BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Kerangka Konsep
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Karyawan Bagian Hubungan Langganan
PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota
Kelelahan Kerja
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini bersifat deskriptif untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja pada karyawan Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi
Penelitian dilakukan di PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota yang beralamat di Jl. Rumah Sumbul No. 13-15, Medan.
3.2.2 Waktu
Penilitian berlangsung sejak bulan Juli-November 2016.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah karyawan Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota sebanyak 23 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi yang akan diambil (Notoatmodjo, 2002). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode total populasi.
Sampel dalam penelitian ini adalah semua karyawan bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota sebanyak 23 orang.
3.4 Metode Pengumpulan Data 1. Data primer
Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner penguji kelelahan secara subjektif yang berskala Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) yang bersumber dari Tarwaka (2015). Kuesioner diberikan kepada seluruh karyawan bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota pada saat jam istirahat.
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari data jumlah karyawan, arsip catatan dan seluruh dokumentasi perusahaan yang berhubungan dengan bahan penelitian serta data dari literatur lain.
3.5 Defenisi Operasional
Defenisi operasional dari penelitian ini adalah:
1. Kelelahan Kerja adalah suatu kelompok gejala yang berhubungan dengan adanya penurunan efisiensi kerja, keterampilan serta peningkatan kecemasan atau kebosanan. Kelelahan kerja dalam penelitian ini menggunakan kuesioner penguji kelelahan secara subjektif yang berskala Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) yang berjumlah 30 pertanyaan. 10 pertanyaan tentang pelemahan kegiatan, 10 pertanyaan tentang pelemahan motivasi, dan 10 pertanyaan tentang kelelahan secara umum.
2. Pencatat meter adalah karyawan PDAM Tirtanadi bagian hubungan langganan yang bertugas merekapitulasi pergantian meter dalam keadaan aktif atau tidak aktif.
3. Penginput data adalah karyawan PDAM Tirtanadi bagian hubungan langganan yang bertugas meng-input data stand meter yang dilaporkan oleh pencatat meter.
4. Costumer service adalah karyawan PDAM Tirtanadi bagian hubungan langganan yang bertugas melayani pemasangan sambungan baru serta keluhan atau komplain dari pelanggan.
3.6 Metode Pengukuran 3.6.1 Kelelahan Kerja
Dalam penelitian ini pengukuran kelelahan kerja menggunakan kuesioner penguji kelelahan secara subjektif yang berskala Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) yang berjumlah 30 pertanyaan. 10 pertanyaan tentang pelemahan kegiatan, 10 pertanyaan tentang pelemahan motivasi, dan 10 pertanyaan tentang kelelahan secara umum. Diukur dengan menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban.
Pengisian kuesioner dilakukan oleh peneliti dengan tanya jawab langsung kepada responden pada jam istirahat untuk costumer service dan peng-input data sedangkan untuk pencatat meter wawancara dilakukan setelah mereka selesai bekerja di lapangan.
Berdasarkan hasil penelitian Widyasari (2010) pada perawat di Rumah Sakit Islam Yarsi Surakarta diketahui bahwa pengukuran kelelahan setelah kerja memiliki nilai rata–rata lebih besar dari pada rata–rata kelelahan sebelum kerja.
Hal ini disebabkan karena tenaga kerja harus menyelesaikan beban tugas yang menjadi tanggungjawabnya.
Pada pemberian skor dari masing-masing pertanyaan yaitu jika skor 1 dengan frekuensi 0-1 hari dalam seminggu,artinya tidak pernah merasakan. Jika skor 2 dengan frekuensi 2-3 hari dalam seminggu,artinya kadang-kadang merasakan. Jika skor 3 dengan frekuensi 4-5 hari dalam seminggu,artinya sering merasakan. Jika skor 4 dengan frekuensi 6-7 hari dalam seminggu artinya selalu merasakan.
