UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS KOMPOSITA DALAM IKLAN KOSMETIK BERBAHASA
JERMAN DI TIGA TABLOID JERMAN
Makalah Non Seminar
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora
LYDIA PUTRIYANA 0806395144
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI SASTRA JERMAN
DEPOK JULI 2013
ANALISIS KOMPOSITA DALAM IKLAN KOMESTIK BERBAHASA
JERMAN DI TIGA TABLOID JERMAN
Lydia Putriyana Pembimbing: Julia Wulandari
Sastra Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok 16424, Indonesia
Email: lydia.putriyana@yahoo.com
Abstrak
Bahasa dalam suatu iklan merupakan hal yang penting. Penggunaan jenis dan bentuk kalimat yang tepat serta pemilihan kata yang juga tepat dan menarik dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Komposita merupakan suatu cara yang tepat untuk membuat kata di dalam iklan media cetak menjadi padat, singkat dan jelas. Komposita adalah pembentukan dua kata atau lebih sehingga membentuk kata-kata baru. Komposita yang dibahas adalah komposita yang terdapat dalam iklan kosmetik di media cetak karena kosmetik merupakan produk yang sering diiklankan di media cetak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis komposita apa saja yang sering muncul dalam iklan kosmetik. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang ditunjang oleh data kepustakaan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa komposita nominal merupakan jenis komposita yang paling sering muncul dalam iklan kosmetik di media cetak. Komposita nominal tersebut dibutuhkan untuk menggambarkan keunggulan dari produk sehingga pembaca merasa tertarik terhadap produk tersebut.
Compounds Analysis in Cosmetics Advertisements (German version) in
Three German Magazine
Abstract
Language in an advertisement is important thing. Use of kind and form proper sentences and word choice is also appropriate and interesting can influence consumers to buy the products offered. Compounds is a great way to make a word in print media advertisements to a solid, concise and clear. Compounds is the formation of two or more words to form new words. Compounds covered are contained in cosmetics advertisements in print media as a cosmetic product most heavily advertised in print media. The purpose of this study is to determine what kind of compounds often appeared in cosmetics commercials. The research method used is descriptive research that is supported by the literature data. The results in this study suggest that a nominal compounds is compounds types that appear most frequently in cosmetics advertisements in print media. The nominal compounds needed to describe the superiority of product so that the reader is interested in the product.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dalam berkomunikasi sehari-hari, alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Seperti yang kita tahu, fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk menyampaikan berita dan sekaligus juga sebagai alat komunikasi.
Fungsi lain dari bahasa adalah fungsi apelatif. Fungsi apelatif digunakan untuk meyakinkan, mengajak orang lain sebagai penerima pesan untuk melakukan sesuatu serta mengakibatkan sikap atau reaksi tertentu pada si penerima pesan (Pelz, 1987: 315). Fungsi apelatif ini muncul pada bidang-bidang tertentu, salah satunya dalam bidang iklan.
Bahasa dalam suatu iklan merupakan hal yang penting. Penggunaan jenis dan bentuk kalimat yang tepat serta pemilihan kata (diksi) yang juga tepat dan menarik dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Oleh karena itu, banyak kata bentukan yang muncul untuk menjelaskan produk-produk yang diiklankan. Kata bentukan tersebut diperlukan karena dalam iklan bahasa yang digunakan harus singkat, jelas dan padat. Dalam bahasa periklanan, kata-kata bentukan itu sebagian besar merupakan komposita, yaitu pembentukan dua kata atau lebih sehingga membentuk kata-kata baru.
