata–rata kelelahan sebelum kerja.

Hal ini disebabkan karena tenaga kerja harus menyelesaikan beban tugas yang menjadi tanggungjawabnya.

(34)

Pada pemberian skor dari masing-masing pertanyaan yaitu jika skor 1 dengan frekuensi 0-1 hari dalam seminggu,artinya tidak pernah merasakan. Jika skor 2 dengan frekuensi 2-3 hari dalam seminggu,artinya kadang-kadang merasakan. Jika skor 3 dengan frekuensi 4-5 hari dalam seminggu,artinya sering merasakan. Jika skor 4 dengan frekuensi 6-7 hari dalam seminggu artinya selalu merasakan.

Tabel 3.1 Klasifikasi Tingkat Kelelahan Subjektif Berdasarkan Total Skor

Sumber : Tarwaka, 2015

3.7 Metode Pengolahan Data

Data diolah secara komputerisasi dengan tahapan sebagai berikut : 1. Menyunting Data (editing)

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isi dari formulir ataupun dari kuisioner. Biasanya meliputi tingkat kelengkapan, kejelasan, kerelavanan, kekonsistenan data dan jawaban dari masing-masing pertanyaan.

Tingkat Kelelahan

Total Skor

Individu Klasifikasi Kelelahan Tindakan Perbaikan

1 30 – 52 Rendah Belum diperlukan

adanya tindakan perbaikan

2 53 – 75 Sedang Mungkin diperlukan

tindakan dikemudian hari

3 76 – 98 Tinggi Diperlukan tindakan

segera

4 99 – 120 Sangat Tinggi Diperlukan tindakan

menyeluruh sesegera mungkin

(35)

2. Mengkode Data (coding)

Coding yaitu kegiatan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data ataupun bilangan yang berguna dalam proses data entry.

3. Memasukkan Data (data entry) atau processing

Data entry dilakukan ketika jawaban-jawaban dari responden telah diubah dalam bentuk kode berupa angka atau huruf, yang kemudian dimasukkan ke dalam komputer dan diolah dengan menggunakan software.

4. Membersihkan data (cleaning)

Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali kemungkinan kesalahan kode dan ketidaklengkapan data. Selanjutnya dilakukan tindakan koreksi terhadap kesalahan tersebut. Kegiatan cleaning dilakukan setelah semua data dari responden sudah dimasukkan.

Data yang sudah diolah, disajikan dalam bentuk tabel berdistribusi normal kemudian dianalisa secara deskriptif.

(36)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah berdirinya PDAM Tirtanadi

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi merupakan perusahaan milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang khususnya bergerak dalam bidang penyediaan air minum dan pendistribusiannya khusus daerah Kota Medan dan sekitarnya. Kantor Pusat PDAM Tirtanadi terletak di jalan Sisingamangaraja XII No. 1 Medan.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi merupakan satu diantara empat Badan Usaha Milik Daerah di luar Bank Pembangunan Sumatera Utara dibawah pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Perusahaan ini didirikan sejak zaman Belanda pada tanggal 23 September 1905 dengan nama

“NV. Waterleiding Maatschpappij Ajer” yang berkantor di Amsterdam Belanda.

Setelah melewati zaman penjajahan Belanda, Jepang, dan memasuki zaman kemerdekaan Indonesia dengan berganti-ganti nama dan status maka pada tahun 1979 berpedoman kepada UU No.5 tahun 1962 tentang perusahaan daerah resmilah berdiri Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi atau disingkat dengan PDAM Tirtanadi sampai sekarang ini.

Pada tahun 1985 Peraturan Daerah No. 11 Tahun 1979 ini disempurnakan lagi menjadi Peraturan Daerah Sumatera Utara No. 25 Tahun 1985 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara.

Selanjutnya dengan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 1991 dilaksanakan perubahan

(37)

pertama Peraturan Daerah Provinsi Tingkat I sumatera Utara No. 5 Tahun 1985 tentang Perusahaan Daerah Air Minum diatur mengenai air limbah.