Tabel 3.1 Klasifikasi Tingkat Kelelahan Subjektif Berdasarkan Total Skor
Sumber : Tarwaka, 2015
3.7 Metode Pengolahan Data
Data diolah secara komputerisasi dengan tahapan sebagai berikut : 1. Menyunting Data (editing)
Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isi dari formulir ataupun dari kuisioner. Biasanya meliputi tingkat kelengkapan, kejelasan, kerelavanan, kekonsistenan data dan jawaban dari masing-masing pertanyaan.
Tingkat Kelelahan
Total Skor
Individu Klasifikasi Kelelahan Tindakan Perbaikan
1 30 – 52 Rendah Belum diperlukan
2. Mengkode Data (coding)
Coding yaitu kegiatan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data ataupun bilangan yang berguna dalam proses data entry.
3. Memasukkan Data (data entry) atau processing
Data entry dilakukan ketika jawaban-jawaban dari responden telah diubah dalam bentuk kode berupa angka atau huruf, yang kemudian dimasukkan ke dalam komputer dan diolah dengan menggunakan software.
4. Membersihkan data (cleaning)
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali kemungkinan kesalahan kode dan ketidaklengkapan data. Selanjutnya dilakukan tindakan koreksi terhadap kesalahan tersebut. Kegiatan cleaning dilakukan setelah semua data dari responden sudah dimasukkan.
Data yang sudah diolah, disajikan dalam bentuk tabel berdistribusi normal kemudian dianalisa secara deskriptif.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah berdirinya PDAM Tirtanadi
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi merupakan perusahaan milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang khususnya bergerak dalam bidang penyediaan air minum dan pendistribusiannya khusus daerah Kota Medan dan sekitarnya. Kantor Pusat PDAM Tirtanadi terletak di jalan Sisingamangaraja XII No. 1 Medan.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi merupakan satu diantara empat Badan Usaha Milik Daerah di luar Bank Pembangunan Sumatera Utara dibawah pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Perusahaan ini didirikan sejak zaman Belanda pada tanggal 23 September 1905 dengan nama
“NV. Waterleiding Maatschpappij Ajer” yang berkantor di Amsterdam Belanda.
Setelah melewati zaman penjajahan Belanda, Jepang, dan memasuki zaman kemerdekaan Indonesia dengan berganti-ganti nama dan status maka pada tahun 1979 berpedoman kepada UU No.5 tahun 1962 tentang perusahaan daerah resmilah berdiri Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi atau disingkat dengan PDAM Tirtanadi sampai sekarang ini.
Pada tahun 1985 Peraturan Daerah No. 11 Tahun 1979 ini disempurnakan lagi menjadi Peraturan Daerah Sumatera Utara No. 25 Tahun 1985 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara.
Selanjutnya dengan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 1991 dilaksanakan perubahan
pertama Peraturan Daerah Provinsi Tingkat I sumatera Utara No. 5 Tahun 1985 tentang Perusahaan Daerah Air Minum diatur mengenai air limbah.
Untuk mengantisipasi permintaan air bersih oleh masyarakat dalam lima sampai sepuluh tahun mendatang, telah dipersiapkan dan direncanakan pembangunan instalasi air bersih yang baru dengan kapasitas 3000 liter/detik di Belumai, Tanjung Morawa. Upaya-upaya untuk senantiasa berusaha memenuhi permintaan masyarakat akan air bersih bertujuan untuk menunjang peningkatan perusahaan selalu menjaga kualitas dan mutu produksi yang selalu menjadi perhatian utama pengawasan yang bertugas di setiap instalasi pengelolaan air.
Pendiri perusahaan ini didaftarkan pada lembaga Negara secara terbuka oleh surat kabar (lembaran) pemerintah No. 225 pada tanggal 26 September 1905.
Air bersih yang diproduksi oleh PDAM Tirtanadi berasal dari pengolahan berbagai sumber mata air di beberapa wilayah. Untuk mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, PDAM Tirtanadi selalu berupaya untuk melakukan peningkatan Sumber Daya Manusia. Untuk menunjang program ini, PDAM Tirtanadi telah mempunyai sub bagian yang khusus menangani pendidikan dan kesejahteraan karyawan. Sub bagian ini langsung ditangani oleh bagian personalia.
