• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan CA Vulva

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan CA Vulva"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KANKER VULVA

A. Definisi

Kanker vulva adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam vulva Vulva merupakan bagian luar dari sistem reproduksi wanita, yang meliputi labia, lubang vagina, lubang uretra dan klitoris. 3-4% kanker pada sistem reproduksi wanita merupakan kanker vulva dan biasanya terjadi setelah menopause.

B. Tanda dan Gejala

Kanker vulva mudah dilihat dan teraba sebagai benjolan, penebalan ataupun luka terbuka pada atau di sekitar lubang vagina. Kadang terbentuk bercak bersisik atau perubahan warna. Jaringan di sekitarnya mengkerut disertai gatal-gatal. Pada akhirnya akan terjadi perdarahan dan keluar cairan yang encer.

Gejala lainnya adalah:

ï‚· nyeri ketika berkemih

ï‚· nyeri ketika melakukan hubungan seksual.

ï‚· Hampir 20% penderita yang tidak

menunjukkan gejala. C. Etiologi

Penyebabnya tidak diketahui. Faktor resiko terjadinya kanker vulva:

1. Infeksi HPV atau kutil kelamin (kutil genitalis) HPV merupakan virus penyebab kutil kelamin dan ditularkan melalui hubungan seksual.

2. Pernah menderita kanker leher rahim atau kanker vagina 3. Infeksi sifilis

4. Diabetes 5. Obesitas

6. Tekanan darah tinggi.

(2)

7. Usia

Tiga perempat penderita kanker vulva berusia diatas 50 tahun dan dua pertiganya berusia diatas 70 tahun ketika kanker pertama kali terdiagnosis. Usia rata-rata penderita kanker invasif adalah 65-70 tahun.

8. Hubungan seksual pada usia dini 9. Berganti-ganti pasangan seksual 10. Merokok

11.Infeksi HIV

HIV adalah virus penyebab AIDS. Virus ini menyebabkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh sehingga wanita lebih mudah mengalami infeksi HPV menahun.

12. Golongan sosial-ekonimi rendah. Hal ini berhubungan dengan pelayanan kesehatan yang adekuat, termasuk pemeriksaan kandungan yang rutin. 13.Neoplasia intraepitel vulva (NIV)

14.Liken sklerosus. Penyakit ini menyebabkan kulit vulva menjadi tipis dan gatal.

15. Peradangan vulva menahun

16.Melanoma atau tahi lalat atipik pada kulit selain vulva. D. Patofisiolog dan Pathway

1. Patofisiolog 2. Pathways

(3)

3 Ca Vulva

Virus herpes simplex Sito megalo virus

Virus HPV Faktor-faktor resiko

Penekanan sel Ca pada saraf

Psikologis Pendarahan Bau busuk Pengobatan

Nyeri Kurang pengetahuan Cemas/Takut Hipovolemi Anemia Ggn. Bodi image Ggn. Pola Seksual Resti Infeksi Intoleransi aktifitas Eksternal radiasi Kulit merah, kering Depresi sumsum tulang Mulut kering stomatitis Hb  Anemia Sel-sel kurang O2 Gastrointestin kurang O2 Mual, muntah Nutrisi kurang Kelemahan/kelelahan

Daya tahan tubuh berkurang Resiko tinggi infeksi

Resiko injury Resti kerusakan integritas kulit Resti kekurangan volume cairan

(4)

Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

a. Terdapat 3 jenis pengobatan untuk penderita kanker vulva: 1. Pembedahan

a) Eksisi lokal radikal : dilakukan pengangkatan kanker dan sejumlah besar jaringan normal di sekitar kanker, mungkin juga disertai dengan pengangkatan kelenjar getah bening

b) Bedah laser : menggunakan sinar laser untuk mengangkat sel-sel kanker

c) Vulvektomi skinning : dilakukan pengangkatan kulit vulva yang mengandung kanker

d) Vulvektomi simplek : dilakukan pengangkatan seluruh vulva e) Vulvektomi parsial : dilakukan pengangkatan sebagian vulva f) Vulvektomi radikal : dilakukan pengangkatan seluruh vulva dan

kelenjar getah bening di sekitarnya.