Untuk mengantisipasi permintaan air bersih oleh masyarakat dalam lima sampai sepuluh tahun mendatang, telah dipersiapkan dan direncanakan pembangunan instalasi air bersih yang baru dengan kapasitas 3000 liter/detik di Belumai, Tanjung Morawa. Upaya-upaya untuk senantiasa berusaha memenuhi permintaan masyarakat akan air bersih bertujuan untuk menunjang peningkatan perusahaan selalu menjaga kualitas dan mutu produksi yang selalu menjadi perhatian utama pengawasan yang bertugas di setiap instalasi pengelolaan air.

Pendiri perusahaan ini didaftarkan pada lembaga Negara secara terbuka oleh surat kabar (lembaran) pemerintah No. 225 pada tanggal 26 September 1905.

Air bersih yang diproduksi oleh PDAM Tirtanadi berasal dari pengolahan berbagai sumber mata air di beberapa wilayah. Untuk mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, PDAM Tirtanadi selalu berupaya untuk melakukan peningkatan Sumber Daya Manusia. Untuk menunjang program ini, PDAM Tirtanadi telah mempunyai sub bagian yang khusus menangani pendidikan dan kesejahteraan karyawan. Sub bagian ini langsung ditangani oleh bagian personalia.

Diharapkan dengan adanya peningkatan moral, teoritis, dan konseptual dari sumber daya yang dimiliki, akan dapat menunjang kualitas pelayanan yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan dari berbagai lapisan.

(38)

4.1.2 Visi dan Misi PDAM Tirtanadi

Di dalam suatu organisasi atau perusahaan sebuah visi dan misi sangat dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan dari organisasi atau perusahaan tersebut. Visi dan Misi merupakan suatu pandangan ke depan yang telah di konsepkan secara bersama. Demikian juga halnya dengan PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

a. Visi PDAM Tirtanadi

Visi PDAM Tirtanadi yaitu sebagai pengelola air minum dan pengelola air limbah terbaik di Indonesia dengan mengutamakan pelayanan prima kepada masyarakat di Provinsi Sumatera Utara.

b. Misi PDAM Tirtanadi

1. Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat di Sumatera Utara dengan kuantitas, kontiniuitas, dan kualitas yang memenuhi persyaratan 2. mengembangkan air siap minum secara berkesinambungan

3. meminimalkan keluhan pelanggan dengan mengutamakan pelayanan yang optimal

4. memperlakukan karyawan sebagai asset strategis dan mengembangkannya secara optimal

5. mengelola perusahaan dengan menerapkan prinsip kewajaran, transparansi, akuntabilitas, responsibilitas sebagai bentuk pelaksanaan Good Corporate Governance

6. menjadikan perusahaan sebagai salah satu sumber pendapatan hasil daerah Provinsi Sumatera Utara

(39)

7. melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan 8. menjalankan pengelolaan air limbah kepada masyarakat Sumatera Utara dan

mengembangkannya dimasa yang akan datang.

Di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi pada kantor cabang Medan Kota adalah milik pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang menyediakan air bersih serta pengolahan air limbah yang mengutamakan kepuasan pelanggan sebagai salah satu sumber pendapatan asli Provinsi Sumatera Utara untuk itu PDAM Tirtanadi menyediakan air bersih yang memenuhi kesehatan dan pengolahan air limbah dengan tingkat kualitas dan pelayanan prima dapat dijangkau masyarakat guna mewujudkan lingkungan yang sehat sehingga menjadi PDAM terbaik di Indonesia.

