• Tidak ada hasil yang ditemukan

ggffgh Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ggffgh Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 1

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Bahan ajar untuk fasilitasi bimbingan teknis ICT PTK SD dapat diselesaikan.

Tenaga pendidik memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Salah satu kompetensi yang perlu dikuasai oleh seorang tenaga pendidik adalah dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Oleh karena itu, upaya peningkatan kompetensi tersebut perlu dilakukan secara terprogram dan berkelanjutan melalui keiatan fasilitasi dan bimbingan teknis ICT PTK SD.

Naskah materi bahan ajar bimbingan teknis ini disusun untuk membantu peserta, dan mempermudah dalam memahami materi pada bimbingan teknis ICT PTK SD, agar dapat dihasilkan PTK SD yang mampu mengembangkan pembelajaran berbasis ICT. Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P2TK) Pendidikan Dasar (Dikdas), Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar (Ditjen Dikdas), menyusun bahan ajar bimbingan teknis ICT PTK SD secara sistematis yang terdiri dari Konsep pembelajaran berbasis ICT, Pemanfaataan sumber-sumber belajar online , Pembuatan media pembelajaran berbasis ICT, Penyusunan RPP berbasis ICT, dan Pelaksanaan Pembelajaran berbasis ICT , dengan harapan dapat mendukung implementasi kegiatan fasilitasi dan bimbingan teknis ICT PTK SD secara efektif dan efisien.

Kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama berbagai pihak dalam mewujudkan naskah bahan ajar fasilitasi dan bimbingan teknis ICT PTK SD. Semoga dapat dimanfaatkan oleh para pengguna sebagaimana mestinya.

Jakarta,

Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar

Sumarna Surapranata, Ph.D NIP. 195908011985031002

(3)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar ii

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ICT 1

A. Pendahuluan ... 1

B. Pembelajaran Abad 21. ... 2

C. Prinsip pengembangan pembelajaran menggunakan pendekatan proyek berbasis ICT... 4

LATIHAN/TUGAS ... 5

RANGKUMAN ... 6

EVALUSI MATERI POKOK 1 ... 7

PERANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT... 9

A. Merancang Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Kerangka Kerja GRASPS ... 9

B. Mengembangkan Pertanyaan Pemandu (Driving Question) Pembelajaran untuk Melibatkan Siswa ... 20

C. Mengembangkan Penilaian Otentik yang Berpusat pada Siswa ... 22

D. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran Berbasis Proyek ... 34

LATIHAN/TUGAS ... 36

RANGKUMAN ... 40

EVALUSI MATERI POKOK 2 ... 40

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ... 42

DESAIN RENCANA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS ICT ... 43

A. Pandangan tentang pembelajaran ... 43

B. Pembelajaran langsung dan tidak langsung ... 46

C. Perencanaan pembelajaran ... 49

D. Proses pembelajaran ... 50

E. Pemanfaatan ICT dalam Desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 57

LATIHAN/TUGAS ... 58

RANGKUMAN ... 58

EVALUSI MATERI POKOK 2 ... 58

(4)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar iii RANGKUMAN ... 87 EVALUASI MATERI ... 87 UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ... 89

(5)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 1

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ICT

INDIKATOR KEBERHASILAN

Materi pokok 1 ini mengkaji beberapa hal yang berkaitan dengan konsep dasar Model Pembelajaran berbasis ICT di abad 21. Setelah mengikuti materi pokok 1 ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan: (1) prinsip pembelajaran menggunakan Pendekatan proyek berbasis ICT, (2) Mengenal beberapa contoh model pembelajaran aktif berbasis ICT.

Dengan menguasai materi kajian dalam materi pokok 1 ini, Anda akan lebih mantap dalam membina para guru SD dalam menerapkan konsep dasar rencana pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, seyogyanya Anda pelajari uraian di bawah ini dengan cermat, kerjakan tugas-tugas dan diskusikan dengan teman, serta kerjakan tes formatif untuk menguasai tingkat penguasaan Anda terhadap isi modul ini. Kedisiplinan Anda dalam mengerjakan tugas-tugas yang terintegrasi dalam uraian modul akan sangat membantu keberhasilan Anda.

URAIAN DAN CONTOH

A. Pendahuluan

Pembelajaran merupakan dialog antara peserta didik dengan pendidik serta sumber belajar untuk mengoptimalkan potensi peserta didik. Oleh karena itu seyogya para pendidikan merancang kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan variasi potensi peserta didik, seperti minat, sikap dan lain sebagainya dengan sumber belajar yang akan membantu proses dialog dengan peserta didik dalam upaya mengembangkan potensinya.

Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, menuntut pembelajaran yang lebih menekankan aktivitas dari peserta didik dalam kegiatan

(6)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 2

pembelajaran, sehingga peran guru dalam pembelajaran yang demikian, lebih banyakj berperan sebagai fasilitator.

Peran fasilitasi dalam pembelajaran yang dilakukan para pendidik untuk lebih mengkatifkan peran peserta didik, dapat ditemput dengan berbagai cara, diantaranya dengan memilih berbagai model pembelajaran yang dapat lebih banyak mengaktifkan peran peserta didik. Model Pembelajaran berbasis proyek, inkuiri, Pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) atau Information Technology and Communication. (ICT).

Pada bagian selanjutnya akan di bahas tentang Model pembelajaran yang berbasis ICT, prinsip Konsep pembelajaran abad 21 dan prinsip pengembangan pembelajaran menggunakan pendekatan proyek berbasis ICT

B. Pembelajaran Abad 21.

Karakteristik abad 21 pada era informasi dan wawasan global akan menuntut perubahan keterampilan pada warga Negara. Tuntutan skill pada abad 21 minimal adalah keterampilan/skills “collaboration, communication & critical thinking”, tuntutan keterampilan tersebut menuntut adanya perubahan dalam pembelajaran pada semua jenjang pendidikan.

Perubahan paradigma dari pembelajaran yang berpusat kepada guru (teacher centered) ke arah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered). Perubahan pembelajaran ini menuntut perubahan peran dari pendidik dalam pembelajaran. Pada pembelajaran yang berpusat pada pendidik, lebih banyak menempatkan pendidik sebagai sumber yang dominan dan utama dalam pembelajaran. Sementara pada pada kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, menempatkan pendidik lebih berperan sebagai fasiltator. Fasilitator yang dimaksud adalah

(7)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 3

membantu peserta didik untuk lebih aktif mencari sumber belajar lain, yang tidak hanya dari gurunya saja. Melainkan sumber belajar yang ada disekitar kelas, sekolah dan bahkan di luar sekolah.

Perubahan peran pendidik dalam pembelajaran, disebabkan karena ada tuntutan perubahan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran. Pada pembelajaran yang berpusat pada pendidik, peserta didik pasif (istilahnya hanya beperan DDCH-Duduk, Dengar, Catat dan Hafal) dalam beraktivitas. Sementara Pendidik, aktif dan mendominasi aktivitas pembelajaran. Sedangkan pada Pada pembelajaran yang berpusat pada peserta pendidik, peserta didik aktif (harus mencari, menemukan dan menyimpulkan dalam beraktivitas. Pendidik, aktif dalam membantu menyiapkan berbagai bahan yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam pembelajaran. Implikasi dari dari perubahan ini, pendidik dalam pembelajaran mulai dari perencanaan sudah memikirkan berbagai kegiatan bagi peserta didik untuk lebih aktif dalam; mencari, menemukan dan menyimpulkan terhadap materi ajar dipelajarinya.

Peran sebagai fasilitator dalam pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, lebih banyak memfasilitasi atau miminal merancang berbagai aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dan membantu menyiapkan berbagai sumber belajar lain, baik yang ada di kelas, di sekolah maupun di luar sekolah. Pencarian dan Pemanfaatan sumber belajar menjadi awal keberhasilan dalam mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran.

Media pembelajaran terdiri atas pembejaran yang nyata dan yang virtual. Diam dan bergerak. Media pembelajaran yang nyata bisa dalam bentuk buku, tumbuh-tumbuhan, gedung, gambar dan lain sebagainya. Pemanfaatan ICT sangat penting dan membantu dalam mencari dan memanfaatkan sumber belajar, apakah dalam bentuk slide (gambar diam), film, dan bahan ajar lain yang bisa ditemukan dari sumber yang sangat jauh

(8)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 4

dengan waktu yang singkat (On-line, bukan di buku ajar, atau di

perpustakaan sekolah). Oleh karena itu model pembelajaran yang berbasis ICT merupakan pilihan utama untuk merespons tuntutan dalam pembelajaran pada abad 21.