Oleh karena itu, saya tertarik untuk menganalisis komposita yang terdapat dalam iklan kosmetik di media cetak. Bukan rahasia lagi jika setiap wanita ingin selalu tampil cantik dan keindahan dan kecantikan memang diidentikkan dengan perempuan. Kecantikan seseorang tidak lepas dari keindahan tubuh dan wajahnya sehingga banyak perempuan yang menjaga wajah mereka agar selalu terlihat cantik. Dalam Langenscheidt Groβwörterbuch (2008: 944) kata schön ‘cantik’ memiliki arti so, das es einem gefällt, wenn man es sieht, hört oder erlebt, yang artinya menyenangkan ketika kita melihat, mendengar atau mengalaminya. Hal itulah yang membuat para produsen kosmetik terus mengeluarkan produk-produk kecantikan. 1.2 Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dengan pokok permasalahan tersebut, pembahasan hanya akan terfokus pada analisis morfologis. Saya memfokuskan penelitian untuk melihat jenis komposita apa saja yang sering muncul dalam iklan kosmetik di media cetak. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Fleischer mengenai pembentukan kata-kata baru.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis komposita apa saja yang sering muncul dalam iklan kosmetik di media cetak.
1.4 Metode Penelitian
Penelitian yang saya lakukan adalah penelitian deskriptif yang ditunjang oleh data kepustakaan. Objek penelitian yang akan saya analisis berasal dari iklan produk kecantikan Maybelline dan Bepanthol. Iklan pertama adalah iklan Maybelline Jade Neu Colorsensational The Shine yang diterbitkan pada tanggal 5 Mei 2011 dalam majalah Bunte. Iklan kedua adalah Iklan Maybelline Jade Neu Colorsensational Popstick yang diterbitkan pada tanggal 10 Mei 2011 dalam majalah Gala. Iklan ketiga adalah iklan Bepanthol Feuchtigkeitscreme 1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara akademis, teoritis maupun praktis. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah dan digunakan sebagai referensi bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan untuk mengembangkan penelitian dalam ilmu linguistik khususnya morfologi. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang kajian linguistik. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai komposita yang ada dalam iklan.
2. Tinjauan Teoritis
2.1 Iklan
Iklan adalah bagian dari bauran promosi dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran. Rendra Widyatama dalam bukunya (2005: 15) menuliskan pengertian iklan menurut Liliweri.
Iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan, serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif (Liliweri,1992: 20).
Iklan, yang dalam bahasa Jermannya Werbung, berasal dari suku kata werben yang dulunya memiliki arti sich drehen ‘berputar’, sich wenden ‘berpaling’, umkehren ‘berbalik’
dan sich bemühen ‘berusaha’. Namun seiring waktu, kata werben ini dipakai untuk istilah
penyusunan iklan. Dalam Langenscheidt Groβwörterbuch (2008: 1221), Werbung ‘iklan’ berarti menarik perhatian seseorang terhadap suatu produk.
Iklan sebaiknya dirancang untuk mencapai sasaran spesifik dari perusahaan, walaupun tujuan akhir dari program periklanan adalah untuk mendorong terjadi keputusan pembelian oleh konsumen. Menurut Frank Jefkins (1997: 40), sasaran periklanan bisa ditentukan berdasarkan klarifikasi apakah tujuan periklanan bermaksud menginformasikan, membujuk atau mengingatkan saja.
Iklan informatif. Perusahaan harus merancang iklan sedemikian rupa agar hal-hal
penting mengenai produk bisa disampaikan dalam pesan iklan. Iklan yang menonjolkan aspek manfaat produk biasanya dikategorikan sebagai iklan yang bersifat informatif.
Iklan membujuk. Periklanan ini biasanya membujuk konsumen dan berperan penting
bagi perusahaan dengan tingkat persaingan tinggi. Dimana perusahaan mencoba menyakinkan konsumen bahwa merek yang ditawarkan adalah pilihan yang tepat. Iklan yang membujuk biasanya dituangkan dalam pesan-pesan iklan perbandingan. Perusahaan berusaha membandingkan kelebihan produk yang ditawarkan dengan produk lain yang sejenis.
