• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.4 Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota

Struktur organisasi adalah susunan yang ada dan juga merupakan hubungan antara jabatan yang satu dengan yang lainnya dalam perusahaan, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tugas-tugas dan tanggung jawab setiap jabatan dalam suatu organisasi. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas dapat diketahui pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam perusahaan, berlangsung keatas dan kebawah serta ada karyawan yang bertanggung jawab tidak hanya pada satu atasan.

Perusahaan yang ingin berkembang harus meningkatkan hubungan baik antar bagian sehingga tercapai kesatuan koordinasi dan komando, agar tercapai organisasi yang baik dan dan teratur maka diperlukan struktur organisasi yang dapat memperlihatkan pembagian pekerjaan, wewenang, dan tanggung jawab antar masing-masing bagian ataupun antara atasan dan bawahan.

Perusahaan harus mempunyai struktur organisasi yang sesuai dengan sifat dan jenis kegiatan usaha. Struktur organisasi harus sederhana dari sudut pandang ekonomis dan harus fleksibel sehingga bila ada perluasan tidak mengganggu secara serius susunan bagian yang telah ada. Struktur organisasi tersebut juga harus memungkinkan perbedaan semua bagian terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik.

Untuk lebih jelasnya gambar struktur organisasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Cabang Medan Kota dapat dilihat pada lampiran.

4.1.5 Jenis Pekerja dan Waktu kerja

Karyawan di bagian hubungan langganan terbagi atas tiga yaitu:

1. Pencatat meter adalah karyawan bagian hubungan langganan yang bertugas merekapitulasi pergantian meter dalam keadaan aktif atau tidak aktif.

2. Penginput data adalah karyawan bagian hubungan langganan yang bertugas menginput data stand meter yang dilaporkan oleh pencatat meter.

3. Costumer service adalah karyawan bagian hubungan langganan yang bertugas melayani pemasangan sambungan baru serta keluhan dari pelanggan.

Pada karyawan bagian hubungan langganan diberlakukan 5 hari kerja dengan jam kerja pukul 08.00 – 16.00 WIB. Sedangkan waktu istirahat diberlakukan pada pukul 12.00 – 13.00 WIB.

4.1.6 Uraian Kerja

Tugas-Tugas Bagian Hubungan Langganan adalah sebagai berikut:

a. melakukan koordinasi antar bagian yang ada di cabangnya

b. merencanakan dan melaksanakan program kerja bagian hubungan langganan c. mencatat, meneruskan, dan memonitor laporan masyarakat yang berkaitan

dengan pelanggan menggunakan sistem informasi

d. menghimpun, memasukkan, dan mengelola data internal untuk diteruskan ke sistem informasi manajemen kantor pusat dalam kurun waktu yang ditentukan e. melakukan pembacaan/ pencatatan kubikasi air yang dipakai pelanggan sesuai

dengan jadwal dan mengirim data DSMI tepat waktu

f. melakukan evaluasi terhadap kondisi dan akurasi meter pelanggan

g. melaksanakan proses permohonan reduksi, perubahan golongan tarif, balik nama, sesuai dengan ketentuan yang berlaku

h. melaporkan dan memproses tindak lanjut penyesuaian kemungkinan hal-hal yang merugikan perusahaan seperti by pass, penempelan magnet dan tindakan ilegal lainnya

i. memberikan bon laporan informasi pekerjaan penggantian meter dan menyerahkan ke Bagian Jaringan

j. pemeliharaan dan penyimpanan kartu pembacaan meter dan formulir daftar stand meter langganan

k. membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan Bagian Hubungan Langganan dilengkapi dengan evaluasi

l. dan melaksanakan semua tugas serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala cabang.

Tanggung Jawab Bagian Hubungan Langganan sebagai berikut:

a. melaporkan jika terdapat gangguan meter air yang tidak dapat dicatat agar segera diganti dan bertanggung jawab atas penaksiran air pelanggan yang tidak dapat dibaca meter airnya dengan mempedomani faktor-faktor jumlah penghuni, pemakaian bulan sebelumnya dan faktor lain yang menjadi pertimbangan

b. mengevaluasi pencapaian target penjualan air sesuai dengan anggaran perusahaan yang telah ditetapkan

c. dan meneliti serta memeriksa alat pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan.

