• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Balikpapan adalah sebuah kota di Kalimantan Timur yang sering mendapat julukan sebagai Kota Minyak (Banua Patra), karena Balikpapan sebagai salah satu penghasil Minyak Terbesar di Indonesia. Kota ini berada di pesisir timur Kalimantan yang langsung berbatasan dengan Selat Makassar, Balikpapan memiliki teluk yang dapat dimanfaatkan sebagai

pelabuhan laut komersial dan pelabuhan minyak.1

Kilang Minyak Balikpapan adalah milik Pertamina dengan kapasitas 260 MBSD. Merupakan Kilang minyak dengan kapasitas kedua terbesar di indonesia setelah kilang minyak cilacap. Pasokan minyak mentah untuk kilang Balikpapan tahun 2012 adalah produksi minyak domestik sebesar 44,8 juta barrel, dan minyak Impor sebesar 22,4 juta barrel. Menghasilkan 61,5 juta barrel BBM, dan 21,1 juta barrel Non BBM. Secara persentase dibandingkan produk BBM Nasional sebesar 240,3 juta barrel, berarti

sebesar 25,6 persen produk BBM nasional dari Kilang Balikpapan.2

Pantai Manggar adalah pantai yang menjadi salah satu lokasi yang diajukan instansi pemerintah Kota Balikpapan dan Pertamina untuk dijadikannya lokasi pembangunan Museum Minyak. Secara visual, kondisi jalan masuk menuju lokasi kawasan wisata Pantai Manggar cukup baik. Lahan di sekitar jalan masuk berupa perladangan dan perkebunan sehingga memungkinkan untuk pelebaran jalan di masa datang. Panjang jalan masuk menuju pantai sekitar 700 m dari jalan raya yang berfungsi sebagai jalan arteri primer yang menghubungkan Kota Balikpapan dengan Samarinda. Pantai ini terletak di kelurahan Manggar dan Teritip. Untuk menuju lokasi tersebut dapat dilalui oleh berbagai macam angkutan. Dari pusat kota       

1 http://www.kemendagri.go.id/  2 http://yuhals035.blogspot.com/ 

(2)

berjarak 22 Km dan dari bandara Sepinggan berjarak sekitar 9 Km. Sebagian besar bangunan yang berada di lokasi Kawasan pantai Manggar merupakan joglo-joglo penjual makanan dan minuman yang terbuat dari kayu dan beratap rumbai. Selain itu terdapat bangunan menara pengawas (lifeguard) terbuat dari kayu dengan tinggi 5 meter, terletak di pinggir pantai. Sedangkan bangunan baru yang difungsikan sebagai kantor pengelola belum digunakan. Sarana air bersih yang tersedia masih berupa menara air dari sumber air tanah yang didistribusikan ke kamar mandi dan

WC setempat.3

Kegiatan usaha inti (core business) di industri migas terbagi 2 yaitu

kegiatan usaha hulu dan kegiatan usaha hilir. Kegiatan Usaha Hulu merupakan kegiatan awal dari penambangan minyak mentah, terdapat kegiatan eksplorasi dan kegiatan eksploitasi yang bertujuan untuk mencari cadangan minyak mentah melalui jebakan-jebakan yang berada di batuan reservoir dengan menggunakan sumur-sumur galian yang digali dengan menggunakan RIG atau pompa. Kegiatan usaha hilir migas terdiri atas kegiatan usaha pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan perniagaan. Secara singkat, pengolahan adalah kegiatan memurnikan, memperoleh bagian-bagian, mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan atau gas bumi, tapi tidak termasuk pengolahan lapangan. Produk hasil pengolahan minyak bumi berupa berbagai jenis BBM dan produk-produk non BBM. Kegiatan pengangkutan minyak adalah kegiatan pemindahan minyak bumi, gas bumi dan atau hasil olahan dari wilayah kerja atau dari tempat penampungan dan pengolahan, termasuk pengangkutan gas bumi melalui pipa transmisi dan distribusi. Kegiatan penyimpanan migas adalah kegiatan penerimaan, pengumpulan, penampungan dan pengeluaran minyak bumi dan atau gas bumi atau BBM pada lokasi di atas atau di bawah tanah untuk tujuan komersial, misalnya depot dan tangki timbun terapung (floating storage).