Diharapkan dengan adanya peningkatan moral, teoritis, dan konseptual dari sumber daya yang dimiliki, akan dapat menunjang kualitas pelayanan yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan dari berbagai lapisan.
4.1.2 Visi dan Misi PDAM Tirtanadi
Di dalam suatu organisasi atau perusahaan sebuah visi dan misi sangat dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan dari organisasi atau perusahaan tersebut. Visi dan Misi merupakan suatu pandangan ke depan yang telah di konsepkan secara bersama. Demikian juga halnya dengan PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.
a. Visi PDAM Tirtanadi
Visi PDAM Tirtanadi yaitu sebagai pengelola air minum dan pengelola air limbah terbaik di Indonesia dengan mengutamakan pelayanan prima kepada masyarakat di Provinsi Sumatera Utara.
b. Misi PDAM Tirtanadi
1. Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat di Sumatera Utara dengan kuantitas, kontiniuitas, dan kualitas yang memenuhi persyaratan 2. mengembangkan air siap minum secara berkesinambungan
3. meminimalkan keluhan pelanggan dengan mengutamakan pelayanan yang optimal
4. memperlakukan karyawan sebagai asset strategis dan mengembangkannya secara optimal
5. mengelola perusahaan dengan menerapkan prinsip kewajaran, transparansi, akuntabilitas, responsibilitas sebagai bentuk pelaksanaan Good Corporate Governance
6. menjadikan perusahaan sebagai salah satu sumber pendapatan hasil daerah Provinsi Sumatera Utara
7. melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan 8. menjalankan pengelolaan air limbah kepada masyarakat Sumatera Utara dan
mengembangkannya dimasa yang akan datang.
Di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi pada kantor cabang Medan Kota adalah milik pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang menyediakan air bersih serta pengolahan air limbah yang mengutamakan kepuasan pelanggan sebagai salah satu sumber pendapatan asli Provinsi Sumatera Utara untuk itu PDAM Tirtanadi menyediakan air bersih yang memenuhi kesehatan dan pengolahan air limbah dengan tingkat kualitas dan pelayanan prima dapat dijangkau masyarakat guna mewujudkan lingkungan yang sehat sehingga menjadi PDAM terbaik di Indonesia.
4.1.3 Logo PDAM Tirtanadi
Adapun logo / lambangan dari PDAM Tirtanadi dapat dilihat di bawah ini:
Sumber : PDAM Tirtanadi Sumatera Utara (2014) Gambar 4.1 Logo PDAM Tirtanadi
4.1.4 Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota
Struktur organisasi adalah susunan yang ada dan juga merupakan hubungan antara jabatan yang satu dengan yang lainnya dalam perusahaan, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tugas-tugas dan tanggung jawab setiap jabatan dalam suatu organisasi. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas dapat diketahui pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam perusahaan, berlangsung keatas dan kebawah serta ada karyawan yang bertanggung jawab tidak hanya pada satu atasan.
Perusahaan yang ingin berkembang harus meningkatkan hubungan baik antar bagian sehingga tercapai kesatuan koordinasi dan komando, agar tercapai organisasi yang baik dan dan teratur maka diperlukan struktur organisasi yang dapat memperlihatkan pembagian pekerjaan, wewenang, dan tanggung jawab antar masing-masing bagian ataupun antara atasan dan bawahan.
Perusahaan harus mempunyai struktur organisasi yang sesuai dengan sifat dan jenis kegiatan usaha. Struktur organisasi harus sederhana dari sudut pandang ekonomis dan harus fleksibel sehingga bila ada perluasan tidak mengganggu secara serius susunan bagian yang telah ada. Struktur organisasi tersebut juga harus memungkinkan perbedaan semua bagian terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik.
Untuk lebih jelasnya gambar struktur organisasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Cabang Medan Kota dapat dilihat pada lampiran.
4.1.5 Jenis Pekerja dan Waktu kerja
Karyawan di bagian hubungan langganan terbagi atas tiga yaitu:
1. Pencatat meter adalah karyawan bagian hubungan langganan yang bertugas merekapitulasi pergantian meter dalam keadaan aktif atau tidak aktif.