g) Eksenterasi panggul : jika kanker telah menyebar keluar vulva dan organ wanita lainnya, maka dilakukan pengangkatan organ yang terkena (misalnya kolon, rektum atau kandung kemih) bersamaan dengan pengangkatan leher rahim, rahim dan vagina. Untuk membuat vulva atau vagina buatan setelah pembedahan, dilakukan pencangkokan kulit dari bagian tubuh lainnya dan bedah plastik. 2. Terapi penyinaran

Pada terapi penyinaran digunakan sinar X atau sinar berenergi tinggi lainnya utnuk membunuh sel-sel kanker dan memperkecil ukuran tumor.

Pada radiasi eksternal digunakan suatu mesin sebagai sumber penyinaran; sedangkan pada radiasi internal, ke dalam tubuh penderita dimasukkan suatu kapsul atau tabung plastik yang mengandung bahan radioaktif.

3. Kemoterapi

Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Obat tersedia dalam bentuk tablet/kapsul atau suntikan (melalui pembuluh darah atau otot). Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik karena obat masuk ke dalam aliran darah sehingga sampai ke seluruh tubuh dan bisa membunuh sel-sel kanker di seluruh tubuh.

(5)

b. Penatalaksanaan menurut stadium kanker vulva yaitu :

Pengobatan kanker vulva tergantung kepada stadium dan jenis penyakit serta usia dan keadaan umum penderita.

1. Kanker vulva stadium 0

a. Eksisi lokal luas atau bedah laser, atau kombinasi keduanya b. Vulvektomi skinning

c. Salep yang mengandung obat kemoterapi 2. Kanker vulva stadium I

a. Eksisi lokal luas

b. Eksisi lokal radikal ditambah pengangkatan seluruh kelenjar getah bening selangkangan dan paha bagian atas terdekat pada sisi yang sama dengan kanker.

c. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan pada salah satu atau kedua sisi tubuh.

d. Terapi penyinaran saja. 3. Kanker vulva stadium II

a. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan kiri dan kanan. Jika sel kanker ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka dilakukan setelah pembedahan dilakukan penyinaran yang diarahkan ke panggul

b. Terapi penyinaran saja (pada penderita tertentu). 4. Kanker vulva stadium III

a. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan dan kelenjar getah bening paha bagian atas kiri dan kanan. Jika di dalam kelenjar getah bening ditemukan sel-sel kanker atau jika sel-sel kanker hanya ditemukan di dalam vulva dan tumornya besar tetapi belum menyebar, setelah pembedahan dilakukan terapi penyinaran pada panggul dan lipat paha.

b. Terapi radiasi dan kemoterapi diikuti oleh vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening kiri dan kanan.

c. Terapi penyinaran (pada penderita tertentu) dengan atau tanpa kemoterapi.

5. Kanker vulva stadium IV

a. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kolon bagian bawah, rektum atau kandung kemih ( tergantung kepada lokasi penyebaran kanker) disertai pengangkatan rahim, leher rahim dan vagina (eksenterasi panggul)

b. Vulvektomi radikal diikuti dengan terapi penyinaran

(6)

c. Terapi penyinaran diikuti dengan vulvektomi radikal

d. Terapi penyinaran (pada penderita tertentu) dengan atau tanpa kemoterapi dan mungkin juga diikuti oleh pembedahan.

6. Kanker vulva yang berulang (kambuh kembali)

a. Eksisi lokal luas dengan atau tanpa terapi penyinaran

b. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kolon, rektum atau kandung kemih (tergantung kepada lokasi penyebaran kanker) disertai dengan pengangkatan rahim, leher rahim dan vagina (eksenterasi panggul)

c. Terapi penyinaran ditambah dengan kemoterapi dengan atau tanpa pembedahan

d. Terapi penyinaran untuk kekambuhan lokal atau untuk mengurangi gejala nyeri, mual atau kelainan fungsi tubuh.