Iklan mengingatkan. Biasanya iklan mengingat digunakan untuk mengingatkan
produk-produk yang sudah mapan. Banyak produk-produk yang dulu mapan dan menguasai pasar kini hilang karena tidak adanya iklan yang bersifat mengingatkan. 2.2 Media Cetak sebagai Media Iklan
Pembahasan dalam makalah ini dibatasi hanya pada iklan di media cetak. Iklan dalam
media cetak merupakan salah satu cara yang efektif untuk memperkenalkan suatu produk. Media cetak yang biasanya digunakan adalah majalah, surat kabar, dan tabloid. Iklan media
massa cetak berbeda dengan iklan televisi, kelebihan iklan televisi ialah mampu menyajikan nuansa gerak disamping bunyi. Sementara itu, iklan media statis dan tanpa karakter bunyi (Rhenald Khasali, 1995: 99). Agar tidak statis, layout iklan di media cetak dibuat lebih menarik. Misalnya, dengan menggunakan white space, warna-warna yang menarik, pemilihan type face atau font yang jelas dan komunikatif, ilustrasi yang mudah dipahami, pesan informasi yang jelas, lengkap, dan tidak membuat pembacanya menjadi bingung.
Dengan beriklan di media cetak, kita bisa menjangkau segmen tertentu yang sesuai dengan target produk kita. Iklan juga dianggap mampu untuk mengangkat produk-produk yang diiklankan sejajar dengan persepsi khalayak sasaran terhadap prestice media cetak yang bersangkutan. Dengan demikian, konsumen akan lebih percaya terhadap produk tersebut. 2.3 Komposita
Komposita adalah gabungan morfem yang terdiri atas unsur-unsur pembentuk yang dapat berupa morfem bebas maupun morfem tidak bebas. Komposita dalam iklan dibentuk karena alasan ekonomi bahasa, yaitu bahasa yang digunakan singkat, jelas dan padat. Dalam bukunya, Fleischer (1975: 14-19) menjelaskan ciri-ciri dari komposita yang membedakannya dari kelompok kata bebas, yaitu sebagai berikut.
1. Ditulis satu kata
2. Penekanan utama dalam komposita terutama terletak pada konstituen pertama yang tidak dapat dipisahkan.
3. Urutan konstituen tidak dapat ditukar. 4. Dapat mempermudah fleksi.
Pada dasarnya, komposita terdiri atas kata penentu (Bestimmungswort/BW) sebagai konstituen pertama dan kata dasar (Grundwort/GW) sebagai konstituen kedua. Konstituen kedua dalam komposita menentukan genus dan kelas kata. Konstituen pertama berperan untuk pembentukan makna dari suatu komposita.
Menurut Henschel dan Weydt (1990: 25), komposita dibagi menjadi tiga, yaitu : 1. Komposita Nominal
Komposita nominal adalah gabungan dari dua morfem atau lebih yang menghasilkan sebuah kata dan kata tersebut merupakan sebuah nomina. Komposita nominal dibentuk dari satu atau dua lebih kata penentu dan hanya satu kata dasar, yaitu nomina misalnya Weinglas.
2. Komposita Adjektival
Komposita adjektival adalah gabungan dari dua morfem atau lebih yang menghasilkan sebuah kata dan kata tersebut merupakan adjektival. Komposita adjektival dibentuk dari satu atau lebih kata penentu dan hanya satu kata dasar, yaitu adjektiva misalnya staatsgefahlich. 3. Komposita Verbal
Komposita verbal adalah gabungan dari dua morfem atau lebih yang menghasilkan sebuah kata dan kata tersebut merupakan verba. Komposita verbal dibentuk dari satu atau lebih kata penentu dan hanya satu kata dasar, yaitu verba misalnya freistellen.
3. Analisis
- Spiegelpigmente
der Spiegel + die Pigmente BW GW
Komposita Spiegelpigmente merupakan komposita yang terdiri atas dua konstituen, yaitu Spiegel dan Pigmente. Konstituen pertama, yaitu Spiegel adalah Bestimmungswort (BW) yang menjelaskan makna dari kata pada konstituen kedua. Konstituen kedua, yaitu Pigmente merupakan Grundwort (GW) yang berfungsi sebagai penentu kelas kata dan genus. Kata Spiegel merupakan morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam suatu kalimat.