4.1.3 Logo PDAM Tirtanadi

Adapun logo / lambangan dari PDAM Tirtanadi dapat dilihat di bawah ini:

Sumber : PDAM Tirtanadi Sumatera Utara (2014) Gambar 4.1 Logo PDAM Tirtanadi

(40)

4.1.4 Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota

Struktur organisasi adalah susunan yang ada dan juga merupakan hubungan antara jabatan yang satu dengan yang lainnya dalam perusahaan, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tugas-tugas dan tanggung jawab setiap jabatan dalam suatu organisasi. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas dapat diketahui pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam perusahaan, berlangsung keatas dan kebawah serta ada karyawan yang bertanggung jawab tidak hanya pada satu atasan.

Perusahaan yang ingin berkembang harus meningkatkan hubungan baik antar bagian sehingga tercapai kesatuan koordinasi dan komando, agar tercapai organisasi yang baik dan dan teratur maka diperlukan struktur organisasi yang dapat memperlihatkan pembagian pekerjaan, wewenang, dan tanggung jawab antar masing-masing bagian ataupun antara atasan dan bawahan.

Perusahaan harus mempunyai struktur organisasi yang sesuai dengan sifat dan jenis kegiatan usaha. Struktur organisasi harus sederhana dari sudut pandang ekonomis dan harus fleksibel sehingga bila ada perluasan tidak mengganggu secara serius susunan bagian yang telah ada. Struktur organisasi tersebut juga harus memungkinkan perbedaan semua bagian terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik.

Untuk lebih jelasnya gambar struktur organisasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Cabang Medan Kota dapat dilihat pada lampiran.

(41)

4.1.5 Jenis Pekerja dan Waktu kerja

Karyawan di bagian hubungan langganan terbagi atas tiga yaitu:

1. Pencatat meter adalah karyawan bagian hubungan langganan yang bertugas merekapitulasi pergantian meter dalam keadaan aktif atau tidak aktif.

2. Penginput data adalah karyawan bagian hubungan langganan yang bertugas menginput data stand meter yang dilaporkan oleh pencatat meter.

3. Costumer service adalah karyawan bagian hubungan langganan yang bertugas melayani pemasangan sambungan baru serta keluhan dari pelanggan.

Pada karyawan bagian hubungan langganan diberlakukan 5 hari kerja dengan jam kerja pukul 08.00 – 16.00 WIB. Sedangkan waktu istirahat diberlakukan pada pukul 12.00 – 13.00 WIB.

4.1.6 Uraian Kerja

Tugas-Tugas Bagian Hubungan Langganan adalah sebagai berikut:

a. melakukan koordinasi antar bagian yang ada di cabangnya

b. merencanakan dan melaksanakan program kerja bagian hubungan langganan c. mencatat, meneruskan, dan memonitor laporan masyarakat yang berkaitan

dengan pelanggan menggunakan sistem informasi

d. menghimpun, memasukkan, dan mengelola data internal untuk diteruskan ke sistem informasi manajemen kantor pusat dalam kurun waktu yang ditentukan e. melakukan pembacaan/ pencatatan kubikasi air yang dipakai pelanggan sesuai

dengan jadwal dan mengirim data DSMI tepat waktu

f. melakukan evaluasi terhadap kondisi dan akurasi meter pelanggan

(42)

g. melaksanakan proses permohonan reduksi, perubahan golongan tarif, balik nama, sesuai dengan ketentuan yang berlaku

h. melaporkan dan memproses tindak lanjut penyesuaian kemungkinan hal-hal yang merugikan perusahaan seperti by pass, penempelan magnet dan tindakan ilegal lainnya

i. memberikan bon laporan informasi pekerjaan penggantian meter dan menyerahkan ke Bagian Jaringan

j. pemeliharaan dan penyimpanan kartu pembacaan meter dan formulir daftar stand meter langganan

k. membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan Bagian Hubungan Langganan dilengkapi dengan evaluasi

l. dan melaksanakan semua tugas serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala cabang.

