MAKALAH MAKALAH
KEPERAWATAN JIWA I KEPERAWATAN JIWA I
LAPORAN PENDAHULUAN DAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATANASUHAN KEPERAWATAN “KEPUTUSASAAN”
“KEPUTUSASAAN”
Dosen Pengampu : Achmad Syamsudin, S.Kep., Ns Dosen Pengampu : Achmad Syamsudin, S.Kep., Ns
Di susun oleh : Di susun oleh :
KELOMPOK 2 KELOMPOK 2
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018 TAHUN AKADEMIK 2017/2018
NAMA KELOMPOK : 1. IDA LAILA (1614201110082) 2. IKRIMA MUTIARA (1614201110083) 3. JEFRY ANTONO (1614201110084) 4. KHAIRATUN NI’MAH (1614201110085) 5. KHAIRUNNISA (1614201110086) 6. KURNIA NILA SARI (1614201110087) 7. MUHAMMAD ARIF WIDIYANA (1614201110088)
8. MAHRIDA (1614201110089)
9. MAYA RABIAH (1614201110090) 10. MIDILA AULIA WATI (1614201110091) 11. MUHAMMAD ADY RISMANA (1614201110092) 12. MUHAMMAD FIKRI KHAIRANI (1614201110093) 13. MUHAMMAD NORHIDAYAT (1614201110094) 14. MUQORROBIN HAFIEZH (1614201110095) 15. NARITA TRIMAR (1614201110096) 16. NAZRUL FUADI (1614201110097) 17. NIKE AULIA AZZAHRA (1614201110099) 18. NOR AIMAH (1614201110100) 19. NOR INDRIANI (1614201110101)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT , karena atas berkat rahmat dan kasihnya ,Sehinggga penyusun akhirnya dapat menyelesaikan makalah “Laporan pendahluan dan Asuhan Keperawatan dengan Keputusasaan”
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Jiwa I. Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan hal-hal yang perlu ditambahkan pada tugas makalah ini, Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari para pembaca.
Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini dan besar harapan penyusun, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan tentang masalah kesehatan dan semoga makalah ini sedikitnya dapat memberikan sumbangan ilmu yang dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi para pembaca. Semoga makalah yang di sajikan ini dapat
sesuai dengan indikator yang di harapkan..
Semoga Ridha Allah senantiasa bersama kita.Amin Ya Rabbil Alamin.
Banjarmasin, 24 Mei 2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... 3
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN ... 5
A. Definisi ... 5 B. Etiologi ... 5 C. Manifestasi Klinis ... 5 D. Akibat Keputusasaan ... 7 E. Pencegahan ... 8 F. Penatalaksanaan ... 8
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN ... 10
A. Pengkajian ... 10
B. Diagnosa, NOC & NIC ... 12
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN A. Definisi
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan , keraguan, duka cita , apati , kesedihan , depresi , dan bunuh diri. (Cotton dan Range, 2004)
Keputusasaan adalah keadaan emosional subjektif yang terus-menerus dimana seorang individu tidak melihat ada alternative atau tersedia pilihan untuk memecahkan masalahmasalah atau untuk mencapai apa yang diinginkan dan tidak dapat menggerakkan energinya sendiri untuk menetapkan tujuan.
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa kehidupannya terlalu berat untuk dijalani (dengan kata lain mustahil). Seseorang yang tidak memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa membantunya.
B. Etiologi
Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu : 1. Faktor kehilangan
2. Kegagalan yang terus menerus 3. Faktor Lingkungan
4. Orang terdekat ( keluarga )
5. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa) 6. Adanya tekanan hidup
7. Kurangnya iman C. Manifestasi Klinis
1. Mayor ( harus ada) a. Fisiologis :
1) Respon terhadap stimulus melambat 2) Tidak ada energi
3) Tidur bertambah b. Emosional :
1) Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi dapat merasakan
2) Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan 3) Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
4) Hampa dan letih
5) Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa 6) Tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap. c. Individu memperlihatkan :
1) Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan 2) Penurunan verbalisasi
3) Penurunan afek
4) Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat. 5) Ketidakmampuan mencapai sesuatu 6) Hubungan interpersonal yang terganggu 7) Proses pikir yang lambat
8) Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya sendiri. d. Kognitif :
1) Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat keputusan
2) Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang dihadapi saat ini
3) Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
4) Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali ) 5) Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
6) Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan 7) Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
8) Tidak dapat mengenali sumber harapan 9) Adanya pikiran untuk membunuh diri.