Kata Pigmente merupakan morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kata dalam suatu kalimat. Jenis komposita dari Spiegelpigmente adalah komposita nominal
- Spiegelglanz-Farbe
der Spiegel + der Glanz + die Farbe BW BW GW
Komposita Spiegelglanz-Farbe merupakan komposita yang terdiri atas tiga konstituen, yaitu Spiegel, Glanz dan Farbe. Konstituen pertama, yaitu Spiegel adalah Bestimmungswort (BW) yang menjelaskan makna dari kata pada konstituen ketiga. Konstituen kedua, yaitu Glanz merupakan Bestimmungswort (BW) yang menjelaskan makna dari kata pada konstituen ketiga. Konstituen ketiga, yaitu Farbe merupakan Grundwort (GW) yang berfungsi sebagai penentu kelas kata dan genus. Kata Spiegel merupakan morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam suatu kalimat.
Kata Glanz merupakan morfem leksikal bebas yang dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam suatu kalimat. Kata Farbe juga merupakan morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam suatu kalimat. Jenis komposita dari Spiegelglanz-Farbe adalah komposita nominal.
- Hochglanz-Chic
der Hoch + der Glanz + das Chic BW BW GW
Komposita Hochglanz-Chic merupakan komposita yang terdiri atas tiga konstituen, yaitu Hoch, Glanz dan Chic. Konstituen pertama, yaitu Hoch adalah Bestimmungswort (BW) yang menjelaskan makna dari kata pada konstituen ketiga. Konstituen kedua, yaitu Glanz merupakan Bestimmungswort (BW) yang menjelaskan makna dari kata pada konstituen ketiga. Konstituen ketiga, yaitu Chic merupakan Grundwort (GW) yang berfungsi sebagai penentu kelas kata dan genus. Kata Hoch merupakan morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam suatu kalimat. Kata Glanz merupakan morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam suatu kalimat. Kata Chic merupakan kata serapan dari bahasa Inggris dan merupakan morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri dalam suatu kalimat. Jenis Komposita dari Hochglanz-Chic adalah komposita nominal.
- Wassereisglanz
das Wasser + das Eis + der Glanz BW BW GW
Komposita Wassereisglanz merupakan komposita yang terdiri atas tiga konstituen, yaitu Wasser, Eis dan Glanz. Konstituen pertama, yaitu Wasser adalah Bestimmungswort (BW) yang menjelaskan makna dari kata pada konstituen ketiga. Konstituen kedua, yaitu Eis merupakan Bestimmungswort (BW) yang menjelaskan makna dari kata pada konstituen ketiga. Konstituen ketiga, yaitu Glanz merupakan Grundwort (GW) yang berfungsi sebagai penentu kelas kata dan genus.
Kata Wasser merupakan morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam suatu kalimat. Kata Eis merupakan morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri dalam suatu kalimat. Kata Glanz juga merupakan morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam sebuah kalimat. Jenis Komposita Wassereisglanz adalah komposita nominal.
- Dahinschmelzen
dahin + schmelzen BW GW
Komposita Dahinschmelzen merupakan komposita yang terdiri atas dua konstituen, yaitu dahin dan schmelzen. Konstituen pertama, yaitu dahin adalah Bestimmungswort (BW) yang menjelaskan makna dari kata pada konstituen kedua. Konstituen kedua, yaitu schmelzen merupakan Grundwort (GW) yang berfungsi sebagai penentu kelas kata dan genus.
Kata dahin merupakan morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam suatu kalimat. Kata schmelzen juga merupakan sebuah morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam suatu kalimat. Jenis Komposita dari Dahinschmelzen adalah komposita verbal.
- Lichtdurchlassigen
Licht + durchlassigen BW GW
Komposita Lichtdurchlassigen merupakan komposita yang terdiri atas dua konstituen, yaitu Licht dan durchlassigen. Konstituen pertama, yaitu Licht adalah Bestimmungswort (BW) yang menjelaskan makna dari kata pada konstituen kedua. Konstituen kedua, yaitu durchlassigen merupakan Grundwort (GW) yang berfungsi sebagai penentu kelas kata dan genus.