(3)

Belum adanya suatu icon kota Balikpapan yang dapat menonjolkan Kota ini sebagai kota Minyak, yang seringkali membuat para wisatawan yang mengunjungi kota Balikpapan ini terkadang tidak mengetahui apa yang menjadi ciri khas kota ini. Sehingga menjadikan kota ini hanya sebagai kota Transit, hanya karena terdapat Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, kemudian kota ini hanya dijadikan sebagai pusat industri perusahaan perusahaan terkenal.

Selain menjadi salah satu Landmark kota Balikpapan, Museum Minyak ini akan dijadikan sebagai pusat pembelajaran bagi masyarakat. Untuk menambah pengetahuan bagi masyarakat menunjukkan bagaimana proses pembentukan Awal minyak sampai dengan proses pendistribusian

Minyak ke Agen-agennya. Proses yang disebut kegiatan Core Business ini

akan di integrasikan ke dalam sirkulasi museum dalam ruang-ruang yang ditentukan agar memudahkan pengunjung untuk memahaminya. Serta menambahkan pendekatan secara arsitektural yaitu pendekatan Arsitektur Metafora.

Belum lama ini terdapat Isu pemerintah kota Balikpapan yang mengatakan akan dibangunnya Museum minyak. Ini dilakukan untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang ke Kota Minyak. Dari museum itulah masyarakat bisa tau bagaimana sejarah lahirnya kota ini. Perusahan minyak ternama di Indonesia, Pertamina telah menyutujui untuk bekerjasama dengan pemerintah. Isu awalnya pembangunan Museum akan dibangun di daerah sumur Mathilda. Yaitu merupakan sumur pertama yang ada di Balikpapan, namun dari pihak pertamina masih belum bisa memastikan apakah akan dibangun didaerah tersebut terkait dari sisi kemanan, selain itu tempat yang di rencanakan adalah di daerah Pantai Manggar. Yaitu pantai yang berada di pinggiran kota Balikpapan yang sangat dekat dengan kawasan industri.

(4)

1.2. RUMUSAN MASALAH 1.2.1. Arsitektural

‐ Bagaimana menciptakan suatu Museum Minyak yang sirkulasinya

diintegrasikan ke dalam Kegiatan Core Business.

‐ Bagaimana menciptakan Museum sebagai landmark kota yang

menghormati sisi Kearifan lokal Kota Balikpapan.

‐ Bagaimana Mengetahu material apa yang digunakan untuk

bangunan di daerah pinggiran pantai.

‐ Bagaimana membuat sebuah bangunan museum dengan

pendekatan Arsitektur Metafora. 1.2.2. Non Arsitektural

‐ Bagaimana menciptakan suatu landmark yang dapat meningkatkan

kondisi dalam sektor Ekonomi, Industri, serta Budaya dan Pariwisata Kota Balikpapan.

‐ Bagaimana merancang sebuah Museum yang dapat mencakup

materi kuliah lapangan mahasiswa perminyakan.

1.3. TUJUAN DAN SASARAN

1.3.1. Tujuan

- Mengetahui bagaimana menyelesaikan suatu Museum yang

pendekatannya melalui kegiatan core business perminyakan dan

pendekatan arsitektur metafora.

- Mengetahui bagaimana menciptakan ruang display dalam museum yang memenuhi kebutuhan, agar apa yang diionformasikan dapat langsung diterima oleh pengunjung.

- Menyusun konsep perancangan yang tepat untuk satu fasilitas public dimana bangunan atau kawasan tersebut akan menjadi landmark yang dapat memperkenalkan kepada masyarakat serta menjadi tempat rekreasi dan sarana edukasi rekreatif dan interatif.

(5)

1.3.2. Sasaran

- Menciptakan Museum Minyak di daerah pinggir Pantai Manggar, yang dapat mempuat pengunjung mengerti bagaimana sejarah dan proses kegiatan usaha inti atau core business pada perminyakan. - Menciptakan Museum yang menjadi tujuan utama wisatawan pada

saat pertama kali menginjakkan kota Balikpapan yang mampu

mendokumentasikan dan mempresentasikan kebanggaan

masyarakat.