C. Prinsip pengembangan pembelajaran menggunakan pendekatan proyek berbasis ICT.

Salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas adalah

pembelajaran yang menggunakan pendekatan proyek atau ‘Project Based

Learning’ (PBL). Pembelajaran berbasis proyek akan membawa peserta didik pada proses inkuiri dalam merespon pertanyaan, masalah dan tantangan yang kompleks. Proses inkuiri ini di yakini akan menumbuhkan keterampilan berfikir seperti kolaborasi, komunikasi dan berfikir kritis.

Alasan lainnya mengapa PBL yang dipilih, adalah bahwa dengan projek dalam pembelajaran akan membawa peserta didik lebih mendalam dalam memahami suatu konsep. Projek juga akan membangun keterampilan-keterampilan yang penting dalam kehidupan dan pembiasaan belajar sepanjang hayat. Dengan projek, peserta didik diperkenankan untuk memilih topik-topik yang relevan dengan yang berkembang di masyarakat, dapat mengeksplor karirinya, berinteraksi dengan gurunya, temannya, menggunakan teknologi dan menyajikan hasil karyanya di dalam kelas. PBL juga dapat memotivasi peserta didik, dari pembelajaran yang terkesan membosankan menjadi pembelajaran yang lebih bermakna bagi dirinya. Berikut ini akan disampaikan beberapa prinsip pengembangan pembelajaran menggunakan pendekatan proyek berbasis ICT.

• Merumuskan hasil belajar bagi siswa secara eksplisit /jelas dan terukur dalam bentuk hasil belajar yang akan dihasilkan.

• Memerlukan kegiatan yang menuntut berfikir kritis, pemecahan masalah,

(9)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 5

• Inkuri sebagai bagian dari proses pembelajaran dan kreasi sesuatu yang

baru

• Mengembangkan pertanyaan penuntun yang bersifat tertutup maupun

terbuka.

• Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih topik dan

cara untuk mencapai tujuannya. Peserta didik berkerja secara indipenden dan bertanggung jawab atas pilihannya.

• Menumbuhkan proses untuk revisi dan refleksi. Kesempatan untuk

menyampaikan pemikiran dan menerima saran untuk perbaikan hasil karya siswa

• Melibatkan banyak orang, baik peserta didik atau yang dianggap dalam

memperbaiki hasil karya siswanya

Beberapa contoh model pembelajaran aktif berbasis ICT.

• Pembelajaran Berbasis Projek

• Inkuiri

• Pembelajaran dengan pendekatan Pemecahan Masalah

LATIHAN/TUGAS

Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas-tugas kecil yang diberikan pada setiap bagian, kini tiba saatnya Anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. Anda dapat mengerjakan latihan secara individual atau bersama dengan teman Anda.

Terjemahkan suatu tema yang akan di ajarkan dalam:

• Pertanyaan-pertanyaan

• Masalah-masalah yang terkait dengan tema pembelajaran

• Inventarisasi berbagai sumber pembelajaran yang dapat menjawab

(10)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 6

Setelah mengerjakan latihan, Anda dapat membaca rambu-rambu jawaban latihan untuk membandingkan tingkat ketepatan hasil kerja Anda. Jika Anda menganggap hasil latihan Anda belum sempurna, maka sebaiknya Anda menganalisis penyebabnya dan kemudian memperbaikinya.

Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini.

RANGKUMAN

Pemanfaatan ICT sangat penting dan membantu dalam mencari dan memanfaatkan sumber belajar, apakah dalam bentuk slide (gambar diam), film, dan bahan ajar lain yang bisa ditemukan dari sumber yang sangat jauh dengan waktu yang singkat (On-line, bukan di buku ajar, atau di perpustakaan sekolah) yang dapat disajikan dengan berbagai model pembelajaran diantaranya Pembelajaran Berbasis Projek, Inkuiri, Pembelajaran dengan pendekatan Pemecahan Masalah. Oleh karena itu model pembelajaran yang berbasis ICT merupakan pilihan utama untuk merespon tuntutan dalam pembelajaran pada abad 21.

Bagaimana? Apakah rangkuman yang Anda buat sejalan dengan rangkuman di atas. Jika tidak sejalan, coba Anda cermati bagian mana yang kurang sejalan. Mungkin rangkuman yang Anda buat lebih menggambarkan pemahaman Anda. Kini, Anda dapat mengerjakan Tes Formatif 1 untuk menguji tingkat pemahaman Anda.

(11)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 7

EVALUSI MATERI POKOK 1 Bagian A:

Silakan baca dengan cermat pertanyaan atau pernyataan di bawah ini, kemudian pilih alternatif jawaban yang paling tepat dengan cara membubuhkan tanda silang (x) pada alternatif jawaban tersebut.

1. Pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, ciri utamanya adalah: a. DDCH

b. Guru menjadi satu-satunya sumber belajar

c. Guru dalam pembelajaran menggunakan LCD projector d. Murid aktif mencari bahan dari berbagai sumber belajar

e. Guru mendominasi pembelajaran

2. Pola pembelajaran yang berpusat pada pendidik, ciri utamanya adalah: a. Murid aktif sesuai arahan guru

b. Murid santun mendengarkan penjelasan dari Guru –DDCH c. Guru menjadi satu-satunya sumber belajar

d. Murid aktif mencari bahan dari berbagai sumber belajar

e. Guru mendominasi pembelajaran

3. Tuntutan kemampuan pada abad 21 adalah: a. Nalar- logika – estetika

b. Kolaborasi-komunikasi-berfikir kritis c. Pendiam-penurut-santun

d. Aktif-kreatif-soliter

e. Kerjasama-tergantung sama orang – Penurut

4. Pendekatan Pembelajaran yang berbasis Projek, ciri utamanya adalah sebagai berikut:

a. Membangun aktivitas siswa b. Menghasilkan hasil karya siswa c. Menggunakan ICT

d. Menggunakan proses inkuiri

e. Pembelajarannya hanya di dalam kelas

5. Prinsip Pembelajaran yang berbasis Projek, utamanya adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan percaya diri siswa b. Membangun toleransi

(12)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 8

c. Siap menerima kritikan yang membangun

d. Siap memberikan kritikan yang membangun kepada peserta lain. e. Memerlukan kegiatan yang menuntut siswa untuk berfikir kritis, dapat

memecahkan masalah, menciptakan suasana yang kolaborasi

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Setelah menyelesaikan tes formatif 1 ini, Anda dapat memperkirakan tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu jawaban yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Jika Anda memperkirakan bahwa pencapaian Anda sudah melebihi 80%, silakan Anda terus mempelajari Materi pokok 2, namun jika Anda menganggap pencapaian Anda masih kurang dari 80%, sebaiknya Anda ulangi kembali mempelajari materi pokok 1 ini.

Kunci jawaban: No Jawaban 1 d 2 c 3 b 4 d 5 e

(13)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 9

PERANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT

INDIKATOR KEBERHASILAN

Materi Pokok 2 ini mengkaji tentang perancangan pembelajaran berbasis ICT (Information and Communication Technology) menggunakan pendekatan

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) sesuai Kurikulum

2013. Setelah mengikuti materi pokok 2 ini, Anda diharapkan dapat mengembangkan: (1) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik menggunakan model Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) berbasis ICT, (2) Instrumen penilaian otentik dengan memanfaatkan pustaka penilaian yang tersedia secara online dan menggunakan aplikasi online.

Dengan menguasai materi kajian dalam materi pokok 2 ini, Anda akan lebih mantap dalam membina para guru SD dalam merancang pembelajaran tematik menggunakan model PjBL dan mengembangkan instrumen penilaian otentik yang berbasis ICT. Oleh karena itu, seyogyanya Anda pelajari uraian di bawah ini dengan cermat, kerjakan tugas-tugas dan diskusikan dengan teman, serta kerjakan evaluasi formatif untuk menguasai tingkat penguasaan Anda terhadap isi modul ini. Kedisiplinan Anda dalam mengerjakan tugas-tugas yang terintegrasi dalam uraian modul akan sangat membantu keberhasilan Anda.

URAIAN DAN CONTOH

A. Merancang Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Kerangka Kerja GRASPS

Project Based Learning (PjBL) merupakan salah satu model

pembelajaran kontekstual yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.

(14)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 10

Sebagaimana layaknya pendekatan kontekstual, PjBL harus melibatkan tujuh pembelajaran efektif yaitu: konstruktivisme, menemukan, bertanya, komunitas belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian otentik.

Berikut merupakan karakteristik dari PjBL [2] yaitu:

a. Peserta didik membuat keputusan dan membuat kerangka kerja b. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya c. Peserta didik merancang proses untuk mencapai hasil

d. Peserta didik bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan

e. Melakukan evaluasi secara kontinu

f. Peserta didik secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan

g. Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya

h. Kelas memiliki atmosfer yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.