Kata Licht merupakan sebuah morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri dalam suatu kalimat. Kata durchlassigen terbentuk dari morfem leksikal terikat, durchlass dan morfem gramatikal terikat –ig. Kata durchlassigen mengalami proses derivasi eksplisit, yaitu dengan penambahan sufiks –ig. Morfem –ig digolongkan ke dalam Wortbildungsmorfem, yang fungsinya dapat mengubah kelas kata sebuah kata. Jenis komposita dari Lichtdurchlassigen adalah komposita adjektival.
- Feuchtigkeitscreme
die Feuchtigkeit + die Creme BW GW
Komposita Feuchtigkeitscreme merupakan komposita yang terdiri atas dua konstituen, yaitu Feuchtigkeit dan Creme. Konstituen pertama, yaitu Feuchtigkeit adalah
Bestimmungswort (BW) yang menjelaskan makna dari kata pada konstituen kedua.
Konstituen kedua, yaitu Creme merupakan Grundwort (GW) yang berfungsi sebagai penentu kelas kata dan genus.
Kata Feuchtigkeit terbentuk dari morfem leksikal terikat, Feuch dan morfem gramatikal terikat, yaitu sufiks –ig dan –keit. Kata Feuchtigkeit mengalami proses derivasi eskplisit, dengan penambahan sufiks –ig dan –keit. Morfem –ig dan –keit digolongkan ke dalam Wortbildungsmorfem, yang fungsinya dapat mengubah kelas kata sebuah kata. Kata Creme merupakan morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam suatu kalimat. Jenis komposita dari Feuchtigkeiscreme adalah komposita nominal.
- Pflanzenextrakt
die Pflanzen + der Extrakt BW GW
Komposita Pflanzenextrakt merupakan komposita yang terdiri atas dua konstituen, yaitu Pflanzen dan Extrakt. Konstituen pertama, yaitu Pflanzen adalah Bestimmungswort (BW) yang menjelaskan makna dari kata pada konstituen kedua. Konstituen kedua, yaitu Extrakt merupakan Grundwort (GW) yang berfungsi sebagai penentu kelas kata dan genus. Kata Pflanzen merupakan morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam suatu kalimat. Kata Extrakt juga merupakan sebuah morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam suatu kalimat. Jenis Komposita dari Pflanzenextrakt adalah komposita nominal.
- Hautstruktur
die Haut + die Struktur BW GW
Komposita Hautstruktur merupakan komposita yang terdiri atas dua konstituen, yaitu
Haut dan Struktur. Konstituen pertama, yaitu Haut adalah Bestimmungswort (BW) yang
menjelaskan makna dari kata pada konstituen kedua. Konstituen kedua, yaitu Struktur merupakan Grundwort (GW) yang berfungsi sebagai penentu kelas kata dan genus.
Kata Haut merupakan morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam suatu kalimat. Kata Struktur juga merupakan sebuah morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam suatu kalimat. Jenis Komposita dari Hautstruktur adalah komposita nominal.
- Gesichtshaut
das Gesicht + die Haut BW GW
Komposita Gesichtshaut merupakan komposita yang terdiri atas dua konstituen, yaitu
Gesicht dan Haut. Konstituen pertama, yaitu Gesicht adalah Bestimmungswort (BW) yang
menjelaskan makna dari kata pada konstituen kedua. Konstituen kedua, yaitu Haut merupakan Grundwort (GW) yang berfungsi sebagai penentu kelas kata dan genus.
Kata Gesicht merupakan morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam suatu kalimat. Kata Haut juga merupakan morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam suatu kalimat. Jenis komposita dari Gesichtshaut adalah komposita nominal.