- Menciptakan bangunan museum yang dapat berinteraksi dengan pengunnjung.

- Menciptakan museum yang mampu mengakomodasi seluruh kebutuhan masyarakat dari berbagai kebutuhan, golongan dan usia. - Menciptakan Museum Minyak dengan pendekatan kegiatan Usaha

Inti dalam perminyakan.

1.4. LINGKUP PENGAMATAN

Lingkup pengamatan meliputi pembahasan mengenai bentuk kegiatan usaha inti dalam dunia perminyakan dan manfaat dari dirancangnya bangunan Museum Minyak khususnya di Balikpapan dan wacana pemerintah terkait dengan pembangunan Museum Minyak di Balikpapan. Serta bagaimana mengintegrasikan konsep arsitektur metafora kedalam konsep bangunan.

1.5. METODE PENGAMATAN

Metode yang digunakan dalam karya arsitektur ini, antara lain:

‐ Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mencai data, teori, preseden dan standar yang terkait dengan perancangan museum melalui buku, internet, perpustakaan dan lain-lain.

(6)

‐ Wawancara

Mendapatkan informasi dari beberapa narasumber untuk mendapatkan gambaran mengenai lingkungan dan isu yang diangkat baik secara umum maupun terperinci

‐ Observasi Lapangan

Pengamatan lapangan dilakukan untuk melihat secara langsung preseden dengan fungsi serupa serta mempelajari site dan alternative site dengan memperhatikan aspek-aspek terkait.

‐ Analisis

Menelusuri, menanggapi data dan isu yang ada, serta

mengidentifikasinya dengan memperhtikan standart acuan yang telah ada untuk memperoleh sebuah solusi desain

‐ Sintesis

Mengamati dan dan menganalisis permasalahan yang ada, lalu diselesesaikan dengan pendekatan

1.6. MANFAAT

1.6.1. Terhadap Masyarakat

Bangunan Museum Minyak sebagai sumber informasi mengenai proses terjadinya penambangan minyak hingga proses perniagaannya, yang juga Balikpapan sebagai salah satu daerah penghasil Minyak yang terbesar di Indonesia. Dan juga bersifat informatif bagi masyarakat Balikpapan.

1.6.2. Terhadap Pembangunan

Belum banyaknya museum yang terdapat di Balikpapan dapat menambah deretan bangunan Museum serta menciptakan Landmark baru Kota Balikpapan.

1.6.3. Terhadap Ilmu Pengetahuan

(7)

serta dapat di akses oleh kalangan ilmiah maupun masyarakat umum.

1.7. KEASLIAN PENULIS

Makalah dengan judul Museum Minyak di Balikpapan sebelumnya belum pernah ada, Namun beberapa makalah terkait yang dijadikan acuan oleh penulis, antara lain:

‐ Ocvenety, Lini. 2014. Museum Seni Ukir Kayu di Jepara.

Yogyakarta: JUTAP UGM.

‐ Ni’mah, Nuzuli Ziadatun. 2015. Perancangan Museum Pinisi di

Bulukumba, Sulawesi Selatan. Yogyakarta: JUTAP UGM.

‐ Rianto, Reza. 2013. Perancangan Base Camp Solo Jazz Society

dengan Pendekatan Metafora. Yogyakarta: JUTAP UGM.

‐ Riskia, Nindia. 2013. Martial Art Centre di Kota Blitar melalui

pendekatan Metafora. Yogyakarta: JUTAP UGM.

‐ Yuliandari ,Eva. 2013 Hotel Butik sebagai Visualisasi Potensi

Fashiom Lokal Batik dengan Pendekatan Metafora. Yogyakarta: JUTAP UGM.

‐ Refani, Firdausi. 2014. Planetarium Edukasi Interaktif di Kota

Semarang dengan Pendekatan Metafora. Yogyakarta: JUTAP UGM.

‐ Natalia, Maria Erna. 2014. Stasiun MRT Lebak Bulus Gerbang

Publik sebagai Landmark Kawasan. Yogyakarta: JUTAP UGM.