Dalam melaksanakan model pembelajaran PjBL tidak ada tahapan yang baku namun pada dasarnya mengacu pada 3 tahapan berikut [4]: tahap persiapan, tahap pembelajaran (yang didalamnya memuat kegiatan: menentukan topik, merencanakan kegiatan, investigasi, finishing) dan yang terakhir yaitu tahap evaluasi. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran berpusat pada siswa. Jenis pembelajaran ini mengembangkan isi pengetahuan dan kecakapan melalui tugas tambahan untuk mengembangkan keingintahuan siswa dan demonstrasi pembelajaran yang bersifat otentik dalam bentuk produk dan kinerja. Kurikulum berbasis proyek didorong pertanyaan penting yang mengikat standar isi dan berpikir tingkat tinggi dalam konteks kehidupan sebenarnya.

Rancangan pembelajaran berbasis proyek mengandung strategi pembelajaran yang melibatkan bermacam-macam strategi pengajaran untuk melibatkan seluruh siswa tanpa menghiraukan cara belajar mereka yang

(15)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 11

berbeda-beda. Seringkali, siswa bekerjasama dengan pakar dari luar sekolah dan anggota keluarga untuk menjawab pertanyaan dan mendapatkan makna yang lebih dalam terhadap isi. Teknologi digunakan untuk mendukung pembelajaran. Melalui kerja proyek, jenis penilaian yang beragam diberikan untuk memastikan siswa-siswa menghasilkan karya berkualitas tinggi.

Manfaat Pembelajaran Berbasis Proyek mencakup:

• Membangkitkan rasa ingin tahu secara aktif dan pemikiran tingkat tinggi

(Thomas,1998).

• Meningkatkan kehadiran, rasa percaya diri, dan memperbaiki sikap

terhadap pembelajaran (Thomas, 2000).

• Perolehan akademik setara atau lebih baik dari yang dihasilkan model lain

• Dengan siswa yang terlibat dalam proyek mengambil tanggungjawab yang

lebih besar terhadap pembelajaran mereka dibanding kegiatan dalam kelas tradisional (Boaler, 1999; SRI, 2000).

• Peluang untuk mengembangkan kecakapan yang kompleks, seperti

berpikir tingkat tinggi, pemecahan masalah, bekerjasama, dan

berkomunikasi (SRI, 2000).

• Akses ke peluang belajar yang luas di kelas, memberikan strategi untuk

melibatkan siswa dengan budaya yang berbeda-beda (Railsback, 2002)

Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Learning sebagaimana

dikembangkan oleh The George Lucas Educational Foundation (2005) terdiri dari :

a. Mulai dengan Pertanyaan Esensi/Mendasar

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan mendasar, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan

(16)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 12

dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relefan untuk para peserta didik (The George Lucas Educational Foundation : 2005).

b. Merancang Perencanaan Proyek

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan mendasar, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek (The George Lucas Educational Foundation : 2005). c. Membuat Jadwal

Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara (The George Lucas Educational Foundation : 2005).

d. Memantau Siswa dan Kemajuan Proyek

Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting (The George Lucas Educational Foundation : 2005).

(17)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 13

Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya (The George Lucas Educational Foundation : 2005).

f. Mengevaluasi Pengalaman Belajar

Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya

selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik

mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja.

Selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran (The George Lucas Educational Foundation : 2005).

Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek telah menunjukan bahwa pendekatan tersebut sanggup membuat peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna, yaitu pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan faham konstruktivisme. Peserta didik diberi kesempatan untuk menggali sendiri informasi melalui membaca berbagai buku secara langsung, membuat presentasi untuk orang lain, mengkomunikasikan hasil aktivitasnya kepada orang lain, bekerja dalam kelompok, memberikan usul atau gagasannya untuk orang lain dan berbagai aktivitas lainnya. Semuanya menggambarkan tentang bagaimana semestinya orang dewasa belajar agar lebih bermakna.

(18)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 14

Internalisasi Metode Saintifik dengan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek

Berdasarkan kajian teori, metode saintifik adalah jalan untuk membuat dan menjawab pertanyaan ilmiah (scientific questions) melalui observasi dan atau eksperimen. Adapun tahap-tahap metode saintifik terdiri dari : (1) Membuat

pertanyaan ilmiah, (2) Melakukan kajian teoritis (research), (3)

Mengkonstruksi hipotesis, (4) Menjalankan observasi dan atau eksperimen, (5) Menganalisis data dan membuat kesimpulan, (6) Melaporkan hasil (publikasi). Sedangkan pendekatan pembelajaran berbasis proyek merupakan pendekatan pembelajaran yang memiliki sintak: (1) Mulai dengan pertanyaan mendasar, (2) Merancang perencanaan proyek, (3) Membuat jadwal, (4) Memantau siswa dan kemajuan proyek, (5) Menilai hasil pembelajaran, dan (6) Menilai pengalaman belajar.

Mencari jawaban atas pertanyaan “apakah pembelajaran berbasis proyek dapat menfasilitasi proses internalisasi metode saintifik?”, dapat dilakukan dengan cara menganalisis sintak pembelajaran berbasis proyek, kemudian mencari hubungan tiap-tiap tahapnya dengan item-item pada metode saintifik. Apakah tahap-tahap pembelajaran berbasis proyek menfasilitasi aktivitas metode saintifik? Jika jawabannya “ya”, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran berbasis proyek dapat digunakan sebagai sarana internalisasi metode saintifik. Begitu sebaliknya.

Tahap pertama sintak pembelajaran berbasis proyek adalah “Mulai dengan pertanyaan mendasar”. Pembelajaran diawali dengan suatu pertanyaan esensial/mendasar. Pertanyaan ini bisa muncul dari pengajar ataupun dari peserta didik atau kolaborasi antara keduanya. Pertanyaan mendasar inilah yang akan menjadi sentral dalam pembelajaran berbasis proyek.

(19)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 15

Pertanyaan mendasar pada pembelajaran berbasis proyek dapat disetarakan dengan pertanyaan saintifik pada metode saintifik. Proses metode saintifik juga diawali dengan munculnya suatu pertanyaan ilmiah. Dengan demikian, tahap pertama sintak pembelajaran berbasis proyek dapat menfasilitasi tahap pertama proses metode saintifik, yaitu “membuat pertanyaan ilmiah”.

Tahap kedua sintak pembelajaran berbasis proyek adalah “Merancang perencanaan proyek”. Pada tahap ini, peserta didik bersama-sama pengajar secara kolaboratif merencanakan sebuah proyek untuk menyelesaikan pertanyaan yang telah dirumuskan pada tahap pertama. Agar tepat dalam mendesain proyek, maka dilakukan penggalian informasi yang terkait dengan pertanyaan. Proses ini dilakukan melalui bertanya kepada narasumber, diskusi dengan pengajar atau siswa lain, kajian literatur berupa buku maupun pencarian di internet. Apabila informasi sudah cukup, maka dengan mudah peserta didik secara kolaboratif dapat merancang suatu proyek.

Aktivitas “Merancang perencanaan proyek” pada pembelajaran berbasis proyek, dengan demikian dapat disetarakan dengan aktivitas ”melakukan

kajian teoritis (research)”, dan ”mengkonstruksi hipotesis” yang merupakan

langkah kedua dan ketiga dalam metode saintifik. Hal ini dikarenakan pada tahapan ini, peserta didik mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai sumber. Aktivitas ini setara dengan aktivitas ”melakukan kajian teoritis (research)” pada metode saintifik. Setelah informasi terkumpul, peserta didik membuat dugaan-dugaan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan pada tahap sebelumnya, sehingga mampu mendesain suatu proyek dengan lebih akurat. Aktivitas tersebut merupakan bagian dari aktivitas ”mengkonstruksi hipotesis” pada metode saintifik.

Tahap ketiga dan keempat sintak pembelajaran berbasis proyek adalah “Membuat jadwal” dan “Memantau siswa dan kemajuan proyek”. Pada tahap

(20)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 16

ini, peserta didik membuat jadwal pelaksanaan proyek dan sekaligus menjalankan proyek di bawah monitor pengajar. Inti pelaksanaan proyek dilakukan pada tahap ini. Siswa melakukan observasi dan atau eksperimen dengan cara yang telah didesain pada tahap sebelumnya. Dengan demikian, tahap ketiga dan keempat pembelajaran berbasis proyek merupakan pelaksanaan tahap keempat dari metode saintifik, yaitu “menjalankan observasi dan atau eksperimen”.