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GINEKOLOGI 1. Pengkajian

a. Identitas pasien b. Riwayat keluarga c. Status kesehatan

- Status kesehatan saat ini - Status kesehatan masa lalu - Riwayat penyakit keluarga d. Pola fungsi kesehatan Gordon

1) Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.

Kanker vulva dapat diakibatkan oleh penyakit menular seksual atau dapat disebabkan oleh berganti-ganti pasangan serta melakukan hubungan seksual terlalu dini.

2) Pola istirahat dan tidur.Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri akibat progresivitas dari kanker vulva ataupun karena

(7)

gangguan pada pola tidur juga dapat terjadi akibat dari depresi yang dialami oleh wanita.

3) Pola eliminasi : Dapat terjadi disuria serta hematuria.

4) Pola nutrisi dan metabolik :Asupan nutrisi pada wanita dengan kanker vulva harus lebih banyak karena dapat terjadi mual dan muntah. Kaji jenis makanan yang biasa dimakan oleh wanita serta pantau berat badan karena wanita dengan kanker vulva juga biasanya mengalami penurunan nafsu makan.

5) Pola kognitif – perseptual : Pada wanita dengan kanker vulva biasanya tidak terjadi gangguan pada pada panca indra meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, pengecap.

6) Pola persepsi dan konsep diri : Pasien kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena mempunyai penyakit kanker vulva, akibat dari persepsi yang salah dari masyarakat. Dimana salah satu etiologi dari kanker vulva adalah akibat dari sering berganti – ganti pasangan seksual.

7) Pola aktivitas dan latihan : Kaji apakah penyakit serta kehamilan pasien mempengaruhi pola aktivitas dan latihan. Dengan skor kemampuan perawatan diri (0= mandiri, 1= alat bantu, 2= dibantu orang lain, 3= dibantu orang lain dan alat, 4= tergantung total). Pasien wajar jika mengalami perasaan sedikit lemas akibat dari asupan nutrisi yang berkurang. Wanita yang disertai dengan kanker vulva ibu akan merasa sangat lemah terutama pada bagian ekstremitas bawah dan tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan baik akibat dari progresivitas kanker vulva sehingga harus beristirahat total.

8) Pola seksualitas dan reproduksi : Kaji apakah terdapat perubahan pola seksulitas dan reproduksi pasien selama pasien menderita penyakit ini. Pada pola seksualitas pasien akan terganggu akibat dari rasa nyeri yang selalu dirasakan pada saat melakukan hubungan seksual (dispareuni) serta adanya perdarahan setelah berhubungan. Serta keluar cairan encer (keputihan) yang berbau busuk dari vagina.

(8)

9) Pola manajemen koping stress : Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya. Bagaimana manajemen koping pasien. Apakah pasien dapat menerima kondisinya setelah sakit. Wanita dengan kanker vulva biasanya mengalami gangguan dalam manajemen koping stres yang diakibatkan dari cemas yang berlebihan terhadap risiko terjadinya keselamatan dirinya sendiri.

10) Pola peran – hubungan : Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga atau lingkungan sekitarnya. Apakah penyakit ini dapat mempengaruhi pola peran dan hubungannya. Wanita dengan kanker vulva harus mendapatkan dukungan dari suami serta orang – orang terdekatnya karena itu akan mempengaruhi kondisi kesehatannya. Biasanya koping keluarga akan melemah ketika dalam anggota keluarganya ada yang menderita penyakit kanker vulva.