4.2 Karakteristik Responden 4.2.1 Umur

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Kelompok Umur di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016

Umur (Tahun) Jumlah (n) Persentase (%)

<45 13 56.5

>45 10 43.5

Total 23 100

Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur dibagi menjadi 2 kategori sesuai dengan median yang didapatkan yaitu ≤45 tahun dan >45 tahun.

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi umur karyawan berada pada kelompok umur <45 tahun yaitu berjumlah 13 orang (56,5%) dan frekuensi terendah berada pada kelompok umur >45 tahun yaitu berjumlah 10 orang (43,5%).

4.2.2 Jenis kelamin

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)

Laki-Laki 18 78.3

Perempuan 5 21.7

Total 23 100.0

Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi 2 kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi jenis kelamin karyawan berada pada kelompok jenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 18 orang (78,3%) dan frekuensi jenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 5 orang (21,7%).

4.2.3 Tingkat pendidikan

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Pendidikan Terakhir Jumlah (n) Persentase (%)

SD 4 17.4

Distribusi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dibagi menjadi 5 kategori yaitu SD, SMP, SMA, Diploma dan Sarjana. Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi tingkat pendidikan karyawan berada pada kelompok tingkat pendidikan SMA yaitu berjumlah 12 orang (52,2%) dan frekuensi terendah berada pada kelompok tingkat pendidikan SMP yaitu berjumlah 1 orang (4.3%).

4.2.4 Status pernikahan

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Status Pernikahan di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Status Pernikahan Jumlah (n) Persentase (%)

Menikah 17 73.9

Belum Menikah 6 26.1

Total 23 100.0

Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi 2 kategori yaitu menikah dan belum menikah. Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi status pernikahan karyawan berada pada kelompok berstatus menikah yaitu berjumlah 17 orang (73,9%) dan

frekuensi terendah berada kelompok berstatus belum menikah yaitu berjumlah 6 orang (26,1%).

4.2.5 Masa kerja

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Masa Kerja di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Masa Kerja (Tahun) Jumlah (n) Persentase (%)

<5 12 52.2

>5 11 47.8

Total 23 100

Distribusi karakteristik responden berdasarkan masa kerja dibagi menjadi 2 kategori sesuai dengan median yang didapatkan yaitu ≤5 tahun dan >5 tahun.

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar masa kerja karyawan berada pada kelompok masa kerja <5 tahun yaitu berjumlah 12 orang (52.2%) dan frekuensi terendah berada pada kelompok masa kerja > 5 tahun yaitu berjumlah 11 orang (47.8%).

4.3 Hasil Pengukuran Kuesioner Perasaan Kelelahan dari IFRC pada Karyawan Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Kelelahan Kerja Frekuensi (orang) Persentase (%)

Rendah 10 43.5

Sedang 13 56.5

Jumlah 23 100

Berdasarkan Tabel 4.6 diatas, dapat diketahui bahwa frekuensi perasaan kelelahan paling banyak berada pada kategori sedang yaitu berjumlah 13 orang

(56,5%), dan selebihnya berada pada kategori rendah yaitu berjumlah 10 orang (43,5%).

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan Karyawan Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Jenis Pekerjaan

Berdasarkan tabel 4.7 di atas diketahui bahwa:

1. tingkat kelelahan karyawan penginput data paling banyak berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 2 orang (8,7%), dan sisanya berada pada tingkat rendah yaitu 1 orang (4,3%)

2. tingkat kelelahan karyawan costumer service yang berada pada kategori sedang yaitu 1 orang (4,3%), dan 1 orang (4,3%) lainnya berada pada kategori rendah

3. sedangkan tingkat kelelahan karyawan pencatat meter paling banyak berada pada kategori sedang sebanyak 10 orang (43,5%) dan sisanya berada pada kategori rendah yaitu 8 orang (34,8%).

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Umur Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi kelelahan terbesar terdapat pada kelompok umur >45 tahun yaitu sebanyak 13 orang (56,5%) dan selebihnya terdapat pada kelompok umur <45 tahun yaitu berjumlah 10 orang (43,5%).