Tanggung Jawab Bagian Hubungan Langganan sebagai berikut:

a. melaporkan jika terdapat gangguan meter air yang tidak dapat dicatat agar segera diganti dan bertanggung jawab atas penaksiran air pelanggan yang tidak dapat dibaca meter airnya dengan mempedomani faktor-faktor jumlah penghuni, pemakaian bulan sebelumnya dan faktor lain yang menjadi pertimbangan

b. mengevaluasi pencapaian target penjualan air sesuai dengan anggaran perusahaan yang telah ditetapkan

c. dan meneliti serta memeriksa alat pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan.

(43)

4.2 Karakteristik Responden 4.2.1 Umur

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Kelompok Umur di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016

Umur (Tahun) Jumlah (n) Persentase (%)

<45 13 56.5

>45 10 43.5

Total 23 100

Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur dibagi menjadi 2 kategori sesuai dengan median yang didapatkan yaitu ≤45 tahun dan >45 tahun.

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi umur karyawan berada pada kelompok umur <45 tahun yaitu berjumlah 13 orang (56,5%) dan frekuensi terendah berada pada kelompok umur >45 tahun yaitu berjumlah 10 orang (43,5%).

4.2.2 Jenis kelamin

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)

Laki-Laki 18 78.3

Perempuan 5 21.7

Total 23 100.0

Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi 2 kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi jenis kelamin karyawan berada pada kelompok jenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 18 orang (78,3%) dan frekuensi jenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 5 orang (21,7%).

(44)

4.2.3 Tingkat pendidikan

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Pendidikan Terakhir Jumlah (n) Persentase (%)

SD 4 17.4

SMP 1 4.3

SMA 12 52.2

Diploma 2 8.7

Sarjana 4 17.4

Total 23 100

Distribusi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dibagi menjadi 5 kategori yaitu SD, SMP, SMA, Diploma dan Sarjana. Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi tingkat pendidikan karyawan berada pada kelompok tingkat pendidikan SMA yaitu berjumlah 12 orang (52,2%) dan frekuensi terendah berada pada kelompok tingkat pendidikan SMP yaitu berjumlah 1 orang (4.3%).

4.2.4 Status pernikahan

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Status Pernikahan di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Status Pernikahan Jumlah (n) Persentase (%)

Menikah 17 73.9

Belum Menikah 6 26.1

Total 23 100.0

Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi 2 kategori yaitu menikah dan belum menikah. Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi status pernikahan karyawan berada pada kelompok berstatus menikah yaitu berjumlah 17 orang (73,9%) dan

(45)

frekuensi terendah berada kelompok berstatus belum menikah yaitu berjumlah 6 orang (26,1%).

4.2.5 Masa kerja

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Masa Kerja di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Masa Kerja (Tahun) Jumlah (n) Persentase (%)

<5 12 52.2

>5 11 47.8

Total 23 100

Distribusi karakteristik responden berdasarkan masa kerja dibagi menjadi 2 kategori sesuai dengan median yang didapatkan yaitu ≤5 tahun dan >5 tahun.

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar masa kerja karyawan berada pada kelompok masa kerja <5 tahun yaitu berjumlah 12 orang (52.2%) dan frekuensi terendah berada pada kelompok masa kerja > 5 tahun yaitu berjumlah 11 orang (47.8%).

4.3 Hasil Pengukuran Kuesioner Perasaan Kelelahan dari IFRC pada Karyawan Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Kelelahan Kerja Frekuensi (orang) Persentase (%)

Rendah 10 43.5

Sedang 13 56.5

Jumlah 23 100

Berdasarkan Tabel 4.6 diatas, dapat diketahui bahwa frekuensi perasaan kelelahan paling banyak berada pada kategori sedang yaitu berjumlah 13 orang

(46)

(56,5%), dan selebihnya berada pada kategori rendah yaitu berjumlah 10 orang (43,5%).

