• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MOTIVASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH MOTIVASI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar Isi

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan BAB I Pendahuluan

A.

A. Latar Belakang MaLatar Belakang Masalah . . . salah . . . 33 B.

B. Rumusan Masalah . . . Rumusan Masalah . . . 33 C.

C. Tujuan . . . 3Tujuan . . . 3 BAB II Pembahasan

BAB II Pembahasan A.

A. Landasan Motivasi . . . 4Landasan Motivasi . . . 4 B.

B. Pengertian Motivasi . . . 4Pengertian Motivasi . . . 4 C.

C. Pentingnya Motivasi Kerja . . . 5Pentingnya Motivasi Kerja . . . 5 D.

D. Proses Motivasi . . . 6Proses Motivasi . . . 6 E.

E. Fungsi Motivasi . . . 7Fungsi Motivasi . . . 7 F.

F. Tujuan Motivasi . . . 7Tujuan Motivasi . . . 7 G.

G. TeoriTeori

 –

 –

 Teori Motivasi . . .  Teori Motivasi . . . . . . 8. . 8 BAB III Penutup

BAB III Penutup A.

A. Kesimpulan . . . 12Kesimpulan . . . 12 DAFTAR PUSTAKA . . . 13 DAFTAR PUSTAKA . . . 13

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasih‐Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima, serta petunjuk‐Nya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam penyusunan makalah tentang Motivasi dan Motivasi Kerja dalam Perilaku Keorganisasian ini.

Didalam karya tulis ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa kami sajikan, sebagai sebagai tugas dari mata kuliah Perilaku Keorganisasian dengan judul “Meningkatkan Unjuk Kerja dengan Memberikan Motivasi Kerja yang Baik”. Dimana di dalam topik tersebut ada beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya mengenai pengertian dan teori-teori yang dikembangkan dalam topik motivasi.

Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang Motivasi dalam Perilaku Keorganisasian, menjadikan keterbatasan kami pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang masalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.

Harapan kami, semoga makalah tentang Motivasi dan Motivasi Kerja dalam Perilaku Keorganisasian ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang Motivasi dalam Perilaku Organisasi.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Terutama kepada rekan satu kelompok atas kerjasamanya dan dosen pengajar, Ibu Nuryanti yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini.

Pekanbaru, 16 Mei 2014

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Motivasi ini sangat diperlukan seseorang dalam menjalankan segala aktivitasnya. Dalam menjalankan hidup, seseorang memerlukan banyak motivasi agar ia dapat menjalankan segala sesuatu yang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam dunia pendidikan, seorang anak memerlukan motivasi baik dari orang tua, guru, maupun teman-temannya agar ia mampu meningkatkan prestasi belajarnya.Hal ini pula yang dibutuhkan orang dalam dunia kerja.

Seseorang hanya dapat bekerja dengan baik apabila ia mendapatkan motivasi kerja yang baik pula. Motivasi kerja tidak hanya bersumber dari dalam diri orang itu saja, melainkan memerlukan perpaduan baik dari diri sendiri, atasan, mapun lingkungan kerja itu sendiri.Namun di balik semuanya itu, kita perlu mengetahui cara meningkatkan motivasi kerja karyawan. Terdorong akan rasa keingintahuan serta kenyataan seperti yang tersebut itulah yang membuat penulis memilih topik mengenai cara meningkatkan motivasi kerja. Selanjutnya, hasil pengkajian itu penulis uraikan dalam makalah berjudul “Meningkatkan Unjuk Kerja dengan Memberikan Motivasi Kerja yang Baik”

B. Rumusan Masalah

Beberapa rumusan makalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain : 1. Apa Pengertian Motivasi Kerja ?