2. Penginput data adalah karyawan bagian hubungan langganan yang bertugas menginput data stand meter yang dilaporkan oleh pencatat meter.
3. Costumer service adalah karyawan bagian hubungan langganan yang bertugas melayani pemasangan sambungan baru serta keluhan dari pelanggan.
Pada karyawan bagian hubungan langganan diberlakukan 5 hari kerja dengan jam kerja pukul 08.00 – 16.00 WIB. Sedangkan waktu istirahat diberlakukan pada pukul 12.00 – 13.00 WIB.
4.1.6 Uraian Kerja
Tugas-Tugas Bagian Hubungan Langganan adalah sebagai berikut:
a. melakukan koordinasi antar bagian yang ada di cabangnya
b. merencanakan dan melaksanakan program kerja bagian hubungan langganan c. mencatat, meneruskan, dan memonitor laporan masyarakat yang berkaitan
dengan pelanggan menggunakan sistem informasi
d. menghimpun, memasukkan, dan mengelola data internal untuk diteruskan ke sistem informasi manajemen kantor pusat dalam kurun waktu yang ditentukan e. melakukan pembacaan/ pencatatan kubikasi air yang dipakai pelanggan sesuai
dengan jadwal dan mengirim data DSMI tepat waktu
f. melakukan evaluasi terhadap kondisi dan akurasi meter pelanggan
g. melaksanakan proses permohonan reduksi, perubahan golongan tarif, balik nama, sesuai dengan ketentuan yang berlaku
h. melaporkan dan memproses tindak lanjut penyesuaian kemungkinan hal-hal yang merugikan perusahaan seperti by pass, penempelan magnet dan tindakan ilegal lainnya
i. memberikan bon laporan informasi pekerjaan penggantian meter dan menyerahkan ke Bagian Jaringan
j. pemeliharaan dan penyimpanan kartu pembacaan meter dan formulir daftar stand meter langganan
k. membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan Bagian Hubungan Langganan dilengkapi dengan evaluasi
l. dan melaksanakan semua tugas serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala cabang.
Tanggung Jawab Bagian Hubungan Langganan sebagai berikut:
a. melaporkan jika terdapat gangguan meter air yang tidak dapat dicatat agar segera diganti dan bertanggung jawab atas penaksiran air pelanggan yang tidak dapat dibaca meter airnya dengan mempedomani faktor-faktor jumlah penghuni, pemakaian bulan sebelumnya dan faktor lain yang menjadi pertimbangan
b. mengevaluasi pencapaian target penjualan air sesuai dengan anggaran perusahaan yang telah ditetapkan
c. dan meneliti serta memeriksa alat pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan.
4.2 Karakteristik Responden 4.2.1 Umur
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Kelompok Umur di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016
Umur (Tahun) Jumlah (n) Persentase (%)
<45 13 56.5
>45 10 43.5
Total 23 100
Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur dibagi menjadi 2 kategori sesuai dengan median yang didapatkan yaitu ≤45 tahun dan >45 tahun.
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi umur karyawan berada pada kelompok umur <45 tahun yaitu berjumlah 13 orang (56,5%) dan frekuensi terendah berada pada kelompok umur >45 tahun yaitu berjumlah 10 orang (43,5%).
4.2.2 Jenis kelamin
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016
Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)
Laki-Laki 18 78.3
Perempuan 5 21.7
Total 23 100.0
Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi 2 kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi jenis kelamin karyawan berada pada kelompok jenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 18 orang (78,3%) dan frekuensi jenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 5 orang (21,7%).
4.2.3 Tingkat pendidikan
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016
Pendidikan Terakhir Jumlah (n) Persentase (%)
SD 4 17.4
Distribusi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dibagi menjadi 5 kategori yaitu SD, SMP, SMA, Diploma dan Sarjana. Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi tingkat pendidikan karyawan berada pada kelompok tingkat pendidikan SMA yaitu berjumlah 12 orang (52,2%) dan frekuensi terendah berada pada kelompok tingkat pendidikan SMP yaitu berjumlah 1 orang (4.3%).