Tahap kelima sintak pembelajaran pembelajaran berbasis proyek adalah “Menilai hasil belajar”. Hasil belajar dapat dimaknai sebagai keseluruhan hasil (produk) selama aktivitas menjalankan proyek. Dengan demikian, tahap ini dilakukan setelah proyek selesai dijalankan. Hasil belajar dinilai untuk membantu dalam mengukur ketercapaian standar kompetensi, mengetahui kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, dan membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

Penilaian terhadap hasil belajar dengan demikian merupakan aktivitas menganalisis produk dari proyek yang sudah dijalankan mahasiswa. Apakah hasil observasi dan atau eksperimen sudah dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan yang dimunculkan pada bagian awal pembelajaran? Jika sudah, maka mahasiswa telah mampu menyimpulkan inti persoalan adanya proyek. “Menilai hasil belajar”, dengan demikian dapat disetarakan dengan aktivitas “menganalisis data dan membuat kesimpulan” yang merupakan tahap kelima dari metode saintifik.

Tahap keenam sintak pembelajaran pembelajaran berbasis proyek adalah “Menilai pengalaman belajar”. Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk mengungkapkan

(21)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 17

perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran sehingga pada akhirnya ditemukan suatu

temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan

pada tahap pertama pembelajaran. Dengan kata lain, pada tahap ini terjadi proses presentasi hasil proyek dihadapan guru dan seluruh siswa.

Proses semacam ini dalam metode saintifik, disebut sebagai proses “melaporkan hasil (publikasi)”. Analisis yang baru saja diuraikan, telah mencoba menggambarkan bagaimana pendekatan pembelajaran berbasis proyek dapat menfasilitasi proses internalisasi nilai dan semangat metode saintifik kepada peserta didik. Secara lebih tegas, pola hubungan antara pembelajaran berbasis proyek dengan internalisasi metode saintifik ditunjukan oleh Tabel 1 berikut.

No. Sintak Pembelajaran Berbasis Proyek

Tahapan Metode Saintifik 1. Mulai dengan pertanyaan

mendasar

Membuat pertanyaan ilmiah

2. Merancang perencanaan proyek Melakukan kajian teoritis (research), dan mengkonstruksi hipotesis 3. Membuat jadwal dan memantau

siswa serta kemajuan proyek

Menjalankan observasi dan atau Eksperimen

4. Menilai hasil belajar Menganalisis data dan membuat

kesimpulan

5. Menilai pengalaman belajar Melaporkan hasil (publikasi).

Tabel 1. Pola hubungan pembelajaran berbasis proyek dan metode saintifik

Merancang Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Kerangka Kerja GRASPS

Perancang kurikulum dapat menggunakan kerangka kerja GRASPS untuk

merancang PjBL, yang merupakan sebuah metode Authentic Assesment

yang diambil dari gagasan Wiggins and McTighe bernama “backward

planning” atau “backward design” [1]. GRASPS merupakan singkatan dari Goal, Role, Audience, Situation, Product and Standards.

(22)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 18

Elemen dalam GRASPS ini adalah: (1) Goal, merupakan tujuan atau aksi

yang akan di lakukan siswa dalam skenario (2) Role, yaitu peran siswa dalam

skenario (3) Audience, yaitu lingkungan yang nantinya akan berhubungan

dengan peran siswa dalam skenario (4) Situation, yaitu tantangan dan detail

suasana atau rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam skenario (5) Product,

yaitu hasil dari aktifitas siswa pembelajaran atau selama menjalankan skenario (6) Standards, menyatakan bagaimana tugas ini akan dinilai, dengan kriteria apa produk tersebut akan dinilai dan apa saja indikator kesuksesannya.

Menurut Grant Wiggins and Jay McTighe [1] bagian yang penting dari

GRASPS adalah menempatkan siswa kedalam skenario dunia nyata dimana mereka menghasilkan artefak yang menggambarkan isi pembelajaran dan apa yang mungkin mereka butuhkan untuk menghasilkan itu dalam keadaan yang sebenarnya. PjBL berbasis GRASPS sebenarnya merupakan pengembangan yang peneliti lakukan dari PjBL yang telah ada sebelumnya. GRASPS dalam model pembelajaran ini dijadikan dasar untuk mengkonstruksi proyek yang nantinya akan diterapkan pada pembelajaran. Dalam hal ini bukan berarti peneliti membatasi apa yang harus dilakukan siswa untuk proyek mereka melainkan hanya memberi kerangka yang harus dikembangkan oleh siswa sehingga tidak menyalahi karakteristik PjBL sendiri.

Berikut adalah contoh tabel GRASPS untuk PjBL dengan judul proyek “Jajanan Sehat, Enak dan Murah di Sekolahku”

Goal Role Audience Situation Product Standard

Akhir-akhir ini banyak siswa terkena penyakit diare dan tipus. Siswa akan melakukan penelitian Tim Peneliti Kesehatan yang mendapat tugas dari Depertemen Kesehatan Petugas Kesehatan di Puskesmas, Ahli Gizi, Pedagang Jajanan

- Siswa melihat video tentang beberapa kasus keracunan makanan dan penyakit yang disebabkan makanan tidak sehat dan

Siswa akan mengembangkan laporan penelitian berupa presentasi multimedia dan poster makanan sehat dengan Standar Kompetensi: Makluk Hidup dan Proses Kehidupan

1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan

(23)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 19 mengapa penyakit-penyakit tersebut dengan mudah menjangkiti mereka, apa saja penyebab dan akibatnya. Hasil penelitian dan kampanye akan mereka sampaikan dalam bentuk presentasi dan poster yang dialamatkan ke semua rekan sekolahnya , orang-tua siswa dan pedagang keliling serta kantin di sekitar sekolah mereka. melakukan brainstorming tentang topik ini - Secara berkelompok, siswa melakukan penelitian dengan melakukan wawancara dan pengamatan serta studi literatur di Internet - Siswa membuat laporan penelitian dalam bentuk presentasi multimedia dan membuat poster kampanye makanan sehat dengan aplikasi pengolah kata - Siswa

mempresentasikan hasil penelitian ke guru dan siswa lain di sekolah

- Siswa menempel dan menyebarluaskan poster peduli jajanan sehat di sekolah dan masyarakat

aplikasi pengolah

kata Kompetensi Dasar: 1.3 Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan

Indikator:

- Mengidentifikasi alat pencernaan makanan pada manusia.

- Mencari informasi tentang penyakit yang

berhubungan dengan pencernaan. - Mempraktekkan kebiasaan hidup sehat untuk menjaga kesehatan alat pencernaan. - Mengidentifikasi makanan bergizi dan menyimpulkan bahwa makanan yang bergizi dengan jumlah dan susunan menu seimbang menjadikan tubuh sehat. - Mempraktekkan cara-cara mengolah bahan makanan dengan tetap mempertahankan nilai gizinya

Tabel 2. Rancangan proyek “Jajanan Sehat, Enak dan Murah di Sekolahku”

Tugas 1. Merencanakan PjBL dengan GRASPS

Berikut adalah langkah-langkah perancangan Pembelajaran Berbasis Proyek dengan kerangka GRASPS:

1. Pilihlah salah satu tema (pembelajaran tematik, sesuai dengan Kurikulum 2013).

2. Unduh Lembar Kerja Rancangan Pembelajaran Berbasis Proyek di alamat web :

http://bimtekictdikdas.wikispaces.com/file/view/Lembar%20Kerja%20Ranca ngan%20Pembelajaran%20Berbasis%20Proyek.docx/450252236/Lembar %20Kerja%20Rancangan%20Pembelajaran%20Berbasis%20Proyek.docx

(klik link diatas untuk mengunduh file tersebut ke komputer Anda, atau kopi dan tempel link tersebut ke aplikasi penjelajah internet)

(24)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 20

4. Pada bagian A. Tabel GRASPS, isi semua elemen tabel GRASPS yang

ada seperti, (1) Goal, yang berisi penjelasan “masalah yang ada di dunia nyata” dan aksi yang siswa akan di lakukan dalam skenario untuk

menyelesaikan permasalah di dunia nyata tersebut (2) Role, yaitu peran

siswa dalam skenario, dimana peran ini merupakan profesi-profesi yang

ada di dunia nyata (3) Audience, yaitu narasumber/komunitas/peserta lain

yang nantinya akan berhubungan dengan peran siswa dalam skenario (4) Situation, yaitu tantangan dan detail suasana atau rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam skenario (5) Product, yaitu hasil dari aktifitas siswa

pembelajaran atau selama menjalankan skenario (6) Standards,

menyatakan bagaimana tugas ini akan di nilai, dengan kriteria apa produk tersebut akan di nilai dan apa saja indikator kesuksesannya berdasarkan standar kurikulum nasional (Kurikulum 2013).