2. Bagaimana pentingnya Motivasi Kerja bagi para pegawai ?

3. Bagaimana Teori-teori Motivasi, Pola Motivasi dan Model Harapan dalam motivasi pegawai ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Motivasi Kerja

2. Untuk mengetahui pentingnya motivasi kerja bagi para pegawai

3. Untuk mengetahui Teori-teori Motivasi, Pola Motivasi, dan Model Har apan dalam Motivasi Pegawai

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Motivasi

Apabila kita berbicara tentang motivasi atau lebih tepat tentang perilaku yang dimotivasi (Motivated Behaivor) maka kita mempersoalkan perilaku sebagai sesuatu hal yang memiliki tiga macam ciri khusus. Pertama: perilaku yang dimotivasi berkelanjutan, maksudnya ia tetap ada untuk waktu jangka yang relative lama. Kedua: perilaku yang dimotivasi diarahkan ke arah pencapaian sesuatu tujuan, dan Ketiga: ia merupakan perilaku yang muncul karena adanya sesuatu kebutuhan yang dirasakan. Ciri yang ketiga yakni adanya sesuatu kebutuhan yang dirasakan mengintroduksi sebuah konsep yang memerlukan keterangan lebih lanjut. Orang telah menggunakan macam-macam istilah untuk melukiskan kekuatan yang

memotivasi dari perilaku manusia. Beberapa istilah tersebut adalah:

 Kebutuhan(Need)  Aspirasi (Aspiration)  Keinginan (Desire)

Walaupun masing-masing istilah mempunnyai arti tepat dalam teori psikologikal, mereka dapat disatukan menurut kebutuhan kita, karena masing-masing hal tersebut dikenal oleh individu sebagai kekuatan yang memotivasi. Akibat dirasakannya sesuatu kebutuhan maka timbullah perasaan tegang atau ketidakseimbangan di dalam individu itu sendiri yang menyebabkan timbulnya aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan yang timbul.

Agar upaya organisasi-organisasi untuk memotivasi karyawan mereka, berhasil, maka pihak manajemen atau harus menciptakan kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan didalam individu, atau mereka harus menyediakan alat-alat untuk memuaskan kebutuhan yang sudah ada pada individu yang bersangkutan. Jadi agar memotivasi karyawan, kita perlu mengetahui sesuatu tentang kebutuhan fundamental manusia.

B. Pengertian Motivasi

Kata motivasi berasal dari bahasa latin “Movere” yang artinya menimbulkan pergerakan. Motivasi didefinisikan sebagai kekuatan psikologis yang menggerakkan seseorang kearah beberapa jenis tindakan (Haggard, 1989) dan sebagai suatu kesediaan peserta didik untuk menerima pembelajaran, dengan kesiapan sebagai bukti dari motivasi (Redman, 1993). Menurut Kort (1987), motivasi adalah hasil faktor internal dan faktor

(5)

eksternal dan bukan hasil eksternal saja. Hal yang tersirat dari motivasi adalah gerakan untuk memenuhi suatu kebutuhan atau untuk mencapai suatu tujuan.

Setiap pimpinan perlu memahami proses-proses psikologikal apabila berkeinginan untuk membina karyawan secara berhasil dalam upaya pencapaian sasaran-sasaran keorganisasian. Motivasi juga didefinisikan sebagai dorongan dari dalam diri individu berdasarkan mana dari berperilaku dengan cara tertentu untuk memenuhi keinginan dan kebutuhanya. Adapun pemotivasian dapat diartikan sebagai pemberian motif-motif sebagai pendorong agar orang bertindak, berusaha untuk mencapai tujuan organisasional (Silalahi, 2002).

Menurut Supriyono (2003), motivasi adalah kemampuan untuk berbuat sesuatu sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan, dorongan untuk berbuat sesuatu. Motivasi seseorang di pengaruhi oleh stimuli kekuatan, intrinsik yang ada pada individu yang bersangkutan. Stimuli eksternal mungkin dapat pula mempengaruhi motivasi tetapi motivasi itu sendiri mencerminkan reaksi individu terhadap stimuli tersebut.

Rumusan lain tentang motivasi yang diberikan oleh Robbins dan Coulter (2006), yang dimaksud motivasi karyawan adalah kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi, untuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian, yang dikondisi oleh kemampuan upaya demikian, untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu.