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan Karyawan Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Jenis Pekerjaan

Kelelahan Kerja

N %

Rendah Sedang Frekuensi % Frekuensi %

Penginput Data 1 4,3 2 8,7 3 13,0

Costumer Service 1 4,3 1 4,3 2 8,7

Pencatat Meter 8 34,8 10 43,5 18 78,3

Jumlah 10 43,5 13 56,5 23 100

Berdasarkan tabel 4.7 di atas diketahui bahwa:

1. tingkat kelelahan karyawan penginput data paling banyak berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 2 orang (8,7%), dan sisanya berada pada tingkat rendah yaitu 1 orang (4,3%)

2. tingkat kelelahan karyawan costumer service yang berada pada kategori sedang yaitu 1 orang (4,3%), dan 1 orang (4,3%) lainnya berada pada kategori rendah

3. sedangkan tingkat kelelahan karyawan pencatat meter paling banyak berada pada kategori sedang sebanyak 10 orang (43,5%) dan sisanya berada pada kategori rendah yaitu 8 orang (34,8%).

(47)

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Umur Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Umur (tahun)

Kelelahan Kerja

Rendah Sedang

N %

Frekuensi % Frekuensi %

<45 5 21.7 8 34,8 13 56,5

>45 5 21.7 5 21,7 10 43,5

Jumlah 10 43.5 13 56,5 23 100

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi kelelahan terbesar terdapat pada kelompok umur >45 tahun yaitu sebanyak 13 orang (56,5%) dan selebihnya terdapat pada kelompok umur <45 tahun yaitu berjumlah 10 orang (43,5%).

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Jenis Kelamin

Kelelahan Kerja

Rendah Sedang

N %

Frekuensi % Frekuensi %

Laki-laki 8 34,8 10 43,5 18 78,3

Perempuan 2 8,7 3 13.0 5 21,7

Jumlah 10 43.5 13 56.5 23 100

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi kelelahan terbesar terdapat pada kelompok jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 18 orang (78,3%) dan selebihnya terdapat pada kelompok jenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 5 orang (21,7%).

(48)

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Tingkat Pendidikan

Kelelahan Kerja

Rendah Sedang

N %

Frekuensi % Frekuensi %

SD 0 0 4 17.4 4 17,4

SMP 1 4.3 0 0 1 4,3

SMA 6 26.1 6 26.1 12 52,2

Diploma 1 4.3 1 4.3 2 8,7

Sarjana 2 8.7 2 8.7 4 17,4

Jumlah 10 43.5 13 56.5 23 100

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi kelelahan terbesar terdapat pada kelompok tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 12 orang (26,1%), dan selebihnya tersebar pada kelompok tingkat pendidikan SD yaitu berjumlah 4 orang (17,4%), kelompok tingkat pendidikan sarjana yaitu berjumlah 4 orang (17,4%), kelompok tingkat pendidikan diploma yaitu berjumlah 2 orang (8,7%), dan kelompok tingkat pendidikan SMP yaitu berjumlah 1 orang (4,3%).

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Status Pernikahan Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Status Pernikahan

Kelelahan Kerja

Rendah Sedang

N %

Frekuensi % Frekuensi %

Menikah 8 34,8 9 8,7 17 73,9

Belum Menikah 2 8,7 4 4,3 6 26,1

Jumlah 10 43,5 10 43,5 23 100

Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi kelelahan terbesar terdapat pada kelompok menikah yaitu sebanyak 17 orang (73,9%), dan

(49)

selebihnya terdapat pada kelompok belum menikah yaitu berjumlah 6 orang (26,1%).

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Masa Kerja (tahun)

Kelelahan Kerja

Rendah Sedang

N %

Frekuensi % Frekuensi %

<5 1 4.3 11 47.8 12 52,2

>5 9 39.1 2 8.7 11 47,8

Jumlah 10 43.5 13 56.5 23 100

Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi kelelahan terbesar terdapat pada kelompok masa kerja <5 tahun yaitu berjumlah 12 orang (52,2%), dan selebihnya terdapat pada kelompok masa kerja >5 tahun yaitu berjumlah 11 orang (47,8%).