4.2.4 Status pernikahan
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Status Pernikahan di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016
Status Pernikahan Jumlah (n) Persentase (%)
Menikah 17 73.9
Belum Menikah 6 26.1
Total 23 100.0
Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi 2 kategori yaitu menikah dan belum menikah. Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi status pernikahan karyawan berada pada kelompok berstatus menikah yaitu berjumlah 17 orang (73,9%) dan
frekuensi terendah berada kelompok berstatus belum menikah yaitu berjumlah 6 orang (26,1%).
4.2.5 Masa kerja
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Masa Kerja di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016
Masa Kerja (Tahun) Jumlah (n) Persentase (%)
<5 12 52.2
>5 11 47.8
Total 23 100
Distribusi karakteristik responden berdasarkan masa kerja dibagi menjadi 2 kategori sesuai dengan median yang didapatkan yaitu ≤5 tahun dan >5 tahun.
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar masa kerja karyawan berada pada kelompok masa kerja <5 tahun yaitu berjumlah 12 orang (52.2%) dan frekuensi terendah berada pada kelompok masa kerja > 5 tahun yaitu berjumlah 11 orang (47.8%).
4.3 Hasil Pengukuran Kuesioner Perasaan Kelelahan dari IFRC pada Karyawan Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016
Kelelahan Kerja Frekuensi (orang) Persentase (%)
Rendah 10 43.5
Sedang 13 56.5
Jumlah 23 100
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas, dapat diketahui bahwa frekuensi perasaan kelelahan paling banyak berada pada kategori sedang yaitu berjumlah 13 orang
(56,5%), dan selebihnya berada pada kategori rendah yaitu berjumlah 10 orang (43,5%).
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan Karyawan Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016
Jenis Pekerjaan
Berdasarkan tabel 4.7 di atas diketahui bahwa:
1. tingkat kelelahan karyawan penginput data paling banyak berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 2 orang (8,7%), dan sisanya berada pada tingkat rendah yaitu 1 orang (4,3%)
2. tingkat kelelahan karyawan costumer service yang berada pada kategori sedang yaitu 1 orang (4,3%), dan 1 orang (4,3%) lainnya berada pada kategori rendah
3. sedangkan tingkat kelelahan karyawan pencatat meter paling banyak berada pada kategori sedang sebanyak 10 orang (43,5%) dan sisanya berada pada kategori rendah yaitu 8 orang (34,8%).
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Umur Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi kelelahan terbesar terdapat pada kelompok umur >45 tahun yaitu sebanyak 13 orang (56,5%) dan selebihnya terdapat pada kelompok umur <45 tahun yaitu berjumlah 10 orang (43,5%).
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi kelelahan terbesar terdapat pada kelompok jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 18 orang (78,3%) dan selebihnya terdapat pada kelompok jenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 5 orang (21,7%).
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016
Tingkat
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi kelelahan terbesar terdapat pada kelompok tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 12 orang (26,1%), dan selebihnya tersebar pada kelompok tingkat pendidikan SD yaitu berjumlah 4 orang (17,4%), kelompok tingkat pendidikan sarjana yaitu berjumlah 4 orang (17,4%), kelompok tingkat pendidikan diploma yaitu berjumlah 2 orang (8,7%), dan kelompok tingkat pendidikan SMP yaitu berjumlah 1 orang (4,3%).
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Status Pernikahan Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016
Status Pernikahan
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi kelelahan terbesar terdapat pada kelompok menikah yaitu sebanyak 17 orang (73,9%), dan
selebihnya terdapat pada kelompok belum menikah yaitu berjumlah 6 orang (26,1%).
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi kelelahan terbesar terdapat pada kelompok masa kerja <5 tahun yaitu berjumlah 12 orang (52,2%), dan selebihnya terdapat pada kelompok masa kerja >5 tahun yaitu berjumlah 11 orang (47,8%).