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi kelelahan terbesar terdapat pada kelompok jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 18 orang (78,3%) dan selebihnya terdapat pada kelompok jenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 5 orang (21,7%).

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Tingkat

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi kelelahan terbesar terdapat pada kelompok tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 12 orang (26,1%), dan selebihnya tersebar pada kelompok tingkat pendidikan SD yaitu berjumlah 4 orang (17,4%), kelompok tingkat pendidikan sarjana yaitu berjumlah 4 orang (17,4%), kelompok tingkat pendidikan diploma yaitu berjumlah 2 orang (8,7%), dan kelompok tingkat pendidikan SMP yaitu berjumlah 1 orang (4,3%).

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Status Pernikahan Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Status Pernikahan

Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi kelelahan terbesar terdapat pada kelompok menikah yaitu sebanyak 17 orang (73,9%), dan

selebihnya terdapat pada kelompok belum menikah yaitu berjumlah 6 orang (26,1%).

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi kelelahan terbesar terdapat pada kelompok masa kerja <5 tahun yaitu berjumlah 12 orang (52,2%), dan selebihnya terdapat pada kelompok masa kerja >5 tahun yaitu berjumlah 11 orang (47,8%).

Tabel 4. 13 Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Pertanyaan Perasaan Kelelahan Kerja Pada Kuesioner Penguji Kelelahan Kerja IFRC di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016

No Pengukuran

10 Ingin Berdasarkan tabel 4.13 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi perasaan kelelahan karyawan terbanyak selalu merasakan haus berjumlah 10 orang (43,5%), sering mengantuk berjumlah 9 orang (39,1%), kadang-kadang

merasakan sakit di bagian kepala berjumlah 18 orang (78,3%), dan tidak pernah merasakan pikiran kacau pada saat bekerja berjumlah 17 orang (73,9%).

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Kelelahan Kerja Karyawan di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kelelahan kerja pada karyawan di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016. Pengukuran kelelahan kerja dilakukan pada waktu istirahat bagi karyawan di dalam kantor yaitu penginput data dan costumer service, dan saat selesai bekerja bagi karyawan di lapangan yaitu pencatat meter dengan menggunakan kuesioner IFRC. Hasil pengukuran kuesioner IFRC menunjukkan bahwa dari 23 karyawan bagian hubungan langganan, sebanyak 10 orang (43.5%) mengalami kelelahan kategori rendah dan kategori kelelahan sedang berjumlah 13 orang (56.5%).

Etikaariena (2014) menyatakan bahwa kelelahan kerja merupakan salah satu hal yang keberadaannya di dalam organisasi harus diminimalisir. Hal ini disebabkan karena efek yang ditimbulkan karena munculnya kelelahan hampir dapat dipastikan negatif bagi para pelaksana tugas. Akibatnya, berbagai efek negatif juga akan dirasakan oleh organisasi, misalnya dengan meningkatnya biaya akibat sakit yang diderita karyawan (Jansenn, dkk, 2003), penurunan prestasi kerja, berkurangnya kesiagaan (Sastrowinoto, 1985), mempengaruhi kondisi psikologis seperti munculnya ketegangan dan sulit berpikir dan konsentrasi (Schultz, 1982). Pada penelitian ini diketahui bahwa hampir sebagian besar karyawan (84%) merasakan kelelahan kerja yang tergolong rendah. Karena itu,

dapat dikatakan bahwa kegiatan fisik dan mental yang dilakukan selama bekerja di organisasi masih dirasakan seimbang sehingga dapat meminimalisir kelelahan yang terjadi selama bekerja.