5. Simpan dokumen rancangan proyek anda dengan klik File > Save.

B. Mengembangkan Pertanyaan Pemandu (Driving Question) Pembelajaran untuk Melibatkan Siswa

Proses inkuiri (penyelidikan) siswa dimulai ketika guru menanyakan

pertanyaan pemandu (driving question) di dalam pembelajaran. Siswa

akan mulai berpikir dan membuat koneksi sesuai pemahaman dan pengalamannya untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Semua guru ingin siswa mereka mengembangkan kecakapan-kecakapan berpikir tingkat tinggi bersamaan dengan pemahaman mendalam mengenai isi pembelajaran. Siswa, bagaimanapun, mungkin tidak merasa bahwa pengetahuan ini relevan dengan kehidupan mereka, khususnya ketika mempelajari mata-mata pelajaran yang berbeda secara terpisah. Pertanyaan-pertanyaan pemandu menghubungkan pembelajaran dengan dan lintas disiplin ilmu yang berbeda dengan cara memberikan topik-topik yang menarik dan penting untuk Siswa. Pertanyaan pemandu terdiri dari Pertanyaan Mendasar/Esensi, Pertanyaan Unit dan Pertanyaan Isi.

Pertanyaan-pertanyaan pemandu sangat penting karena menjadikan proyek tetap berpusat kepada mempelajari hal-hal yang penting saja. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mendorong siswa untuk menggunakan

(25)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 21

kecakapan berpikir tingkat tinggi, membantu mereka memahami secara penuh konsep-konsep penting, dan memberikan struktur untuk mengolah

informasi faktual. Pertanyaan-pertanyaan pemandu terdiri dari

Pertanyaan-pertanyaan Esensial, Unit, dan Isi:

Pertanyaan-pertanyaan Esensial adalah pertanyaan-pertanyaan yang bersifat luas dan terbuka dan menyangkut gagasan-gagasan besar dan konsep-konsep tetap. Pertanyaan-pertanyaan esensial sering bersifat lintas disiplin dan membantu siswa melihat bagaimana mata-mata pelajaran berhubungan satu sama lain.

Pertanyaan-pertanyaan Unit terikat secara langsung dengan proyek dan mendukung penyelidikan ke dalam pertanyaan-pertanyaan Esensial. Pertanyaan-pertanyaan Unit bersifat terbuka yang membantu siswa

mendemonstrasikan seberapa baik mereka mengerti konsep-konsep inti sebuah proyek.

Pertanyaan-pertanyaan isi berbasis fakta, konkrit, dengan seperangkat jawaban benar yang bersifat terbatas. Sering sekali pertanyaan-pertanyaan Isi berhubungan dengan definisi, identifikasi, dan ingatan yang bersifat umum tentang informasi—sama dengan jenis pertanyaan yang sering anda jumpai pada tes. Pertanyaan-pertanyaan isi adalah penting karena mendukung pertanyaan-pertanyaan esensial dan pertanyaan-pertanyaan Unit.

Contoh Pertanyaan Pemandu “Jajanan Sehat, Enak dan Murah di Sekolahku”

Pertanyaan Esensi

Bagaimanakah caranya supaya kita bisa hidup senang/enak? Pertanyaan

Unit

• Bagaimana pencernaan kita bekerja? • Bagaimana resepnya hidup sehat?

(26)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 22 Pertanyaan Isi • Manakah alat-alat pencernaan manusia beserta dengan

fungsinya?

• Apa sajakah penyakit yang terdapat pada alat pencernaan kita? • Sebutkan cara merawat alat pencernaan kita!

• Zat gizi apa yang diperlukan oleh tubuh kita?

Tugas 2. Membuat Pertanyaan Pemandu

Buatlah pertanyaan pemandu pembelajaran untuk melengkapi rancangan proyek yang ada.

1. Buka kembali dokumen Lembar Kerja Rancangan Pembelajaran Berbasis Proyek yang telah tersimpan di komputer Anda.

2. Lengkapi bagian B. Pertanyaan Pemandu dengan mengisi bagian Pertanyaan Esensi/Mendasar, Unit dan Isi.

3. Simpan dokumen rancangan proyek dengan klik File > Save.

C. Mengembangkan Penilaian Otentik yang Berpusat pada Siswa

Strategi penilian efektif yang dapat dipergunakan untuk menilai

Pembelajaran Berbasis Proyek adalah penilaian otentik (autentik

assessment). Penilaian otentik adalah suatu istilah/terminologi yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah. Sekaligus, mengekspresikan pengetahuan dan keterampilannya dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata di luar lingkungan sekolah (Hymes, 1991). Dalam hal ini adalah simulasi yang dapat

mengekspresikan kinerja (performance) siswa yang ditemui di dalam praktek

dunia nyata.

Penilaian otentik juga disebut dengan penilaian alternatif. Pelaksanaan penilaian otentik tidak lagi menggunakan format-format penilaian tradisional (multiple-choice, matching, true-false, dan kertas maupun tes pensil), tetapi menggunakan format yang memungkinkan siswa untuk menyelesaikan suatu

(27)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 23

tugas atau mendemonstrasikan suatu kinerja dalam memecahkan suatu masalah. Format penilaian ini dapat berupa : a) Tes yang menghadirkan

benda atau kejadian asli ke hadapan siswa (penilaian hands-on), b) Tugas

(tugas ketrampilan, tugas investigasi sederhana dan tugas investigasi terintegrasi), c) Format rekaman kegiatan belajar siswa (misalnya : portfolio, interview, jurnal proses, daftar cek, presentasi oral dan debat).

Beberapa pembaharuan yang tampak pada penilaian otentik adalah: a) Melibatkan siswa dalam tugas yang penting, menarik, berfaedah dan relevan dengan kehidupan nyata siswa, b) Tampak dan terasa sebagai kegiatan belajar, bukan tes tradisional, c) Melibatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan mencakup pengetahuan yang luas, d) Menyadarkan siswa tentang apa yang harus dikerjakannya akan dinilai, e) Merupakan alat penilaian

dengan latar standar (standard setting), bukan alat penilaian yang

distandarisasikan, f) berpusat pada siswa (student centered) bukan berpusat

pada guru (teacher centered), dan g) dapat menilai siswa yang berbeda

kemampuan, gaya belajar dan latar belakang kulturalnya.

Tujuan dari penilaian otentik adalah:

1. Mengembangkan respon siswa daripada menyeleksi pilihan-pilihan yang sudah ditentukan sebelumnya.

2. Menunjukkan cara berpikir tingkat tinggi (higher order thinking).

3. Secara langsung mengevaluasi proyek-proyek yang bersifat holistik atau menyeluruh

4. Mensintesis dengan pembelajaran di kelas

5. Menggunakan kumpulan pekerjaan atau tugas siswa (portofolio) dalam jangka waktu yang lama

6. Memberikan kesempatan untuk melakukan penilaian beragam didasarkan dari kriteria yang jelas yang diketahui oleh siswa

7. Berhubungan erat dengan belajar di kelas

8. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi pekerjaannya

(28)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 24

Prinsip-prinsip penilaian otentik meliputi: 1. Mengungkap apa yang diketahui siswa 2. Menggali kemampuan berpikir siswa 3. Bersifat praktis

4. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran

5. Penilaian harus mencerminkan masalah real atau nyata

6. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar

7. Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif, dan psikomotor).

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode penilaian otentik di kelas diantaranya :

1. Mengatur waktu yang bersifat intensif

2. Memastikan bentuk kurikuler dan kegiatan yang mengembangkan kemampuan siswa

3. Meminimalkan penilaian bias dan bersifat objektif Sedangkan karakteristik penilaian outentik meliputi:

1. Merupakan suatu bagian tak terpisahkan dari bagian kelas

2. Merupakan cerminan dari dunia nyata bukan sebagai jenis kerja/tugas sekolah yang memecahkan masalah

3. Menggunakan banyak ukuran/metode/kriteria 4. Bersifat komperenshif dan holistik

5. Penilaian dilakukan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung

6. Aspek yang diukur adalah keterampilan dan performasi, bukan mengingat fakta apakah peserta didik belajar? Atau apa yang sudah diketahui peserta didik?

7. Penilaian dilakukan secara berkelanjutan, yaitu dilakukan dalam beberapa tahapan dan periodik, sesuai dengan tahapan waktu dan bahasanya, baik dalam bentuk formatif maupun sumatif.

8. Penilaian dilakukan secara integral, yaitu menilai berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik sebagai satu kesatuan utuh.