11) Pola keyakinan dan nilai : Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan nilai yang diyakini.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang mungkin muncul :

a. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan tubuh secara aktif akibat pendarahan.

b. Nyeri kronis b/d nekrosis jaringan pada vulva akibat penyakit kanker vulva.

c. Disfungsi seksual b/d perubahan fungsi tubuh akibat proses penyakit kanker vulva.

d. Intoleransi aktivitas b/d produksi energi tubuh menurun e. Ansietas b/d krisis situasional

f. Defisit perawatan diri b/d kelemahan g. Kerusakan integritas kulit b/d kemoterapi h. Gangguan citra tubuh b/d proses penyakit i. Risiko cedera b/d kelemahan

(9)

3. Tujuan dan Kriteria Hasil

a) Dx 1 : Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan tubuh secara aktif akibat pendarahan

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam, diharapkan keseimbangan volume cairan adekuat

Kriteria Hasil :

 TTV pasien dalam batas normal, meliputi : Nadi normal ( ± 60 - 100 x / menit)

Pernapasan normal (± 16 - 24 x / menit)

Tekanan darah normal ( ± 100 - 140 mmHg / 60 - 90 mmHg) Suhu normal (± 36,5oC - 37,5oC)

ï‚· Membran mukosa lembab

ï‚· Turgor kulit baik (elastis)

 Pengisian kapiler cepat ( kembali dalam ± 2-3 detik setelah ditekan

ï‚· Ekspresi wajah pasien tidak pucat.

NO INTERVENSI RASIONALISASI

1 Awasi masukan dan haluaran. Ukur volume darah yang keluar melalui pendarahan

Memberikan pedoman untuk penggantian cairan yang perlu diberikan sehingga dapat mempertahankan volume sirkulasi yang adekuat untuk transport oksigen pada ibu dan janin.

2 Hindari trauma dan pemberian tekanan berlebihan pada daerah

yang mengalami

pendarahan

Mengurangi potensial terjadinya peningkatan pendarahan dan trauma mekanis pada janin

3 Pantau status sirkulasi dan volume darah ibu

Kejadian perdarahan potensial kemungkinan menyebabkan hipovolemia atau hipoksia

4 Pantau TTV. Evaluasi nadiMenunjukkan keadekuatan volume

(10)

perifer, dan pengisian kapiler

sirkulasi 6 Catat respon fisiologis

individual pasien terhadap pendarahan, misalnya kelemahan, gelisah,

ansietas, pucat,

berkeringat / penurunan kesadaran

Simtomatologi dapat berguna untuk mengukur berat / lamanya episode pendarahan. Memburuknya gejala dapat menunjukkan berlanjutnya pendarahan / tidak adekuatnya penggantian cairan

7 Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa, dan perhatikan keluhan haus pada pasien

Merupakan indikator dari status hidrasi / derajat kekurangan cairan

8 Kolaborasi :

Berikan cairan IV sesuai indikasi

Penggantian cairan tergantung pada derajat hipovolemia dan lamanya pendarahan (akut / kronis). Cairan IV juga digunakan untuk mengencerkan obat antineoplastik pada penderita kanker.

9 Kolaborasi :

Berikan transfusi darah (Hb, Hct) dan trombosit sesuai indikasi

Transfusi darah diperlukan untuk memperbaiki jumlah darah dalm tubuh ibu dan mencegah manifestasi anemia yang sering terjadi pada penderita kanker.

Transfusi trombosit penting untuk memaksimalkan mekanisme pembekuan darah sehingga pendarahan lanjutan dapat diminimalisir.

10 Kolaborasi :

Awasi pemeriksaan laboratorium, misalnya :

Perlu dilakukan untuk menentukan kebutuhan resusitasi cairan dan mengawasi keefektifan terapi

(11)

Hb, Hct, sel darah merah

b) Dx 2 : Nyeri kronis b/d nekrosis jaringan pada vulva akibat penyakit kanker vulva

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam, diharapkan nyeri pasien berkurang atau terkontrol

Kriteria hasil :

1) Pasien mengatakan skala nyeri yang dialaminya menurun 2) Pasien melaporkan nyeri yang sudah terkontrol maksimal

dengan pengaruh / efek samping minimal. 3) TTV pasien dalam batas normal, meliputi :