Definisi lain tentang motivasi menurut Gray et-al (dalam Winardi, 2001) menyatakan bahwa motivasi merupakan hasil sejumlah proses, yang bersifat internal atau eksternal bagi seseorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.

C. Pentingnya Motivasi Kerja

Motivasi kerja bisa naik turun bahkan tak jarang hilang sama sekali. Kehilangan motivasi kerja bisa disebabkan karena kita kekurangan alasan mengapa harus bekerja misalnya karena kita tidak ada lagi motivasi untuk hidup. Hidup tentu mampunyai arti yang luas, bukan sekedar bernafas saja. Hidup menjadi lebih hidup ketika seseorang hidup seleranya, cita-citanya, semangatnya, tenaganya, visinya, bisnisnya, amalannya, kontribusinya pada sesama dan banyak lagi.

Kehilangan motivasi kerja dalam arti luas berarti seperti kehilangan motivasi hidup dalam arti luas pula, jika kehilangan motivasi kerja dalam waktu yang lama maka resikonya dalam jangka panjang adalah mati. Kalau sekali waktu kehilangan motivasi hidup dalam

(6)

waktu pendek misalnya sejam dua jam atau sehari dua hari itu normal saja, namun kehilangan motivasi kerja tersebut tetaplah penyakit yang perlu disembuhkan.

D. Proses Motivasi

Motivasi merupakan sebuah predisposisi untuk bertindak dengan cara yang khusus dan terarah pada tujuan tertentu sekalipun rumusan tentang rumusan motivasi dibatasi hingga purposif atau yang diarahkan pada tujuan (Winardi, 2001).

Gambaran mekanisme diatas menggambarkan manusia sebagai mahluk sosial berusaha untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan expektansi. Kebutuhan, keinginan dan expektansi tersebut menimbulkan ketegangan-ketegangan pada para manajer, yang di anggap mereka kurang menyenangkan. Dengan anggapan bahwa perilaku khusus tertentu dapat mengurangi perasaan yang dimiliki, maka hal tersebut menyebabkan orang yang bersangkutan berperilaku.

Perilaku tersebut diarahkan kepada tujuan untuk mengurangi kondisi ketegangan tersebut. Dimulainya perilaku tersebut menyebabkan timbulnya petunjuk-petunjuk yang memberikan umpan balik (informasi) kepada orang yang bersangkutan tentang dampak perilaku. Umpan balik (feed back) kebutuhan, keinginan expectancy perilaku tujuan.

(7)

E. Fungsi Motivasi

Menurut Sardiman (2007, dalam Qym, 2009), fungsi motivasi ada tiga, yaitu:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai, sehingga motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakanyang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

F. Tujuan Motivasi

Menurut Taufik (2002) secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang perawat, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu individu, kelompok, dan masyarakat agar timbul keinginan dan kemauannya untuk dapat berperilaku hidup bersih dan sehat, sehingga tercapai tujuan yang diharapkan dalam upaya meningkatkan peran, fungsi, dan kemampuan individu dalam membuat keputusan untuk memelihara kesehatan.

Setiap tindakan motivasi mempunyai tujuan, makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, maka semakin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil apabila tujuan jelas dan didasari oleh yang di motivasi. Oleh karena itu setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan serta keribadian orang yang akan dimotivasi. (Taufik, 2002)

(8)

G. Teori

 –

 Teori Motivasi

1. TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)

Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.

 Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)

 Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)

 Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima,

memiliki)

 Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan

serta pengakuan)

 Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan

menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)

Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.

Aktualisasi diri penghargaan

sosial keamanan

(9)

2. TEORI MOTIVASI HERZBERG (1966)

Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

3. TEORI MOTIVASI DOUGLAS McGREGOR

Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yang dipegang manajer, yaitu :

a. Karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja

b. Karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.

c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab.

d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.

Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y, yaitu :

a. Karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.

b. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.

c. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab. d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

4. TEORI MOTIVASI VROOM (1964)

Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:

(10)

 Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas

 Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam

melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk m endapatkan outcome tertentu).

 Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.

Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan. Motivasi rendah  jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan.

5. Achievement TheoryTeori achievement Mc Clelland (1961)

Yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:

 Need for Achievement (kebutuhan akan prestasi)

 Need for Afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan

soscialneed-nya Maslow)

 Need for Power (dorongan untuk mengatur)

6. CLAYTON ALDERFER ERG

Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.

H. Peran Manajer dalam Menciptakan Motivasi

Hal yang perlu dilaksakan manajer dalam menciptakan suasana yang memotivasi adalah: a. Mempunyai harapan yang jelas terhadap stafnya dan mengkomunikasikan harapan

tersebut kepada para staf.

b. Bersikap adil dan konsisten terhadap semua staf dan karyawan. c. Mengambil keputusan dengan tepat dan sesuai.

d. Mengembangkan konsep kerja tim kerja.

e. Mengakomodasi kebutuhan dan keinginan staf terhadap tujuan organisasi.

f. Menunjukkan kepada staf bahwa manajer memahami perbedaan dan keunikan dari masing-masing staf.

(11)

g. Menghindari terbentuknya kelompok-kelompok yang mempertajam perbedaan antar staf.

h. Memberikan kesempatan kepada staf untuk menyelesaikan tugasnya dan melakukan tantangan-tantangan yang akan memberikan pengalaman yang bermakna.

i. Meminta tanggapan dan masukan dari staf terhadap keputusan yang akan dibuat dalam organisasi.

 j. Memastikan bahwa staf mengetahui dampak dari keputusan dan tindakan yang akan dilakukan.

k. Memberi kesempatan pada setiap orang untuk mengambil keputusan sesuai dengan tugas yang diberikan.

l. Menciptakan situasi saling percaya dan kekeluargaan dengan staf .

m. Memberikan kesempatan kepada staf untuk mengoreksi dan mengawasi tugas. n. Menjadi role model bagi staf.

(12)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Adapun kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan, bahwa motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.

Teori-teori Motivasi Kerja adalah sebagai berikut: 1. Teori Tata Tingkat Kebutuhan

2. Teori Eksistensi-Relasi-Kebutuhan 3. Teori Dua factor

4. Teori Penetapan Tujuan

(13)

Daftar Pustaka

Prof. Dr. J. Winardi, SE. Manajemen Perilaku Organisasi cetakan ke-2 , Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP 2004.Fremot. E. kast James dan E. Rosenzweig. Organisasi dan Manajemen. Jakarta: BUMI AKSARA 1990.Keith Davis dan John. W. Newstrom. Human Behavior at Work: Organizational Behavior, Seventh Edition (Perilaku Dalam Organisasi Eds. 7).Jakarta: Erlangga 1994.http://jeffy-louis.blogspot.com/2012/04/makalah-motivasi-kerja.html.

Referensi

Dokumen terkait

Dari pendapat beberapa para ahli yang mengemukakan pengertian moitvasi, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan dari diri seseorang untuk bekerja atau melakukan

Dari pendapat beberapa ahli yang mengemukakan pengertian motivasi, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan dari diri seseorang untuk bekerja atau melakukan sesuatu

Motivasi kerja adalah kemauan atau dorongan yang tumbuh dari dalam diri sesorang tersebut, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar untuk melakukan suatu pekerjaan dengan

Dari beberapa pengertian motivasi belajar menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan yang timbul baik dari dalam maupun dari

Definisi Operasional yaitu dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi

Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa motivasi dan kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja guru-guru di SMK Swasta Katolik Kefamenanu

Hasil penelitian ini memperlihatkan kalau motivasi kerja mempunyai peran penting pada perusahaan karena suatu dorongan yang ada pada diri sendiri serta dorongan yang berasal dari luar

Secara umum motivasi dapat diartikan sebagai suatu tujuan atau dorongan, dengan tujuan sebenarnya tersebut menjadi daya penggerak utama yang berasal dari diri seseorang ataupun dari