Tabel 4. 13 Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Pertanyaan Perasaan Kelelahan Kerja Pada Kuesioner Penguji Kelelahan Kerja IFRC di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016

No Pengukuran

IFRC Selalu % Sering % Kadang % Tidak Pernah % 1 Berat di

kepala 0 0 5 17.4 14 60.9 4 21.7

2 Lelah seluruh

badan 0 0 7 30,4 14 60,9 2 8.7

3 Berat di kaki 0 0 2 8,7 10 43,5 11 47,8 4 Sering

Menguap 0 0 5 21,7 14 60,9 4 17,4

5 Pikiran

Kacau 0 0 0 0 6 26,1 17 73,9

6 Mengantuk 0 0 9 39,1 11 47,8 3 13,0

7 Beban pada

mata 2 8,7 3 7,81 13 56,5 5 21,7

8 Canggung

dan kaku 0 0 2 8,7 5 21,7 16 69,6

9 Berdiri tidak

stabil 0 0 1 4,3 9 39,1 13 56,5

(50)

10 Ingin

berbaring 0 0 4 17,4 15 65,2 4 17,4

11 Susah

berfikir 0 0 0 0 8 34,8 15 65,2

12 Malas untuk

bicara 2 8,7 3 7.81 9 39,1 9 39,1

13 Gugup 0 0 0 0 7 30,4 16 69,6

14 Tidak dapat

konsentrasi 0 0 0 0 11 47,8 12 52,2

15 Sulit

memusatkan perhatian

0 0 1 4,3 8 34,8 14 60,9

16 Melupakan

sesuatu 1 4,3 6 26,1 14 60,9 2 8,7

17 Kurang

percaya diri 2 8,7 0 0 8 34,8 13 56,5

18 Cemas 0 0 0 0 10 43,5 13 56,5

19 Sulit mengontrol sikap

0 0 0 0 11 47,8 12 52,2

20 Tidak tekun

bekerja 0 0 0 0 8 34,8 15 65,2

21 Sakit di

bagian kepala 0 0 1 4,3 18 78,3 4 17,4 22

Kaku dibagian bahu

0 0 4 17,4 12 52,2 7 30,4

23 Nyeri

punggung 4 17,4 4 17,4 6 26,1 9 39,1

24 Sesak nafas 0 0 2 8,7 6 26,1 15 65,2

25 Merasa haus 10 43,5 7 30,4 6 26,1 0 0 26 Suara serak 6 26,1 3 13,0 10 43,5 4 17,4

27 Pening 1 4,3 0 0 17 73,9 5 21,7

28 Mengganjal

di mata 0 0 2 8,7 12 52,2 9 39,1

29 Badan

gemetar 0 0 0 0 12 52,2 11 47,8

30 Kurang sehat 0 0 1 4,3 17 73,9 5 21,7 Berdasarkan tabel 4.13 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi perasaan kelelahan karyawan terbanyak selalu merasakan haus berjumlah 10 orang (43,5%), sering mengantuk berjumlah 9 orang (39,1%), kadang-kadang

(51)

merasakan sakit di bagian kepala berjumlah 18 orang (78,3%), dan tidak pernah merasakan pikiran kacau pada saat bekerja berjumlah 17 orang (73,9%).

(52)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Kelelahan Kerja Karyawan di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kelelahan kerja pada karyawan di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016. Pengukuran kelelahan kerja dilakukan pada waktu istirahat bagi karyawan di dalam kantor yaitu penginput data dan costumer service, dan saat selesai bekerja bagi karyawan di lapangan yaitu pencatat meter dengan menggunakan kuesioner IFRC. Hasil pengukuran kuesioner IFRC menunjukkan bahwa dari 23 karyawan bagian hubungan langganan, sebanyak 10 orang (43.5%) mengalami kelelahan kategori rendah dan kategori kelelahan sedang berjumlah 13 orang (56.5%).