2. Minor ( mungkin ada ) a. Fisiologis
1) Anoreksia 2) BB menurun b. Emosional
1) Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain 2) Merasa berada diujung tanduk
3) Tegang
4) Muak ( merasa ia tidak bisa)
5) Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani 6) Rapuh
c. Individu memperlihatkan
1) Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari pembicara 2) Penurunan motivasi 3) Keluh kesah 4) Kemunduran 5) Sikap pasrah 6) Depresi d. Kognitif
1) Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
2) Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang 3) Bingung
4) Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif 5) Distorsi proses pikir dan asosiasi
6) Penilaian yang tidak logis D. Akibat Keputusasaan
Akibat yang dapat ditimbulkan dari terjadinya keputusasaan yaitu : 1. Stres
2. Depresi 3. Galau 4. Sakit
5. Pola hidup yang tidak teratur
6. Letih, Lesu, Lemah; disebabkan karena faktor psikis
7. Hilang kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia sibuk dengan rasa putus asa yang ada.
8. Trauma; tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk melakukan hal yang sama karena takut akan mengalami rasa putus as a untuk yang kedua kalinya.
9. Gila; akibat jangka panjang yang umumnya terjadi pada sebagian orang
10. Sakit; diawali dengan makan yang tidak teratur, tidur terlalu larut, beban pikiran yang berlebihan.
11. Kematian; beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan tidak hanya karena sakit yang berkepanjangan namun juga karena faktor psikis yang berlebihan.
E. Pencegahan
Di bawah ini ada beberapa cara mencegah timbulnya keputusasaan yaitu :
1. Berbaik sangkalah kepada ALLAH,Ingat bahwa setiap yang kita alami ada hikmahnya. Semua ini hanyalah sebuah cobaan dan bukti kecintaaan tuhan kepada kita.
2. Berpikir bahwa tidak ada kegagalan yang abadi, karena kita bisa mengubahnya dengan ber buat hal-hal baru.
3. Tetapkan tindakan kita dalam keadaan apapun kita tetap bisa memilih tindakan atau mengubah kebiasan lama dan mencari jalan untuk mengatasi masalah yg tengah kita hadapi
4. Bersikap lebih fleksibel, kehidupan tidak selalu seperti yang di harapkan. Apabila kita dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru maka ketegangan kita kan berkurang.
5. Kembangkan tindakan yang kreatif Tanyakan pada diri sendiri "KESEMPATAN APA BAGI SAYA DI SINI ? JALAN MANA YANG TERBUKA BAGI SAYA ?"
6. Evaluasi setiap situasi. Pikirkan segala tindakan sebelum bertindak agar bisa di dapatkan pemecah masalah yang baik.
7. Lihat sisi positifnya. Kegagalan memang merupakan pengalaman yang menyakitkan. Tapi daripada memikirkan kerugian yang kita alami, lebih baik fokuskan pada apa yang telah kita pelajari.
8. Bertanggung jawab. Jangan salah kan orang lain jika gagal,tapi perhatikan baik-baik masalah nya dan cobalah memahaminya. Tanyakan pada diri sendiri bagaimana mengatasinya?
9. Pelihara selera humor dan tertawa memang tidak segera memecahkan masalah,tetapi akan membantu kita melihat masalah secara perspektif. Hal itu bagaikan cahaya dalam kegelapan.