Berdasarkan pertanyaan perasaan kelelahan kerja pada kuesioner Industrial Fatigue Committee Research (IFRC), dapat diketahui bahwa perasaan kelelahan terbanyak yaitu selalu merasakan haus yaitu 10 orang (43,5%), sering mengantuk yaitu 9 orang (39,1%), kadang-kadang merasakan sakit di bagian kepala yaitu 18 orang (78,3%), dan tidak pernah merasakan pikiran kacau pada saat bekerja yaitu 17 orang (73,9%). Untuk jawaban selalu dan sering disebabkan karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan dalam satu hari yaitu karyawan diharuskan menginput 150 data pelanggan setiap harinya. Untuk jawaban selalu ini didominasi oleh pencatat meter karena melakukan pekerjaan di lapangan yang lebih rentan terpapar terik matahari dan lingkungan bersuhu panas yang menyebabkan pekerja selalu merasa haus. Selain itu sering mengantuk didominasi oleh pekerja di dalam kantor yaitu penginput data dan costumer service yang disebabkan pekerjaan terlalu lama duduk, cenderung monoton sehingga sering merasa mengantuk saat bekerja.

5.1.1 Kelelahan berdasarkan umur pada karyawan bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan kota tahun 2016

Berdasarkan hasil kuesioner maka dapat dilihat bahwa umur karyawan berkisar antara 22 - 53 tahun. Berdasarkan tabel 4.1. dapat dilihat bahwa umur karyawan yang terbanyak yaitu berumur >45 tahun yaitu berjumlah 13 orang (56.5%). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa karyawan di bagian hubungan

langganan ini berada dalam usia produktif yang masuk kategori angkatan kerja dan akan mempengaruhi produktifitas kerja dan kesehatan kerja.

Umur dapat mempengaruhi kelelahan kerja. Semakin tua umur seseorang semakin besar tingkat kelelahan. Fungsi faal tubuh yang dapat berubah karena faktor umur mempengaruhi ketahanan tubuh dan kapasitas kerja seseorang. Proses menjadi tua disertai kurangnya kemampuan untuk bekerja oleh karena perubahan-perubahan pada organ tubuh, sistem kardiovaskuler, hormonal, dan lainnya.

Berdasarkan kelelahan kategori rendah, dapat diketahui terdapat frekuensi dengan jumlah yang sama pada kelompok umur <45 tahun dan kelompok umur

>45 tahun yaitu berjumlah 5 orang (21.7%). Berdasarkan kelelahan kategori sedang, diketahui bahwa frekuensi paling banyak berada di kelompok umur <45 tahun yaitu berjumlah 8 orang (34.8%). Dari data ini dapat kita lihat bahwa kelelahan kerja lebih banyak dialami oleh karyawan yang berumur <45 tahun. Hal ini disebabkan frekuensi karyawan yang berumur <45 tahun lebih banyak dibandingkan dengan frekuensi karyawan yang berumur >45 tahun. Hal tersebut tidak sesuai dengan pernyataan Caffin dalam Tarwaka bahwa kelelahan biasanya mulai dirasakan lebih menonjol pada usia 25 sampai 65 tahun, dimana tingkat keluhan atau kelelahan akan bertambah seiring bertambahnya umur yangmana hal ini terjadi karena seiring peningkatan umur, kekuatan dan ketahanan otot akan menurun sehingga resiko terjadinya kelelahan meningkat (Tarwaka, 2004).

Menurut Setyawati (2010), selanjutnya, tidak adanya hubungan antara umur dengan kelelahan kerja dikarenakan puncak kekuatan otot pada laki-laki dan

perempuan sekitar usia 25-35 Tahun. Pada umur sekitar 50-60 Tahun kekuatan otot menurun sekitar 15-25 persen dan di imbangi oleh pengalaman yang ada maupun kematangan mental pekerja tersebut (Handi Chesnal, dkk).

5.1.2 Kelelahan berdasarkan jenis kelamin pada karyawan bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016

Tabel 4.2 distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada karyawan bagian hubungan langganan menunjukkan bahwa frekuensi tertinggi jenis kelamin karyawan berada pada kelompok jenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 18 orang (78,3%) dan frekuensi jenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 5 orang (21,7%).

Berdasarkan jenis kelamin, diketahui bahwa frekuensi kelelahan kategori rendah paling banyak berada pada kelompok jenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 8 orang (34,8%), dan frekuensi terbesar kategori sedang juga berada pada kelompok jenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 10 orang (43,5%). Dari data ini dapat kita lihat bahwa karyawan dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak mengalami kelelahan kerja dibandingkan dengan karyawan jenis kelamin perempuan. Hal ini disebabkan karena jumlah frekuensi karyawan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan frekuensi karyawan jenis kelamin perempuan.

