• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, Z Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh. Bandung: Angkasa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA. Abidin, Z Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh. Bandung: Angkasa."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 1985. Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh. Bandung: Angkasa.

Ambarwati, A.D. 1987. Induksi Kalus dan Differensiasi pada Kultur Jaringan Gnetum gnemon

L. Fakultas Biologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Ardiana, D. W. 2008. Teknik Deteksi Citrus Triteza Virus Strain Indonesia pada Kultivar Jeruk dengan Metode Das-Copound Direct Elisa. Buletin Teknik Pertania. 13(2): 51.

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta: UI-Press. Barden, J. A. 1987. Plant Science. Amerika: McGraw-Hill, Inc.

Bidwel, R.G.S. 1990. Physiology.New York: Macmilan Publishing, Co. Inc.

Bonga, J. M. 1980. Plant Propagation Through Tissue Culture, Empasizing Woody Species. In: Plant Cell Cultures: Result and Perspectives (Sala. F, B. Parisi, R. Cella and Ciferi, ed). Elseiver/North-Holland Amsterdam: Biomedical Press. Budipramana, L.S. 1991. Kultur Jaringan Tumbuhan. Laboratorium Biologi. Fakultas

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Keguruan dan IlmuPendidikan Surabaya. hal: 35-40.

Dalimoenthe, S.L. 1990. Penggunaan Teknik Kultur Jaringan Sebagai Metode Baru untuk Menghasilkan Bibit Tanaman Teh. Bandung. hal: 27

Davies, P.J. 1993. Plant Hormones and their Role in Plant Growth and Development. Boston: Martinus Nijhoff Publisher. pp. 15-25.

Departemen Kehutanan, 2007. Kultur Jaringan. http//www.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 17 Desember 2009.

Dixon, R. A. 1985. Plant cell Culture A Practical Approach. Washington DC: Department of Biochemistry, Royal Holloway College. IRL Press Oxford.

Dixon, R.A. & Gonzales. 1994. Plant cell culture. A Practical Approach. 2nd edition. New York: Oxford University Press. pp. 230.

Doods, J.H. & Roberts, L.W. 1982. Experiment in Plants Tissue Culture. London: Cambridge Univ. Press. pp. 78.

Dublin, P. 1981. Embryogenesis Somatique Directe Surfragments de Feuilles de Cofeier Arabusta. The Cafe Cacao 25(4): 237-242.

(2)

Dwiastuti M. E., M. Sugiharto dan Yunawan. 1996. Seleksi jeruk toleran terhadap penyakit CVPD isolat Daun. Prosiding Simposium Pemuliaan Tanaman 4(1): 12.

Fitrianti, A. 2006. Efektivitas Asam 2,4-Diklorofenoksiasetat (2,4-D) dan Kinetin pada Medium MS dalam Induksi Kalus Sambiloto dengan Eksplan Potongan Daun. Skripsi. Semarang. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. UNNES. George, R.F and Sherrington, P.D. 1984. Plant Propagatian by Tissue Culture.

Exegetics Limited, Edington, UK. pp. 709.

Gunawan, L. W. 1995. Teknik Kultur In Vitro Dalam Holtikultura. Jakarta: Penebar Swadaya. hal: 6, 41-43, 50-51.

Hakim, L. & Fauzi, M. A. 2008. Pengaruh Ukuran Kotiledon Terhadap Pertumbuhan Semai Ulin (Eusideroxylon zwageri T. ET B.). Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan 2(1): 2

Hartmann, T.H., E.D. Kester, T.F. Davies, and L.R. Geneve. 1997. Plant Propagation: Principles and Practice. Sixth edition. NewYork: Prenticice Hall.

Heddy, S.1986. Hormon Tumbuhan. Jakarta: Penerbit Rajawali.

Hendaryono, D.P.S. dan A. Wijayani. 1994. Kultur Jaringan (Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Media). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Hidaka, T. dan Kajiura, I. Diferensiasi Plantlet dari Protoplas Kalus Diinduksi dari Embrio Jeruk. Jurnal Ilmiah Hortikultura 34: 85-92.

Hopkins, W. G. 1995. Introduction to Plant Physiology. New York, Toronto, Singapore: John Wiley & Sons, Inc. pp. 285-321.

Joesoef, M. 1993. Penuntun Berkebun Jeruk. Jakarta: Bhratara.

Jumin, H. B. 1997. Perkembangan Baru Dalam Breeding Citrus Suatu Tinjauan Bioteknologi. Pekanbaru: UIR Press.