10. Ingatlah bahwa kegagalan adalah guru yang paling berharga kita bisa belajar tentang bagaimana kita bisa gagal dan bagaimana kita mengatasi sebuah kegagalan.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis pada orang yang mengalami keputusasaan yaitu: 1. Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan keputusasaan. 2. Psikoterapi
Adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita tel ah diberikan terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi ini bermacam-macam bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan,
semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya. Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu, psikoterapi rekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit, psikologi kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai- nilai moral etika. Mana yang baik dan buruk, mana
yang boleh dan tidak, dsbnya.Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri, psikoterapi keluarga dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya.
3. Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka.
4. Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa.Dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen agama berhubungan dengan manfaatnya di bidang klinik.Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan, ceramah keagamaan, kajian kitab suci dsb.
5. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali kekeluarga dan masyarakat.Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi) rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain; terapi kelompok, menjalankan ibadah keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa olah r aga, keterampilan, berbagai macam kursus, bercocok tanam, rekreasi, dan sebagainya. Pada umumnya program rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara berkala dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan dikembalikan ke keluarga dan ke mas yarakat.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian
1. Identitas klien
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
2. Keluhan utama
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati klien: apa yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku.
Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui apa yang mereka pikir dan rasakan adalah :
a. Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan
b. Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah c. Perilaku koping yang adekuat selama proses
3. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan adalah:
a. Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu permasalahan
b. Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik
c. Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi masalah dan mengalami keputusasaan.
d. Struktur Kepribadian
Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan menyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi.
4. Faktor presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan keputusasaan adalah: a. Faktor kehilangan
b. Kegagalan yang terus menerus c. Faktor Lingkungan
d. Orang terdekat ( keluarga )
e. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa) f. Adanya tekanan hidup
g. Kurangnya iman 5. Respon Emosional
Mayor (harus ada):
a. Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi dapat merasakan
b. tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan c. Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
d. hampa dan letih
e. Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa f. Tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap. Minor (mungkin ada)
a. Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain b. Merasa berada diujung tanduk
c. Tegang
d. Muak ( merasa ia tidak bisa)
e. Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani f. Rapuh
6. Respon Kognitif Mayor ( harus ada)
a. Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat keputusan
b. Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang dihadapi saat ini
c. Penurunan fleksibilitas dalam proses piker
d. Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali ) e. Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
f. Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan g. Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
i. Adanya pikiran untuk membunuh diri. Minor (mungkin ada)
a. Penurunan kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
b. Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang c. Bingung
d. Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif e. Distorsi proses pikir dan asosiasi
f. Penilaian yang tidak logis B. Diagnosa, NOC & NIC
No Diagnosa NOC NIC
1. Keputusasaan Status kenyamanan: psyikososial
Indikator:
a. Kesejahteraan psikologis b. Harapan
c. Konsep diri
d. Gambaran internal diri e. Efekketenangan
f. Ekspresi g. Optimis
h. Penentuan tujuan
i. Makna dan tujuan dalamhidup j. Kepuasan spiritual k. Depresi l. Kegelisahan m. Takut n. Kehilanganspiritual o. Pikiran untuk bunuh diri Kontrol depresi diri
Indikator: a. Memonitor kemampuan untuk berkonsentrasi b. Memonitor intensitas depresi DukunganSpiritual Aktivitasnya: a. Menggunakan komunikasi terapeutik untuk membangun kepercayaan dan empati peduli b. Menggunakan alat untuk
memonitor dan mengevaluasi kesejahteraan rohani yang sesuai c. Memperlakukan individu dengan
bermartabat dan hormat
d. Mendorong partisipasi dalam interaksi dengan anggota keluarga, teman,dan lain-lain
e. Memberikan privasi dan ketenangan untuk kegiatan spiritual
f. Mengajarkan metode relaksasi dan meditasi
g. Menyediakan music spiritual, sastra, radio, atau program tv
untuk individu
h. Terbuka terhadap sifat individu yang merasa kesepian dan tidak berdaya
c. Mengidentifikasi penyebab depresi
d. Memonitor manifestasi perilaku depresi
e. Laporan tidur yang cukup f. Laporan meningkat nafsu g. Memonitor manifestasi
fisik dari depresi
h. Laporan memperbaiki suasana hati
i. Berpartisipasi dalam aktivitas menyenangkan j. Mentaati jadwal terapi
k. Menghindari
penyalahgunaan alkohol l. Menghindari
penyalahgunaan obat non resep m. Menghindaripenggunaan narkoba n. Menjagakebersihan pribadi danperawatan Harapan Indicator: a. Mengutarakan harapan masa depan yang positif b. Mengekspresikan keyakinan mengutarakan kehendak untuk hidup c. Mengutarakan alasan untuk hidup d. Mengutarakan makna
i. Membantu individu untuk bisa mengekspresikandan meringankan kemarahan dengan cara yang tepat j. Menggunakan nilai teknik
klarifikasiuntuk membantu individu memperjelas keyakinan dan nilai-nilai yang sesuai
Inspirasi Harapan
a. Membantu pasien /keluarga untuk mengidentifikasi daerah-daerah harapan dalam hidup
b. Menghindari tindakan menutupi kebenaran
c. Membantu pasien mengembangkanspiritual diri
d. Menciptakan lingkungan yang memfasilitasi pasien berlatih agama yang sesuai
e. Memberikan pasien /keluarga kesempatan untuk terlibat dengan kelompok pendukung
f. Mendorong hubungan terapeutik dengan penting lainnya
g. Memfasilitasi pasien yang memasukkan kerugian pribadi ke dalam gambar tubuhnya
hidup e. Menyatakan optimisme f. Mengungkapkan keyakinan diri g. Mengutarakan kepercayaan lain h. Mengutarakan kedamaian batin i. Mengutarakan rasa kontrol diri
j. Pameran semangat hidup k. Menetapkan tujuan
Ketahanan pribadi Indikator:
a. Verbalisasi positif melihat keluar
b. Menggunakan strategi koping yang efektif
c. Mengekspresikanemosi d. Berkomunikasi dengan
jelas dan tepat untuk usia e. Pameran suasana hati
yang positif
f. Pameran positif harga diri g. Mengutarakan kenyamanan dengankesendirian h. Mengutarakan rasa percaya diri i. Bertanggung jawabatas tindakan sendiri j. Mencari dukungan emosional
k. Beratnya alternatif untuk memecahkan masalah l. Menghindaripenyalahgun aan narkoba m. Menghindari penyalahgunaan alkohol n. Menggunakan sumber daya
o. Pendidikan dan kejuruan p. Verbalisasi kesiapan untuk belajar 2. Koping individu tidak efektif Koping Indicator : a. Menunjukan fleksibilitas peran b. Keluarga menunjukan fleksibilitas peran para anggotanya
c. Pertentangan masalah d. Nilai keluarga dapat
mengatur masalah-masalah
e. Melibatkan anggota keluarga dalam membuat keputusan
f. Mengekspresikan
perasaan dan kebebasan emosional