Berdasarkan data responden, karyawan jenis kelamin laki-laki seluruhnya terdapat pada jenis pekerjaan pencatat meter yangmana jenis pekerjaan ini bekerja di lapangan. Sedangkan karyawan jenis kelamin perempuan seluruhnya tersebar pada jenis pekerjaan penginput data dan costumer service yangmana jenis pekerjaan ini bekerja didalam ruangan kantor. Namun dalam hal ini bukan berarti

karyawan dengan jenis kelamin perempuan tidak mengalami kelelahan. Secara psikis perempuan akan sulit mengatasi masalah karena memiliki pemikiran yang lebih teliti dibandingkan laki-laki. Sebagaimana kita ketahui data pelanggan banyak menemui masalah di lapangan seperti pencatatatan stand meter terkendala meteran yang jauh dari jangkauan pencatat meter. Hal ini akan menyebabkan karyawan penginput data akan menaksir kembali data pemakaian 3 bulan terakhir.

Tarwaka (2010) mengatakan, secara umum wanita hanya mempunyai kekuatan fisik 2/3 dari kemampuan fisik atau kekuatan otot laki-laki, tetapi dalam hal tertentu wanita lebih teliti dari laki-laki. Dengan demikian untuk mendapatkan hasil kerja yang sesuai, maka harus diusahakan pembagian tugas antara laki-laki dan perempuan. Hal ini harus disesuaikan dengan kemampuan, kebolehan dan batasan masing-masing (Handi Chesnal, dkk).

5.1.3 Kelelahan berdasarkan masa kerja pada karyawan bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016

Rata-rata masa kerja karyawan bagian hubungan langganan di PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016 adalah 8,6 tahun dengan masa kerja paling baru 1 tahun dan paling lama 31 tahun. Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar masa kerja karyawan berada pada kelompok masa kerja <5 tahun yaitu berjumlah 12 orang (52.2%) dan frekuensi terendah berada pada kelompok masa kerja >5 tahun yaitu berjumlah 11 orang (47.8%).

Berdasarkan masa kerja, diketahui bahwa frekuensi kelelahan kategori rendah paling banyak berada pada kelompok masa kerja >5 tahun yaitu berjumlah 9 orang (39,1%), dan frekuensi terbesar kategori sedang berada pada kelompok masa kerja <5 tahun yaitu berjumlah 11 orang (47,8%). Dari data ini dapat kita

lihat bahwa karyawan dengan masa kerja <5 tahun lebih banyak mengalami kelelahan kerja dari pada masa kerja >5 tahun.

Masa kerja adalah panjangnya waktu terhitung mulai pertama kali pekerja masuk kerja hingga saat penelitian berlangsung. Masa kerja dapat mempengaruhi pekerja baik positif maupun negatif. Dapat memberikan pengaruh positif bila semakin lama seseorang bekerja maka akan berpengalaman dalam melakukan pekerjaannya. Sebaliknya dapat memberikan pengaruh negatif apabila semakin lama bekerja akan menimbulkan kelelahan dan kebosanan. Semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut (Budiono, 2003).

Sutjana dalam Virgy (2011) mengatakan bahwa tingkat pengalaman seseorang dalam suatu pekerjaan akan mempengaruhi terjadinya kelelahan kerja, hal ini dikarenakan semakin berpengalaman orang tersebut dalam pekerjaannya, efisiensinya dalam bekerja juga meningkat. Orang tersebut dikatakan dapat mengatur besarnya tenaga yang dikeluarkan oleh karena seringnya mengambil pekerjaan yang sama. Selain itu, pekerja tersebut juga telah mengetahui posisi kerja yang terbaik atau nyaman untuk dirinya, sehingga produktivitasnya juga terjaga. Hal – hal tersebut diperkirakan dapat mencegah atau mengurangi terjadinya kelelahan maupun kecelakaan akibat kerja. Pernyataan ini sesuai dengan data tabel hasil penelitian tentang kelelahan berdasarkan masa kerja yangmana frekuensi kelelahan terbesar berada pada kategori sedang yaitu kelompok dengan masa kerja <5 tahun yang berjumlah 11 orang (47,8%).