Kanisius, A. A. 1994. Budidaya Tanaman Jeruk. Yogyakarta: Kanisius.

Kasi, P. D. & Sumaryono. 2008. Perkembangan Kalus Embriogenik Sagu (Metroxylon sagu Rottb.) Pada Tiga Sistem Kultur in vitro. Menara Perkebunan76(1): 1-10. Katuuk, J. R. P. 1989. Teknik Kultur Jaringan, Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan

Tanaman Secara Vegetatif Modern. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Koestiati, D. 1995. Perkembangan Embrio Somatik Bawang Putih (Allium sativum L) yang Berasal dari Kultur Bulbus. Skripsi. Yogyakarta.

(3)

Litz RE dan Gray DJ. 1995. Somatic Embryogenesis for Agricultural Improvement. World

J Microbiol Biotech 11:416–425

Manggon, R. Dan Singh, B. D. 1995. Promotion of Adventious Bud Regeneration by ABA in Combination with BAP in Epicotyl and Hipocotyl Explants Sweet Orange (Citrus sinensis L. Osbeck). Scientia Horticulturae 63: 123-128

Mante, S., and Tepper, H.B. 1983. Propagation of Musa textille Nee Plants from Apical Meristem Slice in vitro. Plant Tissue Culture2: 151-159

Mariska, I, E., Gati & Sukmadjaya, D. 1987. Kultur Masa Tunas dan Tangkai daun Pada Tanaman Geranium Secara In Vitro. Bioteknologi Pertanian 111(2): 84-88. Mukherji, S. & Ghosh, A. K. 1996. Plant Physiology. New Delhi: Tata McGraw-Hill

Publishing Company Limited.

Nugroho, A. Dan H. Sugito. 2000. Pedoman Pelaksanaan Teknik Kultur Jaringan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Nurwahyuni, I., dan Tjondronegoro, P., 1994. Induksi Kalus dan Regenerasi Tanaman Dioscorea composita Hemls. Hayati 1: 15-17.

Pierik, R. L. M. 1987. In Vitro Culture of Higher Plants. Netherland: Martinus Nijhoff Publisher. pp. 50

Pos Kupang. 2009. Jeruk keprok SoE dan manajemen “kantong kresek”. http://www.alifmagz.com/wp/2009/07/23/jeruk-keprok-buah-segala-musim-yang-berkhasiat/. Di akses pada tanggal 14 November 2009.

Pracaya. 1992. Jeruk Manis Varietas, Budidaya dan Pascapanen. Jakarta: Penebar Swadaya.

Rahardi, F. 2004. Jeruk Manis: Varietas, Budidaya, dan Pascapanen. Cetakan 11. Jakarta: Penebar Swadaya.

Ramos, L.C.S., E.Y. Yokoo, and W. Goncalves. 1993. Direct Somatic Embryogenesis is Genotype Specific in Coffee. In Quinzieme Colloque Scientifique Sur le Cafe. 11. ASIC Montpellier. pp. 763-766.

Rathore, J. S., Vinod, R., Shekhawat, N.S. & Singh, R.P. 2007. Micropropagation of Citrus Lemon Woody. Journal India Bioteknologi. 6: 239-244.

Reinert, J. & Bajaj, Y. P. S. 1989. Applied and Fundamental Ascept of Plant Cell Tissue, and Organ Culture. New Delhi: Narosa Publishing House.

Rineksane, I. A. 2000. Perbanyakan Tanaman Manggis Secara In-Vitro dengan Perlakuan Kadar BAP, Air Kelapa, dan Arang Aktif. Tesis. Yogyakarta: PPS-UGM.

Riyadi, I. dan Tirtoboma. 2004. Pengaruh 2,4-D Terhadap Induksi Embrio Somatik Kopi Arabika.Plasma Nutfah 10(2): 82-83.

(4)

Roseliza, D. 1995. Kultur Padi (Oryza sativa L.) Randah Kuning Pada Medium MS dengan Penambahan 2,4.D, Kinetin, NAA dan BA. Padang: UNAND.

Rosmayati. 1993. Penggunaan BAP dan NAA Pada Kultur Mata Tunas Gladiolus

hybridus Secara Kultur Jaringan. Tesis. Medan: Pertanian Universitas Sumatera

Utara.

Salisbury, F.B. and Ross, C. W. 1992. Plant Physiology.Wadworth Publishing Co. Diterjemahkan oleh Dian, R. L. dan Sumaryono. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB.