- Hautvitamin
die Haut + das Vitamin BW GW
Komposita Hautvitamin merupakan komposita yang terdiri atas dua konstituen, yaitu
menjelaskan makna dari kata pada konstituen kedua. Konstituen kedua, yaitu Vitamin merupakan Grundwort (GW) yang berfungsi sebagai penentu kelas kata dan genus.
Kata Haut merupakan morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam suatu kalimat. Kata Vitamin juga merupakan morfem leksikal bebas karena dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam suatu kalimat. Jenis komposita dari Hautvitamin adalah komposita nominal.
4. Kesimpulan
No Komposita Konstituen Pembentuk Jenis Komposita
1 Spiegelpigmente der Spiegel + die Pigmente
Nomina + Nomina Komposita Nominal
2 Spiegelglanz-Farbe der Spiegel + der Glanz + die Farbe
Nomina + Nomina + Nomina Komposita Nominal
3 Hochglanz-Chic der Hoch + der Glanz + das Chic
Nomina + Nomina + Nomina Komposita Nominal
4 Wassereisglanz das Wasser + das Eis + der Glanz
Nomina + Nomina + Nomina Komposita Nominal
5 Dahinschmelzen dahin + schmelzen
Verba + Verba Komposita Verbal
6 Lichtdurchlassigen licht + durchlassigen
Adjektif + Adjektif
Komposita Adjektival
7 Feuchtigkeitscreme die Feuchtigkeit + die Creme
Nomina + Nomina Konposita Nominal
8 Gesichtshaut das Gesicht + die Haut
Nomina + Nomina Komposita Nominal
9 Hautvitamin die Haut + das Vitamin
Nomina + Nomina
Komposita Nominal
10 Pflanzenextrakt die Pflanzen + der Extrakt
Nomina + Nomina
11 Hautstruktur die Haut + die Struktur Nomina + Nomina
Komposita Nominal
Berdasarkan analisis iklan kosmetik di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa komposita yang paling sering muncul dalam iklan tersebut adalah komposita nominal. Komposita nominal dibutuhkan untuk menjelaskan keunggulan dari suatu produk yang digambarkan dalam iklan. Iklan memang berfungsi untuk menarik konsumen. Kata-kata yang digunakan dalam iklan di media cetak harus seefisian mungkin agar konsumen dapat mengerti tentang suatu produk dan merasa tertarik terhadap produk tersebut. Tidak hanya pemilihan kata, tetapi gambar, warna dan lay out iklan juga mempengaruhi konsumen untuk tertarik melihat iklan tersebut.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pengertian dari komposita dan komposita apa saja yang sering digunakan dalam iklan media cetak terutama iklan kosmetik. Akan tetapi, jenis komposita apa saja yang sering muncul dalam iklan media cetak masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Saya berharap penelitian ini dapat berguna ke depannya dan membantu dalam mata kuliah morfologi mengenai komposita.
4. Daftar Acuan
Fleischer, Wolfgang. 1975. Wortbildung der deutschen Gegenwartsprache. Tübingen: Maxniemeyer
Hadiwasito, Sutejo. Dasar-Dasar Penerapan Iklan Media Cetak, Pendidikan Creative dan Account PPPI Jawa Tengah Semarang 3-4 Mei 1996
Henschel und Weydt. 1990. Handbuch der deutschen Grammatik. Berlin: Walter de Gruyter Heuken, Adolf. 2006. Deutsch-Indonesisch Wörterbuch. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Jefkins, Fank. 1997. Periklanan. Jakarta: Penerbit Erlangga
Kasali, Rhenald. 1995. Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
Langenscheidt Groβwörterbuch. 2008. Deutsch als Fremdsprache. Berlin und München: Langenscheidt Verlag
Pelz, Heidrun. 1987. Linguistik für Anfänger. Hamburg: Hoffman und Campe Verlag Römer, Ruth. 1974. Die Sprache der Anzeigenwerbung. Dusseldorf: Pädagogischer Verlag Widyatama, Rendra. 2005. Pengantar Periklanan. Jakarta: Buana Pustaka Indonesia