(29)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 25

9. Hasil penilain digunakan sebagai umpan balik (feedback), yaitu untuk

keperluan pengayaan (enrichment) standart minimal telah tercapai atau

mengulang (remedial) jika standar minimal belum tercapai. Manfaat otentik assesmen adalah:

1. Menunjukkan secara lengkap seberapa baik pemahaman terhadap materi akademik

2. Menunjukkan dan memperkuat kompetensi-kompetensi seperti pengumpulan informasi, pemanfaatan sumber penanganan teknologi dan pemikiran sistematik

3. Menghubungkan pembelajaran dengan pengalaman mereka, dunia mereka maupun masyarakat yang lebih luas

4. Meningkatkan keterampilan berfikir tinggi seperti analisis, sintesis, identifikasi permasalahan, menemukan solusi, serta mengikuti hubungan sebab-akibat

5. Menerima tanggung jawab dan membuat pilihan-pilihan

6. Menghubungkan mereka dengan orang lain, termasuk berkolaborasi dalam tugas

7. Belajar mengevaluasi tingkat kinerja mereka sendiri

Dalam penerapannya, bentuk-bentuk penilaian otentik berupa: 1. Portfolio (contoh: wawancara lisan)

2. Unjuk Kerja/Performance (contoh: tugas penyelesaian masalah studi

kasus/problem solving) 3. Proyek 4. Penelitian 5. Diskusi 6. Menulis/Esai 7. Simulasi 8. Presentasi

9. Respon tertulis - Analisis lisan , dll

(30)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 26 Penilaian Otentik Penilaian Tradisional

• Waktu ditentukan oleh guru dan siswa • Mengukur kecepatan tingkat tinggi

• Menerapkan strategi-strategi kritis dan kreatif

• Memiliki perspektif menyeluruh • Menggunakan standar individu • Bertumpu pada internalisasi • Solusi yang benar banyak • Mengungkap proses

• Mengajar demi kebutuhan

• Periode waktu khusus

• Mengukur kecepatan tingkat rendah • Meningkatkan tugas dan latihan • Memiliki perspektif sempit • Menggunakan standar kelompok • Bertumpu pada ingatan (memorisasi) • Hanya satu solusi yang benar • Mengungkapkan kecapakan

• Mengajar untuk ujian

Tabel 3. Perbedaan penilaian otentik dengan penilaian tradisional

Rubrik Dalam Penilaian Otentik

Rubrik penilaian adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi respon murid mengenai penilaian otentik. Dua tipe penilaian otentik sering didiskusikan dalam literatur yaitu analitik dan holistik. Rubrik penilaian analitik membagi kinerja kedalam beberapa segi yang terpisah dimana setiap segi dievaluasi dengan skala yang terpisah. Rubrik penilaian holistik menggunakan satu skala untuk mengevaluasi proses yang lebih besar. Dalam rubrik penilaian holistik, semua segi yang membuat tugas dievaluasi dengan cara kombinasi. Rekomendasi berikut dapat diaplikasikan baik untuk rubrik penilaian analitik maupun holistik.

Rekomendasi untuk mengembangkan rubrik penilaian:

1. Kriteria yang ditetapkan dalam rubrik penilaian harus jelas bersesuaian dengan persyaratan tugas serta tujuan dan sasaran yang telah dinyatakan. Seperti yang telah didiskusikan sebelumnya, sebuah daftar dapat disusun untuk menggambarkan bagaimana elemen-elemen tugas sesuai dengan tujuan dan sasaran. Daftar ini bisa dikembangkan dengan memasukkan bagaimana kriteria yang ditetapkan di rubrik penilaian sesuai dengan elemen-elemen tugas serta tujuan dan sasaran. Kriteria yang tidak bersesuaian langsung dengan tugas dan tujuan jangan dimasukkan didalam rubrik penilaian.

(31)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 27

2. Kriteria yang ditetapkan dalam rubrik penilaian harus tergambar dalam perilaku yang dapat terlihat atau karakteristik produk. Seorang guru tidak dapat mengevaluasi proses internal kecuali proses ini ditunjukkan lewat perilaku eksternal. Sebagai contoh, seorang guru tidak dapat melihat kedalam isi kepala siswa untuk melihat proses penjelasan mereka, melainkan penilaian penjelasan/pemberian alasan diketahui dengan meminta siswa memberi penjelasan/alasan mereka secara lisan atau tertulis.

3. Rubrik penilaian harus ditulis secara spesifik dengan bahasa yang jelas yang dimengerti siswa. Salah satu keuntungan menggunakan rubrik penilaian adalah memberi deskripsi yang jelas bagi siswa mengenai apa yang diharapkan sebelum mereka menyelesaikan kegiatan penilaian. Jika bahasa yang digunakan dalam rubrik penilaian terlalu kompleks untuk siswa, maka keuntungan ini tidak akan didapat. Para siswa harus dapat memahami kriteria penilaian.

4. Jumlah poin/nilai yang digunakan di rubrik penilaian harus logis. Poin yang digunakan dalam rubrik penilaian analitik maupun holistik harus menggambarkan nilai kegiatan dengan jelas. Dalam rubrik penilaian analitik, jika segi-segi yang berlainan dianggap berbeda bobotnya dengan segi-segi lain dalam rubrik, maka penjelasan mengenai alasan ini harus diberikan dengan jelas.

5. Pemisahan antara level penilaian harus jelas. Skala yang digunakan dalam rubrik penilaian harus menggambarkan perbedaan yang jelas antar level pencapaian. Skala yang memerlukan pembedaan yang tidak terlalu jelas kemungkinan akan menghasilkan penilaian yang tidak konsisten. Rubrik penilaian yang memiliki kategori yang lebih sedikit dan pembedaan yang jelas lebih baik daripada rubrik penilaian yang memiliki banyak kategori dan pembedaan yang tidak jelas diantara kategori-kategori yang ada.

(32)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 28

6. Pernyataan kriteria harus adil dan tidak rancu. Seperti halnya dengan kasus pernyataan dalam kegiatan performa, pernyataan yang digunakan dalam deskripsi kriteria performa harus dinyatakan dengan cermat dan dibangun sedemikian rupa sehingga menghilangkan stereotip mengenai jenis kelamin dan etnis. Sebagai tambahan, kriteria tidak boleh memberi keuntungan yang tidak adil pada segelintir kalangan siswa yang tidak berhubungan dengan tujuan tugas.

(33)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar

29

Mengenal Struktur Rubrik

Berikut adalah struktur dari rubrik penilaian. Secara garis besar, rubrik penilaian terdiri dari Kriteria Penilaian, Skala Nilai dan Deskriptor. Kriteria /Skala Penilaian Permulaan 1 Berkembang 2 Telah Tercapai 3 Teladan 4 Penilaian Nilai 5 10 15 20 Tujuan atau Kinerja yang telah ditetapkan

Deskripsi dari karakteristik kinerja yang dapat diidentifikasi

dan menggambarkan kinerja dalam tahap permulaan.

Deskripsi dari karakteristik kinerja yang dapat diidentifikasi dan yang menggambarkan perkembangan

menuju kinerja yang unggul.

Deskripsi dari karakteristik kinerja yang dapat diidentifikasi dan yang menggambarkan kinerja yang

unggul.

Deskripsi dari karakteristik kinerja yang dapat diidentifikasi

dan yang menggambarkan kinerja yang unggul pada tahap

paling tinggi. Tujuan atau

Kinerja yang telah ditetapkan

Deskripsi dari karakteristik kinerja yang dapat diidentifikasi

dan menggambarkan kinerja dalam tahap permulaan.

Deskripsi dari karakteristik kinerja yang dapat diidentifikasi dan yang menggambarkan perkembangan

menuju kinerja yang unggul.

Deskripsi dari karakteristik kinerja yang dapat diidentifikasi dan yang menggambarkan kinerja yang

unggul.

Deskripsi dari karakteristik kinerja yang dapat diidentifikasi

dan yang menggambarkan kinerja yang unggul pada tahap

paling tinggi. Tujuan atau

Kinerja yang telah ditetapkan

Deskripsi dari karakteristik kinerja yang dapat diidentifikasi

dan menggambarkan kinerja dalam tahap permulaan.

Deskripsi dari karakteristik kinerja yang dapat diidentifikasi dan yang menggambarkan perkembangan

menuju kinerja yang unggul.

Deskripsi dari karakteristik kinerja yang dapat diidentifikasi dan yang menggambarkan kinerja yang

unggul.

Deskripsi dari karakteristik kinerja yang dapat diidentifikasi

dan yang menggambarkan kinerja yang unggul pada tahap

paling tinggi. A. Jumlah Nilai

yang Mungkin

(34)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar

30 B. Jumlah Nilai

yang Diterima

Di sini

C. Nilai Total Nilai =

(35)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 31

Sebagai contoh, berikut adalah rubrik penilaian yang dapat dipergunakan untuk menilai karya poster yang dikembangkan oleh siswa.