Sastrosupadi, A. 2004. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Edisi Revisi. Cetakan Kelima. Yogyakarta: Kanisius. hal: 53-57

Setiawan, A. I. 2000. Usaha Pembudidayaan Jeruk Besar. Cetakan 3. Jakarta: Penebar swadaya.

Skoog, F dan Miller, C.O. 1975. Chemical Regulation of Growth and Organ Formation in Plant Tissue Cultured In vitro. Symp. Soc. Exp. Biotech11: 118–131.

Soelarso, R. B. 1996. Budi Daya Jeruk Bebas Penyakit. Yogyakarta: Kanisius.

Steenis, J. H. 2003. Flora untuk Sekolah di Indonesia. Cetakan IX. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Sukarmin. 2008. Teknik Perbanyakan Barbagai Macam Stek Daun Jeruk Varietas JC (Japanche Citroen). Pertanian 13(2): 46-47

Suryowinoto, M. 1990. Pelunjuk Laboratorium, Pemuliaan Tanaman Secara In vitro. Yogyakarta: PAU Universitas Gadjah Mada.

_____________. 1996. Pemuliaan Tanaman Secara In Vitro. Yogyakarta: Kanisius.

Wattimena, G. A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Bogor: Pusat Antara Universitas IPB. hal: 18

Wetherall, D. F. 1982. Pengantar Propagasi Tanaman Secara in vitro. Seri Kultur Jaringan Tanaman. IKIP Semarang Press. Semarang.

Wetter, L.R. dan Constabel, F. 1991. Metode Kultur Jaringan Tanaman (edisi bahasa Indonesia). Bandung: ITB

Widarto, L. 1996. Perbanyakan Tanaman dengan Biji, Stek, Sambung, Okulasi dan Kultur Jaringan. Yogyakarta: Kanisius.

Widiastoety, D. 2001 a. Penambahan Persenyawaan Organik Kompleks Dalam Media Kultur In vitro Pada Anggrek. Purwodadi Botanical Garden : East Java Orchid Show 2001.

(5)

Wijayani, A. 2002. Pengaruh Bahan Eksplan Terhadap Pertumbuhan Melati (Jasminum sambac Ait) secara In vitro. Agrivet 6 (1) : 13-22

William, E.G. and G. Maheswaran. 1996. Somatic Embryogenesis: Factors Influencing Coordinated Behaviour of Cells as Embryogenic Group. Anatomy Botany 57: 443-462.

Yelnitis dan Kristina, N.N. 1994. Pengaruh Auksin (IAA, IBA) dan Ekstrak Malt Terhadap Perakaran Gerbera secara in vitro. Tanaman Industri 8: 30-33.

Yusnita, 2003. Kultur Jaringan Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien. Cetakan Pertama. Jakarta: Agromedia Pustaka. hal: 8, 46-47, 56.

Zahara, F. 2002. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Pembentukan dan Pengakaran Tunas Mikro Pada Citrus nobilis secara In Vitro. Kultura 37(2): 22-25.

Referensi

Dokumen terkait

25.15 Marmer, travertine, eccaussine dan batu berkapur lainnya untuk monumen atau bangunan dengan berat jenis sebesar 2,5 atau lebih, dan alabaster, dikerjakan secara kasar atau

Metode MRP teknik LFL dan EOQ memiliki penghematan biaya persediaan yang tinggi dari pada metode perusahaan, apabila perusahaan tidak dapat menggunakan teknik EOQ, maka

Semakin berkembangnya usaha jasa tersebut, maka semakin ketat pula persaingan antar perusahaan jasa tersebut.Agar perusahaan jasa tersebut dapat bertahan dan bahkan berkembang

Batik katun merupakan bahan batik yang sama dengan batik lainnya. Biasanya bahan paling sering digunakan untuk kemeja dan pakaian pria. Bahan terakhir yang menjadi $iri khas

Sebuah situs harus memiliki database yang dapat menjaga integritas keutuhan data sehingga bila terjadi sesuatu data tetap dapat diakses; (3) situs harus dapat mengembalikan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pemahaman Bank Perkreditan Rakyat yang terdapat di kota Pasir Pengarain terhadap penerapan SAK-ETAP sebagai

Permainan menurut Johan Huizinga (dalam Murtiningsih, 2013) adalah suatu perbuatan atau kegiatan sukarela, yang dilakukan dalam batas-batas ruang dan waktu tertentu yang

Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan di PT. Sygma Examedia Arkanleema Bandung. Fenomena yang terjadi yaitu adanya keterlambatan pembayaran piutang oleh agen yang