 Nadi normal (± 60 - 100 x / menit)

 Pernapasan normal ( ± 16 - 24 x / menit)

 Tekanan darah normal ( ± 100 - 140 mmHg / 60 - 90 mmHg)

ï‚· Suhu normal (36,5oC - 37,5oC) 4) Ekspresi wajah pasien tidak meringis 5) Pasien tampak tenang (tidak gelisah)

6) Pasien dapat melakukan teknik relaksasi dan distraksi dengan tepat sesuai indikasi untuk mengontrol nyeri

NO INTERVENSI RASIONALISASI

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif [catat keluhan, lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas (skala 0-10) dan tindakan penghilangan nyeri yang dilakukan]

Membantu membedakan

penyebab nyeri dan

memberikan informasi tentang kemajuan atau perbaikan penyakit, terjadinya komplikasi dan keefektifan intervensi.

2 Pantau tanda - tanda vital Peningkatan nyeri akan mempengaruhi perubahan

(12)

pada tanda - tanda vital 3 Dorong penggunaan keterampilan

manajemen nyeri seperti teknik relaksasi dan teknik distraksi, misalnya dengan mendengarkan musik, membaca buku, dan sentuhan terapeutik.

Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif untuk mengontrol rasa nyeri yang dialami, serta dapat meningkatkan koping pasien 4 Berikan posisi yang nyaman sesuai

kebutuhan pasien

Memberikan rasa nyaman pada pasien, meningkatkan relaksasi, dan membantu pasien untuk memfokuskan kembali perhatiannya.

5 Dorong pengungkapan perasaan pasien

Dapat mengurangi ansietas dan rasa takut, sehingga mengurangi persepsi pasien akan intensitas rasa sakit. 6 Evaluasi upaya penghilangan nyeri /

kontrol pada pasien

Tujuan yang ingin dicapai melalui upaya kontrol adalah kontrol nyeri yang maksimum dengan pengaruh / efek samping yang minimum pada pasien.

7 Tingkatkan tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan diri yang penting

Menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan nyeri 8 Kolaborasi pemberian analgetik

sesuai indikasi

Nyeri adalah komplikasi tersering dari kanker, meskipun respon individual terhadap nyeri berbeda-beda. Pemberian analgetik dapat mengurangi nyeri yang dialami pasien

(13)

rencana manajemen nyeri dengan pasien, keluarga, dan tim kesehatan yang terlibat

yang terorganisasi dapat mengembangkan kesempatan pada pasien untuk mengontrol nyeri yang dialami. Terutama dengan nyeri kronis, pasien dan orang terdekat harus aktif menjadi partisipan dalam manajemen nyeri di rumah. 10 Kolaborasi untuk pelaksanaan

prosedur tambahan, misalnya pemblokan pada saraf

Mungkin diperlukan untuk mengontrol nyeri berat (kronis) yang tidak berespon pada tindakan lain

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Jakarta : EGC

Doengoes, Marylynn, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC

Price, Sylvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit, Edisi 6, Volume 2. Jakarta : EGC

Smeltzer. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2. Jakarta : EGC

Loeni, Rapani. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kanker Vulva (online). (http://www.rafani.co.cc/2009/07/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan.html). Diakses pada tanggal 6 Mei 2010

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak

Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru –paru yang

Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit

Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi), rasa bersalah terhadap diri

Kanker endometrium adalah kanker yang terbentuk di dalam endometrium yang merupakan lapisan dalam halus rahim atau rahim. Rahim terletak di daerah panggul

Seseorang dengan keluarga terdekat yang mempunyai kanker kolorektal mempunyai kemungkinan untuk menderita kanker kolorektal dua kali lebih tinggi bila

emperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus.Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang = kadang dapat

Individu merasa bahwa dirinya sudah menjalani hidup dengan baik, namun mengapa ia harus menerima penyakit tersebut, kadang tidak hanya pasien yang menyangkal ataupun