g. Menunjukan strategi untuk memanaj masalah h. Menggunakan strategi penurunan stress i. Peduli terhadap kebutuhan anggota keluarga Peningkatan Koping
a. Hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit dan konsep diri b. Hargai dan diskusikan alternative
respon terhadap situasi
c. Hargai sikap klien terhadap perubahan peran dan hubungan d. Dukung penggunaan sumber
spiritual jika diminta
e. Gunakan pendekatan yang tenang dan berikan jaminan
f. Sediakan informasi actual tentang diagnosis, penangan dan prognosis g. Sediakan pilihan yang realistis
tentang aspek perawatan saat ini h. Dukung penggunaan mekanisme
defensive yang tepat
i. Dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat
j. Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi positif untuk mengatasi keterbatasan dan mengelola gaya hidup dan perubahan peran
j. Menentukan prioritas k. Menentukan jadwal untuk
rutinitas danm aktivitas keluarga
l. Menjadwalkan untuk respite care
m. Mempunyai perencanaan pada kondisi kegawatan n. Memelihara kestabilan
financial
o. Mencari bantuan ketika dibutuhkan
p. Menggunakan support social
k. Bentu klien mengidentifikasi kemungkinan yang dapt terjadi l. Bantu klien beradaptasi dan
mengantisipasi perubahan klien
3. Isolasi sosial Dukungan social Indikator :
a. Kesediaan untuk memanggil orang lain untuk bantuan
b. Uang yang tersedia dari orang lain bila diperlukan c. Bantuan yang diberikan
oleh orang lain
d. Waktu yang disediakan oleh orang lain
e. Kerja yang disediakan oleh orang lain
f. Informasi yang diberikan oleh orang lain
g. Bantuan emosional yang diberikan oleh orang lain h. Hubungan
Peningkatan Sosialisasi Aktivitas :
a. Mendorong peningkatan keterlibatan dalam hubungan yang sudah mapan
b. Mendorong kesabaran dalam perkembangan hubungan
c. Mempromosikan hubungan dengan orang-orang yang memiliki kepentingan dan tujuan bersama
d. Mendorong kegiatan sosial dan masyarakat
e. Mempromosikan berbagai masalah umum dengan orang lain f. Mendorong kejujuran dalam
menyajikan diri kepada orang lain g. Mempromosikan keterlibatan
kepercayaan orang yang bisa
i. Membantu sesuai kebutuhan
j. Jaringan sosial bantu k. Kontak sosial yang
mendukung
l. Jaringan sosial yang stabil Keterampilan interaksi sosial Indikator : a. Menggunakanpengungkap anyang sesuai b. Pameranreseptif c. Bekerja samadengan orang lain d. Pamerankepekaan terhadaporang lain e. Menggunakanperilakuteg asyang sesuai f. Menggunakankonfrontasi yang sesuai g. Melibatkanorang lain h. Menggunakankompromiy ang sesuai i. Menggunakan strategiresolusi konflik
h. Mendorong rasa hormat terhadap hak orang lain
i. Memfasilitasi penggunaan alat bantu defisit sensorik seperti
kacamata dan alat bantu dengar j. Memberikan umpan balik tentang
perbaikan dalam
k. Menjaga penampilan pribadi atau kegiatan lainnya
l. Menghadapi klien tentang gangguan penilaian, jika diperlukan
m. Memberikan umpan balik positif ketika pasien menjangkau orang lain
b. Mengeksplorasi kekuatan dan kelemahan dari jaringan saat ini hubungan
4. Defisit
perawatan diri
Self care : aktifitassehari-hari Kriteriahasil:
a. Klien terbebas dari bau badan
b. Menyatakankenyamanan terhadapkemampuan untukmelakukan adls
Self Care Assistane : ADLS
a. Monitor kemempuan klien untukperawatan diri yang mandiri. b. Monitor kebutuhan klien untuk alat-alatbantu untuk kebersihan diri,berpakaian, berhias, toileting danmakan.
c. Dapat melakukan adlsdengan bantuan
klienmampu secara utuh untuk melakukanself-care.
d. Dorong klien untuk melakukanaktivitas sehari-hari yang normal sesuaikemampuan yang dimiliki.
e. Dorong untuk melakukan secaramandiri, tapi beri bantuan ketika klientidak mampumelakukannya.
f. Ajarkan klien/ keluarga untukmendorongkemandirian, untukmemberikan bantuan hanya jika pasientidak mampu untuk
melakukannya.
g. Berikan aktivitas rutin sehari-harisesuai kemampuan.
h. Pertimbangkan usia klien jikamendorong pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA
Capernito,Lynda Juall.2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10.Jakarta :ECG
Nancy R.ahern & Judith M.Wilkinson.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.Jakarta:ECG.