1.8. KERANGKA BERPIKIR

ISU YANG BERKEMBANG

Table 1.1 Kerangka Berpikir

BALIKPAPAN SEBAGAI KOTA MINYAK

PERENCANAAN PROYEK MUSEUM MINYAK

(8)

Balikpapan sebagai salah satu satu kota yang terkenal dengan penghasilan minyak terbesar di

Indonesia Memiliki lokasi yang strategis

di pusat kota Balikpapan dan akan menjadi tambahan alternative ruang public bagi

masyarakat. Pemerintah berencana mambangun sebuah

museum minyak sebagai pusat studi serta rekreasi bagi masyarakat

Belum memiliki landmark kota yang melambangkan bahwa kota ini adalah kota

penghasil minyak.

Perusahaan pertamina telah menyetujui adanya wacana tentang perancanangan Museum

Minyak di balikpapan

Pemerintah telah memberikan wacana kepada masyarakat

tentang adanya Museum Minyak

Balikpapan sebagai kota Industri yang banyak diminati Investor serta pembangunannya telah disetujui pemerintah.

PELAKSANAAN SURVEY, STUDI KASUS KONSEP PERANCANGAN

MUSEUM REPRESENTATIF

(9)

dengan pendekatan Core business ilmu, sehingga memberikan efek pengenalan kepada masyarakat kawasan rekreasi baru yang dapat menarik wisatawan local maupun asing penegasan sebagai ikonik kota Balikpapan yaitu Kota Minyak memori masyarakat luas secara kolektif tentang bagaimana sejarah kota Minyak

MUSEUM MINYAK BALIKPAPAN Pendekatan Core Business & Arsitektur Metafora

Sumber: penulis

1.9. SISTEMATIKA PENULISAN

‐ BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan kerangka penulisan yang ada dalam karya tulis, mencakup hal hal yang umum pula yang khusus. Hal yang disampaikan berupa latar belakang, rumusan masalah yang ditemukan, tujuan dan lingkup pengamatan, metode pembahasan, metode pengumpulan data, kerangka pikir, keaslian penulisan dan sistematika penulisan karya tulis

‐ BAB II MUSEUM

Menjelaskan dasar teori yang digunakan untuk rancangan Museum Minyak, antara lain: Penjelasan tentang pengertian Museum, Museum Minyak dan Studi Kasus berdasarkan preseden yang dipilih.

‐ BAB III ARSITEKTUR METAFORA

Penjelasan tentang tinjauan Arsitektur Metafora serta analisis pendekatan arsitektural apa yang digunakan terhadap bangunan, ditinjau dengan studi kasus yang disajikan.

‐ BAB IV ANALISIS SITE

Menjelaskan tentang site yang terpilih serta pembahasan tentang elemen dalam serta luar site.

‐ BAB V KONSEP

Penjelasan tentang pencapaian konsep yang digunakan dalam rancangan bangunan Museum Minyak.

Referensi

Dokumen terkait

Asumsi ini didukung oleh pengamat strategis, Riri Satria (2007) yang menyatakan bahwa ketidakmungkinan taksi tarif bawah untuk meremajakan armada disangkal oleh Express yang

Sedangkan bahan baku untuk pembuatan minyak goreng dari kelapa adalah kopra dan crude coconut oil (CCO), yang merupakan produk dari perkebunan rakyat... komponen

Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 - 2025 dan Peraturan

Untuk itu guna mengantisipasi akan adanya kegagalan proses maka PT.XYZ menerapkan Quality management System ISO/TS 16949 dengan tools yang digunakan seperti FMEA (

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu data analog gelombang otak dapat digunakan sebagai perintah untuk menghidupkan atau

dengan menggunakan Unity 3D ini tidak hanya mudah dalam menggunakan atau mengerjakan suatu pekerjaaan, tetapi aplikasi Unity 3D ini juga dapat bekerja dengan aplikasi lainnya

Kewenangan sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 94, tetapi Tidak

Untuk menentukan adanya perbedaan antar perlakuan digunakan uji F, selanjutnya beda nyata antar sampel ditentukan dengan Duncan’s Multiples Range Test (DMRT).