5.1.4 Kelelahan berdasarkan tingkat pendidikan pada karyawan bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016

Tingkat pendidikan pada karyawan bagian hubungan langganan berbeda-beda mulai dari tamatan SD, SMP, SMA, Diploma dan Sarjana. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan karyawan terbanyak berada pada kelompok tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 12 orang (52,2%).

Berdasarkan kelelahan kategori rendah, dapat diketahui frekuensi terbesar berada pada tingkat pendidikan SMA yaitu berjumlah 6 orang (26,1%).

Berdasarkan kelelahan kategori sedang, diketahui bahwa frekuensi paling banyak karyawan juga berada pada tingkat pendidikan SMA yaitu berjumlah 6 orang (26,1%).

Dari data ini dapat dilihat bahwa tingkat kelelahan pekerja dengan tingkat pendidikan SMA lebih tinggi dari pekerja dengan tingkat pendidikan yang lain.

Hal ini terjadi dalam penelitian ini dikarenakan distribusi karyawan sebagian besar adalah berpendidikan SMA yaitu berjumlah 12 orang (52.2%). Menurut Wignjosoebroto dalam Siska (2005) lamanya seseorang mengenyam pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan individu, ini sangat berpengaruh terhadap kondisi atau kesehatan tenaga kerja.

5.1.5 Kelelahan berdasarkan jenis pekerjaan karyawan di bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016

Berdasarkan jenis pekerjaannya kelelahan pada karyawan bagian hubungan langganan dapat diketahui bahwa:

1. Bagian penginput data dari 3 orang karyawan yang mengalami kelelahan dengan kategori sedang sebanyak 2 orang (8,7%), dan sisanya berada pada tingkat

rendah yaitu 1 orang (4,3%). Bagian ini bekerja di dalam ruangan kantor dan bertugas menginput data stand meter yang dilaporkan oleh pencatat meter. Data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan, pada saat bekerja karyawan mengaku; kadang-kadang merasakan berat di kepala, berat di kaki, merasa mengantuk, menguap pada saat bekerja, gerakan terasa canggung dan kaku, merasa pening, pikiran kacau saat bekerja. Hal ini disebabkan karena pekerjaan penginput data yang duduk terlalu lama saat bekerja sehingga merasa mengantuk, menguap saat bekerja, gerakan terasa canggung, nyeri bagian punggung, dan merasa berat di kaki. Selain itu karyawan kadang merasa pening, dan pikiran kacau saat bekerja. Hal ini disebabkan karena banyaknya data lebih kurang 43000 pelanggan yang ditargetkan harus diinput sebanyak 150 data setiap harinya. Apabila pencatat meter melaporkan data tidak mencapai target karena kendala di lapangan seperti rumah pelanggan yang terkunci, meteran sulit dijangkau, atau absen bekerja, hal ini akan menjadi tambahan tugas tersendiri bagi penginput data yaitu dengan menaksir pemakaian 3 bulan terakhir demi tercapainya target laporan.

2. Bagian costumer service dari 2 orang karyawan yang mengalami kelelahan dengan kategori sedang yaitu 1 orang (4,3%), dan 1 orang lainnya berada pada kategori rendah dengan 4,3%. Bagian ini bekerja didalam ruangan kantor dan bertugas melayani pemasangan sambungan baru serta keluhan atau komplain dari pelanggan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan, pada saat bekerja karyawan mengaku; kadang-kadang merasakan berat di kepala, berat

2. Bagian costumer service dari 2 orang karyawan yang mengalami kelelahan dengan kategori sedang yaitu 1 orang (4,3%), dan 1 orang lainnya berada pada kategori rendah dengan 4,3%. Bagian ini bekerja didalam ruangan kantor dan bertugas melayani pemasangan sambungan baru serta keluhan atau komplain dari pelanggan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan, pada saat bekerja karyawan mengaku; kadang-kadang merasakan berat di kepala, berat

Dokumen terkait