Etikaariena (2014) menyatakan bahwa kelelahan kerja merupakan salah satu hal yang keberadaannya di dalam organisasi harus diminimalisir. Hal ini disebabkan karena efek yang ditimbulkan karena munculnya kelelahan hampir dapat dipastikan negatif bagi para pelaksana tugas. Akibatnya, berbagai efek negatif juga akan dirasakan oleh organisasi, misalnya dengan meningkatnya biaya akibat sakit yang diderita karyawan (Jansenn, dkk, 2003), penurunan prestasi kerja, berkurangnya kesiagaan (Sastrowinoto, 1985), mempengaruhi kondisi psikologis seperti munculnya ketegangan dan sulit berpikir dan konsentrasi (Schultz, 1982). Pada penelitian ini diketahui bahwa hampir sebagian besar karyawan (84%) merasakan kelelahan kerja yang tergolong rendah. Karena itu,

(53)

dapat dikatakan bahwa kegiatan fisik dan mental yang dilakukan selama bekerja di organisasi masih dirasakan seimbang sehingga dapat meminimalisir kelelahan yang terjadi selama bekerja.

Berdasarkan pertanyaan perasaan kelelahan kerja pada kuesioner Industrial Fatigue Committee Research (IFRC), dapat diketahui bahwa perasaan kelelahan terbanyak yaitu selalu merasakan haus yaitu 10 orang (43,5%), sering mengantuk yaitu 9 orang (39,1%), kadang-kadang merasakan sakit di bagian kepala yaitu 18 orang (78,3%), dan tidak pernah merasakan pikiran kacau pada saat bekerja yaitu 17 orang (73,9%). Untuk jawaban selalu dan sering disebabkan karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan dalam satu hari yaitu karyawan diharuskan menginput 150 data pelanggan setiap harinya. Untuk jawaban selalu ini didominasi oleh pencatat meter karena melakukan pekerjaan di lapangan yang lebih rentan terpapar terik matahari dan lingkungan bersuhu panas yang menyebabkan pekerja selalu merasa haus. Selain itu sering mengantuk didominasi oleh pekerja di dalam kantor yaitu penginput data dan costumer service yang disebabkan pekerjaan terlalu lama duduk, cenderung monoton sehingga sering merasa mengantuk saat bekerja.

5.1.1 Kelelahan berdasarkan umur pada karyawan bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan kota tahun 2016

Berdasarkan hasil kuesioner maka dapat dilihat bahwa umur karyawan berkisar antara 22 - 53 tahun. Berdasarkan tabel 4.1. dapat dilihat bahwa umur karyawan yang terbanyak yaitu berumur >45 tahun yaitu berjumlah 13 orang (56.5%). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa karyawan di bagian hubungan

Gambar

Gambar 2. Peneliti bersama karyawan bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi  Cabang Medan Kota

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi dan kinerja pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Medan.. Penelitian

PELAKSANAAN SISTEM PENGGAJIAN KARYAWAN PADA PDAM TIRTANADI CABANG BERASTAGI..

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota setuju dengan tingkat pendidikan yang dimiliki dijadikan dasar promosi jabatan dikarenakan

berjudul : “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Pegawai Pada PDAM Tirtanadi Sumatera Utara Cabang Cemara Medan ”.. Penulisan skripsi ini dilakukan

bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja pegawai pada PDAM Tirtanadi Cabang Tuasan Medan. Artinya motivasi kerja memiliki peran

Judul Geladikarya : Analisis Kinerja dan Pelayanan Pegawai Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada PDAM Tirtanadi Cabang Sei Agul Medan?. Nama : Gunawan

Masalah utama yang akan dibahas dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah apakah sistem pengendalian internal penerimaan kas pada PDAM Tirtanadi Cabang Medan sesuai dengan

· PDAM Tirtanadi Cabang Medan Denai yang menjadi menjadi objek penelitian sebuah Perusahaan Perusahaan Daerah yang bergerak dibidang penyediaan menjalankan kegiatannya tidak luput