Rubrik Poster

No Kriteria

Penilaian 4 3 2 1 Nilai

1. Tulisan Sangat rapi,

singkat, padat, jelas, bermakna Cukup rapi,kurang singkat,makna kurang jelas Kurang rapi,kurang singkat,tidak bermakna Tidak disertai tulisan

2. Gambar Sangat sesuai

dengan tema,rapi,bersih ,menarik Sesuai dengan tema,rapi,bersih ,tetapi tidak menarik Kurang sesuai dengan tema,Tidak rapi Tidak disertai gambar 3. Konsep (Isi yang bersifat ajakan) Sangat sesuai

dengan konsep Sesuai dengan konsep Tidak sesuai dengan konsep Tidak mencantumkan unsur konsep 4. Estetika Paduan gambar,tulisan, warna sangat serasi Paduan tulisan gambar,warna serasi Paduan tulisan,gambar ,warna kurang serasi Paduan tulisan,gambar, warna sangat tidak serasi JUMLAH NILAI

Melaksanakan Penilaian Otentik

Setelah penilaian otentik dan rubrik penilaian yang menyertainya dikembangkan, tiba saatnya untuk melaksanakan penilaian terhadap para siswa. Rekomendasi-rekomendasi berikut dikembangkan secara spesifik sebagai panduan proses pelaksanaan.

Rekomendasi untuk melaksanakan penilaian performa:

1. Baik penjelasan mengenai tugas secara tertulis maupun lisan harus jelas, ringkas dan dipresentasikan dengan bahasa yang dapat dimengerti para siswa. Jika tugas dipresentasikan dalam bentuk tertulis, tingkat kemampuan membaca siswa harus diperhatikan. Para siswa harus

(36)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 32

diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengklarifikasi sebelum menyelesaikan tugas.

2. Perangkat yang sesuai harus tersedia untuk penyelesaian kegiatan penilaian. Tergantung dari kegiatannya, para siswa mungkin memerlukan akses ke sumber belajar perpustakaan, program komputer, laboratorium, kalkulator atau perangkat- perangkat. Sebelum mengerjakan tugas, guru harus menentukan perangkat-perangkat apa yang diperlukan dan memastikan bahwa perangkat - perangkat ini tersedia untuk pelaksanaan tugas.

3. Rubrik Penilaian harus didiskusikan dengan para siswa sebelum mereka menyelesaikan kegiatan penilaian. Hal ini mengijinkan para siswa untuk menyesuaikan upaya-upaya mereka sedemikian rupa sehingga memaksimalkan upaya mereka. Seringkali para guru menganggap bahwa dengan memberikan kriteria pada para siswa di awal, semua siswa akan menampilkan performa mereka yang terbaik. Kenyataannya, hal ini jarang (jika pernah) terjadi.

Tugas 3. Merancang Penilaian Otentik

Berikut adalah rancangan penilaian otentik untuk pembelajaran berbasis proyek berjudul “Jajanan Sehat, Enak dan Murah di Sekolahku” sebagai contoh.

Sebelum Proyek Berlangsung

Saat Proyek Berlangsung

Setelah Proyek Selesai

Siswa diberikan brainstorming tentang proyek agar mereka mendapatkan gambaran yang jelas dan tentang semua materi sebelum pelaksanaan proyek.

Siswa melakukan perencanaan waktu dan kebutuhan untuk

melaksanakan proyek mereka dengan mengisi sebuah

Siswa memeriksa kemajuan pelaksanaan proyek lewat Daftar Periksa Wawancara dan Pengamatan.

Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan serta mengumpulkan hasil pengamatan dan wawancara dalam Jurnal

Siswa menyusun laporan dalam bentuk Presentasi Multimedia menggunakan aplikasi penyusun multimedia. Siswa menggunakan Rubrik Presentasi Multimedia untuk melakukan penilaian diri terhadap hasil karyanya.

Siswa mengembangkan poster kampanye Jajanan Sehat

menggunakan aplikasi pengolah kata dan menggunakan Rubrik Poster untuk

(37)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 33 timeline pada lembar kerja

yang disediakan guru.

Proses menilai hasil karya mereka.

Tabel 4. Rencana penilaian otentik untuk PjBL “Jajanan Sehat, Enak dan Murah di Sekolahku”

Rencanakanlah kegiatan penilaian otentik bagi pembelajaran berbasis proyek sesuai dengan tema pembelajaran yang telah anda tentukan sebelumnya dalam Lembar Kerja Perancangan Pembelajaran Berbasis Proyek dengan langkah sebagai berikut:

1. Buka kembali file/dokumen Lembar Kerja Perancangan Pembelajaran Berbasis Proyek yang ada di dalam komputer Anda.

2. Isi bagian Rancangan Penilaian secara detil mengacu pada contoh yang

tersedia diatas.

3. Simpan dokumen tersebut dengan cara klik File > Save.

Tugas 4. Mengembangkan Rubrik Penilaian

Rubrik merupakan salah satu instrumen penilaian otentik. Dalam kegiatan ini, Anda akan mengembangkan rubrik penilaian holistik yang dapat digunakan guru dan siswa dalam melakukan penilaian produk dan kinerja yang dilakukan/dibuat. Buatlah sebuah rubrik penilaian dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Buka kembali file/dokumen Lembar Kerja Perancangan Pembelajaran Berbasis Proyek yang ada di dalam komputer Anda.

2. Buatlah sebuah rubrik penilaian untuk menilai produk dan kinerja yang telah ditentukan dalam Rencana Penilaian. Isi dan kembangkan

bagian Mengembangkan Rubrik Penilaian dengan mengisi Kriteria

(38)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 34

D. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran Berbasis Proyek

Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran berbasis proyek dapat dimanfaatkan sebagai perangkat pendukung untuk mencari informasi, mengolah informasi, menyajikan informasi dan menyebarluaskan informasi. Para siswa dapat memanfaatkan Internet dan mesin pencari untuk melakukan pencarian data dan penelitian literatur, memanfaatkan aplikasi pengolah kata, spreadsheet, dan penyusun presentasi multimedia untuk mengolah dan menyajikan informasi (termasuk dalam membuat dan menyusun portfolio digital) serta memanfaatkan email dan media sosial (wiki, blog, Facebook dan Twitter) untuk menyebarluaskan informasi.

Gambar 1. Contoh poster siswa yang dibuat dengan aplikasi pengolah kata

Tugas 5. Memanfaatkan ICT untuk Membuat Contoh Karya Siswa

Untuk mendukung kesuksesan siswa dalam pembelajaran, guru perlu menyediakan dukungan. Dalam pembelajaran berbasis proyek dukungan ini dapat berupa contoh-contoh produk, kerangka kerja, daftar periksa, dll.

Dengan adanya contoh produk akhir, maka siswa akan mendapatkan gambaran tentang bagaimana mereka akan mengembangkan produk yang

(39)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 35

menjadi tugas dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya contoh produk juga para siswa akan membuat sesuatu yang lebih baik dibandingkan dengan contoh produk yang ditampilkan oleh guru, dengan demikian hasil pembelajaran akan menjadi lebih baik.

Salah satu peran ICT dalam PjBL digunakan dalam mengembangkan portfolio digital siswa, misalnya siswa menggunakan aplikasi presentasi multimedia untuk membuat presentasi laporan penelitian, memanfaatkan aplikasi pengolah kata untuk membuat poster atau menggunakan aplikasi pengolah video untuk membuat iklan layanan masyarakat. Dengan memanfaatkan ICT untuk membuat portfolio siswa, secara tidak langsung guru telah pula mengajarkan keterampilan ICT kepada siswa dan mengajarkan kepada mereka bagaimana melakukan komunikasi efektif (untuk menyampaikan pesan) dengan membuat produk-produk publikasi.

Untuk menyediakan dukungan (support) bagi siswa, kembangkanlah sebuah contoh produk karya siswa sesuai dengan rubrik penilaian yang telah dikembangkan sebelumnya. Anda dapat mengembangkan satu buah produk, misalnya laporan penelitian dalam bentuk presentasi multimedia interaktif atau poster kampanye menggunakan aplikasi pengolah kata.

(40)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 36

LATIHAN/TUGAS

Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas dan mengerjakan beberapa tugas, kini tiba saatnya Anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan lanjutan berikut. Anda dapat mengerjakan latihan dengan mengikuti setiap instruksi dan langkah demi langkah yang ada.

Mempublikasikan Rancangan PjBL dalam Wikispaces

1. Buka alamat web: http://bimtekictdikdas.wikispaces.com dalam aplikasi

penjelajah web di komputer anda.