Tabel 4. 13 Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Pertanyaan Perasaan Kelelahan Kerja Pada Kuesioner Penguji Kelelahan Kerja IFRC di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016
No Pengukuran
10 Ingin Berdasarkan tabel 4.13 di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi perasaan kelelahan karyawan terbanyak selalu merasakan haus berjumlah 10 orang (43,5%), sering mengantuk berjumlah 9 orang (39,1%), kadang-kadang
merasakan sakit di bagian kepala berjumlah 18 orang (78,3%), dan tidak pernah merasakan pikiran kacau pada saat bekerja berjumlah 17 orang (73,9%).
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Kelelahan Kerja Karyawan di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota Tahun 2016
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kelelahan kerja pada karyawan di Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota tahun 2016. Pengukuran kelelahan kerja dilakukan pada waktu istirahat bagi karyawan di dalam kantor yaitu penginput data dan costumer service, dan saat selesai bekerja bagi karyawan di lapangan yaitu pencatat meter dengan menggunakan kuesioner IFRC. Hasil pengukuran kuesioner IFRC menunjukkan bahwa dari 23 karyawan bagian hubungan langganan, sebanyak 10 orang (43.5%) mengalami kelelahan kategori rendah dan kategori kelelahan sedang berjumlah 13 orang (56.5%).
Etikaariena (2014) menyatakan bahwa kelelahan kerja merupakan salah satu hal yang keberadaannya di dalam organisasi harus diminimalisir. Hal ini disebabkan karena efek yang ditimbulkan karena munculnya kelelahan hampir dapat dipastikan negatif bagi para pelaksana tugas. Akibatnya, berbagai efek negatif juga akan dirasakan oleh organisasi, misalnya dengan meningkatnya biaya akibat sakit yang diderita karyawan (Jansenn, dkk, 2003), penurunan prestasi kerja, berkurangnya kesiagaan (Sastrowinoto, 1985), mempengaruhi kondisi psikologis seperti munculnya ketegangan dan sulit berpikir dan konsentrasi (Schultz, 1982). Pada penelitian ini diketahui bahwa hampir sebagian besar karyawan (84%) merasakan kelelahan kerja yang tergolong rendah. Karena itu,
dapat dikatakan bahwa kegiatan fisik dan mental yang dilakukan selama bekerja di organisasi masih dirasakan seimbang sehingga dapat meminimalisir kelelahan yang terjadi selama bekerja.
Berdasarkan pertanyaan perasaan kelelahan kerja pada kuesioner Industrial Fatigue Committee Research (IFRC), dapat diketahui bahwa perasaan kelelahan terbanyak yaitu selalu merasakan haus yaitu 10 orang (43,5%), sering mengantuk yaitu 9 orang (39,1%), kadang-kadang merasakan sakit di bagian kepala yaitu 18 orang (78,3%), dan tidak pernah merasakan pikiran kacau pada saat bekerja yaitu 17 orang (73,9%). Untuk jawaban selalu dan sering disebabkan karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan dalam satu hari yaitu karyawan diharuskan menginput 150 data pelanggan setiap harinya. Untuk jawaban selalu ini didominasi oleh pencatat meter karena melakukan pekerjaan di lapangan yang lebih rentan terpapar terik matahari dan lingkungan bersuhu panas yang menyebabkan pekerja selalu merasa haus. Selain itu sering mengantuk didominasi oleh pekerja di dalam kantor yaitu penginput data dan costumer service yang disebabkan pekerjaan terlalu lama duduk, cenderung monoton sehingga sering merasa mengantuk saat bekerja.
5.1.1 Kelelahan berdasarkan umur pada karyawan bagian hubungan langganan PDAM Tirtanadi Cabang Medan kota tahun 2016
Berdasarkan hasil kuesioner maka dapat dilihat bahwa umur karyawan berkisar antara 22 - 53 tahun. Berdasarkan tabel 4.1. dapat dilihat bahwa umur karyawan yang terbanyak yaitu berumur >45 tahun yaitu berjumlah 13 orang
Berdasarkan hasil kuesioner maka dapat dilihat bahwa umur karyawan berkisar antara 22 - 53 tahun. Berdasarkan tabel 4.1. dapat dilihat bahwa umur karyawan yang terbanyak yaitu berumur >45 tahun yaitu berjumlah 13 orang