Gambar 2. Tampilan wiki bimtekictdikdas

2. Masuk ke halaman Proyek “Perancangan Pembelajaran Berbasis ICT”, di: http://bimtekictdikdas.wikispaces.com/project/manage/Perancangan+P embelajaran+Berbasis+ICT

(41)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 37 Gambar 3. Halaman proyek “Perancangan Pembelajaran Berbasis ICT”

3. Pilih halaman Tim sesuai dengan wilayah diselenggarakannya Bimtek. Jika lokasi pelatihan anda berada di Semarang, Jawa Tengah maka pilih Tim Wilayah Barat. Namun jika lokasi pelatihan anda berada di Denpasar, Bali maka pilih Tim Wilayah Timur.

Gambar 4. Halaman proyek “Tim Wilayah Barat”

4. Buat sebuah halaman di dalam halaman proyek, dengan cara klik tombol Add Page yang berada di sebelah kanan atas wiki.

(42)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 38 Gambar 5. Tampilan tombol Add Page

5. Tampil kotak Add Content, kemudian isian Name dengan nama lengkap

anda. Isi kotak isian tags dengan kata kunci yang mencerminkan

rancangan proyek anda. Lalu klik Create untuk membuat halaman.

Gambar 6. Membuat halaman wiki

(43)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 39

6. Isi halaman yang baru saja dibuat dengan konten rancangan PjBL yang telah dikembangkan sebelumnya. Isi halaman terdiri dari (1) Judul Proyek, (2) Nama Pengembang, (3) Jenjang Pendidikan/Kelas, (3) Durasi Proyek, (4) Deskripsi Proyek, (5) GRASPS, (6) Pertanyaan Pemandu, (7) Rancangan Penilaian, (8) Rubrik, dan (9) Contoh Karya Siswa. Setelah selesai tekan Save untuk menyimpan.

(44)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 40 RANGKUMAN

Project Based Learning adalah salah satu metode yang sangat efektif untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar dan menginternalisasikan pendekatan saintifik dalam belajar mengajar. Selain itu, dengan pemanfaatan TIK dalam Project Based Learning maka siswa akan belajar dalam suasana

menyenangkan sekaligus mendapatkan pengalaman belajar secara hands-on

dalam memanfaatkan TIK untuk berkreasi dan berinovasi dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari.

EVALUSI MATERI

Evaluasi materi dilakukan dengan menilai rancangan pembelajaran yang ada menggunakan instrumen penilaian berupa rubrik. Rubrik berikut dapat digunakan peserta untuk melakukan penilaian atas hasil kerja diri sendiri atau melakukan penilaian terhadap hasil kerja rekan sejawat (peserta lainnya).

Tabel 5. Rubrik Rancangan Pembelajaran Berbasis Proyek yang Mengintegrasikan TIK

4 3 2 1

Rancangan pembelajaran untuk mencapai standar dan tujuan

Rancangan pembelajaran saya secara jelas menunjukkan bagaimana pekerjaan yang dilakukan siswa akan membantu mereka mencapai standar dan tujuan

Rancangan pembelajaran saya menunjukkan bagaimana pekerjaan yang dilakukan siswa akan membantu mereka mencapai standar dan tujuan

Rancangan pembelajaran saya menunjukkan beberapa pekerjaan yang dilakukan siswa diarahkan kepada standar dan tujuan

Rancangan pembelajaran saya menunjukkan sedikit sekali pekerjaan yang dilakukan siswa dalam unit yang diarahkan kepada standar dan tujuan

(45)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 41

Rancangan pembelajaran yang diarahkan kepada kecakapan abad ke-21

Rancangan pembelajaran saya menyediakan pengajaran,contoh,dan berbagai peluang bagi siswa untuk mengasah dan mengembangkan kecakapan abad ke-21 yang relevan.

Rancangan pembelajaran saya menyediakan pembelajaran dan contoh untuk membantu siswa mengasah dan mengembangkan kecakapan abad ke-21 yang relevan.

Para siswa mempraktekkan kecakapan abad ke-21 selama mempelajari unit, tetapi mereka menerima sedikit sekali

pembelajaran yang mendukung

pengembangan mereka.

Para siswa jarang menggunakan kecakapan abad ke-21 selama unit pembelajaran.

Rancangan pembelajaran yang memasukkan pertanyaan pemandu

Rancangan pembelajaran saya mengintegrasikan CQFs untuk memfokuskan pembelajaran siswa pada konsep-konsep dan gagasan-gagasan besar yang penting dalam seluruh unit.

Rancangan pembelajaran saya menggunakan CQFs untuk memfokuskan pembelajaran siswa pada konsep-konsep dan gagasan-gagasan besar yang penting berulangkali dalam seluruh unit.

Penggunaan CQFs di Rancangan pembelajaran saya dangkal karena tidak digunakan untuk

memfokuskan pembelajaran siswa.

Rancangan pembelajaran saya tidak mengarah kepada CQFs.

Rancangan pembelajaran menggunakan pendekatan proyek.

Pada rancangan pembelajaran saya, siswa memiliki banyak pilihan tentang bagaimana menunjukkan pembela-jaran mereka. Mereka menampilkan hasil karya otentik dan kinerja yang dikembangkan melalui tugas dan kegiatan yang berhubungan.

Pada rancangan pembelajaran saya, siswa memiliki beberapa pilihan tentang bagaimana menunjukkan pembelajaran mereka. Mereka menampilkan hasil karya dan kinerja yang dikembangkan melalui tugas dan kegiatan yang berhubungan.

Pada rancangan pembelajaran saya, para siswa memiliki sedikit pilihan tentang bagaimana mereka menunjukkan pembelajaran mereka. Mereka menyelesaikan kegiatan lepas yang tidak berhubungan dengan produk atau kinerja akhir.

Siswa saya tidak menunjukkan pembelajaran mereka melalui karya atau kinerja.

Rancangan pembelajaran yang diarahkan kepada perbedaan-perbedaan yang dimiliki siswa

Rancangan pembelajaran saya mengakomodasi secara baik dan bijaksana perbedaan-perbedaan yang dimiliki siswa.

Rancangan pembelajaran saya mengakomodasi perbedaan-perbedaan yang dimiliki siswa.

Rancangan pembelajaran saya mengakomodasi secara minimal perbedaan-perbedaan yang dimiliki siswa.

Rancangan pembelajaran saya tidak

mengakomodasi perbedaan-perbedaan yang dimiliki siswa.

Pengintegrasian teknologi mendukung pembelajaran materi ajar

Pada rancangan pembelajaran saya, siswa menggunakan teknologi untuk meningkatkan

Siswa menggunakan teknologi untuk

memahami konsep materi ajar yang penting dan

Siswa menggunakan teknologi untuk mengeksplorasi konsep materi.

Penggunaan teknologi oleh siswa saya hanya kelihatannya saja berhubungan dengan isi

(46)

Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 42 pemahaman konsep dan

mengembangkan kecakapan-kecakapan dan strategi-strategi pada materi ajar tertentu.

mengembangkan kecakapan pada materi ajar tertentu.

materi.

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Setelah melakukan evaluasi terhadap rancangan pembelajaran Anda menggunakan rubrik penilaian diatas, Anda dapat memperkirakan tingkat keberhasilan Anda dengan memperkirakan bahwa pencapaian Anda sudah melebihi 80%, silakan Anda terus mempelajari Materi berikutnya, namun jika Anda menganggap pencapaian Anda masih kurang dari 80%, sebaiknya Anda ulangi kembali mempelajari materi ini dan memperbaiki produk rancangan pembelajaran yang dibuat.

Gambar

Tabel 2. Rancangan proyek “Jajanan Sehat, Enak dan Murah di Sekolahku”
Tabel 3. Perbedaan penilaian otentik dengan penilaian tradisional
Gambar 1. Contoh poster siswa yang dibuat dengan aplikasi pengolah kata
Gambar 2. Tampilan wiki bimtekictdikdas
+7

Referensi

Dokumen terkait

calon perekomendasi di database untuk dilakukan pencocokan karakteristik dengan user peminta rekomendasi. Proses pencocokan kemiripan antara user peminta rekomendasi

untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian saat dilakukan. Bukti audit dikatakan kompeten jika diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,

Dengan ini Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Crpta Karya D-PU yang di Tetapkan berdasarkan Keputusan Pengguna Anggaran D-PU Kabupaten Lebong Nomor 8241

[r]

[r]

Bagaimana penerapan teknik pernafasan, amba sir, teknik tounging Tu, yang baik dan benar dalam bermain instrument trumpet. Bagaimana cara memproduksi nada yang sesuai

Diagram kerja dan sistem kelistrikan dipahami berdasarkan standar praktis Diagram kerja dan sistem kelistrikan tidak dipahami Diagram kerja dan sistem kelistrikan

Yang bertandatangan di bawah ini, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota*) ... menerangkan bahwa: Nama Lembaga : ... Berdasarkan pengamatan atas kredibilitas dan kinerja